ISLAM DAN DUNIA KONTEMPORER pptx

Islam dan Dunia
Kontemporer

Pendahuluan

Dunia kontemporer Islam atau dunia
pembaruan Islam adalah upaya-upaya
untuk
menyesuaikan
paham
keagamaan
Islam
dengan
perkembangan baru yang ditimbulkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi modern

Islam telah ada di Indonesia sejak
adanya kerajaan Islam pertama di
Indonesia, yaitu di Aceh yang dikenal
dengan kerajaan Samudera Pasai.

Meskipun Islam telah lama kita ketahui
dan
dianut,
tetapi
pengamalan
agamanya masih sinkretik,yaitu masih
bercampur dengan budaya lokal.

Muhammad Abduh, salah seorang pembaharu
dari Mesir, sebagaimana dikemukakan Harun
Nasution, misalnya mengemukakan ide-ide
pembaruan
antara
lain
dengan
cara
menghilangkan bid’ah yang terdapat dalam
ajaran Islam, kembali pada ajaran Islam yang
sebenarnya, dibuka kembali pintu ijtihad,
menghargai pendapat akal, dan menghilangkan

sifat dualisme (dalam bidang pendidikan).

Reaksi Pemikiran Islam terhadap Globalisasi
Di zaman globalisasi dan modern saat ini,
bangsa Indonesia belum menjadi bangsa
yang maju melainkan masih berstatus
bangsa
berkembang,
dan
ternyata
mayoritas penduduknya memeluk agama
Islam. Umat Islam pada zaman dahulu
mengalami kejayaan yang luar biasa dalam
bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
bahkan mengerajai pengetahuan seluruh
dunia, termasuk Amerika dan Jepang, yang
amat maju di bidang tekhnologi dan ilmu
pengetahuannya di zaman sekarang ini

Islam sekarang sudah tidak peduli dan

merasa puas dengan kejayaan yang pernah
diraih oleh umat Islam terdahulu, seharusnya
kita rebut kembali kejayaan iptek itu, bukan
hanya menggunakan tetapi harus bisa
menciptakan. Di Jepang, seorang murid SD
sudah bisa merakit komputer, sedangkan kita
hanya user computer saja, bahkan ada
sebagian
yang
belum
mampu
mengoperasikannya.

Adanya
globalisasai
menyebabkan
zaman
semakin
maju,
dan

pemikiran
Islam
pun
mengalami kemajuan juga
untuk mengikuti kemajuan
zaman yang pada dasarnya
tidak keluar dari sumber
hukum Islam

Menurut Jamal al-Din al-Afghani, orang
Persia, dan Muh.Abduh, tokoh reformis
dari Mesir dalam Muslim Abdurrahman
menganggap
bahwa
faktor
utama
keterbelakangan umat Islam menghadapi
bangsa barat ialah karena sejak abad ke9, pintu ijtihad telah ditutup oleh para
ulama, inilah yang membuat terhentinya
kesempatan untuk menggali Al-Quran

dan Sunnah, disamping itu umat Islam
lalai melestarikan beberapa bidang ilmu
pengetahuan yang berguna

Hal ini muncul beberapa pandangan
mengenai
peta/konsep
keragaman
pemikiran Islam di Indonesia diantaranya
muncul
beberapa pemahaman yaitu
 Islam fundamentalis
Islam kultural
 Islam teologis-normatif
Islam inklusif-pluralis
 Islam eksklusif
Islam aplikatif
 Islam rasional
Islam substantif
 Islam transformatif

Islam liberalis
 Islam aktual
 Islam kontekstual
 Islam esoteris
 Islam tradisionalis
 Islam modernis

A. Islam dan Tradisi di Indonesia
Menurut Clifford Geertz (Antropolog
Amerika Serikat), umat Islam Tradisional di
Indonesia seringkali mengadakan upacara
“selamatan” atau tasyakuran, terutama dalam
peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
1. Kelahiran seorang bayi
2. Pemberian nama
3. Khitanan
4. Perkawinan
5. Pindah rumah
6. Panen raya
7. Pertemuan (partai) politik

8. Mimpi buruk
9. Sembuh dari sakit
10. Kematian

Dalam merespon pengembangan tradisi-tradisi diatas,
umat islam “terpecah” kedalam dua kelompok, yaitu
kelompok tua dan kelompok muda.
Kelompok tua berprinsip bahwa kebenaran tidak perlu
dikaji ulang, sebab kebenaran tidak perlu dirubah karena
perubahan waktu dan kondisi. Kelompok tua menuduh
“kelompok muda” sebagai seorang kafir dan terkutuk.
Sedangkan kelompok muda berprinsip bahwa
kebenaran (tradisi) bisa dirubah, karena tuntutan
perubahan waktu dan kondisi. Kelompok muda
menganggap kelompok tua sebagai kaum konsrvatif
(yang tidak mau berubah, sulit diatur, dan ingin menang
sendiri).

B. Respon Umat Islam terhadap Globalisasi
Ada empat macam atau empat kelompok umat Islam

dalam merespon gejala globalisasi, yaitu:
1. Kelompok rasional, yang menyatakan bahwa
kemunduran umat Islam adalah (sudah) ketentuan
dari rencana Tuhan.
2. Kelompok modernis, yang menyatakan bahwa
keterbelakangan umat Islam (banyak) disebabkan
oleh kesalahan sikap mental dan budaya mereka.
3. Kelompok fundamentalis, menyatakan bahwa
keterbelakangan umat Islam karena mereka
menggunakan “ideologi lain” selain Al-Qur’an.

4. Kelompok transformatif, yang menyatakan
bahwa keterbelakangan umat Islam disebabkan
oleh ketidakadilan sistem ekonomi, sistem
politik, dan sistem budaya yang ada sekarang.