KEDISIPLIN DAN PENAMBAHAN WAKTU BELAJAR (2)

KEDISIPLIN DAN PENAMBAHAN WAKTU BELAJAR
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI
Sherly Istika Sari
Universitas Kristen Satya Wacana
942016005@student.uksw.edu
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisiplinan dan
penambahan waktu belajar terhadap hasil belajar siswa serta untuk mengetahui tindakan apa
saja yang dilakukan guru untuk meningkatkan kedisiplinan dan penambahan waktu belajar.
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif. Tehnik penelitian yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan kuesioner. Tehnik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial. Dan yang terahkir
menggunakan uji hipotesis korelasi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang
signifikan yang positif antara kedisiplinan dan penambahan waktu belajar terhadap hasil
belajar. Didapat hubungan korelasi dengan signifikansi 0,676, hal ini menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang kuat. Selain itu, dibutuhkan komitmen dan dedikasi yang tinggi bagi
seorang guru untuk menerapkan kedisiplinan dan menambahkan waktu belajar untuk siswa
agar hasil belajar meningkat, disertai dengan menciptakan pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan bagi siswa.
Kata kunci: Kedisiplinan, penambahan waktu belajar, peningkatan hasil belajar.
PENDAHULUAN

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat mencantumkan
bahwa salah satu tujuan nasional adalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini mendasari
bahwa pentingnya pendidikan bagi tujuan nasional pendidikan. Karena kecerdasan bangsa
akan dengan mudah dicapai melalui pendidikan. Selain itu, Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 juga menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan

membentuk

watak

serta peradaban

bangsa

yang

bermanfaat

dalam


rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Maka dari itu pendidikan sangat penting untuk

masyarakat. Karena kecerdasan suatu bangsa mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Untuk
itu pendidikan harus terus diperluas dan ditingkatkan kualitasnya agar pendidikan semakin
berkembang.
Namun untuk mewujudkan suatu bangsa yang maju dan bangsa yang cerdas tidaklah
mudah. Mewujudkan suatu bangsa yang cerdas dan maju membutuhkan perjuangan yang
gigih dan pengorbanan serta keiklasan dalam memperjuangkannya. Untuk mewujudkan
tujuan pendidikan yang menjadi ujung tombak pelaksanaannya adalah guru. Guru yang
secara langsung berinteraksi dengan siswa dan mengetahui perkembangan siswa setiap
harinya. Guru juga berperan dalam pengajaran dan membimbing siswa agar menjadi siswa
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani,
berilmu,


cakap,

kreatif,

mandiri

dan

rasa tanggung

jawab

kemasyarakatan

dan

kebangsaan.
Dalam melaksanakan dan mewujudkan tujuan pendidikan juga tidak selalu berjalan
dengan mudah, karena dalam pelaksanaanya lebih bersifat kompleks. Banyak hal yang
menjadi


batu

sandungan

dalam

mensukseskan

tujuan

pendidikan.

Maka

dalam

pelaksanaannya diperlukan kedisiplin. Seperti yang dikatakan Saleh (2011: 297) disiplin diri
merupakan kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang secara berkesinambungan
sehingga menjadi hal yang biasa dilakukan. Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa

belajar membutuhkan komitmen dan tanggungjawab. Sedangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran SD bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, mengingat masa anak-anak
yang duduk dibangku sekolah dasar adalah masanya bermain.
Bedasarkan wawancara kepada kepala sekolah SD Negeri Rowosari, bahwa sekolah
tersebut bukan kawasan dari perkotaan dan belum maju dalam hal sarana dan prasarana.
Gedung-gedung sekolahan sangat sederhana dan terletak dipinggir sawah. Namun baik
kepala sekolah, para guru dan siswa memiliki semangat dan kedisiplinan yang tinggi.
Terbukti bahwa salah satu guru, yakni guru kelas enam memulai kelas mereka pada pukul
06.00 pagi, tidak seperti kelas pada umumnya yang masuk pada pukul 07.00 pagi. Guru kelas
enam sangat tegas dan disiplin terhadap siswanya, jika ada siswa yang terlambat masuk
sekolah akan dihukum, waktu untuk pulang sekolahpun diundur untuk diberi tambahan
pelajaran. Hal inipun sangat didukung oleh kepala sekolah dan rekan-rekan guru yang lain.
Dari latar belakang tersebut, peneliti menduga ada hubungan antara kedisiplinan dan
penambahan waktu beajar terhadap hasil belajar. Oleh karena itu, peneliti mengadakan

penelitian dengan judul “Kedisiplin Dan Penambahan Waktu Belajar Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VI”.
RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan dan penambahan waktu belajar terhadap

hasil belajar siswa?
2. Tindakan apa saja yang dilakukan guru agar dapat meningkatkan kedisiplinan dan
menambahkan waktu belajar kepada murid?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisiplinan dan penambahan waktu
belajar terhadap hasil belajar siswa.
2. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan guru untuk meningkatkan
kedisiplinan dan penambahan waktu belajar.
MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis, untuk menambah pengetahuan teoritis mengenai hubungan antara
kedisiplinan dan penambahan waktu belajar terhadap hasil belajar siswa. Dan
selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjut dan penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan dan penambahan waktu belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, memberikan pengetahuan baru mengenai hubungan antara
kedisiplinan dan penambahan waktu belajar terhadap hasil belajar siswa.
b. Bagi guru, menambah pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan untuk
semakin meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi sekolah, dengan meningkatnya hasil belajar akan semakin meningkatkan
kualitas dan mutu sekolah.

KAJIAN TEORI

Belajar merupakan suatu proses perubahan individu baik secara keseluruhan ataupun
berkala berdasarkan hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya, perubahan
tersebut meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkahlaku, kemampuan dan
keterampilan, (Slameto, 2003:2, Sudjana, 2002: 280). Dari pernyataan ini kita bisa melihat
bahwa belajar merupakan hal yang penting. Dunia terus bergerak dan mengalami perubahan,
maka untuk bisa mengikuti perkembangan dunia kita harus berubah. Perubahan yang baik itu
bisa dilakukan dengan terarah dan teratur dengan pembelajaran. Maka belajar adalah hal yang
penting bagi setiap individu.
Namun untuk melakukan pembelajaran dan perubahan tidak semudah membalikan
telapak tangan. Dibutuhkan tekad untuk disiplin dan motivasi yang kuat untuk mewujudkan
perubahan kearah yang lebih baik. Tanpa konsistensi untuk berubah, maka akan sulit
terwujud. Karena disiplin merupakan belajar secara sukarela mengikuti pemimpin dengan
tujuan dapat mencapai perubahan dan perkembangan secara optimal, Sutirna (2013: 115).
Disiplin mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk mengikuti suatu aturan. Aturan
yang dapat diterima, dimengerti dan ingat untuk suatu perubahan yang baik, aturan yang

membuat setiap individu menjadi baik dan mengarah pada kesuksesan. Seperti yang
dikatakan Saleh (2011: 298-296), bahwa kedisiplin akan membuat impian setiap individu
menjadi kenyataan, karena dengan disiplin akan mengubah suatu kelemahan menjadi
kekuatan.
Disiplin sangat penting didalam dunia pendidikan, karena dengan disiplin akan
membentuk perilaku, sikap dan keteraturan hidup seseorang. Dengan disiplin akan
memudahkan orang untuk mencapai sukses. Pernyataan ini didukung oleh Saleh (2011: 298)
yang menyatakan bahwa kedisiplinan menjadi kunci utama dalam menggapai sukses dari
setiap tindakan dan profesi apapun. Selain itu Tulus (2004:38) juga mengatakan bahwa
manfaat disiplin untuk menata kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih
kepribadian, pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
Sedangkan Hurlock (2008: 84) menyatakan bahwa disiplin terdiri dari empat
unsur yaitu peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi. Peraturan adalah pola yang
ditetapkan untuk tingkah laku. Peraturan untuk menjadikan anak lebih bermoral dengan
membekali pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Hukuman berarti
menjatuhkan

hukuman

pada seseorang


karena

suatu

kesalahan, perlawanan

atau

pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman diberlakukan untuk memberi efek
jera kepada seseorang yang melakukan kesalahan atau melanggar peraturan. Penghargaan

merupakan setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak
harus berbentuk materi tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di
punggung. Penghargaan akan membuat orang akan semakin termotivasi untuk melakukan
suatu peraturan, perubahan dan presatasi yang semakin baik serta membuat seseorang merasa
dihargai. Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Dengan adanya konsitensi
anak akan terlatih dan terbiasa dengan segala yang tetap sehingga mereka akan
termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hal yang salah.
Suryabrata (2004: 249) mengklasifikasikan faktor-aktor yang mempengaruhi

belajar menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang berasal
dari dalam diri siswa. Faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keadaan udara, suhu
udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar serta lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Sedangkan faktor
yang berasal dari dalam diri siswa yaitu pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani,
keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang diderita serta minat, bakat,
motivasi, dan konsentrasi.
Karena disiplin merupakan suatu sikap yang tidak bisa berubah dengan seketika,
makan diperlukan upaya untuk menjadi disiplin. Maka (Saleh, 2011: 300, Sukardi, 2003: 42)
mengatakan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi disiplin, diantaranya adalah
menentukan kejelasan tujuan yang akan diraih, memiliki niat yang kuat untuk mencapai
tujuan, menetapkan skala prioritas, membiasakan hidup yang teratur, mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang dijadwalkan serta tempat yang telah tersedia, tekun dan sabar
dalam menapaki jalan sukses yang diyakini.
Selain

kedisiplinan

yang


membantu

siswa

mencapai

hasil

belajar

yang

membanggakan, guru yang berkualitas dan bermutu juga berperan dalam pendidikan dan
pencapaian hasil belajar yang membenggakan. Karena keberhasilan guru dalam
melaksanakan belajar dipengaruhi oleh penguasaan materi pelajaran, strategi, metode, media
dan alat pembelajaran. Selain itu, kemampuan menyediakan atau menciptakan kondisi dan
situasi belajar yang kondusif sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa,
(Mulyasana, 2011: 122, Sagala, 2009: 83-86). Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa
keprofesionalan seorang guru sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Namun
Mulyasana, (2011: 64) juga menjelaskan metode mengajar bersifat khas dan dibatasi oleh
ruang dan waktu. Karena metode belajar yang dianggap efektif dan dilaksanakan dipagi hari

akan menghasilkan mutu yang berbeda jika dilaksanakan diwaktu yang berbeda, meskipun
dikelas yang sama. Maka dari itu, guru harus mampu memanajemen waktu yang baik dan
sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa serta sekolah.
Penelitian ini juga didasari oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut; penelitian M.
Sholihul Amri (2012) tentang hubungan antara kedisiplinan belajar dan prestasi belajar
pendidikan agama islam pada siswa kelas vii, ada korelasi positif yang sifgnifikan antara
kedisiplinan belajar dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VII.
Demikian juga penelitian Miftahul Firdaus (2013) tentang hubungan antara motivasi belajar
dengan disiplin belajar siswa di kelas XI jurusan teknik kendaraan ringan, hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan disiplin belajar di kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Selain itu Mujiati
(2013) meneliti tentang korelasi antara kedisiplinan peserta didik dengan hasil belajar pada
mata pelajaran biologi siswa kelas X, dengan hasil adanya hubungan yang signifikan
antara kedisiplinan peserta didik dengan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas
X. Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Sri Lutfiani (2013), tentang studi korelasi tingkat
kedisiplinan belajar dan pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran sekolah terhadap
prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa tingkat kedisiplinan belajar dan pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran
sekolah terhadap prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V adalah korelasi
positif dengan signifikan yang rendah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif. Metode ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilaksanakan di
SD Negeri Rowosari Kabupaten Semarang kelas VI tahun ajaran 2016 dengan jumlah siswa
sebanyak 13 orang. Tehnik penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
kuesioner. Data diproleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara kepada kepala sekolah, guru-guru dan kepada para siswa serta diperoleh lelaui
angket yang dibagikan kepada siswa. Sedangkan data sekunder diperoleh dari nilai siswa,
absensi dan buku referensi. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif dan statistik inferensial. Analisis deskriptif menggambarkan objek yang
diteliti dan membuat kesimpulan secara umum. Sedangkan statistik inferensial untuk

menganalisis data populasi. Satistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik parametrik. Analisis parametrik uji prasarat menggunakan uji normalitas dan uji
linearitas. Dan yang terahkir menggunakan uji hipotesis. Uji hipotesis menunjukan hubungan
sederhana sehingga diuji dengan menggunakan tehnik korelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2016 di SD Negeri
Rowosari. Penelitian ini membahas hubungan antara kedisiplinan dan penambahan waktu
belajar terhadap hasil belajar siswa. Data tentang kedisiplinan belajar diperoleh melalui
penyebaran angket kepada 13 orang siswa. Siswa yang menjadi objek penelitian ini hanya
dilakukan dikelas IV. Karena yang menerapkan kedisiplinan yang lebih tinggi dan
penambahan jam belajar dilakukan oleh guru kelas VI untuk mencapai keberhasilan dalam
Ujian Nasional.
Pengambilan data kedisiplinan dan penambahan waktu belajar dilakukan dengan
menggunakan angket. Sebelum dilakukan pengukuran tingkat kedisiplinan siswa, instrumen
yang digunakan untuk mengukur dilakukan uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu, untuk
memastikan alat ukur yang digunakan layak untuk mengukur. Dan berikut ini peneliti akan
memaparkan deskriptif data dan melakukan analisis statistik inferensial yang diperoleh
peneliti dilapangan dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows.
maka didapatlah data berikut ini:
Tabel 1. Data Deskriptif Kedisiplinan Dan
Penambahan Waktu Terhadap Prestasi Belajar
Statistics
disiplin
13

13

0

0

Mean

3,2754

77,5908

Median

3,3200

79,6400

Std. Deviation

,25851

12,23057

Variance

,067

149,587

Minimum

2,91

54,90

Maximum

3,77

94,20

42,58

1008,68

N

Sum

Valid

total_nilai

Missing

Data yang ambil dari penyebaran angket dengan menggunakan skala Likert dengan
skor 1 – 4, maka dapat diketahui bahwa mean atau rata-rata skor kedisiplinan adalah 3,2754
dengan nilai rata-rata matematika setiap KD diperoleh 77,5908. Dan dpat juga diketahui
bahwa siswa yang tingkat kedisiplinannya memiliki skror minimal 2,91 mendapat nilai ratarata 54,90. Sedangkan untu siswa yang mendapat skor maximum 3,77 mendapat nilai ratarata 94,20.
Untuk lebih memperjelas pengaruh tingkat kedisiplinan dan penambahan waktu belajar,
secara deskriptif akan digambarkan dengan menggunakan histogram sebagai berikut:

Gambar 1. Histogram Disiplin Belajar
Dari gambar histogram diatas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kedisiplinan
siswa kelas VI SD Rowosari antara 3,20 - 3,40. Dari gambar histogran diatas juga dapat
diketahui tingkat kedisiplinan terendah 2,8, sedangkan siswa yang memiliki tingkat
kedisiplinan tertinggi 3,60 – 3,80 lebih sedikit dibandingkan siswa yang tingkat
kedisiplinannya rendah. Namun dapat dilihat bahwa rata-rata kedisiplinan siswa adalah 3,28,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa sudah baik. Sedangkan untuk
mengetahui frekuensi rata-rata nilai formatif setiap KD adalag sebagai berikut:

Gambar 2. Histogram Rata-rata Nilai
Gambar histogram diatas merupakan rata-rata nilai dari ujian formatif setiap selesai
Kompetensi Dasar. Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa 60% siswa mendapat nilai 70
keatas dan hanya 40% siswa yang mendapat nilai 70 kebawah. Hal ini menggambarkan
bahwa nilai yang dicapai oleh peserta didik sudak baik, meskipun perlu untuk lebih
tingkatkan agar semua siswa mencapai nilai diatas 70.
Setelah melakukan analisis deskriptif, peneliti selanjutnya melakukan uji normalitas
dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows. Uji normalitas ini digunakan untuk
mengetahui tingkat kenormalan data. Maka didapat hasil dari analisi uji normalitas sebagai
berikut:
Statistics
Unstandardized Residual
N

Valid
Missing

Mean
Std. Deviation
Skewness
Std. Error of Skewness

13
0
0E-7
12,12948617
-,431
,616

Kurtosis

-,623

Std. Error of Kurtosis

1,191

Untuk dapat melihat tingkat kenormalan suatu data dapat dilihat dari rasio skewness
dan kurtosis. Terlihat bahwa skewness -,431/,616 = -0,699 dan rasio kurtosis -,623/ 1,191 =

-0,523. Karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2

hingga +2, dapat

disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.
Selain melakukan uji normalitas, peneliti juga melakukan uji linieritas untuk
mengetahui tingkat linier data secara signifikan. Maka dapat diketahui hasil uji linieritas
dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows adalah sebagai berikut:

ANOVA Table
Sum of

df

Mean

Squares
(Combined)
Between

Deviation from

dis_waktu

Linearity

Square
11

154,403

1,598

,554

29,549

1

29,549

,306

,678

1668,888

10

166,889

1,728

,536

96,605

1

96,605

1795,042

12

Within Groups
Total

Sig.

1698,437

Linearity

total_nilai * Groups

F

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa Deviation from Linearity 0,536. Karena
Deviation from Linearity lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang
yang digunakan adalah linier. Setelah melakukan analisis data deskriptif dan inferensial,
maka peneliti akan melihat seberapa besar buhungan antara kedisiplinan dan penambahan
waktu belajar disekolah terhadap prestasi siswa. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan
program SPSS 20 for Windows adalah sebagai berikut:
Correlations
dis_waktu
Pearson Correlation
dis_waktu

Sig. (2-tailed)
N

total_nilai

1

total_nilai
,128
,676

13

13

Pearson Correlation

,128

1

Sig. (2-tailed)

,676

N

13

13

Berdasarkan analisis korelasi dengan menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa tingkat
signifikansi antara disiplin dan penambahan waktu belajar terhadap nilai atau prestasi siswa
adalah 0,676. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara disiplin dan penambahan
waktu belajar terhadap nilai sangat berpengaruh “kuat”.

Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh hasil rata-rata skor disiplin 3,2754 dengan
rata-rata nilai matematika 77,5908. Hal ini menggambarkan bahwa kedisiplinan dan nilai
siswa sudah baik. Siswa sudah memiliki kedisiplinan yang baik dengan skor diatas 3.
Sedangkan untuk nilai rata-rata matematika yang didapat dari setiap KD adalah 77,5908.
Padahal untuk menentukan ketuntasan minimal disekolah 60 % atau 70%, Wardani (2012:
301). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa mencapai KKM. Meskipun berdasarkan
gambar histogram masih ada siswa yang belum lulus KKM, namun saat dilihat nilai rata-rata
per KD mengalami kecenderungan meningkat. Pada KD 1 nilai yang didapat 77,4, rata-rata
nilai pada KD 2 adalah 63,9, pada KD 3 adalah 81,5, KD 4 adalah 78,9 dan KD 5 mencapai
nilai 86,2. Hal ini menggambarkan bahwa ada kecenderungan kenaikan nilai karena
diterapkannya disiplin dan penambahan waktu belajar. Namun terkadang ada penurunan nilai
seperti rata-rata nilai pada KD 2 dan KD4. Berdasarkan wawancara dengan guru dan kepala
sekolah penurunan nilai ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya siswa bosan karena
mendapat waktu yang lebih lama untuk belajar dan penerapan disiplin terkadang membuat
siswa merasa terikat, atau terjadi permasalahan dirumah. Seperti yang dikatakan oleh
Suryabrata (2004: 249) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu
faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Namun guru dan kepala sekolah mengatasi dengan berbagai macam metode yang
menyenangkan untuk belajar, guru juga terkadang memposisikan diri sebagai teman,
sehingga siswa akan merasa nyaman dengan guru. Kepala sekolah juga mengijinkan sesekali
waktu untuk diberi jadwal olahraga agar siswa bisa puas bermain sambil berolah raga.
Selain meakukan analisis deskriptif, peneliti melakukan analisis statistik inferensial
dengan menggunakan uji normalitas, uji linieritas dan Uji hipotesis dengan menggunakan
tehnik korelasi. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan program SPSS 20 for
Windows. Didapat rasio skewness -,431/,616 = -0,699 dan rasio kurtosis -,623/ 1,191 =
-0,523. Hal ini juga menunjukan bahwa data mengalami kenormalan. Dan dilihat bahwa
Deviation from Linearity 0,536 yang menujukan bahwa kedisiplinan dan penambahan waktu
belajar memiliki hubungan yang linier terhadap hasil belajar. Maka dilakukanlah analisi
dengan menggunakan korelasi untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedisiplinan dan
penambahan waktu belajar terhadap hasil belajar. Setelah dianalisis dengan menggunakan
program SPSS 20 for Windows didapat hubungan korelasi dengan signifikansi 0,676. Dari
hasi analisi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan kedisiplinan dan penambahan waktu

belajar memiliki hubungan kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan dan
penambahan waktu belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
Dari hasil penelitian diatas, dapat diketahui bahwa menerapkan disiplin dan
menambahkan waktu belajar pada anak akan meningkatkan hasil belajar. Pendapat ini
diperkuat oleh pendapat Saleh (2011: 298) yang menyatakan bahwa kedisiplinan menjadi
kunci utama dalam menggapai sukses. Karena dengan menerapkan kedisiplinan akan
membentuk kepribadian anak menjadi teratur. Dari hasil wawancara juga guru menjelaskan
bahwa pada awal diterapkannya jadwal masuk kelas jam 06.00 pagi, susah sekali bagi siswa
untuk menyesuaikan jadwal tersebut. Banyak sekali yang terlambat datang, namun jika ada
siswa yang datang pukul 06. 15 guru memberikan pujian kepada murid karena sudah
berusaha berangkat pagi untuk diberikan pelajaran tambahan. Hal ini juga didukung oleh
Sutirna (2013: 115), bahwa disiplin mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk
mengikuti suatu aturan. Pendapat ini juga didukung oleh peneliti terdahulu, seprti Amir
(2012), Firdaus (2013), dan Mujiati (2013) yang menyatakan dari hasil penelitiannyabahwa
terdapat hubungan korelatif yang signifikan terhadap hasil ayau prestasi belajar siswa.
Selain menerapkan peraturan untuk masuk pukul 06.00 pagi, guru juga membiasakan
menambah waktu belajar, sehingga pulang lebih terlambat dari yang seharusnya. Hal ini
dilakukan untuk memberikan tambahan pelajaran, terutama untuk mata pelajaran yang akan
di Ujiankan Nasional. pembiasaan ini dilakukan karena kedisiplinan membutuhkan
kebiasaan. Maka tujuan yang akan diraih harus jelas, memiliki niat yang kuat untuk mencapai
tujuan, menetapkan skala prioritas, membiasakan hidup yang teratur, mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang dijadwalkan serta tempat yang telah tersedia, tekun dan sabar
dalam menapaki jalan sukses yang diyakini, (Saleh, 2011: 300, Sukardi, 2003: 42). Dan juga
penambahan waktu ini dibarengi dengan sikap guru yang memberikan kenyamanan bagi
siswa dan memotivasi siswa agar tetap bersemangat mengikuti pelajaran yang diberikan guru.
Karena kondisi dan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar dapat
dilakukan oleh guru yang prifesional, dimana guru mampu menggunakan metode, tehnik dan
strategi untuk menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan, (Mulyasana,
2011: 64, 122, Sagala, 2009: 83-86). Pendapat ini juga diperkuat dari hasil penelitian Lutfiani
(2013), hasil penelitianya menjelaskan bahwa tingkat kedisiplinan belajar dan pemanfaatan
waktu belajar diluar jam pelajaran sekolah terhadap prestasi belajar pendidikan
kewarganegaraan siswa kelas V memiliki korelasi positif dengan signifikan yang rendah.

Hukuman juga diberlakukan oleh guru jika siswa melanggar puraturan. Jika ada siswa
yang tidak sungguh-sungguh mengikuti pelajaran dan mendapat nilai dibawah KKM guru
memberikan hukuman bahwa siswa tidak diperbolehkan pulang sampai waktu tertentu,
meskipun siswa yang lain sudah dipulangkan. Tujuan guru menahan siswa pulang agar siswa
belajar memperbaiki kesalahan dan guru membimbing siswa untuk lebih memahami materi
pelajaran yang belum siswa capai. Namun terkadang guru juga memberikan toleransi kepada
siswa jika orangtuanya menjeput siswa untuk pulang. Tujuan guru menahan murid juga
bertujuan agar guru dapat bertemu dengan orang tua dan meminta bantuan kepada orang tua
siswa agar memotivasi siswa untuk belajar dan meningkatkan prestasi. Selain hukuman, guru
juga memberikan pujian kepada murid yang disiplin, seperti siswa yang bisa berangkat pukul
06.00 pagi, maka akan diberikan pujian. Guru juga konsisten dalam menetapkan suatu aturan
untuk ditaati bersama. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Hurlock (2008: 84) menyatakan
bahwa disiplin terdiri dari empat unsur yaitu peraturan, hukuman, penghargaan dan
konsistensi. Dimana peraturan untuk membekali anak semakin baik sikapnya, hukuman
diberikan untuk memberikan efek jera kepada siswa yang melanggar peraturan, penghargaan
diberikan kepada siswa yang mentaati peraturan dan konsistensi adalah komitmen terhadap
peraturan yang dijalankan.
KESILMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan yang positif antara kedisiplinan dan penambahan waktu belajar
terhadap hasil belajar. Didapat hubungan korelasi dengan signifikansi 0,676, hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat. Terbukti dengan hasil rata-rata nilai
formatif terakhir miningkat dibandingkan dengan nilai tes formatif sebelumnya, yaitu
mencapai nilai rata-rata 86,2. Selain itu, dibutuhkan komitmen dan dedikasi yang tinggi bagi
seorang guru untuk menerapkan kedisiplinan dan menambahkan waktu belajar untuk siswa
agar hasil belajar meningkat, disertai dengan menciptakan pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan bagi siswa.
SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan
untuk dapat meningkat hasil belajar:
1. Guru perlu meningkatkan kedisiplinan dan memberikan tambahan waktu belajar
kepada siswa agar hasil belajar meningkat

2. Guru harus memiliki komitmen, dedikasi dan disipplin yang tinggi untuk memberikan
contoh dan meningkatkan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, M. Sholihul. 2012. Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar Dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas Viismp N 2 Kalijambe Sragen Tahun
Pelajaran

2011/2012

.

Skripsi.

http://eprints.ums.ac.id/20383/23/2._naskah_publikasi.pdf. (1 Desember 2013)
Firdaus, Miftahul. 2013. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Disiplin Belajar Siswa
Di Kelas Xi Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Smk Piri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013.

Skripsi.

https://www.scribd.com/doc/216508971/Minat-Dan-Motivasi-

Belajar. (1 Desember 2013)
Hurlock, E.B. (2008). Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Jakarta: Erlangga
Lutfiani, sri. 2013. studi korelasi tingkat kedisiplinan belajar dan pemanfaatan waktu belajar
diluar jam pelajaran sekolah terhadap prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan
siswa kelas V. http://digilib.uin-suka.ac.id/10275/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf. (1 Desember 2013)
Mujiati. Korelasi antara Kedisiplinan Peserta didik dengan Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran Siswa Kelas X M.A. Hidayatus Syubban Semarang Tahun Pelajaran
2012/ 2013. Skripsi. http://eprints.walisongo.ac.id/1682/1/093811032_Coverdll.pdf. (1
Desember 2013)
Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alenia Keempat TENTANG TUJUAN NASIONAL
ADALAH MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA.
Sagala, Saiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabheta.
Saleh, Muwafik. (2011). Membangun Karakter Dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistya Wardani, Naniek dkk. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahan Belajar Mandiri SD.
Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.
Suryabrata. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sutirna. (2013). Perkembangan Dan Pertumbuhan Peserta Didik.Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Tulus, Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:Grasindo.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL.