TEKNIK PENYAMAKKAN NOVELTY DAN EKSOTIK K

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM TEKNIK PENYAMAKKAN NOVELTY DAN EKSOTIK
(KULIT ULAR PHYTON)
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas praktikum matakuliah Teknik Penyamakkan
Novelty dan Eksotik pada program studi Teknologi Pengolahan Kulit konsentRasi Teknologi
Penyamakkan Kulit di Politeknik ATK Yogyakarta.

DISUSUN OLEH:
ABDHANI MUAKKAD (140201001)
ASMIG ULINUHA IRIANA (140201014)
ENNIETA PIRYANA (140201028)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI

POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan
sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Pada umumnya kulit
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat pinggang serta masih ada
beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit sebagai bahan bakunya, seperti
kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit
mentah dan kulit samak, kulit mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari
tubuh hewan sampai kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak.
Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi.
Proses penyamakan yang dilakukan berbeda-beda raw materialnya dari masing-masing
perusahaanya.
Penyamakan kulit reptil merupakan pengolahan kulit yang dapat mengahsilkan nilai jual
yang cukup tinggi. Hal ini dapat diketahui dengan permintaan yang tinggi tetapi persediaan bahan
baku yang minimal.
Proses penyamakkan kulit reptil agak sedikit berbeda dengan proses penyamakan layaknya
kulit kambing atau domba, penyamakkan kulit ular salah satunya. Penyamakkan kulit ular hampir
sama dengan penyamakkan lainnya, yang berbeda adalah formulasi yang lebih sedikit dan proses
glazing untuk menamah efek cahaya pada kulit ular.


B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penyamakkan
kulit ular serta untuk menghasilkan kualitas kulit samak yang sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia dan diterima oleh pasar/masyarakat.
C. Manfaat Praktikum
Agar dapat melakukan proses penyamakan kulit ular dan dapat mengetahui produk
– produk yang dapat dihasilkan dari penyamakan Kulit ular.

No

Process

%

Chemical /
Generik

1.


Weighing

Product
Paten

Time

pH

Control
O
C

Keterangan
Other

178,2 gr

Minggu,27Maret2016


2.

Pukul 09.00-09.10
Minggu,27Maret2016

Soaking

Pukul 09.15-09.55
500
0,1

H2O
Preventol

Air
Antibakteria

ZL
Foryl PKN


l

2
0,4

NaOH

Natrium

20’
Berbentuk cair,
berwarna coklat
Berbentuk cair,
2x10’ 9-

Hidroksida

10

pH 10, Kulit


kental, bening
Berbentuk Kristal,

Lemas, Bagian

berwarna putih

Flesh Berwarna
Putih.
3.
4.

Off 1x 24 Jam
860 Gram

Weighing
Liming
300-


H2O

Air

500

5.

4

Na2S

0,5

Ca(OH)2

0,5

NaOH


Senin, 28Maret2016
Senin,28Maret 2016
Meremas kulit

30’

Kulit sudah

off

bersih dari sisik- selama 20’ dan

30’

sisik yang

mengecek pH larutan

menempel pada


terlebih dahulu

kulit.

sebelum memasuki
proses liming
Berbentuk kepingan,

20’

11

Kemudian

off

Direndam, Off

30’


1x 24 Jam

Fleshing

Manual

berwarna kuning
Berbentuk serbuk,
berwarna putih
Berbentuk Kristal,
berwarna putih
Selasa, 29Maret2016

Bersih dari sisa
daging dan
lemak
6.
7.

Weighing

Deliming
500
2

H2O
ZA

Air

20’
(1:11)

Berbentuk Kristal
seperti gula pasir,

0,25

HCOOH

Asam
Formiat

20’

8

Indicator

berwarna oren
Berbentuk cair,

PP=Bening

bening, berbau

Tanda Kapur

menyengat

Sudah Bersih
8.

D/W/D
Batting
500
2

H2O
ZA

Air

20’
Berbentuk Kristal
seperti gula pasir,

1

9.

Feliderm

Bating

Bate PB

Agent

H2O
NaCl

Air
Garam

berwarna oren
Berbentuk Kristal,

30’

berwarna putih

D/W/D
Pickling
300
20
1,5

0,5

HCOOH

H2SO4

Asam

Beo 6

30’

Berbentuk
Kristal,putih
Berbentuk cair,

3x20’

Formiat

bening, berbau

Asam Sulfat

menyengat
Berbentuk cair,

2x20’ 2,8

kuning, berbau
0,1
10

Anti Mould

Preventol

menyengat
Berbentuk cair dan

ZL

bewarna kuning

Weighing

525 gr

.
11. Tanning
200
15

H2O
Nacl

Air
Garam

10’

Bisa Pakai Air

Berbentuk Kristal,

Pikel.

putih

60 Be
0,75

Cationik Oil

Catalix GS

5’

Berbentuk cair,
kental, berwarna

15

Cr(OH)SO4

Chromosal

6

3,8-

Cek BCG =

X H2O
MgO

B

Jam

4,2

Biru

0,7

putih
Berbentuk serbuk,
berwarna hijau
Berbentuk serbuk,
berwarna putih

12

Boiling Test

Cookproof

.
Pasca

Jumat,1April2016

13
.
14

Tanning
Weighing

678,8 gr

Pukul 07.00
Jumat,1April2016
Pukul 07.00-07.10

Retanning I

.

15

250
4

H2O
Cr(OH)SO4

Air
Chromosal

90’

2

X H2O
B
Relugan GT-

berwarna hijau
Berbentuk cair,

50

berwarna bening

Berbentuk serbuk,

Neutralizing

.
250
0,7

H2O
NaHCO3

Air
Sodium

2x20’
5,5

BCG= Biru

Bicarbonat
16

Retanning II

.
250
2

H2O
RT 12

Air
Acrylic

30’

2

Tysintan

Resin
Nafthalene

berwarna putih
Berbentuk serbuk,

TFS
Tara

Syntan

1

berwarna krem tua
Berbentuk serbuk,

2

Tanigan BN

Berbentuk serbuk,

coklat
Berbentuk serbuk,

90’

berwarna krem muda
17

Dyeing &

.

Fatliquoring
200
9

H2O
Derminol

Air

45’

80oc
Berbentuk cair,

OCS
6

3
3
1

kental, berwarna

Escatan

Mix

kuning bening
Berbentuk cair,

GLH

Together,Emulsi

kental, berwarna

Sodoil Q88

putih susu
Berbentuk cair,

Sodoil SIN

berwarna coklat tua
Berbentuk cair,

Foryl PKN

berwarna coklat tua
Berbentuk cair,

bening
+
1

Tanigan PR

1

Acyd

OLIVE

3

Dyeistuff
FA

Formiat

30’

3x20’

Acyd

Berbentuk serbuk,
Cek penampang

berwarna krem tua
Berbentuk serbuk,

: warna tembus
Cairan bening

berwarna biru
Berbentuk cair,

(clear)

bening, berbau
menyengat

18

D/W/D
Fixing

.
250
0,75

H2O
Optivix

Air
20’
Fixing Agent

Berbentuk cair,
bening
Berbentuk cair,

0,001 Preventol
CR

berwarna kuning
kecoklatan

19

Setting Out

.
20

Finishing

.
21

Toggling

.
22

Conditioning

.
23

Buffing

Manual

.

Bagian flesh

Melakukan buffing

kulit menjadi

pada bagian flesh

bersih

kulit ular
menggunakan amplas
dengan tingkat
kekasaran 240

24
.
25
.

Ironing

Sisik menjadi
tidur

Clearing

790
cc
5 gr /
liter

H2O

Air
Amonia

-Amoniak berbentuk
cair, berwarna
kuning kecoklatan,
berbau menyengat

26

Staining

.

25 gr

Surfactanon- Foryl PKN

/ liter

ionic

1000
cc

-Berbentuk cair,
berwarna bening
-Mencampurkan
semua bahan dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 1 kali
menggunakan spray
gun

5 gr /

Acid

lt

Dyestuff

-Acid dyestuff
berbentuk serbuk
berwarna biru
-FA berbentuk cair,
bening, berbau
menyengat
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 2x
menggunakan spray
gun

5 gr /
lt
20 gr
27
.

Colouring

HCOOH

Asam
Formiat
PEG

/ lt
1000
cc
20

PEG

gr/lt
100

Binder SB

gr/lt
20

150
Lustral HN

gr/lt
8

Sellase Blue

gr/lt

-Acid dyestuff
berbentuk serbuk
berwarna biru
-PEG berbentuk cair,
-Binder SB 150
berbentuk cair,
kental, berwarna
-Lustral HN berbentuk
cair, berwarna putih
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:20 per
kulit
Spray 2x
menggunakan spray

28

Platting

3”

0

.
29

100
C

Top Coating

.

1000

Air

cc
200

Top

gr/lt

binder/NC

20

water basis
Lustral HN

gr/lt
20

Relca wax

gun
Menggunakan mesin
platting dengan
tekanan 80 bar
-Top Binder/NC water
basis berbentuk
cair, kental,
berwarna putih
-Lustral HN berbentuk
cair, berwarna putih
-Relca wax berbentuk
cair, bening
-Mencampurkan
semua bahan
tersebut dengan
perbandingan bahan
dan air 1:5 per kulit
Spray 2x

gr/lt

menggunakan spray
30
.

Platting

5’’

100
0

C

gun
Menggunakan mesin
platting dengan
tekanan 10 bar

BAB III
PEMBAHASAN
A. BHO (Beam House Operation)
Beam House pada penyamakan kulit meliputi perlakuan padakulit hide/skin dari
penyimpanan kulit mentah hingga persiapan untuk penyamakan, antara lain proses soaking
(perendaman) , triming (perapihan), liming (pengapuran), dehairing & scuding (buang bulu
dan bolot) ,deliming dan bating (buang kapur dan bating), degreasing (buang lemak)
,bleaching (pemucatan) ,pickling(pengasaman). Dalam perkembangannya beam house
opration dapat diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan proses atau operasi yang
berkaitan dengan soaking,liming, dehairing, scuding,bating, pickling.Karena keseluruhan
proses tersebut sangat memerlukan air sering juga disebut dengan wet process atau dalam
istilah bahasa Indonesia disebut “rumah basah” tempat untuk mengerjakan segala macam
kulit mentah dalam berbagai jenis awetan ( kering,garaman, segar, pendinginan), sehingga
siap untuk disamak dan diselesaikan sesuai kulit jadi yang dikehendaki.
Tahapan proses beam house merupakan tahapan yang menentukan dalam penyamakan
kulit dan sangat erat hubungannya dengan hasil akhir kulit jadinya. Kegagalan dalam proses
ini akan sangat sulit diperbaiki dalam proses selanjutnya.Disamping itu tahapan proses akan
menghasilkan limbah atau buangan baik padat,cair,dan emisi beberapa diantaranya termasuk
dalam katagori bahan kimia berbahaya (B3). Selain itu timbu emisi dan gas buang yang
berbau tidak sedap dan mengakibatkan pengaruh yang jelek pada li ngkungan masyarakat.
Pelaksanaan beam house merupkan pekerjaaan yang kompleks selain berhubungan dengan
aksi kimia organik,anorganik, dan biokimia, kompleksitas BHO meningkat terutama

disebabkan oleh sumber bahan baku yang tidak homogen, mengingat hewan hidup dalam
lingkungan dan pola, cara pengawetan berbeda ,ditambah adanya perbedaan spesies dan jenis
kelamin ,sehingga kulit mempunyai struktur yang tidak sama walaupun secara umum sama.
1. Soaking
Dari berat kulit awal kemarin diperoleh data sebesar 178,2 gram dari kulit ular,
kemudian dilakukan soaking(perendaman). Tujuan utama dilakukannya soaking
(perendaman) yaitu berguna untuk mengembalikan kadar air (rehidrasi) yang hilang
selama masa pengawetan hingga menyamai kadar air kulit segar (60%), tujuan kedua yaitu
dimaksudkan agar kulit siap menerima perlakuan secara khemis ataupun fisis dalam proses
penyamakan, kulit yng direndam akan mudah bereaksi dengan bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses penyamakan. Tujuan ketiga yaitu untuk memebersihkan sisa
kotoran, racun, garam, darah yang masih melekat pada kulit,sehingga proses penyamakan
dapat berjalan dengan lancar dan kualitas tetap terjamin, sedangkan bahan-bahan kimia
yangdigunakan pada saat soaking antara lain yaitu:
 750% H2O
 0,5% Preventol ZL
 1,5% Peramit ML
 0,2% NaOH
Bactericide (Preventol ZL) berfungsi membunuh bakteri yang mungkin tumbuh
pada saat perendaman.
Foryl PKN berfungsi sebagai surfaktan yaitu bahan kimia yang mampu
menurunkan tegangan permukaan air dengan benda padat, cair. Turunnya tegangan antar
muka air dengan kulit akan menyebabkan penetrasi air ke dalam kulit lebih cepat. Selain
itu, surfaktan juga dapat menyebabkan rusaknya hydrophobic interactions, menaikkan
internal repulsive forces, melepaskan lipatan serat, kesemanya menyebabkan serat kendor
dan relax. Foryl PKN juga berfungsi agar kulit dapat cepat basah, menghilangkan kotoran
serta garam yang menempel pada kulit.
NaOH berfungsi sebagai pH regulator (kontrol pH) agar proses soaking berakhir
pada pH10-11. pH cairan diatur dengan maksud untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
mempercepat perendamn dan membantu aksi penyabunan agar surfaktan lebih efektif
bekerja.
Sampai bagian bawah flesh berwarna putih dan lemas. Bakteri acid merupakan
salah satu bahan yang paling penting karena berfungsi sebagai penahan tumbuhnyajasad

renik yang dapat merusak protein kulit,bahan pembasah berfungsi untuk memepercepat
proses pembasahan sehingga waktu pembasahan dapat dipercepat, sedangkan bahan
pengatur kebasaaan cairan (NaOH) berfungsi untuk mengatur pH cairan agar mencapai 9
atau 10, kondisi cairan yang demikian dapat mencegah tumbuhnya jasad renik yang dapat
merusak kulit. Semakin cepat kadar air kulit kembali mendekati normal semakin baik dan
semakin kecil resiko kerusakannya sehingga diperlukan tambahan bahan-bahan pembantu
untuk mempercepat proses perndaman dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

2. Liming
Adapun liming bertujuan untuk :
a. Menghilangkan atau merusak lapisan epidermis yang bertanggungjawab terhadap
merekatnya bulu, rambut, wool pada kulit.
b. Menghilangkan semua sisik kasar, sisik halus secara sempurna pada permukaan kulit.
c. Melakukan hidrolisa dan disintegrasi materi mukosa, globular protein antara fibril dan
fiber sehingga terbentuk ruang antar fiber yang lebih longgar dan tidak menyebabkan
kerusakan serat kolagen kulit.
Na2S memiliki kemampuan hidrolisa rambut/ bulu sangat baik disamping itu
harganya pun tergolong murah. Tetapi bahan ini berbahaya dan menghasilkan buangan gas
H2S yang berbau seperti telur busuk. Setiap kulit dari hewan berbeda susunan dan struktur
bulunya sehingga konsentrasi penggunaan natrium sulfide juga beda-beda tergantung dari
jenis kulit hewannya.
Bila menggunakan perhitungan berdasarkan prosentase dari berat kulit, jumlah
Na2S = 0,2 % dari berat kulit baru akan merusak rambut untuk melepaskan dari akar bulu
diperlukan minimal 0,5% dan dilakukan pada pH larutan