Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang

  

Pengaruh Peran Pengawas Terhadap

Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang

a b*

  

Ulva Fitri Kurniasih , I Komang Arthana

a

  Universitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia

  

komang.arthana@staf.undana.ac.id )

(

  • ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran pengawas (fungsi

    pengawas (X ) dan kompetensi pengawas (X )) terhadap efektivitas sistem informasi

  • 1 2

    akuntansi koperasi simpan pinjam di Kota Kupang. Populasi dalam penelitian ini adalah

    100 koperasi simpan pinjam yang aktif dan terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota

    Kupang. Sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling dengan kriteria koperasi aktif dan

    telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2016, menerapkan sistem

    informasi akuntansi dan berdasarkan pemeringkatan aset tertinggi Teknik analisis data

    menggunakan uji kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan regresi linear

    berganda. Hasil pengujian uji t menunjukkan Fungsi Pengawas berpengaruh positif tidak

    signifikan terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi, sementara Kompetensi

    Pengawas berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi.

    Hasil pengujian uji F menunjukkan nilai Adjusted R Square atas Pengaruh Peran Pengawas

    Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi sebesar 10,3%. Dari hasil pengujian ini

    dapat disimpulkan bahwa peranan pengawas dalam koperasi memiliki pengaruh yang kecil

    terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

    Kata Kunci: Pengawasan Koperasi, Audit Internal, Fungsi Pengawas, Kompetensi

    Pengawas, Sistem Informasi Akuntansi

      PENDAHULUAN Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

      Koperasi adalah badan usaha merupakan lembaga keuangan yang yang beranggotakan orang-orang atau bergerak disektor jasa keuangan badan hukum koperasi dengan mempunyai kedudukan yang sangat melandaskan kegiatannya vital dalam menunjang sektor riil berdasarkan prinsip koperasi yang diusahakan oleh masyarakat sekaligus sebagai gerakan ekonomi koperasi. Kegiatan usaha simpan rakyat berdasar atas asas pinjam dilakukan untuk menghimpun kekeluargaan. Salah satu jenis dana dan menyalurkannya melalui koperasi yang berkembang pesat di kegiatan usaha simpan pinjam dari masyarakat adalah KSP, sampai dan untuk anggota koperasi yang dengan saat ini, KSP mendominasi bersangkutan, calon anggota koperasi perkembangan koperasi Indonesia. yang bersangkutan dan koperasi lain

      Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      serta anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan semakin terbukanya masyarakat yang menggunakan jasa koperasi untuk mewujudkan NTT sebagai provinsi koperasi. Jumlah KSP sampai dengan 2016 terdapat 140 unit, namun yang aktif beroperasi hanya 100 unit, sebanyak 40 unit KSP dinyatakan tidak aktif/ dibekukan dengan dicabut ijin operasi oleh Dinas Koperasi Kota Kupang.

      Pengawasan terhadap pengelolaan usaha koperasi sangat diperlukan guna menghindari kesalahan-kesalahan pada administrasi dan sistem informasi pembukuan keuangan. Kesalahan pada administrasi ini dapat berakibat fatal bagi koperasi karena dapat menyebabkan kerugian. Pengawasan internal koperasi dilakukan untuk memastikan bahwa target dan standar yang tertuang dalam rencana kerja berjalan sesuai rencana

      Bentuk pengawasan dan pemeriksaan dalam organisasi koperasi dapat disebut sebagai kegiatan internal audit. Internal audit dilakukan oleh auditor internal. internal audit dilakukan melalui pembentukan badan pengawas. Fungsi auditor internal dalam koperasi dijalankan oleh badan pengawas. Peran pengawas sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan memeriksa sistem informasi akuntansi yang sudah dijalankan oleh pengurus, apakah sesuai kebijakan atau keluar dari kebijakan. Pengawas memiliki fungsi pokok mengawasi dan melihat apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidak penjagaan terhadap kekayaan perusahaan, mengawasi efisiensi dan efektivitas sistem dan prosedur kegiatan perusahaan, serta mengawasi keandalan informasi yang dihasilkan oleh koperasi.

      Sistem informasi pengolahan data keuangan koperasi simpan pinjam membantu pihak koperasi dalam melakukan perhitungan data keuangan bulanan (simpanan dan angsuran), penentuan besar bunga pinjaman, pengolahan data keuangan tahunan (Sisa Hasil Usaha) dan sistem juga dapat memberikan keputusan sementara dalam pemberian kredit. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Sistem Informasi Akuntansi yang efektif dapat mengolah dan menghasilkan informasi yang memadai dan dibutuhkan koperasi. Efektivitas sistem informasi dapat dipengaruhi oleh dukungan pengurus dan pengawas koperasi, kemampuan teknik personel dan program pendidikan pelatihan (kompetensi), penggunaan software, penggunaan metode kuantitatif dan ukuran organisasi.

      Pengawas koperasi diperlukan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian sistem informasi akuntansi yang dijalankan koperasi. Namun, seberapa besar pengaruh dari fungsi pengawas dan komeptensi yang dimiliki pengawas terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi dalam koperasi simpan pinjam di Kota Kupang belum diketahui secara pasti apakah memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Dalam Koperasi Simpan Pinjam”.

      Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris bahwa fungsi dan kompetensi pengawas berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi simpan pinjam secara parsial dan simultan.

      TINJAUAN PUSTAKA Audit Internal

      Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Sukrisno Agoes, 2000). Audit internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Audit internal memberikan nilai, mengatur badan dan manajemen senior sebagai sumber tujuan saran independen.

      Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasikan dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      ekonomis, dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk konsultan dengan manajemen dan membantu menjalankan tanggung jawabnya secara efektif (Sawyer’s, 2005). Adapun menurut Sukrisno Agoes (2000), Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan- ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Badan pengawas koperasi menjalankan fungsi audit internal dalam koperasi dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan, sehingga sebagian indikator pengukuran pengawas menggunakan teori auditor internal. Departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam:

      1. Mengawasi kegiatan yang tidak bisa diawasi oleh manajemen puncak

      2. Mengidentifikasi dan meminimalisasi risiko

      3. Memvalidasi laporan ke manajemen

      4. Membantu manajemen dalam bidang teknis

      5. Membantu proses pengambilan keputusan

      6. Menganalisa masa lalu dan masa depan

      7. Membantu manajer mengelola perusahaan.

      Jenis Audit Internal Terdapat tiga jenis kegiatan audit yang biasanya dilakukan, yaitu:

      1. Audit laporan keuangan, memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan akuntansi (baik informasi keuangan dan operasional) dan menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal.

      2. Audit operasional atau manajemen, berkaitan dengan penggunaan secara ekonomi dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

      3. Audit sistem informasi akuntansi (tujuan), melakukan tinjauan atas pengendalian sistem informasi akuntansi untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektivitas dalam menjaga aset perusahaan.

      Peran Pengawas Koperasi Proses pemeriksaan dan pengawasan koperasi dapat dilakukan oleh badan pemeriksa yang ada didalam organisasi koperasi yaitu oleh pengawas yang menjalankan fungsi auditor internal. Pengawas melakukan pemeriksaannya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan juga memiliki sifat yang jujur dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun (independen). Di pundak mereka terdapat beban yang besar yaitu mengawasi jalannya kegiatan koperasi secara keseluruhan serta mengawasi kinerja pengurus dan karyawan koperasi dalam melaksanakan kewajibannya.

      Pengawas adalah perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan rapat anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan, serta penyuluhan. Sebenarnya tugas dari pengawas bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota dan memperbaiki kesalahan yang terjadi sesuai dengan peraturan koperasi yang ditetapkan, sehingga tidak menyimpang dari apa yang telah disepakati bersama. Apabila menemukan kesalahan maka pengawas perlu mendiskusikannya bersama pengurus untuk mengambil tindakan. Pengawas memegang peranan penting dalam koperasi, berikut adalah aktivitas pemeriksaan/ pengawasan internal dan peran pengawas koperasi:

      1. Compliance. Aktivitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-peraturan dan praktek usaha yang lazim serta undang- undang dan peraturan pemerintah.

      2. Verifikasi. Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan fisik koperasi.

      3. Evaluasi. Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian internal yang ditetapkan koperasi dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya.

      4. Merekomendasi.

      Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen atas bagian yang telah diawasi.

      Pengawas dipilih dari, dan, oleh anggota dalam rapat anggota. Bertanggung jawab kepada rapat anggota, tidak merangkap sebagai pengurus atau pelaksana usaha serta persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Untuk menjadi seorang pengawas Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      koperasi dibutuhkan kompetensi yang memadai seperti pengetahuan di bidang perkoperasian, teknik pengawasan dan keterampilan dalam menyusun laporan yang akan dipertanggungjawakan bersama saat rapat anggota. Berikut adalah beberapa hak dan kewajiban dari pengawas koperasi: 1.

      Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

      2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.

      3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

      4. Memberikan koreksi, saran, teguran, dan peringatan kepada pengurus.

      5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. Fungsi Pengawas

      Keseluruhan tujuan pemeriksaan dan pengawasan adalah untuk membantu segenap anggota dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberi mereka analisis, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Untuk mencapai keseluruhan tujuan ini, maka pengawas harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut: 1.

      Memeriksa tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha- usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus.

      2. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya.

      3. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana/ pengurus terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

      4. Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggung jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.

      5. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan.

      6. Menilai prestasi kerja para pengurus dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditetapkan.

      7. Melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada rapat anggota.

      Fungsi pengawas koperasi adalah melaksanakan semua tugas dan kewajiban yang telah diberikan/ ditetapkan. Pengawas yang telah melaksanakan fungsinya berarti telah menjalankan peran sebagai seorang pengawas koperasi. Fungsi pengawas menunjukkan bahwa pengawas tidak mempunyai tugas untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari sebagai pengurus karena adanya perbedaan fungsi pengawas dan pengurus dimana pengawas yang melakukan pemeriksaan dan melaporkan hasilnya dalam rapat anggota agar anggota-anggota yang mempunyai hak tertinggi dalam koperasi dapat mengetahui kemajuan-kemajuan atau kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan pengurus. Kompetensi Pengawas

      Kompetensi pengawas koperasi diartikan sebagai sebuah hubungan cara-cara setiap pengawas memanfaatkan pengetahuan, keahlian dan perilakunya dalam bekerja (Sawyer et. al., 2005). Seorang pengawas harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens, 2008). Kompetensi dapat diukur melalui beberapa indikator (Standar Kompetensi Auditor, BPKP: 2010), yaitu:

      1. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan fakta, informasi dan keahlian yang diperoleh seseorang melalui pendidikan, baik secara teori maupun pemahaman praktis. Kompetensi dalam aspek pengetahuan merupakan pengetahuan di bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pengawas di semua tingkat atau jenjang jabatan. Perolehan pengetahuan melibatkan proses kognitif yang kompleks meliputi: persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan argumentasi.

      2. Keterampilan/ Keahlian (Skill) Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas dengan baik atau lebih baik dari rata- rata. Kompetensi dari aspek keterampilan/ keahlian merupakan keterampilan/ keahlian di bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pengawas di semua tingkatan atau jenjang jabatan. Keterampilan/ keahlian dari pengawas dapat ditingkatan melalui program pendidikan pelatihan yang diadakan.

      3. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1994:15). Pengalaman kerja merupakan ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas sutau pekerjaan dan telah melaksanakan Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      pekerjaan tersebut dengan baik (Ranupandojo, 1994:71).

      Sistem Informasi Akuntansi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Sistem informasi adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi komputer untuk menyajikan informasi kepada para pemakainya dalam pengambilan keputusan.

      Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan dan pengambilan keputusan (Mulyadi, 2001). Krismiaji (2002), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Adapun sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi (Wahyono, 2004).

      Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Terdapat 3 tujuan utama yang umum bagi semua sistem termasuk sistem informasi akuntansi (Hall, 2007), yaitu : 1.

      Mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan atau pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan- laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban.

      2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk tanggung jawab pengambilan keputusan.

      3. Mendukung kegiatan informasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi ponsel informasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

      Terdapat 5 fungsi sistem informasi akuntansi (Wilkinson, 2000), yaitu sebagai berikut:

      1. Pengumpulan data. Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data (data capture) menarik data kedalam sistem. Setelah “ditangkap” data biasanya dicatat kedalam formulir- formulir pengajuan kredit/ formulir keanggotaan simpan pinjam yang dikenal sebagai dokumen sumber. Data juga bisa diabsahkan untuk menjamin kecermatan dan dikelompokkan agar bisa ditempatkan pada kategori yang telah ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau dipindahkan dari tempat “penangkapan” ketempat “pemrosesan”.

      2. Pemrosesan data. Sebelum menjadi informasi yang berguna, data anggota yang telah dikumpulkan harus diproses terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap pembahasan data yang terkumpul bisa diikhtisarkan dengan menjumlahkan transaksi yang sejenis. Data bisa dialihkan ke dokumen atau media lain, data juga bisa ditumpuk dengan mengumpulkan transaksi serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan karena itu data bisa diciptakan.

      3. Manajemen data. Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpanan data bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara yang relatif permanen atau bersifat sementara menunggu pemrosesan selanjutnya. Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar mencerminkan operasi, peristiwa, dan keputusan yang tersimpan untuk diproses lebih lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang berguna. Namun, masih ada koperasi yang menggunakan manajemen data tradisional, sehingga menimbulkan data yang berlebihan karna banyaknya duplikasi pada file-file data dan ketergantungan data pada program/ software, dengan demikian apabila terjadi perubahan susunan atau format data akan diperlukan perubahan semua Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      program yang terkait dengan data tersebut.

      4. Pengembalian dan pengamanan data. Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebag`ainya. Untuk itu, satu tugas penting pada sistim informasi adalah melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.

      5. Pengadaan informasi. Tugas akhir dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang telah diproses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

      Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

      1. Dukungan Manajemen Puncak Manajemen puncak bertanggungjawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi (SI). Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan SI.

      2. Kemampuan Teknik Personel Tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir secara langsung mempengaruhi kepuasan dalam sistem informasi berbasis komputer. Pengguna akhir maupun pengguna yang akan mengawasi sistem informasi harus memiliki kemampuan teknik personel mengenai sistem informasi agar dapat mengoperasikannya dan mengawasinya dengan baik, sehingga mempengaruhi efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi.

      3. Program Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan dan pendidikan bagi pengguna sangat membantu untuk mendapatkan kemampuan dalam mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan SI Ukuran organisasi berhubungan agar dapat mengelola SI dengan dengan keberhasilan SI, karena baik dan menghasilkan informasi dana atau dukungan sumber daya yang relevan untuk pengambilan lebih memadai dalam organisasi keputusan. Kemampuan ini dapat yang lebih besar. Jika sumber daya mengarah pada peningkatan tidak memadai, maka akan kinerja dari sistem informasi memungkinkan perancang sistem akuntansi. tidak dapat mengikuti prosedur

      4. Penggunaan Software dan pengembangan normal dengan Pengembangan Sistem memadai, sehingga meningkatkan Penggunaan software dalam arti risiko kegagalan sistem. lebih luas adalah software yang

      METODE menghasilkan data yang akurat, Jenis Penelitian tepat waktu, relevan dan

      Jenis penelitian ini adalah jenis mengakses data dengan cepat. penelitian pengujian hipotesis dengan

      Software yang mempunyai akses menggunakan pendekatan deskriptif data yang cepat akan menghemat kuantitatif. waktu dan lebih efisien. Pengembangan sistem informasi

      Obyek Penelitian dimulai dari tahapan perancangan, Populasi dalam penelitian ini pelaksanaan sampai dengan adalah Koperasi Simpan Pinjam yang pengoperasian dan perawatan. memiliki pengawas dan sistem

      Setelah dipastikan sistem tersebut informasi akuntansi. Adapun objek berjalan sebagaimana mestinya, penelitiannya adalah pengawas selanjutnya agar hasil dari sistem koperasi. dapat dipercaya oleh publik maka

      Jenis dan Sumber Data diperlukan pemeriksaan sistem.

      Jenis data dalam penelitian ini

      5. Penggunaan Metode Kuantitatif adalah data primer dan data Dengan menggunakan metode sekunder. Sumber data primer kuantitatif, informasi yang merupakan metode pengumpulan dihasilkan menjadi dasar dalam data dengan menggunakan alat/ pengambilan keputusan oleh instrumen berupa kuesioner. Data manajemen akan lebih terarah sekunder merupakan sumber yang sehingga keputusan yang dibuat tidak langsung memberikan data akan lebih efektif. kepada pengumpul, misalnya melalui

      6. Ukuran Organisasi

      Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      orang lain atau melihat dokumen, jenjang pendidikan, pelatihan data sekunder peneliti peroleh melalui profesional, keterampilan/ Dinas Koperasi dan UKM Kota keahlian dan pengalaman kerja. Kupang.

      2. Efektivitas sistem informasi akuntansi di ukur dengan Definisi Operasional Variabel indikator yaitu karakteristik Sistem Penelitian

      Informasi Akuntansi (SIA), tujuan Agar tidak terjadi kesalahan

      SIA dan faktor yang mempengaruhi dalam menginterpretasikan judul kinerja SIA. skripsi ini dan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik agar Teknik Pengumpulan Data tercipta kesatuan persepsi antara Teknik pengumpulan data dalam peneliti dan pembaca, maka peneliti penelitian ini menggunakan tinjauan merasa perlu untuk membahas kepustakaan dan tinjauan lapangan. beberapa definisi operasional, yaitu: Tinjauan kepustakaan merupakan

      1. Pengawas adalah perangkat suatu teknik dengan mengumpulkan, organisasi yang mendapat kuasa membaca dan mempelajari literatur dari rapat anggota untuk serta referensi yang relevan dengan mengawasi pelaksanaan keputusan permasalahan yang dikaji untuk rapat anggota yang khususnya mendapatkan kejelasan konsep untuk menyangkut organisasi, penyusunan penelitian. Tinjauan kelembagaan, serta penyuluhan. lapangan merupakan teknik yang Variabel independen penelitian ini digunakan dengan metode survey. adalah fungsi pengawas (X ) dan Data diperoleh langsung di lapangan

      1

      kompetensi pengawas (X ), dimana melalui wawancara dan instrumen

      2

      fungsi pengawas diukur dengan berupa kuesioner yang dibagikan indikator tugas yang dijalankan secara langsung kepada pengawas pengawas seperti pengawasan koperasi simpan pinjam. kebijakan dan pengelolaan

      Metode Analisis Data koperasi, pelaporan hasil Pengujian hipotesis dalam pengawasan, pemeriksaan tata penelitian ini mengunakan analisis kehidupan koperasi, pemberian regresi linear berganda. Metode informasi bagi manajemen dan analisis data akan dilakukan dengan penilai independen, sedangkan bantuan aplikasi komputer program kompetensi pengawas diukur Statistical Package for the Social dengan indikator pengetahuan/ Science (SPSS). Uji Kualitas Data Sebelum kuesioner penelitian disebarkan ke responden/ objek penelitian, sebelumnya instrument pernyataan dalam kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya, apakah data/ pernyataan instrument yang akan disebar sudah valid dan reliable atau belum dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.

      Statistik Deskriptif Statistik deskriptif melihat gambaran secara umum dari data yang didapatkan. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel.

      Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi, diperlukan pengujian asumsi sebagai persyaratan dalam analisis agar data-data dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik atas model regresi berganda adalah uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.

      PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menyatakan bahwa peran pengawas dalam hal ini fungsi pengawas dan kompetensi pengawas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis di tolak. Peran pengawas memiliki pengaruh yang sangat kecil dalam menunjang efektivitas sistem informasi akuntansi, hal ini disebabkan karena pengawas koperasi tidak menjalankan fungsi pengawasannya dengan rutin, dan hanya mengawasi operasional tahunan koperasi.

      1. Pengaruh Fungsi Pengawas

      Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

      Hasil pengujian terhadap hipotesis H

      1

      menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,786 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Hasil uji t menunjukkan bahwa fungsi pengawas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, artinya fungsi pengawas tidak memiliki pengaruh yang berarti atau tidak banyak berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Fungsi pengawas koperasi dalam menunjang efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh sangat kecil, hal ini disebabkan karena masih banyak pengawas yang belum melakukan Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      pengawasan terhadap sistem informasi akuntansi agar sistem informasi yang dijalankan menjadi lebih efektif. Berdasarkan jawaban responden pada kuesioner yang berkaitan dengan fungsi pengawas, item pernyataan yang paling banyak memiliki skor terendah adalah item 2, 4, 5, 6, 7 dan 11.

      Item pernyataan 2 berkaitan dengan evaluasi kecukupan pengendalian yang efektif dimana pengawas masih jarang mengevaluasi/ menilai kecukupan proses pengendalian dalam koperasi, padahal sebuah koperasi harus membangun pengendalian yang efektif agar mendukung koperasi dalam mengelola risiko dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian koperasi diharapkan dapat memastikan informasi keuangan dan informasi operasional yang handal dan memiliki integritas, untuk menghasilkan informasi yang handal dan berintegritas tentunya dibutuhkan suatu sistem informasi yang efektif pula. Fungsi pengawas yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi dijelaskan pada item pernyataan nomor 4, 5, 6, 7 dan 11, kelima item pernyataan tersebut memiliki nilai terendah sehingga berdasarkan jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pengawas belum begitu berperan aktif dalam melakukan pengawasan sistem informasi akuntansi.

      2. Pengaruh Kompetensi Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Hasil pengujian terhadap hipotesis H

      2 menunjukkan bahwa kompetensi pengawas berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Hasil uji t menunjukkan adanya hubungan positif dan pengaruh antara kompetensi dan efektivitas sistem informasi akuntansi. Jika kompetensi seorang pengawas meningkat maka akan memberikan kontribusi sebesar 34,1% pada efektivitas sistem informasi akuntansi. Secara teoritis, kompetensi merupakan faktor penunjang efektivitas sistem informasi akuntansi, namun akan lebih menunjang apabila kompetensi tersebut dimiliki oleh pengguna akhir yang menjalankan sistem dan pengawas yang akan mengawasi sistem tersebut. Suatu informasi yang berkualitas dihasilkan dengan dukungan pengguna yang kompeten terutama dalam penerapan sistem informasi akuntansi. Pengawas harus memiliki kompetensi yang memadai dan kemampuan untuk melakukan review terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi. Seperti pada variabel fungsi pengawas item pernyataan 11, dapat dilihat bahwa pengawas tidak menjalankan fungsinya dalam melakukan review pelaksanaan sistem informasi. Kemampuan yang dimiliki pengawas untuk melakukan review sistem informasi masih kurang, sehingga pengetahuan dan keahlian dalam menggunakan komputer masih kurang. Berdasarkan masalah tersebut, pengawas membutuhkan pendidikan dan pelatihan komputer/ sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengawasan secara efektif yang memusatkan pada titik-titik penyimpangan yang paling sering terjadi dan menimbulkan akibat yang fatal terutama pada sistem informasi akuntansi.

      3. Pengaruh Fungsi dan Kompetensi Pengawas (Peran Pengawas) Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

      Hasil uji F ini berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan/ pengaruh yang sangat kecil antara fungsi pengawas dan kompetensi pengawas terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Dengan demikian disimpulkan bahwa efektivitas sistem informasi dalam koperasi tidak dapat ditunjang hanya dengan melihat peran pengawas karena peran pengawas hanya berperan sebesar 10,3%, dimana pengawas lebih menekankan pengawasan pada hasil pengelolaan koperasi, kebijaksanaan dalam koperasi, memeriksa pengurus/ pelaksana dalam melakukan kebijakan, memeriksa aktiva perusahaan, dan menilai prestasi kerja pengurus. Kemudian sisanya 89,7%, sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh variabel lain yang lebih menunjang yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini seperti dukungan/ keterlibatan manajemen puncak, ukuran organisasi/ ukuran koperasi, keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, dan keberadaan dewan pengarah dalam koperasi untuk mengarahkan sistem informasi akuntansi menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara, efektivitas sistem informasi akuntansi juga didukung oleh penggunaan software/ jenis program sistem informasi dalam koperasi seperti program SIKopdit

      Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      dan program lainnya yang dirancang berdasarkan masalah, kebutuhan dan cost and benefit.

      KESIMPULAN

      Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

      menunjukkan bahwa fungsi pengawas berpengaruh sebesar 3,6% yang berarti memiliki pengaruh kecil terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, dengan kata lain hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak.

      2. Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa kompetensi pengawas berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi sebesar 34,1%, dengan kata lain hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.

      3. Hasil analisis regresi berganda dengan uji F menunjukkan bahwa fungsi pengawas dan kompetensi pengawas (peran pengawas) secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 10,3% dan nilai signifikansi 0,084 yang berarti fungsi pengawas dan kompetensi pengawas (peran pengawas) berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak.Saran

      Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

      1. Pengawas diharapkan melakukan pengawasan secara rutin setiap bulan dan mampu mengevaluasi pelaksanaan sistem informasi akuntansi agar dapat meningkatkan keefektivitasannya dalam menghasilkan informasi yang berkualitas sehingga mempermudah manajemen dalam pengambilan keputusan untuk tujuan koperasi kedepannya

      2. Pengawas diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan keahliannya dalam mengoperasikan komputer/sistem informasi akuntansi, seperti mengikuti kegiatan Diklat yang diselenggarakan.

      3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

      Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dalam penelitian ini hanya terdiri dari 2 variabel yaitu Fungsi Pengawas dan Kompetensi Pengawas (Peran Pengawas), sedangkan masih banyak faktor lain/ variabel lain diluar model penelitian ini yang dapat diteliti pada penelitian selanjutnya. Abdul, Halim. 2001. “Auditing (Dasar- Dasar Audit Laporan Keuangan)”. Jilid 1. Yogyakarta.

      Agoes, Sukrisno. 2000. “Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) Oleh Kantor Akuntan Publik”.

      Krismiaji. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Yogyakarta. Unit Penerbit Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Jakarta.dan Percetakan AMP YKPN.

      Penerbit Bumi Aksara. Subagyo, Ahmad. 2014. “Manajemen

      Siagian, Sondang P. 2014. “Filsafat Administrasi”. Edisi Revisi.

      Manusia dan Produktivitas Kerja”. Bandung. Penerbit Mandar Maju.

      Sawyer, B. Lawrence. 2005. “Internal Auditing”. Buku 1. Jakarta. Sedarmayanti. 2009. “Sumber Daya

      Latihan SPSS Statistik Parametik”. Jakarta. PT. Elex Media Komputerindo.

      Jakarta. Program Sarjana Universitas Mercu Buana. Santoso, Singgih. 2002. “Buku

      Rachmi. 2016. “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Dinas Koperasi dan UKM”. Jurnal Penelitian.

      Nurbaedah. 2006. “Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Perusahaan Perbankan)”. Jurnal Penelitian. Jakarta. Program Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta.

      Mulyadi. 2005. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

      Mc. Leod, Jr. 2001. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jilid Pertama dan Kedua. Jakarta. Prehalindo.

      Indriyantoro, Nur dan Sutomo, Bambang. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis

      Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

      Penerbit Salemba Empat.

      . 2007. “Information Technology Auditing and Assurance”. Buku 1. Jakarta.

      A. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Buku 1. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

      Hall, James

      Hamid, Abdul. 2007. “Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

      Ghazali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

      C. Johnson. 2006. “Modern Auditing”. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

      Yogyakarta. BPFB-Yogya. Boynton, W.

      Universitas Islam Negeri Jakarta. Baridwan, Zaki. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi 2.

      Bariyyah. 2007. “Pengaruh Auditor Internal Terhadap Efektivitas Manajemen Risiko Perusahaan”. Jurnal Penelitian. Jakarta.

      Badan Pusat Statistik. 2017. “Data Jumlah Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang”. BPS. http://kupangkota.bps.go.id

      Koperasi Simpan Pinjam”. Edisi Pertama. Jakarta. Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas…

      http:///www.ahmadsubagyo.co m Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”.

      Bandung. Alfabeta.

      . 2012. “Metode Penelitian Statistik”. Bandung. Alfabeta

      Wahyono, Teguh. 2004. “Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi”. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.

      Walkinson, Joseph W. 2009. “Sistem Akuntansi dan Informasi”. Edisi Revisi Kedua. Jakarta. Penerbit Erlangga.

      Windasari, Retno. 2015. “Pengaruh Audit Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Good Corporate Governance”.

      Jurnal Penelitian. Bandung. Program Sarjana Universitas Pasundan.