TEKNIK PENYAMAKKAN NOVELTY DAN EKSOTIK K
LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNIK PENYAMAKKAN NOVELTY DAN EKSOTIK
(KULIT ULAR PHYTON)
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas praktikum matakuliah Teknik Penyamakkan
Novelty dan Eksotik pada program studi Teknologi Pengolahan Kulit konsentRasi Teknologi
Penyamakkan Kulit di Politeknik ATK Yogyakarta.
DISUSUN OLEH:
ABDHANI MUAKKAD (140201001)
ASMIG ULINUHA IRIANA (140201014)
ENNIETA PIRYANA (140201028)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan
sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Pada umumnya kulit
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat pinggang serta masih ada
beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit sebagai bahan bakunya, seperti
kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit
mentah dan kulit samak, kulit mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari
tubuh hewan sampai kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak.
Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi.
Proses penyamakan yang dilakukan berbeda-beda raw materialnya dari masing-masing
perusahaanya.
Penyamakan kulit reptil merupakan pengolahan kulit yang dapat mengahsilkan nilai jual
yang cukup tinggi. Hal ini dapat diketahui dengan permintaan yang tinggi tetapi persediaan bahan
baku yang minimal.
Proses penyamakkan kulit reptil agak sedikit berbeda dengan proses penyamakan layaknya
kulit kambing atau domba, penyamakkan kulit ular salah satunya. Penyamakkan kulit ular hampir
sama dengan penyamakkan lainnya, yang berbeda adalah formulasi yang lebih sedikit dan proses
glazing untuk menamah efek cahaya pada kulit ular.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penyamakkan
kulit ular serta untuk menghasilkan kualitas kulit samak yang sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia dan diterima oleh pasar/masyarakat.
C. Manfaat Praktikum
Agar dapat melakukan proses penyamakan kulit ular dan dapat mengetahui produk
– produk yang dapat dihasilkan dari penyamakan Kulit ular.
No
Process
%
Chemical /
Generik
1.
Weighing
Product
Paten
Time
pH
Control
O
C
Keterangan
Other
178,2 gr
Minggu,27Maret2016
2.
Pukul 09.00-09.10
Minggu,27Maret2016
Soaking
Pukul 09.15-09.55
500
0,1
H2O
Preventol
Air
Antibakteria
ZL
Foryl PKN
l
2
0,4
NaOH
Natrium
20’
Berbentuk cair,
berwarna coklat
Berbentuk cair,
2x10’ 9-
Hidroksida
10
pH 10, Kulit
kental, bening
Berbentuk Kristal,
Lemas, Bagian
berwarna putih
Flesh Berwarna
Putih.
3.
4.
Off 1x 24 Jam
860 Gram
Weighing
Liming
300-
H2O
Air
500
5.
4
Na2S
0,5
Ca(OH)2
0,5
NaOH
Senin, 28Maret2016
Senin,28Maret 2016
Meremas kulit
30’
Kulit sudah
off
bersih dari sisik- selama 20’ dan
30’
sisik yang
mengecek pH larutan
menempel pada
terlebih dahulu
kulit.
sebelum memasuki
proses liming
Berbentuk kepingan,
20’
11
Kemudian
off
Direndam, Off
30’
1x 24 Jam
Fleshing
Manual
berwarna kuning
Berbentuk serbuk,
berwarna putih
Berbentuk Kristal,
berwarna putih
Selasa, 29Maret2016
Bersih dari sisa
daging dan
lemak
6.
7.
Weighing
Deliming
500
2
H2O
ZA
Air
20’
(1:11)
Berbentuk Kristal
seperti gula pasir,
0,25
HCOOH
Asam
Formiat
20’
8
Indicator
berwarna oren
Berbentuk cair,
PP=Bening
bening, berbau
Tanda Kapur
menyengat
Sudah Bersih
8.
D/W/D
Batting
500
2
H2O
ZA
Air
20’
Berbentuk Kristal
seperti gula pasir,
1
9.
Feliderm
Bating
Bate PB
Agent
H2O
NaCl
Air
Garam
berwarna oren
Berbentuk Kristal,
30’
berwarna putih
D/W/D
Pickling
300
20
1,5
0,5
HCOOH
H2SO4
Asam
Beo 6
30’
Berbentuk
Kristal,putih
Berbentuk cair,
3x20’
Formiat
bening, berbau
Asam Sulfat
menyengat
Berbentuk cair,
2x20’ 2,8
kuning, berbau
0,1
10
Anti Mould
Preventol
menyengat
Berbentuk cair dan
ZL
bewarna kuning
Weighing
525 gr
.
11. Tanning
200
15
H2O
Nacl
Air
Garam
10’
Bisa Pakai Air
Berbentuk Kristal,
Pikel.
putih
60 Be
0,75
Cationik Oil
Catalix GS
5’
Berbentuk cair,
kental, berwarna
15
Cr(OH)SO4
Chromosal
6
3,8-
Cek BCG =
X H2O
MgO
B
Jam
4,2
Biru
0,7
putih
Berbentuk serbuk,
berwarna hijau
Berbentuk serbuk,
berwarna putih
12
Boiling Test
Cookproof
.
Pasca
Jumat,1April2016
13
.
14
Tanning
Weighing
678,8 gr
Pukul 07.00
Jumat,1April2016
Pukul 07.00-07.10
Retanning I
.
15
250
4
H2O
Cr(OH)SO4
Air
Chromosal
90’
2
X H2O
B
Relugan GT-
berwarna hijau
Berbentuk cair,
50
berwarna bening
Berbentuk serbuk,
Neutralizing
.
250
0,7
H2O
NaHCO3
Air
Sodium
2x20’
5,5
BCG= Biru
Bicarbonat
16
Retanning II
.
250
2
H2O
RT 12
Air
Acrylic
30’
2
Tysintan
Resin
Nafthalene
berwarna putih
Berbentuk serbuk,
TFS
Tara
Syntan
1
berwarna krem tua
Berbentuk serbuk,
2
Tanigan BN
Berbentuk serbuk,
coklat
Berbentuk serbuk,
90’
berwarna krem muda
17
Dyeing &
.
Fatliquoring
200
9
H2O
Derminol
Air
45’
80oc
Berbentuk cair,
OCS
6
3
3
1
kental, berwarna
Escatan
Mix
kuning bening
Berbentuk cair,
GLH
Together,Emulsi
kental, berwarna
Sodoil Q88
putih susu
Berbentuk cair,
Sodoil SIN
berwarna coklat tua
Berbentuk cair,
Foryl PKN
berwarna coklat tua
Berbentuk cair,
bening
+
1
Tanigan PR
1
Acyd
OLIVE
3
Dyeistuff
FA
Formiat
30’
3x20’
Acyd
Berbentuk serbuk,
Cek penampang
berwarna krem tua
Berbentuk serbuk,
: warna tembus
Cairan bening
berwarna biru
Berbentuk cair,
(clear)
bening, berbau
menyengat
18
D/W/D
Fixing
.
250
0,75
H2O
Optivix
Air
20’
Fixing Agent
Berbentuk cair,
bening
Berbentuk cair,
0,001 Preventol
CR
berwarna kuning
kecoklatan
19
Setting Out
.
20
Finishing
.
21
Toggling
.
22
Conditioning
.
23
Buffing
Manual
.
Bagian flesh
Melakukan buffing
kulit menjadi
pada bagian flesh
bersih
kulit ular
menggunakan amplas
dengan tingkat
kekasaran 240
24
.
25
.
Ironing
Sisik menjadi
tidur
Clearing
790
cc
5 gr /
liter
H2O
Air
Amonia
-Amoniak berbentuk
cair, berwarna
kuning kecoklatan,
berbau menyengat
26
Staining
.
25 gr
Surfactanon- Foryl PKN
/ liter
ionic
1000
cc
-Berbentuk cair,
berwarna bening
-Mencampurkan
semua bahan dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 1 kali
menggunakan spray
gun
5 gr /
Acid
lt
Dyestuff
-Acid dyestuff
berbentuk serbuk
berwarna biru
-FA berbentuk cair,
bening, berbau
menyengat
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 2x
menggunakan spray
gun
5 gr /
lt
20 gr
27
.
Colouring
HCOOH
Asam
Formiat
PEG
/ lt
1000
cc
20
PEG
gr/lt
100
Binder SB
gr/lt
20
150
Lustral HN
gr/lt
8
Sellase Blue
gr/lt
-Acid dyestuff
berbentuk serbuk
berwarna biru
-PEG berbentuk cair,
-Binder SB 150
berbentuk cair,
kental, berwarna
-Lustral HN berbentuk
cair, berwarna putih
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:20 per
kulit
Spray 2x
menggunakan spray
28
Platting
3”
0
.
29
100
C
Top Coating
.
1000
Air
cc
200
Top
gr/lt
binder/NC
20
water basis
Lustral HN
gr/lt
20
Relca wax
gun
Menggunakan mesin
platting dengan
tekanan 80 bar
-Top Binder/NC water
basis berbentuk
cair, kental,
berwarna putih
-Lustral HN berbentuk
cair, berwarna putih
-Relca wax berbentuk
cair, bening
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 2x
gr/lt
menggunakan spray
30
.
Platting
5’’
100
0
C
gun
Menggunakan mesin
platting dengan
tekanan 10 bar
BAB III
PEMBAHASAN
A. BHO (Beam House Operation)
Beam House pada penyamakan kulit meliputi perlakuan padakulit hide/skin dari
penyimpanan kulit mentah hingga persiapan untuk penyamakan, antara lain proses soaking
(perendaman) , triming (perapihan), liming (pengapuran), dehairing & scuding (buang bulu
dan bolot) ,deliming dan bating (buang kapur dan bating), degreasing (buang lemak)
,bleaching (pemucatan) ,pickling(pengasaman). Dalam perkembangannya beam house
opration dapat diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan proses atau operasi yang
berkaitan dengan soaking,liming, dehairing, scuding,bating, pickling.Karena keseluruhan
proses tersebut sangat memerlukan air sering juga disebut dengan wet process atau dalam
istilah bahasa Indonesia disebut “rumah basah” tempat untuk mengerjakan segala macam
kulit mentah dalam berbagai jenis awetan ( kering,garaman, segar, pendinginan), sehingga
siap untuk disamak dan diselesaikan sesuai kulit jadi yang dikehendaki.
Tahapan proses beam house merupakan tahapan yang menentukan dalam penyamakan
kulit dan sangat erat hubungannya dengan hasil akhir kulit jadinya. Kegagalan dalam proses
ini akan sangat sulit diperbaiki dalam proses selanjutnya.Disamping itu tahapan proses akan
menghasilkan limbah atau buangan baik padat,cair,dan emisi beberapa diantaranya termasuk
dalam katagori bahan kimia berbahaya (B3). Selain itu timbu emisi dan gas buang yang
berbau tidak sedap dan mengakibatkan pengaruh yang jelek pada li ngkungan masyarakat.
Pelaksanaan beam house merupkan pekerjaaan yang kompleks selain berhubungan dengan
aksi kimia organik,anorganik, dan biokimia, kompleksitas BHO meningkat terutama
disebabkan oleh sumber bahan baku yang tidak homogen, mengingat hewan hidup dalam
lingkungan dan pola, cara pengawetan berbeda ,ditambah adanya perbedaan spesies dan jenis
kelamin ,sehingga kulit mempunyai struktur yang tidak sama walaupun secara umum sama.
1. Soaking
Dari berat kulit awal kemarin diperoleh data sebesar 178,2 gram dari kulit ular,
kemudian dilakukan soaking(perendaman). Tujuan utama dilakukannya soaking
(perendaman) yaitu berguna untuk mengembalikan kadar air (rehidrasi) yang hilang
selama masa pengawetan hingga menyamai kadar air kulit segar (60%), tujuan kedua yaitu
dimaksudkan agar kulit siap menerima perlakuan secara khemis ataupun fisis dalam proses
penyamakan, kulit yng direndam akan mudah bereaksi dengan bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses penyamakan. Tujuan ketiga yaitu untuk memebersihkan sisa
kotoran, racun, garam, darah yang masih melekat pada kulit,sehingga proses penyamakan
dapat berjalan dengan lancar dan kualitas tetap terjamin, sedangkan bahan-bahan kimia
yangdigunakan pada saat soaking antara lain yaitu:
750% H2O
0,5% Preventol ZL
1,5% Peramit ML
0,2% NaOH
Bactericide (Preventol ZL) berfungsi membunuh bakteri yang mungkin tumbuh
pada saat perendaman.
Foryl PKN berfungsi sebagai surfaktan yaitu bahan kimia yang mampu
menurunkan tegangan permukaan air dengan benda padat, cair. Turunnya tegangan antar
muka air dengan kulit akan menyebabkan penetrasi air ke dalam kulit lebih cepat. Selain
itu, surfaktan juga dapat menyebabkan rusaknya hydrophobic interactions, menaikkan
internal repulsive forces, melepaskan lipatan serat, kesemanya menyebabkan serat kendor
dan relax. Foryl PKN juga berfungsi agar kulit dapat cepat basah, menghilangkan kotoran
serta garam yang menempel pada kulit.
NaOH berfungsi sebagai pH regulator (kontrol pH) agar proses soaking berakhir
pada pH10-11. pH cairan diatur dengan maksud untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
mempercepat perendamn dan membantu aksi penyabunan agar surfaktan lebih efektif
bekerja.
Sampai bagian bawah flesh berwarna putih dan lemas. Bakteri acid merupakan
salah satu bahan yang paling penting karena berfungsi sebagai penahan tumbuhnyajasad
renik yang dapat merusak protein kulit,bahan pembasah berfungsi untuk memepercepat
proses pembasahan sehingga waktu pembasahan dapat dipercepat, sedangkan bahan
pengatur kebasaaan cairan (NaOH) berfungsi untuk mengatur pH cairan agar mencapai 9
atau 10, kondisi cairan yang demikian dapat mencegah tumbuhnya jasad renik yang dapat
merusak kulit. Semakin cepat kadar air kulit kembali mendekati normal semakin baik dan
semakin kecil resiko kerusakannya sehingga diperlukan tambahan bahan-bahan pembantu
untuk mempercepat proses perndaman dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
2. Liming
Adapun liming bertujuan untuk :
a. Menghilangkan atau merusak lapisan epidermis yang bertanggungjawab terhadap
merekatnya bulu, rambut, wool pada kulit.
b. Menghilangkan semua sisik kasar, sisik halus secara sempurna pada permukaan kulit.
c. Melakukan hidrolisa dan disintegrasi materi mukosa, globular protein antara fibril dan
fiber sehingga terbentuk ruang antar fiber yang lebih longgar dan tidak menyebabkan
kerusakan serat kolagen kulit.
Na2S memiliki kemampuan hidrolisa rambut/ bulu sangat baik disamping itu
harganya pun tergolong murah. Tetapi bahan ini berbahaya dan menghasilkan buangan gas
H2S yang berbau seperti telur busuk. Setiap kulit dari hewan berbeda susunan dan struktur
bulunya sehingga konsentrasi penggunaan natrium sulfide juga beda-beda tergantung dari
jenis kulit hewannya.
Bila menggunakan perhitungan berdasarkan prosentase dari berat kulit, jumlah
Na2S = 0,2 % dari berat kulit baru akan merusak rambut untuk melepaskan dari akar bulu
diperlukan minimal 0,5% dan dilakukan pada pH larutan
PRAKTIKUM TEKNIK PENYAMAKKAN NOVELTY DAN EKSOTIK
(KULIT ULAR PHYTON)
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas praktikum matakuliah Teknik Penyamakkan
Novelty dan Eksotik pada program studi Teknologi Pengolahan Kulit konsentRasi Teknologi
Penyamakkan Kulit di Politeknik ATK Yogyakarta.
DISUSUN OLEH:
ABDHANI MUAKKAD (140201001)
ASMIG ULINUHA IRIANA (140201014)
ENNIETA PIRYANA (140201028)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan
sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Pada umumnya kulit
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat pinggang serta masih ada
beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit sebagai bahan bakunya, seperti
kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit
mentah dan kulit samak, kulit mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari
tubuh hewan sampai kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak.
Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi.
Proses penyamakan yang dilakukan berbeda-beda raw materialnya dari masing-masing
perusahaanya.
Penyamakan kulit reptil merupakan pengolahan kulit yang dapat mengahsilkan nilai jual
yang cukup tinggi. Hal ini dapat diketahui dengan permintaan yang tinggi tetapi persediaan bahan
baku yang minimal.
Proses penyamakkan kulit reptil agak sedikit berbeda dengan proses penyamakan layaknya
kulit kambing atau domba, penyamakkan kulit ular salah satunya. Penyamakkan kulit ular hampir
sama dengan penyamakkan lainnya, yang berbeda adalah formulasi yang lebih sedikit dan proses
glazing untuk menamah efek cahaya pada kulit ular.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penyamakkan
kulit ular serta untuk menghasilkan kualitas kulit samak yang sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia dan diterima oleh pasar/masyarakat.
C. Manfaat Praktikum
Agar dapat melakukan proses penyamakan kulit ular dan dapat mengetahui produk
– produk yang dapat dihasilkan dari penyamakan Kulit ular.
No
Process
%
Chemical /
Generik
1.
Weighing
Product
Paten
Time
pH
Control
O
C
Keterangan
Other
178,2 gr
Minggu,27Maret2016
2.
Pukul 09.00-09.10
Minggu,27Maret2016
Soaking
Pukul 09.15-09.55
500
0,1
H2O
Preventol
Air
Antibakteria
ZL
Foryl PKN
l
2
0,4
NaOH
Natrium
20’
Berbentuk cair,
berwarna coklat
Berbentuk cair,
2x10’ 9-
Hidroksida
10
pH 10, Kulit
kental, bening
Berbentuk Kristal,
Lemas, Bagian
berwarna putih
Flesh Berwarna
Putih.
3.
4.
Off 1x 24 Jam
860 Gram
Weighing
Liming
300-
H2O
Air
500
5.
4
Na2S
0,5
Ca(OH)2
0,5
NaOH
Senin, 28Maret2016
Senin,28Maret 2016
Meremas kulit
30’
Kulit sudah
off
bersih dari sisik- selama 20’ dan
30’
sisik yang
mengecek pH larutan
menempel pada
terlebih dahulu
kulit.
sebelum memasuki
proses liming
Berbentuk kepingan,
20’
11
Kemudian
off
Direndam, Off
30’
1x 24 Jam
Fleshing
Manual
berwarna kuning
Berbentuk serbuk,
berwarna putih
Berbentuk Kristal,
berwarna putih
Selasa, 29Maret2016
Bersih dari sisa
daging dan
lemak
6.
7.
Weighing
Deliming
500
2
H2O
ZA
Air
20’
(1:11)
Berbentuk Kristal
seperti gula pasir,
0,25
HCOOH
Asam
Formiat
20’
8
Indicator
berwarna oren
Berbentuk cair,
PP=Bening
bening, berbau
Tanda Kapur
menyengat
Sudah Bersih
8.
D/W/D
Batting
500
2
H2O
ZA
Air
20’
Berbentuk Kristal
seperti gula pasir,
1
9.
Feliderm
Bating
Bate PB
Agent
H2O
NaCl
Air
Garam
berwarna oren
Berbentuk Kristal,
30’
berwarna putih
D/W/D
Pickling
300
20
1,5
0,5
HCOOH
H2SO4
Asam
Beo 6
30’
Berbentuk
Kristal,putih
Berbentuk cair,
3x20’
Formiat
bening, berbau
Asam Sulfat
menyengat
Berbentuk cair,
2x20’ 2,8
kuning, berbau
0,1
10
Anti Mould
Preventol
menyengat
Berbentuk cair dan
ZL
bewarna kuning
Weighing
525 gr
.
11. Tanning
200
15
H2O
Nacl
Air
Garam
10’
Bisa Pakai Air
Berbentuk Kristal,
Pikel.
putih
60 Be
0,75
Cationik Oil
Catalix GS
5’
Berbentuk cair,
kental, berwarna
15
Cr(OH)SO4
Chromosal
6
3,8-
Cek BCG =
X H2O
MgO
B
Jam
4,2
Biru
0,7
putih
Berbentuk serbuk,
berwarna hijau
Berbentuk serbuk,
berwarna putih
12
Boiling Test
Cookproof
.
Pasca
Jumat,1April2016
13
.
14
Tanning
Weighing
678,8 gr
Pukul 07.00
Jumat,1April2016
Pukul 07.00-07.10
Retanning I
.
15
250
4
H2O
Cr(OH)SO4
Air
Chromosal
90’
2
X H2O
B
Relugan GT-
berwarna hijau
Berbentuk cair,
50
berwarna bening
Berbentuk serbuk,
Neutralizing
.
250
0,7
H2O
NaHCO3
Air
Sodium
2x20’
5,5
BCG= Biru
Bicarbonat
16
Retanning II
.
250
2
H2O
RT 12
Air
Acrylic
30’
2
Tysintan
Resin
Nafthalene
berwarna putih
Berbentuk serbuk,
TFS
Tara
Syntan
1
berwarna krem tua
Berbentuk serbuk,
2
Tanigan BN
Berbentuk serbuk,
coklat
Berbentuk serbuk,
90’
berwarna krem muda
17
Dyeing &
.
Fatliquoring
200
9
H2O
Derminol
Air
45’
80oc
Berbentuk cair,
OCS
6
3
3
1
kental, berwarna
Escatan
Mix
kuning bening
Berbentuk cair,
GLH
Together,Emulsi
kental, berwarna
Sodoil Q88
putih susu
Berbentuk cair,
Sodoil SIN
berwarna coklat tua
Berbentuk cair,
Foryl PKN
berwarna coklat tua
Berbentuk cair,
bening
+
1
Tanigan PR
1
Acyd
OLIVE
3
Dyeistuff
FA
Formiat
30’
3x20’
Acyd
Berbentuk serbuk,
Cek penampang
berwarna krem tua
Berbentuk serbuk,
: warna tembus
Cairan bening
berwarna biru
Berbentuk cair,
(clear)
bening, berbau
menyengat
18
D/W/D
Fixing
.
250
0,75
H2O
Optivix
Air
20’
Fixing Agent
Berbentuk cair,
bening
Berbentuk cair,
0,001 Preventol
CR
berwarna kuning
kecoklatan
19
Setting Out
.
20
Finishing
.
21
Toggling
.
22
Conditioning
.
23
Buffing
Manual
.
Bagian flesh
Melakukan buffing
kulit menjadi
pada bagian flesh
bersih
kulit ular
menggunakan amplas
dengan tingkat
kekasaran 240
24
.
25
.
Ironing
Sisik menjadi
tidur
Clearing
790
cc
5 gr /
liter
H2O
Air
Amonia
-Amoniak berbentuk
cair, berwarna
kuning kecoklatan,
berbau menyengat
26
Staining
.
25 gr
Surfactanon- Foryl PKN
/ liter
ionic
1000
cc
-Berbentuk cair,
berwarna bening
-Mencampurkan
semua bahan dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 1 kali
menggunakan spray
gun
5 gr /
Acid
lt
Dyestuff
-Acid dyestuff
berbentuk serbuk
berwarna biru
-FA berbentuk cair,
bening, berbau
menyengat
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 2x
menggunakan spray
gun
5 gr /
lt
20 gr
27
.
Colouring
HCOOH
Asam
Formiat
PEG
/ lt
1000
cc
20
PEG
gr/lt
100
Binder SB
gr/lt
20
150
Lustral HN
gr/lt
8
Sellase Blue
gr/lt
-Acid dyestuff
berbentuk serbuk
berwarna biru
-PEG berbentuk cair,
-Binder SB 150
berbentuk cair,
kental, berwarna
-Lustral HN berbentuk
cair, berwarna putih
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:20 per
kulit
Spray 2x
menggunakan spray
28
Platting
3”
0
.
29
100
C
Top Coating
.
1000
Air
cc
200
Top
gr/lt
binder/NC
20
water basis
Lustral HN
gr/lt
20
Relca wax
gun
Menggunakan mesin
platting dengan
tekanan 80 bar
-Top Binder/NC water
basis berbentuk
cair, kental,
berwarna putih
-Lustral HN berbentuk
cair, berwarna putih
-Relca wax berbentuk
cair, bening
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 2x
gr/lt
menggunakan spray
30
.
Platting
5’’
100
0
C
gun
Menggunakan mesin
platting dengan
tekanan 10 bar
BAB III
PEMBAHASAN
A. BHO (Beam House Operation)
Beam House pada penyamakan kulit meliputi perlakuan padakulit hide/skin dari
penyimpanan kulit mentah hingga persiapan untuk penyamakan, antara lain proses soaking
(perendaman) , triming (perapihan), liming (pengapuran), dehairing & scuding (buang bulu
dan bolot) ,deliming dan bating (buang kapur dan bating), degreasing (buang lemak)
,bleaching (pemucatan) ,pickling(pengasaman). Dalam perkembangannya beam house
opration dapat diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan proses atau operasi yang
berkaitan dengan soaking,liming, dehairing, scuding,bating, pickling.Karena keseluruhan
proses tersebut sangat memerlukan air sering juga disebut dengan wet process atau dalam
istilah bahasa Indonesia disebut “rumah basah” tempat untuk mengerjakan segala macam
kulit mentah dalam berbagai jenis awetan ( kering,garaman, segar, pendinginan), sehingga
siap untuk disamak dan diselesaikan sesuai kulit jadi yang dikehendaki.
Tahapan proses beam house merupakan tahapan yang menentukan dalam penyamakan
kulit dan sangat erat hubungannya dengan hasil akhir kulit jadinya. Kegagalan dalam proses
ini akan sangat sulit diperbaiki dalam proses selanjutnya.Disamping itu tahapan proses akan
menghasilkan limbah atau buangan baik padat,cair,dan emisi beberapa diantaranya termasuk
dalam katagori bahan kimia berbahaya (B3). Selain itu timbu emisi dan gas buang yang
berbau tidak sedap dan mengakibatkan pengaruh yang jelek pada li ngkungan masyarakat.
Pelaksanaan beam house merupkan pekerjaaan yang kompleks selain berhubungan dengan
aksi kimia organik,anorganik, dan biokimia, kompleksitas BHO meningkat terutama
disebabkan oleh sumber bahan baku yang tidak homogen, mengingat hewan hidup dalam
lingkungan dan pola, cara pengawetan berbeda ,ditambah adanya perbedaan spesies dan jenis
kelamin ,sehingga kulit mempunyai struktur yang tidak sama walaupun secara umum sama.
1. Soaking
Dari berat kulit awal kemarin diperoleh data sebesar 178,2 gram dari kulit ular,
kemudian dilakukan soaking(perendaman). Tujuan utama dilakukannya soaking
(perendaman) yaitu berguna untuk mengembalikan kadar air (rehidrasi) yang hilang
selama masa pengawetan hingga menyamai kadar air kulit segar (60%), tujuan kedua yaitu
dimaksudkan agar kulit siap menerima perlakuan secara khemis ataupun fisis dalam proses
penyamakan, kulit yng direndam akan mudah bereaksi dengan bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses penyamakan. Tujuan ketiga yaitu untuk memebersihkan sisa
kotoran, racun, garam, darah yang masih melekat pada kulit,sehingga proses penyamakan
dapat berjalan dengan lancar dan kualitas tetap terjamin, sedangkan bahan-bahan kimia
yangdigunakan pada saat soaking antara lain yaitu:
750% H2O
0,5% Preventol ZL
1,5% Peramit ML
0,2% NaOH
Bactericide (Preventol ZL) berfungsi membunuh bakteri yang mungkin tumbuh
pada saat perendaman.
Foryl PKN berfungsi sebagai surfaktan yaitu bahan kimia yang mampu
menurunkan tegangan permukaan air dengan benda padat, cair. Turunnya tegangan antar
muka air dengan kulit akan menyebabkan penetrasi air ke dalam kulit lebih cepat. Selain
itu, surfaktan juga dapat menyebabkan rusaknya hydrophobic interactions, menaikkan
internal repulsive forces, melepaskan lipatan serat, kesemanya menyebabkan serat kendor
dan relax. Foryl PKN juga berfungsi agar kulit dapat cepat basah, menghilangkan kotoran
serta garam yang menempel pada kulit.
NaOH berfungsi sebagai pH regulator (kontrol pH) agar proses soaking berakhir
pada pH10-11. pH cairan diatur dengan maksud untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
mempercepat perendamn dan membantu aksi penyabunan agar surfaktan lebih efektif
bekerja.
Sampai bagian bawah flesh berwarna putih dan lemas. Bakteri acid merupakan
salah satu bahan yang paling penting karena berfungsi sebagai penahan tumbuhnyajasad
renik yang dapat merusak protein kulit,bahan pembasah berfungsi untuk memepercepat
proses pembasahan sehingga waktu pembasahan dapat dipercepat, sedangkan bahan
pengatur kebasaaan cairan (NaOH) berfungsi untuk mengatur pH cairan agar mencapai 9
atau 10, kondisi cairan yang demikian dapat mencegah tumbuhnya jasad renik yang dapat
merusak kulit. Semakin cepat kadar air kulit kembali mendekati normal semakin baik dan
semakin kecil resiko kerusakannya sehingga diperlukan tambahan bahan-bahan pembantu
untuk mempercepat proses perndaman dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
2. Liming
Adapun liming bertujuan untuk :
a. Menghilangkan atau merusak lapisan epidermis yang bertanggungjawab terhadap
merekatnya bulu, rambut, wool pada kulit.
b. Menghilangkan semua sisik kasar, sisik halus secara sempurna pada permukaan kulit.
c. Melakukan hidrolisa dan disintegrasi materi mukosa, globular protein antara fibril dan
fiber sehingga terbentuk ruang antar fiber yang lebih longgar dan tidak menyebabkan
kerusakan serat kolagen kulit.
Na2S memiliki kemampuan hidrolisa rambut/ bulu sangat baik disamping itu
harganya pun tergolong murah. Tetapi bahan ini berbahaya dan menghasilkan buangan gas
H2S yang berbau seperti telur busuk. Setiap kulit dari hewan berbeda susunan dan struktur
bulunya sehingga konsentrasi penggunaan natrium sulfide juga beda-beda tergantung dari
jenis kulit hewannya.
Bila menggunakan perhitungan berdasarkan prosentase dari berat kulit, jumlah
Na2S = 0,2 % dari berat kulit baru akan merusak rambut untuk melepaskan dari akar bulu
diperlukan minimal 0,5% dan dilakukan pada pH larutan