PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMP

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGSD
UNIPA SURABAYA DALAM PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA SEKOLAH
Via Yustitia
via.yustitia@unipasby.ac.id
PGSD, FKIP, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran mahasiswa PGSD
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dalam memecahkan masalah matematika sekolah. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek yang digunakan adalah tiga orang mahasiswa
yang diambil dari 38 mahasiswa, yaitu masing-masing satu mahasiswa berkemampuan matematika
rendah, sedang, dan tinggi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis dan wawancara.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan. Hasil penelitian ini adalah (1) subjek berkemampuan tinggi mencapai enam
indikator kemampuan penalaran, yaitu menyajikan pernyataan matematika secara lisan dan
tertulis, mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, memberikan alasan terhadap
kebenaran solusi, memeriksa kesahihan argument, dan menarik kesimpulan atau melakukan
generalisasi. (2) subjek berkemampuan sedang mencapai empat indikator kemampuan penalaran,

yaitu menyajikan pernyaatan matematika secara lisan dan tertulis, mengajukan dugaan, melakukan
manipulasi matematika, dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi. (3) subjek
berkemampuan rendah dalam menyelesaikan masalah matematika sekolah belum mencapai
indikator kemampuan penalaran.

Kata kunci: Kemampuan Penalaran, Matematika Sekolah, Pemecahan Masalah

Abstract. This study aims to describe the ability of PGSD students of PGRI University Adi Buana
Surabaya in solving school math problems. The type of this research is qualitative research. The
subjects used were three students drawn from 38 students, each of which was a student with low,
medium, and high math skills. Technical data using written data and. Data analysis in this
research is done with data of reduction, presentation data, and conclusion drawing. The results of
this study were (1) high-ability subjects. (2) capable subjects are facing four indicators of criminal
ability, namely presenting the oral and written mathematical perimadis, making suppositions,
performing mathematical manipulations, and giving reasons for solutions. (3) low-ability subjects
in solving school math problems have not yet reached the reasoning ability indicator.

Keywords: Ability of Reasoning, School Mathematics, Problem Solving

117


A. Pendahuluan
Matematika

salah

pendapat

dapat

menyatakan bahwa materi matematika

berpikir

dan penalaran matematika merupakan

(Hudojo). Oleh karena itu, matematika

dua hal yang tidak dapat dipisahkan,


diperlukan

yaitu materi

satu

disiplin

merupakan
ilmu

mengembangkan

yang

cara

baik

dalam


kehidupan

Shadiq

(2009)

yang

matematika dipahami

sehari-hari maupun dalam menghadapi

melalui penalaran dan penalaran dilatih

kemajuan

melalui belajar materi matematika. Jika

IPTEK


sehingga

perlu

dibekalkan kepada siswa di setiap

kemampuan

jenjang pendidikan.

dikembangkan, matematika hanya akan

Tujuan pembelajaran matematika
adalah

penerapan

keterampilan


matematika

dan

matematika,

satunya

kemampuan

(Soedjadi,

2000).

salah

dianggap

materi


serangkaian

yang

prosedur

contoh-contoh

penalaran

maknanya.

(2010)

Kita

Brodie

penalaran


tanpa

tidak

mempunyai
dan

meniru

mengetahui

dapat

meningkatkan

berpikir

dengan

menyatakan bahwa penalaran adalah


kemampuan

keterampilan dasar matematika dan

memahami

diperlukan untuk memahami konsep-

melibatkan kegiatan berpikir (Usmaedi,

konsep

2017). Salah satu kegiatan berpikir

matematika,

untuk

proses-proses


yang

matematika yang fleksibel, dan untuk

penalaran adalah kegiatan memecahkan

merekonstruksi pemahaman. Melalui

masalah

penalaran, siswa dapat mengajukan

sejalan dengan pendapat Gagne dalam

dugaan,

(Anni

melakukan


bukti,

manipulasi

dan

terhadap

matematika.

dan

belajar

menarik kesimpulan dengan tepat.

membantu

merupakan

dua

dan
hal

penalaran
yang

Rifa’i,

kemampuan

Hal

2009)

tersebut

bahwa

pemecahan masalah merupakan tipe

masalah matematika sehingga dapat

Matematika

melatih

yang

menggunakan ide-ide dan prosedur

menyusun

dapat

cara

paling

tinggi

dan

yang

dapat

mengembangkan

keterampilan intelektual tingkat tinggi,

saling

yakni penalaran matematis. Freitas

berkaitan. Hal ini sejalan dengan

(2008) menyatakan bahwa pemecahan

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
118

masalah matematika tidak semata-mata

sifat dari gejala matematis untuk

bertujuan

untuk

mencari

sebuah

membuat generalisasi (Wardhani dalam

jawaban

yang

benar,

tetapi

Nita Putri Utami, 2014).

yang

Kurikulum

menghubungkan

antara

apa

mereka pelajari, kemampuan yang

menjelaskan

mereka

diharapkan

miliki,

dengan

pengetahuan

bagaimana

tersebut

akan

dimanfaatkan sesuai dengan situasi.

Pendidikan

bahwa
tidak

tinggi

mahasiswa
hanya

dapat

penerapan konsep saja, tetapi lebih
kepada bagaimana konsep itu dapat

Polya (1973) memberikan empat

diterapkan dalam berbagai macam

fase pemecahan masalah, yaitu: (1)

situasi serta kemampuan mahasiswa

understanding the problem (memahami

dalam bernalar dan berargumentasi

masalah);

plan

tentang bagaimana soal itu dapat

(membuat rencana penyelesaian); (3)

diselesaikan. Oleh karena itu, untuk

carrying out the plan (melaksanakan

menindaklanjuti

rencana penyelesaian) dan (4) looking

diharapkan, Universitas PGRI Adi

back (menafsirkan kembali hasilnya).

Buana

Indikator-indikator

pencetak

tenaga

kependidikan,

harus dicapai siswa untuk memecahkan

khususnya

program

studi

masalah

diharapkan

mampu

berperan

(2)

devising

a

penalaran

matematika,

yang

yaitu

(1)

tujuan

Surabaya

sebagai

yang

lembaga

PGSD
serta

kemampuan menyajikan pernyataan

mendukung harapan tersebut, dengan

matematika

cara menyiapkan mahasiswa sebagai

secara

lisan,

tertulis,

gambar dan diagram; (2) kemampuan

calon

mengajukan dugaan; (3) kemampuan

kemampuan

melakukan manipulasi matematika; (4)

pemecahan

kemampuan

menyusun

bukti,

sekolah.

memberikan

alasan/bukti

terhadap

guru

SD

yang

memiliki

penalaran

dalam

masalah

Berdasarkan

matematika

uraian

di

atas,

kebenaran solusi; (5) kemamapuan

peneliti beranggapan perlu dilakukan

menarik kesimpulan dari pernyataan;

suatu penelitian untuk mengidentifikasi

(6)

profil penalaran mahasiswa PGSD

memeriksa

kesahihan

suatu

argumen; (7) menemukan pola atau
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
119

dalam

menyelesaikan

masalah

matematika sekolah.

B. Metode Penelitian
Jenis
penelitian

penelitian
kualitatif.

ini

adalah

kemampuan awal rendah.

Teknik

Fenomenanya

pengumpulan data menggunakan tes

berupa profil kemampuan penalaran

tertulis dan wawancara. Instrumen

mahasiswa PGSD Universitas PGRI

penelitian terdiri atas instrumen utama,

Adi

yaitu peneliti

Buana

Surabaya

dalam

sendiri dan instrumen

menyelesaikan masalah Matematika

pendukung, yaitu pedoman wawancara

sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di

dan tes tertulis yang berisi masalah

Program Studi PGSD UNIPA Surabaya

matematika sekolah.

Tahun

Akademik

2016/2017.

Jenis data yang digunakan dalam

Pemilihan subjek penelitian dilakukan

penelitian ini adalah data kualitatif

berdasarkan hasil UAS mata kuliah

berupa

Konsep Matematika Lanjut. Teknik

penalaran siswa yang mengacu pada

yang digunakan adalah

enam indikator kemampuan penalaran

purposive

data

tentang

kemampuan

sampling. Subjek penelitian ini adalah

dalam

3 mahasiswa yang diambil dari 38

berdasarkan langkah Polya. Berikut

mahasiswa 2016 A, yaitu 1 siswa

indikator

kategori kemampuan awal tinggi, 1

mahasiswa

siswa

masalah matematika sekolah.

sedang,

kategori
dan

kemampuan
1

siswa

awal

memecahkan

masalah

kemampuan
dalam

penalaran
memecahkan

kategori

Tabel 1. Indikator Kemampuan Penalaran dalam Pemecahan Masalah
No
1.

Tahap Pemecahan Masalah
Memahami masalah.

Indikator Kemampuan Penalaran
menyajikan pernyataan matematika
secara lisan dan tertulis.

2.

Merencanakan
masalah.

mengajukan dugaan

3.

Melaksanakan
pemecahan masalah

pemecahan

rencana

a. melakukan
manipulasi
matematika;
b. memberikan alasan terhadap
kebenaran solusi.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
120

4.

Melihat kembali

Peneliti

melakukan

uji

soal

a. memeriksa
kesahihan
argument;
b. menarik
kesimpulan
membuat generalisasi.
kemudian
divalidasi

suatu
atau
dengan

instrumen untuk mengetahui tingkat

menggunakan triangulasi metode dan

kemampuan penalaran subjek dalam

dianalisis dengan melakukan reduksi

memecahkan

data, penyajian data, serta verifikasi

sekolah

masalah

dan

wawancara.

matematika

dilanjutkan
Data

yang

dengan

data.

diperoleh

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan dari nilai tes UTS
mata

kuliah

Konsep

Matematika

Lanjut.dan pertimbangan dosen di

Adi Buana Surabaya, maka diperoleh
subjek

dalam

penelitian

sebagai

berikut:

kelas 2016 A PGSD Universitas PGRI
Tabel 2. Daftar Subjek Penelitian
No.
Nama
Kelompok Kode Subjek
1. Wiwin Nur Handayani
Tinggi
S1
2. Ratih Puspita
Sedang
S2
3. Hersukma Indri Indana
Rendah
S3
Zulfa
Pada penelitian ini digunakan Surabaya). Setiap subjek mengerjakan
instrumen tes kemampuan berpikir

tes kemampuan penalaran yang diberi

kritis

symbol

dan

Sebelumnya

pedoman
tes

wawancara.

telah

divalidasi

KP1.

Untuk

menguji

kredibilitas data setiap subjek dalam

terlebih dahulu oleh teman sejawat

pemecahan

peneliti,

Hermin

melakukan triangulasi waktu, yaitu

(dosen

memberikan soal setara KP1 yang

PGSD Universitas PGRI Adi Buana

diberi simbol KP2 pada setiap subjek

Surabaya) dan Imas Srinana Wardani,

di

S.Pd.,

yaitu

Rusminati,

S.Pd.,

M.Pd.

Universitas

PGRI

Susi
M.Pd.

waktu

masalah

yang

KP1,

berbeda.

(dosen

PGSD

triangulasi

menunjukkan

Adi

Buana

konsistensi

jawaban

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

setiap

peneliti

Hasil
terdapat
subjek

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
121

dalam menyelesaikan KP1 dan KP2

Dalam hal ini peneliti menggunakan

sehingga data setiap subjek dalam

data setiap subjek dalam memecahkan

memecahkan KP1 dan KP2 dikatakan

KP1. Berikut soal KP1 yang digunakan

kredibel. Data kemampuan penalaran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada

setiap subjek dapat menggunakan data

tabel 3 berikut:

dalam memecahkan KP1 atau KP2.
Tabel 3. Soal Kemampuan Penalaran
No.
Soal
1. Jika 2 kambing Pak Danis membutuhkan 5 kg pakan rumput, maka
berapa kg pakan rumput yang harus disiapkan untuk 10 kambing
tambahan yang baru ia beli?
2. Sebuah foto berukuran 2 x 3 memiliki harga Rp 2.000,00. Jika ingin
memperbesar foto tersebut, konsumen dikenakan biaya Rp 2.000,00
untuk setiap kelipatan ukuran 2 x 3. Berapakah biaya yang harus
dikeluarkan untuk memperbesar foto ukuran 3 x 4? Jelaskan.
3. Sebuah persegi panjang dan jajargenjang memiliki alas yang sama.
Jajar genjang dua kali lebih tinggi daripada persegi panjang. Jika
Anda mengetahui luas persegi panjang, apakah Anda dapat
mengetahui luas jajar genjang? Berapa perbandingan luas jajar
genjang dan persegi panjang tersebut? Jelaskan!
1. Kemampuan

Penalaran

Mahasiswa Kelompok Tinggi

melalui sketsa gambar. Berdasarkan
hasil wawancara dengan S1 mampu

Pada tahap memahami masalah,

menjelaskan secara lisan arti dari

S1 mengumpulkan fakta tertulis pada

simbol matematika yang digunakan

soal dengan cara menyebutkan hal-hal

dengan benar. S1 harus dua kali

yang diketahui dan ditanyakan. S1

membaca soal untuk bisa memahami

dapat memahami masalah pada soal

soal dengan baik sehingga melajutkan

dengan baik. S1 menuliskan dengan

perencanaan penyelesaian masalah.
Pada

benar apa yang diketahui dan ditanya

tahap

merencanakan

pada soal. Pada soal nomor 1, S1

penyelesaian masalah, S1 dapat cepat

menerjemahkan

permasalahan

mengambil sebuah keputusan tentang

matematika sekolah dengan simbol

strategi yang akan digunakan untuk

matematika. Pada soal nomor 2 S1

menyelesaikan masalah tersebut. S1

mengomunikasikan

menjelaskan secara jelas hubungan

permasalahan

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
122

dari masalah yang diberikan. Soal

melakukan perhitungan dengan benar.

nomor

S1

1

akan

diselesaikan

sudah

mampu

melakukan

menggunakan konsep perbandingan

manipulasi matematika sesuai dengan

senilai

rencana. S1 sudah mampu memberikan

dan

soal

nomor

2

menggunakan konsep perbandingan
dan

geometri.

wawancara

Berdasarkan

hasil

Pada tahap melihat kembali, S1

S1

mampu menuliskan kesimpulan dari

merencanakan

penyelesaian masalah tersebut dengan

peneliti

menunjukkan

S1

alasan terhadap kebenaran solusi.

dengan

penyelesaiannya denga satu strategi,

tepat.

serta mampu menjelaskan secara lisan

penyelesaian

strategi yang akan digunakan. S1

sebelumnya dan mengaitkan dengan

mampu

baik

konteks masalah yang diberikan pada

konsep

soal. S1 memberikan keyakinan atas

menjelaskan

alasan

dengan

penggunaan

perbandingan

senilai

untuk

S1

jawaban
membaca

banyak

ditanyakan.

kambing

semakin

banyak pula makanan yang harus
disediakan.

S1

menjelaskan

dengan

juga
baik

mampu
alasan

kembali

yang

diperoleh

yang

menyelesaikan soal nomor 1. Semakin
jumlah

mengecek

diperoleh

kembali

dengan

apa

yang

Mahasiswa berkemampuan tinggi
mampu

menyelesaikkan

matematika

masalah

sekolah

dengan

penggunaan konsep perbandingan dan

menggunakan

geometri untuk menyelesaikan soal

penalarannya dengan baik. Dari awal

nomor

tahap

2.

Konsep

perbandingan

kemampuan

memahami

masalah

sampai

digunakan untuk membandingkan luas

dengan melihat kembali atau membuat

dua bangun datar yang diminta pada

sebuah kesimpulan. Hal ini sejalan

soal dan konsep geometri (luas bangun

dengan

datar) digunakan untuk menyelesaikan

penalaran

permasalahan perhitungan pada soal.

diadopsi

pendapat
adalah
untuk

Lithner
pemikiran

(2008),
yang

menghasilkan

Pada tahap pelaksanaan rencana,

pernyataan dan mencapai kesimpulan

S1 menyelesaikan masalah soal sesuai

pada pemecahan masalah yang tidak

rencana

sebelumnya

sehingga

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
123

selalu didasarkan pada logika formal

nomor

sehingga tidak terbatas pada bukti.

menggunakan konsep perbandingan

2. Kemampuan Penalaran

senilai

Mahasiswa Kelompok Sedang

1

akan

dan

diselesaikan

soal

nomor

2

menggunakan konsep perbandingan

Pada tahap memahami masalah,

dan

geometri.

Berdasarkan

hasil

S2 mampu memahami masalah, hal ini

wawancara

dapat dilihat dari hasil tes. S2 sudah

menunjukkan

menuliskan apa yang diketahui dan

penyelesaiannya denga satu strategi,

ditanyakan

S2

serta mampu menjelaskan secara lisan

permasalahan

strategi yang akan digunakan. S1

pada

menerjemahkan

soal.

peneliti
S1

dengan

S1

merencanakan

matematika sekolah dengan bahasanya

mampu

sendiri. Pada soal nomor 2 S1

alasan

mengomunikasikan

permasalahan

perbandingan

dengan

sendiri

menyelesaikan soal nomor 1. Semakin

bahasanya

dilengkapi

dengan

dan

gambar.

banyak

menjelaskan

dengan

penggunaan

konsep

senilai

jumlah

baik

kambing

untuk

semakin

Berdasarkan hasil wawancara dengan

banyak pula makanan yang harus

S2 mampu menjelaskan permasalahan

disediakan.

S1

dalam soal secara lisan. S2 harus

menjelaskan

dengan

membaca soal berulang-ulang untuk

penggunaan konsep perbandingan dan

bisa memahami soal dengan baik.

geometri untuk menyelesaikan soal

Membutuhkan waktu berpikir lebih

nomor

untuk

digunakan untuk membandingkan luas

dapat

merencanakan

penyelesaian masalah.
Pada

tahap

2.

Konsep

juga
baik

mampu
alasan

perbandingan

dua bangun datar yang diminta pada
merencanakan

soal dan konsep geometri (luas bangun

penyelesaian masalah, S2 kurang cepat

datar) digunakan untuk menyelesaikan

dalam mengambil sebuah keputusan

permasalahan perhitungan pada soal.

tentang strategi yang akan digunakan

S2 sudah mampu mengajukan dugaan

untuk menyelesaikan masalah. S1

terkait masalah pada soal.

menjelaskan secara jelas hubungan

Pada tahap pelaksanaan rencana,

dari masalah yang diberikan. Soal

S1 menyelesaikan masalah soal sesuai

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
124

rencana

sebelumnya

sehingga

mensahihkan simpulan yang logis,

melakukan perhitungan dengan benar.

serta

S1

pernyataan dengan tegas (English,

sudah

mampu

melakukan

membuktikan

manipulasi matematika sesuai dengan

2010).

rencana. S1 sudah mampu memberikan

3. Kemampuan

alasan terhadap kebenaran solusi. Hal

(2015),

siswa

Penalaran

Mahasiswa Kelompok Rendah

ini sejalan dengan hasil penelitian
Mahendra

kebenaran

Pada tahap memahami masalah,

dengan

S3 belum dapat menyajikan pernyataan

kategori kemampuan awal sedang

matematika secara tertulis. Pada soal

memiliki

nomor 1, S3 menuliskan kembali

kecenderungan

menggunakan unsur-unsur penalaran

kalimat

induktif dan deduktif dengan cukup

menuliskan apa yang ditanyakan. Pada

baik.

soal nomor 2, S3 tidak menuliskan apa

pada

soal,

namun

tidak

Pada tahap melihat kembali, S1

yang diketahui dan ditanyakan pada

belum mampu menuliskan kesimpulan

soal. Berdasarkan hasil wawancara, S3

dari penyelesaian masalah tersebut

kesulitan

dengan tepat. S1 tidak mengecek

dengan

kembali penyelesaian yang diperoleh

berulang-ulang soal tersebut namun ia

sebelumnya dan mengaitkan dengan

tidak dapat memahami permasalahan

konteks masalah yang diberikan pada

pada

soal. S1 tidak memberikan keyakinan

menunjukkan bahwa S3 tidak mampu

atas jawaban yang diperoleh dengan

menjelaskan secara lisan apa yang

membaca

kembali

yang

diketahui, ia tidak memahami apa

ditanyakan.

Penalaran

matematika

yang ditanyakan pada soal sehingga ia

tidak hanya kemampuan berhitung dan

tidak mampu membuat strategi untuk

analisis, melainkan juga mencakup

menyelesaikan masalah tersebut.

beberapa

proses,

apa

antara

lain:

dalam
baik.

Berdasarkan

data, membuat dugaan, membangun

berkemampuan

argumen,

mencapai

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

wawancara

hasil

penelitian

bahwa

satu

subjek

rendah
pun

soal

membaca

Hasil

diperoleh

simpulan,

Sudah

soal.

mengumpulkan bukti, menganalisis

menarik

memahami

belum
indikator

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
125

kemampuan
sudah

penalaran.

memahami

dimiliki mahasiwa sebelumnya belum

Mahasiswa

konsep

dasar

mampu

dikoneksikan

untuk

matematika yang sudah dibahas pada

mengembangkan

mata

selanjutnya. Menurut Adegoke (2013),

kuliah

Dasar,

Konsep

namun

Matematika

mahasiswa

pengetahuan

belum

dosen matematika perlu melakukan

mampu menghubungkan materi yang

program khusus untuk membantu siswa

dipelajari

mengembangkan dan

untuk

menyelesaikan

matematika sekolah. Hal ini sejalan

kemampuan

dengan

mereka

hasil

penelitian

(2016),

kemampuan

masalah

bagi

Hapsari

pemecahan

penalaran
dan

meningkatkan

matematis

pada

akhirnya

pencapaian

mereka

dengan

dalam matematika. Menurut Voss et al.

dapat

(Lak Cho et, al., 2002), problem solver

menentukan syarat cukup dan syarat

membutuhkan argumentasi logis untuk

perlu dalam memahami masalah dan

mengembangkan

tidak dapat menyelesaikan masalah

suatu solusi terpilih, menghasilkan

dengan langkah yang benar.

solusi yang reasonable, serta untuk

penalaran

mahasiswa

meningkatkan

rendah

Menurut

tidak

Sanapiah

(2014),

kemampuan penalaran yang sudah

dan

menentukan

mendukung solusi dengan data dan
fakta.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan

empat indikator kemampuan penalaran,

pembahasan dapat disimpulkan profil

yaitu

kemampuan

matematika secara lisan dan tertulis,

penalaran

mahasiswa

menyajikan

PGSD Universitas pgri Adi Buana

mengajukan

Surabaya dalam memecahkan masalah

manipulasi

matematika sekolah sebagai berikut:

memberikan alasan terhadap kebenaran

(1)

rendah

solusi. (3) subjek berkemampuan tinggi

belum mencapai satupun indikator

mencapai enam indikator kemampuan

kemampuan

subjek

penalaran, yaitu menyajikan pernyataan

mencapai

matematika secara lisan dan tertulis,

subjek

berkemampuan

penalaran.

berkemampuan

sedang

(2)

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

dugaan,

pernyaatan

melakukan

matematika,

dan

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
126

mengajukan

dugaan,

melakukan

soal penalaran sehingga mahasiswa

manipulasi matematika, memberikan

terbiasa

alasan

solusi,

matematika sekolah. Dosen juga harus

memeriksa kesahihan argumen, dan

memperhatikan perbedaan kemampuan

menarik kesimpulan atau melakukan

mahasiswa. Perlu diadakan penelitian

generalisasi.

selanjutnya terkait faktor-faktor yang

terhadap

kebenaran

Hendaknya dosen memilih model
pembelajaran

yang

menyebabkan

untuk

berkemampuan

meningkatkan kemampuan penalaran

menyelesaikan

mahasiswa.

sekolah.

Dosen

tepat

memecahkan

juga

harus

masalah

kesulitan

mahasiswa

rendah
masalah

untuk
matematika

membiasakan memberikan latihan soal-

Daftar Pustaka

Adegoke, B.A. 2013. Modelling
the Relationship between
Mathematical
Reasoning
Ability and Mathematics
Attainment. Journal of
Education and Practice, 3
(17), 54-61.
Anni, T.C., dan Rifa’i, A. 2009.
Psikologi
Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.
Brodie, K. 2010. Teaching
mathematical reasoning in
secondary
school
classrooms. New York:
Springer Publisher.
English,
L.
D.
2004.
Mathematical
and
analogical reasoning of
young learners. London:
Lawrence
Erlbaum
Associates Publishers.
Freitas, D.E. 2008. Critical
Mathematics
Education:
Recognizing the Ethical

Dimension of Problem Solving.
International Electronic Journal
of Mathematics Education, 3 (2),
79-95.
Hapsari, J. 2016. Analisis Kemampuan
Penalaran
Matematika
Berdasarkan Langkah-Langkah
Polya
untuk
Memecahkan
Masalah Materi Bangun Datar
pada
Mahasiswa
PGSD
Universitas
Slamet
Riyadi.
Jurnal Eks, 11 (1), 1-8.
Hudojo, H. 2003. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Lithner, J. 2008. A Research
Framework for Creative and
Imitative Reasoning. Education
Study Mathematic, 6 (67), 255276.
Lak Cho, K., & Jonassen, D. H. (2002).
The Effects of Argumentation
Schaffolds on Argumentation and

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
127

Sanapiah. 2014. Analisis Penalaran
Mahasiswa Calon Guru dalam
Pemecahan Masalah Matematika
Sekolah. Jurnal Kependidikan,
13 (4), 421-426.
Shadiq,
F.
2009.
Kemahiran
Matematika.
Yogyakarta:
Depdiknas.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika
di
Indonesia.
Jakarta: Direktorat Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional.
Usmaedi.
2017.
Menggagas
Pembelajaran HOTS pada Anak
Usia Sekolah Dasar. JPSD, 3 (1),
82-95.

Problem Solving. ETR&D,
50(3), 5-22.
Mahendra, R., Murtafiah, W., &
Adamura, F. 2013. Profil
Penalaran Siswa Kelas X
SMA dalam Menyelesaikan
Masalah
Persamaan
Kuadrat
Ditinjau
dari
Kemampuan Awal Siswa.
Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 4 (1), 1-9.
Nur, S.A. & Rahman, A. 2013.
Pemecahan
Masalah
Matematika sebagai Sarana
Mengembangkan Penalaran
Formal Siswa Sekolah
Menengah
Pertama.
Jurnal
Sainsmat, 2 (1), 84-92.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017

Via Yustitia

ISSN 2540-9093
128