Formulasi dan Uji Efektivitas Air Bonggol Pisang Raja (Musa paradisiaca Linn.) sebagai Hair Tonic

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kosmetik Perawatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998,

kosmetik adalah sediaan atau panduan bahan yang siap digunakan pada bagian
luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi
dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan,
tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit
(Tranggono dan Fatma, 2007).
Kosmetik berdasarkan kegunaannya dibagi menjadi kosmetik perawatan dan
dekoratif. Kosmetik perawatan misalnya kosmetik untuk membersihkan,
melembabkan, maupun melindungi bagian tubuh seperti kulit dan rambut,
sedangkan kosmetik dekoratif diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada
bagian tubuh sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik (Tranggono
dan Fatma, 2007).


2.2

Tonik Rambut (Hair Tonic)
Sediaan perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah sediaan

kosmetik yang digunakan untuk melebatkan pertumbuhan rambut atau
merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan dan rambut rontok (Ditjen
POM., 1985).
Bahan utama yang terdapat dalam sediaan tonik rambut ada dua, yaitu zat
pelarut dan zat khasiat. Zat pelarut yang aman digunakan untuk sediaan bentuk

5

Universitas Sumatera Utara

larutan adalah air, alkohol dan gliserin (Ditjen POM., 1985).
Kadar alkohol yang digunakan hendaknya serendah mungkin karena kadar
alkohol yang tinggi dapat melarutkan kompleks protein-asam lemak rambut,
sehingga dapat menyebabkan terputusnya struktur protein (Ditjen POM., 1985).
Zat khasiat yang digunakan untuk tonik rambut mempunyai efek antara lain,

membersihkan, menghilangkan atau mencegah ketombe, memperbaiki sirkulasi
darah kulit kepala, memperbaiki dan memulihkan sekresi kelenjar sebum dan
merangsang pertumbuhan rambut (Ditjen POM., 1985).

2.3 Rambut
2.3.1 Pengertian rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh
tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir (Djuanda, 2007).
Rambut tumbuh di atas kulit dan akarnya tertanam di dalam kulit, sel dan
perubahan biologis lainnya terdapat dalam akar yang menentukan pertumbuhan
dan perontokan rambut. Bagian rambut yang keluar dari kulit dinamakan batang
rambut (Tranggono dan Fatma, 2007).
Ada berbagai jenis rambut yang tumbuh di kepala dan tubuh kita, yaitu:
a. Rambut yang panjang dan kasar di kepala
b. Rambut yang kasar tetapi pendek berupa alis di atas mata.
c. Rambut agak kasar tapi tidak sepanjang rambut di kepala, yaitu pada ketiak
dan sekeliling alat kelamin pada orang yang sudah akil balik.
d. Rambut yang halus pada pipi, hidung, dahi, serta bagian tubuh lainnya (kulit
lengan, perut, punggung dan betis pada wanita).


6

Universitas Sumatera Utara

Ilmu tentang rambut (trichologi) membagi rambut manusia ke dalam dua
jenis, yaitu:
1.

Rambut terminal, yang umumnya kasar, misalnya rambut kepala, alis,
rambut ketiak, dan rambut kelamin.

2.

Rambut vellus, yang berupa rambut halus pada pipi, dahi, punggung dan
lengan (Tranggono dan Fatma, 2007).
Rambut sehat mempunyai struktur elastis, tidak mudah patah atau terlepas

dari akarnya, berkilap, dengan kontur rata mulai dari akar sampai ke ujung
rambut. Rambut dapat sedikit menyerap air dan bahan kimia dari luar. Komposisi
rambut terdiri atas zat karbon ± 50%, hidrogen 6%, nitrogen 17%, sulfur 5% dan

oksigen 20%. Rambut mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugus disulfida,
misalnya dengan pemanasan atau bahan kimia (Wasitaatmadja, 1997).

Gambar 2.1 Struktur rambut
(Sumber: Shai, et al., 2009)
2.3.2 Anatomi rambut
Rambut tumbuh pada bagian epidermis kulit, terdistribusi merata pada
tubuh. Komponen rambut terdiri dari sejumlah kecil urea, asam urat, xanthine,

7

Universitas Sumatera Utara

glikogen, asam sitrat, asam laktat, dan sejumlah garam mineral serta enzim.
Rambut terdiri dari dua bagian yaitu batang rambut dan akar rambut (Tranggono
dan Fatma, 2007).
2.3.2.1 Batang rambut
Bagian rambut yang ada di bagian luar kulit dinamakan batang rambut. Jika
rambut dipotong melintang, maka terlihat tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
a.


Kutikula rambut, terdiri dari sel-sel keratin yang pipih, dan saling
bertumpuk seperti sisik ikan. Lapisan ini keras dan berfungsi melindungi
rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing ke dalam batang rambut.
Kutikula dapat rusak karena tekanan mekanik misalnya disisir.

b.

Korteks rambut, adalah lapisan yang lebih dalam (antara kutikula dan
medula), terdiri dari sel-sel yang memanjang, tersusun rapat. Lapisan ini
sebagian besar terdiri dari pigmen rambut dan rongga-rongga udara.

c.

Medula rambut, terdiri dari tiga atau empat lapis sel yang berbentuk kubus,
berisikan keratohialin, butir-butir lemak dan rongga udara (Tranggono dan
Fatma, 2007).

Gambar 2.2 Struktur batang rambut
(Sumber: Bariqina dan Zahida, 2001)


8

Universitas Sumatera Utara

2.3.2.2 Akar rambut
Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Akar
rambut tertanam miring dalam kulit dan terselubung oleh kantong rambut (folikel
rambut). Bagian-bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut:
a.

Kantong rambut (folikel), merupakan suatu saluran yang menyerupai tabung
dan berfungsi untuk melindungi akar rambut, mulai dari permukaan kulit
sampai di bagian terbawah umbi rambut.

b.

Papil rambut, ialah bulatan kecil yang bentuknya melengkung, terletak di
bagian terbawah dari folikel rambut dan menjorok masuk ke dalam umbi
rambut. Papil rambut bertugas membuat atau memproduksi bermacammacam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Misalnya, sel-sel

tunas rambut, zat protein (zat korney) yang membentuk keratin, zat
makanan untuk rambut, zat melanosit yang membentuk melanin (zat
pigmen/ zat warna rambut), oksigen, karbon, zat lemak, dan lain-lain
(Bariqina dan Zahida, 2001).

Gambar 2.3 Struktur akar rambut
(Sumber: Bariqina dan Zahida, 2001)

9

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Siklus rambut
Siklus rambut ialah proses tumbuhnya rambut menjadi dewasa, rontok dan
kemudian berganti rambut yang baru. Dalam proses pertumbuhan rambut hingga
tua, terdapat beberapa fase pertumbuhan: anagen (masa pertumbuhan), katagen
(masa terhentinya pertumbuhan), dan telogen (masa istirahat) (Bariqina dan
Zahida, 2001).

Gambar 2.4 Siklus pertumbuhan rambut

(Sumber: Shai, et al., 2009)
2.3.3.1 Masa anagen
Masa anagen adalah masa pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus
membentuk sel rambut secara mitosis. Proses anagen membutuhkan waktu 2-3
tahun (1000 hari) (Bariqina dan Zahida, 2001).

10

Universitas Sumatera Utara

2.3.3.1 Masa katagen
Masa katagen adalah masa peralihan atau pergantian rambut karena selaput
dan jaringan ikat sekitar kandung rambut di daerah umbi rambut menebal,
sedangkan papil rambut mengeriput sehingga umbi rambut tidak lagi memperoleh
makanan. Pada masa ini, rambut tidak tumbuh lagi dan bagian terdalam pada akar
rambut membulat seperti gada (clubbed hair). Clubbed hair tidak segera rontok,
tetapi secara perlahan rambut-rambut ini terdorong ke atas dan akhirnya rontok.
Banyaknya rambut yang rontok disebabkan oleh siklus pertumbuhan rambut
normal yang tidak melampaui 40-80 helai rambut selama 24 jam. Masa peralihan
ini memerlukan waktu proses 2-3 minggu (Bariqina dan Zahida, 2001).

2.3.3.2 Masa telogen
Masa telogen adalah masa istirahat ketika papil rambut yang mengeriput
selama masa katagen dan masih tinggal pada tempat semula, akan bekerja dan
berkembang kembali untuk membentuk umbi baru. Pada masa ini mulai terbentuk
proses karetinisasi, kemudian terbentuk tunas rambut baru yang semakin lama
semakin tumbuh ke atas, mendorong rambut lama hingga terlepas sendiri atau
lepas pada saat melakukan penyisiran rambut, setelah rambut yang lama terlepas
maka akan tumbuh rambut baru. Masa telogen memerlukan waktu proses 2-3
minggu (Bariqina dan Zahida, 2001).
2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut
2.3.4.1 Faktor intrinsik
Faktor ini meliputi umur, genetik, imunologis, sirkulasi darah ke folikel dan
hormon. Rambut tidak akan tumbuh tanpa adanya suplai darah yang cukup untuk
mengisi folikel rambut dengan metabolit yang diperlukan. Hormon seksual

11

Universitas Sumatera Utara

mempunyai peran penting pada pertumbuhan, distribusi dan pigmentasi rambut

manusia, terutama pada masa pubertas dimana hormon ini memicu pertumbuhan
rambut sekunder (Rook dan Robert, 1991).
Estrogen memperlambat pertumbuhan rambut selama fase anagen, tetapi
memperpanjang durasi fase anagen. Tirosin mempercepat aktivitas anagen dan
kortison justru memperlambat aktivitas anagen (Rook dan Robert, 1991).
Androgen dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan rambut dan juga
ukuran diameter rambut. Namun pada kulit kepala yang memiliki alopesia
androgenik, androgen justru menurunkan diameter batang rambut, kecepatan
pertumbuhan rambut dan durasi fase anagen (Rook dan Robert, 1991).
Perubahan hormon testosteron menjadi 5α-dihidrotestoteron (DHT) pada
folikel rambut bergantung pada keberadaan enzim 5α-reduktase. DHT berikatan
dengan reseptor dalam sel, ditransportasi ke dalam nukleus kemudian akan
mengaktifkan gen spesifik yang menginduksi produksi protein tipe tertentu,
kemudian protein ini akan menghambat pertumbuhan rambut (Mitsui, 1992).
2.3.4.2 Faktor ekstrinsik
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kulit kepala merupakan
faktor ekstrinsik pertumbuhan rambut. Faktor lingkungan tersebut meliputi
perubahan cuaca ekstrim, paparan ultraviolet, sinar-X, radioaktif, iritasi zat kimia
atau penutupan dan penekanan rambut serta kulit kepala (Ditjen POM., 1985).
Apabila faktor lingkungan ini terjadi terus menerus, maka kulit kepala dapat

mengalami degenerasi kronik pada sel-sel epidermis yang menyebabkan kulit
kepala menjadi kasar, terjadi depigmentasi, gangguan keratinisasi dan kerontokan
rambut (Ditjen POM., 1985). Selain kondisi lingkungan, faktor nutrisi juga

12

Universitas Sumatera Utara

berperan pada pertumbuhan rambut. Faktor nutrisi tersebut meliputi protein,
vitamin A, vitamin E, vitamin B kompleks, Vitamin C, yodium, zat besi dan
sistein (Dalimartha dan Soedibyo, 1998).

2.4 Uraian Tumbuhan
2.4.1 Klasifikasi tumbuhan (Flach dan Rumawas, 1996)
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Class

: Monocotyledoneae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa paradisiaca Linn.

2.4.2 Morfologi tumbuhan
Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.
Tingginya antara 2-9 meter, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bonggol)
yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman
baru. Secara terinci, morfologi tumbuhan pisang dicirikan dengan struktur bagian
tanaman sebagai berikut:
1.

Batang Semu. Pisang mempunyai batang semu yang sebenarnya tersusun
atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh dari batang bawah tanah sehingga
mencapai ketebalan 20-50 cm. Lapisan pada batang ini sebenarnya
merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpang banyak air
(sukulenta) sehingga lebih tepat disebut batang semu (pseudostem).

13

Universitas Sumatera Utara

Terkadang pada satu tanaman terdapat dua batang semu atau sering disebut
berbatang ganda (Dalimartha, 2003).
2.

Batang. Batang pisang sesungguhnya terdapat di dalam tanah, yaitu yang
sering disebut bonggol. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat
mata calon tumbuh tunas anakan. Sementara pada bagian bawah bonggol
terdapat perakaran serabut yang lunak (Sunarjono, 2004).

3.

Daun. Daun yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman,
keluarnya menggulung dan terus tumbuh memanjang, kemudian secara
progresif membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah
koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah berlilin, tulang
tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan
menyirip, warnanya hijau (Dalimartha, 2003).

4.

Bunga. Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga
dibungkus oleh seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas
dan jatuh ke tanah jika bunga telah membuka. Bunga betina akan
berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung
tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut
sebagai jantung pisang. Jantung pisang ini harus dipangkas setelah selesai
berbuah. Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam tandan
(Dalimartha, 2003).

5.

Buah. Buahnya buah buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun seperti
sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau cokelat. Tiap
kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau

14

Universitas Sumatera Utara

tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warnanya hitam. Buahnya dapat dipanen
setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang (Dalimartha, 2003)
2.4.3 Kandungan kimia tumbuhan
Akar mengandung serotonin, norepinefrin, tanin, hidroksitriptamin,
dopamin, vitamin A, B dan C. Buah mengandung flavonoid, glukosa, fruktosa,
sukrosa, tepung, protein, lemak, minyak menguap, kaya akan vitamin (A, B, C,
dan E), mineral, kalium (kalium, kalsium, fosfor, Fe), pektin, serotonin, 5-hidroksi
triptamin, dopamin dan noradreanalin. Kandungan kalium pada buah pisang
cukup tinggi yang kadarnya bervariasi tergantung jenis pisangnya. Buah muda
mengandung banyak tanin (Dalimartha, 2003).
Air yang terdapat pada bonggol pisang mengandung senyawa-senyawa
fitokimia, antara lain saponin, antrakuinon, kuinon, lektin dan tanin (Priskila,
2012).
2.4.4 Khasiat tumbuhan
Buah pisang rasanya manis, sifatnya dingin, astringen, melumas (lubricate)
usus, penawar racun, penurun panas (antipiretik), antiradang, peluruh kencing
(diuretik), laksatif ringan. Akar berkhasiat sebagai penawar racun, pereda demam
(antipiretik), mendinginkan darah, antiradang, dan peluruh kencing. Hati batang
pisang berkhasiat penurun panas dan untuk perawatan rambut. Cairan dari
bonggol

mengatasi

infeksi

saluran

kencing,

menghentikan

perdarahan

(hemostatik), penurun panas (antipiretik), serta penghitam dan mencegah rambut
rontok. Buah muda dan akar berkhasiat astringen. Buah muda berkhasiat antidiare,
antidisentri, dan untuk pengobatan tukak lambung (Dalimartha, 2003).

15

Universitas Sumatera Utara

2.5 Eksudat Tumbuhan
Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa
senyawa kimia murni (Ditjen POM., 2000).

2.6 Komponen Dalam Sediaan Hair Tonic
2.6.1 Etanol 96%
Pemerian etanol berupa cairan tidak berwarna, mudah menguap, jernih dan
berbau khas. Etanol mudah bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organik. Dalam formulasi sediaan ini, etanol digunakan sebagai
pelarut (Rowe, et al., 2009).
2.6.2 Natrium metabisulfit
Natrium metabisulfit merupakan kristal tidak berwarna, serbuk kristal
berwarna putih hingga putih krem yang berbau. Digunakan sebagai antioksidan
dalam sediaan oral, parenteral dan topikal. Natrium metabisulfit sedikit larut
dalam etanol (95%), mudah larut dalam gliserin dan air. Konsentrasi yang
digunakan sebagai antioksidan adalah 0,01-0,1% (Wade and Paul, 1994).
2.6.3 Metil paraben
Metil paraben merupakan hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah yang mudah larut dalam etanol dan
eter, praktis tidak larut dalam minyak, dan larut dalam 400 bagian air. Metil
paraben digunakan secara luas sebagai bahan pengawet antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi. Golongan paraben efektif pada

16

Universitas Sumatera Utara

rentang pH yang luas dan mempunyai aktivitas antimikroba pada spektrum yang
luas, meskipun paraben paling efektif melawan kapang dan jamur. Pada sediaan
topikal umumnya metil paraben digunakan dengan konsentrasi antara 0,02-0,3%
(Rowe, et al., 2009).
2.6.4 Propil paraben
Propil paraben merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, dan tidak
berasa. Larut dalam etanol dan propilen glikol, sedikit larut dalam air. Propil
paraben memiliki aktivitas sebagai antimikroba, umumnya digunakan sebagai
pengawet untuk sediaan farmasi, kosmetik dan makanan. Konsentrasi yang
digunakan untuk sediaan topikal adalah 0,01-0,6% (Wade dan Paul, 1994).
2.6.5 Mentol
Pemerian mentol ialah serbuk kristal tidak berwarna dengan bau dan rasa
khas. Mentol tidak tercampur dengan timol, resorsin, kloral hidrat dan pirogalol.
Kegunaan mentol ialah pemberi sensasi dingin pada sediaan topikal dan juga
memberi bau. Mentol larut dalam etanol dan dapat juga digunakan sebagai
peningkat penetrasi ke kulit. Pada sediaan kosmetik, penggunaannya berkisar 0,12,0% (Rowe, et al., 2009).
2.6.6 Carboxy Methyl Cellulose Natrium (CMC Na)
CMC Na merupakan serbuk granul berwarna putih atau hampir putih, tidak
berbau dan higroskopis. Tidak larut dalam aseton, etanol, eter, dan toluene.
Mudah terdispersi dalam air dalam segala temperatur. Memilik pH 6,0-8,0.
Penyimpanannya dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaannya adalah sebagai

suspending agent. Konsentrasi yang digunakan sebagai suspending agent adalah
0,25-1,0% (Rowe, et al., 2009).

17

Universitas Sumatera Utara