PANDANGAN GEREJA PANTEKOSTA TERHADAP BAH

PANDANGAN GEREJA PANTEKOSTA TERHADAP BAHASA ROH
Latar Belakang Gereja Aliran Pentakosta

Pentakosta atau Pentakostalisme (aliran Pentakosta; bahasa Inggris: Pentecostalism) yang di Indonesia sering disebut juga
kalangan Protestanisme yang

sangat

Pantekosta - adalah sebuah gerakan di

menekankan

peranan

karunia-karunia Roh

Kudus.1. Pentakosta berbeda dengan orang karena mereka lebih menekankan pengalaman
rohani

pribadi


atau

membangun

pengetahuan

berdasarkan

study

empiris.

.

Orang Pentakosta memiliki pandangan dunia yang trans-rasional (melampaui logika).
Meskipun mereka sangat memperhatikan ortodoksi (keyakinan yang benar), mereka juga
menekankan ortopati (perasaan yang benar) dan ortopraksis (refleksi atau tindakan yang
benar)2.
Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme adalah penekanannya
pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan Glossolalia, adalah bukti

normatif dari baptisan Roh Kudus3. Beberapa gereja Pantekosta utama juga meyakini bahwa
mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat yang mereka namakan baptisan
Roh Kudus.Maka dengan jelas bisa dikatakan

berbahasa Roh suatu kemutlakan.

Secara

ciri-ciri

ringkas,

Gereja

Pantekosta

memiliki

umum


sebagai

berikut 4:

1. Sangat menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh
Kudus di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya.
2. Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rohani yang digunakan lebih
modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian.5
1

Wikipedia, Gereja
Pentakosta ,www.Wikipedia.com,https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gereja_Pentakosta, 19
Desember 2017.
2
Ibid, 1
3
Ibid.
4
Ibid, 4
5

Musik aliran Gregorian:Secara umum diartikan sebagai musik yang menggunakan
notasi gubahan Paus Gregory Agung yaitu notasi yang memakai 4 baris balok not, tetapi
belum ada notasi iramanya, hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu

1 | Page

3. Gereja mengizinkan peran kaum perempuan dalam pelayanan membawakan Firman
Tuhan.
4. Desakralisasi (KBBI: Proses menghilangkan sifat sakral : Tidak ada yang lebih sakral
selain Allah sendiri) hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai
kekeluargaan, sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian.

Sejarah Gereja Aliran Pentakosta
Salah satu gerakan yang mempengaruhi Kekristenan di seluruh dunia adalah gerakan
Metodisme . Orang yang meletakan dasar ini adalah John Wesley (1703-1791) dan gerakan
Pentakosta asalnya dari Metodisme ini..6
Wesley dan Metodisme memberi tekanan rohani kepada pengalaman pribadi perasaan
khusus akan pengudusan dan pembenaran oleh Yesus Kristus,selanjutnya menurut Wesley
yang penting dalam hidup orang percaya adalah memperoleh bukti (evidence) melalui
pengalaman (experience) iman yang terjadi melalui campur tangan Roh Kudus secara

langsung (direct intervention) dalam hati setiap hati orang percaya. Doktrin mengenai
Pengalaman Khusus (Special Experience) dan kemudian hari disebut Berkat Kedua (Second
Blessing). Istilah ini menjadi ciri khas dari gerakan Pentakosta atau kita mengenal istilah ini
dengan sebutan Baptisan di dalam Roh Kudus7
Mengenai penekanan pada pengalaman khusus ini, Wesley mengacu kepada ajaran
Arminianisme8. Sebab sangatlah penting bagi kita untuk tidak melupakan Arminianisme
sebagai latar belakang dan akar dari gerakan Pentakosta yang muncul pada abad ke-20,
tentunya melalui gerakan Metodisme, ajaran Arminianisme mengenai Kehendak Bebas (Free
masih sebagai lagu tunggal atau monofoni (Wikipedia.com, Musik Aliran Gregory).
6
Hans Maris, Gerakan Kharismatik & Gereja Kita, Cetakan ke-2 (Surabaya:
Momentum, 2008), 10.
7
Ibid, 10-11.
8
Arminianisme adalah sebuah aliran pengajaran doktrin keselamatan dalam Kristen
Protestan yang mendasarkan pemahaman Teologis dari Teolog Reformasi Belanda
Jacobus Arminius (1560-1609), Inti pengajarannya menekankan pada “Kehendak bebas
manusia untuk memilih dan memutuskan untuk mengabdikan diri kepada Allah.”
(Wikipedia.com, Armianianisme).


2 | Page

Will) juga berpengaruh terhadap Gerakan Kekudusan (Holiness Movement) yang muncul
pada abad ke-19 di Eropa.Gerakan ini dapat ditinjau sebagai mata rantai antara Metodisme
abad ke-18 dan Gerakan Pentakosta abad ke-20.9
Dan juga ada beberapa catatan penting mengenai pendapat ahli-ahli sejarah Pentakosta
modern mengenai asal usul aliran Pentakosta10
Pertama, Charles W. Conn11 berpendapat aliran Pentakosta mulai di tahun 1896 pada saat
Camp Meeting yang diadakan di Cherooke, North Carolina, Amerika dibawah pimpinan
William F. Bryant. Pada kebangunan itu kebanyakan orang-orang Gerakan Kekudusan
(Holines Movement) mencari hadirat Tuhan dan tiba-tiba mereka mengalami baptisan dalam
Roh Kudus dengan sebagai tandanya mereka semua berbahasa Roh (Glossolalia)
Kedua,Donald Gee12, menunjuk pada pertemuan di geraja tua Azusa, Los Angeles, Amerika
sebagai tempat pertama munculnya gerakan Pentakosta modern pada tahun 1906. Pada tahun
ini juga Evans Roberts memimpin gerakan ini di Inggris. Raya
Ketiga, Charles Peter Wagner13 berpendapat gerakan ini berasal dari bagian Selatan Amerika,
dimulai oleh Charles Fox Parham pada tahun 1900, Direktur Sekolah Alkitab Bethel di
Topeka Kansas, tepatnya saat seorang muridnya bernama Agnes Ozman setelah menerima
penumpangan tangan dari Parham tiba-tiba dia berbahasa Roh, hal ini terjadi pada 1 Januari

1901.
9

Hans Marris, op.cit., 15.
Lewi Bara, Gereja-gereja Pentakosta dan Pentakostalisme (aliran Pentakosta),
Christian Spiritual.Blogspot, Christianspiritual.Blogspot.co.id/2011/01/gereja-gereja
Pentakosta, 19 Desember 2017.
11
Charles William Conn (20 Januari 1920- 18 Maret 2008) seorang tokoh Amerika yang
berpengaruh di Church of God (Cleveland),President Universitas Lee (1970-1982), Pastor,
Editor, Administrator, dan Praktisi Pendidikan (Wikipedia.com, Charles William Conn)
12
Donald Henry Frere Gee (10 Mei 1891- 20 Juli 1966) adalah seorang Guru Alkitab
Pentakosta Inggris, dia menulis buku “Wind and Flame”, yang mana adalah kisah
gerakan aliran Pentakosta di Eropa abad 20. Dia dijuluki Rasul Keseimbangan.
(Wikipedia.com, Donalad Gee).
13
Charles Peter Wagner (15 Agustus 1930- 21 Oktober 2016) seorang pakar dan
Professor dalam bidang Pertumbuhan Gereja dari School of Intercultural Studies di Fuller
Theological Seminary. Dia pencetus istilah Third Wave of Holy Spirit (Pencurahan Roh

Kudus Dimensi Ketiga), Juga menjadi pendiri dari Global Harvest Minitries serta pendiri
dari World Prayer Center, Coloroda Springs, Amerika Seraikat. (Wikipedia.com, Charles
Peter Wagner)
10

3 | Page

Munculnya Percikan Api Gerakan Pentakosta
Pada tahun 1896 di Shearer School House Cherooke, North Carolina, Amerika telah
terjadi Kebangunan Rohani yang ditandai dengan fenomena berbahasa Roh. Kegerakan ini
diprakarsai oleh 3 penginjil Gereja Baptis dan Metodis, yaitu William Martin, Joe Tipton,
Milton Mcnabb, mereka dipengaruhi “Gerakan Baptisan Api” , dan mulai mengadakan
Kebangunan Rohani, mereka mengundang orang menghadiri Camp Meeting dan berdoa
bersama minta hadirat Allah. Kemudian Roh Kudus memenuhi mereka yang hadir pada saat
itu.

Mereka menerima penyucian dan berkata-kata dalam bahasa yang tidak mereka

mengerti. Ini mencengankan orang-orang daerah situ. Kemudian rumah kebaktian itu dibakar
oleh massa yang dipimpin pemimpin gereja. Pada 15 Mei 1902, William F. Bryant pemimpin

kelompok ini mendirikan organisasi gereja yang kelak menjadi cikalbakal Church of God

(

salah satu gereja terbesar di dunia setelah Assemblies of God (Gereja Sidang Jemaat Allah).14

Abad ke -20 Gerakan Pentakosta Modern
Pada tahun 1900, dibawah pimpinan Charles Fox Parham, Pendiri Gereja Metodis
Episcopal di Kansas, juga seorang penginjil Independent. Mendirikan sebuah rumah
kesembuhan Ilahi di Topeka,Kansas dan menerbitkan majalah kesembuhan Ilahi yang berisi
kesaksian mereka yang disembuhkan. Kemudian dia terdorong untuk membuka Sekolah
Alkitab di dalam kota tersebut. Terbentuklah Sekolah Alkitab Bethel. Suatu hari Parham pergi
meninggalkan sekolah untuk melakukan pelayanan ke luar kota, lalu dia memberikan tugas
kepada murid-muridnya untuk mengkaji Kisah Para Rasul 1 dan 2 mengenai dipenuhkan
dengan Roh Kudus dengan tanda berbicara dengan bahasa Roh. Setelah Parham kembali dan
menanyakan hasilnya dia merasa heran karena mereka serentak mejawab bahwa bukti
baptisan Roh Kudus adalah berbahasa Roh (Glossolalia)15.
14
15


Lewi Bara, loc.cit.
Ibid.

4 | Page

Pada malam tutup tahun mereka mengadakan Prayer Vigil (Menara Doa) salah satu siswa
bernama Agnes Ozman meminta Pendeta Parham untuk menumpangkan tangan di atas
kepalanya supaya dipenuhi Roh Kudus sesuai Kis. 8:17 . Maka dalam malam itu sementara
mereka berdoa Agnes Ozman mengalami Baptisan Roh Kudus serta berbicara dengan bahasa
Roh seperti bahasa Cina, dan ia tidak dapat berbahasa Inggris selama 3 hari lamanya. Sebagai
catatan hal ini terjadi setelah lewat jam 12 malam, sehingga disebut 1 Januari 1901 sebagai
hari pertama Roh Kudus kembali sesuai dengan pengalaman para rasul di kamar loteng
Yerusalem pada hari Pentakosta. Kepenuhan Roh Kudus ini juga terjadi bagi siswa-siswi lain.

Tahun 1905, Parham mendirikan sekolah Alkitab di Houston Texas, ia memakai Alkitab
sebagai satu-satunya buku pelajaran, ia mengajarkan pertobatan, penyucian, kesembuhan,
baptisan Roh Kudus, nubuat Wahyu, dan pelajaran praktis. Salah satu muridnya adalah
William Seymour. Ia pindah ke Los Angeles, tema pokok khotbahnya adalah Bahasa Lidah.16

Azusa Street 312 Los Angeles


Dobrakan gerakan Pentakosta yang signifikan baru terjadi pada tahun1906. Pada tahun ini
datanglah seorang murid Parham, William J. Seymour (yang karena berkulit hitam hanya
dijinkan mengikuti ajaran-ajaran Parham dari luar kelas saja) ke Los Angeles sebagai Pendeta
Gereja Kekudusan

yang kecil. Ajarannnya (yang diperolehnya dari Parham) tidak

menyenangkan jemaat itu, sehingga tidak lama setelah ia memulai pelayanan di sana, ia
dikeluarkan dari rumahnya maupun maudari gereja Mereka mengolok-olok dia dengan
sebutan “Lidah Suci” dan “Yang ber-Halleluya.”17
Namun ada seseorang yang mau menerima William Seymour namanya Francis Asbury
di 312 Bona Brae Street. Maka mulailah diadakan kebaktian di rumah itu, dan Tuhan
16

Karunia Djaya, Sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia, cetakan ke2 (Semarang :
1993), 7.
17
Hans Marris, op.cit, 19.

5 | Page

memberkati kebaktiannya,

jumlah mereka semakin hari semakin besar sehingga rumah

Asbury tidak cukup menampung. Asbury sendiri menerima Baptisan Roh Kudus April 1906.18
Tidak lama setelah itu, Seymour mencari tempat yang lebih besar. Akhirnya
digunakanlah sebuah bangunan pabrik yang sudah tidak terpakai di Jalan Azusa 312. Gedung
ini menjadi pusat organisasi yang disebut Azusa Street Mission yang terkenal di seluruh
dunia.Selama 3 tahun (1906-1909) tanpa terputus diadakan kebaktian di dalam bangunan ini
siang dan malam! Pengalaman Baptisan dalam Roh Kudus disertai tandanya berbahasa Roh
dikabarkan ke seluruh penjuru dunia
Teologi Gereja aliran Pentakosta tentang Baptisan Roh Kudus

Secara teologis, kebanyakan denominasi Pentakosta tergabung dalam Evangelikalisme,
artinya mereka menekankan bahwa Alkitab itu sepenuhnya dapat dipercaya, hingga pada
tingkat ineransi (tidak mengandung kesalahan) dan orang harus bertobat dan percaya kepada
Yesus. Orang Pentakosta berbeda dengan orang Fundamentalis karena mereka lebih
menekankan pengalaman rohani pribadi.19
Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme dengan Evangelikalisme
adalah penekanannya pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan
Glossolalia, adalah bukti normatif dari baptisan Roh Kudus. Beberapa gereja Pentakosta
utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat yang
mereka namakan baptisan Roh Kudus. Klaim ini unik bagi kaum Pentakosta dan merupakan
salah satu dari sedikit perbedaannya dengan teologi Karismatik.20

Menurut Dr. Rubin Adi Abraham 21 dalam buku Ajaran-ajaran GBI (Gereja Bethel
18

Karunia Djaya, op.cit.,8
Wikipedia, Gereja Pentakosta, Ibid.
20
Ibid.
21
Rubin Adi Abraham adalah Gembala sidang Gereja Bethel Indonesia di Bandung
dan Jakarta. Ketua STT Kharisma Bandung. Pembicara Radio dan Televisi yang ada di
Indonesia, Menyelesaikan pendididkan Teologia : S.Pak (STT Bethel-Jakarta), MA.
Konseling (Institut Alkitab Tiranus Bandung), M.Th. (UKI-Jakarta),D.Min bidang Pastoral
Leadership (STII Yogyakarta), D.Th. (STII Yogyakarta).
19

6 | Page

Indonesia) : Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah
disucikan hatinya. Tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa
roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus. Peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari
Pentakosta (Kis 2) merupakan penggenapan janji Bapa tentang baptisan Roh Kudus (Kis
1:4-5), yang memberikan kuasa kepada orang percaya untuk melayani (Kis 1:8).22
Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus “beserta” orang tertentu untuk sementara
waktu/ temporer (I Sam 16:14). Dalam Perjanjian Baru setelah Pentakosta, Roh Kudus
“berdiam” dalam hati semua orang percaya selamanya (Yoh 14:16-17). Pendiaman Roh
Kudus terjadi saat lahir baru. Tidak seorang pun mengaku “Yesus Tuhan” selain oleh Roh
Kudus (I Kor 12:3). Setelah kelahiran baru kita harus mengalami baptisan Roh Kudus
agar menerima kuasa menjadi saksi.23
Baptisan Roh Kudus dan Baptisan Air.
Baptisan Roh Kudus berbeda dengan baptisan air yang dilakukan Yohanes Pembaptis
sebagai tanda pertobatan (Luk 3:16). Ini juga berbeda dengan yang dimaksud Paulus
dalam I Kor 12:13, “Sebab di dalam satu Roh kita semua … telah dibaptis menjadi
satu tubuh …” Dalam ayat ini Paulus menunjukkan pengalaman pada saat seseorang
mengalami kelahiran baru yang menempatkan mereka ke dalam tubuh Kristus (gereja).
Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Yesuslah Pribadi yang membaptis dalam Roh
Kudus (Mat 3:11, Mrk 1:8, Luk 3:16, Yoh 1:33, Kis 1:5), sedangkan Paulus menyatakan
bahwa Roh Kuduslah yang membaptis kita ke dalam Yesus Kristus, yaitu ke dalam tubuh
Kristus (I Kor 12:13, Gal 3:27). Kedua baptisan ini berbeda. Pertama-tama Roh Kudus
22

Rubin Adi Abraham, Ajaran-ajaran Gereja Bethel Indonesia, (Bandung :Kharisma,
2010), 5
23
Ibid, 6.

7 | Page

membaptis kita ke dalam tubuh Kristus (= kelahiran baru), kemudian Yesus
membaptis kita dengan Roh Kudus (= baptisan Roh Kudus).24
Untuk dibaptis dengan Roh, seseorang harus terlebih dahulu dilahirkan oleh Roh.
Baptisan Roh terjadi sesudah pengalaman kelahiran baru (keselamatan), walaupun bisa
terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. Kelahiran baru memberi hati dan kehidupan
baru (II Kor 5:17) sehingga kita menjadi anak Allah yang diselamatkan dan memiliki
hidup kekal. I Kor 12:3 mencatat, “Tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: “Yesus
adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. Sedangkan baptisan Roh Kudus memberi kuasa Allah
untuk hidup sebagai anak Allah yang menjadi saksi- Nya (Kis 1:8). Baptisan dalam Roh
Kudus bukanlah terutama untuk pengembangan kesucian dalam diri seseorang (walaupun
hal ini mungkin terjadi dan harus ditingkatkan oleh baptisan dalam Roh); baptisan Roh
Kudus memberi kuasa untuk melayani! (Luk 24:49, Kis 1:4-5, 8). Janji baptisan Roh
Kudus ini diberikan kepada murid-murid yang sudah memiliki persekutuan yang akrab
dengan Kristus. Nama mereka telah tertulis di surga (Luk 10:20). Yang ditekankan Kis 1:8
adalah kuasa untuk melayani, bukan kelahiran kembali, dan bukan pengudusan. Jadi
seseorang bisa saja telah dilahirkan kembali, namun tidak memiliki baptisan dalam Roh
Kudus dan urapan untuk melayani.25
Peristiwa dalam Alkitab yang menunjukkan perbedaan antara kelahiran baru dan baptisan
Roh Kudus, antara lain26:
1.

Para Murid Kristus. Mereka telah mengaku Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang
hidup (Mat 16:16, Yoh 6:68-69). Yesus mengatakan bahwa nama mereka tertulis di
Surga (Luk 10:20). Setelah kebangkitan, Yesus mengembusi para muridnya dan

24
25
26

Karunia Djaya, op.cit, hal.8
Ibid, 9.
Rubin Adi Abraham, op. cit, 10-11.

8 | Page

berkata, “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:21), namun mereka tetap diperintahkan
untuk menantikan janji Bapa yakni diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat
tinggi (Luk 24:49), yang kemudian digenapkan pada hari Pentakosta dengan
pencurahan Roh Kudus kepada para murid (Kis 2:1-4). Ini menunjukkan ada dua
peristiwa (pengalaman) yang berbeda yang harus dialami oleh para murid dengan
Roh Kudus.
2.

Orang Samaria yang Bertobat (Kis 8:14-17). Filipus memberitakan Injil di Samaria
sehingga banyak orang bertobat, percaya dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Pastilah mereka telah dilahirkan baru oleh Roh Kudus ketika itu. Tapi kemudian
mereka menerima Roh Kudus ketika rasul-rasul datang dari Yerusalem dan
menumpangkan tangan atas mereka.

3.

Rasul Paulus. Penglihatan pada jalan menuju Damsyik membuat Paulus mengaku
ketuhanan Yesus (Kis 9:3-6). Itulah saat pertobatan Paulus yang tentu dikerjakan oleh
Roh Kudus. Tetapi kemudian Ananias datang dan menumpangkan tangan ke atas
Paulus, dia terlepas dari kebutaannya dan dipenuhkan Roh Kudus (Kis 9:17).

4.

Murid-murid di Efesus (Kis 19:1-7). Paulus menemukan beberapa murid di Efesus
yang telah menerima baptisan Yohanes. Paulus bertanya kepada mereka, apakah
mereka telah menerima Roh Kudus ketika mereka percaya? Apakah makna
pertanyaan Paulus ini? Seandainya semua murid menerima pengalaman Roh Kudus
ini ketika mereka percaya, mengapa Paulus menanyakan hal ini kepada mereka?
Pertanyaan itu menunjukkan bahwa mungkin saja seseorang menjadi percaya
tanpa menerima kepenuhan Roh Kudus
Bagaimana kita dapat menerima baptisan Roh Kudus? Sesungguhnya baptisan Roh Kudus
9 | Page

adalah karunia Tuhan. Pemberian ini adalah kedaulatan Allah kepada orang-orang percaya
yang haus akan baptisan Roh Kudus yang meminta di dalam doa dengan iman (Yoh
7:37-39).
Manisfestasi Bahasa Roh
Gereja aliran Neo Pentakosta (Kharismatik) meyakini bahwa tanda awal yang
menyertai orang yang dibaptis dengan Roh Kudus ialah berkata-kata dalam bahasa roh.
Bahasa roh ialah suatu bahasa baru yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang
yang menerima baptisan Roh Kudus, suatu bahasa yang tidak pernah mereka pelajari, suatu
bahasa yang asing yang tidak dapat dimengerti oleh yang mengucapkannya ataupun yang
mendengarkannya, sebab ia mengucapkan hal-hal yang rahasia yang dimengerti oleh
Allah saja (I Kor 14:2).
Ini nyata dari pengalaman orang Kristen mula-mula yang dicatat oleh Alkitab:27

1. Pada hari Pentakosta, 120 murid penuh Roh Kudus dan berkata dalam bahasa lain (Kis
2:4).
2. Di rumah Kornelius (Kis 10:44-48, 11:15-17).
3. Diantara orang-orang Samaria (Kis 8:14-19) - Ada tanda lahiriah yang dilihat Simon.
Kita percaya bahwa tanda itulah berkata-kata dalam bahasa roh.
4. Para murid di Efesus (Kis 19:5-6).
5. Paulus penuh dengan Roh Kudus (Kis 9:17). Kita yakin dia berkata-kata dalam bahasa

roh karena ucapannya kepada jemaat di Korintus dalam I Kor 14:18.
Apakah bahasa roh yang asli masih ada pada masa kini atau sudah berhenti setelah
zaman para rasul? I Kor 13:8-10 menunjukkan bahwa bahasa roh, nubuat, dan karunia
pengetahuan (marifat) akan lenyap. Kapan? Jika yang sempurna tiba! Apakah yang

27

Ibid,12.

10 | P a g e

sempurna itu sudah tiba? Menurut kaum Reformed ya, karena yang dipahami sebagai
kesempurnaan itu adalah kanonisasi Alkitab secara lengkap – 66 kitab dihimpun
menjadi satu. Sedangkan kaum Pentakosta meyakini bahwa yang sempurna itu adalah
kedatangan Kristus kembali, yakni saat kita akan melihat Dia dalam keadaan yang
sebenarnya (I Kor 13:11-12 dan I Yoh 3:2). Jadi sampai Yesus datang kembali, bahasa
roh masih tetap ada.28
Kita perlu dibedakan manifestasi bahasa roh sebagai:29
1. Glossolalia, yakni bahasa yang tidak dimengerti oleh orang yang mengucapkan
atau mendengarkannya, karena tidak pernah dipelajari sebelumnya. Ia mengucapkan
bahasa itu karena ilham atau dorongan Roh Kudus (I Kor 14:2).
2. Suatu bahasa asing yang ada di dunia (mis: Belanda, Spanyol, Jepang dll) yang kita
ucapkan padahal belum pernah dipelajari sebelumnya. Contoh: Pada hari Pentakosta
apa yang diucapkan oleh para rasul dipahami oleh orang dari berbagai bangsa dan
bahasa ( Kis 2:1- 13). Dalam ilmu linguistik disebut dengan istilah: Xenolalia. Ini
juga bisa merupakan tanda untuk orang yang tidak beriman, sedangkan nubuat adalah
tanda untuk orang beriman ( I Kor 14:22).
Kadang orang bertanya: “Mengapa dalam ibadah gereja Pentakosta/Kharismatik orang
berkata- kata dalam bahasa roh bersama-sama, padahal Paulus berkata bahwa dalam
pertemuan jemaat maksimal hanya 3 orang yang boleh berbahasa roh, satu demi demi dan
harus ada yang menafsirkannya? (I Kor 14:27-28).(lih.juga Beberapa keberatan praktek
karunia bahasa Roh) Disini perlu dibedakan antara:
1.

Karunia bahasa roh yang harus ditafsirkan untuk membangun jemaat (bahasa roh
untuk tujuan nubuatan). Ini yang dibahas Paulus dalam I Kor 14:27-28.

28

Ibid, 13.
Ki Bagus Heruyono, Roh Kudus Berkarya dalam Kekekalan, cet-1 (Jakarta: Fides
publishing, 2008), 57-59
29

11 | P a g e

2.

Bahasa roh sebagai tanda awal baptisan Roh Kudus seperti yang dialami orang
percaya dalam Kis 2:1-4 (120 bersama-sama) atau dalam Kis 19:6-7 (12 orang
bersama-sama). Ini adalah bahasa roh untuk tujuan penyembahan. Jadi jika itu adalah
bahasa roh sebagai tanda baptisan Roh Kudus yang fungsinya untuk membangun
kerohanian diri (I Kor 14:4a) maka bisa dilakukan bersama-sama dalam ibadah,
seperti halnya pada hari Pentakosta.
Apakah bahasa roh adalah satu-satunya tanda baptisan Roh Kudus? Menurut

pandangan kelompok Pentakosta klasik, “Ya”. Berarti orang yang tidak berbahasa roh
belum dibaptis dengan Roh Kudus. Namun kelompok neo-Pentakosta (Kharismatik)
percaya bahwa bahasa roh hanyalah salah satu tanda pemenuhan Roh Kudus. Dr.
H.L. Senduk30 dalam bukunya menulis banyak tanda baptisan Roh Kudus, termasuk bahasa
roh. GBI dalam pengakuan imannya menyebutkan bahasa roh sebagai tanda awal. Jadi
orang percaya didorong untuk mendapatkannya. Karena semua pemberian yang baik
berasal dari Allah (Yak 1:17), dan tentu Tuhan memberikan bahasa roh itu dengan tujuan
yang baik untuk membangun kerohanian kita. Jadi pertanyaan, “Haruskah saya
berbahasa roh?” sebaiknya diganti dengan, “Maukah Anda berbahasa roh?”
Bahasa roh perlu digunakan terus (I Kor 14: 5, 18, 39). Faedah bahasa roh
antara lain:
1.

Tanda baptisan Roh Kudus.

2.

Menolong ketika kita lemah (Rm 8:26).

3.

Membangun iman (menjadikan rohani kuat) – I Kor 14:4, Yud 1:20.

4.

Membuat lebih peka secara rohani.

5.

Mengucapkan bahasa rahasia (I Kor 14:2).

6.

Menyucikan mulut kita.

30

H.L. Senduk atau Pdt. Prof. Dr. H.L. Senduk dikenal dengan sebutan Om Ho atau Ho
Liong Seng ( Ternate, 4 Agustus 1917- Jakarta, 26 Februari 2008) adalah seorang Hamba
Tuhan dan Pendiri Gereja Bethel Indonesia (GBI) pada 6 Oktober 1970 di Wisma
Oikumene, Sukabumi, Jawa Barat.

12 | P a g e

7.

Menyegarkan roh kita (Yes 28:11-12).

8.

Memuji Allah (I Kor 14:15, Ef 5:19).

9.

Memelihara kepenuhan Roh Kudus (Ef 5:18).

Baptisan Roh Kudus dan Karunia Roh.
Baptisan Roh Kudus bukanlah merupakan sebuah puncak pengalaman rohani,
melainkan pintu masuk ke dalam berjenis-jenis pelayanan dalam Roh yang disebut
karunia-karunia roh. I Kor 12:9-10 mencatat 9 karunia manifestasi Roh yang bisa
digolongkan menjadi:31
1.

Karunia Pernyataan, untuk mengucapkan kata: hikmat, pengetahuan, membedakan
roh.

2.

Karunia Kuasa, untuk melakukan tanda-tanda ajaib: iman, menyembuhkan,
mujizat.

3.

Karunia Pengungkapan, untuk mengungkapkan hal yang tersembunyi: nubuat,
bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh.
Karunia tersebut dalam pelaksanaannya sering bekerja sama dan tak terpisahkan.

Karunia- karunia Roh ini bukanlah sesuatu yang “wajar”, dapat dipelajari, karunia
alamiah, tetapi merupakan manifestasi illahi secara supranatural. Orang yang mendapat
karunia ini adalah orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus.
Karunia Roh dan Buah Roh.
Karunia Roh untuk melayani ini harus diimbangi dengan buah Roh (Gal 5:22-23). Ketika
Roh Kudus memenuhi hidup seseorang maka Ia bekerja “keluar” dengan memberikan
karunia- karunia Roh, dan “ke dalam” dengan memunculkan buah Roh. Buah Roh bukan
sifat alamiah tetapi karakter orang percaya yang dibarui karena melekat pada Kristus (Yoh
31

Ki Bagus Heruyono, op.cit, 91-95.

13 | P a g e

15:5). Itu meliputi:
1.

Hubungan dengan Allah (Vertikal) – pengalaman Kristen: Kasih, Sukacita, Damai
Sejahtera.

2.

Hubungan dengan Sesama (Horizontal) – tingkah laku Kristen: Kesabaran,
Kemurahan, Kebaikan.

3.

Hubungan dengan Diri Sendiri (Internal) – budi pekerti Kristen: Kesetiaan,
Kelemah- lembutan, Penguasaan Diri.
Karakter Kristus yang indah di dalam kita disertai karunia-karunia Roh menyebabkan

pelayanan dan kesaksian kita menjadi semakin efektif.
Beberapa keberatan praktek karunia bahasa Roh
Munculnya berbagai tanggapan maupun tulisan yang menyerang praktek karunia Roh
Kudus khususnya berbahasa Roh di kalangan Gereja Pantekosta , hal tersebut wajar terjadi
karena kurangnya informasi atau adanya perbedaan penafsiran. Maka dalam ini dibutuhkan
pemikiran yang jernih, obyektif, dan Alkitabiah. Sehingga tidak terlalu cepat atau dini
mengambil keputusan sepihak untuk saling menyalahkan. Tetapi dengan sikap positif bisa
bepikir bahwa inilah dinamika karya Roh Kudus terhadap gerejaNya. Berikut ini merupakan
jawaban terhadap beberapa keberatan terhadap praktek berbahasa Roh.
Berbahasa roh hanya untuk pribadi
Keberatan terhadap berbahasa roh di tengah berlangsungnya ibadah bersama. Mengacu
pada I Korintus 14: 21-28, yang harus diperhatikan konteks ayat ini ialah Paulus hendak
mengatur “karunia bahasa roh” dan bukan bahasa roh “sebagai tanda” baptisan Roh.
Korintus adalah kota pelabuhan sekaligus tempat pertemuan budaya Barat dan Timur. Di
bidang keagamaan di Korintus terdapat kuil beranggotakan seribu wanita yang melakukan
pelacuran bakti sebagai bagian dari ritual kepercayaan. Sebaliknya keberadaan jemaat Kristen
14 | P a g e

tergolong masih relative muda, dan berada di tengah-tengah kota metropolis yang sarat
persaingan dan dekandensi moral.32
a.

Latar belakang masalah karunia bahasa roh :33
 Pertama,.Jemaat sendiri menerima penuh semangat dan sukacita tetapi belum
memiliki dasar pengetahuan mengenai karunia Roh Kudus yang bermunculan, oleh
sebab itu Paulus merasa perlu memberikan penjelasan mengenai karunia Roh Kudus.
 Kedua, setiap orang dalam jemaat merasa karunia yang miliki lebih utama dari
karunia yang dimiliki oleh yang lain, khususnya karunia bahasa roh dianggap lebih
rohani.dari karunia yang lain.
 Ketiga, karena bersemangat dan merasa bahwa bahasa roh merupakan karunia utama,
akibatnya dan prakteknya jemaat Korintus tidak lagi mempertimbangkan orang baru
yg bergabung dengan mereka.

b.

Solusi34
 Menginjinkan karunia berbahasa roh dengan memberikan penafsiran yang dilakukan
secara bergantian sebanyak-banyaknya tiga orang (I Korintus 14:27).
 Tidak mempraktekan karunia berbahasa roh di kebaktian jika tidak ada yang
menafsirkan, dan dilakukan hanya untuk diri sendiri (I Korintus 14:28). Saran ini
diberikan dengan tujuan untuk membatasi orang-orang yang ingin menonjol dan
merasa karunia roh lebih penting dari karunia yg lain.
 Menginjinkan karunia berbahasa roh, tetapi dengan sopan dan teratur (ayat 39,40).
Kata “Sopan” berasal dari kata “euskhemonos” yang punya arti “Sebagaimana
mestinya”. Sopan, mempertimbangkan keberadaan orang lain yang belum memahami
praktek

karunia

berbahasa

roh

untuk

menghindari

timbulnya

berbagai

penafsiran.Tetapi di lain sisi gereja bertanggung jawab memfasilitasi, menjelaskan
dan memberikan pengajaran mengenai bahasa roh. Bukan justru meniadakan atau
dengan tindakan represif menggunakan otoritas kelembagaan gereja. Istilah “Terartur”
berasal dari kata “taxin” dapat diartikan “sebagaimana seharusnya’. Sebagaimana
seharusnya yang dimaksudkan Paulus menunjuk kepada tujuan karunia diberikan
yaitu untuk membangun kebersamaan untuk membangun jemaat.
32

J.D Douglas dan N.Hillyer et al., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, Cet-4,
(Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2001), 582.
33
Ki Bagus Heruyono, op.cit, 167.
34
Ibid, 168.

15 | P a g e

Bahasa roh tidak dapat diterjemahkan
Pengertian bahasa adalah alat komunikasi merangsang munculnya upaya untuk mencari
tahu arti bahasa roh dengan cara menterjemahkan. Padahal bahasa roh tidak dapat
diterjemahkan atau diartikan kata perkata dengan pengertian sendiri. Pertama tidak ada
kamus bahasa roh yang dapat dijadikan pendoman dan kedua tidak ada karunia
menterjemahkan bahasa roh. Jika bahasa roh tidak disikapi secara apriori sebenarnya dalam 1
Korintus 14:2 maka sangat jelas dikatakan bahwa bahasa roh adalah:
 Tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah
 Tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya


Mengucapkan dari hal-hal rahasia.
Hanya Allah sendiri yang dapat memberikan makna atau arti bahasa roh melalui

seseorang dengan memberikan karunia menafsirkan bahasa roh (I Korintus 12:10)35
Manifestasi Roh Kudus (tertawa dalam roh)
Mengenai manifestasi Roh Kudus Hotman Rubyono menyatakan :
“ Alkitab sering melukiskan berbagai gejala fisik yang terjadi pada tubuh manusia
sebagai akibat perjumpaan dengan kuasa/karya Allah yang dahsyat, seperti tubuh
gemetar, terharu, bersukaria, menari-nari, meloncat-loncat, pingsan, jatuh roboh, dsb
(Mzm. 119:120; Neh.8:10; Kel.15:20-21; 1 Sam.21:11; 2 Sam 6:14-16; Ez. 9:4; Yes
66:2,5; Hab. 3:16; Rm 8:26, dst)” 36
Penyesatan akan muncul manakala manifestasi Roh Kudus dipolakan atau meyakini salah
satu cara manifestasi sebagai satu-satunya kebenaran, sehingga tidak lagi mengabdi kepada
Roh Kudus tetapi bergantung kepada cara. Roh Kudus dapat membuat orang bersukacita,
dengan cara tertawa, tetapi akan menjadi tidak benar manakala pekerjaan Roh Kudus ditandai
dengan orang harus tertawa. Selanjutnya pengalaman pribadi yang telah mendapat dukungan

35

Ibid, 169.
Homan Rubyono, Dari Baptisan menuju Kepenuhan Roh Jilid 2 , (Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 2000), 70-71.
36

16 | P a g e

ayat Alkitab diajarkan kepada orang lain,Dan karena merasa mendapat dukungan ayat
(meskipun cenderung dipaksakan) maka selanjutnya juga dipakai menuduh orang lain sesat
jika tidak mengikuti cara yang dipraktekkannya.37
Baptisan Roh Kudus hanya untuk gereja para Rasul
Pendapat yang menyatakan baptisan Roh Kudus hanya untuk gereja para Rasul guna
menandai berdirinya gereja merupakan asumsi yang mengabaikan fakta. Kita harus
mencermati secara literal dalam Matius 16:16-19 pada saat Tuhan Yesus berbicara mengenai
rencana berdirinya gereja (ekklesian). Dia tidak menyinggung mengenai baptisan Roh Kudus,
dan saat Tuhan Yesus membicarakan tentang Roh Kudus dalam Kis. 1:4-8, Ia tidak
menyinggung berdirinya gereja. Semakin meningkatnya jumlah orang yang dibaptis Roh
Kudus tahun demi tahun, dan orang-orang kudus yang dibaptis Roh Kudus (begitu
fenomenal) dalm pertumbuhan dan perkembangan gereja tidak dapat diabaikan begitu saja.38
Buah Roh Kudus lebih penting dari bahasa roh.
Sayangnya pernyataan “buah Roh Kudus lebih penting dari bahasa roh.” Dilontarkan
oleh mereka yang sinis terhadap bahasa roh. Alkitab menyatakan keduanya penting dalam
fungsinya. Setiap orang Kristen bertanggung jawab dalam pembangunan imannya. I Korintus
14:4 menyatakan bahwa membangun diri sendiri diperoleh melalui berbahasa roh (eauton
oikodumei : build up themselves). Pertanyaannya sekarang mana memiliki pontensi lebih
kuat untuk memiliki buah roh, orang yang membangun diri sendiri atau yang tidak
membangun diri? Rasul Paulus akan bersukacita setiap orang berkata-kata dalam bahasa roh
(I Korintus 14:5). Buah Roh Kudus membuat hidup orang percaya dapat menjadi berkat bagi
orang lain , sementara bahasa berfungsi membangun diri sendiri sehingga memiliki pontensi
yang lebih besar untuk menghasilkan buah Roh.
37
38

Ki Bagus Heruyono, op.cit, 173.
Ibid, 176.

17 | P a g e

Berbahasa roh dengan karakter yang buruk (bahasa roh palsu)
Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang memberikan penegasan jika seseorang
berbahasa roh akan memiliki karakter yang baik.Bahasa roh sebagai tanda seseorang yang
memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan melalui Baptisan Roh Kudus. Agar melalui
peristiwa tersebut meninggkatkan hubungan pribadinya dengan Tuhan dan secara totalitas
mentaati firman Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan. Sesuai 2 Timotius 3:16 karakter
seseorang dapat diubahkan oleh firman Tuhan dan bukan oleh bahasa roh. Memang sangat
disayangkan jika ada orang yang hanya sampai pada pengalaman bahasa roh, apabila cara
memperolehnya tidak sesuai seperti yang apa dikatakan Alkitab. Orang yang seperti inilah
yang memiliki gaya hidup yang tidak benar di tengah-tengah masyarakat, namun fasih
berbahasa roh manakala berada dalam suatu kebaktian, bisa menjadi batu sandungan bagi
saudara seiman.39
Alasan yang kedua mengapa sesorang berbahasa roh tetapi memiliki karakter yang buruk
karena orang tersebut

mengucapkan“bahasa roh yg palsu” artinya orang tersebut cuma

sekedar “latah” (ikut-ikutan), takut dan gengsi jika disebut “kurang rohani” atau “kurang
beriman” karena tidak mendapatkan berkat yg kedua yaitu Baptisan Roh Kudus. Tidak heran
jika karakternya tidak berubah, karena belum mengalami lahir baru dalam Roh Kudus
Berdiri di mimbar pada saat kebaktian dan berbahasa roh.
Ada 4 alasan mengapa berbahasa roh di atas mimbar saat memimpin kebaktian:40
a. Pada saat seseorang sementara pemimpin kebaktian dalam gereja dapat saja ia
dikuasai rasa takut, cemas, nervous (gugup) karena demam panggung. Lalu ia
berbahasa roh untuk memberikan kekuatan dan keberanian atas mengatasai hal
tersebut.
39
40

Ibid, 190.
Ibid, 193.

18 | P a g e

b. Meyakini seluruh jemaat yang sementara dipimpinnya sudah dapat pelajaran dan
mengerti apa arti bahasa roh.Emosional terbawa perasaan sehingga bertindak naïf
menggeneralisir semua jemaat Tuhan bisa praktek berbahasa roh.
c. Menonjolkan diri dalam praktek berbahasa roh dan tanpa disadari dirinya membuat
perbandingan dalam hati dengan orang lain, merasa dirinya lebih rohani dari orang
lain, ketika dia tahu ada orang lain tidak bisa bahasa roh.Hendaknya tidak
memanipulasi bahasa roh untuk kepentingan yang tidak kudus.
d. Suatu tindakan yang menjadi hal rutinitas atau tuntutan liturgy ibadah ketika
pemimpin kebaktian langsung berbahasa roh pada saat ada di mimbar, .
Mengajak Jemaat dalam kebaktian berbahasa roh secara bersama-sama.
Hanya seorang gembala jemaat yang sudah mengetahui kondisi iman dan pengalaman
jemaat dalam baptisan Roh Kudus yang dapat lakukan ajakan berbahasa roh secara bersamasama. Tentu saja bagi orang yang tidak berbahasa roh tidak bisa dipaksakan
mengucapkannya. Hanya saja cara tersebut tidak dapat dilakukan di jemaat gereja lain
khususnya yang tidak percaya baptisan Roh Kudus yang ditandai dengan berbahasa roh.
Seorang pun tidak memiliki hak untuk menghakami dengan mengatakan “Kok mudah sekali
ia menguncapkan bahasa roh.” Dapat saja itu terjadi karena bahasa roh merupakan bagian
kehidupan doa dan penyembahannya setiap saat.Kalau tidak demikian Tuhan sendiri sebagai
Kepala Gereja yang berurusan dengannya.41

41

Ibid. 194.

19 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Rubin Adi, Ajaran-ajaran Gereja Bethel Indonesia, Kharisma, Bandung 2010.
Bara , Lewi, Gereja-gereja Pentakosta dan Pentakostalisme (aliran Pentakost), Christian
Spiritual.Blogspot, Christianspiritual.Blogspot.co.id/2011/01/gereja-gereja
Pentakosta, 19 Desember 2017.
Douglas, J.D. et al., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, Cet-4, Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, Jakarta 2001.
Djaya, Karunia, Sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia, cetakan ke2 Semarang 1993.
Heruyono, Ki Bagus, Roh Kudus Berkarya dalam Kekekalan, cet-1, Fides publishing,
Jakarta 2008.
Maris, Hans, Gerakan Kharismatik & Gereja Kita, Cetakan ke-2 , Momentum,
Surabaya:2008
Rubyono, Homan, Dari Baptisan menuju Kepenuhan Roh Jilid 2 , Yayasan Kalam Hidup,
Bandung 2000.
Wikipedia,GerejaPentakosta,www.Wikipedia.com,https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gereja_Pa
ntakosta, 19 Desember 2017.
.

20 | P a g e

21 | P a g e