Pengaruh Kemudahan Penggunaan E-Commerce terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi pada Konsumen Tokopedia.com di Kota Medan).

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 E-Commerce
2.1.1 Pengertian E-Commerce
Electronic commerce atau e-commerce merupakan bagian dari ruang yang
dikenal dengan e-business. Dalam hal ini e-commerce dipandang sebagai
penerapan dari e-business, dalam kaitannya dengan proses penjualan dan
pembelian produk serta layanan. Aspek ini mencakup pertukaran data (data
exchange) selama proses transaksi yang berhubungan dengan pengelolaan
aktifitas pembayaran.
Definisi dari e-commerce menurut Kalakota (Suyanto, 2003:11) dapat
ditinjau dalam 4 perspektif berikut yaitu :
1. Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang,
layanan, informasi atau pembayaran melalui jaringan komputer atau
melalui peralatan elektronik lainnya.
2. Dari perspektif

proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari

teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran

kerja.
3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen untuk
memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas
barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.

6
Universitas Sumatera Utara

7

4. Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk
membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan
sarana online berikutnya.

2.1.2 Manfaat E-Commerce
Manfaat yang di dapat melalui penerapan e-commerce antara lain :
a. Bagi Penjual :
1.


Memperluas pangsa pasar (market place) hingga kepasar nasional dan
internasional.

2.

Dengan biaya operasi yang minim, sebuah perusahaaan dapat dengan
mudah menemukan lebih banyak pelanggan, pemasok (supplier) yang
lebih baik dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.

3.

Penjual tidak memerlukan modal besar untuk mencari lokasi,
membangun tempat usaha ataupun menyewa toko.

4.

Efisiensi tenaga kerja, bisnis online hanya memerlukan beberapa
tenaga kerja dengan kemampuan yang dapat diandalkan.

5.


E-commerce
pendistribusian,

menurunkan
penyimpanan,

biaya
dan

pembuatan,
pencarian

pemrosesan,

informasi

yang

menggunakan kertas.

b. Bagi Konsumen :
1.

E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau
melakukan transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari
hampir setiap lokasi.

Universitas Sumatera Utara

8

2.

E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan,
mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.

3.

E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada
pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan

perbandingan secara cepat.

4.

Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam
hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.

2.1.3 Klasifikasi E-commerce
Ada beberapa cara klasifikasi transaksi e-commerce. Salah satunya adalah
dengan melihat sifat partisipan dalam transaksi e-commerce. Menurut Laudon
(2005:163) tiga kelompok besar e-commerce adalah :
1. Business-to-consumere (B2C).
Merupakan transaksi ritel dengan pembeli indvidual, semua pelaku dalam
B2B adalah pelaku dunia usaha atau organisasi lainnya. Mencakup semua
produk retail dan jasa untuk para konsumen individu.
2. Business-to-business (B2B).
Mencakup penjualan barang-barang dan jasa antar bisnis.
3. Consumer-to-consumer (C2C).
Mencakup konsumen yang menjual secara langsung ke konsumen lainnya.


Universitas Sumatera Utara

9

2.1.4 Proses Transaksi E-Commerce
Agar sebuah perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan, maka
harus ada satu proses tertentu. Proses transaksi e-commerce bisa mencakup tahaptahap sebagai berikut (Suyanto, 2003:46):
1. Show. Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang
dimiliki, lengkap dengan detail spesifikasi produk dan harganya.
2. Register. Konsumen melakukan register untuk memasukkan data-data
identitas, alamat pengiriman dan informasi login.
3. Order. Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan, konsumen pun
selanjutnya melakukan order pembelian.
4. Payment. Konsumen melakukan pembayaran.
5. Verification. Verifikasi data konsumen sepeti data-data pembayaran (No.
rekening atau kartu kredit).
6. Deliver. Produk yang dipesan pembeli kemudian dikirimkan oleh penjual
ke konsumen.

2.1.5 Hambatan E-Commerce di Indonesia

Penerapan e-commerce di Indonesia masih menghadapi banyak kendala.
Kendala-kendala yang dihadapi bangsa Indonesia dalam penerapan e-commerce
adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman Dunia Teknologi Informasi yang Masih Kurang.
Harus diakui bahwa masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya
memahami teknologi informasi. Sejauh ini, masih dikenal sebatas
masyarakat kota dan umumnya baru dinikmati oleh generasi muda.

Universitas Sumatera Utara

10

2. Tingginya Cybercrime
Cybercrime dapat diartikan sebagai tindak pelanggaran hukum di lingkup
teknologi informasi. Jenis dari cybercrime yaitu kasus carding, penipuan,
pembajakan situs, menyebarkan virus dan worm, pembajakan software,
serta mencoba menjadi cracker, hacker, dan lain-lain.
3. Ketegasan Peraturan dan Perundang-undangan
Semua kasus yang terjadi di dunia maya membutuhkan ketegasan aturan
yang jelas dan didukung oleh aparat penegak hukum yang memiliki

kemampuan andal.Dapat dikatakan bahwa saat ini kemampuan aparat
penegak hukum di Indonesia masih terbatas dalam mengatasi kasus-kasus
cybercrime.
4. Masih Mahalnya Infrastruktur Jaringan.
Biaya pemasangan dan penggunaan internet dirasa masih mahal bagi
sebagian masyarakat.Kualitas jaringan internet di Indonesia masih jauh
dari kata “memuaskan” jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga
relatif.

2.2 Keputusan Pembelian
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian
konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif
yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah

Universitas Sumatera Utara

11


faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu
menghasilkan pembelian yang aktual.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), “Keputusan pembelian adalah
pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya
bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif
pilihan”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu
dalam pemilihan salah satu alternatif yang sesuai dari dua alternatif atau lebih dan
dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih
dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.

2.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) proses keputusan konsumen
terdiri dari lima tahap.
Gambar 2.1
Proses Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:179)
Keterangan :
1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, ketika pembeli
menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh

Universitas Sumatera Utara

12

rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang (rasa
lapar, haus, dan seks) timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga
menjadi dorongan. Kemudian rangsangan eksternal contohnya, suatu
iklan atau diskusi dengan teman bisa membuat konsumen berpikir untuk
membeli mobil baru.
2. Pencarian Informasi
Tahap dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak,
konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan
pencarian informasi secara aktif. Jumlah pencarian yang dilakukan
konsumen bergantung pada kekuatan dorongan internalnya, jumlah
informasi yang dibutuhkan, kemudahan memperoleh lebih banyak
informasi, nilai yang konsumen tempatkan pada informasi tambahan, dan
kepuasan yang konsumen dapat dari pencarian informasi. Konsumen

dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber – sumber ini
meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber
komersial (iklan, wiraniaga, situs web, kemasan, tampilan), sumber
publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian
internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian
produk). Pengaruh relatif sumber-sumber informasi ini bervariasi sesuai
produk dan pembelinya.
3. Evaluasi Alternatif
Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak
menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap

Universitas Sumatera Utara

13

pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan.
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui
beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi
alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian
tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang
cermat dan pemikiran yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama
hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi,
sebagai gantinya mereka membeli berdasarkan dorongan dan bergantung
pada intuisi. kadang-kadang kansumen membuat keputusan sendiri,
kadang-kadang mereka meminta nasihat pembelian dari teman, pemandu
konsumen, atau wiraniaga.
4. Keputusan Pembelian
Proses dimana konsumen menjatuhkan pilihan terhadap produk mana
yang akan dibeli. Ada dua faktor yang bisa berada antara niat pembelian
dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika
seseorang yang mempunyai arti penting bagi konsumen berpikir bahwa
konsumen seharusnya membeli mobil yang paling murah, maka peluang
konsumen untuk membeli mobil mahal berkurang. Faktor kedua adalah
faktor situasional yang diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat
pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan
manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga bisa
mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman mungkin memberitahu
bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang disukai orang lain. Oleh

Universitas Sumatera Utara

14

karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan
pilihan pembelian yang aktual.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Tahap dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah
pembelian, berdasarkan kepuasan, atau ketidakpuasan yang menetukan
kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara
ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak
memenuhi ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi,
konsumen puas; jika produk melebihi ekspetasi, konsumen sangat puas.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Adapun

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

keputusan

pembelian

konsumen sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat
nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga
penting lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika
Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi,
aktivitas,

efisiensi,

kemajuan,

kenikmatan

materi,

individualisme,

kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda. Masing-masing subbudaya
terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan

Universitas Sumatera Utara

15

sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama,
kelompok, ras, dan wilayah geografis.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan
sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang
tersebut.

Kelompok

ini

biasanya

disebut

dengan

kelompok

keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan
pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota
kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer
seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi
dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang
informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang
biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi
perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan
menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah
keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik
dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua,

Universitas Sumatera Utara

16

keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki
seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
c.

Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status
mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam
sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam
organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada
perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan
tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya.
Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian
terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan
dengan merek lainnya.

3.

Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi
diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a. Usia dan siklus hidup keluarga orang membeli barang dan jasa yang
berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan
konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli

Universitas Sumatera Utara

17

pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di
klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya
pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi
seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan,
utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui
sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan
yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama.
Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran,
banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup
seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek
berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya
hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon
selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda
yang kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti
aplikasi pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan
bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat menujang
berbagai kegiatan bisnis mereka.
d. Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang
bebeda-beda

yang

dapat

mempengaruhi

aktivitas

kegiatan

pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis

Universitas Sumatera Utara

18

manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif
konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan
seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian
1981:160). Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna
dalam

menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan

karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok
dengan kepribadiannya.
4.

Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi

keputusan pembelian

konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat
faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu.
Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan
beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu
kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan
akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok.
Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak
hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut,
melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud,
ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu

Universitas Sumatera Utara

19

arah

pemikiran

dan

emosi

tertentu.

Frederick

Herzerberg

mengembangkan teori dua-faktor yang membedakan dissastifier
(faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier (faktorfaktor yang menyebabkan kepuasan) yang dapat memotivasi kegiatan
pembelian konsumen. Ia mencotohkan dalam kegiatan pembelian
komputer yang dimana tidak adanya garansi dapat menjadi faktor
dissaatisfier tetapi adanya garansi juga tidak menjadi pemuas atau
motivator pembelian, karena garansi bukan merupakan sumber
kepuasan instrinsik komputer. Melainkan kemudahan penggunaanlah
yang dapat menjadi satisfier yang dapat memotivasi kegiatan
pembelian.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan.
Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi
oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan
sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna
menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler
2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik
tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

20

2.3 Keputusan Pembelian Online
2.3.1 Belanja Online
Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan menggunakan perangkat
elektronik yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa dari
penjual melalui internet. Melalui online shop pembeli dapat melihat berbagai
produk yang ditawarkan secara langsung terlebih dahulu melalui situs web yang
dipromosikan oleh penjual sebelum pembeli tersebut memutuskan untuk
membelinya.
Online shopping memungkinkan kedua pembeli dan penjual untuk tidak
bertatap muka secara langsung, sehingga hal ini memungkinkan penjual untuk
mendapat pembeli dari luar negeri atau internasional. Kegiatan tersebut
merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap
muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari seluruh
penjuru dunia melalui media komputer, notebook, ataupun handphone yang
tersambung dengan layanan akses internet. Belanja online adalah salah satu
bentuk perdagangan elektronik yang digunakan untuk kegiatan transaksi penjual
ke penjual ataupun penjual ke konsumen.
Belanja online di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan
perkembangan yang signifikan. Melalui teknik e-banking pelanggan dapat
melakukan kegiatan seperti transfer uang, membayar tagihan listrik, air, telepon,
internet, pembelian pulsa, pembayaran uang kuliah dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

21

2.3.2 Media Belanja Online Di Indonesia
Beberapa media belanja online di Indonesia, yaitu:
a. Blog
Salah satu media yang menampilkan belanja online antar lain adalah blog.
Blog merupakan layanan web gratis dimana palaku usaha online
menggunakan blog sebagai toko online untuk menjual sekaligus
mempromosikan barang dan jasa yang ditawarkan kepada calon konsumen.
Karena sifatnya yang mudah di kustomisasi oleh penggunanya, maka
belanja online melalui media blog cukup riskan karena pembeli cukup
sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya penjual mengunggah
bukti bukti transfer yang dimiliki sebagai bentuk jaminan kepada
pelanggan bahwa konsumen dapat mempercayai usaha online tersebut.
b. Situs Web
Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja online baik web
lokal maupun web internasional. Ada banyak hal yang dapat dilakukan
dilayanan belanja online melalui web, diantaranya yang terkenal adalah
lelang. Lelang merupakan kegiatan belanja online dimana pembeli
menetapkan batas bawah suatu harga yang hendak dilelang, kemudian
sang pembeli yang tertarik dapat menawar (biasa disebut bidding) sesuai
kelipatan yang diajukan. Lelang biasanya dibatasi pada periode tertentu
sehingga pembeli dengan nominal tertinggi dinyatakan berhak membeli
barang yang diinginkan sesuai dengan harga yang diajukan.

Universitas Sumatera Utara

22

c. Situs Jejaring Sosial
Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial di dunia,
media social networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja online untuk
memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang
ditawarkan kemudian disebarkan melalui messaging atau fitur photo
sharing. Bentuk penawaran ini merupakan perkembangan dari media
katalog yang tadinya disebarkan dalam bentuk media cetak per bulan, kini
disebarkan melalui media katalog online yang penawarannya dapat
diupdate kapan saja.

2.3.3 Keuntungan Dan Kelemahan Belanja Online
Belanja secara online juga memberikan keuntungan serta kerugian bagi
konsumen. Beberapa keuntungan belanja online:
1. Pembeli tidak perlu datang langsung ke toko, mall, dan lain sebagainya.
Cukup dengan mengakses website lewat internet untuk memilih barang
yang dikehendaki
2. Kapan dan di mana saja dapat memilih barang. Dari rumah, kantor,
perjalanan, dan lain-lain selama terdapat koneksi internet dalam waktu 24
jam.
3. Pemilik toko online dapat menekan biaya untuk fisik toko karena cukup
memasarkan produknya melalui internet.
4. Pemasaran produk bisa menjangkau seluruh dunia.

Universitas Sumatera Utara

23

Beberapa kelemahan belanja online:
1. Kualitas barang terkadang tidak sesuai dengan keinginan. Apa yang
ditampilkan di website bisa berbeda dengan yang terima.
2. Rentan aksi penipuan dimana banyak kasus ketika pembeli telah mengirim
sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim.
3. Resiko barang rusak setelah diterima akibat pengiriman pihak ketiga.
Meski bisa diganti memerlukan waktu lagi.

2.3.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Online
Dalam model perilaku konsumen online menurut Turban (dalam Adi,
2013:39) menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen dan prosesnya sebagai berikut:
Gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen Online

Sumber: Turban (dalam Adi, 2013:39)

Universitas Sumatera Utara

24

Model perilaku pembelian online tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut :
1. Keputusan membeli konsumen secara online sebagai variabel tergantung
dipengaruhi oleh dua variabel yang tidak dapat dikendalikan sebagai
variable bebas, yaitu variabel pertama meliputi: Karakteristik konsumen,
lingkungan serta penjual dan perantara. Variabel kedua meliputi
karakteristik produk atau jasa dan sistem dalam e-commerce. Kedua
variabel bebas yang tidak dapat dikendalikan itu mempengaruhi keputusan
membeli konsumen online.
2. Keputusan membeli konsumen meliputi: maksud, pembelian dan
pembelian ulang.
3. Karakteristik konsumen meliputi: umur, gender, etnik, pendidikan,
masalah psikologi, pengetahuan, nilai-nilai yang dianutnya, kepuasan,
pengalaman sebelumnya, preferensi, kebiasaan, kepercayaan, sikap,
inovasi dan kepribadian.
4. Karakteristik lingkungan meliputi: budaya, pengaruh sosial yang bersifat
normatif,

pengaruh

sosial

yang

bersifat

informasional,

hukum,

institusional, pemerintah, regulasi dan politik.
5. Karakteristik penjual dan perantara: reputasi merek, kepercayaan,
kebijakan dan prosedur, kompensasi dan apologi.
6. Karakteristik produk atau jasa meliputi: pengetahuan mengenai produk
atau jasa, tipe produk atau jasa, ketersediaan produk atau jasa, penyesuaian
produk atau jasa, kualitas produk atau jasa, variasi produk atau jasa,

Universitas Sumatera Utara

25

diferensiasi produk atau jasa, frekuensi pembelian, tangibilitas, harga dan
merek.
7. Sistem dalam e-commerce menyangkut :
a. Pembayaran dan dukungan logistic meliputi diantaranya: opsi
pembayaran, opsi pengiriman barang, ketepatan dan kecepatan
pengiriman pesanan, kondisi barang saat diterima, keamanan dan
privasi. Fitur website: akurasi, kebaruan, presentasi informasi,
kelengkapan, desain yang sederhana, navigasi, konsistensi, mudah
digunakan dan mudah diakses.
b. Layanan pelanggan: ada FAQ , email dan personalisasi

2.4 Kemudahan (Ease of Use)
Konsep online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan
jika dibandingkan dengan konsep belanja konvensional. Selain proses transaksi
bisa menjadi lebih cepat. Sebuah teknologi memberikan kemudahan yang
mendorong terjadinya transaksi pada bisnis online.
Menurut Davis (1987:83) mendefinisikan kemudahan sebagai keyakinan
akan kemudahan penggunaan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa
teknologi atau sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah dan bebas dari
masalah. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna dengan sistem juga
dapat menunjukkan kemudahan penggunaan.
Menurut Hartono (2007:114) kemudahan didefinisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha. Faktor kemudahan akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi

Universitas Sumatera Utara

26

presepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula
tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bawah kemudahan dalam membeli barang secara online sangatlah penting karena
dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh penjual online maka
konsumen dapat lebih mudah dalam berinteraksi, dapat berbelanja dengan mudah,
dapat mencapai suatu informasi dengan mudah serta tidak membuat konsumen
bingung dan menjadi tidak nyaman. sehingga nantinya dapat menjaga loyalitas
dan kepuasan konsumen.
Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi
secara online. Biasanya calon pembeli akan mengalami kesulitan pada saat
pertama kali bertransaksi online, dan cenderung mengurungkan niatnya karena
faktor keamanan serta tidak tahu cara bertransaksi online. Dilain pihak, ada juga
calon pembeli yang berinisiatif untuk mencoba karena telah mendapatkan
informasi tentang cara bertransaksi online. Suatu website online shopping yang
baik adalah yang menyediakan petunjuk cara bertransaksi online, mulai dari cara
pembayaran, dan fitur pengisian form pembelian. Sehingga dengan faktor
kemudahan pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimana mereka
berada. serta pelanggan belanja online tidak harus berkendara, mencari tempat
parkir, dan berjalan jauh atau mencari dan memeriksa barang barang yang
diinginkan hanya untuk menemukan bahwa barang yang dicari sudah habis.
Kemudahan dalam menggunakan dan mengoperasikan teknolgi internet
untuk melakukan aktivitas belanja online menjadikan konsumen untuk
memutuskan pembelian secara online. Sebuah website tidak harus selalu menarik
secara teknis saja tetapi juga harus mudah digunakan agar memberikan dorongan

Universitas Sumatera Utara

27

positif bagi keputusan konsumen untuk melakukan interaksi kepada perusahaan.
Kemudahan penggunaan teknologi internet untuk melakukan pembelian online
dapat digunakan perusahaan untuk menjaring kelompok pelanggan yang
memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Intensitas penggunaan dan
interaksi antara user dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan. Suatu
sistem online lebih sering digunakan menunjukkan bahwa suatu sistem tersebut
lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan user.
Kemudahan dalam membeli barang secara online sangatlah penting karena
dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh penjual online maka
konsumen dapat lebih mudah dalam berinteraksi, dapat berbelanja dengan mudah,
dapat mencapai suatu informasi dengan mudah serta tidak membuat konsumen
bingung dan menjadi tidak nyaman, sehingga nantinya dapat menjaga loyalitas
dan kepuasan konsumen. Kemudahan akan mengurangi usaha (baik waktu dan
tenaga) seseorang didalam mempelajari sistem online. Pada sistem berbelanja
online (online shopping), kemudahan dapat diindikasikan bahwa pembeli yang
memiliki pengetahuan tentang online shopping tidak mengalami kesulitan ketika
berbelanja online dibandingkan pembeli online percaya bahwa website online
shopping yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya
sebagai karakteristik kemudahan.
Menurut Davis (1987:85) dimensi kemudahan terbagi menjadi sebagai
berikut :
1. Mudah dimengerti
Interaksi individu dengan sistem jelas mudah dimengerti (clear and
understandable)

Universitas Sumatera Utara

28

2. Praktis
Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem
tersebut (does not require a lot of mental effort)
3. Mudah digunakan
Sistem mudah untuk digunakan oleh pemakainya (easy to use)

2.5 Kerangka Konseptual
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Kemudahan
(X)

Keputusan Pembelian
(Y)

Sumber : Penulis, 2016

2.6 Penelitian Terdahulu
Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitian –
penelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Maya Puspa Sari, 2011 (Universitas Sumatera Utara)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan
Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online Di
situs Lazada.co.id Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Bisnis USU.
Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel
kepercayaan, kemudahan dan kualitas informasi secara simultan
maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

Universitas Sumatera Utara

29

pembelian secara online di ditus lazada.co.id pada Mahasiswa/i
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Uji
Koefisien

Determinasi

menunjukkan

bahwa

59,5%

keputusan

pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kepercayaan, kemudahan,
dan kualitas informasi.
2. Denni Ardiyanto, 2015 (Universitas Brawijaya)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Kemudahan dan Kepercayaan
Menggunakan E-Commerce Terhadap Pembelian Online (Studi Pada
Konsumen www.petersaysdenim.com). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemudahan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian online, Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan

pembelian

online,

kemudahan

dan

kepercayaan

menggunakan e-commerce berpengaruh signifikan terhadap keputusan
Pembelian online

secara simultan. Hasil analisis dapat diketahui

bahwa dengan adanya kemudahan dalam proses mengoperasional
transaksi mempengaruhi konsumen untuk menggunakan layanan ecommerce.
3. Moch Suhir, 2014 (Universitas Brawijaya)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Persepsi Risiko, Kemudahan dan
Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online (Survei
Terhadap Pengguna Situs Website www.kaskus.co.id) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari ketiga variabel Persepsi Risiko, Persepsi
Kemudahan, dan Persepsi Manfaat secara bersama-sama berpengaruh
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Online. Hasil pengujian

Universitas Sumatera Utara

30

besarnya variabel independen terhadap variabel dependen sebesar
54,5%.
4. Anandya Cahya Hardiawan, 2013 (Universitas Dipenogoro)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan
Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online
(Studi Pada Pengguna situs Jual Beli Online tokobagus.com). Hasil
Penelitian Membuktikan bahwa ketiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, variabel kepercayaan menunjukkan hasil yang paling
dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di ikuti dengan
variabel kemudahan dan variabel kualitas informasi. Hasil Penelitian
tersebut bahwa semua variabel independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian sebesar
63,9%.
5. Benito Adityo, 2011 (Universitas Dipenogoro)
Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan,
dan Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online
Di situs Kaskus. Dimana variabel Keputusan Pembelian (Y),
Kepercayaan (X1), kemudahan (X2) dan kualitas informasi (X3), Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang
diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel independen
yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel
dependen keputusan pembelian. Hasil pengujian sebesar 27,7%.

Universitas Sumatera Utara