Pengaruh Social Media Marketing terhadap Customer Equity pada Pengusaha Muda di Kota Medan Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu
penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang, 2017).
Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Social media
marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration
terhadap Customer equity.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada kalangan pengusaha muda yang aktif
memasarkan produknya menggunakan media sosial di Kota Medan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan Juni 2017.
3.3
Batasan Operasional
Dalam Penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable).Defenisi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependent dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang
negatf bagi variabel dependent nantinya (Situmorang dan Lufti, 2015). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Social media marketing
(X), yang meliputi:
23
Universitas Sumatera Utara
24
2.
a.
Consumption (X1)
b.
Curation (X2)
c.
Creation (X3)
d.
Collaboration (X4)
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel ini adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan (Situmorang dan Lufti, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah Customer equity (Y).
3.4
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel-
variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel
memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.
Adapun operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel
Definisi Variabel
Indikator
Skala
Ukur
Interval
Consumption
Tahapan pertama untuk
selanjutnya memulai
aktifitas online lainnya
Proses mengambil, membaca,
melihat atau mendengarkan isi
dari media sosial
Curation
Tindakan dari memilah,
menentukan dan
melihat atau dalam kata
lain menggambarkan isi
dari situs perusahaan
Customer memilih, menyaring,
memberi tanggapan
Interval
Creation
Langkah yang
menentukan sedikit
banyaknya tanggapan
pada suatu kejadian
Penciptaan konten yang dilakukan
oleh konsumen
Interval
Universitas Sumatera Utara
25
Collaboration
Titik akhir dimana
konsumen dan
perusahaan saling
terlibat hubungan
timbale balik yang
nantinya dapat
menghasilkan masukan
positif bagi perusahaan
Terjadi kolaborasi antara
consumption, curation dan
collaboration
Interval
Customer
equity(Y)
aset jangka panjang
dengan konsumen
yang didasarkan pada
hubunganyang telah
dibangun dengan baik
sejak semula dan
sudah berlangsung
dalam waktu yang
lama
Value Equity
Brand Equity
Relationship Equity
Interval
Sumber : Dave and Mckee (2010), Rust, Zeithaml and Lemon (2001), Kim and Ko (2012)
3.5
Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala interval, skala yang memiliki satuan
nominal dan ordinal serta menangkap informasi tentang perbedaan kuantitas suatu
konsep dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya. Seperti halnya ukuran
ordinal, ukuran interval mengurutkan orang atau objek pada interval atau jarak
yang sama. Skala yang di terapkan pada data yang dapat dirangking dan dengan
peringkat tersebut kita bias mengetahui perbedaan di antara peringkat-peringkat
tersebut dan kita bias menghitung besarnya perbedaan itu. Namun harus
diperhatikan bahwa dalam skala ini perbandingan rasio yang ada tidak
diperhitungkan. Skala interval yang digunakan didalam penelitian ini adalah
bersifat favorable dimana :
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No.
Jawaban
Skor
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Kurang Setuju (KS)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
Sumber: Situmorang dan Lufti (2014 )
3.6
1
Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
sebagai objek penelitian (Kuncoro, 2013). Adapun pengertian populasi lainnya
Menurut Bailey dalam Priyono (2016), populasi adalah keseluruhan gejala/satuan
yang ingin diteliti sehingga sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan
terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. Populasi dalam penelitian ini
adalah pengusaha muda di Kota Medan yang memasarkan produknya melalui
media sosial yang tidak diketahui jumlah.
3.6.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengusaha muda yang memasarkan produknya melalui
media sosial, Karena jumlah pengusaha muda yang memasarkan produk di media
sosial tidak diketahui jumlahnya sehingga untuk menentukan sampel digunakan
Universitas Sumatera Utara
27
rumus supramono :
�=
��� 2 ���
Keterangan :
�2
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
Za = nilai standar normal yang besarnya tergantung a
Bila a = 0,05 maka Z = 1,67
Bila a = 0,01 maka z = 1,96
P = proporsi yang diestimasi
q = 1-p
d = penyimpangan yang ditolerir
Karena tidak diketahui nilai p dari penelitian atau literature lain, maka
dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5 dan tingkat error yang di
tentukan (d) adalah 10%.
n=
1,962 .0,5 .0,5
0,12
= 96 orang (angka minimal)
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2012). Jenis non probability sampling yang digunakan adalah jenis
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria dalam penelitian ini yaitu:
1.
Pengusaha Muda yang menjalankan bisnisnya melalui Media Sosial
2.
Umur Pengusaha di bawah 40 tahun
3.
Lama usaha minimal 3 bulan
Universitas Sumatera Utara
28
3.7
Jenis dan Sumber Data
Menurut Situmorang dan Lufti (2015), jenis data yang dilakukan penelitian
adalah :
1.
Data Primer
Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan
untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview,
observasi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori dan data
yang bersumber dari buku-buku dan majalah-majalah.
3.8
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
3.8.1
Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada responden tentang variabel-variabel dalam penelitian. Metode ini
digunakan untuk menyingkap identitas penelitian dan untuk mengungkap
variabel-variabel dalam penelitian.
3.8.2
Wawancara
Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak
yang terkait sesuai dengan topik yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
29
3.8.3
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengumpulkan
dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan informasi
dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.9
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang (2017), validitas menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran
instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur
construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai corrected item – total correlation atau disebut
dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Pengujian
validitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan kriteria
sebagai berikut:
1.
2.
Jika r ≥ 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid.
Jika r < 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan survei, kuisioner diberikan kepada 40 responden yang
diacak secara random untuk menguji valid atau tidaknya seluruh pertanyaan
yang digunakan dalam kuisioner yaitu Social media marketing terdiri dari
consumption, curation, creation dan collaboration terhadap customer equity
Universitas Sumatera Utara
30
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
VAR00001
63.4250
86.302
.433
.905
VAR00002
63.5750
84.969
.469
.904
VAR00003
63.6750
85.661
.484
.904
VAR00004
63.5000
86.769
.413
.905
VAR00005
64.0500
80.767
.632
.899
VAR00006
64.1000
80.708
.663
.898
VAR00007
64.3500
77.669
.728
.896
VAR00008
64.0000
80.769
.610
.900
VAR00009
64.2000
78.113
.796
.894
VAR00010
64.0500
78.562
.730
.896
VAR00011
64.2500
80.756
.600
.900
VAR00012
64.5000
77.590
.583
.902
VAR00013
64.4750
82.358
.375
.909
VAR00014
64.0500
80.921
.648
.899
VAR00015
64.3000
81.703
.527
.903
VAR00016
64.4000
78.554
.733
.896
VAR00017
64.3000
80.779
.460
.906
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Pada Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa seluruh butir pertanyaan adalah
valid, di mana nilai rhitung pada Corrected Item-TotalCorrelation pada
keseluruhan butir adalah lebih besar dari nilai rtabel (0,361) sehingga diperoleh 17
pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Situmorang (2017) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila
suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.
Universitas Sumatera Utara
31
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan
konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil
yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan
disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat
konsisten dari waktu ke waktu.
Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali
saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran reliabilitasnya
menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009) suatu konstruk
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.906
17
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Pada tabel 3.4 ditunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60
artinya reliabilitas sangat baik. Karena itu, seluruh butir pertanyaan yang
berjumlah 17 buah telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk
dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda.
Universitas Sumatera Utara
32
3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing
variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan
minimum (Ghozali, 2013).
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Situmorang (2017), regresi linear berganda ditujukan untuk
menentukan hubungan linear antar beberapa variable bebas yang biasa disebut
X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. hubungan
fungsional antara variabel terikat dan variabel bebas di buat sebagai berikut :
Y= f (X1,X2,X3,X4) ………………………………………………………………………
(3.1)
Y= �0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+Ɛ ………………………………………...
(3.2)
Keterangan:
Y
= Customer equity
�0
= Konstanta
β1
= Koefisien Regresi Variabel X1
X1
= Consumption
β2
= Koefisien Regresi Variabel X2
X2
= Curation
β3
= Koefisien Regresi Variabel X3
X3
= Creation
β4
= Koefisien Regresi Variabel X4
X4
= Collaboration
Ɛ
= standar error
Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak
dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F
Universitas Sumatera Utara
33
hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam analisis
regresi linear berganda memerlukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui
apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi.
3.11 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik akan lebih baik dilakukan sebelum melakukan analisis
regresi. Tujuan dari pelaksanaan uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan kondisi sebenarnya dan
tidak bias sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik meliputi:
3.11.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi
dengan normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%
maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel
residual berdistribusi normal.
3.11.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan
satu kepengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila
varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
34
3.11.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier
yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai
umum yang biasa dipakai adalah Tolerancevalue < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi
terjadi multikolinearitas, jika nilai Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas.
3.12 Uji Hipotesis
3.12.1 Uji Serentak (Uji F)
Pengujian F statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang
menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat.
Hipotesis :
1.
H0 : �1 = �2 = �3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel-variabel
independen
secara
serempak
terhadap
variabel
dependennya.
2.
H1 : minimal �1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel-
variabel independen secara serempak terhadap variabel dependennya.
Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5%
untuk mendapatkan nilai Ftabel, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari
persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut :
H0 diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig F ≥ α (0,05)
Universitas Sumatera Utara
35
H1 diterima, jika Fhitung>Ftabel atau sig F < α (0,05)
3.12.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas seperti Social
media marketing yang terdiri dari consumption (X1), curation (X2), creation (X3) dan
collaboration (X4) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat yaitu Customer equity. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi
sebesar 5% atau 0,5. Dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
1.
H0 : βi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
2.
H1 : βi ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan thitung
dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima, jika thitung ≤ ttabel atau sig t ≥ α (0,05)
H1 diterima, jika thitung > ttabel atau sig t < α (0,05)
3.12.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
antar variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan
asumsi dasar faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan atau tetap. Nilai
variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (r2). Semakin
besar nilai koefisien determinasi, maka menunjukkan bahwa persamaan regresi
yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
4.1.1
Gambaran Umum Pengusaha Muda
Pengusaha Muda (Young Entrepreneur)
Pengertian Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur yang berarti
orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum
mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut
wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian
wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Wiraswasta
tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus
berkembang dan mencoba usaha lainnya.
Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah
wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal,
keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata
wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira
berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau
mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri diatas kaki sendiri atau dengan
kata lain
berdiri diatas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan
mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya
atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki
oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan
36
Universitas Sumatera Utara
37
mengambil
keuntungan
dalam
rangka
meraih
kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti
pejuang yang gagah, luhur, berani, dan pantas menjadi teladan dibidang usaha.
Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani dalam
mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam
menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan
sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan
adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi. Raymond dan russel memberikan definisi tentang wirausaha
dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha yang dinyatakannya sebagai
berikut; An entrepreneur is an independent growth oriented owner operator.
Menurut Joseph Schumpeter menyebutkan "entrepreneur is the person who
perceives an opportunity and creates an organization to pursue it." (bygraye,
1994). Dengan kata lain, seseorang wirausahawan atau entrepreneur harus
memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan. Pada abad ke-20,
konotasi dari entrepreneur yang berarti innovator mulai dikenal. Inovasi adalah
kegiatan memperkenalkan sesuatu yang baru, yang merupakan tugas seseorang
entrepreneur sebagai sebuah proses dinamis dalam meningkatkan kesejahteraan.
Perkembangan definisi mengarahkan pada definisi baru "perilaku berpikir
strategis dan pengambilan resiko yang dilakukan oleh individu maupun
organisasi". Definisi ini memberikan penjelasan bahwa definisi entrepreneur
Universitas Sumatera Utara
38
adalah individu yang mengambil segala resiko untuk mengejar dan
menjangkau peluang serta situasi yang berbeda dengan kemungkinan
kegagalan dan ancaman serta hambatan.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara
merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran
yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga
dapat diketahui gambaran umum hal yang diteliti.
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha muda yang
memasarkan produknya di media sosial yang jumlahnya 100 orang.
Karakteristik-karakteristik tersebut meliputi jenis kelamin, usia, jenis usaha,
lama usaha, media sosial dan lama penggunaan media sosial yang paling
mempengaruhi pembelian dan frekuensi pembelian. Pada penelitian ini akan
digunakan data tabulasi silang (crosstab), yang hasilnya dapat dilihat di
bawah ini:
1.
Crosstab Jenis Kelamin dan Usia
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan usia dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.1
Crosstab Jenis Kelamin dan Usia
Usia
Total
17-20
21-25
26-30
31-35
laki-laki
10
16
14
0
40
Perempuan
28
20
9
3
60
38
36
23
3
100
jenis_kelamin
Total
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden berusia 17-20 tahun berjumlah
38 responden, dimana 10 responden pria dan 28 responden wanita. Responden
yang berusia 21-25 tahun berjumlah 36 orang, dimana 16 responden pria dan 20
responden wanita. Responden yang berusia 26-30 tahun berjumlah 23 orang,
dimana 14 responden pria dan 9 responden wanita. Responden yang berusia 31-35
tahun berjumlah 3 orang, dimana 0 responden pria dan 3 responden wanita.
Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa responden wanita mendominasi
yaitu sebanyak 60 responden. Dapat terlihat bahwa banyak pengusaha muda saat
ini lebih didominasi oleh wanita daripada pria.
2.
Crosstab Jenis Kelamin dan Jenis Usaha
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan jenis usaha dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Crosstab Jenis Kelamin dan Jenis Usaha
jenis_usaha
Total
Kuliner
Fashion
Jasa
kreatif
Berdagang
laki-laki
12
16
10
1
1
40
Perempuan
9
34
10
4
3
60
50
20
5
4
100
jenis_kelamin
Total
21
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada jenis usaha kuliner
berjumlah 21 responden, dimana 12 responden pria dan 9 responden wanita.
Responden jenis usaha fashion berjumlah 50 orang, dimana 16 responden pria dan
34 responden wanita. Responden jenis usaha jasa berjumlah 20 orang, dimana 10
responden pria dan 10 responden wanita. Responden jenis usaha kreatif berjumlah
5 orang, dimana 1 responden pria dan 4 responden wanita. Responden yang
memiliki jenis usaha berdagang berjumlah 4 orang, dimana 1 responden pria dan 3
responden wanita.
3.
Crosstab Jenis Kelamin dan Lama Usaha
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan lama usaha
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Crosstab Jenis Kelamin dan Lama Usaha
Jenis Kelamin
Lama Usaha
Total
Laki-laki
Perempuan
1 bulan – 6 bulan
6
12
18
7 bulan – 12 bulan
12
20
32
1,1 tahun – 5 tahun
22
25
47
6 tahun – 12 tahun
0
3
3
Total
40
60
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai lama usaha 1 –
6 bulan berjumlah 18 orang responden, dimana 6 responden pria dan 12 responden
wanita. Responden yang lama usahanya selama 7-12 bulan berjumlah 32 orang,
dimana 12 responden pria dan 20 responden wanita. Responden yang lama
usahanya selama 1,1 tahun -5 tahun berjumlah 47 orang, dimana 22 responden
Universitas Sumatera Utara
41
pria dan 25 responden wanita. Responden yang lama usahanya selama 6 - 12
tahun berjumlah 3 orang, dimana 0 responden pria dan 3 responden wanita. Dari
data tersebut, responden yang mendominasi adalah responden yang memiliki lama
usaha 1,1 tahun sampai 5 tahun.
4.
Crosstab Jenis Kelamin dan Media Sosial
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan media sosial yang
paling mempengaruhi pembelian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Crosstab Jenis Kelamin dan Media Sosial
Jenis Kelamin
Media Sosial
Total
Laki-laki
Perempuan
Facebook
7
18
25
Instagram
14
27
41
Path
1
1
2
Twitter
3
3
6
Youtube
0
1
1
Blog
2
0
2
Bbm
7
3
10
Whatsapp
4
3
7
Line
2
4
6
Total
40
60
100
``Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang menggunakan media sosial
Facebook berjumlah 25 responden, dimana 7 responden pria dan 18 responden
wanita. Responden yang menggunakan media sosial instagram berjumlah 41 orang,
dimana 14 responden pria dan 27 responden wanita. Responden yang menggunakan
media sosial path berjumlah 2 orang, dimana 1 responden pria dan 1 responden
wanita. Responden menggunakan media sosial twitter berjumlah 6 orang, dimana 3
responden pria dan 3 responden wanita. Responden menggunakan media sosial
Universitas Sumatera Utara
42
youtube berjumlah 1 orang, dimana 0 responden pria dan 1 responden wanita.
Responden menggunakan media sosial blog berjumlah 2 orang, dimana 2 responden
pria dan 0 responden wanita. Responden menggunakan media sosial Bbm
berjumlah 10 orang, dimana 7 responden pria dan 3 responden wanita. Responden
menggunakan media sosial whatsapp berjumlah 7 orang, dimana 4 responden pria
dan 3 responden wanita. Responden yang menggunakan media sosial line
berjumlah 6 orang, dimana 2 responden tersebut adalah pria dan sisanya 4
responden wanita. Dari data tersebut, responden yang yang pembeliannya
dipengaruhi dari internet (online) merupakan responden yang paling dominan
dengan jumlah 34 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden wanita lebih
mudah dipengaruhi dari internet (online).
5.
Crosstab Jenis Kelamin dan lama penggunaan media sosial
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan penggunaan
media sosial dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Crosstab Jenis Kelamin dan lama penggunaan media sosial
lama_pengguna_media_sosial
Total
3
bulan
tahun
tahun
tahun
tahun
laki-laki
8
10
12
4
6
40
Perempuan
12
22
8
9
9
60
Total
20
32
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
20
13
15
100
jenis_kelamin
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang lama penggunaan media
sosial < 6 bulan yaitu sebanyak 20 orang, dimana 8 responden pria dan 12
reponden wanita, lama penggunaan 6 bulan – 1 tahun yaitu 32 responden untuk
Universitas Sumatera Utara
43
jenis kelamin pria 10 responden dan jenis kelamin wanita 22 responden, lama
penggunaan 1 – 2 tahun yaitu sebanyak 20 responden untuk jenis kelamin pria
12 responden wanita 8 responden, lama usaha 2 sampai 3 tahun yaitu sebanyak
13 responden untuk jenis kelamin pria 4 responden dan wanita sebanyak 9
responden, dan yang terakhir untuk lama usaha >3 tahun yaitu sebanyak 15
responden untuk jenis kelamin pia 6 responden dan wanita 9 responden. Dapat
dilihat bahwa responden yang lebih banyak menggunakan media sosial yaitu
tergolong masih baru yaitu hanya pada 6 bulan – 1 tahun.
6.
Menggunakan Website atau Blogger
Tabel 4.6
Website atau Blogger
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ya
10
10.0
10.0
10.0
Tidak
90
90.0
90.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengusaha muda yang menggunakan
website atau blog, responden yang memilih ya yaitu sebanyak 10 orang sedangkan
responden yang menjawab tidak yaitu sebanyak 90 orang. Dapat dilihat bahwa
responden lebih banyak tidak menggunakan website atau blog dikarenakan para
responden kebanyakan tidak mengetahui bagaimana menggunakan website atau
blog dan juga responden beralasan bahwa menggunakan website atau blog justru
pembuatannya lebih ribet.
Universitas Sumatera Utara
44
7.
Manfaat Media Sosial bagi Bisnis
Tabel 4.7
Manfaat Media Sosial
Manfaat Media sosial
Ya
Tidak
Total
Frequency
Percent
Frequency
Percent
1. Meningkatkan Penjualan
97
97
3
3
100
2. Mengurangi Biaya Promosi
85
85
15
15
100
3. Memperkenalkan produk yang dijual
94
94
6
6
100
4. Pendapat lainnya
13
13
87
87
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa manfaat media sosial dalam meningkatkan
penjualan dimana responden yang mengatakan ya yaitu sebanyak 97 orang dan 3
orang mengatakan tidak, manfaat selanjutnya yaitu mengurangi biaya promosi
dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 85 responden kemudian yang
mengatakan tidak sebanyak 15 orang, memperkenalkan produk yang dijual
dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 94 orang dan yang mengatakan
tidak yaitu 6 orang, yang terakhir untuk pendapat lainnya responden yang
berpendapat ya yaitu sebanyak 13 orang dan 87 orang mengatakan tidak, adapun
yang menjadi manfaat lainnya menurut responden yaitu untuk menarik pelanggan
baru, mempermudah pelanggan untuk membeli, pelanggan dapat melihat barang
atau jasa dari media sosial,pelanggan dapat melihat testimoninya.
Universitas Sumatera Utara
45
8.
Aktivitas menggunakan Media Sosial
Tabel 4.8
Aktivitas Media Sosial
Aktivitas Media sosial
Ya
Tidak
Total
Frequency
Percent
Frequency
Percent
1. Browsing Pasokan Penjualan
75
75
25
15
100
2. Berkomunikasi Dengan Pelanggan
88
88
12
12
100
3. Mempromosikan Produk
93
93
7
7
100
4. Pendapat lainnya
11
11
89
89
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa aktivitas menggunakan Social Media untuk
browsing penjualan dimana responden yang mengatakan ya yaitu sebanyak 75
orang dan 25 orang mengatakan tidak, manfaat selanjutnya yaitu berkomunikasi
dengan pelanggan dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 88 responden
kemudian yang mengatakan tidak sebanyak 12 orang, mempromosikan produk
yang dijual dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 93 orang dan yang
mengatakan tidak yaitu 7 orang, yang terakhir untuk pendapat lainnya responden
yang berpendapat ya yaitu sebanyak 11 orang dan 89 orang mengatakan tidak,
adapun yang menjadi aktivitas lainnya menurut responden yaitu mencari ide untuk
membuat inovasi baru, memperluas jangkauan jaringan, membeli bahan-bahan
untuk pembuatan produk.
4.3
Analisis Deskriptif Variabel
Responden dalam penelitian ini adalah Pengusaha Muda di Kota Medan
yang memasarkan produknya menggunakan media sosial. Terdapat 17 butir
pernyataan; 4 butir pernyataan variabel Consumption (X1), 3 butir pernyataan
variabel Curation (X2), 3 butir pernyataan variabel Creation (X3), 3 butir
Universitas Sumatera Utara
46
pernyataan Collaboration dan 4 butir pernyataan variabel Customer Equity
(Y). Kuesioner disebarkan kepada 100 orang responden. Berikut distribusi
jawaban responden.
4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Consumption
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Consumption
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
0
0
0
0
16
16
28
28
56
56
4.40
2
0
0
1
1
10
10
41
41
48
48
4.36
3
0
0
0
0
9
9
47
47
44
44
4.35
4
0
0
1
1
9
9
41
41
49
49
4.38
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Consumption dalam konteks Social Media adalah proses mengambil,
membaca, melihat, atau mendengarkan isi dari situs perusahaan. Consumption
adalah tahapan pertama untuk selanjutnya memulai aktifitas online lainnya. Halhal yang menjadi bahan consumption adalah sesuatu yang biasanya dapat
disebarkan, bukan sesuatu yang tidak dapat disebarkan seperti jika perusahaan
menyebarkan satu berita tanpa membacanya terlebih dahulu apakah isi dari berita
tersebut memberikan pengaruh pada konsumen atau tidak, maka bisa jadi berita
yang di sebarkan oleh perusahaan tersebut akan sia-sia karena tidak seorang pun
yang mengkonsumsi berita tersebut. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh
dari 100 responden untuk variabel Consumption pada Tabel 4.9, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (saya selalu
menginformasikan produ baru di media sosial) memperlihatkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
47
rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,40 atau mendekati 4. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan Pengusaha muda di
Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa
dengan menginformasikan produk baru di media sosial tentunya pelanggan
akan tertarik untuk membeli produk yang di posting.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (saya selalu
menyampaian produk-produk di media sosial dengan konten yang menarik
dan inovatif) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah
sebesar 4,36 atau mendekati 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
responden yang merupakan pengusaha muda di Kota Medan setuju atas
pernyataan diatas. Pengusaha muda merasa semakin menarik konten yang
dibuat tentunya membuat pelanggan semakin tertarik untuk membeli.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (produk yang
saya sampaikan di media sosial jelas ) memperlihatkan bahwa rata-rata
jawaban responden adalah sebesar 4,35 atau mendekati 4. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa responden yang merupakan pengusaha muda di Kota
Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa jika
produk yang diposting tanpa adanya bukti yang jelas maka pelanggan akan
ragu dengan produk yang ingin dibeli.
4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (pelanggan
mengetahui produk yang saya tawarkan di media sosial) memperlihatkan
bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,38 atau mendekati 4.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan pengusaha
Universitas Sumatera Utara
48
muda di Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden
berpendapat bahwa umumnya pelanggan mengetahui produk-produk yang
telah diberikan baik fungsi maupun manfaatnya.
4.3.2
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Curation
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Curation
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata
skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
5
5
12
12
27
27
37
37
19
19
3.53
2
9
9
6
6
17
17
44
44
24
24
3.68
3
8
8
12
12
27
27
40
40
13
13
3.38
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Curation adalah tindakan dari memilah, menentukan dan melihat atau
dalamkata lain menggambarkan isi dari situs perusahaan. Curation dapat
membuat kandungan situs lebih bermanfaat untuk pihak lain. Curation dapat
menimbulkan ketertarikan seperti ketika seseorang merasa tertarik untuk membeli
suatu buku setelah membaca review orang lain yang dianggap lebih menguasai
bidangnya ada disampulnya. Hal inilah yang dapat curation timbulkan, persepsi
pembeli akan menjadi positif sehingga menimbulkan ketertarikan ketika melihat
dan menilai review yang ditulis oleh orang yang dianggap lebih menguasai suatu
bidang tersebut.. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden
untuk variabel Curation pada Tabel 4.10, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (pelanggan
sering menanggapi pesan mengenai produk yang saya jual di media sosial)
memperlihatkan bahwa terdapat 19 responden mengatakan sangat setuju, 37
Universitas Sumatera Utara
49
responden mengatakan setuju, 27 responden mengatakan kurang setuju, 12
responden mengatakan tidak setuju dan 5 mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal itu
mengindikasikan bahwa beberapa responden tidak merasakan bahwa
pelanggan sering menanggapi produk yang dijual di media sosial karena
adanya beberapa pelanggan yang justru member tanggapan ketika mereka
butuh akan produk tersebut.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (pelanggan
mengikuti Social Media dari usaha yang saya miliki) memperlihatkan
bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 44 responden
mengatakan setuju, 17 responden mengatakan kurang setuju, 6 responden
mengatakan tidak setuju dan 9 responden mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan yang membeli
produk melalui media sosial dari usaha yang dimiliki responden.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 7 (pelanggan
sering
mereview
produk
yang
saya
pasarkan
di
media
sosial)
memperlihatkan bahwa terdapat 13 responden mengatakan sangat setuju, 40
responden mengatakan setuju, 27 responden mengatakan kurang setuju, 12
responden mengatakan tidak setuju dan 8 responden mengatakan sangat tidak
setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan mereview
produk yang diposting oleh responden dan justru hanya memberikan “like”
Universitas Sumatera Utara
50
pada postingan yg dibuat.
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Creation
4.3.3
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Creation
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata
skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
7
7
10
10
17
17
42
42
24
24
3.66
2
7
7
13
13
26
26
30
30
24
24
3.51
3
3
3
13
13
19
19
37
37
28
28
3.74
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Creation adalah tahap berikut setelah curation, dimana creation ini adalah
langkah yang menentukan sedikit banyaknya tanggapan pada suatu kejadian.
Dalam tahap ini perusahaan membiarkan konsumen memilih mana yang disukai
dan yang tidak disukai dengan menawarkan alat, bantuan, contoh, dan fasilitas
lainnya. Semakin sedikit yang usaha yang konsumen lakukan untuk memilih dan
menciptakan sesuatu akan semakin baik. Menjalankan tahapan ini didasarkan
pada pemikiran bahwa manusia gemar untuk membagi informasi tentang apa yang
mereka lakukan dan bicarakan, dan umumnya di usahakan untuk kepentingan
mereka didalam komunitas yang besar. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh
dari 100 responden untuk variabel Curation pada Tabel 4.11, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 8 (pelanggan
merekomendasikan ke pelanggan lain media sosial mengenai produk saya)
memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 42
responden mengatakan setuju, 17 responden mengatakan kurang setuju, 10
Universitas Sumatera Utara
51
responden mengatakan tidak setuju dan 7 mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan merekomendasikan
melalui media sosial mengenai produk yang dijual oleh pengusaha muda.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 9 (pelanggan
menginformasikan keunggulan dari produk saya di media
sosial)
memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 30
responden mengatakan setuju, 26 responden mengatakan kurang setuju, 13
responden mengatakan tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak
setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan menginformasikan
mengenai produk yang dijual oleh responden di media sosial.
3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 10 (pelanggan
sering memberikan informasi mengenai produk saya ke pelanggan lainnya)
memperlihatkan bahwa terdapat 28 responden mengatakan sangat setuju, 37
responden mengatakan setuju, 19 responden mengatakan kurang setuju, 13
responden mengatakan tidak setuju dan 3 responden mengatakan sangat tidak
setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan memberikan
informasi mengenai produk yang dijual pelanggan di media sosial.
Universitas Sumatera Utara
52
4.3.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Collaboration
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Collaboration
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
8
8
14
14
23
23
33
33
24
24
3.57
2
5
5
13
13
18
18
44
44
20
20
3.61
3
10
10
15
15
24
24
28
28
23
23
3.69
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Collaboration adalah hasil dari consumption, curation dan creation
yang memunculkan aktifitas individual yang besar. Seperti jika seorang sudah
melihat suatu video, lalu memberikan penilaian, dan selanjutnya mengunggah
sesuatu, proses ini dapat membangun suatu rantai yang memberikan nilai bagi
perusahaan. Tetapi kolaborasi adalah titik akhir dimana konsumen dan
perusahaan saling terlibat hubungan timbal balik yang nantinya dapat
menghasilkan masukan yang positif bagi perusahaan. Proses ini akan terus
berulang ketika sesuatu konten yang baru akan muncul. Hasil jawaban
kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Collaboration
pada Tabel 4.12, yaitu :
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 11 (pelanggan
berpartisipasi
memberikan
masukan
mengenai
produk
saya)
memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 33
responden mengatakan setuju, 23 responden mengatakan kurang setuju, 14
responden mengatakan tidak setuju dan 8 mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
Universitas Sumatera Utara
53
tersebut mengindikasikan bahwa pelanggan justru hanya sebagai pembeli saja
dan umumnya jarang untuk memberikan masukan.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 12 (saya selalu
bertukar pikiran dengan pelanggan lain untuk memajukan produk yang
saya pasarkan) memperlihatkan bahwa terdapat 20 responden mengatakan
sangat setuju, 44 responden mengatakan setuju, 18 responden mengatakan
kurang setuju, 13 responden mengatakan tidak setuju dan 5 responden
mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa antara
penjual dan pembeli jarang melakukan tukar pikiran dalam memajukan
produk yang dipasarkan.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 13 (saya
bekerjasama dengan pengusaha lain untuk meningkatkan penjualan produk
di media sosial) memperlihatkan bahwa terdapat 23 responden mengatakan
sangat setuju, 28 responden mengatakan setuju, 24 responden mengatakan
kurang setuju, 15 responden mengatakan tidak setuju dan 10 responden
mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju
dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semuanya
responden mau bekerjasama dengan pengusaha lain terkait kesibukan dengan
usaha masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
54
4.3.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Customer Equity
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Customer Equity
STS (1)
TS (2)
KS (3)
S (4)
SS (5)
Item
No.
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
14
2
2%
0
0
6
6%
42
42%
38
38%
4.02
15
7
7%
18
18%
22
22%
36
36%
17
17%
3.38
16
2
2%
19
19%
31
31%
40
40%
8
8%
3.33
17
5
5%
17
17%
20
20%
33
33%
25
25%
5.56
Rata-rata
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Ekuitas konsumen didefinisikan sebagai aset jangka panjang dengan
konsumen yang didasarkan pada hubungan yang telah dibangun dengan baik
sejak semula dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. (Kim and Ko,
2012). Customer Equity menjadi salah satu metode untuk menghubungkan
antara program pemasaran dan tingkat kemungkinan seorang pelanggan
memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa datang. Hasil jawaban
kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Customer Equity
pada Tabel 4.13, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 14 (Saya selalu
memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen) memperlihatkan
bahwa terdapat 38 responden mengatakan sangat setuju, 42 responden
mengatakan setuju, 6 responden mengatakan kurang setuju, 0 responden
mengatakan tidak setuju dan 2 mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa
responden kebanyakan menyatakan sangat setuju dan setuju. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa produk yang diberikan oleh responden bisa
dijamin kualitasnya.
Universitas Sumatera Utara
55
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 15 (pelanggan
mengingat merek yang saya berikan ke mereka) memperlihatkan bahwa
terdapat 17 responden mengatakan sangat setuju, 36 responden mengatakan
setuju, 22 responden mengatakan kurang setuju, 18 responden mengatakan
tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa
responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pelanggan kurang bisa mengingat merek dari
produk yang dibeli.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 16 (konsumen
berbicara mengenai komitmen mereka pada produk saya) memperlihatkan
bahwa terdapat 8 responden mengatakan sangat setuju, 40 responden
mengatakan setuju, 31 responden mengatakan kurang setuju, 19 responden
mengatakan tidak setuju dan 2 responden mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa ada pelanggan yang justru hanya
membeli produk untuk satu kali saja dan setelahnya mencoba mencari
pada penjual yang lain.
4.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 17 (saya selalu
berdiskusi dengan pelanggan) memperlihatkan bahwa terdapat 25 responden
mengatakan sangat setuju, 33 responden mengatakan setuju, 20 responden
mengatakan kurang setuju, 17 responden mengatakan tidak setuju dan 5 responden
mengatakan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa responden
jarang berdiskusi karena tidak memiliki waktu untuk itu.
Universitas Sumatera Utara
56
4.4
Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk melihat apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu menggunakan analisis grafik dan uji
statistik. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika
berbentuk lonceng yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian
dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.1
Histogram
Pada grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel
berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribuis data tersebut tidak miring
ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng
1.
Apabila plot dari keduanya berbentuk linier, maka berindikasi bahwa residual
menyebar normal. Bila pola titik-titik yang terletak selain di ujung-ujung plot
Universitas Sumatera Utara
57
masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari
garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Berikut
adalah hasil Normal P – Plot of Regresson Standardized Residual:
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.2
Normal P – Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.2 tersebut dapat diluhat bahwa titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi
normal. Untuk lebih memastikan, dapat dilakukan uji Kolmogorov Smirnov, dengan
melihat data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan:
1.
Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi
normal.
2.
Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi
normal.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.14
Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
100
a,b
Mean
.0000000
Std.
2.34416654
Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.064
Positive
.063
Negative
-.064
Test Statistic
.064
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,200 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel
residual berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Heteroskedastistas
Prinsip pengujian heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah
adanya gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji
penelitian untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan metode grafik dan statistik, yang menggunakan uji glejser.
1. Pendekatan Grafik
Dengan pendekatan grafik, dapat dilihat pada Gambar 4.3:
Universitas Sumatera Utara
59
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastitas
Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3, dapat dilihat
titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu
Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Pendekatan Statistik
Pendekatan statistik dilakukan dengan uji Glejser. Berikut adalah hasil
dari pengolahannya:
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.15
Uji Glejser
Unstandardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
2.607
1.190
.031
.065
Curation
-.092
Creation
-.027
Consumption
Standardized Coefficients
Collaboration
-.008
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Beta
T
Sig.
2.190
.031
.050
.483
.630
.067
-.183
-1.373
.173
.067
-.058
-.408
.684
.064
-.015
-.118
.906
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel independen, maka ada
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu
penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang, 2017).
Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Social media
marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration
terhadap Customer equity.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada kalangan pengusaha muda yang aktif
memasarkan produknya menggunakan media sosial di Kota Medan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan Juni 2017.
3.3
Batasan Operasional
Dalam Penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable).Defenisi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependent dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang
negatf bagi variabel dependent nantinya (Situmorang dan Lufti, 2015). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Social media marketing
(X), yang meliputi:
23
Universitas Sumatera Utara
24
2.
a.
Consumption (X1)
b.
Curation (X2)
c.
Creation (X3)
d.
Collaboration (X4)
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel ini adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan (Situmorang dan Lufti, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah Customer equity (Y).
3.4
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel-
variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel
memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.
Adapun operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel
Definisi Variabel
Indikator
Skala
Ukur
Interval
Consumption
Tahapan pertama untuk
selanjutnya memulai
aktifitas online lainnya
Proses mengambil, membaca,
melihat atau mendengarkan isi
dari media sosial
Curation
Tindakan dari memilah,
menentukan dan
melihat atau dalam kata
lain menggambarkan isi
dari situs perusahaan
Customer memilih, menyaring,
memberi tanggapan
Interval
Creation
Langkah yang
menentukan sedikit
banyaknya tanggapan
pada suatu kejadian
Penciptaan konten yang dilakukan
oleh konsumen
Interval
Universitas Sumatera Utara
25
Collaboration
Titik akhir dimana
konsumen dan
perusahaan saling
terlibat hubungan
timbale balik yang
nantinya dapat
menghasilkan masukan
positif bagi perusahaan
Terjadi kolaborasi antara
consumption, curation dan
collaboration
Interval
Customer
equity(Y)
aset jangka panjang
dengan konsumen
yang didasarkan pada
hubunganyang telah
dibangun dengan baik
sejak semula dan
sudah berlangsung
dalam waktu yang
lama
Value Equity
Brand Equity
Relationship Equity
Interval
Sumber : Dave and Mckee (2010), Rust, Zeithaml and Lemon (2001), Kim and Ko (2012)
3.5
Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala interval, skala yang memiliki satuan
nominal dan ordinal serta menangkap informasi tentang perbedaan kuantitas suatu
konsep dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya. Seperti halnya ukuran
ordinal, ukuran interval mengurutkan orang atau objek pada interval atau jarak
yang sama. Skala yang di terapkan pada data yang dapat dirangking dan dengan
peringkat tersebut kita bias mengetahui perbedaan di antara peringkat-peringkat
tersebut dan kita bias menghitung besarnya perbedaan itu. Namun harus
diperhatikan bahwa dalam skala ini perbandingan rasio yang ada tidak
diperhitungkan. Skala interval yang digunakan didalam penelitian ini adalah
bersifat favorable dimana :
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No.
Jawaban
Skor
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Kurang Setuju (KS)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
Sumber: Situmorang dan Lufti (2014 )
3.6
1
Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
sebagai objek penelitian (Kuncoro, 2013). Adapun pengertian populasi lainnya
Menurut Bailey dalam Priyono (2016), populasi adalah keseluruhan gejala/satuan
yang ingin diteliti sehingga sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan
terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. Populasi dalam penelitian ini
adalah pengusaha muda di Kota Medan yang memasarkan produknya melalui
media sosial yang tidak diketahui jumlah.
3.6.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengusaha muda yang memasarkan produknya melalui
media sosial, Karena jumlah pengusaha muda yang memasarkan produk di media
sosial tidak diketahui jumlahnya sehingga untuk menentukan sampel digunakan
Universitas Sumatera Utara
27
rumus supramono :
�=
��� 2 ���
Keterangan :
�2
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
Za = nilai standar normal yang besarnya tergantung a
Bila a = 0,05 maka Z = 1,67
Bila a = 0,01 maka z = 1,96
P = proporsi yang diestimasi
q = 1-p
d = penyimpangan yang ditolerir
Karena tidak diketahui nilai p dari penelitian atau literature lain, maka
dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5 dan tingkat error yang di
tentukan (d) adalah 10%.
n=
1,962 .0,5 .0,5
0,12
= 96 orang (angka minimal)
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2012). Jenis non probability sampling yang digunakan adalah jenis
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria dalam penelitian ini yaitu:
1.
Pengusaha Muda yang menjalankan bisnisnya melalui Media Sosial
2.
Umur Pengusaha di bawah 40 tahun
3.
Lama usaha minimal 3 bulan
Universitas Sumatera Utara
28
3.7
Jenis dan Sumber Data
Menurut Situmorang dan Lufti (2015), jenis data yang dilakukan penelitian
adalah :
1.
Data Primer
Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan
untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview,
observasi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori dan data
yang bersumber dari buku-buku dan majalah-majalah.
3.8
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
3.8.1
Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada responden tentang variabel-variabel dalam penelitian. Metode ini
digunakan untuk menyingkap identitas penelitian dan untuk mengungkap
variabel-variabel dalam penelitian.
3.8.2
Wawancara
Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak
yang terkait sesuai dengan topik yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
29
3.8.3
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengumpulkan
dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan informasi
dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.9
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang (2017), validitas menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran
instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur
construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai corrected item – total correlation atau disebut
dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Pengujian
validitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan kriteria
sebagai berikut:
1.
2.
Jika r ≥ 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid.
Jika r < 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan survei, kuisioner diberikan kepada 40 responden yang
diacak secara random untuk menguji valid atau tidaknya seluruh pertanyaan
yang digunakan dalam kuisioner yaitu Social media marketing terdiri dari
consumption, curation, creation dan collaboration terhadap customer equity
Universitas Sumatera Utara
30
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
VAR00001
63.4250
86.302
.433
.905
VAR00002
63.5750
84.969
.469
.904
VAR00003
63.6750
85.661
.484
.904
VAR00004
63.5000
86.769
.413
.905
VAR00005
64.0500
80.767
.632
.899
VAR00006
64.1000
80.708
.663
.898
VAR00007
64.3500
77.669
.728
.896
VAR00008
64.0000
80.769
.610
.900
VAR00009
64.2000
78.113
.796
.894
VAR00010
64.0500
78.562
.730
.896
VAR00011
64.2500
80.756
.600
.900
VAR00012
64.5000
77.590
.583
.902
VAR00013
64.4750
82.358
.375
.909
VAR00014
64.0500
80.921
.648
.899
VAR00015
64.3000
81.703
.527
.903
VAR00016
64.4000
78.554
.733
.896
VAR00017
64.3000
80.779
.460
.906
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Pada Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa seluruh butir pertanyaan adalah
valid, di mana nilai rhitung pada Corrected Item-TotalCorrelation pada
keseluruhan butir adalah lebih besar dari nilai rtabel (0,361) sehingga diperoleh 17
pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Situmorang (2017) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila
suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.
Universitas Sumatera Utara
31
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan
konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil
yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan
disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat
konsisten dari waktu ke waktu.
Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali
saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran reliabilitasnya
menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009) suatu konstruk
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.906
17
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Pada tabel 3.4 ditunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60
artinya reliabilitas sangat baik. Karena itu, seluruh butir pertanyaan yang
berjumlah 17 buah telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk
dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda.
Universitas Sumatera Utara
32
3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing
variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan
minimum (Ghozali, 2013).
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Situmorang (2017), regresi linear berganda ditujukan untuk
menentukan hubungan linear antar beberapa variable bebas yang biasa disebut
X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. hubungan
fungsional antara variabel terikat dan variabel bebas di buat sebagai berikut :
Y= f (X1,X2,X3,X4) ………………………………………………………………………
(3.1)
Y= �0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+Ɛ ………………………………………...
(3.2)
Keterangan:
Y
= Customer equity
�0
= Konstanta
β1
= Koefisien Regresi Variabel X1
X1
= Consumption
β2
= Koefisien Regresi Variabel X2
X2
= Curation
β3
= Koefisien Regresi Variabel X3
X3
= Creation
β4
= Koefisien Regresi Variabel X4
X4
= Collaboration
Ɛ
= standar error
Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak
dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F
Universitas Sumatera Utara
33
hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam analisis
regresi linear berganda memerlukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui
apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi.
3.11 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik akan lebih baik dilakukan sebelum melakukan analisis
regresi. Tujuan dari pelaksanaan uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan kondisi sebenarnya dan
tidak bias sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik meliputi:
3.11.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi
dengan normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%
maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel
residual berdistribusi normal.
3.11.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan
satu kepengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila
varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
34
3.11.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier
yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai
umum yang biasa dipakai adalah Tolerancevalue < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi
terjadi multikolinearitas, jika nilai Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas.
3.12 Uji Hipotesis
3.12.1 Uji Serentak (Uji F)
Pengujian F statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang
menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat.
Hipotesis :
1.
H0 : �1 = �2 = �3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel-variabel
independen
secara
serempak
terhadap
variabel
dependennya.
2.
H1 : minimal �1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel-
variabel independen secara serempak terhadap variabel dependennya.
Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5%
untuk mendapatkan nilai Ftabel, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari
persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut :
H0 diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig F ≥ α (0,05)
Universitas Sumatera Utara
35
H1 diterima, jika Fhitung>Ftabel atau sig F < α (0,05)
3.12.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas seperti Social
media marketing yang terdiri dari consumption (X1), curation (X2), creation (X3) dan
collaboration (X4) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat yaitu Customer equity. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi
sebesar 5% atau 0,5. Dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
1.
H0 : βi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
2.
H1 : βi ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan thitung
dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima, jika thitung ≤ ttabel atau sig t ≥ α (0,05)
H1 diterima, jika thitung > ttabel atau sig t < α (0,05)
3.12.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
antar variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan
asumsi dasar faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan atau tetap. Nilai
variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (r2). Semakin
besar nilai koefisien determinasi, maka menunjukkan bahwa persamaan regresi
yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
4.1.1
Gambaran Umum Pengusaha Muda
Pengusaha Muda (Young Entrepreneur)
Pengertian Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur yang berarti
orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum
mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut
wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian
wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Wiraswasta
tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus
berkembang dan mencoba usaha lainnya.
Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah
wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal,
keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata
wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira
berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau
mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri diatas kaki sendiri atau dengan
kata lain
berdiri diatas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan
mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya
atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki
oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan
36
Universitas Sumatera Utara
37
mengambil
keuntungan
dalam
rangka
meraih
kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti
pejuang yang gagah, luhur, berani, dan pantas menjadi teladan dibidang usaha.
Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani dalam
mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam
menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan
sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan
adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi. Raymond dan russel memberikan definisi tentang wirausaha
dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha yang dinyatakannya sebagai
berikut; An entrepreneur is an independent growth oriented owner operator.
Menurut Joseph Schumpeter menyebutkan "entrepreneur is the person who
perceives an opportunity and creates an organization to pursue it." (bygraye,
1994). Dengan kata lain, seseorang wirausahawan atau entrepreneur harus
memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan. Pada abad ke-20,
konotasi dari entrepreneur yang berarti innovator mulai dikenal. Inovasi adalah
kegiatan memperkenalkan sesuatu yang baru, yang merupakan tugas seseorang
entrepreneur sebagai sebuah proses dinamis dalam meningkatkan kesejahteraan.
Perkembangan definisi mengarahkan pada definisi baru "perilaku berpikir
strategis dan pengambilan resiko yang dilakukan oleh individu maupun
organisasi". Definisi ini memberikan penjelasan bahwa definisi entrepreneur
Universitas Sumatera Utara
38
adalah individu yang mengambil segala resiko untuk mengejar dan
menjangkau peluang serta situasi yang berbeda dengan kemungkinan
kegagalan dan ancaman serta hambatan.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara
merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran
yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga
dapat diketahui gambaran umum hal yang diteliti.
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha muda yang
memasarkan produknya di media sosial yang jumlahnya 100 orang.
Karakteristik-karakteristik tersebut meliputi jenis kelamin, usia, jenis usaha,
lama usaha, media sosial dan lama penggunaan media sosial yang paling
mempengaruhi pembelian dan frekuensi pembelian. Pada penelitian ini akan
digunakan data tabulasi silang (crosstab), yang hasilnya dapat dilihat di
bawah ini:
1.
Crosstab Jenis Kelamin dan Usia
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan usia dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.1
Crosstab Jenis Kelamin dan Usia
Usia
Total
17-20
21-25
26-30
31-35
laki-laki
10
16
14
0
40
Perempuan
28
20
9
3
60
38
36
23
3
100
jenis_kelamin
Total
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden berusia 17-20 tahun berjumlah
38 responden, dimana 10 responden pria dan 28 responden wanita. Responden
yang berusia 21-25 tahun berjumlah 36 orang, dimana 16 responden pria dan 20
responden wanita. Responden yang berusia 26-30 tahun berjumlah 23 orang,
dimana 14 responden pria dan 9 responden wanita. Responden yang berusia 31-35
tahun berjumlah 3 orang, dimana 0 responden pria dan 3 responden wanita.
Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa responden wanita mendominasi
yaitu sebanyak 60 responden. Dapat terlihat bahwa banyak pengusaha muda saat
ini lebih didominasi oleh wanita daripada pria.
2.
Crosstab Jenis Kelamin dan Jenis Usaha
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan jenis usaha dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Crosstab Jenis Kelamin dan Jenis Usaha
jenis_usaha
Total
Kuliner
Fashion
Jasa
kreatif
Berdagang
laki-laki
12
16
10
1
1
40
Perempuan
9
34
10
4
3
60
50
20
5
4
100
jenis_kelamin
Total
21
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada jenis usaha kuliner
berjumlah 21 responden, dimana 12 responden pria dan 9 responden wanita.
Responden jenis usaha fashion berjumlah 50 orang, dimana 16 responden pria dan
34 responden wanita. Responden jenis usaha jasa berjumlah 20 orang, dimana 10
responden pria dan 10 responden wanita. Responden jenis usaha kreatif berjumlah
5 orang, dimana 1 responden pria dan 4 responden wanita. Responden yang
memiliki jenis usaha berdagang berjumlah 4 orang, dimana 1 responden pria dan 3
responden wanita.
3.
Crosstab Jenis Kelamin dan Lama Usaha
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan lama usaha
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Crosstab Jenis Kelamin dan Lama Usaha
Jenis Kelamin
Lama Usaha
Total
Laki-laki
Perempuan
1 bulan – 6 bulan
6
12
18
7 bulan – 12 bulan
12
20
32
1,1 tahun – 5 tahun
22
25
47
6 tahun – 12 tahun
0
3
3
Total
40
60
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai lama usaha 1 –
6 bulan berjumlah 18 orang responden, dimana 6 responden pria dan 12 responden
wanita. Responden yang lama usahanya selama 7-12 bulan berjumlah 32 orang,
dimana 12 responden pria dan 20 responden wanita. Responden yang lama
usahanya selama 1,1 tahun -5 tahun berjumlah 47 orang, dimana 22 responden
Universitas Sumatera Utara
41
pria dan 25 responden wanita. Responden yang lama usahanya selama 6 - 12
tahun berjumlah 3 orang, dimana 0 responden pria dan 3 responden wanita. Dari
data tersebut, responden yang mendominasi adalah responden yang memiliki lama
usaha 1,1 tahun sampai 5 tahun.
4.
Crosstab Jenis Kelamin dan Media Sosial
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan media sosial yang
paling mempengaruhi pembelian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Crosstab Jenis Kelamin dan Media Sosial
Jenis Kelamin
Media Sosial
Total
Laki-laki
Perempuan
7
18
25
14
27
41
Path
1
1
2
3
3
6
Youtube
0
1
1
Blog
2
0
2
Bbm
7
3
10
4
3
7
Line
2
4
6
Total
40
60
100
``Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang menggunakan media sosial
Facebook berjumlah 25 responden, dimana 7 responden pria dan 18 responden
wanita. Responden yang menggunakan media sosial instagram berjumlah 41 orang,
dimana 14 responden pria dan 27 responden wanita. Responden yang menggunakan
media sosial path berjumlah 2 orang, dimana 1 responden pria dan 1 responden
wanita. Responden menggunakan media sosial twitter berjumlah 6 orang, dimana 3
responden pria dan 3 responden wanita. Responden menggunakan media sosial
Universitas Sumatera Utara
42
youtube berjumlah 1 orang, dimana 0 responden pria dan 1 responden wanita.
Responden menggunakan media sosial blog berjumlah 2 orang, dimana 2 responden
pria dan 0 responden wanita. Responden menggunakan media sosial Bbm
berjumlah 10 orang, dimana 7 responden pria dan 3 responden wanita. Responden
menggunakan media sosial whatsapp berjumlah 7 orang, dimana 4 responden pria
dan 3 responden wanita. Responden yang menggunakan media sosial line
berjumlah 6 orang, dimana 2 responden tersebut adalah pria dan sisanya 4
responden wanita. Dari data tersebut, responden yang yang pembeliannya
dipengaruhi dari internet (online) merupakan responden yang paling dominan
dengan jumlah 34 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden wanita lebih
mudah dipengaruhi dari internet (online).
5.
Crosstab Jenis Kelamin dan lama penggunaan media sosial
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan penggunaan
media sosial dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Crosstab Jenis Kelamin dan lama penggunaan media sosial
lama_pengguna_media_sosial
Total
3
bulan
tahun
tahun
tahun
tahun
laki-laki
8
10
12
4
6
40
Perempuan
12
22
8
9
9
60
Total
20
32
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
20
13
15
100
jenis_kelamin
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang lama penggunaan media
sosial < 6 bulan yaitu sebanyak 20 orang, dimana 8 responden pria dan 12
reponden wanita, lama penggunaan 6 bulan – 1 tahun yaitu 32 responden untuk
Universitas Sumatera Utara
43
jenis kelamin pria 10 responden dan jenis kelamin wanita 22 responden, lama
penggunaan 1 – 2 tahun yaitu sebanyak 20 responden untuk jenis kelamin pria
12 responden wanita 8 responden, lama usaha 2 sampai 3 tahun yaitu sebanyak
13 responden untuk jenis kelamin pria 4 responden dan wanita sebanyak 9
responden, dan yang terakhir untuk lama usaha >3 tahun yaitu sebanyak 15
responden untuk jenis kelamin pia 6 responden dan wanita 9 responden. Dapat
dilihat bahwa responden yang lebih banyak menggunakan media sosial yaitu
tergolong masih baru yaitu hanya pada 6 bulan – 1 tahun.
6.
Menggunakan Website atau Blogger
Tabel 4.6
Website atau Blogger
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ya
10
10.0
10.0
10.0
Tidak
90
90.0
90.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengusaha muda yang menggunakan
website atau blog, responden yang memilih ya yaitu sebanyak 10 orang sedangkan
responden yang menjawab tidak yaitu sebanyak 90 orang. Dapat dilihat bahwa
responden lebih banyak tidak menggunakan website atau blog dikarenakan para
responden kebanyakan tidak mengetahui bagaimana menggunakan website atau
blog dan juga responden beralasan bahwa menggunakan website atau blog justru
pembuatannya lebih ribet.
Universitas Sumatera Utara
44
7.
Manfaat Media Sosial bagi Bisnis
Tabel 4.7
Manfaat Media Sosial
Manfaat Media sosial
Ya
Tidak
Total
Frequency
Percent
Frequency
Percent
1. Meningkatkan Penjualan
97
97
3
3
100
2. Mengurangi Biaya Promosi
85
85
15
15
100
3. Memperkenalkan produk yang dijual
94
94
6
6
100
4. Pendapat lainnya
13
13
87
87
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa manfaat media sosial dalam meningkatkan
penjualan dimana responden yang mengatakan ya yaitu sebanyak 97 orang dan 3
orang mengatakan tidak, manfaat selanjutnya yaitu mengurangi biaya promosi
dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 85 responden kemudian yang
mengatakan tidak sebanyak 15 orang, memperkenalkan produk yang dijual
dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 94 orang dan yang mengatakan
tidak yaitu 6 orang, yang terakhir untuk pendapat lainnya responden yang
berpendapat ya yaitu sebanyak 13 orang dan 87 orang mengatakan tidak, adapun
yang menjadi manfaat lainnya menurut responden yaitu untuk menarik pelanggan
baru, mempermudah pelanggan untuk membeli, pelanggan dapat melihat barang
atau jasa dari media sosial,pelanggan dapat melihat testimoninya.
Universitas Sumatera Utara
45
8.
Aktivitas menggunakan Media Sosial
Tabel 4.8
Aktivitas Media Sosial
Aktivitas Media sosial
Ya
Tidak
Total
Frequency
Percent
Frequency
Percent
1. Browsing Pasokan Penjualan
75
75
25
15
100
2. Berkomunikasi Dengan Pelanggan
88
88
12
12
100
3. Mempromosikan Produk
93
93
7
7
100
4. Pendapat lainnya
11
11
89
89
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa aktivitas menggunakan Social Media untuk
browsing penjualan dimana responden yang mengatakan ya yaitu sebanyak 75
orang dan 25 orang mengatakan tidak, manfaat selanjutnya yaitu berkomunikasi
dengan pelanggan dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 88 responden
kemudian yang mengatakan tidak sebanyak 12 orang, mempromosikan produk
yang dijual dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 93 orang dan yang
mengatakan tidak yaitu 7 orang, yang terakhir untuk pendapat lainnya responden
yang berpendapat ya yaitu sebanyak 11 orang dan 89 orang mengatakan tidak,
adapun yang menjadi aktivitas lainnya menurut responden yaitu mencari ide untuk
membuat inovasi baru, memperluas jangkauan jaringan, membeli bahan-bahan
untuk pembuatan produk.
4.3
Analisis Deskriptif Variabel
Responden dalam penelitian ini adalah Pengusaha Muda di Kota Medan
yang memasarkan produknya menggunakan media sosial. Terdapat 17 butir
pernyataan; 4 butir pernyataan variabel Consumption (X1), 3 butir pernyataan
variabel Curation (X2), 3 butir pernyataan variabel Creation (X3), 3 butir
Universitas Sumatera Utara
46
pernyataan Collaboration dan 4 butir pernyataan variabel Customer Equity
(Y). Kuesioner disebarkan kepada 100 orang responden. Berikut distribusi
jawaban responden.
4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Consumption
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Consumption
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
0
0
0
0
16
16
28
28
56
56
4.40
2
0
0
1
1
10
10
41
41
48
48
4.36
3
0
0
0
0
9
9
47
47
44
44
4.35
4
0
0
1
1
9
9
41
41
49
49
4.38
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Consumption dalam konteks Social Media adalah proses mengambil,
membaca, melihat, atau mendengarkan isi dari situs perusahaan. Consumption
adalah tahapan pertama untuk selanjutnya memulai aktifitas online lainnya. Halhal yang menjadi bahan consumption adalah sesuatu yang biasanya dapat
disebarkan, bukan sesuatu yang tidak dapat disebarkan seperti jika perusahaan
menyebarkan satu berita tanpa membacanya terlebih dahulu apakah isi dari berita
tersebut memberikan pengaruh pada konsumen atau tidak, maka bisa jadi berita
yang di sebarkan oleh perusahaan tersebut akan sia-sia karena tidak seorang pun
yang mengkonsumsi berita tersebut. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh
dari 100 responden untuk variabel Consumption pada Tabel 4.9, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (saya selalu
menginformasikan produ baru di media sosial) memperlihatkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
47
rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,40 atau mendekati 4. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan Pengusaha muda di
Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa
dengan menginformasikan produk baru di media sosial tentunya pelanggan
akan tertarik untuk membeli produk yang di posting.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (saya selalu
menyampaian produk-produk di media sosial dengan konten yang menarik
dan inovatif) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah
sebesar 4,36 atau mendekati 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
responden yang merupakan pengusaha muda di Kota Medan setuju atas
pernyataan diatas. Pengusaha muda merasa semakin menarik konten yang
dibuat tentunya membuat pelanggan semakin tertarik untuk membeli.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (produk yang
saya sampaikan di media sosial jelas ) memperlihatkan bahwa rata-rata
jawaban responden adalah sebesar 4,35 atau mendekati 4. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa responden yang merupakan pengusaha muda di Kota
Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa jika
produk yang diposting tanpa adanya bukti yang jelas maka pelanggan akan
ragu dengan produk yang ingin dibeli.
4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (pelanggan
mengetahui produk yang saya tawarkan di media sosial) memperlihatkan
bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,38 atau mendekati 4.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan pengusaha
Universitas Sumatera Utara
48
muda di Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden
berpendapat bahwa umumnya pelanggan mengetahui produk-produk yang
telah diberikan baik fungsi maupun manfaatnya.
4.3.2
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Curation
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Curation
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata
skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
5
5
12
12
27
27
37
37
19
19
3.53
2
9
9
6
6
17
17
44
44
24
24
3.68
3
8
8
12
12
27
27
40
40
13
13
3.38
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Curation adalah tindakan dari memilah, menentukan dan melihat atau
dalamkata lain menggambarkan isi dari situs perusahaan. Curation dapat
membuat kandungan situs lebih bermanfaat untuk pihak lain. Curation dapat
menimbulkan ketertarikan seperti ketika seseorang merasa tertarik untuk membeli
suatu buku setelah membaca review orang lain yang dianggap lebih menguasai
bidangnya ada disampulnya. Hal inilah yang dapat curation timbulkan, persepsi
pembeli akan menjadi positif sehingga menimbulkan ketertarikan ketika melihat
dan menilai review yang ditulis oleh orang yang dianggap lebih menguasai suatu
bidang tersebut.. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden
untuk variabel Curation pada Tabel 4.10, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (pelanggan
sering menanggapi pesan mengenai produk yang saya jual di media sosial)
memperlihatkan bahwa terdapat 19 responden mengatakan sangat setuju, 37
Universitas Sumatera Utara
49
responden mengatakan setuju, 27 responden mengatakan kurang setuju, 12
responden mengatakan tidak setuju dan 5 mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal itu
mengindikasikan bahwa beberapa responden tidak merasakan bahwa
pelanggan sering menanggapi produk yang dijual di media sosial karena
adanya beberapa pelanggan yang justru member tanggapan ketika mereka
butuh akan produk tersebut.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (pelanggan
mengikuti Social Media dari usaha yang saya miliki) memperlihatkan
bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 44 responden
mengatakan setuju, 17 responden mengatakan kurang setuju, 6 responden
mengatakan tidak setuju dan 9 responden mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan yang membeli
produk melalui media sosial dari usaha yang dimiliki responden.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 7 (pelanggan
sering
mereview
produk
yang
saya
pasarkan
di
media
sosial)
memperlihatkan bahwa terdapat 13 responden mengatakan sangat setuju, 40
responden mengatakan setuju, 27 responden mengatakan kurang setuju, 12
responden mengatakan tidak setuju dan 8 responden mengatakan sangat tidak
setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan mereview
produk yang diposting oleh responden dan justru hanya memberikan “like”
Universitas Sumatera Utara
50
pada postingan yg dibuat.
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Creation
4.3.3
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Creation
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata
skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
7
7
10
10
17
17
42
42
24
24
3.66
2
7
7
13
13
26
26
30
30
24
24
3.51
3
3
3
13
13
19
19
37
37
28
28
3.74
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Creation adalah tahap berikut setelah curation, dimana creation ini adalah
langkah yang menentukan sedikit banyaknya tanggapan pada suatu kejadian.
Dalam tahap ini perusahaan membiarkan konsumen memilih mana yang disukai
dan yang tidak disukai dengan menawarkan alat, bantuan, contoh, dan fasilitas
lainnya. Semakin sedikit yang usaha yang konsumen lakukan untuk memilih dan
menciptakan sesuatu akan semakin baik. Menjalankan tahapan ini didasarkan
pada pemikiran bahwa manusia gemar untuk membagi informasi tentang apa yang
mereka lakukan dan bicarakan, dan umumnya di usahakan untuk kepentingan
mereka didalam komunitas yang besar. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh
dari 100 responden untuk variabel Curation pada Tabel 4.11, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 8 (pelanggan
merekomendasikan ke pelanggan lain media sosial mengenai produk saya)
memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 42
responden mengatakan setuju, 17 responden mengatakan kurang setuju, 10
Universitas Sumatera Utara
51
responden mengatakan tidak setuju dan 7 mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan merekomendasikan
melalui media sosial mengenai produk yang dijual oleh pengusaha muda.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 9 (pelanggan
menginformasikan keunggulan dari produk saya di media
sosial)
memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 30
responden mengatakan setuju, 26 responden mengatakan kurang setuju, 13
responden mengatakan tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak
setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan menginformasikan
mengenai produk yang dijual oleh responden di media sosial.
3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 10 (pelanggan
sering memberikan informasi mengenai produk saya ke pelanggan lainnya)
memperlihatkan bahwa terdapat 28 responden mengatakan sangat setuju, 37
responden mengatakan setuju, 19 responden mengatakan kurang setuju, 13
responden mengatakan tidak setuju dan 3 responden mengatakan sangat tidak
setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan memberikan
informasi mengenai produk yang dijual pelanggan di media sosial.
Universitas Sumatera Utara
52
4.3.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Collaboration
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Collaboration
STS
TS
KS
S
SS
Item No.
Rata-rata
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
8
8
14
14
23
23
33
33
24
24
3.57
2
5
5
13
13
18
18
44
44
20
20
3.61
3
10
10
15
15
24
24
28
28
23
23
3.69
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Collaboration adalah hasil dari consumption, curation dan creation
yang memunculkan aktifitas individual yang besar. Seperti jika seorang sudah
melihat suatu video, lalu memberikan penilaian, dan selanjutnya mengunggah
sesuatu, proses ini dapat membangun suatu rantai yang memberikan nilai bagi
perusahaan. Tetapi kolaborasi adalah titik akhir dimana konsumen dan
perusahaan saling terlibat hubungan timbal balik yang nantinya dapat
menghasilkan masukan yang positif bagi perusahaan. Proses ini akan terus
berulang ketika sesuatu konten yang baru akan muncul. Hasil jawaban
kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Collaboration
pada Tabel 4.12, yaitu :
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 11 (pelanggan
berpartisipasi
memberikan
masukan
mengenai
produk
saya)
memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 33
responden mengatakan setuju, 23 responden mengatakan kurang setuju, 14
responden mengatakan tidak setuju dan 8 mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
Universitas Sumatera Utara
53
tersebut mengindikasikan bahwa pelanggan justru hanya sebagai pembeli saja
dan umumnya jarang untuk memberikan masukan.
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 12 (saya selalu
bertukar pikiran dengan pelanggan lain untuk memajukan produk yang
saya pasarkan) memperlihatkan bahwa terdapat 20 responden mengatakan
sangat setuju, 44 responden mengatakan setuju, 18 responden mengatakan
kurang setuju, 13 responden mengatakan tidak setuju dan 5 responden
mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa antara
penjual dan pembeli jarang melakukan tukar pikiran dalam memajukan
produk yang dipasarkan.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 13 (saya
bekerjasama dengan pengusaha lain untuk meningkatkan penjualan produk
di media sosial) memperlihatkan bahwa terdapat 23 responden mengatakan
sangat setuju, 28 responden mengatakan setuju, 24 responden mengatakan
kurang setuju, 15 responden mengatakan tidak setuju dan 10 responden
mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju
dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semuanya
responden mau bekerjasama dengan pengusaha lain terkait kesibukan dengan
usaha masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
54
4.3.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Customer Equity
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Customer Equity
STS (1)
TS (2)
KS (3)
S (4)
SS (5)
Item
No.
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
14
2
2%
0
0
6
6%
42
42%
38
38%
4.02
15
7
7%
18
18%
22
22%
36
36%
17
17%
3.38
16
2
2%
19
19%
31
31%
40
40%
8
8%
3.33
17
5
5%
17
17%
20
20%
33
33%
25
25%
5.56
Rata-rata
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Ekuitas konsumen didefinisikan sebagai aset jangka panjang dengan
konsumen yang didasarkan pada hubungan yang telah dibangun dengan baik
sejak semula dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. (Kim and Ko,
2012). Customer Equity menjadi salah satu metode untuk menghubungkan
antara program pemasaran dan tingkat kemungkinan seorang pelanggan
memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa datang. Hasil jawaban
kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Customer Equity
pada Tabel 4.13, yaitu:
1.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 14 (Saya selalu
memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen) memperlihatkan
bahwa terdapat 38 responden mengatakan sangat setuju, 42 responden
mengatakan setuju, 6 responden mengatakan kurang setuju, 0 responden
mengatakan tidak setuju dan 2 mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa
responden kebanyakan menyatakan sangat setuju dan setuju. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa produk yang diberikan oleh responden bisa
dijamin kualitasnya.
Universitas Sumatera Utara
55
2.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 15 (pelanggan
mengingat merek yang saya berikan ke mereka) memperlihatkan bahwa
terdapat 17 responden mengatakan sangat setuju, 36 responden mengatakan
setuju, 22 responden mengatakan kurang setuju, 18 responden mengatakan
tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa
responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pelanggan kurang bisa mengingat merek dari
produk yang dibeli.
3.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 16 (konsumen
berbicara mengenai komitmen mereka pada produk saya) memperlihatkan
bahwa terdapat 8 responden mengatakan sangat setuju, 40 responden
mengatakan setuju, 31 responden mengatakan kurang setuju, 19 responden
mengatakan tidak setuju dan 2 responden mengatakan sangat tidak setuju.
Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa ada pelanggan yang justru hanya
membeli produk untuk satu kali saja dan setelahnya mencoba mencari
pada penjual yang lain.
4.
Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 17 (saya selalu
berdiskusi dengan pelanggan) memperlihatkan bahwa terdapat 25 responden
mengatakan sangat setuju, 33 responden mengatakan setuju, 20 responden
mengatakan kurang setuju, 17 responden mengatakan tidak setuju dan 5 responden
mengatakan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa responden
jarang berdiskusi karena tidak memiliki waktu untuk itu.
Universitas Sumatera Utara
56
4.4
Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk melihat apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu menggunakan analisis grafik dan uji
statistik. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika
berbentuk lonceng yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian
dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.1
Histogram
Pada grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel
berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribuis data tersebut tidak miring
ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng
1.
Apabila plot dari keduanya berbentuk linier, maka berindikasi bahwa residual
menyebar normal. Bila pola titik-titik yang terletak selain di ujung-ujung plot
Universitas Sumatera Utara
57
masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari
garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Berikut
adalah hasil Normal P – Plot of Regresson Standardized Residual:
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.2
Normal P – Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.2 tersebut dapat diluhat bahwa titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi
normal. Untuk lebih memastikan, dapat dilakukan uji Kolmogorov Smirnov, dengan
melihat data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan:
1.
Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi
normal.
2.
Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi
normal.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.14
Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
100
a,b
Mean
.0000000
Std.
2.34416654
Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.064
Positive
.063
Negative
-.064
Test Statistic
.064
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,200 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel
residual berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Heteroskedastistas
Prinsip pengujian heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah
adanya gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji
penelitian untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan metode grafik dan statistik, yang menggunakan uji glejser.
1. Pendekatan Grafik
Dengan pendekatan grafik, dapat dilihat pada Gambar 4.3:
Universitas Sumatera Utara
59
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastitas
Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3, dapat dilihat
titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu
Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Pendekatan Statistik
Pendekatan statistik dilakukan dengan uji Glejser. Berikut adalah hasil
dari pengolahannya:
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.15
Uji Glejser
Unstandardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
2.607
1.190
.031
.065
Curation
-.092
Creation
-.027
Consumption
Standardized Coefficients
Collaboration
-.008
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Beta
T
Sig.
2.190
.031
.050
.483
.630
.067
-.183
-1.373
.173
.067
-.058
-.408
.684
.064
-.015
-.118
.906
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel independen, maka ada