MACAM MACAM PROBLEMA DAN PRAKTIK BK
MACAM-MACAM PROBLEM DAN
PRAKTIK BK
MACAM-MACAM PROBLEM SISWA
1.
2.
3.
4.
5.
MASALAH TERKAIT BIDANG BELAJAR
MASALAH TERKAIT BIDANG PRIBADI
MASALAH TERKAIT BIDANG SOSIAL
MASALAH TERKAIT BIDANG KARIER
MASALAH TERKAIT DENGAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA
6. MASALAH TERKAIT DENGAN KEHIDUPAN
BERAGAMA
PRAKTIK DALAM BK
Tujuan bereksperimen dalam praktik
bimbingan dan konseling (BK) adalah
menemukan,
menentukan
dan
menetapkan siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar.
Cara mengidentifikasi siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar
1. Mengenali kesulitan belajar siswa melalui analisis perilaku
a. Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
b. Ketekunan dan kehadiran dalam mengikuti pelajaran
c. Partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok
d. Partisipasi dan kontribusi dalam pemecahan masalah
e. Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosial
2. Mengenali kesulitan belajar melalui analisis perilaku
f. Penilaian acuan patokan (Criteria Reference Evaluation)
Langkah-langkahnya:
1) Menentukan angka minimal sebagai batas lulus (misalnya nilai 6)
2) Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus yang telah ditetapkan
3) Mencatat dan mengidentifikasi siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai batas
lulus sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar
4) Menentukan prioritas bantuan berdasarkan besarnya selisih nilai yang diperoleh
siswa dengan nilai batas lulus
b. Penilaian Acuan Normal (Norm Referenced
Evaluation)
Langkah-langkahnya:
1) Mencari atau menghitung nilai rata-rata atau
kelompok
2) Menandai siswa yang nilai prestasinya di
bawah rata-rata prestasi kelas
3) Menentukan prioritas bantuan
Teknik mengidentifikasi kesulita belajar siswa
1. Teknik Non Tes
a. Metode Wawancara
aspek yang ditanyakan: faktor penyebab kesulitan belajar
b. Metode Observasi
Aspek yang perlu diobservasi:
1) Kebiasaan dalam menyelesaikan tugas belajar
2) Ketekunan dalam belajar
3) Keterlibatan dalam proses belajar dan mengeajar
4) Cara mereaksi stimulus
5) Hubungan sosial siswa
6) kondisi fisiologis dan psikologis siswa
7) sarana belajar yang dimiliki
2. Teknik Non Tes
a. Tes hasil belajar
1) Tes diagnostik
2) Tes formatif
3) Tes sumatif
b. Tes psikologis
4) Tes Intellegensi Umum
5) Tes Bakat Khusus
6) Tes Kepribadian
Langkah-langkah diagnos
1. Melokalisasi letak kesulitan belajar
a. Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
b. Mendeteksi ruang lingkup bahan pelajaran yang mana siswa
mengalami kesulitan belajar
2. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
c. Faktor internal
1) Fisiologis: inteligensi, hambatan persepsi (gangguan perceptual
modally concept, gangguan overloadig perceptual system), hambatan
penglihatan dan pendengaran (panca indera), gizi (makanan dan
minuman), kecanduan (alkohol, narkoba), kecapaian/kelelahan.
2) Psikologis: minat, bakat, kepribadian, kebiasaan belajar, motivasi
belajar, cita-cita, rasa percaya diri, rasa ingin tahun, salah jurusan,
kebiasaan buruk (agresif, pemarah, mudah tersinggung, menguasai
siswa lain, sombong, iri hati, pemalu, sukar bergaul, penyendiri,
berusaha selalu menarik perhatian orang lain.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan: harapan orang tua terlalu tinggi tidak seuai
dengan kemampuan anak, kurang perhatian dari orang tua,
konflik keluarga (ketidakharmonisan orang tua/broken
home), kondisi sosial ekonomi keluarga, budaya di
lingkungan masyrakatnya, kegiatan luar akademik yang
diikuti, lingkungan pergaula sosial di sekolah ataupun di
luar sekolah (teman-temannya, pacarnya/pergaulan
bebas).
2) Instrumen belajar: fasilitas belajar (gedung sekolah, buku
pelajaran dan media penunjang lainnya), keurukulum
sekolah, guru, kebijakan penilaian.
c. Kesulita n belajar khusus
Disleksia, Diskalkulia, Gangguan Perkembangan Persepsi
Langkah-langkah Melakukan Prognosis
1. Memperkirakan alternatif bantuan
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau
tidak
b. Berapa laa waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa
tertentu
c. Kapan dan di mana bantuan itu dapat diberikan
d. Siapa yang dapat memberikan bantuan
e. Bagaimana cara menolong siswayang efektif, sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan
f. Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong siswa dan apakah
sumbangan/peranan yang dapat diberikan oleh masing-masing pihak.
2. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar
a. Mengadakan rapat staf Bimbingan dan Konseling (jika diperlukan)
b. Menyusun rencana yang berisi tentang beberapa alternatif yang mungkin dilakukn
untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa.rencana tersebut berisi:
1) cara-cara yang harus ditempuh untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa
2) Bantuan yang diberikan disesuaikan dengan jenis kesulitan yang dialami siswa
3) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang lagi.
3. Tindak lanjut
Langkah-langkahnya:
a. Memberikan dan melaksanakan bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar, dapat
berupa pengajaran remedial.
b. Melibatkan berbagai pihak yang dapat memberikan
bantuan kepada siswa tersebut.
c. Senantiasa mengikuti perkembangan kemajuan
yang dicapai siswa (pemahaman ataupun evaluasi
program bantuan yang diberikan).
d. Melakukan alih tangan (referal) apabila kesulitan
siswa tidak dapat ditangani sendiri.
Praktik layanan bimbingan belajar
Layanan bimbingan belajar dapat diberikan
melalui pendekatan, yakni:
1. Pendekatan individual
2. Pendekatan
kelompok,
yaitu
melalui
informasi, home room, diskusi, belajar dan
bekerja kelompok, karya wisata, pengajaran
remedial
Jenis layanan bimbingan belajar
1. Non psikologis, malalui:
a. Perbaikan cara belajar siswa
b. Perbaikan cara mengajar guru
2. psikologis, melalui:
c. Peningkatan
motivasi
belajar/motivasi
berprestasi,
dengan
memberikan
ganjaran/hukuman, persaingan/kompetisi, atau
pemberitahuan hasil tes
d. Penanaman prinsip-prinsi belajar
Kegiatan pendukung dalam bimbingan belajar
1.
2.
3.
4.
5.
Aplikasi instrumentasi
Himpunan data
Konferensi kasus
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
Materi layanan bimbingan belajar
1. Peningkatan motivasi belajar siswa
2. Peningkatan keterampilan belajar
3. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik
4. Pengajaran perbaikan (remedial teaching)
Satuan layanan bimbingan belajar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Model satlan 1 (satuan layanan BK)
Model satlan 2 (pengajaran perbaikan
Model satlan 3 (program pengayaan)
Model satkung 1 (aplikasi instrumentasi)
Model satkung 2 (konferensi kasus)
Model satkung 3 (kunjungan rumah)
Model satkung 4 (alih tangan kasus)
Tindak lanjut layanan bimbingan belajar
1. Mengetes kembali hasil belajar siswa dalam bidang
studi yang dianggap sulit
2. Melakukan wawancara dengan siswa yang
bersangkutan untuk mengetahui pendapat siswa
tentang kesulitannya
3. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai
perubahan yang terjadi
4. Menganalisis hasil belajar yang telah dicapai dan
informasi lainnya
5. Observasi kegiatan siswa dalam belajar
PRAKTIK BK
MACAM-MACAM PROBLEM SISWA
1.
2.
3.
4.
5.
MASALAH TERKAIT BIDANG BELAJAR
MASALAH TERKAIT BIDANG PRIBADI
MASALAH TERKAIT BIDANG SOSIAL
MASALAH TERKAIT BIDANG KARIER
MASALAH TERKAIT DENGAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA
6. MASALAH TERKAIT DENGAN KEHIDUPAN
BERAGAMA
PRAKTIK DALAM BK
Tujuan bereksperimen dalam praktik
bimbingan dan konseling (BK) adalah
menemukan,
menentukan
dan
menetapkan siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar.
Cara mengidentifikasi siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar
1. Mengenali kesulitan belajar siswa melalui analisis perilaku
a. Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
b. Ketekunan dan kehadiran dalam mengikuti pelajaran
c. Partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok
d. Partisipasi dan kontribusi dalam pemecahan masalah
e. Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosial
2. Mengenali kesulitan belajar melalui analisis perilaku
f. Penilaian acuan patokan (Criteria Reference Evaluation)
Langkah-langkahnya:
1) Menentukan angka minimal sebagai batas lulus (misalnya nilai 6)
2) Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus yang telah ditetapkan
3) Mencatat dan mengidentifikasi siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai batas
lulus sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar
4) Menentukan prioritas bantuan berdasarkan besarnya selisih nilai yang diperoleh
siswa dengan nilai batas lulus
b. Penilaian Acuan Normal (Norm Referenced
Evaluation)
Langkah-langkahnya:
1) Mencari atau menghitung nilai rata-rata atau
kelompok
2) Menandai siswa yang nilai prestasinya di
bawah rata-rata prestasi kelas
3) Menentukan prioritas bantuan
Teknik mengidentifikasi kesulita belajar siswa
1. Teknik Non Tes
a. Metode Wawancara
aspek yang ditanyakan: faktor penyebab kesulitan belajar
b. Metode Observasi
Aspek yang perlu diobservasi:
1) Kebiasaan dalam menyelesaikan tugas belajar
2) Ketekunan dalam belajar
3) Keterlibatan dalam proses belajar dan mengeajar
4) Cara mereaksi stimulus
5) Hubungan sosial siswa
6) kondisi fisiologis dan psikologis siswa
7) sarana belajar yang dimiliki
2. Teknik Non Tes
a. Tes hasil belajar
1) Tes diagnostik
2) Tes formatif
3) Tes sumatif
b. Tes psikologis
4) Tes Intellegensi Umum
5) Tes Bakat Khusus
6) Tes Kepribadian
Langkah-langkah diagnos
1. Melokalisasi letak kesulitan belajar
a. Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
b. Mendeteksi ruang lingkup bahan pelajaran yang mana siswa
mengalami kesulitan belajar
2. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
c. Faktor internal
1) Fisiologis: inteligensi, hambatan persepsi (gangguan perceptual
modally concept, gangguan overloadig perceptual system), hambatan
penglihatan dan pendengaran (panca indera), gizi (makanan dan
minuman), kecanduan (alkohol, narkoba), kecapaian/kelelahan.
2) Psikologis: minat, bakat, kepribadian, kebiasaan belajar, motivasi
belajar, cita-cita, rasa percaya diri, rasa ingin tahun, salah jurusan,
kebiasaan buruk (agresif, pemarah, mudah tersinggung, menguasai
siswa lain, sombong, iri hati, pemalu, sukar bergaul, penyendiri,
berusaha selalu menarik perhatian orang lain.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan: harapan orang tua terlalu tinggi tidak seuai
dengan kemampuan anak, kurang perhatian dari orang tua,
konflik keluarga (ketidakharmonisan orang tua/broken
home), kondisi sosial ekonomi keluarga, budaya di
lingkungan masyrakatnya, kegiatan luar akademik yang
diikuti, lingkungan pergaula sosial di sekolah ataupun di
luar sekolah (teman-temannya, pacarnya/pergaulan
bebas).
2) Instrumen belajar: fasilitas belajar (gedung sekolah, buku
pelajaran dan media penunjang lainnya), keurukulum
sekolah, guru, kebijakan penilaian.
c. Kesulita n belajar khusus
Disleksia, Diskalkulia, Gangguan Perkembangan Persepsi
Langkah-langkah Melakukan Prognosis
1. Memperkirakan alternatif bantuan
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau
tidak
b. Berapa laa waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa
tertentu
c. Kapan dan di mana bantuan itu dapat diberikan
d. Siapa yang dapat memberikan bantuan
e. Bagaimana cara menolong siswayang efektif, sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan
f. Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong siswa dan apakah
sumbangan/peranan yang dapat diberikan oleh masing-masing pihak.
2. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar
a. Mengadakan rapat staf Bimbingan dan Konseling (jika diperlukan)
b. Menyusun rencana yang berisi tentang beberapa alternatif yang mungkin dilakukn
untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa.rencana tersebut berisi:
1) cara-cara yang harus ditempuh untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa
2) Bantuan yang diberikan disesuaikan dengan jenis kesulitan yang dialami siswa
3) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang lagi.
3. Tindak lanjut
Langkah-langkahnya:
a. Memberikan dan melaksanakan bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar, dapat
berupa pengajaran remedial.
b. Melibatkan berbagai pihak yang dapat memberikan
bantuan kepada siswa tersebut.
c. Senantiasa mengikuti perkembangan kemajuan
yang dicapai siswa (pemahaman ataupun evaluasi
program bantuan yang diberikan).
d. Melakukan alih tangan (referal) apabila kesulitan
siswa tidak dapat ditangani sendiri.
Praktik layanan bimbingan belajar
Layanan bimbingan belajar dapat diberikan
melalui pendekatan, yakni:
1. Pendekatan individual
2. Pendekatan
kelompok,
yaitu
melalui
informasi, home room, diskusi, belajar dan
bekerja kelompok, karya wisata, pengajaran
remedial
Jenis layanan bimbingan belajar
1. Non psikologis, malalui:
a. Perbaikan cara belajar siswa
b. Perbaikan cara mengajar guru
2. psikologis, melalui:
c. Peningkatan
motivasi
belajar/motivasi
berprestasi,
dengan
memberikan
ganjaran/hukuman, persaingan/kompetisi, atau
pemberitahuan hasil tes
d. Penanaman prinsip-prinsi belajar
Kegiatan pendukung dalam bimbingan belajar
1.
2.
3.
4.
5.
Aplikasi instrumentasi
Himpunan data
Konferensi kasus
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
Materi layanan bimbingan belajar
1. Peningkatan motivasi belajar siswa
2. Peningkatan keterampilan belajar
3. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik
4. Pengajaran perbaikan (remedial teaching)
Satuan layanan bimbingan belajar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Model satlan 1 (satuan layanan BK)
Model satlan 2 (pengajaran perbaikan
Model satlan 3 (program pengayaan)
Model satkung 1 (aplikasi instrumentasi)
Model satkung 2 (konferensi kasus)
Model satkung 3 (kunjungan rumah)
Model satkung 4 (alih tangan kasus)
Tindak lanjut layanan bimbingan belajar
1. Mengetes kembali hasil belajar siswa dalam bidang
studi yang dianggap sulit
2. Melakukan wawancara dengan siswa yang
bersangkutan untuk mengetahui pendapat siswa
tentang kesulitannya
3. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai
perubahan yang terjadi
4. Menganalisis hasil belajar yang telah dicapai dan
informasi lainnya
5. Observasi kegiatan siswa dalam belajar