STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

1

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

Membran sel (bahasa Inggris: cell membr ane, plasma membr ane,
plasmalemma ) adalah fitur univer sal yang dimiliki oleh semua jenis sel ber upa

lapisan antar muka yang disebut membr an plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan diluar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luar nya masih ter dapat
dinding sel atau cell wall ) . Yang fungsinya untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang beker ja di dalam sitoplasma ( Wikipedia,2012:1).

A. Struktur Membr an Sel
Menur ut Dalle (2007:1) Ada beber apa teor i tentang str uktur dar i
membr an sel diantar anya :

1. Gortel & Grendel ( 1925)
a. Membr an ber upa str uktur yang membatasi sel, ter dir i atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang ber sifat hidr ofob(yang tidak
dapat lar ut dalam air tetapi dapat lar ut dalam minyak)
b. gugus polar mengar ah ke bagian luar dar i bilayer , sedangkan gugus

hidrofob (r antai asam lemak) ber ada di bagian tengah dar i lipid bilayer

Gambar 1 . Str uktur Membr an Sel Ber dasar kan Teor i Gor tel & Grendel.
(Dalle,2007:1) .
2. Davson & Danielli ( 1954)

Membr an mer upakan str uktur lipid bilayer yang disisipi dengan
pr otein globular yang melintasi membr an dan terdapat pula protein di
permukaan luar dan dalam membran.

2

Gambar 2.Str uktur Membr an Sel Berdasar kan Teor i Davson & Daniel
(Dalle,2007:1) .
3. Singer & Nicholson ( 1972)/ Model Mozaik Fluida

model mosaik fluida yang disusun berdasar kan hukum-hukum
ter modinamika untuk menjelaskan str uktur membran sel. Model mosaik
fluida yang dikembangkan pada tahun 1972 oleh Singer dan Nicolson
memper kenalkan ide bar u tentang penyebar an lipid dan pr otein pada

membr an, karena itu mer eka mer evolusi ilmu pengetahuan ( ber pikir
ilmiah) tentang str uktur membr an. Model ini memecahkan dasar bar u
dengan dalil (sasaran) yang meyakinkan bahwa pr otein ter pancang secar a
langsung pada membr an bilayer . Matr iks phospholipid ter dir i atas dua
lapisan, dan didalamnya ter dapat dua tipe pr otein, ialah protein per ifer
yang dapat bereaksi dan dapat lar ut pada air (polar ), dan pr otein integr al
yang sukar ber ikatan dan sukar lar ut air (nonpolar ) ( Anonim,C,2011:1).

Gambar

3 . Singer

&

Nicholson

( Dalle,2007:2).

(1972)/


Model

Mozaik

Fluida

3

B. Komponen Kimia Membran Sel
Berdasar kan analisis kimia, membr an sel ter susun atas lipida dan
pr otein ( lipoprotein) . Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan ster ol. Ster ol
umumnya ber upa kolesterol. Menur ut Ar diyanto (2011:1) pr otein penyusun
membran sel ter utama ter dir i dar i glikopr otein, Ber ikut adalah penyusun
membrane sel :
1. Lipid

Membr an sel ter dir i

dar i


tiga kelas lipid amphipathic:

fosfolipid a, glikolipid, dan kolester ol. Jumlah dar i masing-masing ter gantung pada jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid yang
paling ber limpah. Ter dapat 3 tipe lipid, yaitu:

a. Fosfolipid.
Molekul fosfolipid ter dir i dar i dua bagian, yaitu kepala dan
ekor . Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif ser ta bagian
ekor tanpa muatan. Bagian kepala kar ena ber muatan ber sifat hidr ofilik
atau lar ut dalam air , sedangkan bagian ekor ber sifat hidr ofobik atau
tidak lar ut dalam air . Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.

Gambar 4 .Str uktur Fosfolipid (Ar diyanto,2011:1)
b. Kolesterol
Banyak ter dapat pada membr an sel hew an (sekitar 50% dar i
molekul lipid). Membr an sel tumbuhan dan semua sel bakter i tidak
banyak mengandung kolester ol. Kolester ol lebih sedikit dibandingkan

4


lipida membr an lainnya dan tidak ter lalu ber sifat amfipatik. Gugus
hidroksil dar i kolester ol yang ber sifat hidr ofilik menentukan or ientasi
molekul ini pada membr an sel. Gugus hidr oksil ber ada pada bagian
per mukaan membran.Kolestr ol pada membrane sel ber fungsi untuk
mengatur fluiditas dan stabilitas mebran ser ta mencegah asam lemak
lebih mer apat dan mengkr istal dengan meningkatkan suhu pr etransisi.

Gambar 5 .Kolester ol ( Dalle,1983:3)
c. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung
kar bohidrat, biasanya pula seder hana seper ti galaktosa atau glukosa.
Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang
mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor .Glikolipid
dapat ditur unkan dar i gliser ol atau pingosine dan ser ing dimakan
gliser ida atau sebagai spingolipida
2. Pr otein

Pr otein dalam membr an mer upakan kunci untuk fungsi
membran


secara

keselur uhan.

Protein

ber guna

terutama

dalam

tr anspor tasi bahan kimia dan sistem informasi di selur uh membran. Setiap
membran memiliki kandungan pr otein yang ber beda-beda. Pr otein bisa
dalam bentuk per ifer atau integral. Jumlah pr otein ber beda pada tiap
spesies dan ber gantung pada fungsinya bagi spesies ter sebut. Ter dapat 4
kelompok pr otein:

5


a. Protein per ipheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar per mukaan
membr an yang membentuk ikatan nonkovalen dengan per mukaan
membr ane.

b. Protein integral
Dapat ditemukan di antar a membr an dan memiliki daer ah
hidrofobik yang menempel di antar a membr an ser ta daer ah hidr ofilik
yang

menonjol

dar i

dua

per mukaan

bilayer . ber fungsi


untuk

memasukkan zat-zat yang ukur annya lebih besar .

c. Protein tr ansmembran
Pr otein ini ter integrasi pada lapisan lipid dan menembus
2 lapisan lipid / transmembr an. Ber sifat amfipatik, mempunyai sekuen
helix protein, hidr ofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam
amino hidrofilik. Banyak diantaranya mer upakan glikopr otein, gugus
gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan
golgi.

d. Protein yang berikatan dengan lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler
atau sitoplasmik.
Pr otein plasma memiliki fungsi antar a lain sebagai ber ikut:
a. Pr otein pembawa ( carr ier ) senyaw a yang melew ati membran plasma,
b. Mener ima isyar at ( signal) hor monal,
c. Mener uskan isyar at tersebut ke bagian sel sendir i atau ke sel lainnya,
d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan

senyawa-senyaw a ekstr aseluler .

Gambar 6 . Pr otein Membr an (Dalle,1983:3)

6

3. Karbohidrat

Karbohidr at pada membrane sel ter dapat dalam bentuk yang
ber ikatan dengan lipid atau pr otein (glikolipid dan glikopr otein). Selain itu
juga ter dapat pada per mukaan sel dan ber fungsi dalam inter aksi sel dan
sekitar nya. Pada sel epitel glikolipid ter dapat pada per mukaan apical yang
ter papar dan ber funsi untuk melindungi dar i pH r endah dan degradasi
enzim.Kar bohidr at pada membr an plasma ter ikat pada pr otein atau lipida
dalam bentuk glikolipida dan glikopr otein. Pada membran plasma
ter kandung 2 – 10% kar bohidr at. Kar bohidrat dalam lemak ber fungsi
untuk meningkatkan hidr ofisilitas lemak dan pr otein. Per an penting
kar bohidr at dalam berbagai aktivitas sel :

a. Sistim kekebalan

Karbohidr at pada Molekul karbohidrat ber tanggung jawab
ter hadap kekhasan sifat antigenis membr an sel. Sifat antigenis ini
ber kaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya
membedakan sel sendir i dar i sel asing. Sel asing dapat dikenali sebagai
sel asing, kar ena glikopr otein pembentuk membrannya memiliki
kar bohidrat yang berbeda dengan kar bohidr at glikopr otein pembentuk
membr an sel pener ima. Keadaan seper ti ini memacu tanggapan
kekebalan.

b. Pengenalan sel
Karbohidr at mampu membedakan sel yang satu dengan sel
lainnya. Penting pada perkembangan jar ingan dan or gan, Dasar pada
penolakan sel asing oleh sistem imun.

Gambar 7 .Str uktur Karbohidr at ( Dalle,1983:4) .

7

C. Ker angka Membran
Ker angka membr an atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga

macam jenis yaitu mikrotubulus, mikr ofilamen, dan filamen inter mediet
(Dhiyas,2012:1) .

a. Mikrofilamen ( Filamen aktin)
Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya ber bentuk jar ing
atau gel. Aktin ber fungsi membentuk per mukaan membran.

b. Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun
dar i mikr otubulin.

c. Filamen Intermediet
Berbentuk serat mir ip tali, filamen inter mediet member i
kekuatan mekanis pada membran sel .

D. Fungsi Membran Sel
Anonim ( 2010:1) menjelaskan fungsi dar i membr an sel sebagai
ber ikut:

a. Kompertemenisasi
Membr an sel mer upakan selaput ber kelanjutan dan tidak putus
yang membatasi

dan

menyelubungi

suatu

r uangan

(koper temen) .

Membran sel menyelubungi isi selur uh sel, selain itu ada juga membr an
yang membatasi nukleus dan r uang-r uang di sitoplasma. Ini kita ibar atkan
sebagai r uang-r uang yang ada di dalam gedung. r uang-r uang ter subut
per lu di batasi oleh par tisi atau tembok. Sehingga kegiatan di masingmasing di

satu r uangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel

komper temenisasi mutlak per lu ada, kar ena r uang-r uang di dalam sel
ber isi cairan dan adanya percampur an cair an dar i r uang-r uang ter sebut
mer upakan malapetaka bagi sel tersebut.

8

b. Interaksi Antar Sel
Pada or ganisme ber sel banyak, membr an sel ber tanggung jawab ter hadap
inter ksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya
ter dir i dar i macam sel yang berbeda yang har us beker ja sama untuk
melaksanakan fungsi keselur uhan. Membran sel menyilahkan sel untuk
saling mengenal kemudian saling ber tukar substansi dan infor masi dengan
tidak memandang apakah sel sudah ter pakai di tempat ter tentu, seper ti
dar i jar ingan.

c. Perubahan Energi
Per ubahan satu bentuk ener gi menjadi bentuk ener gi lain
mer upakan hal yang sangat penting dalam proses hidup, dan membr an sel
sangat ter libat dalam pr oses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua
kehidupan adalah kemampuan sel

tumbuh-tumbuhan untuk mengubah

ener gi cahaya matahar i menjadi ener gi kimia yang ter kandung dalam
kar bohidr at. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk
mengubah ener gi kimia dar i kar bohidrat ter sebut manjadi ATP atau
senyawa lain ber ener gi tinggi. Pr oses pengikatan ener gi ini ter jadi di dalam
mambran dar i mitokondr ia dan kloroplas. Ener gi cahaya, ter mal,
makanikal diubah oloeh reseptor dar i sistem saraf menjadi implus sar af
yang mer upakan cara kumunikasi dalam sistem sar af ter sebut. Meskipun
mekanisme pengubahan ini belum diketahui secar a pasti, namun demikian
membran sangat ter libat dalam pr oses ini.
d. Tr ansfer Infor masi
Membr an mempunyai peranan mentr ansfer infor masi dar i satu
sel ke sel yang lain. Di dalam membr an teradapt reseptor yang mampu
mengkombinasi dengan mulekul ter tentu dengan bentuk yang sesuai,
seper ti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel
yang ber beda mempunyai membr an yang memiliki reseptor yang juga

9

ber beda, sehingga bermacam-macan r eseptor akan berkombinasi dengan
ber macam-macam “ligand”.
Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi
dengan r eseptor yang terdapat dalam membr an. Ligand yang paling
banyak dipelajar i adalah hormon, faktor tumbuhdan neur otr asmitter ,
semuanya terikat pada membr an sel tampa menembusnya. Inter aksi
antar a r eseptor yang ter dapat di membr an sel dengan ligand yang ter dapat
di luar sel dapat menimbulkan stimulus bar u yang ter libat dalam
pengatur an ber macam-macam kejadian dalam sel.
e. Penyediaan Enzim
Banyak yang ter dapat
membran.

di dalam sel merupakan bagian dar i

Contoh dapat dikemukakan di sini bahw ah “Na-Kactivated

ATPase yang berkaitan dengan pompa sodium dan kalium ter dapat di
dalam membr an sel . enzim sitokrom yang ter libat dalam r espir asi
mer upakan bagian dar i membr an dar i mitokondr ia. Sebaliknya enzim
monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya
ter dapat di bagian luar membr an mitokondr ia. Sejumlah protein dan
glikopr otein banyak ter dapat di dalam membran sel, ber tindak sebagai
r eseptor

dar i

hor mon

dan

benda

penolak

atau

ter libat

dalam

pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam
membran sel mempunyai beber apa tujuan. Pada pr oses fosfor ilasi
oksidatif yang ter jadi di mitokondr ia, tr anspor elektr on yang paling efisien
ter capai apabila enzim ber ada saling ber dekatan.
Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan
or ientasi yang diper lukan. Pr otein dalam membr an yang ber tindak sebagai
tempat pengikat bagi ber macam-macam ion, asam aminon dan gula
dikenal sebagai “car r ier ” dipandang sebagai mekanisme dalam pr oses
dalam tr nspor aktif.

10

Sistem

enzim

dalam

membran

pada umumnya disebut

adenilsiklase yang ter dapat pada hampir semua jar ingan mamalia kecuali
sel dar ah merah. Aktivasi ter hadap adenilsiklase menimbulkan per ubahan
ATP menjadi

adenosin

monofosfat

siklik

(cAMP)

didalam

sel.

Meningkatnya jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengar uh
ter hadap r espons fisiologik dar i sel, misalnya:sistem enzim menjadi aktif,
ter jadi per ubahan per meabilitas membran ter hadap substansi ter tentu,
ter jadi sintesa atau sekr esi hor mon, sintesa protein.

f. Membr an Sel Sebagai Per antara
Membr an sel mer upakan per antar a bagi keluar masuknya zat
ter larut. Kemampuan membr an plasma meluluskan substansi ter tentu
masuk ke atau keluar dar i sel, tetapi membatasi per gerakan substansi
ter tentu disebut

per meabilitas selektif. Suatu membr an dikatakan

permeabel ter hadap suatu substansi ter sebut. Per meabilitas membr an
plasma ter gantung dar i :

1) Ukur an Sel
Molekul berukur an besar tidak dapat menembus membr an
plasma. Molekul air dan asam amino ber ukuran kecil dengan mudah
dapat menembus membr an plasma, tetapi kebanyakan pr otein yang
merupakan gabungan dar i banyak asam amino ter golong molekul besar
dan tidak dapat menembus membr an plasma.

2) Kelarutan Dalam Lemak
Substansi yang lar ut dalam menembus membr an plasma
dengan lebih mudah dibandingkan dengan substansi lain. Hal ini
sebabkan kar ena membran plasma ter dir i lapisan lemak. Contoh
substansi yanglar ut dalam lemak : O2, CO2 dan hor mon steroid.

3) Muatan Ion
Muatan ion yang akan menumbus membr an plasma sangat
menentukan susah mudahnya ion ter sebut masuk ke atau keluar dar i

11

sel. Zat yang mempunyai muatan ber law anan dengan muatan membr an
plasma akan di tar ik ke ar ah membran plasma sehingga lebih muda
menembus membr an plasma,tetapi bila ion mempunyai muatan sama
dengan muatan membr an plasma akan di tolak oleh membran plasma
dan per gerakan ion menembus mambr an plasma sangat ter batas. Gejala
ini seuai dengan hukum fisika yang menyatakan bahw a dua muatan
yang sama akan saling tolak menolak dan dua muatan yang berbeda
saling tar ik menar ik.

4) Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut
Beber apa pr otein yang disebut “car r ier ” maupun untuk
mengikat dan mengangkut substansi melintasi membr an plasma.

g. Pergerakam Substansi Melintasi Membr an
Mekanisme bagaimana suatu substansi ber ger ak menembus
membran sel adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi
ter tentu misalnya har us ber ger ak masuk ke dalam seluntuk menyokong
agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh
metabolisme sel harus di keluarkan dar i dalam sel untuk selanjutnya di
buang keluar tubuh. Per ger akan substansi dapat dilakukan dengan car a
pasif maupun aktif.
Anonim (2011:1) ber pendapat tentang tr aspor t aktif dan
tr anspor t pasif sebagai ber ikut:

1) Transpor pasif
Tr anspor pasif mer upakan suatu per pindahan molekul
menur uni gradien konsentr asinya. Tr anspor pasif ini bersifat spontan.
Difusi, osmosis, dan difusi ter fasilitasi mer upakan contoh dar i transpor
pasif. Difusi ter jadi akibat ger ak ter mal yang meningkatkan entr opi atau
ketidakter atur an sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak.
Difusi akan ber lanjut selama respir asi seluler yang mengonsumsi O2
masuk. Osmosis mer upakan difusi pelar ut melintasi membr an selektif

12

yang ar ah per pindahannya ditentukan oleh beda konsentr asi zat
ter larut total (dar i hipotonis ke hiper tonis). Difusi ter fasilitasi juga
masih dianggap ke dalam tr anspor pasif kar ena zat ter larut ber pindah
menur ut gradien konsentr asinya.
Contoh molekul yang ber pindah dengan tr anspor pasif ialah
air dan glukosa. Tr anspor pasif air dilakukan lipid bilayer dan tr anspor
pasif glukosa ter fasilitasi tr anspor ter . Ion polar ber difusi dengan
bantuan pr otein tr anspor .

2) Transpor aktif
Tr anspor aktif mer upakan faktor utama yang menentukan
kemampuan suatu sel untuk memper tahankan konsentr asi inter nal
molekul kecil yang berbeda dar i konsentr asi lingkungannya. Oleh
kar ena itu, ia memer lukan tenaga (yang terdir i dar ipada Adenosine
Tr ifosfat

atau ‘ATP’) untuk mengger akkan bahan-bahan melalui

membr an plasma. Umumnya, bahan-bahan ini ter dir i dar ipada molekulmolekul

ber ukur an

besar

seper ti

pr otein-pr otein

ter tentu

dan

mikr oor ganisme. Bahan-bahan ini ber ger ak melintasi membr an sel
melalui salah satu dar i 2 bentuk utama tr anspor aktif,yaitu endositosis,
atau eksositosis.
Tr anspor aktif mer upakan pemompaan zat ter lar ut melaw an
gr adiennya.Disamping

membantu

pr otein

tr anspor ,

difusi

yang

diper mudah masih dianggap tr anspor pasif karena zat ter lar utnya
ber pindah menur uni gr adien konsentr asinya.Definisi tr anspor t aktif,
per tama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah pr oses yang
menyebabkan per pindahan suatu substansi dar i sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiaw i lebih rendah menuju ke tempat
dengan potensial yang lebih tinggi. Pr oses ter sebut

dikatakan,

memer lukan asupan ener gi dan suatu mekanisme kopling agar dapat
digunakan demi menjalankan proses per pindahan substansi.

13

Tr anspor aktif mer upakan kebalikan dar i transpor pasif dan
ber sifat tidak spontan. Arah per pindahan dar i tr anspor ini melaw an
gr adien konsentrasi. Tr anspor

aktif membutuhkan bantuan dar i

beber apa pr otein. Contoh pr otein yang ter libat dalam tr anspor aktif
ialah channel pr otein dan car r ier pr otein , ser ta ionofor . Ionofor
merupakan antibiotik yang menginduksi tr anspor ion melalui membr an
sel maupun membr an buatan.
Yang termasuk tr anspor aktif ialah coupled car r ier s, ATP
dr iven pumps, dan light dr iven pumps. Dalam tr anspor menggunakan
coupled car r ier s dikenal dua istilah, yaitu simpor ter dan antipor ter .

Simpor ter ialah suatu pr otein yang mentr anspor tasikan kedua substr at
searah, sedangkan antipor ter mentr ansfer kedua substr at dengan ar ah
ber law anan. ATP dr iven pump mer upakan suatu siklus tr anspor Na+/ K+
ATPase. Light dr iven pump umumnya ditemukan pada sel bakter i.
Mekanisme ini membutuhkan ener gi cahaya dan contohnya ter jadi pada
Bakter ior hodopsin.
Hormon tr i-iodotir onina yang dikenal sebagai aktivator
enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan mekanisme dar i dalam
sitoplasma dengan bantuan integr in alfavbeta3. Lintasan enzim
fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik
dar i Na+ ATP sintase, K + ATP sintase, dll, beser ta penyisipan ATP sintase
tersebut pada membr an plasma, ber ikut r egulasi dan modulasi
aktivitasnya.

Gambar 5.Tr anspor t aktif dan pasif (anonim A, 2011: 2)

14

Selain tr anspor t aktif

dan tr anspor pasif kar tolo (2007)

manambahkan bahwa ;

3) Fagositisis
Pr oses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi
membr an disebut fagositosis atau disebut juga makan sel. Pada pr oses
ini ulur an sitoplasma yang disebut psedopodia mendekap (melingkar i)
par tikel padat disebelah luar sel. Sekali par tikel dilingkar i, membr an
melekuk kedalam, membentuk kantung yang ber isi par tikel ter sebut.
Kantung yang ter bentuk ini disebut vakuola fagositik yng kemudian
memisahkan dir i dar i membr an sel. Pada waktu ber samaan ter jadi
pencer naan par tikel yang ter dapat di dalam vakuola fagositik. Par tikel
yang tidak ter cer na dan zat ampas hasil metabolisme sel di singkir kan
dar i dalam sel dengan fagositik terbalik.

4) Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel,
substansi yang di dekap lebih mer upakan larutan dar i pada par tikel
padat . disini tidak nampak ada uluran sitoplasma sehingga caranya
adalah dengan menar ik lar utan ke per mukaan membr an, dan membr an
melekukkearah dalam dan melingkar i lar utan dan akhir nya ter pisah
dar i membr an. Hanya beber apa sel saja yang melakukan fagositosis,
sedangkan kebanyakan sel lainnya melakukan pinositosis. Per ger akan
substrat ke dalam sel dengan car a fagositosis atau pinisitosis disebut
endositosis, langkah per gerakan substansi kear ah luar sel disebut
eksositosis.

15

REFERENSI
Anonim,A.2012.Can a Polar Molecule Cr oss a Phospholipid Membr ane.
http:/ / w iki.answers.com/ Q/ Can_a_polar _molecule_cr oss_a_phosphol
ipid membrane.diunduh 08 oktober 2012
Anonim,B.2010.Membr ane Str uct ur e and Funct ion .
http:/ / w w w .pc.mar icopa.edu/ Biology/ amar tisubirana/ BIO%20181/
Adobe%20PDF%20files/ Membr ane%20Structur e%20and%20Functi
on.pdf .diunduh08 Oktober 2012.

16

Anonim,C.2011. Model Mosaik Cair dan Bukti yang Mendukungnya .
http:/ / biosejati.wor dpr ess.com/ 2011/ 09/ 30/ model-mosaik-cair dan-bukti-yang-mendukungnya/ . diunduh 09 oktober 2012

Anonim,D.2010. Membr an Sel . http:/ / id.w ikipedia.or g/ w iki/ Membr an_sel
diunduh 09 oktober 2012
Ar diyanto,Taufik.2011.Makalah Membr an Sel .
http:/ / taufik-ar diyanto.Blogspot.com/ 2011/ 07/ makalah-membranplasma.html .diunduh 08 Oktober 2012
Dalle,Ambo.2007.Sel .http:/ / abdalle.files.w or dpr ess.com/ 2007/ 09/ sel.ppt
diunduh 08 Oktober 2012

Debyashari ,Dhiyas.2012.St r ukt ur dan Fungsi Membr an Sel .
http:/ / id.scr ibd.com/ doc/ 78492003/ Str uktur -Dan-FungsiMembran-Sel.diunduh09 oktober 2012
Rachman,Fauzi.2012.Str ukt ur dan Fungsi Membr an Sel.
http:/ / id.scr ibd.com/ doc/ 90752980/ Str uktur DanFungsiMembr anSe
l-febr uar i09.diunduh 09 oktober
Ristiono.1990.Biologi Sel dan Molekuler .Padang:IKIP