PERPADUAN PENDEKATAN REALISTIK DAN TEKNI

PERPADUAN PENDEKATAN REALISTIK DAN TEKNIK PERMAINAN
SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SOAL CERITA
SEKOLAH DASAR
(Penelitian Eksperimen dalam pembelajaran matematika pada materi Operasi
Hitung Bilangan dan Uang dalam bentuk soal cerita dengan menggunakan Teknik
Permainan Simulasi di kelas III SDN Benda 1 Indramayu tahun ajaran 2016/2017)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Mengikuti Ujian Sidang Proposal Penelitian pada Program
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Purwakarta
Dosen Pengampu : Dr. H. Burhanuddin TR. M.Pd.

Oleh
Aan Yuliyanto
1400184

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016


A. JUDUL PENELITIAN
Perpaduan Pendekatan Realistik dan Teknik Permainan Simulasi dalam
Pembelajaran Matematika Soal Cerita Sekolah Dasar
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD yang akan
mengajarkan matematika kepada peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan
memahami objek yang akan di ajarkannya, yaitu matematika. (Suwangsih dan
Tiurlina, 2006 : 3). Asal mula manusia mengenal bilangan terdeteksi sejak zaman
pra sejarah di mana manusia manusia pada zaman itu masih hidup di gua-gua dan
bersifat nomaden. Dari fakta berupa gambar-gambar yang ada pada dinding gua.
Matematika mempunyai arti yang beragam, bergantung kepada siapa yang
menerapkannya. Pemahaman akan konsep matematika akan sangat dibutuhkan.
Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan dan strategi yang tepat
dalam pembelajaran agar dalam pembelajaran matematika tidaklah monoton yang
membuat peserta didik bosan dan menganggap matematika seram dan mata
pelajaran yang sulit untuk dikerjakan. (Suwangsih dan Tiurlina, 2006 :107 Salah
satu pendekatan yang bisa dimanfaatkan adalah pendekatan realistik. Realistic
Mathematics Education sebagai salah satu paradigma dalam pembelajaran

matematika, telah banyak mempengaruhi program pembelajaran matematika di

beberapa negara. Keberhasilannya di negeri asalnya di belanda menyebabkan para
ahli pendidikan matematika menaruh perhatian secara khusus. Sehingga
seringkali orang-orang yang tergabung dalam organisasi dunia dalam bidang
pendidikan matematika seperti NCTM (National Council of Teachers of
Mathematics) tertarik untuk mengkajinya sehingga dijadikannya realistik ini

sebagai alternatif. Dalam praktik di kelas, pendekatan realistik sangat
memeperhatikan

aspek

informal,

kemudian

mencari

jembatan

untuk


mengantarkan pemahaman peserta didik pada matematika formal. Melalui
penskemaan dan mengidentifikasi matematika khusus ke dalam konteks umum.
Teknik dalam matematika pun banyak macamnya, salah satunya adalah teknik
simulasi yang merupakan cara mengajar dengan mengarahkan peserta didik untuk
terlibat dalam situasi kehidupan nyata dalam pembelajarannya, yang membuat
peserta didik terjun langsung di dalaamnya. (Adjie, Maulana, 2009:86). Ternyata

masih banyak peserta didik yang sulit memahami cerita pendek itu dan bagaimana
penyelesaianya karena peserta didik tersebut belum memahaminya. Pemahaman
konsep matematika sangat penting terutama untuk kehidupan sehari-hari, dan
begitu pula dalam soal cerita yang akan selalu peserta didik jumpai. Dengan
memahami konsep-konsep matematika pada waktu sebelumya maka akan mudah
pula untuk memahami konsep berikutnya. Termasuk pada soal cerita. Agar peserta
didik dapat menyelesaikan masalah matematika yang bentuknya tidak jauh sama.
Permasalahannya adalah rendahnya pemahaman peserta didik akan konsep
pembelajaran matematika terutama pada soal cerita yang dikarenakan proses
pembelajaran yang dilakukan guru terlalu berpusat pada peserta didik, ditambah
situasi lingkungan yang tidak mendukung, sedangkan peserta didik hanya
mendengarkan dan menunggu diberikan soal latihan tanpa melakukan interaksi

dalam pembelajaran. Ditambah lagi adanya masalah tentang ketidakpahaman
peserta didik tentang materi yang diajarkan oleh guru. Sedangkan soal cerita
adalah salah satu bentuk masalah dalam matematika yang sering muncul karena
merupakan bentuk soal aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Guru
yang tiap mengajar hanya memberikan materi ajar pada peserta didik dengan cara
ceramah, dan hafalan, tanpa peserta didik mengerti bagaimana proses untuk
memperoleh pemahaman konsep tersebut. Adapun berdasarkan permasalahan
yang terjadi, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran matematika adalah dengan
menerapkan pendekatan dan teknik pembelajaran yang pas yaitu dengan
menggunakan pendekatan realistik yang dalam melakukanya dapat memanfaatkan
teknik simulasi untuk dapat menarik minat dan hasil belajar peserta didik. Dengan
memanfaatkan pendekatan realistik ini peserta didik akan diajak untuk memahami
konsep secara konkret dan ikut dalam kehidupan nyata. Dan untuk
membuktikanya peneliti akan melakukan penelitian eksperimen tentang
Perpaduan Pendekatan Realistik dan Teknik Permainan Simulasi dalam
Pembelajaran Matematika Soal Cerita Sekolah Dasar
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar pemahaman akan suatu konsep
merupakan hal yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang cukup besar


dalam menentukan hasil pembelajaran peserta didik. Salah satu masalah dalam
pembelajaran yang sering mucul adalah soal cerita baik dalam materi arimatika
sosial, operasi hitung bilangan, KPK dan FPB atau pun pemecahan masalah
tentang uang yang ada pada kelas rendah sekali pun. Sedangkan para guru
kebanyakan mengajar masih terlalu monoton dan selalu menerapkan teachers
center . Sedangkan di dalam kegiatan pembelajaran ada banyak sekali strategi,

model, metode, teknik, dan pendekatan yang dapat guru gunakan sebagai trik-trik
jitu dalam mengajar dan dapat mengubah teachers center menjadi students center .
Mengingat mata pelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang dianggap sulit
dan menyeramkan oleh para peserta didik.
D. RUMUSAN MASALAH
Secara umum rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Perpaduan Pendekatan Realistik dan Teknik Permainan Simulasi dalam
Pembelajaran Matematika Soal Cerita Sekolah Dasar Negeri Benda 1?”.
Dan secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah minat dan hasil belajar peserta didik kelas III dalam
pembelajaran matematika saat sebelum menerapkan pendekatan realistik juga
kombinasi dari teknik simulasi?

2. Bagaimanakah aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran matematika
saat menerapkan pendekatan realistik dengan kombinasi teknik permainan
simulasi?
3. Bagaimanakah minat dan hasil belajar peserta didik kelas III dalam
pembelajaran matematika saat setelah menerapkan pendekatan realistik juga
kombinasi dari teknik permainan simulasi?
E. HIPOTESIS
Hipotesis ini merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya, dalam hal ini anggapan sementaranya adalah adanya perbedaan
minat dan hasil belajar peserta didik akibat dipadukanya pendekatan realistik dan
teknik simulasi terhadap pembelajaran matematika pada materi operasi hitung
bilangan dan uang. Di mana minat dan hasil belajar peserta didik akan mengalami
peningkatan yang cukup tinggi apabila perpaduan pendekatan realistik dan teknik
simulasi ini diterapkan pada proses pembelajaran.

F. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keminatan, kemajuan, dan peningkatan
hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan
pemecahan masalah tentang operasi hitung bilangan dan uang menggunakan
pendekatan realistik dan kombinasi dengan teknik simulasi.

Secara Khusus tujuan yang ingin dcapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang:
1. Minat dan hasil belajar peserta didik kelas III pada pembelajaran matematika
saat sebelum menerapkan pendekatan realistik juga kombinasi teknik simulasi.
2. Aktifitas peserta didik kelas III dalam pembelajaran matematika saat
menerapkan pendekatan realistik dengan kombinasi teknik simulasi.
3. Minat dan hasil belajar peserta didik kelas III pada pembelajaran matematika
saat setelah menerapkan pendekatan realistik juga kombinasi teknik simulasi.
G. MANFAAT PENELITIAN
Secara umum manfaat dari hasil penelitian ini dapat informasi baru tentang minat
dan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika pokok bahasan
pemecahan masalah yang melibatkan operasi hitung bilangan dan uang melalui
pendekatan realistik dengan kombinasi teknik simulasi, dengan rincian manfaat
yang dapat didapat adalah informasi tentang:
1. Bagi Guru
a. Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan
pembelajaran matematika.
b. Guru dapat meningkatkan kreativitas dan kualitas dalam mengupayakan proses
pembelajaran yang lebih baik.
c. Mengevaluasi akan kemampuan guru dalam mengajar sebelumnya.

d. Menampilkan ide dan inovasi baru dalam pembelajaran matematika.
2.

Bagi Peserta didik

a.

Meningkatkan minat peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah terutama
dalam pembelajaran matematika yang selalu dianggap sulit dan rendahnya
hasil belajar peserta didik pada umumnya.

b.

Meningkatkan iklim pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik
sehingga dapat membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami bentuk
soal cerita karena telah bermain langsung sebagaimana seharusnya..

c.

Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bebas melakukan

aktivitas pembelajaran dalam kegiatan pemecahan mengenai operasi hitung
bilangan dan uang.

d.

Memberikan pemahaman pada peserta didik tentang pemecahan masalah
pada operasi hitung bilangan uang secara kangsung dengan membawa peserta
didik pada benda konkret dan situasi kenyataan.

H. KAJIAN TEORITIK
1. Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
(Ihsan, 2013: 110). Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dalam
undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas yaitu pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pembelajaran
Pembelajaran

adalah

proses

interaksi

antara

peserta

belajar

dengan

pengajar/instruktur dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk

pencapaian tujuan belajar tertentu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan
subsistem dari suatu penyelenggaraan pendidikan/pelatihan (training), (Sanjaya,
2010:54). Berkaitan dengan belajar sepanjang hayat ( life long learning) dan
berdasarkan karakteristik warga belajarnya maka pembelajaran secara umum
dapat dibagi menjadi dua yaitu, pembelajaran bagi orang dewasa ( andragogi) dan
pembelajaran bagi anak-anak (pedagogi).

3. Pembelajaran Matematika
(Fitri, Helma, Syarifuddin, 2014: 18), Pembelajaran matematika adalah suatu
aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbolsimbol kemudian diterapkan pada situasi nyata. Belajar matematika berkaitan
dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan dalam
menyelesaikan masalah. Peran guru di sekolah sangat dibutuhkan dalam
tercapainya tujuan pembelajaran matematika serta proses belajar mengajar untuk
membantu siswa mencapai hasil belajar yang optimal. Akan tetapi siswa merasa
kesulitan dalam mempelajari matematika. Kesulitan siswa dalam mempelajari dan
memahami matematika terlihat dari mengkaitkan antar konsep-konsep
matematika.
4. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan sering disinonimkan dengan kata approach yang berasal dari Bahasa
Inggris. Pendekatan sendiri secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti
pendek, tidak jauh, hampir, akrab, dan menjelang. Sementara pendekatan secara
bahasa dapat diartikan sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. (Alwi,
2002:246). Secara istilah pendekatan bersifat aksiomatis dan menyatakan suatu
pendirian, filsafat, keyakinan, atau paradigma terhadap subject matter . (Wiyani,
2012:185). Jadi pada dasarnya dapat dikatakan bahwa pendekatan merupakan cara
pandang seseorang terhadap suatu subjek.
5. Pendekatan Realistik
(Zulkardi dikutip oleh Nahrowie, 2005), mengatakan bahwa RME adalah
pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi siswa,
menekankan keterampilan process of doing mathematics, berdiskusi dan
berkolaborasi beragumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat
menemukan sendiri (student in venting ) dan pada akhirnya menggunakan
matematika untuk menyelesaikan masalah baik secara individu ataupun
kelompok. (Suharta, 2006:2) mengatakan bahwa RME merupakan teori belajar
mengajar dalam pendidikan matematika yang harus dikitan dengan realita karena
matematika mrerupakan aktifitas manusia. Menurut (Suharta dikutip oleh
Nahrowie, 2006:3), terdapat lima karakteristik pembelajaran matematika realistik

(PMR), yaitu konteks “dunia nyata”; model-model; produksi dan konstruksi
siswa; interaktif dan keterkaitan. Penjelasannya meliputi:
a. Didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu
sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
b. Perhatian diberikan kepada pengembangan model-model, situasi, skema, dan
simbol-simbol.
c. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran
menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri (yang
mungkin berupa algoritma, rule, atau aturan), sehingga dapat membimbing
para siswa dari level matematika informal menuju matematika formal
d. Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika.
e. “Intertwinning” (membuat jalinan) antar topik atau pokok bahasan.
6. Teknik Pembelajaran
(Nahrowie, 2009) Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula dengan penggunaan metode diskusi, perlu
menggunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan siswa yang tergolong pasif. Dalam hal ini, guru dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.
7. Teknik Simulasi
Sedangkan simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip,
atau keterampilan tertentu. (Sanjaya, 2008:159). Dalam praktiknya teknik
simulasi dapat mengambil bentuk bermain peran, seperti seorang murid
perempuan bermain peran sebagi ibu, atau murid laki-laki bermain peran sebagai
ayah. Selain itu simulasi dapat pula mengambil bentuk permainan sandiwara
dengan melibatkan sejumlah orang yang masing-masing orang memainkan
perannya sesuai skenario yang di tetapkan. Simulasi tersebut kemudian dianalisis
bersama untuk diketahui pesan ajaran yang terkandung di dalamnya dan
disimpulkan. (Nata, 2009:192). Dengan kata lain sistem simulasi adalah tingkah
laku seseorang berlaku seperti orang yang dimaksud. Dengan tujuan agar orang

tersebut dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa
atau berbuat sesuatu. (Rustiyah, 1985:22-23)
I. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di mana penelitian dilakukan yaitu di SD Negeri Benda 1
terletak di kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu.
2. Metode dan Desain penelitian
(Umar, 1999 22), Metode riset yang akan dipakai adalah metode deskriptif
kuantitatif pendekatan strudi kasus yang memakai desain deskriptif, yaitu dengan
memecahkan permasalahan kurang tertariknya peserta didik dengan pembelajaran
matematika dan rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika serta
pencarian penyebabnya pada peserta didik kelas III SD Negeri Benda 1
Indramayu.
3. Jenis Data dan Variabel
Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif
serta terdiri dari data primer dan sekunder.
Data primer diambil langsung dari pengukuran hasil evaluasi pengerjaan soal yang
diberikan guru, yang terdiri atas:
a. Soal operasi hitung bilangan model biasa;
b. Soal operasi hitung bilangan model soal cerita
c. Soal pemecahan masalah uang model soal cerita
Data sekunder diambil dari hasil pengolahan data primer berupa tabel dan diagram
untuk diolah lebih lanjut.
4. Sasaran
Sasaran penelitian adalah peserta didik dan guru Matematika kelas III SD
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik observasi, yaitu pengamatan dari peneliti baik secara langsung ataupun
tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumennya berupa lembar
pengamatan, panduan pengamatan dan lainnya. (Umar, 1999: 51).
b. Teknik wawancara

Merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan cara langsung berhadapan
dengan narasumber tetapi dapat pula tidak langsung seperti memberikan daftar
pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. (Umar, 1999: 51).
c. Teknik penyebaran angket
Angket atau kuiosioner merupakan suatu pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dengan harapan memberikan respon atas pertanyaan tersebut.
(Umar, 1999: 49).
d. Teknik tes
Tes merupakan pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses
atau untuk mendapatkan kondisi awal sebelum proses ( pre-test dan post-test),
instrumennya dapat berupa soal ujian lisan atau tertulis. (Umar, 1999: 52).
Peneliti dapat memberikan soal tes pada peserta didik setelah melakukan
penelitian untuk mengukur sejauh mana ketercapaian penelitian.
J. DAFTAR RUJUKAN
Adjie, N., & Maulana. (2009). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI
PRESS.
Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dalman. (2013). Menulis Karya Ilmiah. Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Fitri, R., Helma, & Syarifuddin, H. (2014). Penerapan Strategi The Firing Line pada
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batipuh. Jurnal
Pendidikan Matematika , 18.
Hamzah B, U. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: BUMI AKSARA.
Hariyanto. (2014, April 28). Belajar Psikologi. Diambil kembali dari A Belajar
Psikologi:
http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalampembelajaran/
Ihsan, F. (2013). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Irianti, B. A. (2009). Peningkatan Kompetensi Menghitung Volume Kubus dan Balok
melalui Pembelajaran Koorperatif Tipe Numbered Heads Together pada Siswa
Kelas V SDN Manang 01 Semester 1 tahun Pelajaran 2009/2010. Jurnal PTK
SD Matematika , 50-56.
Nasih, A. M., & Khalidah, L. N. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran PAI.
Bandung: PT RAFLIKA ADITAMA.
Nata, A. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Perdana
Media Grup.
Rustiyah. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pernada Media Grup.
Sanjaya, W. (2010). Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Persada Media Grup.

Sisdiknas, U.-u. (2010). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta:
Sinar Grafika.
Supardi. (2012). Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik terhadap Hasil Belajar
Matematika ditinjau dari Motivasi Belajar. Cakrawala Pendidikan, 245.
Suwangsih, E., & Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI
PRESS.
Umar, H. (1999). METODE PENELITIAN UNTUK SKRIPSI DAN TESIS BISNIS.
Jakarta: RAJA GRAFINDO.
Wiyani, N. A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan
Monokhotomik Holistik. Sleman: AR-RUZZ MEDIA.
Wiyani, N. A. (2013). MANAJEMEN KELAS Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan
Kelas yang Kondusif. Sleman: AR-RUZZ MEDIA.