BAHAN DAN METODE Koleksi Sampel

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (3), 2017, 283-294

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

  

INFEKSI PENYAKIT IKAN BANGGAI CARDINAL ( )

Pterapogon kauderni

  

DALAM RANTAI PERDAGANGAN

*)# **) *)

Devita Tetra Adriany dan Ist i Koesharyani

Karant ina Ikan Pen gendalian Mut u dan Ke amanan Hasil Perikanan Kelas II Lu wuk Banggai, Sulawesi Ten gah

**)

Pu sat Rise t Perikan an Budid aya

  

(Naskah dit erima: 17 Juli 2017; Revisi final: 30 November 2017; Diset ujui publikasi: 30 November 2017)

ABSTRAK

Banggai cardinal ( ) meru pakan ikan hias ende mik dari p erairan Ke pulauan Banggai,

  Pt erapogon kauderni

Sulawesi Te ngah dan mulai d ieksploitasi sejak t ahun 1980. Ikan h ias ini banyak d iekspor ke b erbagai

ne gara. Namu n, de ngan ban yaknya kasus in fe ksi p enyakit se perti bakt eri dan virus Banggai Card in al

Iridovirus (BCIV), sehingga permintaan ikan hias asal Indonesia ini menurun. Tujuan penelitian ini adalah

untuk menelusuri dan menginventarisasi alur kejadian infeksi penyakit pada rantai perdagangan ikan hias

Banggai Cardinal mulai dari hasil tangkapan nelayan, pengumpul, dan eksportir. Analisis dilakukan dengan

mengambil sampel ikan masing-masing 15 ekor dari setiap rantai perdagangan. Pengamatan yang dilakukan

meliputi pemeriksaan parasit, jamur, bakteri, dan analisis virus BCIV. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa sampel ikan dari semua rantai perdagangan nelayan penangkap, pengumpul, dan eksportir tidak

ditemukan infeksi parasit dan jamur. Sementara, pada infeksi bakteri diperoleh tujuh jenis bakteri yang

terdapat di semua rantai perdagangan dan merupakan bakteri dominan yang diperoleh

  

Vibrio alginolyt icus

dan bersifat patogen. Infeksi virus BCIV terdapat di tingkat pengumpul di Luwuk dengan prevalensi 86,67%

dan di tingkat eksportir di Bali dan Manado masing-masing dengan prevalensi 20% dan 50%. Berdasarkan

hasil tersebut diharapkan pelaku usaha ikan hias dapat mencegah terjadinya infeksi penyakit tersebut agar

dapat b ersain g d alam pem asaran d engan me ngh asilkan p ro duk ikan hias Ind one sia yang me mp unyai

kualitas terbaik di dunia.

  KATA KUNCI: Banggai Cardinal; ikan hias; penyakit infeksi ABSTRACT: Diseases infection in Banggai Cardinal (

  Pt erapogon kauderni) in trade chain. By: Devita Tetra Adriany and Isti Koesharyani

  

Banggai cardinal fish is an ornament al fish endemic t o t he Banggai Islands, Cent ral Sulawesi. It has been exploit ed

since 1980’s. Banggai Cardinal fish has been export t o various count ries. However, wit h many cases of infect ious

diseases such as bacteria and virus Banggai Cardinal Iridovirus (BCIV), t he demand for Banggai Cardinal from Indonesia

is declining. The purpose of t his st udy is t o t race and invent orize t he flow of disease infect ions in t he t rade chain of

ornament al fish from fisherman, t o collect ors, and export ers. The analysis was done by t aking samples of 15 fish from

each t rade chain. Observat ions included examinat ion of parasit es, fungi, bact eria, and BCIV analysis. The result s

showed t hat no parasit e and fungus infect ing t he fish in all t rades chains. Seven bact eria species have been indent ified

from t he fish samples from all t rades chains and Vibrio alginolyticus was t he common pat hogenic bact eria species

infect ing t he fish. Infect ion of BCIV was found in one of collect ors’ warehouse in Luwuk wit h t he prevalence of 86.67%

and at t he export ers in Bali and M anado wit h t he prevalence rat e of 20% and 50% respect ively. Based on t he present

result s, we suggest t hat export ers must exercise a rigorous prevent ion program of t he disease in order t o be able t o

compet e in t he ornament al fish world market . # KEYW ORDS: Banggai Cardinal; ornamental fish; infection diseases

  Ko r e sp o n d e n si: Kar an tin a Ikan Pe n g e n d alian Mu tu d an Keam anan Hasil Pe rikanan Ke las II Lu wuk Ban g g ai, Su lawe si Te n g ah . Jl. Tr an s To ili, Bu b u n g , Lu wu k, Ban g g ai, Kab u p at e n Ban g g ai, Su law e si Te n g ah , Jl. Gu n u n g To m p o t ika No . 2 0 Lu wu k, Kab . Ban g g ai Su lawe si Te n g ah, Ko d e Po s 9 4 7 1 4 , In d o n e sia. Te l. + 6 2 4 6 1 3 2 4 6 7 1 i st isugama@ yahoo.com; ski l uwukbanggai @ gmail .com

  E-m ail:

  Infeksi penyakit ikan Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni) ..... (Devit a Tetra Adriany)

  memiliki genus

  ., 2011). Info rmasi, bahwa infeksi iridovirus di Amerika Serikat menyerang Banggai Cardinal dan menyebabkan kemat ian massal b a ik d i im p o rt ir m a u p u n h a t ch e ri p e rb e n ih a n , sehingga menyebabkan kerugian eko no mi yang t idak sed ikit (Zam rud, 2012 ). Kasus infeksi irido virus ini sesuai dengan penelit ian yang dilakukan o leh Univer-

  sit y of Florida Tropical Aquaculture Laboratory

  pada tahun 2009-2011 yang menyatakan bahwa ada

  st rain

  baru dari

  iridovirus yait u Banggai Cardinal Iridovirus ( BCIV ) yang

  M egalocyt ivirus

  ., 2009; Set iawat i

  (Weber

  et al ., 2009).

  Mengingat rantai perdagangan Banggai Cardinal sangat ko m p le ks , m u lai d a ri n e laya n p e n an gka p h in gga k o n s u m e n p e n g g e m a r a k u a r iu m a ir la u t d a n melibat kan banyak pihak yang sebagian at au seluruh p en dapat ann ya t ergant un g d ari akt ivit as t e rseb ut , maka dianggap pent ing unt uk menget ahui penyakit t e rse bu t le b ih m en d alam . Hin gga kin i b e lu m ad a penelusuran dan inventarisasi penyakit yang menyerang Banggai Cardinal sehingga perlu dilakukan pengamat an penyakit yang menginfeksi ikan Banggai Cardinal dalam rant ai perdagangan m ulai dari n elayan penangkap, pengumpul, dan ekspo rtir. Tujuan penelit ian ini adalah u nt u k m en e lu suri d an m en ginve nt arisasi ke jad ian infeksi p enyakit pada ran t ai perdagangan ikan hias Ban g gai Card in al se h in gga d ap at b e rsain g d alam pem asaran de ngan menghasilkan pro d uk ikan h ias Indo nesia yang mempunyai kualit as t erbaik di dunia.

  BAHAN DAN M ETODE Koleksi Sam pel

  Penelitian dilaksanakan pada t ahun 2015, sebanyak 15 e ko r sam pe l ikan Banggai Cardinal (

  Pt erapogon kauder ni ) d iam bil d ari ne layan pe n an gkap m asing-

  masing dari t iga lo kasi yait u Bo ne Baru, Tinakin Laut , dan To lo kibit , Sulawesi Tenggara unt uk pemeriksaan parasit , jamur, bakt eri, dan virus (Gambar 1).

  et al

  et al

  Ik a n Ba n g g a i Ca rd in a l ( Pt er apog on k auder ni ) merupakan salah sat u spesies ikan hias air laut . Nama lo kal d ari Ban ggai Card in al adalah Beb e se Tayun g (Bahasa Bajo yang art inya ikan kecil di bulu babi) dan capungan (Bahasa Banggai). Banggai Cardinal adalah ikan endemik dan t ermasuk ikan yang mout h brooder, ikan jant an menjaga anaknya di dalam mulut . Ikan t ersebut hidup di perairan laut Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah.

  ni zat i on (FAO). De n g a n d e m ik ia n u n t u k t u ju a n

  Po pulasi Banggai Cardinal diperkirakan t inggal 2,4 ju t a e ko r di 17 p ulau b esar dan 10 pu lau ke cil di Ba n g g a i. Ha l in i d is e b a b k a n o le h e k s p lo it a s i su m b e rd a ya p e rika n a n yan g se m a kin m e n in gk at sehingga t erjadi penurunan jumlah dan ukuran ikan h asil t an gkap an n e layan (Vage lli, 2 0 0 2 ; Vage lli & Erdmann, 2002; Vagelli, 2005). Ikan Banggai Cardinal mulai dieksplo it asi sejak t ahun 1980-an. Dipasarkan se bagai ikan hias dari De npasar dan Jakart a unt uk diekspo r ke Singapura, Amerika (Hawai dan Flo rida), dan Perancis. Di Amerika, ikan ini dijual dengan harga t idak kurang dari US$ 100 per eko r. Padahal nelayan penangkap menjualnya hanya dengan harga Rp250,00 (US$ 0 ,02 ) pe r e ko r. Pe m anfaat an n ya t id ak d iat u r dengan baik sehingga eksplo it asinya t erus meningkat seiring dengan meningkat nya permint aan pasar ekspor (Lunn & Mo reau, 2004).

  Sejak beberapa wakt u lalu, spesies ikan Banggai Cardin al at au

  Banggai Car dinal Fish

  (BCF) in i m ulai menarik perhat ian dunia int ernasio nal seiring dengan a d a n ya u s u la n d a r i n e g a r a Am e rik a Se r ik a t memasukkannya ke dalam daft ar lampiran

  Convent ion on t he Int ernat ional Trade in Endangered Species (CITES),

  s u a t u k o n ve n s i ya n g m e n g a t u r p e r d a g a n g a n int ernasio nal t erhadap spesies flo ra dan fauna yang t erancam punah. Spesies ini berhasil diperjuangkan o leh delegasi Indo nesia t idak masuk dalam Apendiks

  II CITES se h in g ga d a lam p e n ge lo la an n ya m a s ih mengacu pada prinsip-prinsip pengelo laan perikanan sebagaimana sesuai prinsip Food and Agricult ure Orga-

  pe nge lo laan pe rikanan ikan Banggai Cardinal yang berkelanjut an, maka dilakukan Rencana Aksi Banggai Cardinal Fish at au disingkat RPP-BCF (Ndo be

  (PYGSA) diid ent ifikasi sebagai Lagenidium callinect es (Ro za

  et al

  ., 2005). Banggai Cardinal yang dimanfaat kan sebagai ikan hias, dalam perdagangannya harus t erbebas dari infeksi penyakit. Penyakit yang umum ditemukan adalah infeksi p arasit , jamu r, b akt e ri, dan viru s yan g m erup akan ancaman bagi Banggai Cardinal. Bakt eri yang umum d it e m u ka n a d a la h d a ri g e n u s

  Vibr io

  ya it u

  Vi br i o alginolyt icus dan Vibrio harveyi yang menginfeksi induk

  at au calo n in du k, infe ksi b iasan ya t e rjadi se t elah pemeliharaan, t et api infeksi t erjadi juga di hat cheri d an d apat m en yeb abkan ke m at ian m assal. In fe ksi sekunder parasit yang umum ditemukan adalah scut ica yait u Uronema sp. dan Crypt ocarion irritans , parasit jenis ini menyerang o rgan insang sehingga mengakibat kan t erganggunya pert ukaran o ksigen ke dalam insang dan akh irnya me n imb u lkan ke m at ian ikan. Sed an gkan infeksi jamur pada ikan hias ini yang berhasil diiso lasi pada media jamur

  Pept on Yeast Glucose Seawat er Agar

  Pengambilan sampel pada tingkat pengumpul hanya d ilaku kan d i sat u lo kasi Lu wu k Ban ggai, m asin g- masing diko leksi sebanyak 15 eko r untuk pemeriksaan parasit, jamur, bakt eri, dan virus. Pada t ingkat ekspo rt ir sampel ikan hias dikumpulkan dari Jakart a dan Bali

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (3), 2017, 283-294

  Tabe 1. The level of t rade, locat ion, and number of samples t aken in t he st udy Jam ur ( Fungi ) Parasit ( Parasite ) Bakt eri ( Bacter ia ) Virus ( Vir us )

   ( fish

  Penguji an (ekor) / Tests

  Lokasi sampling Sampling location

  Tingkat an perdagangan Tr ade chain

  Bali 1 5 1 5 1 5 Man ad o 1 0

  Collector Lu wu k 1 5 1 5 1 5 1 5 Jakarta 1 5 1 5 1 5 1 5

  Bon e Baru 1 5 1 5 1 5 1 5 Tinakin Lau t 1 5 1 5 1 5 1 5 To lokib it 1 5 1 5 1 5 1 5 Pen g umpu l

  Tabel 1. Tingkat perdagangan, lo kasi, dan jumlah sampel yang diambil dalam pengujian

  sebanyak 15 eko r unt uk analisis parasit , jamur, dan virus, kecuali 10 eko r sampel dari Manado (Tabel 1).

  

Figure 1. Locat ions of fish samples colect ed from fishermen (red marked) in

Sout heast Sulawesi.

  Gambar 1. Lo kasi pengambilan sampel ikan dari nelayan penangkap (t anda merah) di Sulawesi Tenggara.

  Pemeriksaan ekt o parasit dilakukan pada organ luar ikan sepert i bagian kulit at au permukaan t ubuh, sirip, o p erculum (t ut up in san g), d an in san g. Ekt o parasit berukuran makro dengan mudah dapat t erlihat secara visual o leh mat a at au dengan bant uan kaca pembesar. Pe m e rik s aa n e k t o p a ras it ya n g b e ru k u ra n m ikro dilakukan dengan menggunakan mikro sko p. Tahapan pemeriksaan insang adalah dengan menggunt ing oper- culum seh ingga insang dap at t erlihat dengan jelas. In s a n g d ik e lu a rk a n d a n s e t ia p le m b a r in s a n g dipisahkan, kemudian diletakkan di dalam cawan petri

  Identifikasi Parasit

  (PCR). Pengambilan sampel ikan menggunakan met ode se le kt if sam pling yait u b e rd as arka n ciri-ciri ya n g m e n u n ju k kan g e jala k lin is se s u a i d e n ga n t a rg e t pemeriksaan penyakit yang dit entukan. Semua sampel ikan diukur panjang t o t al t ubuh sebelum dilakukan pemeriksaan penyakit .

  Polymer ase Chain React ion

  Pemeriksaan parasit , bakt eri, jamur dilakukan di Labo rat o rium St asiun Karant ina Ikan Pe nge nd alian Mut u dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Luwuk Banggai (St asiun KIPM-KHP Kelas II Luwuk Banggai), Labo rat o rium Balai Besar KIPM-KHP Jakarta I, dan Balai KIPM-KHP Ke la s I De n p a s a r. De t e k s i viru s BCIV d ilak u kan d i Lab o rat o riu m Ke se h a t an Ikan Pu sat Pe nelit ian d an Pengemb angan Perikan an Budidaya, Jakart a d e n gan m et o d e

  ) Ekspo r tir Exporters Pen an g kap Fisherman

  Infeksi penyakit ikan Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni) ..... (Devit a Tetra Adriany)

  Plesiomonas shigelloides

  amplifikasi selanjut nya dielekt ro fo resis pada 1,5% gel agaro se dan pewarnaan dengan et hid ium bro m ida, sert a dido kument asikan dengan

  Gel doc .

  Analisis Dat a

  Dat a yang dipero leh disajikan secara t abulasi dan d e s k rip t if d e n g a n t e rle b ih d a h u lu m e n g h it u n g p re valen si at au frekue n si ke jadian pe nyakit (PKP). Menurut Do giel et al . (1970), t ingkat prevalensi dapat dihit ung dengan rumus sebagai berikut :

  HASIL DAN BAHASAN

  Ukuran panjang t o t al t ubuh ikan Banggai Cardinal yang digunakan sebagai sampel dalam penelit ian ini berukuran 5,65 ± 0,61 cm yang berasal dari nelayan penangkap, 5,95 ± 0,47 cm dari pengumpul dan 5,6 ± 0,34 cm dari t ingkat ekspo rt ir. Hasil pengamat an di nelayan penangkap (t iga lo kasi), pengumpul (sat u lo kasi), dan ekspo rt ir (t iga lo kasi) t idak dit e mukan infeksi jamur maupun parasit . Hasil pemeriksaan di t ingkat nelayan penangkap dan pengumpul disajikan pada Tabel 2, 3, dan 4. Hasil pengamat an t erhadap infeksi bakt eri, t ernyat a dit emukan di semua t ingkat ra n t a i p e r d a g a n g a n . Se la n ju t n ya , h a s il a n a lis is karakt erist ik secara biokimia jenis bakteri t ert era pada Tabel 4, sedangkan t ingkat prevalensi disajikan pada Gambar 2.

  Analisis bakt eri di t ingkat nelayan penangkap ikan Banggai Cardinal dilakukan pada ikan yang masih hidup u n t u k m e n g h in d a r i k o n t a m in a s i d a r i b a k t e r i pembusuk at au bakt eri yang bukan berasal dari ikan uji. Adapun bakt eri yang t erident ifikasi pada t ingkat nelayan penangkap yait u Alcaligenes faecalis , M icrococ-

  cus lut eus

  ,

  Acinet obact er

  spp.,

  , Yersinia ent erocolit ica , dan Vibrio alginolyt icus . Jenis bakt eri yang menginfeksi ikan Banggai Car- dinal di tingkat pengumpul Luwuk Banggai adalah Vibrio

  1R:’5gCACCAACACATCTCCTATC’3, reaksi amplifikasi PCR menggunakan Super Mix Go Green Tag dan geno m

  alginolyt icus

  d an

  P. shigelloides

  (Gamb ar 3). Bakt eri

  V. alginolyt icus merupakan salah sat u bakt eri pat o gen

  yang t ergo lo ng d alam famili Vib rio n aceae. Bakt e ri

  V. al gi nolyt i cus

  m e ru p a kan b a k t e ri g ra m n e ga t if berbent uk bat ang panjang at au lengkung, berukuran

  0,5-2,0 µm dapat bergerak karena mempunyai 2-3

  flage la po lar. St rain virule n biasan ya me nyebabkan wabah penyakit yang berhubungan dengan perubahan lingkungan, st res, perubahan suhu yang mendadak,

  100% x (ekor) diperiksa yang ikan Jumlah (ekor) feksi yang t erin ikan Jumlah

  PKP

  DNA 2 µL dengan target berat molekul 570 bp. Hasil

  Det eksi virus dilakukan dengan met ode Polymerase Chain React ion mengikut i met o de (Kurit a et al ., 1998). Adapun t ahapan det eksi meliput i: ekt raksi DNA dari jarin gan t arge t gin jal d an lim pa m e nggu n akan kit DNAZo l. Amplifikasi dilakukan menggunakan spesifik

  m ikro sko p . Id e n t ifikasi p arasit d ilaku kan d e n gan mengacu pada Kabat a (1985).

  voges proskauer (VP), uji karbo hidrat ( glukosa , lakt osa , malt osa

  Ident ifikasi Jamur

  Jamur diiso lasi dari kulit , sirip, dan insang. Iso lat kemudian dikult ur pada media jamur

  Pot at o Dext rose Agar (PDA) d alam cawan p e t ri yan g m e n gan d u n g

  antibiot ik penicillin untuk menghambat pertumbuhan b akt e ri. In ku b asi d ilaku kan pad a su h u 2 5 °C-3 0 °C selama 2-3 hari dan diamat i di bawah mikro skop set iap hari. Identifikasi dilakukan dengan mengacu pada Fisher & Co o k (1998).

  Identifikasi Bakteri

  Tah apan ident ifikasi bakt eri, sam pel ikan dib ius terlebih dahulu sebelum ikan dinekropsi dan dilakukan p e n g a m a t a n p at o lo g i an a t o m i ya n g t e rd iri a t a s p e m e riks aa n e ks t e rn al (sirip , sisik, le n d ir, ku lit , insang) dan pemeriksaan int ernal (ginjal, limpa, hat i). Selanjut nya bagian t ubuh ekst ernal maupun int ernal yang mengalami perubahan pato lo gi dijadikan sampel u n t u k iso lasi b akt e ri. Iso lat b akt e ri d ari sa m p e l de ngan o rgan t arge t dipo t o ng dan dio leskan pada media umum bakt eri unt uk ikan air laut yait u Tr ypt ic

  Soy Agar (TSA) 2% NaCl dan diinkubasi pada suhu 25°C

  selama 24 jam. Ko lo ni bakt eri yang t umbuh t erpisah dan t amp ak b erbe da warn a dan be nt uk ko lo n in ya selanjut nya dibuat iso lat kult ur murni. Iso lat murni dipero leh melalui purifikasi bert ahap 3-4 kali sehingga dipero leh iso lat ko lo ni t unggal dari sat u jenis bakt eri. Set elah dipero leh ko lo ni murni, maka dilakukan uji bio kimia t erhadap ko loni tersebut. Ident ifikasi bakt eri m e lip u t i u ji p e n d a h u lu a n d a n u ji la n ju t a n . Uji pendahuluan merupakan uji biokimia yang t erdiri at as uji oksidase , uji kat alase , uji mot ilit as , dan pewarnaan gram. Uji lanjut an t erdiri at as uji

  indol

  ,

  met hyl red

  (MR),

  ,

  Deteksi Virus

  sukrosa

  ,

  mannit ol

  ,

  sorbit ol

  ,

  inosit ol

  ,

  xylose

  ),

  nit rat , gelat in , ornit in , urease , cit rat , lysin dan oksidat if/ ferment at if ( O/F ). Ident ifikasi bakteri dilakukan dengan

  m e n g a m a t i k a r a k t e r is t ik b a k t e r i b e r d a s a rk a n p e n g a m a t a n m o r fo lo g i k o lo n i, p e n g u jia n s ifa t fisio logis maupun sifat bio kimia disusun dalam bentuk t ab el, ke mu dian diid en t ifikasi b e rd asarkan Co wan (1974) dan dikonfirmasi dengan Buller (2004) dan Aus- t in & Aust in (2007).

  

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (3), 2017, 283-294

  10 TL

Negatif

Negat ive

  5 TK Ne gatif Negat i ve

  6 BB Ne gatif Negat ive

  6 TL

Negatif

Negat ive

  6 TK Ne gatif Negat i ve

  7 BB Ne gatif Negat ive

  7 TL

Negatif

Negat ive

  7 TK Ne gatif Negat i ve

  8 BB Ne gatif Negat ive

  8 TL

Negatif

Negat ive

  8 TK Ne gatif Negat i ve

  9 BB Ne gatif Negat ive

  9 TL

Negatif

Negat ive

  9 TK Ne gatif Negat i ve

  10 BB Ne gatif Negat ive

  10 TK Ne gatif Negat i ve

  5 BB Ne gatif Negat ive

  13 TK Ne gatif Negat i ve

  15 TK Ne gatif Negat i ve

  15 TL

Negatif

Negat ive

  15 BB Ne gatif Negat ive

  14 TK Ne gatif Negat i ve

  14 TL

Negatif

Negat ive

  14 BB Ne gatif Negat ive

  13 TL

Negatif

Negat ive

  11 BB Ne gatif Negat ive

  13 BB Ne gatif Negat ive

  12 TK Ne gatif Negat i ve

  12 TL

Negatif

Negat ive

  12 BB Ne gatif Negat ive

  11 TK Ne gatif Negat i ve

  11 TL

Negatif

Negat ive

  5 TL

Negatif

Negat ive

  4 TK Ne gatif Negat i ve

  penanganan yang tidak baik, penurunan o ksigen, umur ikan, suhu t inggi, kandungan o ksigen yang rendah, dan kepadat an po pulasi (Aust in & Aust in, 2007).

  Prevalence (%) Kode sampel

  Dalam penelit ian ini, infeksi bakt eri

  V. alginolyt icus

  dipe ro le h hamp ir d i se t iap t ingkat an dalam rant ai perdagangan ikan hias Banggai Cardinal, karena bakteri ini banyak t ersebar di perairan dan umum t erdapat baik pada budidaya udang put ih Lit openaeus vannamei (Liu

  et al

  ., 2004) dan budidaya ikan kerapu (Ko esharyani et al ., 2001).

  Hasil analisis d an id e nt ifikasi b akt e ri, t e rn yat a b akt e ri

  V. alginolyt icus

  p alin g b an yak m e n ginfe ksi Banggai Cardinal di t ingkat pengumpul Luwuk Banggai dengan t ingkat prevalensi sebanyak 60% (9/15) dari ikan sampel, sedangkan infeksi

  P. shigelloides

  dengan t ingkat prevalensi sebanyak 40% (6/15) dari ikan yang diperiksa (Gambar 3).

  Di t ingkat pengumpul ikan Banggai Cardinal sangat rent an t erhadap ko ndisi lingkungan yang baru karena Tinakin Laut , dan To lo kkibit ), Sulawesi Tenggara

  

Tabe 2. Result s of parasit e examinat ion from fisherman level in t hree different locat ions (Bone Baru, Tinakin Laut

and Tolokkibit ), Sout heast Sulawesi Kode sampel

  Sample code Hasil uji parasit

  Parasitic t est Prevalensi

  Sample code Hasil uji

parasit

  4 TL

Negatif

Negat ive

  2 BB Ne gatif Negat ive

  4 BB Ne gatif Negat ive

  3 TK Ne gatif Negat i ve

  3 TL

Negatif

Negat ive

  3 BB Ne gatif Negat ive

  2 TK Ne gatif Negat i ve

  2 TL

Negatif

Negat ive

  1 TK Ne gatif Negat i ve

  

Parasit ic t est

Prevalensi

  1 TL

Negatif

Negat ive

  1 BB Ne gatif Negat ive

  (%)

  Parasit ic t est Prevalensi Prevalence

  Sample code Hasil uji parasit

  Prevalence (%) Kode sampel

  

Bone Baru Tinakin Laut Tolokibit

  Infeksi penyakit ikan Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni) ..... (Devit a Tetra Adriany)

  8 BB Ne gatif Negat ive

  10 BB Ne gatif Negat ive

  9 TK Ne gat if Negat i ve

  9 TL Ne gat if

Negat ive

  9 BB Ne gatif Negat ive

  8 TK Ne gat if Negat i ve

  8 TL Ne gat if

Negat ive

  7 TK Ne gat if Negat i ve

  10 TK Ne gat if Negat i ve

  7 TL Ne gat if

Negat ive

  7 BB Ne gatif Negat ive

  6 TK Ne gat if Negat i ve

  6 TL Ne gat if

Negat ive

  6 BB Ne gatif Negat ive

  5 TK Ne gat if Negat i ve

  10 TL Ne gat if

Negat ive

  11 BB Ne gatif Negat ive

  5 BB Ne gatif Negat ive

  14 TL Ne gat if

Negat ive

  Baru, Tinakin Laut , dan To lo kkibit ), Sulawesi Tenggara

  

Bone Baru Tinakin Laut Tolokibit

  15 TK Ne gat if Negat i ve

  15 TL Ne gat if

Negat ive

  15 BB Ne gatif Negat ive

  14 TK Ne gat if Negat i ve

  14 BB Ne gatif Negat ive

  11 TL Ne gat if

Negat ive

  13 TK Ne gat if Negat i ve

  13 TL Ne gat if

Negat ive

  13 BB Ne gatif Negat ive

  12 TK Ne gat if Negat i ve

  12 TL Ne gat if

Negat ive

  12 BB Ne gatif Negat ive

  11 TK Ne gat if Negat i ve

  5 TL Ne gat if

Negat ive

  4 TK Ne gat if Negat i ve

  ko n disi ini b e rb ed a d e ngan ko nd isi d i alam yan g m e n ye b a b k a n ik a n m e n ja d i s t re s s e h in g g a mengakibat kan ikan ini m udah t e rseran g penyakit . Diduga bakt eri V. alginolyt icus dan P. shigelloides sudah ad a d alam lin gku n gan . Ke t ik a ko n d is i ikan t id ak kondusif pada lingkungan baru, maka bakt eri t ersebut m en ginfeksi ikan se hingga m en jadi sakit d an b isa m e n ye b a b k a n k e m a t ia n jik a t id a k d ila k u k a n pencegahan. Unt uk melakukan pencegahan biasanya digunakan ant isept ik sepert i

  V. alginolyticus

  Kode sam pel Sample code

  prevalensinya sebesar 46,6% (7/15) dari ikan sampel yang diperiksa. Di t ingkat ekspo rt ir Manado t idak dit emukan infeksi bakt eri, hal ini d isebabkan karena ikan sampel yang diambil unt uk pemeriksaan t elah di- t reat ment de ngan ant ise pt ik dan an t ibio t ik unt uk menghindari infeksi bakt eria. Adapun antiseptik

  vulnificus

  adalah 5 3% (8/1 5) d an di t in gkat ekspo rt ir Bali, V.

   V. vulnificus

  di Bali yait u 60% (9/15). Di t ingkat ekspo rt ir Jakart a, prevalensi infeksi bakt eri

  adalah 40% (6/15) lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi infeksi

  Prevalensi Prevalence

  V. alginolyt icus

  Hasil iso lasi b akt e ri yan g d ip e ro le h p ada ikan Banggai Cardinal di t ingkat ekspo rt ir Jakart a dan Bali adalah V. alginolyt icus dan Vibr io vulnificus d en gan t ingkat prevalensi yang berbeda. Di t ingkat ekspo rt ir Jakart a, prevalensi infeksi

  ini mudah didapat di pasaran dan dapat mempercepat sembuhnya luka. Iodine biasanya diaplikasikan dengan do sis sesuai yang disarankan, do sis 10 mg/L biasanya digunakan unt uk ikan yang baru dit angkap dari alam unt uk menekan kemat ian akibat infeksi bakt eri.

  iodine

  karena

  iodine

  Hasil uji jamur Fungi test

  (%) Kode sam pel Sample code

  4 TL Ne gat if

Negat ive

  2 BB Ne gatif Negat ive

  4 BB Ne gatif Negat ive

  3 TK Ne gat if Negat i ve

  3 TL Ne gat if

Negat ive

  3 BB Ne gatif Negat ive

  2 TK Ne gat if Negat i ve

  2 TL Ne gat if

Negat ive

  1 TK Ne gat if Negat i ve

  Hasil uji jamur

Fungi test

  1 TL Ne gat if

Negat ive

  1 BB Ne gatif Negat ive

  (%)

  Prevalensi Prevalence

  Hasil uji jamur Fungi t est

  (%) Kode sampel Sample code

  Prevalensi Prevalence

  

Table 3. Result s of fungus examinat ion from fisherman level in t hree different locat ions (Bone Baru, Tinakin

Laut , and Tolokkibit ), Sout heast Sulawesi

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (3), 2017, 283-294

  Ne gat if Negat ive

  Ne gat if Negat ive

  9 LW P= 6.1 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  10 LW P= 5.6 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  11 LW P= 5.4 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  12 LW P= 5.3 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  13 LW P= 5.4 Normal Ne gat if Negat i ve

  14 LW P= 5.5 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  Ne gat if Negat ive

  15 LW P= 6.2 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  Kode sampel Sample code

  Ukuran Size

   (cm) Gejala klinis Clinical signs

  Prevalensi jamur dan parasit Prevalence fungi and parasite

  (%) Hasil pem eriksaan (Result s test )

  langsung. Hasil pengamat an dan ident ifikasi t erhadap b a kt e ri

  V. vulnifi cus

  8 LW P= 6.7 Normal Ne gat if Negat i ve

  7 LW P= 6.2 Normal Ne gat if Negat i ve

  ya n g d ig u n a k a n b e r u p a i odi n e d a n a n t ib io t ik (

  Table 4. Result s of fungi and parasit es examinat ion from collect ors in Luwuk Banggai Jamur (Fungi ) Parasit (Parasit e )

  oxyt et racicline

  dan

  chlorampanicol

  ). Jumlah kelimpahan

  Vibrio umumnya akan meningkat pada musim panas

  dan t ergant un g dari ko n disi lingkungan air sepe rt i salin it as, su hu, dan ko nsent rasi plankt o n (Tam plin, 2001 dalam Haenen et al ., 2013). Bakt eri V. vulnificus dapat juga dit emukan hidup bebas di air laut dan pada e nd apan lum p ur d i d asar lau t (To d ar, 2 0 08 d alam Hae n e n

  et al

  ., 2 0 1 3 ). Se lain it u , b ak t e ri in i ju ga ditemukan pada budidaya udang vaname di Cina (Teng

  et al ., 2017). Menurut Haenen et al . (2013), bakt eri ini

  d ap a t b e rsifat z o o n o sis b ila m e la k u k a n k o n t a k

  1 LW P= 6.0 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  Ne gat if Negat ive

  2 LW P= 6.5 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  3 LW P= 6.0 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  4 LW P= 5.5 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  5 LW P= 6.6 Normal Ne gat if Negat i ve

  Ne gat if Negat ive

  6 LW P= 6.2 Normal Ne gat if Negat i ve

  m e n u n ju k kan b ah w a b ak t e ri t e rse b u t m e ngin fe ksi Ban ggai Card in al d i t ingkat e kspo rt ir Jakart a d an Bali, in i d iseb ab kan ad an ya perubahan lingkungan, st res, perubahan suhu yang m e n d a d a k , p e n a n g a n a n ya n g t id a k s e s u a i, d a n perbedaan kualit as air ant ara alam, pengumpul, dan e k s p o r t ir. O le h k a re n a it u , p e n c e g a h a n d a n pengendalian terhadap infeksi bakt eri harus dilakukan secara din i dengan men jaga kualit as air agar t et ap st abil at au t et ap berada pada kisaran kualit as air yang no rmal.

  Infeksi penyakit ikan Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni) ..... (Devit a Tetra Adriany)

  penangkapan, pengumpul, dan ekspo rt ir

  

Table 5. Charact erizat ion of bact eria isolat ed from Banggai Cardinal fish from locat ions of t hree levels of t rade:

capt ure, collect ing, and export er Austin &

  Code Kode ( ) Uji

  Buller Cowan Austin Det erminat ion

  (2004) (1974) PN1 PN2 PN3, P1 PN4 PN5 PN6, P1, EXP1 EXP2 (2007) TCBSA

  G G TSA 2% + + + + + + + Uji pe ndahuluan (

  Preliminary t est )

  • Mot ilit as/SIM ( – + + + Mot ilit y/SIM – ) +
    • – )

    • – – – – – – + Garam/be nt uk (

  Salt /shape

  • Kat alase (
  • ) (H + O )

  Cat alase 2 2

  • Oksidase ( – Oxidase ) Uji biokimia ( )

  Biochemical t est

  • – Citrat (SCA) –
  • – Indol medium
  • Ornithin decarboxylase
  • MR

  VP

  • – + + – – O/F t est F –/O F – O F F F F +
  • – Urase t
  • – –
  • >– –
  • – + + Lysin decarboxylase + Mc Conke y + +
  • – Mal
  • – + + – – Gelatin hydrolysis Uji gula ( Sugars t est ) ) + – – + + + Glukosa (

  Glucosa Sukrosa ( Sucrose ) – – – + –

  • – + +
    • + + + + – Malt osa ( Malt ose )

    • Lakt osa ( + Lact ose ) – – – – + + –

    >– – – + Sorbit ol
  • – – Manni
  • – + Inositol + – – –
    • – Xylosa –

  • – + – – KCN

  Nit rat e

  • Nit rat ( – ) H
  • 2<

    • – – S O/129 se nsitivitas

  S S O/129 sensit ivit y Yersinia Macro- Alcali- Vibrio Vibrio

  

Plesiom onas Acinet o-

Hasil ( Result s ) ent ero- coccus genes algino- vulni- shigelloides bact er sp. colit ica lut eus faecalis lyt icus ficus

  Ke terangan ( Not e ): PN = p enangkap/nelayan ( fi sherman ); P = pengum pul ( collect or ); EXP = eksport ir ( export er )

  Hasil analisis PCR unt uk mendet eksi ada t idaknya lo kas i (Bo n e b a ru , Tin ak in Lau t , d an To lo kk ib it ) infeksi virus BCIV pada ikan Banggai Cardinal yang Sulawesi Tenggara t idak t erdapat infeksi BCIV. Infeksi diko leksi dari pengumpul dan ekspo rt ir disajikan pada BCIV t e rd e t e ksi p ad a t in gkat p e n gu m p u l d e n gan (Gambar 5). Pada t ingkat nelayan penangkap dari 15 prevalensi sebanyak 86,67% (13/15) dari sampel yang sampel ikan Banggai Cardinal yang dianalisis dari t iga diperiksa (Gambar 6).

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (3), 2017, 283-294

  50.00

  70.00 Vibrio alginolyt icus Plesiomonas shigelloides

  60.00

  50.00

  40.00

  30.00

  20.00

  10.00

  0.00

  Bone Baru Tinakin Laut To lokibit

  re v a le n si ( P re va le n ce ) (% )

  90.00 P

  80.00

  70.00

  60.00

  40.00

  Pre vale nsi infe ksi BCIV t e rse b ut yang t e rt in ggi t erdapat di t ingkat pengumpul Luwuk Banggai. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, di ant aranya adalah kualit as air, pemberian pakan, penanganan/

  Gambar 2. Jenis dan nilai prevalensi bakt eri dari t ingkat nelayan penangkap di tiga lokasi (Bone Baru, Tinakin Laut, dan To lo kkibit ), Sulawesi Tenggara.

  handling

  , pengepakan/

  packin

  g, keterbatasan ket ersediaan t enaga t eknis yang ko mpet en, sert a sarana dan prasarana. Akibat dari beberapa fakt o r t ersebut , ikan mengalami st res dan t imbul infeksi Banggai Cardinal Irido virus (BCIV).

  Hasil analisis Iridovirus (BCIV) menunjukkan bahwa virus t ersebut juga menginfeksi ikan Banggai Cardi- n al di t in gkat e ksp o rt ir Bali d an Man ad o de n gan prevalensi masing-masing sebesar 20% (3/15) dan 50% (5/10) eko r dari ikan yang diperiksa, sepert i t ert era pada Gambar 7.

  Be b e rap a fak t o r yan g m e n ye b ab k an t e rja d iya infeksi (BCIV) adalah adanya cekaman lingkungan akibat efek t ranspo rt asi dari pengumpul ke ekspo rt ir, sert a

  

Figure 2. Species and prevalence value of bact eria from fisherman level in t hree loca-

t ions (Bone Baru, Tinakin Laut , and Tolokkibit ), Sout heast Sulawesi.

  30.00

  Gambar 3. Nilai prevalensi infeksi bakt eri V. alginolyt icus (60%) dan P. shigelloides (40%) dari ikan Banggai Cardinal pada t ingkat pengumpul di Luwuk Banggai.

  Figure 3. Prevalence value of bact eria infect ion V. alginolyticus (60%) and P. shigelloides

   (40%) in Banggai Cardinal fish from colect or level in Luwuk Banggai.

  0.00

  10.00

  20.00

  P re v a le n si ( P re va le n ce ) (% )

  Infeksi penyakit ikan Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni) ..... (Devit a Tetra Adriany)

  20.00

  Gambar 6. Nilai prevalensi infeksi Banggai Cardinal Irido virus (BCIV) pada pengumpul ikan Banggai Cardinal di Luwuk.

  P re va le n si ( P re v a le n ce ) (% )

  Po sitif irido viru s Ne gative irido virus

  P re v a le n si ( P re v a le n ce ) (% )

  Negatif Idovirus Negative Iridovirus

  Po sitif Irid ovirus Po sitive Iridovirus

  90.00 100.00

  80.00

  70.00

  60.00

  50.00

  40.00

  30.00

  10.00

  Gambar 4. Nilai prevalensi infeksi bakt eri V. alginolit icus dan V. vulnificus dari ikan Banggai Cardinal pada t ingkat ekspo rt ir di Jakart a dan Bali.

  0.00

  Figure 5. Pat t ern of DNA band of PCR product for Banggai Cardinal fish samples infect et ed by BCIV from collect or and export ers. (Not es: (M ) 100 bp DNA ladder marker; sample no. 1, 2, 3, 4, 5; (-) cont rol negat ive; (+ ) cont rol posit ive).

  Gambar 5. Po la pit a DNA hasil amplifikasi PCR dari ikan Banggai Cardinal yang t erin feksi BCIV pada t in gkat pengumpul dan ekspo rt ir (Ket erangan: (M) 100 bp DNA ladder marker ; ikan sampel no . 1, 2, 3, 4, 5; (-) ko nt ro l negat if; (+ ) ko nt ro l po sit if).

  Jakarta Bali 1 2 3 4 5 (-) (+ ) M

  P re va le n si ( P re va le n ce ) (% )

  70.00 Vibrio alginolyt icus Vibrio vulnificus

  60.00

  50.00

  40.00

  30.00

  20.00

  10.00

  0.00

  Figure 4. Pr eva l en ce va l ue of b a ct er i a i n f ect i on V. a lg i nol i t i cus an d V. vulnificus from Banggai cardinal fish export ers in Jakart a and Bali .

  Figure 6. Prevalence value of Banggai Cardinal Irido Virus (BCIV) in- fect ing Banggai Cardinal fish from collect or level in Luwuk.

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (3), 2017, 283-294

  60

  )

  50

  (% ) ce n

  40

  le va re

  30 P

  ( si n

  20

  le a v

  10

  re P

  Jakarta Bali Manado Ekspo rtir ( Export ers )

  Gambar 7. Nilai prevalensi Banggai Cardinal Iridovirus (BCIV) dari ikan Banggai Cardinal pada ekspo rt ir di Jakart a, Bali, dan Manado .

  

Figure 7. Prevalence value of Banggai Cardinal Iridovirus infect ing Banggai

  (BCIV) Cardinal fish from export ers in Jakart a, Bali, and M anado. kondisi lingkungan pemeliharaan yang berbeda ant ara

  DAFTAR ACUAN

  pengumpul dan ekspo rt ir. Tetapi sarana dan prasarana, Aust in, B. &amp; Aust in, D.A. (2007). Bact erial fish pat ho -

  handling

  sert a penanganan/ di t ingkat ekspo rt ir sudah gen: Disease o f farmed and wild fish. Fo urt h Edi- memadai, sehingga persent ase kejadian penyakit tidak t io n . Ne w Yo rk, Lo n d o n : Sp rin ge r Do rd re ch t set inggi di t ingkat pengumpul.

  Heidelbe rg. Infeksi irido virus juga banyak t erjadi pada budidaya

  Buller, N.B. (2004). Bact eria from fish and o t her aquatic