OLEH NOVELLY ZIDAN X IIS 3 SMA NEGERI 13 (1)

OLEH :

NOVELLY ZIDAN
X – IIS 3
SMA NEGERI 13 JAKARTA
RINGKASAN MATERI GEOGRAFI KELAS X
(SEMESTER 1)
 BAB 1 Hakikat Geograf
A. Pengertian Geograf
Istilah Geograf berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi
dan graphien yang artinya pencitraan. Geograf adalah ilmu pengetahuan yang
menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Beberapa defnisi Geograf
yang dikemukakan para ahli geograf, antara lain sebagai berikut.
A. Menurut Ahli Indonesia
1. Bintarto (1977)
Geograf adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi,
menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas dalam
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dan unsur bumi dalam ruang dan waktu.
2. I Made Sandy

Geograf adalah ilmu yang berusaha mengemukakan, menemukan dan memahami

persamaan-persamaan dan perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi, geograf
melihat segala sesuatu dalam kaitannya dengan ruang. Penekanan utama bukanlah pada
substansi tetapi pada sudut pandang keruangan.
3. Menurut IGI (dalam seminar lokakarya di Semarang 1988)
Geograf adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geograf
dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, terdapat kesamaan pandangan dalam
mendefenisikan geograf yaitu bahwa geograf itu mencakup:
• Bumi sebagai tempat tinggal
• Hubungan interaksi manusia dengan lingkungannya
• Dimensi ruang dan waktu
• Pendekatan spsial (keruangan), ekologi (lingkungan), dan regional (kewilayahan).
B. Menurut Ahli Luar Negeri/Eropa
1. Barlom
Mengatakan bahwa geograf adalah ilmu yang mempelajari proses-proses yang bersifat
lingkungan dan gejala pola-pola yang dihasilkannya. Gejala-gejala tersebut memberikan
ciri pada bagian tertentu di muka bumi.
2. Wregley
Geograf adalah suatu disiplin yang berorientasi pada masalah interaksi antara mausia
dengan lingkungannya

3. M. Yeates
Geograf adalah ilmu pengetahuan tentang pembagian rasioanal dan lokasi berbagai
karakteristik di atas permukaan bumi.
4. Bernand Varen (1622-1650) Jerman
Geographia generalis : geograf adalah campuran dari matematika dengan membahas
kondisi bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda-benda langit lainnya.
Membagi geograf menjadi 2 yaitu:
a) Geograf umum: membahas karakteristik bumi secara umum tidak tergantung
keadaan wilayah yang mencakup:
• Terrestrial: pengetahuan tenang bumi secara keseluruhan satu bentuk dan ukurannya
• Astronomis: hubungan bumi dengan bintang-bintang yang merupakan cikal bakal ilmu
kosmograf
• Komparatif: deskripsi lengkap mengenai bumi, letak dan tempat-tempat di permukaan
bumi
b) Geograf khusus: tentang wilayah tertentu menyangkut wilayah luas/sempit yang
mencakup:
• Atmosferis: iklim
• Litosferis: menelaah permukaan bumi meliputi relief, vegetasi an fauna
• Manusia: penduduk, perniagaan, dan pemerintahan.
5. Immanuel Kant (1724-1821)

Physische geographie : geograf adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda,
hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan bumi
6. Alexander von Humboldt (1769-1859)
geograf fsik modern: geograf adalah kaitan bumi dengan matahari dan prilaku bumi
dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan bumi dan
proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan bosfer.
7. Karl Ritter (1779-1559)
geograf modern: geograf adalah suatu telah tentang bumi sebagai tempat hidup

manusia. Hak yang menjadi objek studi semua fenomena di permukaan bumi
8. Friederich Ratzel (1844-1904)
politische geographie: geograf adalah wilayah geografs sebagai sarana bagi organisme
untuk berkembang. Mempelajari pengaruh lingkungan fsik terhadap kehidupan manusia
9. R. Harsthone
geograf bertujuan menjelaskan secara akurat, teratur dan rasional tentang karakteristik
variabel di permukaan bumi.
10. Elswolrth Huntington (1876-1947)
geograf adalah studi tenatng fenomena permukaan bumi beserta penduduk yang
menghuninya.
11. Paul Vidal de la Blache (1845-1918)

posibilisme (kemugkinan) dalam konsepnya genrede vic atau mode of live (cara hidup)
geograf adalah ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi di lakukan manusia
terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
12. Halford Mackinder (1861-1947)
geograf adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi manusia dalam
masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut lokasinya.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya ilmu geografi terpusat pada gejala geosfer
dalam kaitan hubungan persebaran dan interaksi keruangan.
Bila kita perhatikan, terdapat suatu kesan
bahwa definisi geografi selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan tingkat keluasan ilmu
geografi saat definisi itu dikemukakan. Namun, jika dicermati lebih jauh terdapat suatu kesamaan sudut pandang
dari para ahli tersebut, mereka memandang permukaan bumi sebagai lingkungan yang memengaruhi kehidupan
manusia, di mana manusia mempunyai pilihan untuk membangun atau merusaknya.Persamaan pandang yang lain
adalah adanya suatu perhatian dari definisi geografi yang menelaah tentang persebaran manusia dalam ruang dan
keterkaitan manusia dengan lingkungannya. Jelaslah di sini bahwa kajian ilmu geografi yang paling utama adalah
menelaah bumi dalam konteks hubungannya dengan kehidupan manusia.
B. Konsep-konsep Geograf
10 konsep esensial geograf menurut Seminar dan Lokakarnya Ahli Geograf
tahun 1998

Banyak para ahli yang memberikan konsep-konsep tentang geograf, sehingga perlu
dibentuk konsep dasar bagi perkembangan geograf di Indonesia.
Untuk itu, diselenggarakan Seminar dan Lokakarnya Ahli Geograf tahun 1998 yang
menghasilkan kesepatan berupa 10 konsep esensial geograf, yaitu sebagai berikut:
1) Konsep lokasi
Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan
dengan harga. Misalnya:
a. Di daerah dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan dengan
kuburan, terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan dan
pencemaran.
2) Konsep jarak
Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia
cenderung akan memperhitungkan jarak, Misalnya:

a. Harga tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan dengan
harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar telur
dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami kerusakan,
dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.

3) Konsep keterjangkauan
Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan
sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Misalnya:
a. Keterjangkauan, Jakarta – Biak (pesawat terbang); Bandung – Jakarta (kereta api).
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah ini tidak
akan berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh sarana
transportasi.
4) Konsep pola
Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam,
hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.
a. Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
5) Konsep morfologi
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan
aktivitas manusia. Misalnya:
a. Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,
ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
6) Konsep aglomerasi

Pengelompokan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah, Misalnya:
a. Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga
timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi tua, pedagang
barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
7) Konsep nilai kegunaan
Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang
menggunakannya. Misalnya:
a. Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak antara Bogor
dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan dan rekreasi.
b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi nelayan atau
karyawan/pegawai kantor.
8) Konsep interaksi dan interdependensi
Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan
hubungan dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik
dalam bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain. Misalnya:
gerakan orang, barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,
a. Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap

pembaca atau pemirsa.
9) Konsep differensiasi area (struktur keruangan atau distribusi keruangan)

Suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain. Wilayah di permukaan bumi memiliki
perbedaan nilai yang terdapat di dalamnya. Misalnya:
a. Fenomena yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, seperti:
1. jarak dekat, jarak sedang, atau jarak jauh.
2. pemukiman padat, sedang, atau jarang
b. Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau tambak di
pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.
10) Konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan)
Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain,
atau adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial
penduduknya. Misalnya, jika dikaji melalui peta, maka terdapat konservasi spasial
(keterkaitan wilayah) antara wilayah A, B, C, dan D.
Sepuluh konsep tersebut, sengaja dibuat untuk penyatu bahasaan pemikiran geograf,
semuanya merupakan awal dari memahami geograf. Dengan demikian, pendidikan
geograf mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi harus mencakup sepuluh
konsep tersebut, hanya materi yang diberikan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Sumber Waluya, Bagja. 2007. Memahami Geograf SMA/ MA Kelas X semester 1 dan 2.

Bandung: Armico. Jakarta

C. Pendekatan Dalam Geograf
1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang
menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif
geograf dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan
proses (spatial processess) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan
proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang.
Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1)
kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3)
kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan
elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

5.
6.

What? Struktur ruang apa itu?
Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
Who suffers what dan who benefts what? Bagaimana struktur

Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
2. Pendekatan kelingkungan
Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang
terjadi pada lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geograf berkenaan dengan hubungan
kehidupan manusia dengan lingkungan fsiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem
keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi
ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geograf berkenaan dengan interelasi antara
kehidupan manusia dan faktor fsik yang membentuk sistem keruangan yang
menghubungkan suatu region dengan region lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi
manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk

sistem ekologi atau ekosistem.Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi

antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang
tertentu.Dalam geograf lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting
untuk memahami fenomena geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada
keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada.
Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan
antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:
(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fsik tindakan
manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografs serta
kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geograf sebagai
berikut. Lingkungan geograf memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior
environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku
mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan.
Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geograf, yaitu
lingkungan budaya gagasan-gagasan geograf, dan proses sosial ekonomi dan perubahan
nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan
pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fsik tindakan manusia
dan fenomena alam. Relic fsik tindakan manusia mencakup penempatan urutan
lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan
mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses
anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada
wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri
khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geograf tersebut selalu
menyertai setiap bentuk analisis geograf. Sistematika tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai
berikut.Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan
tindakan sebagai berikut.
(1) mengidentifkasi kondisi fsik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor.
Dalam identifkasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifkasi
jenis tanah, tropograf, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu.
(2) mengidentifkasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola
alam di lokasi tersebut.
(3) mengidentifkasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya).
(4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang
ditimbulkan.
(5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.( makalah kelompok 2
XG)
3. Pendekatan Kewilayahan
dalam pendekatan kewilayahan, yang dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya
dan masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fsik
lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.
pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya
adalah perpaduan antara keduanya.

Kesimpulannya:
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu
kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geograf.
jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan
antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. penerapan pendekatan geograf terhadap
gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan
masalah.
D. Prinsip-prinsip Geograf
4 Prinsip Geograf:
1. Prinsip Persebaran
adalah prinsip geograf yang berkenaan dengan persebaran gejala di permukaan bumi
yang cenderung tersebar tidak merata.
2. Prinsip Interelasi
adalah prinsip geograf yang berkenaan dengan hubungan timbal balik (interelasi) antara
gejala yang satu dan gejala yang lainnya.
3. Prinsip Deskripsi
adalah prinsip geograf yang berkenaan dengan pemaparan (deskripsi) suatu gejala di
permukaan bumi baik melalui tulisan, tabel, diagram, peta, atau video.
4. Prinsip Korologi (keruangan)
adalah prinsip geograf yang berkenaan dengan kajian gejala, fakta, dan masalah geograf
ditinjau dari aspek persebaran, interelasi, dan interaksinya dalam ruang (permukaan
bumi) yang membentuk suatu integritas atau kesatuan tertentu.
E. Aspek Geograf

Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geograf menjadi 2, yaitu :
1.

Aspek Fisikal
Aspek fsikal geograf meliputi :
a. Aspek Topologi
Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka
buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik
Membahas karakter fsik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non Biotik
Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)

2.

a.
b.
c.
d.

Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya.
Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geograf dengan
memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia
dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek ini antara lain:
Aspek Sosial
Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
Aspek Politik
Misalnya membahas tantang kepartaian dan pemerintahan.

F. Manfaat Ilmu Geograf
Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari ilmu geograf. Secara umum
manfaat geograf ialah membantu dalam memahami kondisi negara sendiri dan
memahami dunia. Memahami negara sendiri karena dengan belajar geograf akan
mengetahui kelebihan dan kekurangan negara sendiri, baik keadaan alamnya maupun
kondisi manusianya, sehingga menumbuhkan perasaan nasionalisme. Selain itu, dalam
rangka otonomi daerah, keberadaan geograf sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi daerahnya.
Memahami dunia sangat penting karena tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini sudah
memasuki era globalisasi. Apa yang terjadi di belahan bumi lain akan segera diketahui,
sehingga diperlukan pengetahuan tentang geograf negara lain. Misalnya, Perang Irak,
Badai Katrina di Teluk Meksiko, dan Kerusuhan di Perancis. Selain itu, dengan mempelajari
geograf akan mengetahui kelemahan dan kelebihan negara lain, yang menyangkut
sumber daya alamnya maupun manusianya. Misalnya, dengan belajar geograf dapat
diketahui bahwa Jepang merupakan negara miskin akan sumber daya alam, tetapi dari
segi penduduknya memiliki kualitas yang baik, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
merencanakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara Jepang.
Kesimpulan Manfaat Geograf:
1. Memetakan Persebaran Fenomena Di Permukaan Bumi
2. Penentuan Lokasi Pertanian, Industri, dan Permukiman
3. Penentuan Lokasi Transmigrasi
4. Pengembangan Prasarana Transportasi
5. Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya
6. Membantu Menyelesaikan Masalah Sosial dan Kemasyarakatan

G. Ilmu Penunjang Geograf
1. Geologi
adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk permukaan bumi akibat tenaga dari
dalam bumi (endogen: vulkanisme, tektonisme, gempa bumi),termasuk struktur,
komposisi dan sejarahnya.
2. Geomorfologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi serta perubahannya
akibat tenaga dari luar (Exogen: pelapukan, erosi, sedimentasi).
3. Meteorologi
adalah ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu tentang udara, cuaca, suhu, angin, awan,
curah hujan, radiasi matahari, dan sebagainya.
4. Meteorologi
sangat penting bagi informasi cuaca terutama untuk penerbangan, pelayaran, pertanian
dan industri.
5. Hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi/tanah, di bawah tanah;
termasuk sungai, danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa

6. Klimatologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan kondisi rata-rata cuaca.
7. Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia khususnya mengenai ciri, warna kulit,
bentuk fsik, masyarakat dan kebudayaannya.
8. Ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
9. Demograf
adalah ilmu yang mempelajari dan menguraikan tentang penduduk. Komposisi penduduk,
dan jumlah penduduk.
H. Ruang Lingkup Geograf
Ruang lingkup geograf tidak dapat dilepaskan dari aspek manusia dan lingkungannya.
Hubungan manusia dan lingkungannya dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan
wilayah dan persebaran dalam ruang.
Ruang lingkup studi geograf sangat luas, sehingga secara garis besarnya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Geograf fsis (physical geographhy), yaitu geograf yang mempelajari aspek-aspek fsik
seperti batuan, mineral, relief muka bumi, atmosfer, cuaca, iklim, air serta tumbuhan
dan hewan.
2. Geograf sosial, yaitu geograf yang mempelajari aspek-aspek sosial, politik, ekonomi
dan budaya (antropogeography)
Menurut Rhoads Murphey dalam bukunya “The Scope of geography”, mengemukakan
tentang tiga pokok ruang lingkup studi geograf, yaitu :
1. Interaksi antarmanusia dengan lingkungan fsik yang merupakan salah satu
keanekaragaman wilayah.
2. Persebaran dan keterkaitan penduduk di bumi dengan sejumlah aspek keruangan.
3. Kajian terhadap region dan analisis dari region yang mempunyai ciri khusus.
Menurut Hagget (1968), ruang lingkup geograf dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Geograf Ortodoks, yaitu kajian tentang suatu wilayah atau region dan menganalisa
bagian-bagiannya secara sistematik, misalnya untuk faktor manusia atau fsisnya saja.
Geograf ortodoks dibagi menjadi geograf sistematik, geograf regional, geograf
teknik, dan geograf flsafat.
2. Geograf terintegrasi (terpadu), yaitu suatu pendekatan dengan mengintegrasikan
elemen-elemen geograf sistematik (yang terdiri atas geograf fsikal dan geograf
manusia) dengan geograf regional (yang terdiri atas geograf regional dan geograf
kultur). Tiap analisis digolongkan menjadi dua segi, yaitu segi teori dan segi aplikasi.
I. Objek Studi Geograf
Objek studi geograf dapat dibedakan atas dua macam, yaitu objek material dan
objek formal.
a. Objek Material Geograf
Objek material merupakan sasaran atau isi suatu kajian. Adapun yang termasuk objek
kajian geograf adalah fenomena geosfer terdiri dari atmosfer, cuaca dan iklim, litosfer
(lapisan batu-batuan), hidrosfer (lapisan air), biosfer (lapisan kehidupan flora dan fauna),
pedosfer (mempelajari ttg tanah) dan antroposfer (lapisan kehidupan manusia yang
merupakan “tema sentral” diantara sfera-sfera lainnya).
b. Objek Formal Geograf
Objek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu
masalah. Metode atau pendekatan objek formal geograf meliputi beberapa aspek, yakni

aspek keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (teritorial), dan aspek
waktu (temporal).
Dalam mengkaji suatu permasalahan geograf, geograf fsis dan geograf manusia tidak
dapat dipisahkan. Bahkan masing-masing cabang geograf saling membutuhkan dan
saling melengkapi. Oleh karena itu, kajian geograf akan menyimpang dari tujuannya
apabila tidak terjadi konsep penyatuan dalam mengkaji permasalahan.
Cabang-Cabang Ilmu Geograf
Objek kajian dalam geograf sangat luas, karena meliputi segala sesuatu yang ada di
dalam bumi, di permukaan bumi, dan di ruang angkasa. Untuk memudahkan mempelajari
geograf, maka disederhanakan menjadi tiga cabang, yaitu geograf regional, geograf
fsik, dan geograf manusia.

a. Geograf Regional
Geograf Regional adalah geograf yang mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan
sempitnya wilayah tersebut. Objek studinya dimulai dari yang paling luas sampai yang
paling sempit. Wilayah tersebut yaitu :
i. Realm Geography (benua)
ii. Province Geography (kumpulan negara dalam benua)
iii. Regional Geography (negara)
iv. Group Geography (kumpulan daerah dalam negara)
v. Unit Geography (daerah kecil dalam negara)
b. Geograf Fisik
Geograf fsik adalah geograf yang mempelajari tentang unsur-unsur alam asli. Geograf
fsik meliputi :
1. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk muka bumi.
2. Klimatologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim.
3. Biogeograf, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di bumi.
4. Oseanograf, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lautan.
5. Geograf tanah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanah.
6. Geofsika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat fsik bumi.
7. Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan batu-batuan pembentuk muka
bumi secara keseluruhan, mulai dari dahulu sampai sekarang.
8. Hidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang air tanah.
9. Meteorologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang atmosfer/cuaca
10. Geograf matematik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang luas, letak dan besar.
11.
Geograf sumber daya, yaitu ilmu yang mempelajari tentang mineral dan
barang tambang yang terdapat di bumi.
12.
Ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang adaptasi manusia dengan
lingkungan baik fsik maupun biologis.
13.
Astronomi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang perbintangan, misal untuk
pertanian.
14.
Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hewan
c. Geograf Manusia
Geograf manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara alam dengan manusia. Geograf manusia meliputi :
1. Antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan manusia.
2. Demograf, yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, jumlah, dan perkembangan
penduduk.

3. Geograf sosial, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal
balik antara alam dengan manusia.
4. Geograf desa-kota, yaitu ilmu yang mempelajari tentang desa dan kota.
5. Geograf ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keadaan ekonomi di suatu
tempat.
6. Geograf politik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang politik di beberapa wilayah
geografs.
7. Geograf sejarah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sejarah di suatu wilayah
geografs.
8. Geograf militer, yaitu ilmu yang mempelajari tentang aspek militer ditinjau dari
kondisi geografnya.
9. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang fosil.
10. Arkeologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kepurbakalaan.
11. Sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan.

 BAB 2 SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
A. Proses Terjadinya Bumi
secara ringkas, proses pembentukan bumi hingga terjadinya perlapisan terbagi
menjadi 3 tahap,
yaitu sbb :
1. Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen/belum terjadi diferensiasi dan
zonafkasi
2. Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih berat
tenggelam menujupusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan bergerak ke
permukaan. dengan demikian,bumi tidak lagi dalam keadaan homogen, melainkan terdiri
atas material yang lebih berat(besi) di pusat bumi dan material yang lebih ringan di
bagian yang lebih luar/kerak bumi.
3. Proses zonafkasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa zona/lapisan, yaitu
inti besi yang padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang
cair, dan litosfer yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudera.

Pada awal pembentukannya, seluruh bagian planet bumi relatif dingin. kemudian
pada proses selanjutnya, suhu bumi semakin meningkat hingga mencapai suhu seperti
saat ini. Berdasarkan

penelitian para ilmuwan, dijelaskan adanya 3 faktor yang menyebabkan naiknya suhu
bumi
tersebut, yaitu sbb :
1. Akresi (accretion) yaitu naiknya suhu bumi akibat tumbukan benda-benda
angkasa/meteor yang menghujani bumi. Energi dari benda tersebut berubah menjadi
panas. Daerah sekitar tumbukan tersebut meninggalkan lubang-lubang yang sangat besar
(kawah) di permukaan bumi.
2. Kompresi yaitu semakin memadatnya bumi karena adanya gaya gravitasi. bagian
dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibandingkan bagian luarnya, sehingga
pada bagian dalam bumi suhunya lebih panas. tingginya suhu di bagian dalam bumi (inti
bumi)mengakibatkan unsur besi pada bumi menjadi cair, sehingga inti bumi merupakan
cairan.
3. Adanya disintegrasi atau penguraian unsur unsur radioaktif seperti uranium,
thorium, dan potasium. jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya relatif kecil tetapi dapat
meningkatkan suhu bumi. atom-atom dari unsur-unsur tersebut secara spontan terurai
dan mengeluarkan partikel-partikel atom yang berubah menjadi unsur lain dan diserap
oleh batuan disekitarnya.

B. Pangea dan Gondwana
Teori pengapungan benua (continental drift theory) (Alfred
Wegener(1912))
Sekitar 225 juta tahun lalu, di bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas.
Benua raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya
dinamakan panthalassa. Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan
pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan laurasia dan
dibagian selatan dinamakan gondwana. kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit
yang dinamakan Laut Tethys.Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan
minyak bumi di sekitar laut-laut dikawasan Timur Tengah. Baik Laurasia maupun
Gondwana kemudia terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak
secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1-10 cm pertahun.Sekitar
65 juta tahun lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya
disebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di
belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub benua India, Australia, dan
Antartika, hingga terbentuklah benua yang kita tau saat ini.

C. Karakteristik Perlapisan Bumi
Struktur utama planet bumi (dari permukaan sampai ke dalam) :
1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos (batu) dan sfhere/sphaira (bulatan/lapisan). dengan
demikian
Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. dalam pengertian lain,
litosfer
adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70km yang tersusun dari
batuan penyusun kulit bumi.
2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)
Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar
2.900km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3000 C, merupakan
campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas bersuhu tinggi.
3. Barisfer (lapisan inti bumi/core)
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun
atas lapisan Nife (Niccolum/nikel dan ferrum/besi). lapisan ini dapat pula dibedakan atas
dua bagian yaitu :
a. Inti luar (Outer Core)
Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair,
kental, panas dan berpijar, bersuhu sekitar 2.900 C.
b. Inti Dalam (Inner Core)
Tebal lapisan ini sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang
sangat tinggi, yakni sekitar 2.800 C, akan tetapi dalam keadaan padat dengan densitas
sekitar 10 gram/cm3. hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagianbagian bumi lainnnya.

D. Teori terbentuknya kulit bumi

1. Teori kontraksi (contraction Theory) : Descrates (1596-1650)
Bumi semakin lama semakin susut dan mengekerut yang disebabkan oleh terjadinya
proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung,
lembah, dan dataran.
2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory) : Edward Zuess (1884)
Pada awalnya bumi terdiri atas 2 benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub
utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian
bergerak perlahan ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi
benua-benua yang lebih kecil Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan.

3. Teori pengapungan benua (Continental Drift Theory) : Alfred Wegener (1912)
Pada awalnya bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea. Kemudian
benua tersebut terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi
bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat
menuju equator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika
bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan
fosil pada kedua daerah tersebut.

4. Teori Konveksi
(Convection Theory) :
Arthur Holmes & Harry H. Hess lalu dikembangkan oleh Robert Diesz
Di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke
arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang
membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge
(punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit
bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Semakin jauh
dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua.
5. Teori
lempeng tektonik (Plate
Tectonic
Theory) : Tozo Wilso (1968)
Kulit
bumi/litosfer terdiri atas
beberapa
lempeng tektonik yang berada
di atas lapisan
astenosfer, lempeng-lempeng
tektonik
pembentuk kulit bumi selalu
bergerak
karena pengaruh arus
konveksi yang
terjadi pada lapisan astenosfer
yang berada di
bawah lempeng tektonik kulit
bumi. Prinsip
teori lempeng tektonik adalah
kulit bumi
terdiri atas lempeng-lempeng
yang kaku
dengan bentuk tidak
beraturan.
Lempeng-lempeng tersebut
selalu
bergerak dan mendesak satu
sama lain. Lempeng tektonik bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng
tektonik pada bagian atas terdapat masa kontinen disebut lempeng benua. kedua
lempeng ini berbeda sifatnya, dan jika keduanya berdekatan, lempeng samudera akan
ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosfer. bertemunya
antara 2 lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan (subduction), sedangkan
daerah yang menjadi tempat tumbukan lempeng-lempeng disebut subduction zone.
Gerakan lempeng yang saling menjauh dengan lempeng lainnya disebut gerak
divergent/proses pemekaran. hasil pemekaran lempeng yang berada di atas benua
disebut rifting,yang berada di samudera disebut spreading. Sedangkan gerakan lempeng
yang hanya bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent fault.

prinsip pergerakan lempeng-lempeng tektonik adalah sbb
a. Konvergensi adalah gerakan saling bertumbukan antar lempeng tektonik.
Zone atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan
benua disebut Zone Konvergen. Zone berupa jalur tumbukan antar lempeng benua
dengan lempeng dasar samudera disebut Zone Subduksi/Zone Tunja. Fenomena yang
dihasilkannya : - lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua
- terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
- pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan - terdapat
aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
- daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
- penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
- timbunan sedimen campuran/melange

b. Divergensi adalah gerakan lempeng yang saling menjauh dengan lempeng lainnya
Fenomena yang terjadi :
- Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya
- Pembentukan tanggul dasar samudera (mid ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut
- Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava
bantal)dan hamparan leleran lava encer
- Aktivitas gempa
c. Sesar Mendatar (transform) adalah gerakan saling bergesekan (berlawanan arah)
antara
lempeng tektonik.
Tempat bergesekannya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone
Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar yang
dapat menimbulkan gempa bumi.

 BAB 3 JAGAT RAYA DAN TATASURYA
A. JAGAT RAYA
1. Pengertian Jagat Raya
Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang
di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak
dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas.
Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah
sebagian kecil dari materi di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan
tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia
yang sama sekali belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam
semesta masih sangat terbatas.
Seperti diketahu Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang
dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai
pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang
ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan
penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan
terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.
2. Teori Terbentuknya Jagat Raya
Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya asal mula jagat raya telah melahirkan asumsi
dan teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.
a.

Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Big bang

Menurut Teori Ledakan Besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat
besar dengan berat jenis yang besar pula dan mengalami ledakan yang sangat dahsyat
karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari
massa tersebut berserakan dan terpental menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran

tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-kelompok
yang dikenal sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya.
b.

Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat
raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi
(mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini
terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian
memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah
tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian
pada akhirnya memampat lagi.
3. Galaksi (The Galaxy)
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem,terdiri atas satu atau
lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-benda angkasa
lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas bintangbintang, gas, dan debu yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya tarik menarik
(gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki
ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi
tipe spiral, elips, dan tidak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau
penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini komposisinya
sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan. Namun, ini
bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta
ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips.
Jika diambil volume ruang angkasa yang sama, orang akan menemukan lebih banyak
galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang redup
sehingga teramat sulit untuk diamati.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya
kira-kira 100.000 tahun cahaya. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius.
Diperkirakan galaksi ini berumur 12–14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu
tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan
menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km.
Hal ini berarti garis tengah galaksi Bima Sakti sekitar 100.000 × 9,5 juta km, atau 950
ribu juta km.
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan satuan jarak, yaitu tahun cahaya. Dengan
satuan ini, tebal bagian pusat galaksi Bima Sakti sekitar
10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat
Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, melainkan hanyalah salah satu dari

200 miliar bintang anggota Bima Sakti. Bintang-bintang anggota galaksi Bima Sakti
tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar antara 4 sampai 10 tahun
cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem
tiga bintang Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat
galaksi, jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke
arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam
semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini yang mengisi setiap sudut langit sampai
batas yang dapat dicapai oleh teleskop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi
yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar sampai kira-kira
satu miliar galaksi. Jadi, tidaklah salah jika seseorang memperkirakan bahwa andaikan
seseorang memiliki teleskop yang jauh lebih besar, orang tersebut dapat melihat jauh
lebih banyak lagi galaksi-galaksi di alam semesta ini.

4. Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan
yang sangat luas. Nebula banyak diyakini oleh para ahli sebagai suatu materi cikal bakal
terbentuknya suatu sistem bintang, seperti sistem bintang matahari atau disebut tata
surya. Nebula yang terkenal, antara lain nebula Orion M42 pada rasi Orion dan Nebula
Trifd pada rasi Sagitarius.
5. Bintang (The Star)
Bintang adalah benda angkasa yang memiliki cahaya sendiri. Salah satu bintang adalah
Matahari atau disebut Bintang Matahari (The Sun Star), nama-nama bintang lainnya,
antara lain Bintang Polaris, Antares, Aldebaran, Sirius, Spica, Betelguese, Hidra, Pegasus,
Phoenix, Carina, dan Vega.
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan
disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya, rasi bintang Pari (Crux) yang
merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya berdekatan, yakni Bintang Alfa,
Beta, Gamma, dan Delta. Selain rasi bintang Crux, nama-nama rasi bintang lainnya,
antara lain rasi bintang Orion, Centauri, Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla.
Di sekitar ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit ter- dapat 12 rasi bintang yang
disebut Zodiak. Dua belas Rasi bintang yang terdapat di sekitar ekliptika adalah Aries,
Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan
Pisces.
B.TATA SURYA
Tata surya atau sistem matahari adalah suatu sistem yang terdapat di jagat raya
terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelitsatelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya
sebagai anggota dari tata surya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada
orbit atau garis edarnya masing-masing.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang- bintang yang lainnya
pun kemungkinan besar memiliki sistem seperti tata surya dengan pusat dan lintasan
orbit tertentu.
Dalam arti lain, bukan tidak mungkin setiap bintang memiliki sistem bintang seperti
matahari, karena matahari hanya merupakan satu dari miliaran bintang yang ada di jagat
raya. Pertanyaannya mungkinkah ada kehidupan lain selain di bumi?
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari sistem tata surya adalah:
1. matahari (the sun);
2. planet-planet (the planets);
3. bulan (the moon) dan satelit lainnya;
4. asteroid; dan
5. komet.
1. Teori Terjadinya Tata Surya
a. Teori Nebula
Teori Nebula kali pertama dikemukakan oleh seorang flsuf ber- kebangsaan Jerman yang
bernama Immanuel Kant yang hidup antara tahun 1724–1804.
Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas
dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat tersebut
menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis tinggi yang
disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar
terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. Akibat terjadinya
proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka berubahlah menjadi planetplanet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi
disebut matahari.
Teori nebula lainnya yang berkembang dikemukakan oleh seorang astronom
berkebangsaan Prancis bernama Pierre Simon de Laplace yang hidup antara 1749–1827.
Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat. Oleh karena perputaran yang terjadi sangat cepat, maka terlepaslah
bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbedabeda. Bagian-bagian yang terlepas tersebut berputar dan pada akhirnya mendingin
membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal menjadi matahari.
b. Teori Planetesimal
Moulton dan Chamberlain (1900) mengemukakan pendapat bahwa tata surya berasal dari
adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti
berwujud gas dan bersuhu tinggi. Gabungan dari bahan-bahan padat kecil itu kemudian
membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi
membentuk matahari.
c.

Teori Pasang Surut

Astronom Jeans dan Jeffreys (1917) mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada
awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa memiliki anggota. Planet-planet dan anggota
lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh
adanya pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang
terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya

mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari. Lama kelamaan mendingin dan
membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
d.

Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom berkebangsaan Inggris yang
bernama Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan
bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas
bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian
menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin
menjadi planet- planet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
e.

Teori Awan Debu

Von Weizsaecker (1945) dan G.P. Kuiper (1950) mengemukakan pendapat bahwa tata
surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri dari debu dan gas (hidrogen dan
helium). Adanya ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya
penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan perputaran yang sangat cepat dan
teratur sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung
kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah bentuk menjadi
planet-planet.
Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain F.L Whippel dari
Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya tata surya berawal dari
matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya yang
kemudian membentuk planet- planet yang beredar mengelilingi matahari.
2. Matahari sebagai Pusat Tata Surya
Matahari merupakan salah satu bintang di dalam Galaksi Bima Sakti yang memiliki fungsi
dan peranan paling penting di dalam struktur tata surya. Matahari merupakan bagian dari
tata surya yang memiliki ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling
besar sehingga matahari memiliki pengaruh yang sangat besar pula terhadap bendabenda angkasa yang beredar mengelilinginya.
Matahari memiliki garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah
bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali dari berat bumi, volumenya
diperkirakan 1.300.000 kali volume bumi, dan temperatur di permukaannya sekitar
mencapai 5.000° C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000° C.
Temperatur matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan oleh
adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam keadaan panas
dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh matahari akan kehilangan
elektron- elektronnya sehingga kemudian menjadi inti atom yang bergerak ke berbagai
arah dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menimbulkan tumbukan antarinti atom
dan penghancuran sebagian massanya (massa defect), kemudian berubah menjadi energi
panas dan cahaya yang dipancarkan ke berbagai arah.
a. Struktur Matahari
Bagian-bagian Matahari
1) Atmosfer Matahari

Atmosfer matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk gas, terdiri
atas dua lapisan, yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer merupakan lapisan atmosfer
matahari bagian bawah yang terdiri atas gas yang renggang berwarna merah dengan
ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan gas ini merupakan lapisan yang paling dinamis
karena seringkali muncul tonjolon cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai
ketinggian lebih dari 200.000 km yang disebut