Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan Urutan Kelahiran (Birth Order) T2 942014706 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu organisasi didirikan untuk mencapai tujuan
bersama. Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan
hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara
seseorang atau sekelompok orang yang disebut dengan
bawan. Mengenai pimpinan dan organisasi, Kusmedi
(2003)
menuturkan
bahwa
organisasi
adalah
kesinambungan sistem yang secara bersama-sama
menuju tujuan bersama di bawah kewenangan dan
dipimpin oleh pemimpin. Oleh karena itu, keberhasilan
mencapai
tujuan
dari
suatu
organisasi
banyak
tergantung kepada perilaku dan sikap individu-individu
dalam mensinergikan berbagai Sumber Daya Manusia,
Sumber
Daya
Alam,
dan
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi. Dengan kata lain, keberadilan mencapai
tujuan tergantung kepada kehandalan dan kemampuan
karyawan yang mengoperasikan unit-unit kerja yang
terdapat dalam organisasi bersangkutan (Siagian, P.S.,
2002).
Dalam
dipengaruhi
mencapai
perilaku
tujuannya
organisasi
tiap
yang
organisasi
merupakan
pencerminan dari sikap dan perilaku para pelaku yang
terdapat pada organisasi (Siagian, P.S. 2002; Tohardi,
2002).
Sekolah
merupakan
salah
satu
bentuk
1
organisasi yang bersifat profitable/non-profitable yang
merupakan kombinasi dari berbagai sumber daya baik
alam maupun manusia yang dimiliki dan disatukan
oleh kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama
(Dale, 2002)
Masalah
utama
dalam
managemen
adalah
mengelola Sumber Daya Manusia. Hal ini berarti bahwa
mengelola aset manusia tidak semudah aset nonmanusia.
Dapat
terjadi
SDM
yang
ada
tidak
menunjukkan kinerja optimal, hingga akhirnya akan
berdampak buruk pada organisasi itu sendiri.
Pengelolaan SDM memang erat kaitannya dengan
organisasi, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi
kinerja organisasional yang mereka ciptakan melalui
nilai-nilai dan keahlian yang mereka miliki untuk
organisasi. Dalam memaknai perilaku orang-orang di
dalam suatu organisasi, dikatakan oleh Govek, A.C.
(2012) bahwa Birth Order memiliki peranan penting.
Kepribadian seseorang dapat
ditinjau dari Birth
Order (urutan kelahirannya). Berbagai macam kupasan
mengenai kepribadian ini dapat kita temukan di media
massa
seperti
televisi,
koran,
hingga
internet.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah
benar urutan kelahiran membawa pengaruh tersendiri?
Psikolog Brooks (2010), menyebutkan, pengaruh urutan
kelahiran lebih ditentukan oleh bagaimana orangtua
memberi
makna
pada
urutan
kelahiran
tersebut.
Biasanya juga terkait dengan jenis kelamin si anak,
pengalaman,
2
latar
belakang
budaya,
dan
sosial-
ekonomi orangtua. Urutan kelahiran sesungguhnya
tidak
memberikan
pengaruh
langsung
pada
kepribadian dan perilaku seorang anak. Tidaklah benar
mengikuti
stereotipe,
anak
pertama
pasti
berkepribadian dominan dan si bungsu pastilah anak
manja yang egois.
Penelitian oleh Eckstein (1980) dengan judul
Kepemimpinan, Popularitas, dan Birth Order pada
wanita menunjukkan bahwa pada wanita dengan
status anak bungsu (hanya memiliki 1 orang kakak)
signifikan
jarang
dipilih
untuk
menduduki
posisi
sebagai pimpinan, wanita dengan status anak tengah
(memiliki kakak dan adik) tidak memiliki perbedaan
signifikan
antara
sedangkan
anak
dipilih/tidak
sulung
sebagai
(termasuk
pemimpin,
anak
tunggal)
signifikan dipilih untuk menduduki posisi sebagai
pemimpin.
Namun,
penelitian
tersebut
tidak
mengungkap perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan
oleh seseorang berdasarkan Birth Order. Oleh sebab itu,
penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
khusus tentang perbandingan gaya kepemimpinan
berdasarkan Birth Order dan bagaimana Birth Order
mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang pada
SMP Negeri dan Swasta di Kota Salatiga.
Lebih lanjut, beberapa peneliti seperti Andeweg
dan Van den Berg (2003), Dattner (2000) juga berusaha
mencari
kaitan
antara
Birth
Order
dengan
gaya
kepemimpinan dalam beberapa topik berbeda. Andeweg
dan Van Den Berg (2003) di ranah politik, Dattner
3
(2000) di bidang profesi komersial, Eckstein (2003)
mencari hubungan antara Birth Order dengan gaya
kepemimpinan pada wanita. Ketiganya membuktikan
bahwa
Birth
Order
berkaitan
dengan
gaya
kepemimpinan. Namun Jefferson dkk (1998) justru
menemukan sebaliknya. Birth Order mungkin memiliki
andil pada personality, namun tidak menunjukkan
keterkaitan pada aspek-aspek gaya kepemimpinan.
Oleh karena terdapat research gap, penulis juga
merasa tertarik untuk meneliti apakah ada keterkaitan
antara gaya kepemimpinan seseorang dengan persepsi
terhadap kedudukannya di dalam keluarga atau yang
kita kenal dengan sebutan Birth Order.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
Apakah urutan kelahiran tercermin pada Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Untuk
mendeskripsikan
gaya
kepemimpinan
Kepala Sekolah berdasarkan Birth Order
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
sumbangan pada teori kepemimpinan yang dikaitkan
dengan Birth Order dalam manajemen sekolah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang bisa diperoleh melalui hasil
penelitian ini:
Bagi Kepala Disdikpora:
Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai salah
satu bahan pertimbangan bagi pemilihan Kepala
Sekolah yang lebih sesuai dengan karakteristik
sekolah tertentu.
Bagi Kepala Sekolah:
Hasil
penelitian
ini
digunakan
sebagai
input
informasi untuk mengenal dan memperbaiki diri
ke arah yang lebih baik terutama dalam hal
kepemimpinan.
5
6
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu organisasi didirikan untuk mencapai tujuan
bersama. Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan
hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara
seseorang atau sekelompok orang yang disebut dengan
bawan. Mengenai pimpinan dan organisasi, Kusmedi
(2003)
menuturkan
bahwa
organisasi
adalah
kesinambungan sistem yang secara bersama-sama
menuju tujuan bersama di bawah kewenangan dan
dipimpin oleh pemimpin. Oleh karena itu, keberhasilan
mencapai
tujuan
dari
suatu
organisasi
banyak
tergantung kepada perilaku dan sikap individu-individu
dalam mensinergikan berbagai Sumber Daya Manusia,
Sumber
Daya
Alam,
dan
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi. Dengan kata lain, keberadilan mencapai
tujuan tergantung kepada kehandalan dan kemampuan
karyawan yang mengoperasikan unit-unit kerja yang
terdapat dalam organisasi bersangkutan (Siagian, P.S.,
2002).
Dalam
dipengaruhi
mencapai
perilaku
tujuannya
organisasi
tiap
yang
organisasi
merupakan
pencerminan dari sikap dan perilaku para pelaku yang
terdapat pada organisasi (Siagian, P.S. 2002; Tohardi,
2002).
Sekolah
merupakan
salah
satu
bentuk
1
organisasi yang bersifat profitable/non-profitable yang
merupakan kombinasi dari berbagai sumber daya baik
alam maupun manusia yang dimiliki dan disatukan
oleh kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama
(Dale, 2002)
Masalah
utama
dalam
managemen
adalah
mengelola Sumber Daya Manusia. Hal ini berarti bahwa
mengelola aset manusia tidak semudah aset nonmanusia.
Dapat
terjadi
SDM
yang
ada
tidak
menunjukkan kinerja optimal, hingga akhirnya akan
berdampak buruk pada organisasi itu sendiri.
Pengelolaan SDM memang erat kaitannya dengan
organisasi, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi
kinerja organisasional yang mereka ciptakan melalui
nilai-nilai dan keahlian yang mereka miliki untuk
organisasi. Dalam memaknai perilaku orang-orang di
dalam suatu organisasi, dikatakan oleh Govek, A.C.
(2012) bahwa Birth Order memiliki peranan penting.
Kepribadian seseorang dapat
ditinjau dari Birth
Order (urutan kelahirannya). Berbagai macam kupasan
mengenai kepribadian ini dapat kita temukan di media
massa
seperti
televisi,
koran,
hingga
internet.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah
benar urutan kelahiran membawa pengaruh tersendiri?
Psikolog Brooks (2010), menyebutkan, pengaruh urutan
kelahiran lebih ditentukan oleh bagaimana orangtua
memberi
makna
pada
urutan
kelahiran
tersebut.
Biasanya juga terkait dengan jenis kelamin si anak,
pengalaman,
2
latar
belakang
budaya,
dan
sosial-
ekonomi orangtua. Urutan kelahiran sesungguhnya
tidak
memberikan
pengaruh
langsung
pada
kepribadian dan perilaku seorang anak. Tidaklah benar
mengikuti
stereotipe,
anak
pertama
pasti
berkepribadian dominan dan si bungsu pastilah anak
manja yang egois.
Penelitian oleh Eckstein (1980) dengan judul
Kepemimpinan, Popularitas, dan Birth Order pada
wanita menunjukkan bahwa pada wanita dengan
status anak bungsu (hanya memiliki 1 orang kakak)
signifikan
jarang
dipilih
untuk
menduduki
posisi
sebagai pimpinan, wanita dengan status anak tengah
(memiliki kakak dan adik) tidak memiliki perbedaan
signifikan
antara
sedangkan
anak
dipilih/tidak
sulung
sebagai
(termasuk
pemimpin,
anak
tunggal)
signifikan dipilih untuk menduduki posisi sebagai
pemimpin.
Namun,
penelitian
tersebut
tidak
mengungkap perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan
oleh seseorang berdasarkan Birth Order. Oleh sebab itu,
penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
khusus tentang perbandingan gaya kepemimpinan
berdasarkan Birth Order dan bagaimana Birth Order
mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang pada
SMP Negeri dan Swasta di Kota Salatiga.
Lebih lanjut, beberapa peneliti seperti Andeweg
dan Van den Berg (2003), Dattner (2000) juga berusaha
mencari
kaitan
antara
Birth
Order
dengan
gaya
kepemimpinan dalam beberapa topik berbeda. Andeweg
dan Van Den Berg (2003) di ranah politik, Dattner
3
(2000) di bidang profesi komersial, Eckstein (2003)
mencari hubungan antara Birth Order dengan gaya
kepemimpinan pada wanita. Ketiganya membuktikan
bahwa
Birth
Order
berkaitan
dengan
gaya
kepemimpinan. Namun Jefferson dkk (1998) justru
menemukan sebaliknya. Birth Order mungkin memiliki
andil pada personality, namun tidak menunjukkan
keterkaitan pada aspek-aspek gaya kepemimpinan.
Oleh karena terdapat research gap, penulis juga
merasa tertarik untuk meneliti apakah ada keterkaitan
antara gaya kepemimpinan seseorang dengan persepsi
terhadap kedudukannya di dalam keluarga atau yang
kita kenal dengan sebutan Birth Order.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
Apakah urutan kelahiran tercermin pada Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Untuk
mendeskripsikan
gaya
kepemimpinan
Kepala Sekolah berdasarkan Birth Order
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
sumbangan pada teori kepemimpinan yang dikaitkan
dengan Birth Order dalam manajemen sekolah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang bisa diperoleh melalui hasil
penelitian ini:
Bagi Kepala Disdikpora:
Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai salah
satu bahan pertimbangan bagi pemilihan Kepala
Sekolah yang lebih sesuai dengan karakteristik
sekolah tertentu.
Bagi Kepala Sekolah:
Hasil
penelitian
ini
digunakan
sebagai
input
informasi untuk mengenal dan memperbaiki diri
ke arah yang lebih baik terutama dalam hal
kepemimpinan.
5
6