PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEM
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN,
PENGENDALIAN INTERNAL DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Nurhasanah1, Firmasnyah2, Kurnia Sari3
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi
pemerintah pengendalian internal kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada staf/pegawai di instansi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sumatera
Selatan.Responden penelitian berjumlah 35 responden yang berlatar belakang akuntansi, dengan
teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh. Model peneitian dianalisis dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan program SPSS versi 20. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial penerapan standar akuntansi pemerintah dan kompetensi
sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah sedangkan pengendalian internal secara parsial berpengaruh negative
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kemudian secara simultan pengaruh
penerapan standar akuntansi pemerintah, pengendalian internal dan kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh positif.
Kata Kunci : Standar Akuntansi Pemerintah, Pengendalian Internal, Kompetensi Sumber Daya
Manusia.
dengan kuantitas dan kualitas terukur
1 PENDAHULUAN
sehingga dapat menjelaskan kinerja dan
1.1 Latar Belakang
Fenomena
pelaporan
keuangan tanggung jawab pengelolaan anggaran
pemerintah di Indonesia menjadi sesuatu hal keuangan selama satu periode tertentu.
yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari Menurut peraturan pemerintah nomor 71
berbagai tulisan yang berhasil di-download tahun 2010 terdapat empat kelompok utama
dari internet, ternyata di dalam laporan yang membutuhkan laporan keuangan yang
keuangan pemerintah masih banyak disajikan dihasilkan oleh pemerintah, Empat kelompok
data-data yang tidak sesuai. Selain itu juga utama tersebut, yaitu: wakil rakyat, lembaga
lembaga
pengawas,
dan
masih banyak penyimpangan-penyimpangan pemeriksa,
yang berhasil ditemukan oleh Badan masyarakat. Pihak yang memberi atau
Pemeriksa Keuangan dalam pelaksanaan audit berperan dalam proses donasi, investasi, dan
laporan keuangan pemerintah. Maka untuk pinjaman serta pemerintah. Oleh karena itu,
menghasilkan kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah bertanggung jawab
pemerintah yang baik, pemerintah pusat dan untuk menyajikan dan melaporkan Laporan
pemerintah
daerah
diharapkan
dapat Keuangan Pemerintahan Daerah (LKPD) yang
menerapkan akuntabilitas publik. Pemerintah bermanfaat dan sesuai bagi kebutuhan
daerah menjadikan laporan keuangan menjadi pemakainya.
Sebagaimana
dinyatakan
dalam
media bagi sebuah entitas Laporan Keuangan
Pemerintah
Daerah
(LKPD)
dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
mempertanggungjawabkan
kinerja tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
keuangannya
kepada
publik
yang Informasi akuntansi yang terdapat di dalam
menggambarkan keluaran atau hasil dari laporan keuangan pemerintah daerah harus
kegiatan yang akan atau telah dicapai memenuhi beberapa karakteristik kualitatif
sehubungan dengan penggunaan anggaran
105
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Hal
terakhir
yang
mungkin
yaitu, Relevan, Andal, Dapat Dibandingkan
mempengaruhi kualitas laporan keuangan
dan Dapat Dipahami.
Upaya pertama yang dilakukan pemerintah daerah yaitu kompetensi sumber
pemerintah yaitu menyusun laporan keuangan daya manusia. Kompetensi adalah suatu
untuk
mengerjakan
atau
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah kemampuan
(SAP). Menyusun laporan keuangan akan melaksanakan suatu pekerjaan, dengan
berkualitas bila mengacu kepada Standar kompetensi yang memadai seseorang tidak
Akuntansi Pemerintah (SAP). Alasan tersebut akan mampu untuk mencapai kinerja tertinggi
didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh dalam menyelesaikan pekerjaannya. Di setiap
Wati (2014). SAP dalam upaya peningkatan entitas pemerintahan dibutuhkan sumber daya
kualitas laporan keuangan pemerintah di yang berkompeten untuk menghasilkan
Indonesia merupakan persyaratan yang Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
mempunyai kekuatan hukum. Maka dari itu, (LKPD). Oleh karena itu
sumber daya
penting diperlukan adanya pemahaman manusia yang tidak kompeten tidak akan bisa
aparatur atas penerapan PP No.71 Tahun 2010 melaksanakan tugasnya secara efektif dan
dalam meningkatkan kualitas
laporan efisien. Dalam menciptakan laporan keuangan
keuangan Pemerintah Daerah.
yang berkualitas Kompetensi Sumber Daya
Kualitas laporan keuangan pemerintah Manusia bisa dikatakan
faktor penting,
berhubungan erat dengan Standar Akuntansi karena yang menerapkan Sistem Pengendalian
Pemerintahanan (SAP) karena laporan Intern Pemerintah (SPIP) dan Standar
keuangan yang berkualitas harus disusun Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah
sesuai dengan pedoman dan aturan-aturan Sumber Daya Manusia. Untuk dapat
yang terdapat dalam standar akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan yang
berlaku, oleh karena itu LKPD haruslah berkompetensi, sumber daya manusia sangat
mengacu kepada SAP yang telah ditetapkan. dibutuhkan dalam hal ini.
SAP berfungsi sebagai acuan apakah Laporan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sudah selaku auditor pemerintah menilai Kualitas
disusun berdasarkan sistem yang memadai laporan keuangan pemerintah daerah setiap
dan informasi yang termuat apakah sudah tahunnya. Badan pemeriksa keuangan dapat
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi memberikan empat jenis opini terhadap
Pemerintahan (SAP).
laporan pertanggungjawaban yang disajikan
Hal
kedua
yang
mungkin oleh pemerintah, yaitu Wajar Tanpa
mempengaruhi kualitas laporan keuangan Pengecualian (WTP) termasuk Wajar Tanpa
pemerintah daerah yaitu Sistem pengendalian Pengecualian dengan Paragraf Penjelas
internal (SPI) yang menjadi isu dan mendapat (WTP-DPP), Wajar Dengan Pengecualian
perhatian cukup besar belakangan ini, untuk (WDP), Tidak Wajar (TW) dan Tidak
menentukan luas lingkup pengujian yang akan Memberikan Pendapat (TMP). Ketika BPK
dilakukannya. BPK selaku auditor eksternal memberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian
menguji kekuatan SPI ini di setiap (WTP)
terhadap
Laporan
Keuangan
pemeriksaan yang dilakukannya. Lemahnya Pemerintah Daerah (LKPD), artinya dapat
SPI yang diterapkan di pemerintahan, dikatakan bahwa laporan keuangan suatu
membuka peluang yang sangat besar bagi entitas pemerintah daerah tersebut disajikan
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
anggaran (APBN/APBD) hal ini dinyatakan
Dalam rangka peningkatan kualitas
oleh lembaga pemantau Pemerintah kemudian akuntabilitas pelaporan keuangan Upaya yang
menerbitkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang telah dilakukan oleh BPKP adalah melakukan
standar pengendalian internal pemerintahan. asistensi atau pendampingan penyusunan
Dalam PP tersebut menyebutkan bahwa laporan keuangan dan menempatkan 23 orang
tujuan SPIP bertujuan untuk memberikan pegawai BPKP yang dipekerjakan pada 11
keyakinan yang memadai bagi tercapainya: instansi pemerintah daerah di Sumatera
Keandalan Laporan Keuangan, Efektivitas Selatan. Dalam rangka peningkatan kualitas
Dan
Efisiensi
Pencapaian
Tujuan laporan keuangan pemda telah disarankan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Negara, kepada masing-masing kepala daerah serta
Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang- perlu dilakukan langkah-langkah identifikasi
Undangan dan Pengamanan Aset Negara.
penyebab, menempatkan personal yang
106
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
ISSN 2407 - 1072
kompeten, dan menyusun action plan untuk
langkah perbaikan kualitas laporan keuangan.
Data hasil pemeriksaan BPKP perwakilan
Sumatera Selatan atas pelaporan keuangannya
serta temuannya dari
disajikan dalam tabel 1.
tahun
2011-2015
Tabel 1
Perkembangan LKPD dari tahun 2011-2015
Opini BPK atas LKPD Tahun 2011 s.d 2015
Wilayah Sumatera Selatan
2
o
Nama Pemda
011
2
012
W
Provinsi Sumsel
DP
Kabupaten OKU
DP
Kabupaten OKI
TP
Kabupaten Muara Enim
DP
Kabupaten Lahat
DP
Kabupaten Musi Rawas
DP
Kabupaten Musi Banyuasin
DP
Kabupaten Banyuasin
TP
Kabupaten OKU Timur
DP
0
Kabupaten OKU Selatan
DP
1
Kabupaten Ogan Ilir
DP
2
Kabupaten Empat Lawang
DP
3
Kabupaten PALI
4
Kabupaten Muratara
5
Kota Palembang
TP
6
Kota Lubuk Linggau
TP
7
Kota Pagar Alam
DP
W
DP
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
_
W
W
T
W
W
_
W
DP
_
_
T
_
W
TP
W
W
TP
W
W
W
W
DP
W
TP
W
TP
W
DP
W
DP
TP
TP
W
DP
T
W
TP
W
DP
MP
W
W
DP
MP
_
W
TP
TP
DP
W
TP
TP
DP
MP
W
W
W
W
TP
TP
DP
DP
W
W
W
W
TP
TP
TP
DP
W
W
W
W
DP
TP
TP
TP
W
W
W
W
TP
TP
TP
TP
W
W
W
W
TP
TP
DP
DP
W
W
W
W
TP
TP
DP
DP
W
W
W
W
TP
TP
TP
DP
W
W
W
W
TP
DP
TP
DP
W
W
W
2
015
TP
DP
TP
2
014
DP
DP
W
8
2
013
W
TP
W
TP
W
TP
W
W
W
W
Kota Prabumulih
DP
DP
TP
TP
TP
*) pemeriksaan LKPD Provinsi Sumsel tahun 2011-2015
Dari tabel 1.1 yang menyajikan Hasil
Pemerikasaan Laporan Keuangan Provinsi
Sumatera Selatan dari TA 2011 sampai TA
2015 terlihat bahwa BPK memberikan opini
wajar dengan pengecualian sampai dengan
tahun 2013 kemudian memberikan opini
W
wajar tanpa pengecualian di tahun 2014-2015.
Adanya kenaikan persentase opini WDP
menjadi WTP, secara umum menggambarkan
adanya perbaikan yang dicapai oleh entitas
pemerintahan daerah dalam menyajikan suatu
laporan keuangan yang wajar sesuai dengan
107
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
prinsip yang berlaku. Penyajian suatu laporan
kuangan yang wajar merupakan gambaran dan
hasil dari pengelolaan keuangan yang lebih
baik. Opini yang diberikan atas suatu laporan
keuangan merupakan cerminan bagi kualitas
pengelolaan dan penyajian atas suatu laporan
keuangan. Belum diperolehnya opini WTP
dari BPK menunjukkan bahwa pelaporan
keuangan Pemerintah daerah masih belum
sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh
BPK yang disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain: Adanya kelemahan sistem
pengendalian intern, penyajian laporan
keuangan yang belum sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP), tidak
sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa dengan ketentuan yang berlaku, belum
tertatanya barang milik negara/daerah dengan
tertib, kelemahan dalam sistem penyusunan
laporan keuangan serta kurang memadainya
kompetensi SDM pengelola keuangan pada
pemerintah daerah.
Dalam penelitian ini peneliti tertarik
dengan fenomena yang terjadi mengenai hasil
audit laporan keuangan di Sumatera Selatan
tentang laporan keuangan yang Mengacu pada
hasil pemeriksaan BPK atau LKPD
mendorong peneliti untuk meneliti kembali
apakah salah satu faktor dari Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah, Pengendalian
Internal dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia dapat berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di
Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini
difokuskan pada BPKAD provinsi Sumatera
Selatan. Alasan penggunaan populasi ini
karena BPKAD mempunyai peranan penting
dalam hal rekonsiliasi laporan keuangan baik
dalam penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan pemerintah. Dapat dilihat Sumatera
Selatan dinilai berhasil menyusun dan
menyajikan
laporan
keuangan
yang
berkualitas pada tahun 2014-2015.
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti bermaksud untuk mencoba meneliti
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah dengan
judul “Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, Pengendalian
Internal dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
adapun latar belakang penelitian ini adalah
bagaimanakah pengaruh penerapan standar
akuntansi pemerintahan, pengendalian internal
dan kompetensi sumber daya manusia
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan standar
akuntansi pemerintahan, pengendalian internal
dan kompetensi sumber daya manusia
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Standar Akuntansi Pemerintah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. Dalam
peningkatan kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Hal
ini bersifat wajib baik untuk pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah guna dalam
rangka
transparansi
dan akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi pemerintah. SAP
dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah (PSAP), yaitu SAP
diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan
Kerangka
Konseptual
Akuntansi
Pemerintahan.
Menurut Tanjung (2012) dalam Vicky
Agustiawan (2013) mengemukakan bahwa:
Standar akuntansi pemerintah adalah prinsipprinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah, yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD), dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, serta peningkatan kualitas
LKPP dan LKPD.
Prinsip akuntansi dan pelaporan
keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan
yang harus dipahami dan ditaati oleh pembuat
standar dalam melakukan kegiatannya, serta
pengguna laporan keuangan dalam memahami
laporan keuangan yang disajikan dalam
menyusun standar, pelaporan keuangan dan
108
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
penyelenggara akuntansi. Adapun delapan d. Substansi Mengungguli Bentuk Formal
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan (Substance Over Form)
pelaporan keuangan pemerintah yaitu basis
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan
akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi
dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
mengungguli bentuk, perioditas, konsistensi,
yang seharusnya disajikan, maka transaksi
pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar.
atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
a. Basis Akuntansi
dan disajikan sesuai dengan substansi dan
Basis akuntansi yang digunakan dalam
realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
laporan keuangan pemerintah adalah basis
formalitasnya. Apabila substansi transaksi
akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO,
atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam
dengan aspek formalitasnya, maka hal
hal peraturan perundangan mewajibkan
tersebut harus diungkapkan dengan jelas
disajikannya laporan keuangan dengan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
basis kas, maka entitas wajib menyajikan e. Periodisitas (Periodicity)
laporan demikian.
Kegiatan akuntansi
dan pelaporan
Basis akrual untuk LO berarti bahwa
keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
pendapatan diakui pada saat hak untuk
menjadi
periode-periode
pelaporan
memperoleh pendapatan telah terpenuhi
sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
walaupun kas belum diterima di Rekening
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
ditentukan. Periode utama yang digunakan
entitas pelaporan dan beban diakui pada
adalah tahunan. Namun, periode bulanan,
saat kewajiban yang mengakibatkan
triwulanan,
dan
semesteran
juga
penurunan nilai kekayaan bersih telah
dianjurkan.
terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan f. Konsistensi (Consistency)
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan
atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti
pada kejadian yang serupa dari periode ke
bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa
periode oleh suatu entitas pelaporan
disajikan pula pada LO.
(prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak
b. Nilai Historis (Historical Cost)
berarti bahwa tidak boleh terjadi
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan
perubahan dari satu metode akuntansi ke
setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
metode akuntansi yang lain.
wajar dari imbalan (consideration) untuk g. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
Laporan keuangan menyajikan secara
memperoleh asset tersebut pada saat
lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh
jumlah kas dan setara kas yang diharapkan
pengguna
laporan keuangan dapat
akan dibayarkan untuk
memenuhi
ditempatkan pada lembar muka (on the
kewajiban di masa yang akan datang dalam
face) laporan keuangan atau Catatan atas
pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Laporan Keuangan.
c. Realisasi (Realization)
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas h. Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan
yang tersedia yang telah diotorisasikan
wajar Laporan Realisasi Anggaran,
melalui anggaran pemerintah suatu periode
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
akuntansi akan digunakan untuk membayar
Neraca, Laporan Operasional, Laporan
utang dan belanja dalam periode tersebut.
Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Mengingat Laporan Realisasi Anggaran
Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam
masih merupakan laporan yang wajib
rangka
penyajian
wajar,
faktor
disusun, maka pendapatan atau belanja
pertimbangan sehat diperlukan bagi
basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
penyusun laporan keuangan ketika
anggaran dan telah menambah atau
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
mengurangi kas. Prinsip layak temu biayakeadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu
pendapatan
(matching-cost
against
diakui dengan mengungkapkan hakikat
revenue principle) dalam akuntansi
serta tingkatnya dengan menggunakan
pemerintah tidak mendapat penekanan
pertimbangan sehat dalam penyusunan
sebagaimana
dipraktekkan
dalam
laporan keuangan.
akuntansi komersial.
109
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Diharapkan seluruh instansi baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dapat
mengimplementasikan
Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan baik dan
sesuai sehingga laporan keuangan pemerintah
dapat memberikan informasi yang andal dan
lengkap kepada berbagai pihak. Setelah
ditetapkannya SAP berarti pemerintah pusat
dan pemerintah daerah telah memiliki
pedoman dalam membuat dan menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan prinsipprinsip yang berlaku.
2.2 Pengendalian Internal
Menurut Hery (2013:159) pengertian
pengendalian intern adalah sebagai berikut :
Pengendalian intern adalah seperangkat
kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset
atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk
tindakan
penyalahgunaan,
menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan
yang akurat, serta memastikan bahwa semua
ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang
serta kebijakan manajemen telah dipatuhi
atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh
seluruh karyawan perusahaan.
Unsur-unsur pengendalian SPI yang
diterapkan
dipemerintah
menurut
PERMENDAGRI no 60 tahun 2008 terdiri
atas unsur:
1. Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku
positif dan kondusif untuk penerapan
Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui:
a. Penegakan integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Kepemimpinan yang kondusif
d. Pembentukan struktur organisasi yang
sesuai dengan kebutuhan
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab yang tepat
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan
yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia
g. Perwujudan peran aparat pengawasan
intern
pemerintah
yang
efektif
Perwujudan peran aparat pengawasan
intern
pemerintah
yang
efektif
sekurang-kurangnya harus:
h. Hubungan kerja yang baik dengan
Instansi Pemerintah terkait.
Hubungan kerja yang baik dengan
Instansi Pemerintah diwujudkan dengan
adanya mekanisme saling uji antar
Instansi Pemerintah terkait.
2. Penilaian Risiko
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
melakukan penilaian risiko. Penilaian
risiko terdiri dari, identifikasi risiko dan
analisis risiko. Analisis risiko dilaksanakan
untuk menentukan dampak dari risiko yang
telah diidentifikasi terhadap pencapaian
tujuan Instansi Pemerintah. Pimpinan
Instansi Pemerintah menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam menentukan tingkat
risiko yang dapat diterima.
3. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan
sifat dari tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang bersangkutan.
4. Informasi dan Komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
mengidentifikasi,mencatat,
dan
mengkomunikasikan informasi dalam
bentuk dan waktu yang tepat. Komunikasi
atas informasi wajib diselenggarakan
secara efektif.
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
melakukan
pemantauan
Sistem
Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem
Pengendalian Intern dilaksanakan melalui
pemantauan
berkelanjutan,
evaluasi
terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi
hasil audit dan reviu lainnya.
2.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Nawawi dalam Yani (2012: 1)
Sumber daya manusia sebagai salah satu
unsur dalam organisasi dapat diartikan
sebagai manusia yang bekerja dalam suatu
organisasi. SDM dapat disebut juga sebagai
personil, tenaga kerja, pekerja, karyawan,
potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
Atau potensi yang merupakan aset dan
berfungsi sebagai modal nonmateril dalam
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
110
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
menjadi potensi nyata secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Menurut
Wibowo
(2012:324)
menjelaskan bahwa kompetensi adalah
sebagai berikut:
Suatu kemapuan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Perangkat daerah harus memiliki
pengalaman di bidang keuangan
dan
didukung dengan latar belakang pendidikan
akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan
pelatihan merupakan hal terpenting dalam
pengelolaan keuangan yang baik. Sehingga
dalam menerapkan sistem akuntansi, Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
tersebut akan mampu memahami logika
akuntansi dengan baik. Apabila sumber daya
manusia tidak mampu memahami dan
menerapkan akunntansi dengan baik maka itu
akan berdampak pada kualitas laporan
keuangan yang di buat, dan tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
Agar dapat memenuhi tujuannya
karakteristik kualitatif laporan keuangan
adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
tentang SAP. Terdapat empat karakteristik
kualitatif laporan keuangan, yaitu relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami pada bagian kerangka konseptual
akuntansi pemerintah pada paragraf 35
menyatakan keempat karakteristik tersebut
merupakan persyaratan normatif yang
diperlukan
agar
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dapat memenuhi
kualitas yang diinginkan.
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan
apabila informasi yang termuat di
dalamnya
dapat
mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu
atau masa kini, dan memprediksi masa
depan,
serta
menegaskan
atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu. Dengan demikian, informasi
laporan keuangan yang relevan dapat
dihubungkan
dengan
maksud
penggunaannya.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap
fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut
secara
potensial
dapat
menyesatkan
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan
keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan
periode
sebelumnya
atau
entitas
pelaporan
lain
pada
umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Perbandingan
secara internal dapat dilakukan bila suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan
bila
entitas
yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama.
2.4 Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
Menurut Fahmi (2013:2) Laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Pengertian laporan keuangan lainnya
yang diungkapkan oleh Munawir (2010:2):
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas suatu perusahaan.
Tuntutan dilaksankannya akuntabilitas publik
mengharuskan pemerintah daerah untuk tidak
sekedar melakukan vertical reporting, yaitu
pelaporan kepada pemerintah pusat, akan
tetapi juga dilakukannya horizontal reporting,
yaitu pelaporan kinerja pemerintah daerah
kepada DPRD dan masyarakat sebagai bentuk
akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas publik
terdiri dari dua macam, yaitu : 1)
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada
otoritas
yang
lebih
tinggi
(akuntabilitas
vertikal)
dan
2)
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas
(akuntabilitas horizontal).
111
ISSN 2407 - 1072
d.
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang
disesuaikan
dengan
batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna
diasumsikan
memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan
dan lingkungan operasi entitas pelaporan,
serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
2.5 Komponen Laporan Keuangan
Berdasarkan SAP Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010, Komponen-komponen
yang terdapat dalam satu set laporan keuangan
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary reports) dan laporan finansial,
sehingga seluruh komponen menjadi sebagai
berikut :
a) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber alokasi dan pemakaian sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah
pusat/daerah,
yang
menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan relisasi dalam suatu periode
pelaporan.
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
c) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
neraca tersebut dikeluarkan.
d) Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar
sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dalam satu periode pelaporan.
e) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi
kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemerintah pusat/daerah selama periode
tertentu.
f) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan
sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal
atau
ekuitas
tahun
sebelumnya,
surplus/defisit-LO
pada
periode
bersangkutan dan koreksi-koreksi yang
langsung menambah/mengurangi ekuitas,
yang antara lain berasal dari dampak
kumulatif yang disebabkan oleh perubahan
aturan Keuangan.
g) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi
penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan SAL,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
2.6 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik. pelaporan keuangan
pemerintah seharusnya menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna.
Tujuan laporan keuangan berdasarkan Modul
Akuntansi Keuangan Pemerintah daerah
(2014) adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah
penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah
cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya telah sesuai dengan
anggaran yang di tetapkan dan peraturan
perundang-undangan
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah
sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan pemerintah daerah serta
hasil-hasil yang telah dicapai
4. Menyediakan
informasi
mengenai
bagaimana Pemerintah Daerah mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan dan kondisi pemerintah daerah
berkaitan
dengan
sumber-sumber
penerimaanya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, termasuk yang
berasal dari pungutan pajak dan pinjaman
6. Menyediakan
informasi
mengenai
perubahan posisi keuangan pemerintah
daerah, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
112
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai sumber dan penggunaan
sumber daya keuangan/ekonomi, transfer,
pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan
anggaran,
saldo
anggaran
lebih,
surplus/defisit-Laporan Operasional (LO),
aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu
entitas pelaporan dalam memenuhi tujuantujuan tersebut.
Pengandalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Studi Penelitian Pada
Instansi Pemerintah Kota Bandung). Hasil
penelitian ini menunjukkan SAP berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dan pengendalian internal
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah.
Fikri (2013) melakukan penelitian
tentang Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Pengendalian
2.7 Peranan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk Intern Pemerintah dan Standar Akuntansi
menyediakan
informasi
yang
relevan Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan
mengenai posisi keuangan dan seluruh Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Malang).
pelaporan selama satu periode pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama
Setiap
entitas
pelaporan
mempunyai secara parsial kompetensi sumber daya
kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya manusia, penerapan sistem pengendalian
yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai intern pemerintah, dan standar akuntansi
dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis pemerintahan berpengaruh positif dan
dan terstruktur pada suatu periode pelaporan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
untuk kepentingan : akuntabilitas, manajemen, pemerintah daerah kota Malang. kedua secara
transparansi, dan keseimbangan antar generasi simultan kompetensi sumber daya manusia,
(unternational equity) (SAP No. 24 Tahun penerapan sistem pengendalian intern
2005).
pemerintah,
dan
standar
akuntansi
Untuk
melaksanakan
kegiatan pemerintahan berpengaruh positif dan
operasional pemerintahan, menilai kondisi signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan pemerintah daerah kota Malang.
efisiensi suatu entitas pelaporan, dan
Dagong (2013) melakukan penelitian
membantu menentukan ketaatannya terhadap Tentang Pengaruh Standar
Akuntansi
peraturan perundang-undangan. Hal utama Pemerintahan (Sap) Terhadap Kualitas
yang digunakan untuk mengetahui nilai Laporan Keuangan Kota Gorontalo (Studi
sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan Kasus Dppkad Kota Gorontalo) Hasil
yaitu laporan keuangan. Setiap entitas penelitian menunjukan bahwa penerapan
pelaporan
memiliki
kewajiban
untuk standar
akuntansi
pemerintah
(SAP)
melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kualitas laporan keuangan pemerintah Kota
kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada Gorontalo. Koefisien determinasi menunjukan
suatu periode pelaporan untuk kepentingan: besarnya pengaruh penerapan standar
Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan akuntansi pemerintah (SAP) terhadap kualitas
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan laporan keuangan pemerintah Kota Gorontalo
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas sebesar 44,4%.
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
Wati
dkk,
(2014)
melakukan
ditetapkan secara periodik.
penelitian tentang Pengaruh Kompetensi Sdm,
Penerapan Sap, Dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan
2.8 Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan penelitian Keuangan
Daerah.
Hasil
penelitian
terdahulu dari beberapa jurnal berbeda yang menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya
dapat mendukung peneliti dalam melakukan manusia berpengaruh positif dan signifikan
penelitian ini, antara lain, Komarudin (2010), terhadap kualitas laporan keuangan daerah,
Fikri (2013) , Dagong (2013) Wati dkk (2014) penerapan standar akuntansi pemerintahan
dan Nurillah (2014).
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Komarudin
(2010)
melakukan kualitas laporan keuangan daerah, sistem
penelitian tentang Pengaruh Penerapan akuntansi keuangan daerah berpengaruh
Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Sistem positif dan signifikan terhadap kualitas
113
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
ISSN 2407 - 1072
laporan keuangan daerah, dan kompetensi
sumber daya manusia, penerapan standar
akuntansi pemerintahan, sistem akuntansi
keuangan daerah berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian
Nurillah
(2014)
menunjukkan hubungan Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan
Teknologi
Informasi,
Dan
Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
Empiris Pada SKPD Kota Depok). Hasil
penelitian ini menunjukkan penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah, pemanfaatan
Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah (X1)
teknologi informasi dan sistem pengendalian
intern pemerintah mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah.
2.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dibuat untuk
memperlihatkan hubungan pengaruh setiap
variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan
rumusan masalah, landasan teori dan review
penelitian terdahulu, kerangka konseptual
penelitian ini digambarkan pada Gambar
berikut:
H1
H2
Pengendalian Internal (X2)
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
(Y)
H3
Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X3)
H4
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka Pemikiran
yang telah digambarkan di atas, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H1 : Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintah (SAP) berpengaruh secara
parsial terhadap kualitas laporan
keuangan
pemerintah
provinsi
Sumatera Selatan.
H2 : Pengendalian
Internal berpengaruh
secara parsial terhadap kualitas laporan
keuangan
pemerintah
Provinsi
Sumatera Selatan.
H3 : Kompetensi
Sumber Daya Manusia
berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah
provinsi Sumatera Selatan.
H4 : Penerapan SAP, Pengendalian Internal,
dan Kompetensi SDM berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah provinsi
Sumatera Selatan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu,teknik Pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah di tetapkan.
114
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
3.2 Objek Penelitian
Objek yang dipilih oleh peneliti sebagai
tempat penelitian yaitu BPKAD Provinsi
Sumatera Selatan yang berada di Jalan
Merdeka No.8 Kelurahan Talang Semut
Kecamatan Bukit Kecil Palembang. BPKAD
adalah Instansi yang merekonsiliasi laporan
keuangan dari setiap OPD yang ada di
Provinsi Sumatera Selatan.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat empat
variabel utama yaitu Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (X1) dan Pengendalian
Internal (X2) dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X3) sebagai variabel bebas. Serta
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Y) sebagai variabel terikat.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
3.3.2.1 Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2013:61) dalam
menjelaskan variabel independen variabel
bebas
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan nyata atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah :
1. Standar Akuntansi Pemerintah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun
dan
menyajikan
Laporan
Keuangan
Pemerintah, yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD), dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, serta peningkatan kualitas
LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam
bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang
diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan
2.
3.
Kerangka
Konseptual
Akuntansi
Pemerintahan.
Pengendalian Internal
Menurut Kumaat (2011:15) pengertian
pengendalian intern adalah sebagai
berikut: Pengendalian intern adalah
suatu
cara
untuk
mengarahkan,
mengawasi dan mengukur sumber daya
suatu organisasi. Ia berperan penting
untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan (fraud) dan melindungi
sumber daya organisasi baik yang
berwujud maupun tidak (seperti reputasi
atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2011:244) yaitu
kemampuan terpadu dari daya pikir dan
daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku
dan sifatnya dilakukan oleh keturunan
dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya.
3.3.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam bahasa
Indonesia disebut sebagai variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2013:61) “Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah:
1. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Laporan keuangan menyajikan informasi
keuangan kepada para pengguna laporan
keuangan. Agar dapat memenuhi kualitas
yang dikehendaki maka aporan keuangan
harus bersifat : Relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami.
Pernyataan
tersebut
berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 71
Tahun 2010 tentang karakteristik
kualitatif laporan keuangan.
115
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel Penerapan SAP (X1),
Pengendalian Internal (X2), Kompetensi Sumber Daya Manusia (X3) dan Kualitas
Laporan Keuangan (Y)
Variabel Independen
Indikator
Variabel (X1) :
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
yang
selanjutnya disingkat SAP
adalah
prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan
dalam
menyusun
dan
menyajikan laporan keuangan
pemerintah (PP No. 71 tahun
2010)
1. PSAP No. 1 tentang Penyajian
Laporan Keuangan
2. PSAP No. 2 tentang LRA
3. PSAP No. 3 tentang LAK
4. PSAP No. 4 tentang CaLK
5. PSAP No. 5 tentang Akuntansi
Persediaan
6. PSAP No. 6 tentang Akuntansi
Investasi
7. PSAP No. 7 tentang Akuntansi
Aset Tetap
8. PSAP No. 8 tentang Akuntansi
Konstruksi dalam Pengerjaan
9. PSAP No. 9 tentang Akuntansi
Kewajiban
10. PSAP No. 10 tentang Koreksi
Kesalahan
11.PSA7P No. 11 tentang Laporan
Keuangan Konsolidasi
12. PSAP No.12 tentang Laporan
Operasional
Variabel (X2) :
1. Lingkungan Pengendalian
Sistem Pengendalian Internal
2. Penilaian Risiko
Menurut Permendagri no 60 3. Kegiatan Pengendalian
tahun 2008 tentang sistem 4. Informasi dan komunikasi
pengendalian intern, yaitu: 5. Pemantauan
“Sistem Pengendalian Intern
adalah proses yang integral
pada tindakandan kegiatan
yang dilakukan secara terus
menerus
oleh
pimpinan
danseluruh pegawai untuk
memberikan
keyakinan
memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui
kegiatanyang
efektif
dan
efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap
peraturan
perundangundangan”.
Variabel (X3) :
1) Pengalaman yang baik
Kompetensi Sumber Daya 2) Pendidikan sesuai pekerjaan
Manusia
3) Keterampilan sesuai tugas
Menurut Silfianti (2011) Dari
segi bisnis, sumber daya
116
Butir
Pertanyaan
1-27
1-5
1-8
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
manusia
(SDM)
adalah
manusia yang bekerja
dalam suatu organisasi. Dalam
hal
ini disebut juga dengan
karyawan. Jika tidak ada
manusia yang menjadi sumber
daya di perusahaan, maka
perusahaan tersebut tidak
dapat
berjalan
dan
menghasilkan laba sehingga
sumber
daya
manusia
merupakan hal
yang paling di
butuhkan
oleh
sebuah
perusahaan
Variabel Dependen (Y)
1.
Kualitas Laporan Keuangan
menurut PP No.71 tahun 2010
: adalah laporan terstruktur
mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi
yang 2.
dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan.
3.
4.
Relevan
a) Feedback value
b) Predictive value
c) Tepat waktu
d) Lengkap
Andal
a) Jujur
b) Dapat diverifikasi
c) Netralitas
Dapat dibandingkan
Dapat Dipahami
1-9
Sumber: data diolah
Likert atau skala likert adalah teknik
pengukuran yang digunakan untuk mengubah
data-data kualitatif dari kuesioner menjadi
suatu urutan data kuantitatif .skala likert
menggunakan pengukuran dengan skala
ordinal.
Ukuran yang digunakan untuk menilai
jawaban-jawaban yang diberikan dalam
menguji variabel independen dan variabel
dependen yaitu dengan 4 tingkatan, dimulai
dari satu sampai empat. Alternatif jawaban
adalah sebagai berikut:
.
Tabel 3
Skala Likert pada pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor
4
3
2
1
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai BPKAD Provinsi
Sumatera Selatan yang berjumlah 74
pegawai.
3.4
3.4.1
Populasi dan Sampel
Populasi
Sugiyono
(2013:
117)
mengungkapkan bahwa populasi adalah
sebagai
berikut:
populasi
adalah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai karakteristik tertentu yang
117
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
perlu menerapkan sistem akuntansi dan
kebijakan akuntansi sesuai dengan Standar
akuntansi pemerintah. Hasil penelitian ini
mendukung secara empirik studi yang
dilakukan oleh Nurani H, Eti Sumiyati
(2014) yang menghasilkan penerapan
standar akuntansi pemerintah (SAP)
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
3.4.2
Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu
staf/pegawai sebanyak 35 responden yang
memenuhi kriteria. Kriteria tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Responden adalah para staf/pegawai
yang telah memiliki pengalaman kerja
minimal 1 Tahun.
2. Pegawai/staf yang mengerti dan
memahami tentang laporan keuangan
dan terlibat langsung dalam hal yang
berhubungan dengan laporan keuangan.
4.2
Pengaruh Pengendalian Internal
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
Berdasarkan hasil Pengujian secara
parsial Variabel Pengendalian Internal
dalam penelitian ini memiliki nilai thitung 1,679 < nilai ttabel -2,032. Dengan demikian
maka berdasarkan hipotesis penelitian maka
Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Artinya
bahwa
Pengendalian
Internal
tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Hasil penelitian ini
mendukung secara empirik studi yang
dilakukan oleh Yendrawati (2013) yang
menghasilkan pengendalian internal tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.
Ketidaksignifikanan ini mungkin
disebabkan kondisi Pengendalian internal di
instansi BPKAD yang belum memenuhi
fungsinya
dalam
hal
memberikan
keyakinan memadai tentang keandalan
laporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum dan perundang-undangan, dan
efektifitas dan efisiensi operasi. Oleh
Karena itu dalam hal ini pemerintah harus
memberikan keyakinan yang memadai
mengenai pencapaian tujuan pemerintah
daerah yang tercermin dari kualitas laporan
keuangan. Pemerintah wajib menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian
yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif. Kemudian pemerintah wajib
melakukan
penilaian
risiko
untuk
menentukan dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi terhadap tujuan instansi
pemerintah. Hal selanjutnya dilihat dari
kegiatan pengendalian yang harus sesuai
dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari
tugas dan fungsi instansi pemerintah yang
bersangkutan. Pemerintah juga wajib
mengidentifikasi,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan
informasi
dalam
bentuk dan waktu yang tepat. Kemudian
yang terakhir pemantauan, pemerintah
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dibutuhkan data
yang akurat, objektif serta mendukung
untuk menyelesaikan masalah yang ada
sehingga pada pembuatan penelitian ini
peneliti menggunakan metode survei,
berupa kuesioner (angket) yang didapat dari
beberapa jurnal peneliti terdahulu.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan
bagian dari proses pengujian data setelah
tahap pemilihan dan pengumpulan data
dalam penelitian. Analisis data dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan program SPSS (Statisical
Package for Social Science) versi 20.
Teknik analisis data dalam penelitian ini
dengan menggunakan analisis Regresi
Linear Berganda untuk menguji pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh
Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara
parsial dengan menggunakan uji t, variabel
Penerapan standar akuntansi pemerintah
yang memiliki nilai thitung 6,127 > nilai
ttabel
-2,032.
Berdasarkan
hipotesis
penelitian Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
Artinya bahwa penerapan standar akuntansi
pemerintah berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan di BPKAD Provinsi
Sumatera Selatan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin baik penerapan standar
akuntansi pemerintah maka kualitas laporan
keuangan akan semakin baik. Karena untuk
lebih meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan Pejabat Penatausahaan Keuangan
118
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Internal melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tinadk
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya.
4.4 Pengaruh
Penerapan SAP,
Pengendalian
Internal
dan
Kompetensi Sumber Daya Manusia
terhadap
Kualitas
Laporan
keuangan
Dari hasil pengujian secara bersamasama atau secara simultan dengan
melakukan uji-F, bahwa niai F hitung
sebesar 22,396 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Nilai Fhitung tersebut
dibandingkan dengan nilai Ftabel, dimana
jumlah variabel bebas (k) = 3, dan jumlah
sampel (n) = 35. Maka diperoleh df1 = 3
df2 = 31 dan yang menghasilkan nilai Ftabel
sebesar 2,79. Maka hal ini menunjukkan
bahwa nilai Fhitung memiliki nilai yang lebih
besar dari nilai Ftabel (22,396 > 2,79). Dan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
tingkat signifikansi α 5% yaitu 0,000 <
0,05, artinya dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan hipotesis penelitian Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya secara simultan
variabel independen yaitu Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintah,
Pengendalian Internal dan Kompetensi
Sumber Daya Manusia berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Kualitas laporan keuangan akan
mengalami peningkatan atau penurunan
karena adanya pengaruh secara bersamasama atau simultan dari ketiga variabel
yaitu Penerapan SAP, Pengendalian
Internal dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia.
4.3 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia terhadap Kualitas Laporan
keuangan
Berdasarkan
hasil
Variabel
Kompetensi Sumber Daya Manusia yang
memiliki nilai thitung 2,842 > nilai ttabel 2,032. Dengan demikian maka berdasarkan
hipotesis penelitian maka Ho3 ditolak dan
Ha3 diterima. Artinya bahwa Kompetensi
Sumber Daya Manusia berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil
uji ini mendukung penelitian yang
dilakukan (Zuliarti 2012) yang menyatakan
bahwa kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan dan hasil penelitian ini
menolak penelitian yang dilakukan oleh
Desi dan Ertambang (2008), Dhany (2010)
yang menghasilkan kapasitas SDM yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai/satf telah memahami dan mengerti
dalam penyampaian laporan keuangan dan
pemerintah telah menjalankan fungsi
akuntansi dengan baik karena jika tidak
dilandasi
dengan
keterampilan dan
pengetahuan serta didukung dengan sikap
kerja maka tidak akan berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
Dalam pengelolaan keuangan daerah yang
baik, perangkat daerah harus memiliki
pengalaman di bidang keuangan
dan
didukung dengan latar belakang pendidikan
akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan
pelatihan. Sehingga untuk menerapkan
sistem akuntansi, Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas tersebut akan
mampu memahami logika akuntansi dengan
baik. Apabila sumber daya manusia tidak
mampu memahami dan menerapkan
akunntansi dengan baik maka itu akan
berdampak pada kualitas laporan keuangan
yang di buat, dan tidak sesuai dengan
standar yang telah ada.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN,
PENGENDALIAN INTERNAL DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Nurhasanah1, Firmasnyah2, Kurnia Sari3
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi
pemerintah pengendalian internal kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada staf/pegawai di instansi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sumatera
Selatan.Responden penelitian berjumlah 35 responden yang berlatar belakang akuntansi, dengan
teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh. Model peneitian dianalisis dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan program SPSS versi 20. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial penerapan standar akuntansi pemerintah dan kompetensi
sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah sedangkan pengendalian internal secara parsial berpengaruh negative
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kemudian secara simultan pengaruh
penerapan standar akuntansi pemerintah, pengendalian internal dan kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh positif.
Kata Kunci : Standar Akuntansi Pemerintah, Pengendalian Internal, Kompetensi Sumber Daya
Manusia.
dengan kuantitas dan kualitas terukur
1 PENDAHULUAN
sehingga dapat menjelaskan kinerja dan
1.1 Latar Belakang
Fenomena
pelaporan
keuangan tanggung jawab pengelolaan anggaran
pemerintah di Indonesia menjadi sesuatu hal keuangan selama satu periode tertentu.
yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari Menurut peraturan pemerintah nomor 71
berbagai tulisan yang berhasil di-download tahun 2010 terdapat empat kelompok utama
dari internet, ternyata di dalam laporan yang membutuhkan laporan keuangan yang
keuangan pemerintah masih banyak disajikan dihasilkan oleh pemerintah, Empat kelompok
data-data yang tidak sesuai. Selain itu juga utama tersebut, yaitu: wakil rakyat, lembaga
lembaga
pengawas,
dan
masih banyak penyimpangan-penyimpangan pemeriksa,
yang berhasil ditemukan oleh Badan masyarakat. Pihak yang memberi atau
Pemeriksa Keuangan dalam pelaksanaan audit berperan dalam proses donasi, investasi, dan
laporan keuangan pemerintah. Maka untuk pinjaman serta pemerintah. Oleh karena itu,
menghasilkan kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah bertanggung jawab
pemerintah yang baik, pemerintah pusat dan untuk menyajikan dan melaporkan Laporan
pemerintah
daerah
diharapkan
dapat Keuangan Pemerintahan Daerah (LKPD) yang
menerapkan akuntabilitas publik. Pemerintah bermanfaat dan sesuai bagi kebutuhan
daerah menjadikan laporan keuangan menjadi pemakainya.
Sebagaimana
dinyatakan
dalam
media bagi sebuah entitas Laporan Keuangan
Pemerintah
Daerah
(LKPD)
dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
mempertanggungjawabkan
kinerja tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
keuangannya
kepada
publik
yang Informasi akuntansi yang terdapat di dalam
menggambarkan keluaran atau hasil dari laporan keuangan pemerintah daerah harus
kegiatan yang akan atau telah dicapai memenuhi beberapa karakteristik kualitatif
sehubungan dengan penggunaan anggaran
105
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Hal
terakhir
yang
mungkin
yaitu, Relevan, Andal, Dapat Dibandingkan
mempengaruhi kualitas laporan keuangan
dan Dapat Dipahami.
Upaya pertama yang dilakukan pemerintah daerah yaitu kompetensi sumber
pemerintah yaitu menyusun laporan keuangan daya manusia. Kompetensi adalah suatu
untuk
mengerjakan
atau
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah kemampuan
(SAP). Menyusun laporan keuangan akan melaksanakan suatu pekerjaan, dengan
berkualitas bila mengacu kepada Standar kompetensi yang memadai seseorang tidak
Akuntansi Pemerintah (SAP). Alasan tersebut akan mampu untuk mencapai kinerja tertinggi
didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh dalam menyelesaikan pekerjaannya. Di setiap
Wati (2014). SAP dalam upaya peningkatan entitas pemerintahan dibutuhkan sumber daya
kualitas laporan keuangan pemerintah di yang berkompeten untuk menghasilkan
Indonesia merupakan persyaratan yang Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
mempunyai kekuatan hukum. Maka dari itu, (LKPD). Oleh karena itu
sumber daya
penting diperlukan adanya pemahaman manusia yang tidak kompeten tidak akan bisa
aparatur atas penerapan PP No.71 Tahun 2010 melaksanakan tugasnya secara efektif dan
dalam meningkatkan kualitas
laporan efisien. Dalam menciptakan laporan keuangan
keuangan Pemerintah Daerah.
yang berkualitas Kompetensi Sumber Daya
Kualitas laporan keuangan pemerintah Manusia bisa dikatakan
faktor penting,
berhubungan erat dengan Standar Akuntansi karena yang menerapkan Sistem Pengendalian
Pemerintahanan (SAP) karena laporan Intern Pemerintah (SPIP) dan Standar
keuangan yang berkualitas harus disusun Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah
sesuai dengan pedoman dan aturan-aturan Sumber Daya Manusia. Untuk dapat
yang terdapat dalam standar akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan yang
berlaku, oleh karena itu LKPD haruslah berkompetensi, sumber daya manusia sangat
mengacu kepada SAP yang telah ditetapkan. dibutuhkan dalam hal ini.
SAP berfungsi sebagai acuan apakah Laporan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sudah selaku auditor pemerintah menilai Kualitas
disusun berdasarkan sistem yang memadai laporan keuangan pemerintah daerah setiap
dan informasi yang termuat apakah sudah tahunnya. Badan pemeriksa keuangan dapat
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi memberikan empat jenis opini terhadap
Pemerintahan (SAP).
laporan pertanggungjawaban yang disajikan
Hal
kedua
yang
mungkin oleh pemerintah, yaitu Wajar Tanpa
mempengaruhi kualitas laporan keuangan Pengecualian (WTP) termasuk Wajar Tanpa
pemerintah daerah yaitu Sistem pengendalian Pengecualian dengan Paragraf Penjelas
internal (SPI) yang menjadi isu dan mendapat (WTP-DPP), Wajar Dengan Pengecualian
perhatian cukup besar belakangan ini, untuk (WDP), Tidak Wajar (TW) dan Tidak
menentukan luas lingkup pengujian yang akan Memberikan Pendapat (TMP). Ketika BPK
dilakukannya. BPK selaku auditor eksternal memberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian
menguji kekuatan SPI ini di setiap (WTP)
terhadap
Laporan
Keuangan
pemeriksaan yang dilakukannya. Lemahnya Pemerintah Daerah (LKPD), artinya dapat
SPI yang diterapkan di pemerintahan, dikatakan bahwa laporan keuangan suatu
membuka peluang yang sangat besar bagi entitas pemerintah daerah tersebut disajikan
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
anggaran (APBN/APBD) hal ini dinyatakan
Dalam rangka peningkatan kualitas
oleh lembaga pemantau Pemerintah kemudian akuntabilitas pelaporan keuangan Upaya yang
menerbitkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang telah dilakukan oleh BPKP adalah melakukan
standar pengendalian internal pemerintahan. asistensi atau pendampingan penyusunan
Dalam PP tersebut menyebutkan bahwa laporan keuangan dan menempatkan 23 orang
tujuan SPIP bertujuan untuk memberikan pegawai BPKP yang dipekerjakan pada 11
keyakinan yang memadai bagi tercapainya: instansi pemerintah daerah di Sumatera
Keandalan Laporan Keuangan, Efektivitas Selatan. Dalam rangka peningkatan kualitas
Dan
Efisiensi
Pencapaian
Tujuan laporan keuangan pemda telah disarankan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Negara, kepada masing-masing kepala daerah serta
Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang- perlu dilakukan langkah-langkah identifikasi
Undangan dan Pengamanan Aset Negara.
penyebab, menempatkan personal yang
106
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
ISSN 2407 - 1072
kompeten, dan menyusun action plan untuk
langkah perbaikan kualitas laporan keuangan.
Data hasil pemeriksaan BPKP perwakilan
Sumatera Selatan atas pelaporan keuangannya
serta temuannya dari
disajikan dalam tabel 1.
tahun
2011-2015
Tabel 1
Perkembangan LKPD dari tahun 2011-2015
Opini BPK atas LKPD Tahun 2011 s.d 2015
Wilayah Sumatera Selatan
2
o
Nama Pemda
011
2
012
W
Provinsi Sumsel
DP
Kabupaten OKU
DP
Kabupaten OKI
TP
Kabupaten Muara Enim
DP
Kabupaten Lahat
DP
Kabupaten Musi Rawas
DP
Kabupaten Musi Banyuasin
DP
Kabupaten Banyuasin
TP
Kabupaten OKU Timur
DP
0
Kabupaten OKU Selatan
DP
1
Kabupaten Ogan Ilir
DP
2
Kabupaten Empat Lawang
DP
3
Kabupaten PALI
4
Kabupaten Muratara
5
Kota Palembang
TP
6
Kota Lubuk Linggau
TP
7
Kota Pagar Alam
DP
W
DP
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
_
W
W
T
W
W
_
W
DP
_
_
T
_
W
TP
W
W
TP
W
W
W
W
DP
W
TP
W
TP
W
DP
W
DP
TP
TP
W
DP
T
W
TP
W
DP
MP
W
W
DP
MP
_
W
TP
TP
DP
W
TP
TP
DP
MP
W
W
W
W
TP
TP
DP
DP
W
W
W
W
TP
TP
TP
DP
W
W
W
W
DP
TP
TP
TP
W
W
W
W
TP
TP
TP
TP
W
W
W
W
TP
TP
DP
DP
W
W
W
W
TP
TP
DP
DP
W
W
W
W
TP
TP
TP
DP
W
W
W
W
TP
DP
TP
DP
W
W
W
2
015
TP
DP
TP
2
014
DP
DP
W
8
2
013
W
TP
W
TP
W
TP
W
W
W
W
Kota Prabumulih
DP
DP
TP
TP
TP
*) pemeriksaan LKPD Provinsi Sumsel tahun 2011-2015
Dari tabel 1.1 yang menyajikan Hasil
Pemerikasaan Laporan Keuangan Provinsi
Sumatera Selatan dari TA 2011 sampai TA
2015 terlihat bahwa BPK memberikan opini
wajar dengan pengecualian sampai dengan
tahun 2013 kemudian memberikan opini
W
wajar tanpa pengecualian di tahun 2014-2015.
Adanya kenaikan persentase opini WDP
menjadi WTP, secara umum menggambarkan
adanya perbaikan yang dicapai oleh entitas
pemerintahan daerah dalam menyajikan suatu
laporan keuangan yang wajar sesuai dengan
107
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
prinsip yang berlaku. Penyajian suatu laporan
kuangan yang wajar merupakan gambaran dan
hasil dari pengelolaan keuangan yang lebih
baik. Opini yang diberikan atas suatu laporan
keuangan merupakan cerminan bagi kualitas
pengelolaan dan penyajian atas suatu laporan
keuangan. Belum diperolehnya opini WTP
dari BPK menunjukkan bahwa pelaporan
keuangan Pemerintah daerah masih belum
sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh
BPK yang disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain: Adanya kelemahan sistem
pengendalian intern, penyajian laporan
keuangan yang belum sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP), tidak
sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa dengan ketentuan yang berlaku, belum
tertatanya barang milik negara/daerah dengan
tertib, kelemahan dalam sistem penyusunan
laporan keuangan serta kurang memadainya
kompetensi SDM pengelola keuangan pada
pemerintah daerah.
Dalam penelitian ini peneliti tertarik
dengan fenomena yang terjadi mengenai hasil
audit laporan keuangan di Sumatera Selatan
tentang laporan keuangan yang Mengacu pada
hasil pemeriksaan BPK atau LKPD
mendorong peneliti untuk meneliti kembali
apakah salah satu faktor dari Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah, Pengendalian
Internal dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia dapat berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di
Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini
difokuskan pada BPKAD provinsi Sumatera
Selatan. Alasan penggunaan populasi ini
karena BPKAD mempunyai peranan penting
dalam hal rekonsiliasi laporan keuangan baik
dalam penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan pemerintah. Dapat dilihat Sumatera
Selatan dinilai berhasil menyusun dan
menyajikan
laporan
keuangan
yang
berkualitas pada tahun 2014-2015.
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti bermaksud untuk mencoba meneliti
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah dengan
judul “Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, Pengendalian
Internal dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
adapun latar belakang penelitian ini adalah
bagaimanakah pengaruh penerapan standar
akuntansi pemerintahan, pengendalian internal
dan kompetensi sumber daya manusia
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan standar
akuntansi pemerintahan, pengendalian internal
dan kompetensi sumber daya manusia
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Standar Akuntansi Pemerintah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. Dalam
peningkatan kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Hal
ini bersifat wajib baik untuk pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah guna dalam
rangka
transparansi
dan akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi pemerintah. SAP
dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah (PSAP), yaitu SAP
diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan
Kerangka
Konseptual
Akuntansi
Pemerintahan.
Menurut Tanjung (2012) dalam Vicky
Agustiawan (2013) mengemukakan bahwa:
Standar akuntansi pemerintah adalah prinsipprinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah, yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD), dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, serta peningkatan kualitas
LKPP dan LKPD.
Prinsip akuntansi dan pelaporan
keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan
yang harus dipahami dan ditaati oleh pembuat
standar dalam melakukan kegiatannya, serta
pengguna laporan keuangan dalam memahami
laporan keuangan yang disajikan dalam
menyusun standar, pelaporan keuangan dan
108
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
penyelenggara akuntansi. Adapun delapan d. Substansi Mengungguli Bentuk Formal
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan (Substance Over Form)
pelaporan keuangan pemerintah yaitu basis
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan
akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi
dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
mengungguli bentuk, perioditas, konsistensi,
yang seharusnya disajikan, maka transaksi
pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar.
atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
a. Basis Akuntansi
dan disajikan sesuai dengan substansi dan
Basis akuntansi yang digunakan dalam
realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
laporan keuangan pemerintah adalah basis
formalitasnya. Apabila substansi transaksi
akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO,
atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam
dengan aspek formalitasnya, maka hal
hal peraturan perundangan mewajibkan
tersebut harus diungkapkan dengan jelas
disajikannya laporan keuangan dengan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
basis kas, maka entitas wajib menyajikan e. Periodisitas (Periodicity)
laporan demikian.
Kegiatan akuntansi
dan pelaporan
Basis akrual untuk LO berarti bahwa
keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
pendapatan diakui pada saat hak untuk
menjadi
periode-periode
pelaporan
memperoleh pendapatan telah terpenuhi
sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
walaupun kas belum diterima di Rekening
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
ditentukan. Periode utama yang digunakan
entitas pelaporan dan beban diakui pada
adalah tahunan. Namun, periode bulanan,
saat kewajiban yang mengakibatkan
triwulanan,
dan
semesteran
juga
penurunan nilai kekayaan bersih telah
dianjurkan.
terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan f. Konsistensi (Consistency)
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan
atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti
pada kejadian yang serupa dari periode ke
bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa
periode oleh suatu entitas pelaporan
disajikan pula pada LO.
(prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak
b. Nilai Historis (Historical Cost)
berarti bahwa tidak boleh terjadi
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan
perubahan dari satu metode akuntansi ke
setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
metode akuntansi yang lain.
wajar dari imbalan (consideration) untuk g. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
Laporan keuangan menyajikan secara
memperoleh asset tersebut pada saat
lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh
jumlah kas dan setara kas yang diharapkan
pengguna
laporan keuangan dapat
akan dibayarkan untuk
memenuhi
ditempatkan pada lembar muka (on the
kewajiban di masa yang akan datang dalam
face) laporan keuangan atau Catatan atas
pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Laporan Keuangan.
c. Realisasi (Realization)
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas h. Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan
yang tersedia yang telah diotorisasikan
wajar Laporan Realisasi Anggaran,
melalui anggaran pemerintah suatu periode
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
akuntansi akan digunakan untuk membayar
Neraca, Laporan Operasional, Laporan
utang dan belanja dalam periode tersebut.
Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Mengingat Laporan Realisasi Anggaran
Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam
masih merupakan laporan yang wajib
rangka
penyajian
wajar,
faktor
disusun, maka pendapatan atau belanja
pertimbangan sehat diperlukan bagi
basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
penyusun laporan keuangan ketika
anggaran dan telah menambah atau
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
mengurangi kas. Prinsip layak temu biayakeadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu
pendapatan
(matching-cost
against
diakui dengan mengungkapkan hakikat
revenue principle) dalam akuntansi
serta tingkatnya dengan menggunakan
pemerintah tidak mendapat penekanan
pertimbangan sehat dalam penyusunan
sebagaimana
dipraktekkan
dalam
laporan keuangan.
akuntansi komersial.
109
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Diharapkan seluruh instansi baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dapat
mengimplementasikan
Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan baik dan
sesuai sehingga laporan keuangan pemerintah
dapat memberikan informasi yang andal dan
lengkap kepada berbagai pihak. Setelah
ditetapkannya SAP berarti pemerintah pusat
dan pemerintah daerah telah memiliki
pedoman dalam membuat dan menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan prinsipprinsip yang berlaku.
2.2 Pengendalian Internal
Menurut Hery (2013:159) pengertian
pengendalian intern adalah sebagai berikut :
Pengendalian intern adalah seperangkat
kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset
atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk
tindakan
penyalahgunaan,
menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan
yang akurat, serta memastikan bahwa semua
ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang
serta kebijakan manajemen telah dipatuhi
atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh
seluruh karyawan perusahaan.
Unsur-unsur pengendalian SPI yang
diterapkan
dipemerintah
menurut
PERMENDAGRI no 60 tahun 2008 terdiri
atas unsur:
1. Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku
positif dan kondusif untuk penerapan
Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui:
a. Penegakan integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Kepemimpinan yang kondusif
d. Pembentukan struktur organisasi yang
sesuai dengan kebutuhan
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab yang tepat
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan
yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia
g. Perwujudan peran aparat pengawasan
intern
pemerintah
yang
efektif
Perwujudan peran aparat pengawasan
intern
pemerintah
yang
efektif
sekurang-kurangnya harus:
h. Hubungan kerja yang baik dengan
Instansi Pemerintah terkait.
Hubungan kerja yang baik dengan
Instansi Pemerintah diwujudkan dengan
adanya mekanisme saling uji antar
Instansi Pemerintah terkait.
2. Penilaian Risiko
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
melakukan penilaian risiko. Penilaian
risiko terdiri dari, identifikasi risiko dan
analisis risiko. Analisis risiko dilaksanakan
untuk menentukan dampak dari risiko yang
telah diidentifikasi terhadap pencapaian
tujuan Instansi Pemerintah. Pimpinan
Instansi Pemerintah menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam menentukan tingkat
risiko yang dapat diterima.
3. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan
sifat dari tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang bersangkutan.
4. Informasi dan Komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
mengidentifikasi,mencatat,
dan
mengkomunikasikan informasi dalam
bentuk dan waktu yang tepat. Komunikasi
atas informasi wajib diselenggarakan
secara efektif.
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
melakukan
pemantauan
Sistem
Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem
Pengendalian Intern dilaksanakan melalui
pemantauan
berkelanjutan,
evaluasi
terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi
hasil audit dan reviu lainnya.
2.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia
Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Nawawi dalam Yani (2012: 1)
Sumber daya manusia sebagai salah satu
unsur dalam organisasi dapat diartikan
sebagai manusia yang bekerja dalam suatu
organisasi. SDM dapat disebut juga sebagai
personil, tenaga kerja, pekerja, karyawan,
potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
Atau potensi yang merupakan aset dan
berfungsi sebagai modal nonmateril dalam
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
110
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
menjadi potensi nyata secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Menurut
Wibowo
(2012:324)
menjelaskan bahwa kompetensi adalah
sebagai berikut:
Suatu kemapuan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Perangkat daerah harus memiliki
pengalaman di bidang keuangan
dan
didukung dengan latar belakang pendidikan
akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan
pelatihan merupakan hal terpenting dalam
pengelolaan keuangan yang baik. Sehingga
dalam menerapkan sistem akuntansi, Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
tersebut akan mampu memahami logika
akuntansi dengan baik. Apabila sumber daya
manusia tidak mampu memahami dan
menerapkan akunntansi dengan baik maka itu
akan berdampak pada kualitas laporan
keuangan yang di buat, dan tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
Agar dapat memenuhi tujuannya
karakteristik kualitatif laporan keuangan
adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
tentang SAP. Terdapat empat karakteristik
kualitatif laporan keuangan, yaitu relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami pada bagian kerangka konseptual
akuntansi pemerintah pada paragraf 35
menyatakan keempat karakteristik tersebut
merupakan persyaratan normatif yang
diperlukan
agar
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dapat memenuhi
kualitas yang diinginkan.
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan
apabila informasi yang termuat di
dalamnya
dapat
mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu
atau masa kini, dan memprediksi masa
depan,
serta
menegaskan
atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu. Dengan demikian, informasi
laporan keuangan yang relevan dapat
dihubungkan
dengan
maksud
penggunaannya.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap
fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut
secara
potensial
dapat
menyesatkan
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan
keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan
periode
sebelumnya
atau
entitas
pelaporan
lain
pada
umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Perbandingan
secara internal dapat dilakukan bila suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan
bila
entitas
yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama.
2.4 Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
Menurut Fahmi (2013:2) Laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Pengertian laporan keuangan lainnya
yang diungkapkan oleh Munawir (2010:2):
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas suatu perusahaan.
Tuntutan dilaksankannya akuntabilitas publik
mengharuskan pemerintah daerah untuk tidak
sekedar melakukan vertical reporting, yaitu
pelaporan kepada pemerintah pusat, akan
tetapi juga dilakukannya horizontal reporting,
yaitu pelaporan kinerja pemerintah daerah
kepada DPRD dan masyarakat sebagai bentuk
akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas publik
terdiri dari dua macam, yaitu : 1)
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada
otoritas
yang
lebih
tinggi
(akuntabilitas
vertikal)
dan
2)
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas
(akuntabilitas horizontal).
111
ISSN 2407 - 1072
d.
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang
disesuaikan
dengan
batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna
diasumsikan
memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan
dan lingkungan operasi entitas pelaporan,
serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
2.5 Komponen Laporan Keuangan
Berdasarkan SAP Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010, Komponen-komponen
yang terdapat dalam satu set laporan keuangan
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary reports) dan laporan finansial,
sehingga seluruh komponen menjadi sebagai
berikut :
a) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber alokasi dan pemakaian sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah
pusat/daerah,
yang
menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan relisasi dalam suatu periode
pelaporan.
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
c) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
neraca tersebut dikeluarkan.
d) Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar
sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dalam satu periode pelaporan.
e) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi
kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemerintah pusat/daerah selama periode
tertentu.
f) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan
sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal
atau
ekuitas
tahun
sebelumnya,
surplus/defisit-LO
pada
periode
bersangkutan dan koreksi-koreksi yang
langsung menambah/mengurangi ekuitas,
yang antara lain berasal dari dampak
kumulatif yang disebabkan oleh perubahan
aturan Keuangan.
g) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi
penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan SAL,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
2.6 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik. pelaporan keuangan
pemerintah seharusnya menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna.
Tujuan laporan keuangan berdasarkan Modul
Akuntansi Keuangan Pemerintah daerah
(2014) adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah
penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah
cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya telah sesuai dengan
anggaran yang di tetapkan dan peraturan
perundang-undangan
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah
sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan pemerintah daerah serta
hasil-hasil yang telah dicapai
4. Menyediakan
informasi
mengenai
bagaimana Pemerintah Daerah mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan dan kondisi pemerintah daerah
berkaitan
dengan
sumber-sumber
penerimaanya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, termasuk yang
berasal dari pungutan pajak dan pinjaman
6. Menyediakan
informasi
mengenai
perubahan posisi keuangan pemerintah
daerah, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
112
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai sumber dan penggunaan
sumber daya keuangan/ekonomi, transfer,
pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan
anggaran,
saldo
anggaran
lebih,
surplus/defisit-Laporan Operasional (LO),
aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu
entitas pelaporan dalam memenuhi tujuantujuan tersebut.
Pengandalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Studi Penelitian Pada
Instansi Pemerintah Kota Bandung). Hasil
penelitian ini menunjukkan SAP berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dan pengendalian internal
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah.
Fikri (2013) melakukan penelitian
tentang Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Pengendalian
2.7 Peranan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk Intern Pemerintah dan Standar Akuntansi
menyediakan
informasi
yang
relevan Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan
mengenai posisi keuangan dan seluruh Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Malang).
pelaporan selama satu periode pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama
Setiap
entitas
pelaporan
mempunyai secara parsial kompetensi sumber daya
kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya manusia, penerapan sistem pengendalian
yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai intern pemerintah, dan standar akuntansi
dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis pemerintahan berpengaruh positif dan
dan terstruktur pada suatu periode pelaporan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
untuk kepentingan : akuntabilitas, manajemen, pemerintah daerah kota Malang. kedua secara
transparansi, dan keseimbangan antar generasi simultan kompetensi sumber daya manusia,
(unternational equity) (SAP No. 24 Tahun penerapan sistem pengendalian intern
2005).
pemerintah,
dan
standar
akuntansi
Untuk
melaksanakan
kegiatan pemerintahan berpengaruh positif dan
operasional pemerintahan, menilai kondisi signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan pemerintah daerah kota Malang.
efisiensi suatu entitas pelaporan, dan
Dagong (2013) melakukan penelitian
membantu menentukan ketaatannya terhadap Tentang Pengaruh Standar
Akuntansi
peraturan perundang-undangan. Hal utama Pemerintahan (Sap) Terhadap Kualitas
yang digunakan untuk mengetahui nilai Laporan Keuangan Kota Gorontalo (Studi
sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan Kasus Dppkad Kota Gorontalo) Hasil
yaitu laporan keuangan. Setiap entitas penelitian menunjukan bahwa penerapan
pelaporan
memiliki
kewajiban
untuk standar
akuntansi
pemerintah
(SAP)
melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kualitas laporan keuangan pemerintah Kota
kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada Gorontalo. Koefisien determinasi menunjukan
suatu periode pelaporan untuk kepentingan: besarnya pengaruh penerapan standar
Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan akuntansi pemerintah (SAP) terhadap kualitas
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan laporan keuangan pemerintah Kota Gorontalo
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas sebesar 44,4%.
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
Wati
dkk,
(2014)
melakukan
ditetapkan secara periodik.
penelitian tentang Pengaruh Kompetensi Sdm,
Penerapan Sap, Dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan
2.8 Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan penelitian Keuangan
Daerah.
Hasil
penelitian
terdahulu dari beberapa jurnal berbeda yang menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya
dapat mendukung peneliti dalam melakukan manusia berpengaruh positif dan signifikan
penelitian ini, antara lain, Komarudin (2010), terhadap kualitas laporan keuangan daerah,
Fikri (2013) , Dagong (2013) Wati dkk (2014) penerapan standar akuntansi pemerintahan
dan Nurillah (2014).
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Komarudin
(2010)
melakukan kualitas laporan keuangan daerah, sistem
penelitian tentang Pengaruh Penerapan akuntansi keuangan daerah berpengaruh
Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Sistem positif dan signifikan terhadap kualitas
113
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
ISSN 2407 - 1072
laporan keuangan daerah, dan kompetensi
sumber daya manusia, penerapan standar
akuntansi pemerintahan, sistem akuntansi
keuangan daerah berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian
Nurillah
(2014)
menunjukkan hubungan Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan
Teknologi
Informasi,
Dan
Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
Empiris Pada SKPD Kota Depok). Hasil
penelitian ini menunjukkan penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah, pemanfaatan
Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah (X1)
teknologi informasi dan sistem pengendalian
intern pemerintah mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah.
2.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dibuat untuk
memperlihatkan hubungan pengaruh setiap
variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan
rumusan masalah, landasan teori dan review
penelitian terdahulu, kerangka konseptual
penelitian ini digambarkan pada Gambar
berikut:
H1
H2
Pengendalian Internal (X2)
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
(Y)
H3
Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X3)
H4
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka Pemikiran
yang telah digambarkan di atas, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H1 : Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintah (SAP) berpengaruh secara
parsial terhadap kualitas laporan
keuangan
pemerintah
provinsi
Sumatera Selatan.
H2 : Pengendalian
Internal berpengaruh
secara parsial terhadap kualitas laporan
keuangan
pemerintah
Provinsi
Sumatera Selatan.
H3 : Kompetensi
Sumber Daya Manusia
berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah
provinsi Sumatera Selatan.
H4 : Penerapan SAP, Pengendalian Internal,
dan Kompetensi SDM berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah provinsi
Sumatera Selatan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu,teknik Pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah di tetapkan.
114
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
3.2 Objek Penelitian
Objek yang dipilih oleh peneliti sebagai
tempat penelitian yaitu BPKAD Provinsi
Sumatera Selatan yang berada di Jalan
Merdeka No.8 Kelurahan Talang Semut
Kecamatan Bukit Kecil Palembang. BPKAD
adalah Instansi yang merekonsiliasi laporan
keuangan dari setiap OPD yang ada di
Provinsi Sumatera Selatan.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat empat
variabel utama yaitu Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (X1) dan Pengendalian
Internal (X2) dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X3) sebagai variabel bebas. Serta
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Y) sebagai variabel terikat.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
3.3.2.1 Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2013:61) dalam
menjelaskan variabel independen variabel
bebas
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan nyata atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah :
1. Standar Akuntansi Pemerintah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun
dan
menyajikan
Laporan
Keuangan
Pemerintah, yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD), dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, serta peningkatan kualitas
LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam
bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang
diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan
2.
3.
Kerangka
Konseptual
Akuntansi
Pemerintahan.
Pengendalian Internal
Menurut Kumaat (2011:15) pengertian
pengendalian intern adalah sebagai
berikut: Pengendalian intern adalah
suatu
cara
untuk
mengarahkan,
mengawasi dan mengukur sumber daya
suatu organisasi. Ia berperan penting
untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan (fraud) dan melindungi
sumber daya organisasi baik yang
berwujud maupun tidak (seperti reputasi
atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2011:244) yaitu
kemampuan terpadu dari daya pikir dan
daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku
dan sifatnya dilakukan oleh keturunan
dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya.
3.3.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam bahasa
Indonesia disebut sebagai variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2013:61) “Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah:
1. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Laporan keuangan menyajikan informasi
keuangan kepada para pengguna laporan
keuangan. Agar dapat memenuhi kualitas
yang dikehendaki maka aporan keuangan
harus bersifat : Relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami.
Pernyataan
tersebut
berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 71
Tahun 2010 tentang karakteristik
kualitatif laporan keuangan.
115
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel Penerapan SAP (X1),
Pengendalian Internal (X2), Kompetensi Sumber Daya Manusia (X3) dan Kualitas
Laporan Keuangan (Y)
Variabel Independen
Indikator
Variabel (X1) :
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
yang
selanjutnya disingkat SAP
adalah
prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan
dalam
menyusun
dan
menyajikan laporan keuangan
pemerintah (PP No. 71 tahun
2010)
1. PSAP No. 1 tentang Penyajian
Laporan Keuangan
2. PSAP No. 2 tentang LRA
3. PSAP No. 3 tentang LAK
4. PSAP No. 4 tentang CaLK
5. PSAP No. 5 tentang Akuntansi
Persediaan
6. PSAP No. 6 tentang Akuntansi
Investasi
7. PSAP No. 7 tentang Akuntansi
Aset Tetap
8. PSAP No. 8 tentang Akuntansi
Konstruksi dalam Pengerjaan
9. PSAP No. 9 tentang Akuntansi
Kewajiban
10. PSAP No. 10 tentang Koreksi
Kesalahan
11.PSA7P No. 11 tentang Laporan
Keuangan Konsolidasi
12. PSAP No.12 tentang Laporan
Operasional
Variabel (X2) :
1. Lingkungan Pengendalian
Sistem Pengendalian Internal
2. Penilaian Risiko
Menurut Permendagri no 60 3. Kegiatan Pengendalian
tahun 2008 tentang sistem 4. Informasi dan komunikasi
pengendalian intern, yaitu: 5. Pemantauan
“Sistem Pengendalian Intern
adalah proses yang integral
pada tindakandan kegiatan
yang dilakukan secara terus
menerus
oleh
pimpinan
danseluruh pegawai untuk
memberikan
keyakinan
memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui
kegiatanyang
efektif
dan
efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap
peraturan
perundangundangan”.
Variabel (X3) :
1) Pengalaman yang baik
Kompetensi Sumber Daya 2) Pendidikan sesuai pekerjaan
Manusia
3) Keterampilan sesuai tugas
Menurut Silfianti (2011) Dari
segi bisnis, sumber daya
116
Butir
Pertanyaan
1-27
1-5
1-8
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
manusia
(SDM)
adalah
manusia yang bekerja
dalam suatu organisasi. Dalam
hal
ini disebut juga dengan
karyawan. Jika tidak ada
manusia yang menjadi sumber
daya di perusahaan, maka
perusahaan tersebut tidak
dapat
berjalan
dan
menghasilkan laba sehingga
sumber
daya
manusia
merupakan hal
yang paling di
butuhkan
oleh
sebuah
perusahaan
Variabel Dependen (Y)
1.
Kualitas Laporan Keuangan
menurut PP No.71 tahun 2010
: adalah laporan terstruktur
mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi
yang 2.
dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan.
3.
4.
Relevan
a) Feedback value
b) Predictive value
c) Tepat waktu
d) Lengkap
Andal
a) Jujur
b) Dapat diverifikasi
c) Netralitas
Dapat dibandingkan
Dapat Dipahami
1-9
Sumber: data diolah
Likert atau skala likert adalah teknik
pengukuran yang digunakan untuk mengubah
data-data kualitatif dari kuesioner menjadi
suatu urutan data kuantitatif .skala likert
menggunakan pengukuran dengan skala
ordinal.
Ukuran yang digunakan untuk menilai
jawaban-jawaban yang diberikan dalam
menguji variabel independen dan variabel
dependen yaitu dengan 4 tingkatan, dimulai
dari satu sampai empat. Alternatif jawaban
adalah sebagai berikut:
.
Tabel 3
Skala Likert pada pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor
4
3
2
1
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai BPKAD Provinsi
Sumatera Selatan yang berjumlah 74
pegawai.
3.4
3.4.1
Populasi dan Sampel
Populasi
Sugiyono
(2013:
117)
mengungkapkan bahwa populasi adalah
sebagai
berikut:
populasi
adalah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai karakteristik tertentu yang
117
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
perlu menerapkan sistem akuntansi dan
kebijakan akuntansi sesuai dengan Standar
akuntansi pemerintah. Hasil penelitian ini
mendukung secara empirik studi yang
dilakukan oleh Nurani H, Eti Sumiyati
(2014) yang menghasilkan penerapan
standar akuntansi pemerintah (SAP)
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
3.4.2
Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu
staf/pegawai sebanyak 35 responden yang
memenuhi kriteria. Kriteria tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Responden adalah para staf/pegawai
yang telah memiliki pengalaman kerja
minimal 1 Tahun.
2. Pegawai/staf yang mengerti dan
memahami tentang laporan keuangan
dan terlibat langsung dalam hal yang
berhubungan dengan laporan keuangan.
4.2
Pengaruh Pengendalian Internal
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
Berdasarkan hasil Pengujian secara
parsial Variabel Pengendalian Internal
dalam penelitian ini memiliki nilai thitung 1,679 < nilai ttabel -2,032. Dengan demikian
maka berdasarkan hipotesis penelitian maka
Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Artinya
bahwa
Pengendalian
Internal
tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Hasil penelitian ini
mendukung secara empirik studi yang
dilakukan oleh Yendrawati (2013) yang
menghasilkan pengendalian internal tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.
Ketidaksignifikanan ini mungkin
disebabkan kondisi Pengendalian internal di
instansi BPKAD yang belum memenuhi
fungsinya
dalam
hal
memberikan
keyakinan memadai tentang keandalan
laporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum dan perundang-undangan, dan
efektifitas dan efisiensi operasi. Oleh
Karena itu dalam hal ini pemerintah harus
memberikan keyakinan yang memadai
mengenai pencapaian tujuan pemerintah
daerah yang tercermin dari kualitas laporan
keuangan. Pemerintah wajib menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian
yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif. Kemudian pemerintah wajib
melakukan
penilaian
risiko
untuk
menentukan dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi terhadap tujuan instansi
pemerintah. Hal selanjutnya dilihat dari
kegiatan pengendalian yang harus sesuai
dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari
tugas dan fungsi instansi pemerintah yang
bersangkutan. Pemerintah juga wajib
mengidentifikasi,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan
informasi
dalam
bentuk dan waktu yang tepat. Kemudian
yang terakhir pemantauan, pemerintah
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dibutuhkan data
yang akurat, objektif serta mendukung
untuk menyelesaikan masalah yang ada
sehingga pada pembuatan penelitian ini
peneliti menggunakan metode survei,
berupa kuesioner (angket) yang didapat dari
beberapa jurnal peneliti terdahulu.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan
bagian dari proses pengujian data setelah
tahap pemilihan dan pengumpulan data
dalam penelitian. Analisis data dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan program SPSS (Statisical
Package for Social Science) versi 20.
Teknik analisis data dalam penelitian ini
dengan menggunakan analisis Regresi
Linear Berganda untuk menguji pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh
Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian secara
parsial dengan menggunakan uji t, variabel
Penerapan standar akuntansi pemerintah
yang memiliki nilai thitung 6,127 > nilai
ttabel
-2,032.
Berdasarkan
hipotesis
penelitian Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
Artinya bahwa penerapan standar akuntansi
pemerintah berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan di BPKAD Provinsi
Sumatera Selatan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin baik penerapan standar
akuntansi pemerintah maka kualitas laporan
keuangan akan semakin baik. Karena untuk
lebih meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan Pejabat Penatausahaan Keuangan
118
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Internal melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tinadk
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya.
4.4 Pengaruh
Penerapan SAP,
Pengendalian
Internal
dan
Kompetensi Sumber Daya Manusia
terhadap
Kualitas
Laporan
keuangan
Dari hasil pengujian secara bersamasama atau secara simultan dengan
melakukan uji-F, bahwa niai F hitung
sebesar 22,396 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Nilai Fhitung tersebut
dibandingkan dengan nilai Ftabel, dimana
jumlah variabel bebas (k) = 3, dan jumlah
sampel (n) = 35. Maka diperoleh df1 = 3
df2 = 31 dan yang menghasilkan nilai Ftabel
sebesar 2,79. Maka hal ini menunjukkan
bahwa nilai Fhitung memiliki nilai yang lebih
besar dari nilai Ftabel (22,396 > 2,79). Dan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
tingkat signifikansi α 5% yaitu 0,000 <
0,05, artinya dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan hipotesis penelitian Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya secara simultan
variabel independen yaitu Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintah,
Pengendalian Internal dan Kompetensi
Sumber Daya Manusia berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Kualitas laporan keuangan akan
mengalami peningkatan atau penurunan
karena adanya pengaruh secara bersamasama atau simultan dari ketiga variabel
yaitu Penerapan SAP, Pengendalian
Internal dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia.
4.3 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia terhadap Kualitas Laporan
keuangan
Berdasarkan
hasil
Variabel
Kompetensi Sumber Daya Manusia yang
memiliki nilai thitung 2,842 > nilai ttabel 2,032. Dengan demikian maka berdasarkan
hipotesis penelitian maka Ho3 ditolak dan
Ha3 diterima. Artinya bahwa Kompetensi
Sumber Daya Manusia berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil
uji ini mendukung penelitian yang
dilakukan (Zuliarti 2012) yang menyatakan
bahwa kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan dan hasil penelitian ini
menolak penelitian yang dilakukan oleh
Desi dan Ertambang (2008), Dhany (2010)
yang menghasilkan kapasitas SDM yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai/satf telah memahami dan mengerti
dalam penyampaian laporan keuangan dan
pemerintah telah menjalankan fungsi
akuntansi dengan baik karena jika tidak
dilandasi
dengan
keterampilan dan
pengetahuan serta didukung dengan sikap
kerja maka tidak akan berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
Dalam pengelolaan keuangan daerah yang
baik, perangkat daerah harus memiliki
pengalaman di bidang keuangan
dan
didukung dengan latar belakang pendidikan
akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan
pelatihan. Sehingga untuk menerapkan
sistem akuntansi, Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas tersebut akan
mampu memahami logika akuntansi dengan
baik. Apabila sumber daya manusia tidak
mampu memahami dan menerapkan
akunntansi dengan baik maka itu akan
berdampak pada kualitas laporan keuangan
yang di buat, dan tidak sesuai dengan
standar yang telah ada.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan