AKTIVITAS ANTIHIPERTENSI AKTINOMISET END. pdf

BELIMBING WULUH WAHYU EKA SARI DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

ABSTRAK

WAHYU EKA SARI. Aktivitas Antihipertensi Aktinomiset Endofit Asal Tanaman Pegagan dan Belimbing Wuluh. Dibimbing oleh YULIN LESTARI dan MIN RAHMINIWATI.

Aktinomiset endofit hidup di dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan efek negatif. Beberapa tanaman obat berasosiasi dengan mikrob endofit yang dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang sama dengan tanaman inangnya. Inhibisi Angiotensin Converting Enzyme (ACE) merupakan salah satu mekanisme antihipertensi yang efektif. Potensi aktinomiset endofit tanaman obat sebagai penghasil inhibitor ACE perlu dikaji. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi aktinomiset endofit dari akar, batang, daun pegagan (Centella a sia tica ), dan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), serta mengkaji aktivitasnya sebagai antihipertensi melalui aktivitas inhibitor ACE. Aktinomiset endofit diisolasi dari permukaan tanaman yang telah disterilisasi, serta ditumbuhkan dan disebar dalam media Humic-a cid Vita min-B a gar (HV). Purifikasi isolat ditumbuhkan pada media Interna tiona l Streptomyces P r oject No.2 aga r (ISP2), dan ekstrak kasar aktinomiset endofit digunakan untuk uji aktivitas inhibitor ACE secara in vitro . Sebanyak 12 isolat aktinomiset endofit berhasil diisolasi dari bagian daun pegagan (tiga isolat) dan buah belimbing wuluh (sembilan isolat). Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sembilan isolat (AEP-1, AEP-2, AEP-3, AEB-1, AEB-3, AEB-5, AEB-6, AEB-7, dan AEB-8) menunjukkan keragaman aktivitas ACE inhibitor dan tergolong ke dalam Streptomyces spp.. Tiga isolat lainnya (AEB-2, AEB-4, dan AEB-9) tergolong ke dalam non-Streptomyces, dan juga menunjukkan keragaman aktivitas inhibitor ACE. Sementara itu, tanaman kultur jaringan pegagan yang bebas dari mikrob endofit tidak menunjukkan adanya aktivitas inhibisi ACE. Isolat AEP-1 memiliki persentase aktivitas inhibitor ACE tertinggi (279,2%), diikuti oleh isolat AEB-5 juga memiliki persentase aktivitas inhibitor ACE tertinggi (222,92%), melebihi aktivitas penghambatan ACE oleh captopril (0,01 mg/mL) sebesar 61,5%, dan captopril (0,02 mg/mL) sebesar 66,7%. Data tersebut mengindikasikan bahwa isolat aktinomiset endofit asal daun pegagan dan buah belimbing wuluh mampu memproduksi senyawa inhibitor ACE.

ABSTRACT

WAHYU EKA SARI. Antihypertension Activity of Endophytic Actinomycetes Isolated from Plants of Pegagan and Belimbing Wuluh. Under direction of YULIN LESTARI and MIN RAHMINIWATI.

Endophytic actinomycetes lives in the plant tissue without causing a negative impact. Several medicinal associates with endophytic microbe which may produce similar bioactive compounds to their host plant. Inhibition of Angiotensin Converting Enzyme (ACE) is one of the effective antihypertension mechanism. The potency of endophytic actinomycetes from the medicinal plant used as ACE inhibitor needs to be elucidated. The research aimed to isolate endophytic actinomycetes from rhizome, stem, leaf of pegagan (Centella asiatica) and also from fruit of belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), and assess their capability to produce bioactive compound which can function as ACE inhibitor. The endophytic actinomycetes were isolated from surface sterilized plant parts, grounded and plated in Humic-acid Vitamin-B agar (HV) medium. The purified isolates were grown on International Streptomyces Project No.2 (ISP2) medium, and the crude extract which consisted of extracellular bioactive compound, was used for in vitro assay of ACE inhibitor activity. Twelve isolates of endophytic actinomycetes were successfully isolated from pegagan leaves (three isolates) and belimbing wuluh fruits (nine isolates). The data showed that nine isolates (AEP-1, AEP-2, AEP-3, AEB-1, AEB-3, AEB-5, AEB-6, AEB-7, and AEB-8), had various ACE inhibitor activities, and belonged to Streptomyces spp.. Three other isolates (AEB-2, AEB-4, and AEB-9) belonged to non-Streptomyces, and also showed various ACE inhibitor activities,. Meanwhile, free endophytic microbes of tissue culture seedling of pegagan did not show any ACE inhibitor activity. The AEP-1 isolated from pegagan had the highest percentage (279.2%) followed by AEB-5 isolated from belimbing wuluh (222,92%) of ACE inhibitor activity, exceeding the ACE inhibition activity of captopril (0.01 mg/mL) which was 61.5% and captopril (0.02 mg/mL) was 66.7%. The data indicate that endophytic actinomycetes isolated from leaf of pegagan and fruit of belimbing wuluh capable of producing ACE inhibitory compound.

AKTIVITAS ANTIHIPERTENSI AKTINOMISET ENDOFIT ASAL TANAMAN PEGAGAN DAN BELIMBING WULUH WAHYU EKA SARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Judul : Aktivitas Antihipertensi Aktinomiset Endofit Asal Tanaman Pegagan dan Belimbing Wuluh Nama : Wahyu Eka Sari NRP : G34061708

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Yulin Lestari

drh. Min Rahminiwati, Ph.D. NIP 19620710 198803 2 002 NIP 19610528 198503 2 004

Diketahui Ketua Departemen Biologi

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si.

NIP 19641002 198903 1 002

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2010 sampai Oktober 2010 ini ialah aktinomiset endofit pada tanaman obat. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menapis aktinomiset endofit asal tanaman pegagan dan buah belimbing wuluh sebagai penghasil senyawa antihipertensi melalui aktivitas inhibitor ACE.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Yulin Lestari dan Ibu drh. Min Rahminiwati, Ph.D. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan nasehat, saran, motivasi, dan waktu konsultasi, serta solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi penulis selama melaksanakan penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Agustin Wydia Gunawan, M.S. selaku dosen penguji komisi pendidikan Departemen Biologi FMIPA IPB, atas koreksi dan sumbang sarannya terhadap perbaikan karya ilmiah ini. Disamping itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Heni dan Bapak Jaka selaku staf Laboratorium Mikrobiologi IPB, Mbak Wiwi dan Mas Endi selaku staf Laboratorium Uji Biofarmaka LPPM-IPB, Bapak Ir. Edi Sandra M.Si. selaku dosen kultur jaringan Departemen KSHE IPB, dan Mas Eko selaku staf Laboratorium Bersama Kimia IPB, yang telah membantu selama penelitian berlangsung. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah Sumarsono, Ibu Sumiyati, dan Adik Tian, serta keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih pula atas dukungan, motivasi, dan bantuan yang diberikan oleh sahabat-sahabat, kakak-kakak, dan adik-adik di Biologi IPB, FORCES IPB, dan wisma bintang, serta seluruh pihak yang telah memberikan doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Amin.

Bogor, Maret 2011

Wahyu Eka Sari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cilacap pada tanggal 23 Desember 1988 dari ayah Turyadi dan ibu Sumiyati,S.Ag. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Cilacap dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta minor Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Perkembangan Hewan dan Biologi Dasar TPB pada tahun ajaran 2008/2009, praktikum Fisiologi Tumbuhan dan Biologi Dasar TPB pada tahun ajaran 2009/2010, serta praktikum Fisiologi Prokariot dan Biologi Dasar TPB pada tahun ajaran 2010/2011. Penulis pernah menjadi delegasi IPB dalam kongres pelajar internasional Asian Science Camp di Bali pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 penulis menerima penghargaan dari Departemen Biologi sebagai mahasiswa berprestasi bidang non-akademik 2009. Penulis juga pernah menjuarai berbagai lomba diantaranya ialah Juara I lomba essay ilmiah tingkat IPB (2007), Juara III lomba musabaqah tilawatil qur’an cabang MSQ tingkat IPB (2007),

Penerima hibah DIKTI tingkat nasional untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-Artikel Ilmiah tahun 2008, PKM-Penelitian dan PKM-Pengabdian Masyarakat tahun 2009, serta PKM- Penelitian tahun 2010). Selain itu, penulis pernah menjadi finalis dari lomba karya tulis tingkat nasional bidang kesehatan di Universitas Airlangga Surabaya, dan bidang ekologi manusia di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009.

Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi unit kegiatan mahasiswa Forum for Scientific Studies (FORCES) sejak tahun ajaran 2006/2007 hingga 2009/2010, dan jabatan tertinggi sebagai wakil direktur FORCES pada tahun ajaran 2008/2009. Di samping itu, penulis juga pernah aktif dalam kegiatan organisasi LDK-DKM Al-Hurriyah IPB (tahun ajaran 2007/2008), Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) IPB (tahun ajaran 2007/2008), dan Rohis Biologi 43 (tahun ajaran 2007/2008 hingga 2009/2010). Penulis berkesempatan menjalani Praktik Lapangan dengan judul “Biodegradasi Pestisida Carbaryl pada Kondisi Anaerobik oleh Mikroba Denitrifikasi dari Tanah Pertanian Intensif Lembang dan Dieng” di Laboratorium Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong pada tahun 2009.

Beasiswa yang pernah penulis peroleh selama masa perkuliahan antara lain beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) pada tahun ajaran 2006/2007 hingga tahun 2007/2008, beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) pada tahun ajaran 2008/2009, dan beasiswa Yayasan Karya Salemba Empat (KSE) pada tahun ajaran 2009/2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tanaman kultur jaringan pegagan steril mikrob endofit umur 55 hari……………..... 3

2 Koloni aktinomiset endofit pada media HV umur 3 minggu……………………......... 4

3 Keragaman morfologi koloni aktinomiset endofit umur 10 hari pada media ISP2. Streptomyces spp. asal daun pegagan (a) AEP-1, (b) AEP-2, (c) AEP-3, asal buah belimbing wuluh (d) AEB-1, (e) AEB-3, (f) AEB-5, (g) AEB-6, (h) AEB-7, (i) AEB-8; non-Streptomyces asal buah belimbing wuluh

(j) AEB-2, (k) AEB-4, (l) AEB-9................................................................................... 4

4 Morfologi rantai spora (a) Streptomyces spp. dan (b) non-Streptomyces, pada perbesaran 400x.....................................................................................................

5 Pertumbuhan aktinomiset endofit pada media cair ISP2 selama 10 hari (a) isolat potensi asal daun pegagan (AEP-1), (b) isolat potensi asal buah belimbing wuluh (AEB-5)............................................................................................................... 5

6 Persentase aktivitas penghambatan ACE ekstrak kasar isolat aktinomiset endofit asal daun pegagan (AEP-1, AEP-2, dan AEP-3), ekstrak kultur jaringan tanaman pegagan (EP1), ekstrak daun pegagan (EP2), captopril (C1 dan C2), dan media cair ISP2 (M).................................................................................................................

7 Persentase aktivitas penghambatan ACE ekstrak kasar isolat aktinomiset endofit asal buah belimbing wuluh (AEB-1, AEB-2, AEB-3, AEB-4, AEB-5, AEB-6, AEB-7, AEB-8, dan AEB-9), ekstrak buah belimbing wuluh (EBW), captopril (C1 dan C2), dan media cair ISP2 (M)................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Komposisi media agar-agar asam humat mengandung vitamin B (HV)........................

2 Komposisi media agar-agar International Streptomyces Project No.2 (ISP2)................

3 Komposisi media Murashige & Skoog (MS)..................................................................

4 Nilai absorbansi hasil pengukuran spektrofotometri λ 228 nm....................................... 15

5 Contoh perhitungan penentuan persentase aktivitas penghambatan ACE......................

PENDAHULUAN

alam jika dieksploitasi secara berlebihan, sehingga diperlukan inovasi yang efektif dan

Mikrob endofit hidup di dalam jaringan efisien sebagai solusi permasalahan tersebut. tanaman

Cara inovatif untuk mengefisienkan menimbulkan bahaya, serta dapat diisolasi

pada periode

tertentu

tanpa

sumber senyawa bioaktif adalah dengan dari jaringan tanaman yang sudah disterilisasi

mikrob endofit yang permukaannya atau diekstrak dari jaringan

memanfaatkan

berasosiasi dengan tanaman obat tersebut. tanaman bagian dalam (Hallman et al. 1997).

Menurut Strobel & Daisy (2003) berbagai Mikrob ini merupakan sumber alamiah yang

jenis senyawa bioaktif dengan beragam fungsi potensial dari dalam jaringan tanaman yang

yang terkandung di dalam tumbuhan, diduga dapat dikaji manfaatnya dalam bidang obat-

dapat pula dihasilkan oleh mikrob endofit obatan, pertanian, dan industri (Strobel &

pada tumbuhan tersebut. Adanya kemampuan Daisy

menghasilkan senyawa Hasegawa et al. (2006) mikrob endofit akan

metabolit sekunder sesuai dengan tanaman mengkolonisasi

inangnya, merupakan peluang yang dapat memperoleh nutrisi dan perlindungan dari

jaringan

tanaman, serta

dioptimalkan untuk memproduksi metabolit tanaman inangnya. Populasi mikrob yang

sekunder secara efisien dan cepat. melimpah di alam, baik di tanah, air, maupun

Penelitian sebelumnya terhadap ekstrak yang bersifat endofit, memiliki potensi untuk

menunjukkan bahwa dikaji kemampuannya sebagai penghasil

tanaman

pegagan

tersebut mengandung senyawa senyawa antihipertensi.

tanaman

bioaktif Triterpenoid (Wijayakusuma & Hipertensi merupakan suatu keadaan

Dalimartha 2005). Triterpenoid merupakan seseorang ketika terjadi peningkatan tekanan

senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai darah si stolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah

dapat menangkap diastolik ≥ 90 mmHg, penderita memiliki

antioksidan, sehingga

radikal bebas sebagai salah satu penyebab resiko penyakit jantung, stroke, dan gagal

timbulnya penyakit hipertensi. Selain itu, ginjal

secara tradisional, buah belimbing wuluh pada Beberapa penyebab munculnya hipertensi

umumnya juga digunakan oleh masyarakat antara lain penyakit gagal ginjal, kelainan

untuk mengobati penyakit hipertensi. Menurut endokrin, asupan garam terlalu tinggi, stres

Wijayakusuma & Dalimartha (2005) dan atau salah pemakaian obat (Iskandar 2007).

Iskandar (2007) bagian yang sering digunakan Selain itu, tinggi rendahnya tekanan darah

belimbing wuluh untuk juga

dari

tanaman

mengobati hipertensi adalah buahnya. Buah Angiotensin System (RAS), yang melibatkan

dipengaruhi oleh

faktor

Renin

belimbing wuluh mengandung zat kalium pengubahan zat angiotensin I menjadi

yang dapat melancarkan keluarnya air seni, angiotensin II (Yusuf 2008). Angiotensin II

sehingga dapat menurunkan tekanan darah berfungsi untuk sekresi aldosteron penyebab

tinggi (Hariana 2004).

retensi sodium yang dapat meningkatkan Aktinomiset merupakan bakteri Gram volume

positif berfilamen dan dapat berperan sebagai mengakibatkan terjadinya hipertensi. Dengan

cairan ekstraseluler,

sehingga

penghasil beragam senyawa bioaktif yang menghambat aktivitas angiotensin converting

dapat berfungsi antara lain sebagai antibiotik, enzyme (ACE), maka angiotensin I tidak

enzim inhibitor, dan senyawa bioaktif lainnya diubah menjadi angiotensin II, sehingga

(Lestari 2006). Mikrob ini juga dikenal hipertensi dapat dicegah. Metode inhibitor

sebagai penghasil antibiotik terbesar. ACE

Penelitian mengenai inhibitor ACE antihipertensi yang efektif (Wagner et al.

menggunakan mikrob endofit dari suatu 1991; Hansen et al. 1995; Somanadhan et al.

tanaman obat masih jarang dilakukan. Sejauh 1996).

ini di Indonesia, obat komersial antihipertensi Beberapa tanaman obat secara empiris

hanya terbatas pada sintesis secara kimiawi digunakan sebagai obat tradisional untuk

contohnya captopril, sedangkan sintesis obat mengendalikan hipertensi. Salah satunya

antihipertensi dengan bantuan mikrob endofit adalah ekstrak tanaman pegagan (Centella

dari suatu tanaman obat belum dikembangkan. asiatica )

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah (Averrhoa

dan buah

belimbing

wuluh

mengisolasi dan menapis aktinomiset endofit Dalimartha 2005). Akan tetapi, pengobatan

bilimbi )

(Wijayakusuma

asal tanaman pegagan dan buah belimbing menggunakan tanaman obat membutuhkan

penghasil senyawa banyak biomassa dan waktu tumbuh yang

wuluh

sebagai

antihipertensi melalui aktivitas inhibitor ACE. lama, serta dapat mengganggu kelestarian

BAHAN DAN METODE

tersebut, maka dilakukan uji kontrol negatif terhadap air sisa hasil rendaman terakhir

Waktu dan Tempat Penelitian

ketika proses sterilisasi permukaan selesai, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

dengan cara menyebar 0,1 mL air sisa Februari

rendaman tersebut ke atas media uji, dan Laboratorium

hingga Oktober

di

dilakukan tiga kali pengulangan. Biologi, FMIPA-IPB, Laboratorium Bersama

Mikrobiologi,

Departemen

Kimia, Departemen Kimia, FMIPA-IPB, dan

Purifikasi

Aktinomiset Endofit dan

Laboratorium Uji Biofarmaka, Pusat Studi

Pengamatan Mikroskopis

Biofarmaka-LPPM-IPB. Mikrob endofit hasil isolasi yang telah tumbuh

pada

media HV, selanjutnya

Isolasi dan Kultivasi Mikrob Endofit dari

dimurnikan

pada

media agar-agar

Akar, Batang, dan Daun Pegagan, serta

International Streptomyces Project

2 (ISP2)

Buah Belimbing Wuluh

(Lampiran 2). Purifikasi aktinomiset endofit Tanaman pegagan yang digunakan

dilakukan dua kali pengulangan. Langkah sebagai sumber mikrob endofit berasal dari

berikutnya adalah inkubasi isolat yang kebun koleksi tanaman obat Biofarmaka IPB

dilakukan selama 7 hari pada suhu ruang. dan Desa lingkar Kampus IPB Dramaga,

Setelah itu, morfologi keragaman rantai spora sedangkan buah belimbing wuluh berasal dari

diamati secara mikroskopis. Isolat aktinomiset perumahan dosen Kampus IPB Dramaga.

endofit yang telah diperoleh, diletakkan di Bagian tanaman seperti akar, batang, dan daun

atas kaca preparat dengan ditetesi sedikit air di pegagan

atasnya, selanjutnya diamati pada perbesaran antihipertensi, sedangkan pada belimbing

umum digunakan untuk

obat

menggunakan mikroskop cahaya, wuluh adalah buahnya. Isolasi mikrob endofit

400x

sampai tampak jelas morfologi rantai spora mengacu pada Coombs dan Franco (2003)

yang terbentuk pada masing-masing isolat. yang dimodifikasi dalam hal konsentrasi

NaOCl yang digunakan untuk sterilisasi

Produksi

Filtrat

Kultur Aktinomiset

permukaan. Sampel akar, batang, dan daun

Endofit Asal Daun Pegagan dan Buah

pegagan serta buah belimbing wuluh yang

Belimbing

Wuluh, serta Pengukuran

telah dipotong, disterilisasi permukaannya

Biomassa

secara bertahap yaitu direndam dalam alkohol Produksi filtrat kultur dilakukan untuk 70% selama 1 menit, kemudian direndam

semua isolat aktinomiset endofit yang akan dalam natrium hipoklorit (NaOCl) 1% selama

diuji. Koloni aktinomiset endofit pada media

5 menit, dan selanjutnya direndam kembali agar-agar ISP2 diambil dengan sedotan steril dalam alkohol 70% selama 1 menit. Langkah

berdiameter 0.5 cm, lalu diinokulasikan pada terakhir dibilas sebanyak 3 kali dengan

media cair ISP2 dengan perbandingan akuades steril. Potongan bagian tanaman yang

komposisi koloni : media adalah 1:30, artinya telah

dalam 30 mL media dimasukkan sebanyak 1 menggunakan mortar secara aseptik, lalu

steril permukaannya

digerus

koloni yang diambil dengan sedotan steril. dilarutkan dalam 12.5 mM bufer fosfat (pH

Produksi filtrat dilakukan dengan dua kali 7.1). Ekstrak yang diperoleh disentrifugasi

pengulangan. Selanjutnya kultur diinkubasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

pada suhu ruang pada inkubator bergoyang pada suhu ruang. Supernatan hasil sentrifugasi

dengan kecepatan 120 rpm selama 10 hari. diambil sebanyak 0,1 ml, lalu disebar secara

aktinomiset endofit merata pada cawan Petri berisi media agar-

Selanjutnya,

kultur

disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm agar asam humat yang mengandung vitamin B

selama 15 menit pada suhu ruang. Filtrat (media HV) (Lampiran 1). Media tersebut

kultur diambil dan disaring dengan kertas mengandung antibiotik sikloheksamida (50

memisahkan pelet dan mg/L media), dan asam nalidiksat (20 mg/L

saring

untuk

Supernatan hasil saringan media). Selanjutnya cawan berisi media dan

supernatan.

selanjutnya diambil 80 µL untuk uji inhibisi supernatan tersebut diinkubasi pada suhu

ACE, sedangkan pelet diambil dan diletakkan ruang

di atas kertas saring yang sebelumnya sudah pertumbuhan koloni aktinomiset endofit dapat

(28°C) selama

3 minggu agar

ditimbang bobot keringnya,. Selanjutnya diamati dengan baik. Isolasi aktinomiset

kertas saring yang sudah berisi pelet tersebut endofit dilakukan dua kali pengulangan.

dikeringkan dengan cara didiamkan selama 3 Untuk membuktikan bahwa koloni

hari pada suhu ruang dan pada hari ketiga aktinomiset endofit yang tumbuh hanya

dimasukkan ke dalam oven suhu 60°C selama berasal dari dalam jaringan kedua tanaman

3 jam. Setelah pelet kering, langkah terakhir 3 jam. Setelah pelet kering, langkah terakhir

0,02 mg/mL (C2) sebagai kontrol positif, media cair ISP2 (M) sebagai kontrol negatif,

Uji in vitro Inhibisi Ekstrak

ekstrak kultur jaringan tanaman pegagan

(EP1) asal Departemen Konservasi Sumber

Aktivitas ACE

dan Ekowisata, Fakultas Pengukuran aktivitas inhibitor ACE

Daya

Hutan

Kehutanan IPB (Gambar 1), ekstrak daun pada penelitian ini mengacu pada metode

pegagan (EP2), ekstrak buah belimbing wuluh Hayes et al. (2007) yang telah dimodifikasi

(EBW), dan isolat aktinomiset endofit asal dalam hal konsentrasi enzim, substrat, dan

akar, batang, dan daun pegagan (AEP), serta bahan pelarut lainnya yang digunakan untuk

aktinomiset endofit asal buah belimbing uji in vitro. Substrat enzim yang digunakan

wuluh (AEB).

untuk uji in vitro penghambatan ACE adalah Semua sampel diberikan perlakuan Hippuryl-L-Histidyl-L-Leucine (HHL) dari

yang sama sesuai dengan prosedur di atas. Sigma Co. Sebanyak 200 µl bufer HHL (2,5

Contoh perhitungan persentase aktivitas mM HHL dalam 0,05 M bufer natrium borat,

penghambatan ACE dapat dilihat pada mengandung 0,15 M NaCl, pada pH 8.3)

Lampiran 5.

dicampur dengan 80 µl filtrat aktinomiset endofit (sampel), selanjutnya diinkubasi pada inkubator bergoyang selama 3 menit pada suhu 37ºC. Campuran antara bufer HHL dengan sampel akan mulai bereaksi setelah dilakukan penambahan 20 µl (ACE-A6778, Sigma Aldrich Co.) (0,03745 unit/mL). Selanjutnya campuran tersebut diinkubasi pada inkubator bergoyang selama 1 jam pada suhu

37ºC. Reaksi dihentikan dengan Gambar 1 Tanaman kultur jaringan pegagan penambahan 250 µl 0,5 M HCl, dan

steril mikrob endofit umur 55 hari selanjutnya ditambahkan 1,7 ml etil asetat

pada media MS. sebagai pelarut untuk evaporasi. Evaporasi

dilakukan menggunakan alat rotavapor R-205 Tanaman kultur jaringan pegagan BUCHI, heating bath B-490 BUCHI, untuk

dikatakan steril mikrob endofit karena media menghilangkan pelarut etil asetat dari fraksi

tanam (Murashige & Skoog (MS) (Lampiran yang dilarutkan serta untuk menghilangkan

3) dengan penambahan auksin dan sitokinin), pengotor dari campuran reaksi. Fraksi sampel

jaringan pegagan, serta proses pengkulturan yang telah terpisah dari pelarut etil asetat

dari awal hingga akhir, keseluruhan dilakukan setelah

evaporasi, kemudian

dilarutkan

secara aseptik.

kembali dengan penambahan 1 ml air

destilata. Langkah terakhir adalah pengukuran

absorbansi aktivitas

inhibisi

ACE

HASIL

menggunakan spektrofotometer

UV-1700

PharmaSpec SHIMADZU pada panjang

Isolasi dan Kultivasi Mikrob Endofit dari

gelombang (λ) 228 nm, dengan pengenceran

Akar, Batang, dan Daun Pegagan, serta

sebanyak 15x. Pengukuran aktivitas inhibitor

Buah Belimbing Wuluh

ACE ini dilakukan dengan dua kali ulangan. Total isolat aktinomiset endofit yang Hasil absorbansi

berhasil diisolasi berjumlah 12 isolat. Tiga selanjutnya dihitung menggunakan rumus:

yang

diperoleh

isolat berasal dari daun pegagan, sedangkan Aktivitas inhibitor ACE (%) = 100 sembilan isolat lainnya dari buah belimbing

–[100 x (C–D)/(A–B)

wuluh. Isolat aktinomiset endofit tidak ada

yang diperoleh dari akar dan batang pegagan. absorbansi dengan ACE dan tanpa inhibitor

Keterangan: A merupakan hasil

Semua isolat yang diperoleh dapat tumbuh ACE, B merupakan hasil absorbansi tanpa

dengan baik pada media HV yang merupakan ACE dan tanpa inhibitor ACE, C merupakan

media selektif bagi pertumbuhan aktinomiset, hasil absorbansi dengan ACE dan inhibitor

sehingga adanya koloni berwarna putih yang ACE,

tumbuh pada media tersebut (Gambar 2), absorbansi dengan inhibitor ACE dan tanpa

sedangkan D merupakan

hasil

menandakan aktinomiset endofit. ACE (Hayes et al. 2007). Sampel inhibitor

Hasil uji kontrol negatif menunjukkan ACE yang diuji aktivitas penghambatannya

bahwa pada media HV yang telah disebar air bahwa pada media HV yang telah disebar air

endofit ke dalam Streptomyces spp. dan non- koloni berwarna putih yang menandakan

juga didasarkan pada aktinomiset endofit maupun koloni mikrob

Streptomyces

pengamatan rantai spora secara mikroskopis. lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa

morfologi rantai spora proses sterilisasi permukaan berhasil dan

Karakteristik

Streptomyces spp. mampu membentuk rantai menguatkan

spora aerial dengan morfologi yang beragam endofit yang berhasil diisolasi pada penelitian

(seperti rantai, kait, hingga spiral) (Gambar ini berasal dari jaringan tanaman bagian

4a), sedangkan karakteristik morfologi rantai dalam.

spora non-Streptomyces, tidak membentuk rantai spora aerial dan tidak berbentuk rantai, kait, atau spiral (Gambar 4b).

Gambar 2 Koloni aktinomiset endofit pada media HV umur 3 minggu.

Purifikasi aktinomiset

endofit

dan

pengamatan mikroskopis

Hasil purifikasi aktinomiset endofit

pada media ISP2 selama 7 hari menunjukkan keragaman karakteristik morfologi koloni dan pigmentasi

yang beragam. Tiga isolat aktinomiset endofit yang diperoleh dari bagian daun pegagan ialah AEP-1, AEP-2, dan AEP-

3 (Gambar 3a-c), sedangkan sembilan isolat

aktinomiset endofit lainnya hasil isolasi dari

buah belimbing wuluh ialah AEB-1, AEB-2, AEB-3, AEB-4, AEB-5, AEB-6, AEB-7, AEB-8, AEB-9 (Gambar 3d-l).

Berdasarkan morfologi koloni di atas media ISP2, ke-12 isolat aktinomiset endofit

Gambar 3 Keragaman morfologi tersebut dapat dibedakan antara Streptomyces koloni spp. aktinomiset endofit umur 10 hari pada dan non-Streptomyces. Koloni

media ISP2, Streptomyces spp. asal aktinomiset sebagian besar akan tampak keras

daun pegagan (a) AEP-1, (b) AEP-2, seperti tumbuh akar di dalam agar-agar,

(c) AEP-3; asal buah belimbing wuluh berbeda dengan koloni mikrob lainnya yang

(d) AEB-1, (e) AEB-3, (f) AEB-5, (g) tampak lunak di atas media agar. Menurut

AEB-6, (h) AEB-7, (i) AEB-8; non- Ghadin et al. (2008) Streptomyces spp. di atas

Streptomyces asal buah belimbing media padat akan menunjukkan miselium

wuluh (j) AEB-2, (k) AEB-4, (l) dengan spora aerial berwarna putih hingga

AEB-9.

abu-abu. Genus non-Streptomyces hanya

membentuk miselium vegetatif, dan akan Berdasarkan pengamatan karakteristik tampak lembab di atas media agar (tidak

morfologi rantai spora, isolat AEP-1, AEP-2, membentuk spora aerial). Berdasarkan ciri-ciri

AEP-3, AEB-1, AEB-3, AEB-5, AEB-6, tersebut, maka isolat AEP-1, AEP-2, AEP-3,

AEB-7, dan AEB-8 termasuk Streptomyces AEB-1, AEB-3, AEB-5, AEB-6, AEB-7, dan

spp., sedangkan isolat AEB-2, AEB-4, dan AEB-8 termasuk ke dalam Streptomyces spp.,

AEB-9 termasuk non-Streptomyces. Hal ini sedangkan isolat AEB-2, AEB-4, dan AEB-9

menguatkan data yang diperoleh berdasarkan termasuk ke dalam non-Streptomyces.

pengamatan morfologi koloni di atas media padat.

a tumbuh dengan membentuk granul-granul

spora berwarna putih, tersuspensi dengan media dan mengendap jika didiamkan (Gambar 5).

Tabel 1 Nilai bobot biomassa aktinomiset endofit asal daun pegagan dan buah belimbing wuluh umur 10 hari pada media cair ISP2

Bobot

biomassa total (mg/mL) Aktinomiset endofit asal daun pegagan Streptomyces spp.

Jenis isolat

Gambar 4 Morfologi

Aktinomiset endofit asal

buah belimbing wuluh Streptomyces , pada perbesaran 400x.

Streptomyces spp. dan (b) non-

Streptomyces spp.

AEB-1

0,553

Produksi filtrat kultur aktinomiset endofit 1,686

asal daun pegagan dan buah belimbing

wuluh, serta pengukuran biomassa AEB-7

non- Streptomyces menunjukkan keragaman warna filtrat yaitu

1,320 dari kuning (seperti warna media cair ISP2)

AEB-2

2,426 hingga merah bata (Gambar 5). Hal tersebut

AEB-4

2,413 diduga karena sifat fisiologis masing-masing

AEB-9

isolat berbeda-beda untuk memproduksi Tabel 1 menunjukkan hasil pengukuran metabolit sekunder yang terkandung dalam

biomassa tiga isolat aktinomiset endofit asal filtrat.

daun pegagan dan sembilan isolat aktinomiset endofit asal buah belimbing wuluh. Bobot

a biomassa yang diperoleh ke-12 aktinomiset endofit menunjukkan keragaman antar isolat. Bobot biomassa isolat potensial aktinomiset endofit asal daun pegagan (AEP-1) dan buah belimbing wuluh (AEB-5) yang menunjukkan aktivitas

penghambatan ACE tertinggi berturut-turut yaitu 0,720 mg/mL dan 5,263 mg/mL. Adanya keragaman bobot biomassa juga diduga karena kemampuan masing-

masing

isolat

berbeda-beda dalam

memproduksi

metabolit sekunder yang

terkandung dalam filtrat.

Granul-granul spora berwarna Uji in vitro inhibisi ekstrak ka s a r

putih

a kt i no mi s e t

e n dof it terhadap

Gambar 5 Pertumbuhan aktinomiset endofit

aktivitas ACE

7 menunjukkan (a) isolat potensi asal daun pegagan

pada media cair ISP2 selama 10 hari;

Gambar

keragaman hasil uji in vitro penghambatan (AEP-1) (b) isolat potensi asal buah

belimbing wuluh (AEB-5). aktivitas ACE oleh ekstrak kasar aktinomiset

endofit asal daun pegagan dan buah belimbing Produksi

menggunakan teknik aerasi dengan kecepatan 120 rpm pada suhu ruang sehingga isolat

Gambar 6 Persentase aktivitas penghambatan ACE ekstrak kasar isolat aktinomiset endofit

asal daun pegagan (AEP-1, AEP-2, dan AEP-3), ekstrak kultur jaringan tanaman pegagan (EP1), ekstrak daun pegagan (EP2), captopril (C1 dan C2), dan media cair ISP2 (M).

Gambar 7 Persentase aktivitas penghambatan ACE ekstrak kasar isolat aktinomiset endofit

asal buah belimbing wuluh (AEB-1, AEB-2, AEB-3, AEB-4, AEB-5, AEB-6, AEB-7, AEB-8, dan AEB-9), ekstrak buah belimbing wuluh (EBW), captopril (C1 dan C2), dan media cair ISP2 (M).

Jika aktivitas penghambatan ACE yang persentase aktivitas penghambatan ACE yang

7 ditunjukkan oleh ketiga isolat aktinomiset

dibandingkan, maka dapat dilihat adanya endofit asal daun pegagan (AEP-1, AEP-2,

perbedaan aktivitas antara ekstrak daun dan AEP-3) lebih tinggi dibandingkan dengan

pegagan dengan ekstrak buah belimbing aktivitas kontrol negatif (media cair ISP2),

wuluh. Persentase aktivitas penghambatan dan kontrol positif (captopril). Persentase

ACE yang ditunjukkan oleh ekstrak daun aktivitas penghambatan ACE oleh media cair

pegagan (EP2) yaitu 198,96%, sedangkan ISP2 (M) sebesar 26,04%, lebih kecil

ekstrak buah belimbing wuluh (EBW) hanya dibandingkan dengan aktivitas tanaman inang

sebesar 166,67%. Oleh karena itu, dapat pegagan, ketiga isolat aktinomiset endofit asal

dinyatakan bahwa aktivitas antihipertensi daun pegagan, dan kontrol positif captopril.

pegagan lebih tinggi Berdasarkan data yang diperoleh,

ekstrak

daun

dibandingkan dengan aktivitas antihipertensi antara captopril 0,01 mg/mL (C1) dan 0,02

ekstrak buah belimbing wuluh. mg/mL (C2) menunjukkan aktivitas yang

Selain itu, aktivitas tertinggi yang hampir sama satu sama lain. Captopril 0,01

ditunjukkan oleh isolat aktinomiset endofit mg/mL

AEP-1 asal daun pegagan sebesar 279,17% 61,46%, sedangkan captopril 0,02 mg/mL

juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi sebesar 66,67%. Adapun persentase aktivitas

dibandingkan dengan aktivitas penghambatan penghambatan ACE oleh isolat AEP-1 sebesar

ACE tertinggi oleh isolat AEB-5 asal buah 279,17%, isolat AEP-2 sebesar 140,63%, dan

belimbing wuluh (222,92%). isolat AEP-3 sebesar 144,79%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai persentase

penghambatan ACE yang dihasilkan oleh ketiga isolat aktinomiset endofit asal daun

PEMBAHASAN

pegagan lebih tinggi dibandingkan dengan

kontrol positif, sebesar dua hingga empat kali

Aktinomiset endofit asal daun pegagan

lipat. Volume semua sampel yang diujikan dan buah belimbing wuluh menunjukkan besarnya sama yaitu sebanyak 80 µL dari

keragaman morfologi koloni pada media ISP2 bobot biomassa yang berbeda-beda. Aktivitas

(Gambar 3), bentuk rantai spora secara penghambatan ACE yang ditunjukkan oleh

mikroskopis (Gambar 4), dan aktivitas ekstrak daun pegagan sebesar 198,96%.

penghambatan terhadap ACE (Gambar 6 & 7). Berdasarkan perhitungan nilai absorbansi

Menurut Takahashi dan Omura (2003) hasil pengukuran spektrofotometri pada λ 228

keragaman jenis aktinomiset yang terisolasi nm (Lampiran 4), diperoleh persentase

bergantung pada asal habitatnya, jenis media aktivitas penghambatan ACE oleh tanaman

yang digunakan, dan metode isolasi yang kultur jaringan pegagan steril mikrob endofit

dipakai. Media yang digunakan untuk isolasi (EP1) sebesar -14,58% (negatif), sehingga

pada penelitian ini adalah media HV yang ekstrak

ditambahkan antibiotik sikloheksamida (50 penghambatannya nol persen.

tersebut dianggap

aktivitas

menekan pertumbuhan Gambar

mg/mL)

untuk

cendawan dan asam nalidiksat (20 mg/mL) persentase aktivitas penghambatan ACE oleh

7 menunjukkan

bahwa

untuk menekan pertumbuhan bakteri Gram ke-12 isolat aktinomiset endofit asal buah

negatif.

belimbing wuluh hampir sama dengan Beberapa macam media yang dapat aktivitas yang ditunjukkan oleh ekstrak

digunakan untuk mengisolasi mikrob endofit tanaman inangnya (166,67%), bahkan ada dua

antara lain Tap Water-Yeast Extract agar isolat (AEB-4 dan AEB-5) yang aktivitasnya

(TWYE) (Crawford et al. 1993), media HV lebih besar hingga dua kali lipat (184,38% dan

(Hayakawa & Nonomura 1987), Yeast 222,92%). Isolat aktinomiset endofit asal buah

Extract-Casein Hydrolysate agar (YECD), belimbing wuluh yang menunjukkan aktivitas

dan Flour Calcium Carbonat agar, atau Flour penghambatan tertinggi adalah isolat AEB-5

Yeast Extract Sucrose Casein Hydrolysate yaitu sebesar 222,92%, sedangkan aktivitas

agar (Coombs & Franco 2003). Media HV, penghambatan ACE terendah terdapat pada

TWYE, dan YECD merupakan media yang isolat AEB-8 yaitu sebesar 0%. Hal tersebut

sangat miskin nutrien, oleh karena itu efektif menunjukkan bahwa tidak semua isolat

untuk mengisolasi aktinomiset endofit dari aktinomiset endofit memiliki kemampuan

dalam jaringan tanaman (Coombs & Franco untuk menghambat ACE.

Koloni aktinomiset endofit pada media 1997). Menurut Miyadoh & Otoguro (2004) HV tampak dominan berwarna putih (Gambar

morfologi rantai spora, permukaan spora, 2). Pemurnian koloni tersebut dilakukan pada

warna miselium, serta pigmentasi dapat media ISP2. Aktinomiset endofit yang tumbuh

dijadikan dasar klasifikasi hingga tingkat pada media ISP2 tampak memiliki morfologi

spesies. Berdasarkan pengamatan terhadap koloni yang beragam, demikian pula dengan

karakteristik morfologi koloni aktinomiset bentuk rantai sporanya.

pada media ISP2, tampak bahwa isolat AEP- Keberadaan aktinomiset di lingkungan

1, AEP-2, AEP-3, AEB-1, AEB-3, AEB-5, sangat melimpah

AEB-8 termasuk Aktinomiset endofit berasosiasi dengan

terutama di rizosfer.

AEB-6,

AEB-7,

Streptomyces spp. karena mampu membentuk tanaman inang dan dapat memberikan efek

miselium aerial dan spora berwarna putih, yang

putih kekuningan, putih kecokelatan, hingga membahayakan bagi tanaman inangnya.

abu-abu (Gambar 3), serta menunjukkan Sharma et al. (2005) menyatakan bahwa akar

rantai spora yang tersusun keriting, seperti lateral merupakan bagian tumbuhan yang

kait atau spiral, (Gambar 4a). Isolat AEB-2, paling banyak dihuni oleh mikrob endofit. Hal

AEB-9 tergolong non- ini dikarenakan mikrob endofit masuk ke

AEB-4,

dan

Streptomyces , karena tidak membentuk rantai dalam jaringan tanaman melalui akar lateral

spora aerial (Gambar 4b). Ghadin et al. (2008) kemudian

menyatakan bahwa karakteristik Streptomyces interseluler dan berkas pembuluh. Selain itu,

pada media padat ditunjukkan dengan mikrob endofit juga dapat masuk melalui

munculya substrat miselium setelah empat bagian

hari inkubasi dan formasi miselium yang kotiledon, dan bagian tanaman yang terluka.

daun, bunga,

batang,

stomata,

lengkap setelah enam hari inkubasi, dengan Dalam penelitian ini aktinomiset endofit

warna spora aerial berwarna putih hingga abu- berhasil diisolasi dari daun pegagan, namun

abu.

tidak diperoleh dari bagian akar dan batang Interaksi antara mikrob endofit dengan pegagan, sedangkan pada belimbing wuluh

tanaman inangnya merupakan hubungan hanya digunakan buahnya yang umum

simbiosis mutualisme. Koloni mikrob endofit digunakan oleh masyarakat dan berhasil

di dalam jaringan tanaman akan memperoleh diisolasi

nutrisi dan perlindungan dari tanaman diperolehnya aktinomiset endofit dari akar dan

sedangkan tanaman inang batang pegagan kemungkinan karena adanya

inangnya,

memperoleh senyawa bioaktif dari mikrob faktor preferensi dalam hal mikrob endofit

dapat berfungsi sebagai tersebut mengkolonisasi tanaman inangnya.

endofit

yang

antimikrob, pemacu pertumbuhan tanaman, Aktinomiset merupakan bakteri Gram

pendegradasi lignin, selulosa, positif berfilamen, dengan kandungan guanin

enzim

hemiselulosa, kitinase, amilase, dan glukanase dan sitosin (G+C) yang tinggi (>55%) di

(Hasegawa et al. 2006). Castillo et al. (2002) dalam genomnya (Miyadoh 1997). Beberapa

berhasil mengisolasi aktinomiset endofit senyawa bioaktif dihasilkan oleh kelompok

Streptomyces sp. strain NRRL 30562 asal aktinomiset. Menurut Raja dan Prabakarana

tanaman Snakevine (Kennedia nigrisca) yang (2011) aktinomiset dikenal sebagai penghasil

dipercaya suku Aborigin untuk mengobati antibiotik terbesar, karena dari 16.500

luka dan infeksi, yang ternyata mampu antibiotik yang telah ditemukan, lebih dari

menghasilkan senyawa munumbycin A-D, setengahnya dihasilkan oleh aktinomiset.

antibiotik peptida baru berspektrum luas. Sebagian

Beberapa tanaman selain pegagan dan beranggotakan Streptomyces (Lachevalier et

besar aktinomiset

wuluh yang secara empiris al. 1977). Koloni aktinomiset yang tergolong

belimbing

digunakan sebagai obat hipertensi adalah Streptomyces spp. membentuk miselium aerial

boroco (Celosia argentea), ketepeng kecil dan secara mikroskopis memiliki morfologi

(Cassia tora), mindi kecil (Melia azedarach), rantai spora seperti kait, spiral atau heliks

(Morus alba ), pulai (Alstonia (Kudo 1997). Aktinomiset yang tidak

murbei

pandak (Rauvalfia membentuk miselium aerial atau hanya

scholaris ),

pule

sambiloto (Andrographis membentuk

serpentine ),

sambung nyawa (Gynura merupakan

tempuyung (Sonchus Genus yang digolongkan ke dalam non-

arvensis ) (Iskandar 2007). Selain itu, beberapa Streptomyces antara lain Mycobacterium,

seperti belimbing manis Nocardia , Micromonospora, Microbispora, A

tanaman

lain

(Averrhoa carambola ), alpukat (Persea ctinoplanes , dan Actinomadura (Miyadoh

americana ), dan kumis kucing (Orthosiphon americana ), dan kumis kucing (Orthosiphon

akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. hipertensi. Tanaman tingkat tinggi dapat

tekanan darah juga akan mengandung mikrob endofit yang mampu

Penurunan

meningkatkan aliran tekanan darah yang akan menghasilkan senyawa bioaktif atau metabolit

mengakibatkan pelepasan protease renin dan sekunder

pemecahan dekapeptida angiotensin I menjadi koevolusi atau transfer genetik dari tanaman

yang diduga

sebagai

akibat

angiotensin II. Peningkatan angiotensin II inangnya ke dalam mikrob endofit (Tan &

dapat meningkatkan produksi aldosteron yang Zou 2001).

dapat meningkatkan retensi natrium dan air. Berdasarkan penelitian Tejesvi et al.

Dengan demikian volume darah akan (2008) pada tanaman obat Terminalia arjuna ,

meningkat dan pada akhirnya menyebabkan T.

peningkatan tekanan darah (Akil & Bakri Holarrhena antidysenterica diperoleh isolat

chebula, Azadirachta

dominan yaitu mikrob endofit Pestalotiopsis, Captopril merupakan inhibitor spesifik yang mempunyai aktivitas penghambatan

yang pertama kali ditemukan pada tahun 1975 ACE sebesar > 60%. Anggota aktinomiset

oleh Chusman dan Ondetti dan merupakan seperti

Streptomyces chromofuscus inhibitor kompetitif yang penting untuk (Nakatsukasa

menghambat aktivitas ACE. Captopril ((2S)- Micromonospora halophytica (Lima 1999)

1-[(2S)-2-methyl-3-sulfanyl propanoyl] juga diketahui dapat menghasilkan inhibitor

pyrrolidine-2-carboxylic acid ) merupakan ACE.

obat hipertensi yang berasal dari sintesis

kimiawi. Mishra (2011) melaporkan bahwa diukur menggunakan substrat N-Hippuril-L-

Daya hambat aktivitas enzim ACE

sintesis captopril pertama kali diturunkan dari histidyl-L-leucine hydrate (HHL) .yang akan

bisa ular. Inhibitor ini dapat menginaktivasi terhidrolisis menjadi N-Hippuric acid dan L-

pengonversian dari angiotensin I menjadi histidyl-L-leucine (Kasahara & Ashihara

angiotensin II (Lima 1999). 1981). Kondisi optimal substrat HHL untuk

Penelitian ini menggunakan captopril uji inhibisi ACE adalah pada pH 8.3 pelarut

(komersial) sebagai kontrol positif aktivitas NaCl 300 mM (Cheung et a l. 1980). Dalam

penghambatan ACE. Persentase aktivitas penelitian ini, substrat HHL dilarutkan

penghambatan ACE oleh captopril (C1) menggunakan NaCl 150 mM, pH 8.3.

sebesar 61,46% dan captopril (C2) sebesar ACE merupakan enzim yang dapat

66,67% (Gambar 6 & 7) menunjukkan mengubah angiotensin I (Asp-Arg-Val-Tyr-Ile- persentase penghambatan yang lebih rendah

His-Pro-Phe-His-Leu ) menjadi angiotensin II dibandingkan dengan aktivitas penghambatan (Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe).

ACE aktinomiset endofit. Persentase aktivitas et al. (1983) melaporkan bahwa inhibitor ACE

Ondetti

penghambatan ACE oleh captopril yang dapat

ditunjukkan oleh Hayes et al. (2007) sebesar Keunggulan

berfungsi sebagai

antihipertensi.

100% dengan konsentrasi captopril yang mekanisme

digunakan 0,005 mg/mL. Nilai persentase berperan dalam proses diuretik, ACE-I juga

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dapat

hasil yang diperoleh pada penelitian ini. simpatik. Angiotensin II mempunyai efek

berperan melalui aktivitas

saraf

Perbedaan persentase aktivitas penghambatan vasokonstriksi yang kuat, meningkatkan

ACE tersebut kemungkinan disebabkan oleh aktivitas sistem saraf simpatik, serta dapat

perbedaan kemurnian captopril. Captopril merangsang produksi aldosteron (Akil &

yang digunakan Hayes et al. (2007) berasal Bakri 2001). Peningkatan aktivitas saraf

dari Sigma Co. yang memiliki kemurnian simpatik dapat meningkatkan aktivasi β-1

lebih tinggi dibandingkan dengan captopril adrenoreseptor

komersial yang mengandung berbagai meningkatkan cardiac output yang dapat

komponen bahan baku campuran obat. meningkatkan tekanan darah. Mekanisme

Media cair ISP2 (kontrol negatif) yang tersebut berkaitan dengan potensial aksi dalam

digunakan sebagai media produksi filtrat hal pembukaan channel ion Na + dan K + .

menunjukkan aktivitas penghambatan yang Selain

sangat rendah (26,04%) dibandingkan kisaran simpatik juga dapat meningkatkan aktivitas α-

itu, peningkatan aktivitas

saraf

aktivitas penghambatan yang ditunjukkan oleh

1 pada otot polos, yang akan meningkatkan isolat aktinomiset endofit pada penelitian ini resistensi

mempengaruhi elastisitas pembuluh darah Tiga isolat Streptomyces asal daun yang dapat meningkatkan kontraksi otot

pegagan (AEP-1,

AEP-2, dan AEP-3) AEP-2, dan AEP-3)

berbasis biomassa tanaman. Produksi senyawa 279,17%. Isolat AEP-1 menunjukkan aktivitas

bioaktif sebagai antihipertensi yang dihasilkan penghambatan ACE yang paling tinggi

oleh aktinomiset endofit akan lebih cepat dan (279,17%) di antara ke-3 isolat lainnya, serta

dibandingkan dengan produksi melebihi aktivitas penghambatan ACE yang

efisien

menggunakan tanaman ditunjukkan oleh ekstrak daun pegagan

senyawa

aktif

inangnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa (198,96%). Hal tersebut mengindikasikan

pegagan dan belimbing wuluh yang secara bahwa ketiga isolat aktinomiset endofit asal

empiris telah dikenal sebagai obat hipertensi daun pegagan mampu menghasilkan senyawa

berasosiasi dengan aktinomiset endofit yang inhibitor ACE. Hasil uji in vitro terhadap

kemampuan menghasilkan tanaman kultur jaringan pegagan umur 55 hari

mempunyai

senyawa inhibitor ACE sehingga dapat (steril mikrob) ternyata tidak menunjukkan

dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan aktivitas penghambatan ACE. Hal ini

baku obat hipertensi.

menguatkan dugaan

bahwa

aktinomiset

endofit pada pegagan berperan

untuk

menghasilkan senyawa inhibitor ACE.

SIMPULAN DAN SARAN

Streptomyces spp.

maupun

non-

Streptomyces asal buah belimbing wuluh

Simpulan

menunjukkan persentase

aktivitas

Total isolat aktinomiset endofit yang

penghambatan ACE yang bervariasi antara berhasil diisolasi berjumlah 12 isolat, tiga 0%

isolat berasal dari daun pegagan (Centella menunjukkan aktivitas penghambatan ACE

asiatica ) yang termasuk Streptomyces spp., tertinggi

sedangkan sembilan isolat lainnya berasal dari penghambatan ACE yang dihasikan oleh

buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), ekstrak buah belimbing wuluh (166,67%). Hal

enam isolat termasuk Streptomyces spp. dan ini

tiga isolat lainnya termasuk non-Streptomyces. endofit asal buah belimbing wuluh juga

mengindikasikan bahwa

aktinomiset

Ekstrak kasar isolat aktinomiset endofit yang mampu menghasilkan senyawa inhibitor ACE.

diuji menunjukkan aktivitas inhibitor ACE Aktivitas

yang beragam berkisar antara 103,13% - aktinomiset endofit isolat AEP-1 asal daun

penghambatan

ACE

279,17%. Isolat AEP-1 asal daun pegagan pegagan

menunjukkan aktivitas penghambatan ACE penghambatan yang lebih tinggi dibandingkan

menunjukkan

aktivitas

tertinggi (279,17%), diikuti isolat AEB-5 asal dengan isolat AEB-5 asal buah belimbing

buah belimbing wuluh (222,92%). Aktivitas wuluh. Bobot biomassa kedua isolat tersebut

inhibisi kedua isolat tersebut melebihi berbeda, meskipun pada kondisi pertumbuhan

aktivitas inhibisi kontrol positif captopril yang sama. Bobot biomassa isolat AEB-5

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

55 262 32

i SKRIPSI AKTIVITAS HUMAS DALAM MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA MASSA (Studi pada Perum Bulog Divre NTB Bulan November 2014)

8 126 17

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 24 52