PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM (3)

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif
larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih,
dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan
tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan
kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan
di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi. Berikut ini
penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari.
A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut
oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat
tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta
tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat
terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena
konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat
dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia.

Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di
beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.
B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1.
Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh
di bawah 0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga
digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan
melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan
mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah
bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair
sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan
pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan
stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan
pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
2.

Antibeku pada Radiator Mobil


Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan
etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika
keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan
penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air
dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.

3.

Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang
kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku
untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku
yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian,
ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC
karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan
kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya
mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda.
Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi
mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda

mengandung gliserol dan trihalose.
4.

Antibeku untuk Mencairkan Salju

Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan
dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk
melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran
garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan
salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula
salju yang mencair.
5.

Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)

Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan
massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat
koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui
massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa
molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

C. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS
1.
Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut
isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah
daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan
yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain
disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam
darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi
osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, selsel darah tidak mengalami kerusakan.
2.

Mesin Cuci Darah

Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi
menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecilkecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan
lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar
seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.


3.

Pengawetan Makanan

Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan,
garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat
membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan
makanan.
4.

Membasmi Lintah

Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena
garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap
air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam
tubuhnya.
5.

Penyerapan Air oleh Akar Tanaman


Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh
tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga
konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air
dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.
6.

Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik

Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau
dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik
terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari
tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan
memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada
tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam
air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ionion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan
akan merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat
beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.


Sumber:
http://indonesiakutercinta.wordpress.com/2010/08/13/penggunaan-sifatkoligatif-larutan/
Justiana, Sandri dan Muchtaridi.2009.Chemistry for Senior High School
Year XII.Jakarta:Yudistira.
Purba, Michael.2007.
Jakarta:Erlangga.

Kimia

untuk

SMA

kelas

XII

Semester

1.


TUGAS KIMIA
PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Nama

: Destavara Ainin E P

Kelas

: XII MIA 4

NO

:6

SMA NEGERI 1 TEMANGGUNG
2015