Teknik teknik Dalam Bioteknologi Modern
Bioteknologi
Judul :
?
PCR merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan
(replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Saat ini PCR sudah digunakan secara
luas untuk berbagai macam kebutuhan,
diantaranya:
a. Isolasi Gen
b. DNA Sequencing
c. Forensik
d. Diagnosa Penyakit
Manfaat teknik PCR ini berdampak sangat luas terhadap kemajuan
sains dan teknologi secara umum yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Memperkuat gen spesifik sebelum diklon.
2. Membuat fragmen gen DNA secara berlimpah
3. Dapat mendeteksi DNA gen virus yang sulit untuk dideteksi
4. Dapat mendeteksi/ mendiagnosis DNA sel embrionik yang mengalami
kelainan sebelum dilahirkan.
5. Bidang kedokteran forensik. Contohnya mendeteksi penyakit yang dapat
menginfeksi, variasi dan mutasi dari gen.
6. Mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untuk mengetahui
dari mana spesies tersebut berasal.
7. Melacak asal usul seseorang dengan membandingkan “finger print”
1. Tahap peleburan (melting)/denaturasi. Pada tahap
ini (suhu tinggi, 94–96 °C) ikatan H DNA terputus
(denaturasi) dan DNA menjadi berberkas tunggal.
Biasanya pada tahap awal PCR tahap ini dilakukan
agak lama (sampai 5 menit) untuk memastikan
semua berkas DNA terpisah. Durasi 1–2 menit.
2. Tahap penempelan atau annealing. Primer
menempel pada bagian DNA templat yg
komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada
suhu antara 45–60°C. Penempelan ini bersifat
spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak
terjadinya penempelan atau primer menempel di
sembarang tempat. Durasi tahap ini 1–2 menit.
3. Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk
proses ini tergantung dari jenis DNA polimerase
(ditunjukkan oleh P pada gambar) yang dipakai.
Dengan Taq-polimerase, proses ini biasanya
dilakukan pada suhu 76 °C. Durasi waktu 1 menit.
Klik tengah untuk melihat video prinsip kerja PCR
1. Memiliki spesifisitas tinggi
2. Sangat cepat, dapat memberikan hasil yang sama pada hari yang sama
3. Dapat membedakan varian mikroorganisme
4. Mikroorganisme yang dideteksi tidak harus hidup
5. Mudah di set up
1.Sangat mudah terkontaminasi
2.Biaya peralatan dan reagen mahal
3.Interpretasi hasil PCR yang positif belum tervalidasi untuk semua penyakit
infeksi (misalnya infeksi pasif atau laten)
4.Teknik prosedur yang kompleks dan bertahap membutuhkan keahlian khusus
untuk melakukannya.
Elektroforesis utk pemisahan campuran senyawa yg berbeda
dengan teknik analisis serta pemisahan yang pernah didiskusikan.
Pemisahan tergantung pada ;
•Struktur kimia
•pH,
•Gugus fungsional
•Dan bobot molekulnya.
Analisis ini sangat informatif tentang data:
• Senyawa metabolit maupun senyawa biokimia dengan BM
besar
•Tidak diperlukan jumlah besar, dan pemurnian yang tinggi.
•Dapat digunakan sampel langsung tanpa pemisahan, misalnya
urin dan cairan limpa.
Menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan
muatan dari protein dan asam nukleat
Sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan untuk
menentukan komponen dari protein atau asam nukleat setiap
individu
Pada bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk
pemeriksaan DNA, karakteristik khusus, misalnya sidik jari.
Sehingga membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus.
Dalam biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu
cara untuk memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan
produk PCR.
Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan.
Pergerakan partikel dalam kertas tergantung
pada muatan atau valensi zat terlarut, luas
penampang, tegangan yang digunakan,
konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH,
viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.
Kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan
yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion
komleks
Pemisahan ini terjadi akibat adanya
gradasi konsentrasi sepanjang sistem
pemisahan.
Pergerakan
partikel
dalam
kertas
tergantung
pada
muatan atau valensi zat terlarut, luas
penampang,
tegangan
yang
digunakan,
konsentrasi
elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorpsivitas zat terlarut.
Keunggulan Elektroforesis Kertas
•Proses migrasi lebih cepat
•Pemisahan spot menjadi lebih kecil
•Mudah
memisahkan
sampel
dengan
spektrofotometri
•Mudah dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah
Kekurangan Elektroforesis Kertas
sedikit.
Adanya gangguan yg disebabkan oleh adanya gugus OH- yg
terdapat pada selulosa yg dapat berinteraksi dengan molekul
polar sehingga daya migrasi molekul tersebut terganggu dan
menjadi lebih rendah
Jika atom akan membentuk ikatan dengan atom lain maka
atom tersebut harus merubah bentuk orbitalnya sehingga
memiliki bentuk dan tingkat energi yang sama.
Molekul CH4
• 6C 1 s2 2s2 2p2
Atom C harus menyediakan 4 orbital dengan
e tunggal, karena akan mengikat 4 atom H
6C 1 s2 2s1 2p3
Hibridisasinya sp3
Bentuk orbital 2s dan 2p
Bentuk terpisah
S
Px
Py
Pz
Bentuk orbital 2s dan 2p
Bentuk terpisah
S
Px
Py
Pz
Proses Hibridisasi
S
Setelah mengalami
hibridisasi
Px Py Pz
Hibrida
Hibrida siap menerima atom lain.
H
H
H
H
Karena yang mengalami hibridisasi terdiri 1
orbital S dan 3 orbital P, maka jenis
Hibridisasinya sp3
Bentuk hibridanya
Tetrahedral
H
C
H
H
H
Antar Orbital dalam molekul saling
tolak menolak sehingga bentuk ruang
geometrinya sangat ditentukan oleh
jumlah Orbitalnya
Prinsip Sekuensing
Sintesis DNA in vitro dengan DNA Polymerase dan penggunaan 2`,
3`dideoxynucleotida.
Hilangnya molekul 3`-OH menyebabkan berthentinya reaksi sintesis untai
DNA pada point dimana molekul dideoxynukleotida disintesis, karena tidak ada reaksi
yang bisa dilakukan tanpa adanya molekul tersebut
Sintesis untai DNA baru diawali pada posisi spesifik dengan menggunakan
primer yang menempel pada ujung 3` pada daerah yang akan disekuensing
Reaksi sintesis DNA menggunakan deoxynucleotida dan dideoxynucleotida
akan menghasilkan beberapa fragment DNA yang memiliki residu nukcleotida yang
serupa
Perbedaan ukuran fragment DNA dapat dianalisis dengan polyacrilamide gel
elektroforesis
Dua Teknik Sekuensing:
Metode Enzymatic (Metode Sanger)
Metode Degradasi Kimiawi (Metode Maxam - Gilbert)
Sekuensing DN
adalah proses penentuan urutan nukleotida pada suatu
fragmen DNA.
Dewasa
ini,
hampir
semua
usaha sekuensing
DNA dilakukan dengan menggunakan metode terminasi rantai yang
dikembangkan oleh Frederick Sanger. Teknik tersebut melibatkan
terminasi atau penghentian reaksi sintesis DNA in vitroyang spesifik
untuk sekuens tertentu menggunakan substrat nukleotida yang telah
dimodifikasi.
Pada
metode
sekuensing
terminasi
rantai
(metode
Sanger),
perpanjangan atau ekstensi rantai DNA dimulai pada situs spesifik pada
DNA cetakan dengan menggunakan oligonukleotida pendek yang
disebut primer yang komplementer terhadap DNA pada daerah situs
tersebut. Primer tersebut diperpanjang menggunakan DNA polimerase
, enzim yang mereplikasi DNA. Bersama dengan primer dan DNA
polimerase, diikutsertakan pula empat jenis basa deoksinukleotida, juga
nukleotida pemutus atau penghenti rantai (terminator rantai) dalam
konsentrasi rendah. Penggabungan nukleotida pemutus rantai tersebut
secara terbatas kepada rantai DNA oleh polimerase DNA menghasilkan
fragmen-fragmen DNA yang berhenti bertumbuh hanya pada posisi pada
DNA tempat nukleotida tertentu tersebut tergabungkan. Fragmenfragmen DNA tersebut lalu dipisahkan menurut ukurannya dengan
elektroforesis.
Sekuensing
RNA lebih tidak stabil daripada DNA di dalam sel dan lebih rentan
terhadap penguraian oleh enzim nuklease secara laboratorium.
Dalam sekuensing RNA, metode yang umum digunakan adalah
mula-mula membentuk fragmen DNA dari RNA tersebut dengan
enzim transkrip balik. Misalnya, DNA dapat disintesis dari cetakan
mRNA dan disebut sebagai DNA komplementer. Fragmen DNA
tersebut kemudian dapat disekuensing dengan cara seperti yang
disebutkan di atas.
Sekuensing protein atau sekuensing peptida adalah penentuan urutan
asam anino pada suatu protein atau peptida (oligopeptida maupun
polipeptida). Metode untuk sekuensing protein umumnya melibatkan
pemutusan ikatan yang diikuti dengan identifikasi asam amino.
Pada metode degradasi Edman, residu
pada
ujung-N
(ujung
amino) protein dipotong satu per satu
dengan reaksi kimia. Setelah setiap
pemotongan, residu as. amino yang telah
dipotong tersebut dapat diidentifikasi
menggunakan
kromatografi.
Prosedur
tersebut diulangi untuk setiap residu asam
amino. Kelemahan metode ini adalah
bahwa polipeptida yang di-sekuensing tidak
dapat lebih panjang dari 50–60 residu
(dapat disiasati dengan memotong-motong
polipeptida berukuran besar menjadi
peptida-peptida berukuran lebih kecil
sebelum dilakukan reaksi).
Sekuensing Polisakarida
Walaupun polisakarida juga merupakan biopolimer (yang termasuk
dalam karbohidrat dengan monomer monosakarida, tidaklah lazim untuk
melakukan 'sekuensing' polisakarida, karena beberapa alasan. Walaupun
banyak polisakarida yang berstruktur rantai lurus, banyak pula yang
berstruktur bercabang. Terdapat banyak sekali jenis monosakarida yang
dapat menyusun polisakarida dengan banyak macam cara ikatan kimia
pula. Selain itu, alasan teoretis utama ketidaklaziman sekuensing
polisakarida adalah bahwa masing-masing polimer lain yang disebutkan di
atas secara umum dibentuk oleh satu jenis enzim berdasarkan 'cetakan'
tertentu, sedangkan satu penggabungan monomer pada polisakarida dapat
dibentuk
oleh
berbagai
jenis
enzim.
Sering
kali
pembentukan ikatan polimer polisakarida tidaklah spesifik; bergantung
pada enzim yang beraksi, satu dari beberapa jenis monomer dapat
digabungkan. Hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya sekelompok
molekul yang mirip satu sama lain.
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat
mengikat satu epitop saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan
dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel.
Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi,
fusi, dan kloning.
Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional, imunisasi
sekali suntik intralimpa, maupun imunisasi in vitro.
Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu menghasilkan antibodi
seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel
myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel
induk yang tidak mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat
tumbuh.
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan Polietilen
glikol (PEG), DMSO, dan penggunaan medan listrik. PEG berfungsi
untuk membuka membran sel sehingga mempermudah proses fusi. Sel
hibrid kemudian ditumbuhkan pada media pertumbuhan.[Penambahan
berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan
pertumbuhan sel hibridoma.
Any
question...
!!!
Rizki.2012.Bahan Ajar Bioteknologi.Rios Multicipta.Padang
http://www.wikipedia.co.id/
https://www.youtube.com/watch?v=iQsu3Kz9NYo
Diakses : 25/2/15 16:42
https://www.youtube.com/results?search_query=elektroforesis
Diakses : 25/2/15 17:25
Sumber Lain yang Relevan
• Mahasiswa
dapat
elektroforesis,
menjelaskan
hibridisasi,
prinsip
sekuensing
dari
dan
PCR,
antibodi
monoklonal
• Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dari teknik biologi
molekuler seperti isolasi DNA, isolasi protein, isolasi enzim, dll
• Mahasiswa
dapat
rekombinasi DNA
menegtahui
manfaat
dari
teknik
Judul :
?
PCR merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan
(replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Saat ini PCR sudah digunakan secara
luas untuk berbagai macam kebutuhan,
diantaranya:
a. Isolasi Gen
b. DNA Sequencing
c. Forensik
d. Diagnosa Penyakit
Manfaat teknik PCR ini berdampak sangat luas terhadap kemajuan
sains dan teknologi secara umum yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Memperkuat gen spesifik sebelum diklon.
2. Membuat fragmen gen DNA secara berlimpah
3. Dapat mendeteksi DNA gen virus yang sulit untuk dideteksi
4. Dapat mendeteksi/ mendiagnosis DNA sel embrionik yang mengalami
kelainan sebelum dilahirkan.
5. Bidang kedokteran forensik. Contohnya mendeteksi penyakit yang dapat
menginfeksi, variasi dan mutasi dari gen.
6. Mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untuk mengetahui
dari mana spesies tersebut berasal.
7. Melacak asal usul seseorang dengan membandingkan “finger print”
1. Tahap peleburan (melting)/denaturasi. Pada tahap
ini (suhu tinggi, 94–96 °C) ikatan H DNA terputus
(denaturasi) dan DNA menjadi berberkas tunggal.
Biasanya pada tahap awal PCR tahap ini dilakukan
agak lama (sampai 5 menit) untuk memastikan
semua berkas DNA terpisah. Durasi 1–2 menit.
2. Tahap penempelan atau annealing. Primer
menempel pada bagian DNA templat yg
komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada
suhu antara 45–60°C. Penempelan ini bersifat
spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak
terjadinya penempelan atau primer menempel di
sembarang tempat. Durasi tahap ini 1–2 menit.
3. Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk
proses ini tergantung dari jenis DNA polimerase
(ditunjukkan oleh P pada gambar) yang dipakai.
Dengan Taq-polimerase, proses ini biasanya
dilakukan pada suhu 76 °C. Durasi waktu 1 menit.
Klik tengah untuk melihat video prinsip kerja PCR
1. Memiliki spesifisitas tinggi
2. Sangat cepat, dapat memberikan hasil yang sama pada hari yang sama
3. Dapat membedakan varian mikroorganisme
4. Mikroorganisme yang dideteksi tidak harus hidup
5. Mudah di set up
1.Sangat mudah terkontaminasi
2.Biaya peralatan dan reagen mahal
3.Interpretasi hasil PCR yang positif belum tervalidasi untuk semua penyakit
infeksi (misalnya infeksi pasif atau laten)
4.Teknik prosedur yang kompleks dan bertahap membutuhkan keahlian khusus
untuk melakukannya.
Elektroforesis utk pemisahan campuran senyawa yg berbeda
dengan teknik analisis serta pemisahan yang pernah didiskusikan.
Pemisahan tergantung pada ;
•Struktur kimia
•pH,
•Gugus fungsional
•Dan bobot molekulnya.
Analisis ini sangat informatif tentang data:
• Senyawa metabolit maupun senyawa biokimia dengan BM
besar
•Tidak diperlukan jumlah besar, dan pemurnian yang tinggi.
•Dapat digunakan sampel langsung tanpa pemisahan, misalnya
urin dan cairan limpa.
Menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan
muatan dari protein dan asam nukleat
Sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan untuk
menentukan komponen dari protein atau asam nukleat setiap
individu
Pada bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk
pemeriksaan DNA, karakteristik khusus, misalnya sidik jari.
Sehingga membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus.
Dalam biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu
cara untuk memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan
produk PCR.
Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan.
Pergerakan partikel dalam kertas tergantung
pada muatan atau valensi zat terlarut, luas
penampang, tegangan yang digunakan,
konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH,
viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.
Kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan
yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion
komleks
Pemisahan ini terjadi akibat adanya
gradasi konsentrasi sepanjang sistem
pemisahan.
Pergerakan
partikel
dalam
kertas
tergantung
pada
muatan atau valensi zat terlarut, luas
penampang,
tegangan
yang
digunakan,
konsentrasi
elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorpsivitas zat terlarut.
Keunggulan Elektroforesis Kertas
•Proses migrasi lebih cepat
•Pemisahan spot menjadi lebih kecil
•Mudah
memisahkan
sampel
dengan
spektrofotometri
•Mudah dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah
Kekurangan Elektroforesis Kertas
sedikit.
Adanya gangguan yg disebabkan oleh adanya gugus OH- yg
terdapat pada selulosa yg dapat berinteraksi dengan molekul
polar sehingga daya migrasi molekul tersebut terganggu dan
menjadi lebih rendah
Jika atom akan membentuk ikatan dengan atom lain maka
atom tersebut harus merubah bentuk orbitalnya sehingga
memiliki bentuk dan tingkat energi yang sama.
Molekul CH4
• 6C 1 s2 2s2 2p2
Atom C harus menyediakan 4 orbital dengan
e tunggal, karena akan mengikat 4 atom H
6C 1 s2 2s1 2p3
Hibridisasinya sp3
Bentuk orbital 2s dan 2p
Bentuk terpisah
S
Px
Py
Pz
Bentuk orbital 2s dan 2p
Bentuk terpisah
S
Px
Py
Pz
Proses Hibridisasi
S
Setelah mengalami
hibridisasi
Px Py Pz
Hibrida
Hibrida siap menerima atom lain.
H
H
H
H
Karena yang mengalami hibridisasi terdiri 1
orbital S dan 3 orbital P, maka jenis
Hibridisasinya sp3
Bentuk hibridanya
Tetrahedral
H
C
H
H
H
Antar Orbital dalam molekul saling
tolak menolak sehingga bentuk ruang
geometrinya sangat ditentukan oleh
jumlah Orbitalnya
Prinsip Sekuensing
Sintesis DNA in vitro dengan DNA Polymerase dan penggunaan 2`,
3`dideoxynucleotida.
Hilangnya molekul 3`-OH menyebabkan berthentinya reaksi sintesis untai
DNA pada point dimana molekul dideoxynukleotida disintesis, karena tidak ada reaksi
yang bisa dilakukan tanpa adanya molekul tersebut
Sintesis untai DNA baru diawali pada posisi spesifik dengan menggunakan
primer yang menempel pada ujung 3` pada daerah yang akan disekuensing
Reaksi sintesis DNA menggunakan deoxynucleotida dan dideoxynucleotida
akan menghasilkan beberapa fragment DNA yang memiliki residu nukcleotida yang
serupa
Perbedaan ukuran fragment DNA dapat dianalisis dengan polyacrilamide gel
elektroforesis
Dua Teknik Sekuensing:
Metode Enzymatic (Metode Sanger)
Metode Degradasi Kimiawi (Metode Maxam - Gilbert)
Sekuensing DN
adalah proses penentuan urutan nukleotida pada suatu
fragmen DNA.
Dewasa
ini,
hampir
semua
usaha sekuensing
DNA dilakukan dengan menggunakan metode terminasi rantai yang
dikembangkan oleh Frederick Sanger. Teknik tersebut melibatkan
terminasi atau penghentian reaksi sintesis DNA in vitroyang spesifik
untuk sekuens tertentu menggunakan substrat nukleotida yang telah
dimodifikasi.
Pada
metode
sekuensing
terminasi
rantai
(metode
Sanger),
perpanjangan atau ekstensi rantai DNA dimulai pada situs spesifik pada
DNA cetakan dengan menggunakan oligonukleotida pendek yang
disebut primer yang komplementer terhadap DNA pada daerah situs
tersebut. Primer tersebut diperpanjang menggunakan DNA polimerase
, enzim yang mereplikasi DNA. Bersama dengan primer dan DNA
polimerase, diikutsertakan pula empat jenis basa deoksinukleotida, juga
nukleotida pemutus atau penghenti rantai (terminator rantai) dalam
konsentrasi rendah. Penggabungan nukleotida pemutus rantai tersebut
secara terbatas kepada rantai DNA oleh polimerase DNA menghasilkan
fragmen-fragmen DNA yang berhenti bertumbuh hanya pada posisi pada
DNA tempat nukleotida tertentu tersebut tergabungkan. Fragmenfragmen DNA tersebut lalu dipisahkan menurut ukurannya dengan
elektroforesis.
Sekuensing
RNA lebih tidak stabil daripada DNA di dalam sel dan lebih rentan
terhadap penguraian oleh enzim nuklease secara laboratorium.
Dalam sekuensing RNA, metode yang umum digunakan adalah
mula-mula membentuk fragmen DNA dari RNA tersebut dengan
enzim transkrip balik. Misalnya, DNA dapat disintesis dari cetakan
mRNA dan disebut sebagai DNA komplementer. Fragmen DNA
tersebut kemudian dapat disekuensing dengan cara seperti yang
disebutkan di atas.
Sekuensing protein atau sekuensing peptida adalah penentuan urutan
asam anino pada suatu protein atau peptida (oligopeptida maupun
polipeptida). Metode untuk sekuensing protein umumnya melibatkan
pemutusan ikatan yang diikuti dengan identifikasi asam amino.
Pada metode degradasi Edman, residu
pada
ujung-N
(ujung
amino) protein dipotong satu per satu
dengan reaksi kimia. Setelah setiap
pemotongan, residu as. amino yang telah
dipotong tersebut dapat diidentifikasi
menggunakan
kromatografi.
Prosedur
tersebut diulangi untuk setiap residu asam
amino. Kelemahan metode ini adalah
bahwa polipeptida yang di-sekuensing tidak
dapat lebih panjang dari 50–60 residu
(dapat disiasati dengan memotong-motong
polipeptida berukuran besar menjadi
peptida-peptida berukuran lebih kecil
sebelum dilakukan reaksi).
Sekuensing Polisakarida
Walaupun polisakarida juga merupakan biopolimer (yang termasuk
dalam karbohidrat dengan monomer monosakarida, tidaklah lazim untuk
melakukan 'sekuensing' polisakarida, karena beberapa alasan. Walaupun
banyak polisakarida yang berstruktur rantai lurus, banyak pula yang
berstruktur bercabang. Terdapat banyak sekali jenis monosakarida yang
dapat menyusun polisakarida dengan banyak macam cara ikatan kimia
pula. Selain itu, alasan teoretis utama ketidaklaziman sekuensing
polisakarida adalah bahwa masing-masing polimer lain yang disebutkan di
atas secara umum dibentuk oleh satu jenis enzim berdasarkan 'cetakan'
tertentu, sedangkan satu penggabungan monomer pada polisakarida dapat
dibentuk
oleh
berbagai
jenis
enzim.
Sering
kali
pembentukan ikatan polimer polisakarida tidaklah spesifik; bergantung
pada enzim yang beraksi, satu dari beberapa jenis monomer dapat
digabungkan. Hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya sekelompok
molekul yang mirip satu sama lain.
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat
mengikat satu epitop saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan
dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel.
Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi,
fusi, dan kloning.
Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional, imunisasi
sekali suntik intralimpa, maupun imunisasi in vitro.
Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu menghasilkan antibodi
seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel
myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel
induk yang tidak mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat
tumbuh.
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan Polietilen
glikol (PEG), DMSO, dan penggunaan medan listrik. PEG berfungsi
untuk membuka membran sel sehingga mempermudah proses fusi. Sel
hibrid kemudian ditumbuhkan pada media pertumbuhan.[Penambahan
berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan
pertumbuhan sel hibridoma.
Any
question...
!!!
Rizki.2012.Bahan Ajar Bioteknologi.Rios Multicipta.Padang
http://www.wikipedia.co.id/
https://www.youtube.com/watch?v=iQsu3Kz9NYo
Diakses : 25/2/15 16:42
https://www.youtube.com/results?search_query=elektroforesis
Diakses : 25/2/15 17:25
Sumber Lain yang Relevan
• Mahasiswa
dapat
elektroforesis,
menjelaskan
hibridisasi,
prinsip
sekuensing
dari
dan
PCR,
antibodi
monoklonal
• Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dari teknik biologi
molekuler seperti isolasi DNA, isolasi protein, isolasi enzim, dll
• Mahasiswa
dapat
rekombinasi DNA
menegtahui
manfaat
dari
teknik