Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak melalui Teknik Story Telling dengan Media Flash Card pada Siswa Kelas VII-C SMP Islam Sudirman Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2008 2009 -

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI
CERITA ANAK MELALUI TEKNIK STORY TELLING
DENGAN MEDIA FLASH CARD
PADA SISWA KELAS VII-C SMP ISLAM SUDIRMAN SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI
diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh:
Nama

: Nurul Aini

NIM

: 2101405079

Program Studi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan


: Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009

SARI

Nurul, Aini. 2009. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita
Anak melalui Teknik Story Telling dengan Media Flash Card pada Siswa
Kelas VII-C SMP Islam Sudirman Sumowono Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I:
Drs. Bambang Hartono, M.Hum., Pembimbing II: Dra. Suprapti, M.Pd.
Kata Kunci: menceritakan kembali cerita anak, teknik story telling, media
flash card
Keterampilan menceritakan kembali merupakan salah satu kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti terhadap guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Islam
Sudirman Sumowono serta observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti,

menunjukkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak masih
rendah. Faktor penyebab rendahnya keterampilan tersebut terdiri atas faktor
internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari siswa, sedangkan faktor
eksternal berasal dari metode yang digunakan guru dalam pembelajaran serta
minimnya ketersediaan media pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, peneliti
berusaha untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah tersebut melalui
pengajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik dan media
baru, yaitu teknik story telling dengan media flash card.
Masalah dalam penelitian ini
adalah seberapa besar peningkatan
keterampilan menceritakan kembali cerita anak dan bagaimanakah perubahan
sikap dan perilaku siswa kelas VII-C SMP Islam Sudirman Sumowono dalam
pembelajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik story telling
dengan media flash card? Tujuan penelitian ini mendeskripsi peningkatan
keterampilan menceritakan kembali cerita anak dan perubahan sikap serta perilaku
siswa kelas VII-C SMP Islam Sudirman Sumowono dalam pembelajaran
menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik story telling dengan media
flash card tahun pelajaran 2008/2009.
Teori yang menunjang penelitian ini (1) teori pembelajaran berbicara
dengan teknik story telling yang diterapkan oleh Nurhayati dalam jurnal penelitian

dan (2) teori pemakaian media flash card yang diterapkan Arsyad sebagai upaya
untuk merangsang imajinasi siswa. Penelitian ini berupaya memadukan teknik
story telling dan media flash card agar lebih memotivasi siswa serta memudahkan
siswa dalam pembelajaran.
Desain dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua
siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah keterampilan
menceritakan kembali cerita anak siswa kelas VII-C SMP Islam Sudirman
Sumowono yang berjumlah 43 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah
peningkatan keterampilan menceritakan kembali cerita anak dan penggunaan
ii

teknik story telling dengan media flash card. Pengumpulan data pada siklus I dan
siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Instrumen yang digunakan adalah
tes esai perintah menceritakan kembali cerita anak, sedangkan instrumen nontes
yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, dan wawancara. Hasil
penelitian dianalisis dengan teknik kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian siklus I diperoleh hasil menceritakan kembali cerita anak
37,20% atau baru sekitar 16 siswa dikategorikan tuntas, sedangkan nilai rata-rata
klasikal siklus I mencapai 61,74. Sementara itu, pada siklus II 81,40% atau 34

siswa dikategorkan tuntas, sedangkan nilai rata-rata klasikal mencapai 72,79.
Dengan demikian, terjadi peningkatan kategori ketuntasan 44,2%, sedangkan nilai
rata-rata klasikal meningkat sebesaer 17,89% dari siklus I ke siklus II.
Peningakatan keterampilan menceritakan kembali ini juga diikuti dengan
perubahan sikap dan perilaku siswa kearah positif. Pada siklus II siswa terlihat
senang dan bersemangat dalam pembelajaran. Selain itu, siswa semakin aktif dan
antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran. Dari hasil penelitian
keterampilan menceritakan kembali cerita anak di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan siswa mengalami peningkatan setelah mengikuti proses pembelajaran
menggunakan teknik story telling dengan media flash card dan perilaku siswa
mengalami perubahan dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.
Saran yang dapat diberikan dari data hasil penelitian ini adalah agar guru
bahasa Indonesia menggunakan teknik story telling serta media flash card sebagai
alternatif pembelajaran menceritakan kembali cerita anak. Bagi siswa hendaknya
mengikuti kegiatan pembelajaran menceritakan kembali cerita anak dengan
bersemangat dan berperilaku positif sehingga siswa dapat bercerita dengan baik
dan menarik.

iii


PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
pada hari

: Senin

tanggal

: 10 Agustus 2009

Panitia Ujian Skripsi
Ketua,

Sekretaris,

Prof. Dr. Rustono, M.Hum.
NIP 195801271983031003


Drs. Haryadi, M.Pd.
NIP 196710051993031003

Penguji I,

Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum.
NIP 197506171999031002
Penguji II,

Penguji III,

Dra. Suprapti, M.Pd.

Drs. Bambang Hartono, M.Hum.

NIP 195007291979032001

NIP 196510081993031002
iv


PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi.
Semarang, Juli 2009
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. Bambang Hartono, M.Hum.

Dra. Suprapti, M.Pd.

NIP 132058081

NIP 130806403

v


PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2009

Nurul Aini

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1.

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila meraka
tidak merubah nasibnya sendiri” (QS: Ar Ra’du, ayat 11).

2.


“Sesungguhnya kami telah telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka)
bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu”(QS: Al Kahfi, ayat 84).

3.

Setiap ada kekusahan pasti ada kebahagiaan, setiap ada kesukaran pasti akan
ada kemudahan.

4.

Iringilah perjalan hidup kita dengan ikhtiar dan doa.

Persembahan:
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.

Bapak dan ibuku tercinta yang senantiasa mendukung dan mengiringi setiap
langkah hidupku dengan doa.


2.

Almamaterku.

vii

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt karena
dengan segala cinta dan kasih-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari izin dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
1.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian;

2.


Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin
dalam penyususnan skripsi ini;

3.

Drs. Bambang Hartono, M.Hum., sebagai Pembimbing I dan Dra. Suprapti,
M.Pd., sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyususnan skripsi ini;

4.

Bapak dan ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Negeri Semarang;

5.

Keluarga besar SMP Islam Sudirman Sumowono Kabupaten Semarang
yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian;

6.

Abangku yang menjadi motivator dan semangat dalam hidupku;

7.

Segenap keluarga yang selalu memberikan dorongan untuk maju;

8.

Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.
Semarang, 2009
Penulis,

Nurul Aini

viii

DAFTAR ISI

SARI .........................................................................................................

i

PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................

iv

PERNYATAAN ......................................................................................

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................

vi

PRAKATA ...............................................................................................

vii

DAFTAR ISI ............................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xi

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah ..................................................................

1

1.2

Identifikasi Masalah ........................................................................

6

1.3

Pembatasan Masalah .......................................................................

8

1.4

Rumusan Masalah ...........................................................................

9

1.5

Tujuan Penelitian ............................................................................

10

1.6

Manfaat Penelitian ..........................................................................

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1

Kajian Pustaka ...............................................................................

12

2.2

Landasan Teori ..............................................................................

15

2.2.1 Keterampilan Menceritakan Kembali ...........................................

15

2.2.1.1 Hakikat Menceritakan Kembali .....................................................

15

2.2.1.2 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menceritakan Kembali ..

19

2.2.2 Cerita Anak ....................................................................................

23

2.2.2.1 Pengertian Cerita Anak ..................................................................

23

2.2.2.2 Unsur-Unsur Cerita Anak ..............................................................

27

2.2.2.3 Kriteria Pemilihan Cerita Anak .....................................................

33

2.2.3 Teknik Story Telling ......................................................................... 35
ix

2.2.4 Media Flash Card ............................................................................ 36
2.2.4.1 Hakikat Media ................................................................................. 37
2.2.4.2 Flash Card ....................................................................................... 41
2.2.5 Pembelajaran Menceritakan Kembali Cerita Anak melalui Teknik
Story Telling dengan Media Flash Card .......................................... 44
2.2.5.1 Teknik Story Telling dengan Media Flash Card dalam
Pembelajaran Menceritakan Kembali Cerita Anak ......................... 44
2.2.5.2 Tahap Pembelajaran Menceritakan Kembali Cerita Anak melalui
Teknik Story Telling dengan Media Flash Card ............................. 46
2.3

Kerangka Berpikir ........................................................................... 49

2.4

Hipotesis Tindakan .......................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Desain Penelitian ............................................................................... 53

3.1.1 Prosedur Tindakan Kelas Siklus I ...................................................... 54
3.1.2 Prosedur Tindakan Kelas Siklus II .................................................... 59
3.2

Subjek Penelitian ............................................................................... 63

3.3

Variabel Penelitian ............................................................................ 64

3.4

Teknik Pengambilan Data ................................................................. 65

3.4.1 Teknik Tes .......................................................................................... 66
3.4.2 Teknik Nontes .................................................................................... 66
3.5

Instrumen Penelitian .......................................................................... 67

3.5.1 Instrumen Tes ..................................................................................... 67
3.5.2 Instrumen Nontes ............................................................................... 72
3.5.3 Uji Instrumen ..................................................................................... 73
3.6

Teknik Analisi Data .......................................................................... 74

3.6.1 Teknik Kuantitatif .............................................................................

74

3.6.2 Teknik Kualitatif ...............................................................................

75

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian ..............................................................................

76

4.1.1 Prasiklus ........................................................................................

76

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I .................................................................

78

x

4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I ...........................................................................

78

4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I ...................................................................... 89
4.1.2.3 Refleksi Siklus I .............................................................................

101

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................ 104
4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II ..........................................................................

105

4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II ..................................................................... 114
4.1.3.3 Refleksi Siklus II ............................................................................
4.2

128

Pembahasan ..................................................................................... 130

4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak
Siswa Kelas VII-C SMP Islam Sudirman Sumowono .................... 131
4.2.2 Perubahan Sikap dan Perilaku Siswa Kelas VII-C SMP Islam
Sudirman Sumowono ...................................................................... 134
BAB V PENUTUP
5.1

Simpulan .......................................................................................... 141

5.2

Saran ................................................................................................ 142

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 144
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 146

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Penilaian Bercerita ............................................................... 67
Tabel 2 Kriteria Penilaian Bercerita .......................................................... 68
Tabel 3 Kriteria Menceritakan Kembali Cerita Anak ............................... 70
Tabel 4 Rincian Perolehan Nilai Tiap Siswa ............................................ 71
Tabel 5 Hasil Tes Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak
Siklus I .......................................................................................... 78
Tabel 6 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Kelancaran
Bercerita ....................................................................................... 82
Tabel 7 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Alur
Cerita ............................................................................................. 83
Tabel 8 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Diksi......... 84
Tabel 9 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Kesesuaian
dengan Topik ................................................................................ 85
Tabel 10 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek
Penampilan ................................................................................... 87
Tabel 11 Hasil Observasi Siklus I .............................................................. 89
Tabel 12 Hasil Tes Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak
Siklus II ........................................................................................ 105
Tabel 13 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Kelancaran
Bercerita ...................................................................................... 108
Tabel 14 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Alur
Cerita ........................................................................................... 110
Tabel 15 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Diksi ....... 111
Tabel 16 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek Kesesuaian
dengan Topik .............................................................................. 112
Tabel 17 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Aspek
Penampilan .................................................................................. 113
Tabel 18 Hasil Observasi Sikus II ............................................................. 115

xii

Tabel 19 Ketuntasan dan Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali
Cerita Anak pada Siklus I dan Siklus II ....................................... 132
Tabel 20 Perolehan Nilai dan Peningkatan Keterampilan Menceritakan
Kembali Cerita Anak pada Siklus I dan Siklus II ....................... 132
Tabel 21 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II .................. 135

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Persentase Ketuntasan Tes Keterampilan Menceritakan
Kembali Cerita Anak Siklus I .......................................................

79

Diagram 2 Hasil Tes Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak
Siklus I ..........................................................................................

81

Diagram 3 Persentase Ketuntasan Tiap Aspek Keterampilan Menceritakan
Kembali Cerita Anak Siklus I .......................................................

88

Diagram 4 Persentase Ketuntasan Tes Keterampilan Menceritakan
Kembali Cerita Anak Siklus II ......................................................

107

Diagram 5 Hasil Tes Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak
Siklus II ........................................................................................

107

Diagram 6 Persentase Ketuntasan Tiap Aspek Keterampilan Menceritakan
Kembali Cerita Anak Siklus II ......................................................

114

Diagram 7 Peningkatan Nilai Keterampilan Menceritakan Kembali
Cerita Anak Siklus I ......................................................................

xiv

133

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 54
Gambar 2 Kegiatan pada saat Peneliti Menerangkan Materi ................... 91
Gambar 3 Kegiatan Siswa saat Dikelompokkan dan Pemberian Contoh
Media ............................................................................................. 92
Gambar 4 Kegiatan pada saat Siswa Membaca ......................................... 93
Gambar 5 Kegiatan Siswa Membuat Ringkasan dan Melengkapi
Gambar ........................................................................................ 93
Gambar 6 Kegiatan Siswa Bercerita di Dalam Kelompok ...................... 94
Gambar 7 Kegiatan Siswa Bercerita di Depan Kelas ................................ 94
Gambar 8 Kegiatan Peneliti Menerangkan Materi .................................... 118
Gambar 9 Kegiatan Siswa Membaca dan Membuat Ringkasan ............... 119
Gambar 10 Kegiatan Siswa Bercerita, Bertanya, dan Mencatat ............... 120
Gambar 11 Kegiatan Siswa Bercerita di Depan Kelas ............................... 120
Gambar 12 Kegiatan Siswa Membaca Teks Cerita .................................... 137
Gambar 13 Kegiatan Siswa Membuat Ringkasan ...................................... 137
Gambar 14 Kegiatan Siswa dalam Kelompok ............................................ 138
Gambar 15 Kegiatan Siswa Bercerita di Depan Kelas .............................. 138

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I ............................................................................ 146
Lampiran 2 RPP Siklus II .......................................................................... 150
Lampiran 3 Pedoman Observasi Siklus I ................................................... 154
Lampiran 4 Pedoman Observasi Siklus II .................................................. 155
Lampiran 5 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I ............................................... 156
Lampiran 6 Pedoman Jurnal Siswa Siklus II .............................................. 157
Lampuran 7 Pedoman Jurnal Guru Siklus I ................................................. 158
Lampiran 8 Pedoman Jurnal Guru Siklus II ............................................... 159
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Siklus I ................................................. 160
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Siklus II .............................................. 161
Lampiran 11 Teks Cerita Anak Siklus I ...................................................... 162
Lampiran 12 Teks Cerita Anak Siklus II .................................................... 171
Lampiran 13 Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Islam
Sudirman Sumowono ............................................................ 177
Lampiran 14 Daftar Nilai Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak ........... 178
Lampiran 15 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Siklus I ........ 180
Lampiran 16 Hasil Tes Menceritakan Kembali Cerita Anak Siklus II ...... 182
Lampiran 17 Hasil Observasi Siklus I ........................................................ 184
Lampuran 18 Hasil Observasi Siklus II ..................................................... 185
Lampiran 19 Hasil Wawancara Siklus I...................................................... 186
Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus II.................................................... 188
Lampiran 21 Hasil Jurnal Guru Siklus I .................................................... 191
Lampiran 22 Hasil Jurnal Guru Siklus II.................................................... 192
Lampiran 23 Hasil Jurnal Siswa Siklus I.................................................... 193
Lampiran 24 Hasil Jurnal Siswa Siklus II................................................... 194
Lampiran 25 Contoh Hasil Jurnal Siswa Siklus I....................................... 195
Lampiran 26 Contoh Hasil Jurnal Siswa Siklus II...................................... 198
Lampiran 27 Contoh Media Siklus I .......................................................... 202
Lampiran 28 Contoh Media Siklus II ........................................................ 215
xvi

Lampiran 28 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Skripsi .................. 228
Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian FBS Unnes ..................... 229
Lampiran 30 Surat Keterangan Selesei Penelitian ..................................... 230
Lampiran 31 Surat Keterangan Selesai Bimbingan ................................... 231
Lampiran 32 Surat Keputusan Panitia Ujian Skripsi ................................

xvii

232

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi yang syarat dengan persaingan dan perkembangan IPTEK,
manusia dituntut untuk selalu aktif dalam segala hal. Berpikir cepat dan kritis serta
mempunyai intelektual yang tinggi. Bahasa sebagai sarana komunikasi sangat
diperlukan dalam hal tersebut. Bahasa dapat meningkatkan intelektual seseorang
dan kemampuan bersastra seseorang. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang
mengajarkan manusia untuk dapat berkomunikasi secara efektif sesuai dengan etika
yang berlaku baik secara lisan maupun tulisan sangatlah diperlukan.
Senada dengan hal itu, dalam kurikulum 2004 (KBK) mata pelajaran Bahasa
Indonesia mengemukakan

bahwa

hakikat

belajar

bahasa

adalah belajar

berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.
Selain itu, pembelajaran juga diarahkan untuk menumbuhkan apresiasi terhadap
hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Dengan demikian, pembelajaran bahasa
Indonesia mencakup dua komponen, yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra. Kedua komponen tersebut dalam pembelajaran diimplementasikan dalam
empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

1

2

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan mengungkapkan isi hati,
gagasan, pemikiran secara lisan kepada orang lain. Dalam berbicara tidak hanya
berkaitan dengan apa yang dikatakan oleh seseorang, tetapi juga bagaimana cara
penyampaiannya. Hal ini berkaitan dengan tujuan utama dalam berbicara adalah
lawan bicara memahami maksud informasi yang disampaikan.
Meskipun keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang perlu dimiliki oleh seseorang, tetapi keterampilan ini bukanlah
warisan turun-temurun. Perlu adanya pelatihan sejak dini dan pengarahan intensif
agar seseorang terampil berbicara. Terampil berbicara bukanlah hal yang mudah
dimiliki oleh seseorang. Banyak orang yang terampil menuangkan ide-idenya dalam
bentuk tulisan, tetapi sering kali kurang terampil dalam menuangkan ide secara
lisan.
Keterampilan berbicara merupakan modal

utama dalam

kegiatan

berkomunikasi. Kemampuan mengkomunikasikan ide, isi hati, gagasan, atau pesan
mustahil dapat seseorang peroleh jika tidak terampil dalam berbicara. Keterampilan
berbicara merupakan modal utama dalam berkomunikasi dalam masyarakat.
Kenyataannya orang yang pandai berbicara sangat dibutuhkan dalam masyarakat
baik dalam acara formal maupun nonformal. Dengan demikian, peningkatan
keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Pembelajaran berbicara dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam berbicara dengan bahasa Indonesia
secara baik dan benar. Pembelajaran berbicara baik bahasa maupun sastra dapat
implementasikan dalam berbagai metode yaitu bercerita, berpidato, wawancara,

3

berdiskusi, serta bermain peran.

Dalam implementasi di sekolah terkadang

pembelajaran berbicara sering dikesampingkan. Hal ini dikarenakan pembelajaran
berbicara memakan waktu banyak dan berbicara menjadi hal yang mudah. Padahal
keterampilan tersebut merupakan salah satu aspek berbahasa yang sama
pentingnya dengan aspek yang lain. Oleh kerena itu, pembelajaran berbicara perlu
ditingkatkan seiring dengan peningkatan aspek kebahasaan yang lain.
Tingkat keberhasilan pembelajaran berbicara berkaitan dengan tingkat
kemampuan pengajar, respon maupun tingkat penerimaan pengetahuan oleh
peserta didik, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran, serta media
atau alat yang digunakan dalam pembelajaran. Semua komponen tersebut saling
berkaitan. Selain itu, untuk mencapai keberhasilan pembelajaran berbicara perlu
mendapat penanganan yang intensif.
Dalam standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMP atau MTs kelas VII aspek berbicara menyatakan bahwa siswa harus
mampu menceritakan kembali cerita anak yang dibaca (Depdiknas 2005:4). Untuk
mencapai kompetensi dasar

tersebut siswa tidak hanya dijejali dengan

teori

mengenai karya sastra prosa, tetapi siswa diajak mengapresiasi karya sastra.
Apresiasi dilakukan dengan siswa diajak membaca dan memahami karya sastra
tersebut kemudian menceritakan kembali cerita yang dibaca.
Keterampilan menceritakan kembali cerita anak yang dibaca bagi siswa akan
mudah diperoleh jika ada bekal yang cukup sebagai dasarnya. Bekal tersebut adalah
pemahaman terhadap isi cerita, sehingga akan memudahkan siswa dalam
menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk yang lain. Namun, hal ini

4

memerlukan juga sebuah kebiasaan yang terus-menerus dan berulang-ulang
sehingga akan mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam menceritakan
kembali.
Keterampilan menceritakan kembali merupakan bagian dari pembelajaran
bercerita. Inti pembelajaran ini adalah siswa mampu menyampaikan cerita yang
dibacakan secara runtut dan ekspresif. Selain itu, pendengar mampu memahami isi
ceritanya. Oleh karena itu, tugas utama guru adalah bagaimana siswa memahami isi
cerita dan mampu menuangkapkan kembali secara lisan.
Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII
di SMP Islam Sudirman Sumowono, diperoleh simpulan bahwa pembelajaran
menceritakan kembali cerita anak yang dibaca masih mengalami banyak hambatan.
Pernyataan tersebut, diperkuat dengan observasi secara langsung di kelas dalam
pembelajaran menceritakan kembali. Dari wawancara dan observasi ditemukan
fakta bahwa siswa kurang antusias untuk bercerita serta kurang lancar dalam
bercerita. Hal ini dikarenakan siswa kurang memahami isi bacaan yang dibacanya.
Selain itu, siswa kurang memiliki keberanian untuk bercerita sehingga mereka
cenderung saling menuding satu sama lain untuk bercerita. Padahal untuk mencapai
kompetensi dasar tersebut hal utama yang harus dimiliki siswa adalah pemahaman
terhadap isi bacaan dan keberanian.
Pembelajaran ini akan berhasil jika siswa mampu memahami bacaan yang
dibaca. Siswa juga mampu menceritakan kembali cerita yang dibaca secara lisan
dengan jelas, runtut, dan ekspresif. Hal yang perlu diperhatikan adalah kejelasan
lafal, keruntutan cerita, dan cara bercerita.

5

Sementara itu, persoalan lain yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
menceritakan kembali cerita anak adalah kejenuhan dalam pembelajaran.
Pembelajaran biasanya dilakukan dengan cara siswa membaca cerita anak di dalam
buku paket kemudian beberapa siswa menceritakan kembali di depan kelas. Dengan
demikian, hanya beberapa siswa yang telah dilatih untuk bercerita sementara yang
lain hanya sebagai pendengar. Hal ini menyebabkan motivasi siswa dalam
pembelajaran kurang.
Kondisi sekolah juga menjadi faktor kurang berhasilnya pembelajaran. SMP
Islam Sudirman Sumowono merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di
kawasan Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut sebagian besar orang tua murid
merupakan dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu,
penyediaan sarana dana prasarana pendidikan sulit dihimpun dari orang tua siswa.
Selain itu, sekolah pun memiliki keterbatan saran dan prasarana pembelajaran yang
memadahi. Padahal sarana dan prasarana pembelajaran dapat memudahkan
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penyediaan sarana dan
parasarana (media pembelajaran) sederhana yang mampu membangkitkan
semangat siswa serta memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Begitu kompleks problematika yang ada dalam pembelajaran menceritakan
kembali cerita anak yang dibaca, maka perlu adanya solusi untuk memecahkan
permasalah ini. Untuk pemecahan masalah ini harus diawali dengan meningkatkan
keterampilan siswa dalam memahami bacaan yang dibaca, baru kemudian
meningkatkan kemampuan bercerita. Apabila pemahaman siswa akan suatu bacaan
baik maka akan menjadi pendorong kemampuan bercerita juga baik. Namun, hal itu

6

bukan menjadi faktor tunggal karena siswa juga harus memiliki keberanian dan
kepercayaan diri dalam bercerita. Sebagai pencerita tidak hanya lancar bercerita saja
tetapi juga harus ekspresif.
Untuk mengatasi problematika dalam pembelajaran menceritakan kembali
cerita anak yang dibaca tersebut diperlukan sebuah metode maupun teknik
pembelajaran yang integratif yakni memadukan beberapa aspek keterampilan
berbahasa serta diperlukan suatu media yang mampu memudahkan siswa bercerita.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini menitik- beratkan pada peningkatan
keterampilan menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik story telling
dan mengunakan media flash card.

1.2 Identifikasi Masalah
Pembelajaran

keterampilan

berbicara

khususnya

keterampilan

menceritakan kembali cerita anak yang dibaca di SMP Islam Sudirman Sumowono
belum

mencapai

target

yang

diinginkan.

Beberapa

permasalahan

yang

menyebabkan pembelajaran ini kurang memenuhi target digolongkan menjadi dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas (1) siswa kurang
memiliki keberanian untuk bercerita di depan orang banyak; (2) siswa kurang
memahami isi bacaan, hal ini terjadi karena siswa tidak memahami hal-hal yang
penting dalam bacaan; (3) Siswa tidak mampu bercerita secara kronologis karena
kurang memahami isi bacaan; dan (4) Siswa kurang mampu menggunakan diksi atau
gaya bahasa yang baik.

7

Sementara itu, faktor eksternal yang ikut andil dalam permasalahan ini
adalah (a) metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran menceritakan
kembali cenderung monoton yakni siswa membaca cerita dan bercerita di depan
kelas, (b) sarana dan prasarana pembelajaran seperti media pembelajaran kurang
memadahi. Padahal dengan ketersediaan media akan memudahkan siswa menerima
pembelajaran yang disampaikan. (c) masyarakat sekitar yang sering menggunakan
bahasa ibu (bahasa Jawa).
Rasa grogi dan kurang percaya diri dalam bercerita menjadi masalah klasik
dalam bercerita di depan orang banyak. Siswa belum terbiasa berbicara di depan
orang banyak sehingga siswa mengalami banyak kasulitan untuk bercerita di depan
kelas.
Pemahaman siswa dalam memahami isi bacaan dirasakan masih kurang.
Akar dari persoalan tersebut adalah motivasi siswa untuk membaca kurang. Selain
itu, siswa kurang memahami hal-hal yang penting dalam bacaan tersebut.
Kejenuhan siswa terhadap pembelajaran sering terjadi dalam dunia
pendidikan. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang monoton. Pemakaian teknik,
model, dan metode pembelajaran yang kurang variatif menyebabkan kejenuhan
pada siswa. Sebenarnya hal tersebut dapat diantisipasi dengan pemakaian media.
Namun, keterbatasan media sering menjadi pemicu kurangnya pemanfaatan media
dalam pembelajaran.
Fenomena lain yang timbul dalam pembelajaran tersebut adalah siswa
kurang mampu bercerita secara runtut. Siswa cenderung mengulang-ulang cerita

8

serta ada pula yang berhenti ditengah jalan dalam bercerita karena tidak hafal
urutannya. Dalam pembelajaran ini siswa cenderung menghafalkan kalimat dalam
bacaan bukan memahami isi dan runtutan ceritanya. Oleh karena itu, siswa kurang
lancar dalam bercerita dan kurang runtut.
Kebiasaan masyarakat sekitar menggunakan bahasa daerah menjadi
penyebab siswa kurang pandai menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu,
perbendaharaan kosa kata siswa menjadi rendah.
Faktor internal dan eksternal tersebut menyebabkan keterampilan siswa
dalam menceritakan kembali cerita anak masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan
penanganan yang serius terhadap persoalan tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah
Teknik dan media pembelajaran merupakan salah satu solusi untuk
memudahkan pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada
teknik story telling dan media flash card untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam bercerita.
Teknik story telling ini berorientasi pada pembelajaran secara berkelompok.
Dengan demikian, teknik story telling ini diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan diri dalam siswa karena mereka mendapat kesempatan untuk berlatih
berbicara secara merata.
Bertolak dari kenyataan yang ada, bahwa dalam pembelajaran bercerita
secara kelompok, mengalami banyak kendala siswa kurang aktif dan cenderung

9

mengalami kebosanan, maka teknik story telling ini dirasakan cocok dipergunakan.
Hal ini dikarenakan prosedur pelaksanaan teknik ini setiap anggota kelompok
mendapatkan materi cerita yang berbeda sehingga siswa tetap antusias dan tidak
mengalami kebosan karena mendengarkan cerita yang sama. Selain itu, pembagian
peran dalam kelompok mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
karena siswa tidak hanya mendengarkan saja tetapi harus mampu mengajukan
pertanyaan dan mencatat isi cerita serta pertanyaan yang diajukan.
Sementara itu, media flash card pada dasarnya adalah media gambar yang
disajikan dalam bentuk kartu-kartu. Media ini merupakan ilustrasi dari cerita yang
dibaca. Selain dalam bentuk gambar-gambar, media ini juga memuat sedikit
ringkasan cerita. Ringkasan singkat yang ada di dalam media tersebuat dibuat oleh
siswa. Kegiatan menuliskan ringkasan diharapkan panguasaan siswa tentang cerita
yang dibaca semakin meningkat. Media ini dapat memudahkan siswa dalam
bercerita, serta memberikan daya tarik siswa agar merasa senang dengan
pembelajaran menceritakan kembali.
Pada intinya penggunaan teknik story telling dengan media flash card ini
bertujuan agar siswa termotivasi untuk memahami isi cerita karena ingin
menceritakan kepada orang lain. Setelah itu,

siswa mampu menuangkan

pemahaman terhadap bacaan dalam bentuk ringkasan. Siswa juga mampu
menceritakan kembali cerita yang dibaca secara lisan dengan media flash card.

1.4 Rumusan Masalah

10

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menceritakan kembali cerita anak
melalui teknik story telling dengan media flash card pada siswa kelas VIIC SMP
Islam Sudirman Sumowono?
2.

Bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VIIC SMP Islam Sudirman
Sumowono dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak melalui
teknik story telling dengan media flash card?

1.5 Tujuan Penelitian
Senada dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut :
1. mendeskripsi

peningkatan keterampilan menceritakan kembali cerita anak

melalui teknik story telling dengan media flash card pada siswa kelas VIIC SMP
Islam Sudirman Sumowono?
2.

mendeskripsi perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VIIC SMP Islam
Sudirman Sumowono dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak
melalui teknik story telling dengan media flash card?

1.6 Manfaat Penelitian
Secara garis besar, manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat secara
teoretis dan manfaat secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk

11

menambah khasanah keilmuan

bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran

menceritakan kembali cerita anak.
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi siswa dan
guru. Bagi siswa, penelitian ini dapat menumbuhkan minat siswa dalam membaca.
Selain itu, dapat mendorong siswa untuk memiliki kredibilitas tinggi saat bercerita
sehingga siswa memiliki kepercayaan diri saat berbicara di depan umum.
Bagi guru, penelitian ini sebagai alternatif pemilihan metode pembelajaran
yang cocok dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya
pembelajaran menceritakan kembali cerita anak. Bagi peneliti, penelitian ini dapat
memperkaya wawasan tentang pembelajaran mencerikatan kembali cerita anak.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang keterampilan berbicara telah dilakukan oleh mahasiswa
maupun dosen dalam penyusunan skipsi, jurnal, dan desertasi. Skipsi yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Diskusi pada Siswa Kelas 2A SLTP
Bhakti Praja Sumur Panggang, Tegal oleh Karyati Tahun 2000 membahas tentang
keefektivan metode diskusi dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa teknik diskusi sangat efektif untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, terbukti dengan peningkatan nilai rata-rata siswa dari
6,56 menjadi 7, 016 atau meningkat sebesar 4,56 %.
Sementara itu, Mujingtyas tahun 2000 dalam sksipsi berjudul Upaya
Peningkatan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerpen dengan Pola Latihan
Berjenjang Siswa Kelas II MTs Tuan Sukolongu, Kabupaten Pati Tahun Ajaran
1999/2000 berusaha meningkatkan kemampuan menceritakan kembali cerpen
dengan menerapkan pola latihan berjenjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pola pembelajaran tersebut mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa
yaitu 59,26 % pada silkus I, meningkat menjadi 67,64 % pada siklus II. Selain itu,
berdasarkan

hasil

observasi

terlihat

pembelajaran.

12

peningkatan

keaktifan

siswa

dalam

13

Dalam jurnal yang berjudul Penerapan Teknik Story Telling dalam Upaya
Meningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Sekolah Dasar oleh Nurhayati dan L.
Ratnawati tahun 2005 dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik story telling mampu
meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata pratindakan hanya 43, sedangkan nilai rata-rata

pada siklus I

meningkat menjadi 63 dan rata-rata nilai siklus II meningkat menjadi 81. Sementara
pada siklus III meningkat lagi menjadi 83. dengan demikian sudah jelas bahwa teknik
story telling mampu meningkatkan keterampilan berbicara (Nurhayati 2005).
Skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Bercerita Menggunakan
Media Boneka pada Siswa Kelas VII-G SMP N 4 Pemalang Tahun Ajaran 2006/2007
oleh Denok Wijayanti tahun 2007 yang meneliti tentang kefektifan media boneka
untuk memudahkan siswa dalam bercerita. Berdasarkan data penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bercerita menggunakan media boneka
mengalami peningkatan sebesar 7,8%. Pada siklus I keberhasilan pembelajaran
mencapai 73,4%. Adapun pada siklus II mencapai 81,2%.
Menurut Dewi Setyawan dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Media
Strip melalui Komponen Pemodelan untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas VII-C SMP N 2 Rangkit Banjarnegara Tahun Ajaran 2006/2007 berusaha
meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan media strip dengan
pemodelan. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa media strip
melalui komponen pemodelan mengalami peningkatan yaitu pada siklus I meningkat
sebesar 5,6% dan pada siklus II mengalami peningkatan 12,12%. Dengan demikian
peningkatan dari siklus I samapai siklus II sebesar 17,72%.

14

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat diketahui bahwa penelitian
tindakan kelas tentang berbicara memiliki persamaan, penelitian yang
dilakukan sama-sama mengenai keterampilan berbicara, hanya saja berbeda
dalam penggunaan teknik, metode, bahkan pendekatan yang bervariasi dalam
upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Setiap penelitian
mempunayi kebaruan dalam hal cara sehingga hasilnya pun berbeda. Namun
demikian,

penelitian

tersebut

mempunyai

tujuan

yang

sama,

yaitu

meningkatkan keterampilan berbiacara siswa. Terkait dengan penelitianpenelitian yang sudah dilakukan, penelitian tersebut dapat digunakan sebagai
panduan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Dalam skripsi ini, peneliti menerapkan pembelajaran menceritakan
kembali cerita anak melalui teknik story telling dengan media flash card
sebagai tindak lanjut dan pelengkap penelitian sebelumnya. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menerapkan teknik dan media
pembelajaran. Meskipun inti dalam teknik dan media ini sama dengan
penelitian sebelumnya yaitu untuk meningkatkan keberanian siswa dalam
berbicara. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu lebih meningkatkan
keaktivan siswa dalam pembelajaran serta mengurangi kesulitan siswa dalam
belajar. Penelitian ini mengkaji mengenai peningkatan keterampilan
menceritakan kembali cerita anak serta meneliti mengenai perubahan sikap
dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2.2 Landasan Teori

15

Dalam landasan teori ini penulis menguraikan teori-teori yang dikemukakan
para ahli dari berbagai sumber untuk mendukung penelitian ini. Landasan teori
tersebut terdiri atas keterampilan menceritakan kembali, cerita anak, teknik story
telling, media flash card, pembelajaran menceritakan kembali melalui teknik story
telling dengan media flas card.

2.2.1

Keterampilan Menceritakan Kembali
Menceritakan kembali merupakan bagian dari pembelajaran berbicara.
Pada dasarnya pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang integral karena
tidak hanya melibatkan keterampilan berbicara saja, tetapi melibatkan
keterampilan membaca dan mendengarkan. Berikut ini dipaparkan mengenai
hakikat keterampilan menceritakan kembali dan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menceritakan kembali.

2.2.1.1 Hakikat Keterampilan Menceritakan Kembali
Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak semenjak ia
mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya
mampu merekam beberapa kabar berita. Seorang anak, dengan usianya yang
masih muda akan lebih tertarik mendengarkan cerita anak. Namun, seiring
bertambahnya usia anak akan mulai menikmati cerita melalui kegiatan
membaca.
Setelah anak menginjak usia sekolah, anak akan dituntut untuk
bercerita. Hal utama yang terlintas dalam pikiran anak adalah cerita masa kecil

16

yang selalu dia dengar atau yang pernah dia baca. Anak berusaha mengingatingat jalan cerita dan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut, kemudian
merangkainya manjadi sebuah cerita. Dengan kegiatan ini secara otomatis
kemampuan imajinasi dan kreativitas siswa dapat terlatih.
Berdasarkan uaraian di atas berarti siswa telah melakukan kegiatan
menceritakan kembali. Pada dasarnya kegiatan menceritakan kembali
merupakan kengiatan mengungkapkan kembali apa-apa yang dibaca maupun
yang didengar. Kegiatan menceritakan kembali dapat diimplementasikan secara
lisan atau secara tulisan. Kegiatan menceritakan kembali secara tulis, identik
dengan kegiatan menuliskan kembali cerita. Sementara itu, kegiatan
menceritakan kembali secara lisan, identik dengan kegiatan bercerita.
Dalam pembahasan ini lebih menekankan pada menceritakan kembali
secara lisan. Hal ini senada dengan ungkapan Majid (2001:55) yakni sebaiknya,
kita

tidak

menggunakan

pengungkapan

nonlisan,

karena

pertama,

pengungkapan nonlisan lebih sulit dipahami siswa daripada pengungkapan
secara lisan; kedua, kegiatan itu dimaksudkan untuk memperbaiki bahasa dan
gaya bahasa para siswa
Menceritakan kembali secara lisan merupakan berbicara untuk
menginformasikan. Sesuatu yang disampaikan oleh pencerita dalam bentuk
cerita anak merupakan sebuah informasi bagi pendengar. Selain itu, kegiatan
menceritakan kembali merupakan jenis berbicara formal yaitu bercerita.
Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan satu pendengar (berbicara antar
pribadi), dalam kelompok, maupun dalam kelompok besar.

17

Kegiatan menceritakan kembali merupakan bagian dari kegiatan
bercerita. Keduanya merupakan kegiatan menceritakan sesuatu hal atau
peristiwa. Namun, kegiatan menceritakan kembali harus melalui tahap
membaca atau menyimak terlebih dahulu agar bisa bercerita. Sementara itu,
kegiatan bercerita tidak harus melalui tahapan membaca atau menyimak, tetapi
lewat pengalaman atau kejadian yang dialami mampu menciptakan sebuah
cerita.

Dengan demikian untuk merumuskan konsep menceritakan kembali

diambil dari konsep bercerita.
Bercerita merupakan kegiatan menuturkan perbuatan, pengalaman,
atau kejadian-kejadian baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun rekaan
belaka (KBBI 1999:186).
Menurut Heri Hidayat dalam Ella Faridati Zen (2008) bercerita dikatakan
sebagai aktivitas menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan,
pengalaman atau suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun hasil
rekaan. Bercerita dikatakan sebagai menuturkan, yaitu menyampaikan
gambaran atau deskripsi suatu kejadian.
Menurut Handayu dalam Wijayanti (2007), bercerita adalah salah satu
bentuk untuk atau cara yang dilakukan dalam upaya menjalin komunikasi dalam
pendidikan

anak.

Dengan

keterampilan

bercerita,

seseorang

dapat

menyampaikan berbagai macam, ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan
apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan ungkapan kemauan dan
keinginan membagikan pengalaman yang diperoleh.

18

Sementara itu, Subyantoro (2007:14) mengartikan bercerita sebagai
suatu kegiatan yang disampaikan oleh pencerita kepada siswanya, ayah dan ibu
kepada anak-anaknya, juru bercerita kepada pendengarnya. Bercerita juga
merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni, karena erat kaitannya dengan
bersandar kepada kekuatan kata.
Menurut Majid (2001:28) pencerita adalah pemindahan cerita atau
penyampaiannya kepada penyimak atau pendengar. Sementara itu, bercerita
merupakan seni yang alami sebelum menjadi sebuah keahlian. Pendongeng
yang alami cenderung lebih kuat dari pada pendongeng yang mengikuti
sekolah/kursus. Jaman dahulu orang yang bercerita disebut tukang cerita dan
pelipur lara, sementara saat ini disebut pencerita.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai bercerita, maka bercerita
adalah seni menuturkan perbuatan, pengalaman, atau kejadian-kejadian yang
dialami, dirasakan, dilihat serta sesuatu yang dibaca oleh pencerita kepada
pendengar. Sementara itu, menceritakan kembali merupakan bercerita dari
sesuatu yang dibaca atau yang didengarkan. Dengan demikian, dapat
dirumuskan bahwa menceritakan kembali merupakan seni menuturkan sesuatu
yang dibaca dan didengar yang dilakukan pencerita untuk pendengarnya.
Subyantoro (2007:16) menyatakan ada beberapa macam teknik
bercerita yang dapat digunakan, antara lain: (1) bercerita tanpa alat peraga; (2)
bercerita dengan alat peraga langsung; (3) bercerita dengan gambar; (4)
bercerita dengan papan flanel; dan (5) bercerita dengan membacakan cerita

19

(story reading). Meskipun banyak teknik dalam bercerita, tetapi dalam bercerita
hal yang utama yaitu keruntutan cerita.
Menurut Moeslikhatoen dalam artikel “Teknik Bercerita dalam
Bimbingan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24