2.2 GUGATAN DAN PERMOHONAN Tindakan Sebelum Sidang HAPER
&
PERMOHONAN
GUGATAN
M.HAMIDI MASYKUR
PENGERTIAN GUGATAN
suatu
cara
untuk
mendapatkan hak yang
dikuasai orang lain atau
yang dilanggar orang
lain melalui pengadilan.
Jeremias 1993:3).
N
PENGERTIA
GUGATAN
Surat
yg
dibuat
oleh
Penggugat pihak yg merasa
hak/kepentingan
hukum
dilanggar atau dirugikan,
ditujukan ke PN, disertai
permintaan memeriksa dan
memutus agar Tergugat
dipaksa memulihkan hak
penggugat
yang
dilanggarnya
serta
memenuhi
kewajiban
lainnya
akibat
dari
dilanggarnya hak penggugat
tersebut.
(Rachmi 2012:slide no 1).
GUGATAN VS
PERMOHONAN
7. Disebut
7. Disebut
conte
1.Terdapat
erdapat konfik
a1n.Tta
GUGATAN
kepentingan
ra pihakko
nn
fg
ik
y
a
tuepdeenntignagnan
rain pihak yan sak
yaanngtala
g satu denga
yang lain
n
2.Pihaknya te
rdiri dari:
2.Pihaknya te
rdiri dari:
Orang yang m
elaku
gatan
diOrasn
maeglakkuaknangu
eg
buyt ansgeb
g
a
i
d
i
sedansgeabnutorasebagai pengguuggaata
tn
p
n
e
g
n
g
yan
se
digugguagtat
dis
ed
on
ba
rate
un
ngrg yag
t gdaennga
n
g
disebut denga
ugat digugat
n
te
rg
ugat
3. Adanya sen
keta
3. Adanya seg
ngketa
4.Pihak
k
e
ti
g
a
ihgaak
s4e.P
kaektiga dadpaapta ditarik
ba
i
p
ih
t
ditarik
sebagai pihaklawan
la
wan
5.Tersedianya
upaya bandin
g d an
k5a.T
nkya
se
ars
si eudnia
um
paeyria bandin
tu
e
kasasi untukmm
ksa putugsadnan
emeriksa putu
6.Produk yang
d
ik
eluarkan ada san
ro
d
u
k
y
p6u.P
a
lah
n
tusan
gddilikeluarkan
a
an
adalah
putusanpepneg
ngadilan
sebagai
n
sebagai
t
io
s
a
c
o
n
t
atau
e
n
t
io
gugatan sesbae
arnya atau
gugatan sebn
e
narnya
8. Sebelum
8. Sebelum
upaya
pembuktian
u
p
a
y
a
te
p
e
r
m
d
a
b
p
u
a
k
t
t
ia
n
acara jawab
terdapat
m
e
a
n
c
a
r
wab,
a
ja
w
ab meja
bantah
n
ja
ab,
membaw
bantah
t
a
dia
ntara kedua
membath
ah
diantara ke
b
e
la
h
pih
ak, baru dkua belah
p
mudian
ih
diadaakka, n barpu e
k
mudian
emereik
d
ia
d
saan
a
k
a
n
bukti-bukti. pemerik
saan
bukti-bukti.
9. Tersedia
9. Tersedia upaya hukum
banding danuju
paya hukum
ga kasasi
banding dan ju
ga kasasi
warisan
Hak Milik
Kepailitan
PMH
Wanprestasi
Ganti Rugi
contoh GUGATAN
PMH Penguasa
Perceraian
PERMOHONAN?
PERMOHONAN
BIDANG KELUARGA
1.
Permohonan izin Poligami berdasarkan pasal
5 (1) jo 4 (1) UU No 1 Tahun 1974.
2.
Permohonan izin melangsungkan perkawinan
tanpa izin orang tua pasal 6 ayat (5) UU No 1
Tahun 1974.
3.
Permohonan Pencegahan Perkawinan. Pasal
13 jo. P. 17 (1)UU No 1 Tahun 1974.
4.
Permohonan Dispensasi Nikah. Bagi calon
mempelai Pria yg belum berumur 16 Tahun
P.7 UU No 1 Tahun 1974.
5.
Permohonan Pembatalan Perkawinan.
25,26,27 UU No 1 Tahun 1974.
6.
Permohonan Pengangkatan Wali. P. 23
(2) KHI, Keppres No 1 Tahun 1991 jo.
Permenag No 2 1987.
7.
Permohonan Penegasan Pengangkatan Anak.
SEMA No 6 1983 Tanggal 30 September 1983
Tentang Penyempurnaan SEMA NO 2 Tahun
1979.
P.
PERMOHONAN
Permohonan Kepada
Pengadilan
Niaga agar Menerbitkan Penetapan
segera dan efektif berdasarkan Pasal
125 UU No 14 Tahu 2000.
1.
Mencegah berlanjutnya pelanggaran
Paten
tentang
masuknya
barang/Importasi
yang
diduga
melanggar paten.
2.
Menyimpan bukti yang berkaitan
dengan
pelanggaran paten dan
menghindari penghilangan barang
bukti.
3.
Meminta
kepada
pihak
yang
dirugikan
agar
memberitahukan
bukti
yang
menyatakan
pihak
tersebut berhak atas paten tersebut.
BIDANG PATEN
PERMOHONAN
Permohonan Kepada
Pengadilan
Niaga agar Menerbitkan Penetapan
segera dan efektif berdasarkan Pasal 85
UU No 15 Tahun 2001.
BIDANG MEREK
1.
Mencegah berlanjutnya pelanggaran
Paten
tentang
masuknya
barang/Importasi
yang
diduga
melanggar merek.
2.
Menyimpan bukti yang berkaitan
dengan
pelanggaran merek dan
menghindari penghilangan barang
bukti.
PERMOHONAN
BIDANG KONSUMEN
1.
Permohonan Penetapan Eksekusi
Kepada PN atas Putusan Majelis
Badan
Penyelesaian
Sengketa
Konsumen .P. 57 UU No 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
2.
Yurisdiksi
diajukan
kepada
PN
ditempat kediaman Konsumen yang
dirugikan.
PERMOHONAN
Permohonan atau Permintaan Eksekusi
Kepada PN atas Putusan Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) yang telah
berkekuatan hukum tetap.
BIDANG Praktik Monopoli
&persaingan
PERMOHONAN
Permohonan
Pemeriksaan
Yayasan
berdasarkan P. 53 Kepada PN untuk
mendapatkan
data/keterangan
atas
dugaan organ yayasan:
a. Melakukan
PMH atau bertentangan
dengan Anggaran Dasar Yayasan
b. Melakukan Perbuatan yang merugikan
Yayasan serta Pihak Ketiga
c. Lalai Melaksanakan Tugas
d. Melakukan Perbuatan yang merugikan
negara
S AN
A
Y
A
Y
G
N
BIDA
PERMOHONAN
1.
Permohonan
Pembuburan
PT
berdasarkan P. 7 (4) UU No 1 Tahun
1995 Jo.
2.
Permohonan izin melakukan sendiri
Pemanggilan RUPS kepada Ketua PN
berdasarkan Pasal 67 (1)
1.
2.
OAN
R
E
S
R
E
P
BIDANG
S (PT)
A
T
R
A
B
R
TE
Apabila Direksi atau Komisaris tidak
menyelenggarakan
RUPS
tahunan
pada waktu yang ditentukan
Melakukan pemanggilan sendiri RUPS
lainnya apabila Direksi atau Komisaris
setelah lewat 30 hari terhitung sejak
permintaan tidak melakukan RUPS
lainnnya.
ISI
GUGATAN
1. IDENTITAS PARA PIHAK
2. FUNDAMENTUM
PETENDI/POSITA GUGATAN
3. PETITIM GUGATAN/ TUNTUTAN
ISI
GUGATAN
1. IDENTITAS PARA PIHAK
Keterangan menyangkut jati dari Penggugat dan
Tergugat yang menerangkan
Nama
:
Pekerjaan
Tempat Tinggal
:
:
* Kesalahan menulis nama maupun alamat (Error In
Persona)
ISI
GUGATAN
Contoh
LANJUTAN
..
Error In Persona:
Penggugat
tidak memenuhi
untuk mengajukan gugatan.
alas
hak
Tidak Cakap Melakukan Tindakan Hukum
Gugatan Kurang Pihak
Kesalahan sasaran Pihak Yang Digugat
ISI
GUGATAN
LANJUTAN
..
2. FUNDAMENTUM PETENDI/POSITA
GUGATAN
“dalil-dalil
posita konkret tentang adanya hubungan hukum
yang merupakan dasar dari suatu tuntutan hak”.
Ada dua bagian
1. Fetelijkegronden
Bagian yang menguraikan
kejadian atau peristiwa perihal duduknya perkara.
tentang
2. Rechtsgronden Bagian yang menguraikan tentang adanya
hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar hukumnya.
Seberapa jauh dicantumkannya perincian
peristiwa yang dijadikan dasar tuntutan?
tentang
fakta
dan
TEORI Menyusun
DAMENTUM PETENDI/POSITA GUG
Subtantierings Theorie
Individualiseringts theo
ISI
GUGATAN
LANJUTAN
..
3. PETITUM GUGATAN / TUNTUTAN
Petitum “apa yang diminta atau diharapkan penggugat agar
diputuskan oleh hakim” (Pasal 8 Rv Petitum harus dirumuskan
jelas dan tegas)
Akibat dari tuntutan yang tidak jelas dan tegas berakibat tidak
diterimanya tuntutan tersebut.Gugatan yang berisi pertanyaan
yang bertentangan satu sama lain (Obscuur Libel)
Sebuah tuntutan dapat dibagi menjadi tiga (3), yaitu:
Tuntutan Primer atau tuntutan Pokok yang langsung berhubungan dengan
pokok perkara;
Tuntutan Tambahan, bukan tuntutan pokok yang langsung berhubungan
dengan pokok perkara;
Tuntutan subsidair atau pengganti
LANJUTAN.. (TUNTUTAN TAMBAHAN)
NO
ISTILAH
KETERANGAN
01
Biaya Perkara
Tuntutan agar tergugat dihukum u membayar
biaya perkara
02
Uitvoerbaar bij
voorraad
Tuntutan agar putusan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu meskipun ada perlawanan,
banding atau kasasi. (Instruksi MA Tanggal 13
Februari 1958)
03
Memoratoir
(membayar
bunga)
Tuntutan yang dimintakan oleh
berupa sejumlah uang tertentu.
04
Dwangsom
Tuntutan agar tergugat
membayar uang paksa.
05
Tuntutan
Nafkah
Tuntutan nafkah bagi isteri (pasal 59 ayat (2),
62,65 HOCI, 213, 229 BW. Atau pembagian
harta (pasal 66 HOCI,Pasal 323 BW)
06
Subsidair
Diajukan sebagai pengganti apabila hakim
berpendapat lain. “agar Hakim Mengadili
menurut keadilan yang benar” atau “Mohon
Hakim Putusan yang seadil-adilnya” (aequo et
Penggugat
dihukum
untuk
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
1.
POSITA & PETITUM harus singkron
2.
Antara POSITA
bertentangan
3.
Orang yang ditetapkan dalam PETITUM harus sebagai
pihak dalam berperkara
4.
PETITUM tidak membingungkan Hakim
5.
PETITUM tidak boleh berisi perintah untuk tidak
berbuat
6.
PETITUM harus runtut dan disusun sesuai dengan poinpoin posita.
&
PETITUM
tidak
boleh
saling
TEMPAT & TANGGAL
SURAT GUGATAN
TIDAK DITERIMANYA GUGATAN “NO” (Niet Onvankelijk verklaard)
1. Gugatan Prematur :
Dalam hal gugatan berkaitan dengan tanggal jatuh tempo suatu
tagihan.
2. Gugatan Kadaluarsa
Dalam hal gugatan berkaitan dengan dengan tenggang waktu
tuntutan yang disediakan oleh Undang-Undang
3.
Gugatan Menjadi Tidak Sah
Tanggal yang tertera dalam surat gugatan lebih awal dari surat
kuasa, apabila gugatan yang diajukan dengan menggunakan kuasa.
KUMULASI
GUGATAN
MACAM-MACAM KOMULASI GUGATAN
1.
Komulasi Subyektif: penggabungan dari subyek (pasal 127 HIR,151
Rbg, 1283-1284BW dan 18 Wvk
2.
Komulasi Obyektif : Penggabungan tuntutan dalam satu perkara
sekaligus. Tetapi Putusan MA No 880 K/Sip/1970 untuk menghindari
putusan yang saling bertentangan Procesual doelmatig.
Pengecualian:
3.
Gugatan tertentu yang diperlukan suatu acara khusus (gugat
cerai) sedangkan lain memerlukan acara biasa (gugatan
memenuhi perjanjian)
4.
Hakim tidak berwenang secara relative u memeriksa salah satu
tuntutan yang diajukan bersama-sama dalam satu gugatan
dengan tuntutan lain.
5.
Tuntutan tentang Bezit tidak boleh bersama-sama dengan
tuntutan tentang eigendom dalam satu gugatan pasal 103 Rv
KETENTUAN PENGGABUNGAN
1.
Harus ada hubungan batin satu sama lainnya, sehingga
memudahkan proses, dapat menghindarkan kemungkinan
putusan saling bertentangan serta bermanfaat ditinjau dari
segi acara atau Procesueel doelmatig (Yurisprudensi MARI,
tanggal 6 Mei 1975, Nomor 880 K/Sip/1973
2.
Haruslah dengan mengingat asas “ Cepat dan Murah”
(Yurisprudensi MARI, tanggal 3 Desember 1974, Nomor
1043 K/ Sip/ 1971 jo. Pasal 4 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman, asas “sederhana, cepat
dan biaya ringan”
3.
Mengenai ketentuan hukum acara yang mengaturnya tidak
ada perbedaan, misalnya tentang perkara HAKI (MEREK,
PATEN, HAK CIPTA, dll.) dengan perkara PMH berdasarkan
1365 BW (Yurisprudensi MARI, Tanggal 13 Desember 1972,
Nomor 677 K/ Sip/1972
PERUBAHAN DAN
PENCABUTAN
GUGATAN
M.HAMIDI MASYKUR SH,M.Kn
PERUBAHAN GUGATAN
1.
Perubahan thd gugatan yang belum dikirim kepada
Tergugat
2.
Perubahan thd gugatan yang telah dikirim kepada
Tergugat
Apabila bersifat prinsip maka gugatan harus dicabut
terlebih dahulu
Apabila tidak prinsip, maka perubahan dapat dilakukan
pada sidang pertama, yaitu tingkat perdamaian
(mediasi) atau sebelum pihak tergugat menyampaikan
gugatan untuk itu perlu ada persetujuan dari TERGUGAT.
(pasal 271 Rv: Penggugat mempunyai hak penuh untuk
mencabut gugatan, tanpa perlu persetujuan gugatan)
PENTING!
1.
Perubahan/ pencabutan gugatan sebelum jawaban, maka
penggugat dapat melakukan dengan cara menyampaikan
kepada Hakim, tanpa perlu persetujuan dari Tergugat
(pasal 271 ayat (1) Rv). Akan tetapi poin-poin yang diubah
atau pencabutan itu harus diberitahukan kepada pihak
lawan (Tergugat)
2.
Perubahan/Pecabutan Gugatan setelah ada jawaban dari
Tergugat, maka harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari pihak lawan (pasal 271 ayat (2) Rv
3.
Yurisprudensi MARI, tanggal 14 Oktober 1970, Nomor 546
K/Sip/ 1970 (Perubahan dan pencabutan gugatan masih
bisa dilakukan, meskipun pada tingkat pemeriksaan,
kesimpulan atau tinggal menunggu putusan, asal
mendapat persetujuan dari PIHAK LAWAN
Thank You !
M. Hamidi Masykur
Aturan yang mengatur tata cara
Pencari Keadilan
meyakinkan Hakim melalui Tuntutan
haknya.
Thank You !
M. Hamidi Masykur
PERMOHONAN
GUGATAN
M.HAMIDI MASYKUR
PENGERTIAN GUGATAN
suatu
cara
untuk
mendapatkan hak yang
dikuasai orang lain atau
yang dilanggar orang
lain melalui pengadilan.
Jeremias 1993:3).
N
PENGERTIA
GUGATAN
Surat
yg
dibuat
oleh
Penggugat pihak yg merasa
hak/kepentingan
hukum
dilanggar atau dirugikan,
ditujukan ke PN, disertai
permintaan memeriksa dan
memutus agar Tergugat
dipaksa memulihkan hak
penggugat
yang
dilanggarnya
serta
memenuhi
kewajiban
lainnya
akibat
dari
dilanggarnya hak penggugat
tersebut.
(Rachmi 2012:slide no 1).
GUGATAN VS
PERMOHONAN
7. Disebut
7. Disebut
conte
1.Terdapat
erdapat konfik
a1n.Tta
GUGATAN
kepentingan
ra pihakko
nn
fg
ik
y
a
tuepdeenntignagnan
rain pihak yan sak
yaanngtala
g satu denga
yang lain
n
2.Pihaknya te
rdiri dari:
2.Pihaknya te
rdiri dari:
Orang yang m
elaku
gatan
diOrasn
maeglakkuaknangu
eg
buyt ansgeb
g
a
i
d
i
sedansgeabnutorasebagai pengguuggaata
tn
p
n
e
g
n
g
yan
se
digugguagtat
dis
ed
on
ba
rate
un
ngrg yag
t gdaennga
n
g
disebut denga
ugat digugat
n
te
rg
ugat
3. Adanya sen
keta
3. Adanya seg
ngketa
4.Pihak
k
e
ti
g
a
ihgaak
s4e.P
kaektiga dadpaapta ditarik
ba
i
p
ih
t
ditarik
sebagai pihaklawan
la
wan
5.Tersedianya
upaya bandin
g d an
k5a.T
nkya
se
ars
si eudnia
um
paeyria bandin
tu
e
kasasi untukmm
ksa putugsadnan
emeriksa putu
6.Produk yang
d
ik
eluarkan ada san
ro
d
u
k
y
p6u.P
a
lah
n
tusan
gddilikeluarkan
a
an
adalah
putusanpepneg
ngadilan
sebagai
n
sebagai
t
io
s
a
c
o
n
t
atau
e
n
t
io
gugatan sesbae
arnya atau
gugatan sebn
e
narnya
8. Sebelum
8. Sebelum
upaya
pembuktian
u
p
a
y
a
te
p
e
r
m
d
a
b
p
u
a
k
t
t
ia
n
acara jawab
terdapat
m
e
a
n
c
a
r
wab,
a
ja
w
ab meja
bantah
n
ja
ab,
membaw
bantah
t
a
dia
ntara kedua
membath
ah
diantara ke
b
e
la
h
pih
ak, baru dkua belah
p
mudian
ih
diadaakka, n barpu e
k
mudian
emereik
d
ia
d
saan
a
k
a
n
bukti-bukti. pemerik
saan
bukti-bukti.
9. Tersedia
9. Tersedia upaya hukum
banding danuju
paya hukum
ga kasasi
banding dan ju
ga kasasi
warisan
Hak Milik
Kepailitan
PMH
Wanprestasi
Ganti Rugi
contoh GUGATAN
PMH Penguasa
Perceraian
PERMOHONAN?
PERMOHONAN
BIDANG KELUARGA
1.
Permohonan izin Poligami berdasarkan pasal
5 (1) jo 4 (1) UU No 1 Tahun 1974.
2.
Permohonan izin melangsungkan perkawinan
tanpa izin orang tua pasal 6 ayat (5) UU No 1
Tahun 1974.
3.
Permohonan Pencegahan Perkawinan. Pasal
13 jo. P. 17 (1)UU No 1 Tahun 1974.
4.
Permohonan Dispensasi Nikah. Bagi calon
mempelai Pria yg belum berumur 16 Tahun
P.7 UU No 1 Tahun 1974.
5.
Permohonan Pembatalan Perkawinan.
25,26,27 UU No 1 Tahun 1974.
6.
Permohonan Pengangkatan Wali. P. 23
(2) KHI, Keppres No 1 Tahun 1991 jo.
Permenag No 2 1987.
7.
Permohonan Penegasan Pengangkatan Anak.
SEMA No 6 1983 Tanggal 30 September 1983
Tentang Penyempurnaan SEMA NO 2 Tahun
1979.
P.
PERMOHONAN
Permohonan Kepada
Pengadilan
Niaga agar Menerbitkan Penetapan
segera dan efektif berdasarkan Pasal
125 UU No 14 Tahu 2000.
1.
Mencegah berlanjutnya pelanggaran
Paten
tentang
masuknya
barang/Importasi
yang
diduga
melanggar paten.
2.
Menyimpan bukti yang berkaitan
dengan
pelanggaran paten dan
menghindari penghilangan barang
bukti.
3.
Meminta
kepada
pihak
yang
dirugikan
agar
memberitahukan
bukti
yang
menyatakan
pihak
tersebut berhak atas paten tersebut.
BIDANG PATEN
PERMOHONAN
Permohonan Kepada
Pengadilan
Niaga agar Menerbitkan Penetapan
segera dan efektif berdasarkan Pasal 85
UU No 15 Tahun 2001.
BIDANG MEREK
1.
Mencegah berlanjutnya pelanggaran
Paten
tentang
masuknya
barang/Importasi
yang
diduga
melanggar merek.
2.
Menyimpan bukti yang berkaitan
dengan
pelanggaran merek dan
menghindari penghilangan barang
bukti.
PERMOHONAN
BIDANG KONSUMEN
1.
Permohonan Penetapan Eksekusi
Kepada PN atas Putusan Majelis
Badan
Penyelesaian
Sengketa
Konsumen .P. 57 UU No 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
2.
Yurisdiksi
diajukan
kepada
PN
ditempat kediaman Konsumen yang
dirugikan.
PERMOHONAN
Permohonan atau Permintaan Eksekusi
Kepada PN atas Putusan Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) yang telah
berkekuatan hukum tetap.
BIDANG Praktik Monopoli
&persaingan
PERMOHONAN
Permohonan
Pemeriksaan
Yayasan
berdasarkan P. 53 Kepada PN untuk
mendapatkan
data/keterangan
atas
dugaan organ yayasan:
a. Melakukan
PMH atau bertentangan
dengan Anggaran Dasar Yayasan
b. Melakukan Perbuatan yang merugikan
Yayasan serta Pihak Ketiga
c. Lalai Melaksanakan Tugas
d. Melakukan Perbuatan yang merugikan
negara
S AN
A
Y
A
Y
G
N
BIDA
PERMOHONAN
1.
Permohonan
Pembuburan
PT
berdasarkan P. 7 (4) UU No 1 Tahun
1995 Jo.
2.
Permohonan izin melakukan sendiri
Pemanggilan RUPS kepada Ketua PN
berdasarkan Pasal 67 (1)
1.
2.
OAN
R
E
S
R
E
P
BIDANG
S (PT)
A
T
R
A
B
R
TE
Apabila Direksi atau Komisaris tidak
menyelenggarakan
RUPS
tahunan
pada waktu yang ditentukan
Melakukan pemanggilan sendiri RUPS
lainnya apabila Direksi atau Komisaris
setelah lewat 30 hari terhitung sejak
permintaan tidak melakukan RUPS
lainnnya.
ISI
GUGATAN
1. IDENTITAS PARA PIHAK
2. FUNDAMENTUM
PETENDI/POSITA GUGATAN
3. PETITIM GUGATAN/ TUNTUTAN
ISI
GUGATAN
1. IDENTITAS PARA PIHAK
Keterangan menyangkut jati dari Penggugat dan
Tergugat yang menerangkan
Nama
:
Pekerjaan
Tempat Tinggal
:
:
* Kesalahan menulis nama maupun alamat (Error In
Persona)
ISI
GUGATAN
Contoh
LANJUTAN
..
Error In Persona:
Penggugat
tidak memenuhi
untuk mengajukan gugatan.
alas
hak
Tidak Cakap Melakukan Tindakan Hukum
Gugatan Kurang Pihak
Kesalahan sasaran Pihak Yang Digugat
ISI
GUGATAN
LANJUTAN
..
2. FUNDAMENTUM PETENDI/POSITA
GUGATAN
“dalil-dalil
posita konkret tentang adanya hubungan hukum
yang merupakan dasar dari suatu tuntutan hak”.
Ada dua bagian
1. Fetelijkegronden
Bagian yang menguraikan
kejadian atau peristiwa perihal duduknya perkara.
tentang
2. Rechtsgronden Bagian yang menguraikan tentang adanya
hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar hukumnya.
Seberapa jauh dicantumkannya perincian
peristiwa yang dijadikan dasar tuntutan?
tentang
fakta
dan
TEORI Menyusun
DAMENTUM PETENDI/POSITA GUG
Subtantierings Theorie
Individualiseringts theo
ISI
GUGATAN
LANJUTAN
..
3. PETITUM GUGATAN / TUNTUTAN
Petitum “apa yang diminta atau diharapkan penggugat agar
diputuskan oleh hakim” (Pasal 8 Rv Petitum harus dirumuskan
jelas dan tegas)
Akibat dari tuntutan yang tidak jelas dan tegas berakibat tidak
diterimanya tuntutan tersebut.Gugatan yang berisi pertanyaan
yang bertentangan satu sama lain (Obscuur Libel)
Sebuah tuntutan dapat dibagi menjadi tiga (3), yaitu:
Tuntutan Primer atau tuntutan Pokok yang langsung berhubungan dengan
pokok perkara;
Tuntutan Tambahan, bukan tuntutan pokok yang langsung berhubungan
dengan pokok perkara;
Tuntutan subsidair atau pengganti
LANJUTAN.. (TUNTUTAN TAMBAHAN)
NO
ISTILAH
KETERANGAN
01
Biaya Perkara
Tuntutan agar tergugat dihukum u membayar
biaya perkara
02
Uitvoerbaar bij
voorraad
Tuntutan agar putusan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu meskipun ada perlawanan,
banding atau kasasi. (Instruksi MA Tanggal 13
Februari 1958)
03
Memoratoir
(membayar
bunga)
Tuntutan yang dimintakan oleh
berupa sejumlah uang tertentu.
04
Dwangsom
Tuntutan agar tergugat
membayar uang paksa.
05
Tuntutan
Nafkah
Tuntutan nafkah bagi isteri (pasal 59 ayat (2),
62,65 HOCI, 213, 229 BW. Atau pembagian
harta (pasal 66 HOCI,Pasal 323 BW)
06
Subsidair
Diajukan sebagai pengganti apabila hakim
berpendapat lain. “agar Hakim Mengadili
menurut keadilan yang benar” atau “Mohon
Hakim Putusan yang seadil-adilnya” (aequo et
Penggugat
dihukum
untuk
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
1.
POSITA & PETITUM harus singkron
2.
Antara POSITA
bertentangan
3.
Orang yang ditetapkan dalam PETITUM harus sebagai
pihak dalam berperkara
4.
PETITUM tidak membingungkan Hakim
5.
PETITUM tidak boleh berisi perintah untuk tidak
berbuat
6.
PETITUM harus runtut dan disusun sesuai dengan poinpoin posita.
&
PETITUM
tidak
boleh
saling
TEMPAT & TANGGAL
SURAT GUGATAN
TIDAK DITERIMANYA GUGATAN “NO” (Niet Onvankelijk verklaard)
1. Gugatan Prematur :
Dalam hal gugatan berkaitan dengan tanggal jatuh tempo suatu
tagihan.
2. Gugatan Kadaluarsa
Dalam hal gugatan berkaitan dengan dengan tenggang waktu
tuntutan yang disediakan oleh Undang-Undang
3.
Gugatan Menjadi Tidak Sah
Tanggal yang tertera dalam surat gugatan lebih awal dari surat
kuasa, apabila gugatan yang diajukan dengan menggunakan kuasa.
KUMULASI
GUGATAN
MACAM-MACAM KOMULASI GUGATAN
1.
Komulasi Subyektif: penggabungan dari subyek (pasal 127 HIR,151
Rbg, 1283-1284BW dan 18 Wvk
2.
Komulasi Obyektif : Penggabungan tuntutan dalam satu perkara
sekaligus. Tetapi Putusan MA No 880 K/Sip/1970 untuk menghindari
putusan yang saling bertentangan Procesual doelmatig.
Pengecualian:
3.
Gugatan tertentu yang diperlukan suatu acara khusus (gugat
cerai) sedangkan lain memerlukan acara biasa (gugatan
memenuhi perjanjian)
4.
Hakim tidak berwenang secara relative u memeriksa salah satu
tuntutan yang diajukan bersama-sama dalam satu gugatan
dengan tuntutan lain.
5.
Tuntutan tentang Bezit tidak boleh bersama-sama dengan
tuntutan tentang eigendom dalam satu gugatan pasal 103 Rv
KETENTUAN PENGGABUNGAN
1.
Harus ada hubungan batin satu sama lainnya, sehingga
memudahkan proses, dapat menghindarkan kemungkinan
putusan saling bertentangan serta bermanfaat ditinjau dari
segi acara atau Procesueel doelmatig (Yurisprudensi MARI,
tanggal 6 Mei 1975, Nomor 880 K/Sip/1973
2.
Haruslah dengan mengingat asas “ Cepat dan Murah”
(Yurisprudensi MARI, tanggal 3 Desember 1974, Nomor
1043 K/ Sip/ 1971 jo. Pasal 4 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman, asas “sederhana, cepat
dan biaya ringan”
3.
Mengenai ketentuan hukum acara yang mengaturnya tidak
ada perbedaan, misalnya tentang perkara HAKI (MEREK,
PATEN, HAK CIPTA, dll.) dengan perkara PMH berdasarkan
1365 BW (Yurisprudensi MARI, Tanggal 13 Desember 1972,
Nomor 677 K/ Sip/1972
PERUBAHAN DAN
PENCABUTAN
GUGATAN
M.HAMIDI MASYKUR SH,M.Kn
PERUBAHAN GUGATAN
1.
Perubahan thd gugatan yang belum dikirim kepada
Tergugat
2.
Perubahan thd gugatan yang telah dikirim kepada
Tergugat
Apabila bersifat prinsip maka gugatan harus dicabut
terlebih dahulu
Apabila tidak prinsip, maka perubahan dapat dilakukan
pada sidang pertama, yaitu tingkat perdamaian
(mediasi) atau sebelum pihak tergugat menyampaikan
gugatan untuk itu perlu ada persetujuan dari TERGUGAT.
(pasal 271 Rv: Penggugat mempunyai hak penuh untuk
mencabut gugatan, tanpa perlu persetujuan gugatan)
PENTING!
1.
Perubahan/ pencabutan gugatan sebelum jawaban, maka
penggugat dapat melakukan dengan cara menyampaikan
kepada Hakim, tanpa perlu persetujuan dari Tergugat
(pasal 271 ayat (1) Rv). Akan tetapi poin-poin yang diubah
atau pencabutan itu harus diberitahukan kepada pihak
lawan (Tergugat)
2.
Perubahan/Pecabutan Gugatan setelah ada jawaban dari
Tergugat, maka harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari pihak lawan (pasal 271 ayat (2) Rv
3.
Yurisprudensi MARI, tanggal 14 Oktober 1970, Nomor 546
K/Sip/ 1970 (Perubahan dan pencabutan gugatan masih
bisa dilakukan, meskipun pada tingkat pemeriksaan,
kesimpulan atau tinggal menunggu putusan, asal
mendapat persetujuan dari PIHAK LAWAN
Thank You !
M. Hamidi Masykur
Aturan yang mengatur tata cara
Pencari Keadilan
meyakinkan Hakim melalui Tuntutan
haknya.
Thank You !
M. Hamidi Masykur