Tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah - USD Repository

  TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

DALAM PERATURAN SEKOLAH

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh : RUBERTHA SRI SETYOWATI 031114006

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  

TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN

PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

DALAM PERATURAN SEKOLAH

  

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun Oleh :

RUBERTHA SRI SETYOWATI

031114006

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“KITA TIDAK BIS A MELIHAT WARN A PUTIH YAN G

S ES UN GGUHN YA KALAU KITA TIDAK BERADA

  

DIDALAMN YA, TERKADAN G KITA HARUS MEN JADI

HITAM UN TUK M ELIHAT WARN A PUTIH YAN G

BERARTI BAGI KEHIDUPAN KITA”

( DAN AN G PAMUN GKAS )

  PERSEMBAHAN : SKRI PSI I N I D I PERSEM BA H KA N U N T U K: v YESU S KRI ST U S, SA H A BA T YA N G

  SEN A N T I A SA M EN O PA N GKU

v BA PA K, I BU , KED U A KA KA KK U T ERC I N T A

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

   Yogyakarta, 31 Oktober 2008 Penulis Rubertha Sri Setyowati

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

  Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Nama : RUBERTHA SRI SETYOWATI Nomor Mahasiswa : 031114006

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul : “TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH. ” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada tanggal : 31 Oktober 2008 Yang menyatakan,

  

ABSTRAK

TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI

KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN

AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah dan ada tidaknya perbedaan tingkat kedisiplinan para siswa putera dan para siswa puteri dalam peraturan sekolah. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini : (1) Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa putera kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah? (2) Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah? (3)Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara para siswa putera dan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah?

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian adalah seluruh siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 174 siswa.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa. Kuesioner ini berisi perilaku disiplin para siswa. Kuesioner ini disusun oleh peneliti sendiri dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Analisis data dilakukan dengan menggolongkan skor-skor perilaku disiplin para siswa dalam dua kategori yaitu kategori tinggi (T) dan kategori rendah (R). Siswa yang tingkat kedisiplinannya termasuk dalam kategori tinggi (T) adalah siswa yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kedisiplinan sama dengan atau di atas Mean (= M). Sedangkan para siswa yang tingkat kedisiplinannya termasuk kategori rendah adala h siswa yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kedisiplinan di bawah Mean (< M).

  Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa (1) Jumlah para siswa putera yang memiliki tingkat kedisiplinan kategori rendah (57%)lebih banyak daripada jumlah para siswa putera yang termasuk kategori tinggi (43%) dalam peraturan sekolah. (2) Jumlah para siswa puteri yang memiliki tingkat kedisiplinan kategori tinggi (56%) lebih banyak daripada jumlah para siswa puteri yang termasuk kategori rendah (44%) dalam peraturan sekolah. (3) Tidak ada

  

ABSTRACT

THE DISCIPLINE LEVEL OF MALE AND FEMALE STUDENTS

th

  

IN THE 8 GRADE OF TAMAN DEWASA JUNIOR HIGH SCHOOL

JETIS YOGYAKARTA AT ACADEMIC YEAR 2008/2009 BASED

ON THE RULE Of SCHOOL

  This research intended to get descpiption about the discipline level of male and female students of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school and also to get description whether the discipline level of male students was different from the female students based on the rule of school. The problems that were going to be answered

  th

  in this research were: first, what is the discipline level of male students in the 8 grade of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school. Second, what is the discipline level of the

  th

  female students in the 8 grade of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school. Third, if there was difference between the discipline level of male and the discipline level of female students.

  The kind of this research was descriptive research by survey me thod. The research population was all of the male and female students that number 174 students. The instrument used was the discipline level questioner of students. That questioner contained of the attitude of the students. The questioner was arranged by guidance of some lecturers. The date analysis was organized by classifying the discipline attitude scores of the students in two categories; they were high category (T) and low category (R). The students who have high discipline level (T) are those who get score of discipline level questioner equals or higher than Mean (>M). Whereas, the students who have low discipline level are those who get score of the discipline level questioner lower than Mean (<M).

  The result of this research gives description that: first, the numbers of male students who had the low discipline level (57%) were higher than the number of male students who belonged to the high category (43%) based on the rule of school. Second, the numbers of the female students who had the high discipline level (56%) were higher than the number of female students who belong to the low category (44%) based on the rule of school. Third, there was no difference

  th

  between the discipline level of male and female students in the 8 grade of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat luar biasa yang telah dianugerakan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Bimbingan dan Konseling.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas kepada :

  1. Ibu Dr. M. M Sri Hastuti , M. Si, Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd, Dosen Pembimbing yang dengan tulus telah memberikan waktu, duk ungan dan bimbingan dalam membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi.

  3. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang memberikan banyak bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

  4. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang benyak membantu penulis selama masa kuliah.

  5. Bapak Drs. B. Sunardi, Kepala SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.

  7. Para siswa SMP Taman Dewasa Jetis yang bersedia membantu pelaksanaan penelitian.

  8. Bapak dan Ibuku tercinta untuk segala pengorbanan yang paling tulus.

  9. Mas Hartadi, Mas Totok dan Mbakku, untuk segala perhatian dan nasehat.

  10. Keluarga Bapak Tumijan, Adekku Andre, Fr. Sigit dan seluruh keluarga di Lampung atas dukungan yang luar biasa.

  11. Sahabat-sahabatku, Lietha, Tutus, Mamah Surmi, Erna, Mas Gugun, Riska, Vivi, Nenk Yosie, Lisa yang telah banyak memberikan perhatian, dukungan, semangat dan menjadi sahabat yang baik selama ini.

  12. Yustinus Maximillanus Kabaya tersayang, untuk segala sesuatu yang membuat hidupku menjadi semakin luar biasa.

  13. Teman-teman Program Studi BK angkatan 2003 atas kebersamaan dan persahabatan selama masa studi.

  14. Yesi, Veni, Mas Wahyu dan Frater Paul kebersamaannya selama ini.

  15. Teman-teman alumni 15 D dan kost Gang Buntu I atas kebersamaan selama beberapa tahun ini.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga berkat Tuhan senantiasa melimpah kepada semua pihak yang banyak membantu penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………….... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................. vi

ABSTRAK……………………………………………………………… vii

ABSTRACT…………………………………………………………...... viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………... ix

DAFTAR ISI................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii

  

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar belakang............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah........................................................................ 2 C.

  

BAB II KAJIAN TEORITIS.................................................................. 5

A. Kedisiplinan siswa......................................................................... 5 1. Pengertian Kedisiplinan Siswa............................................... 5 2. Unsur Kedisiplinan Siswa..................................................... 7 3. Disiplin Siswa dalam Sekolah................................................ 8 4. Manfaat Tata Tertib............................................................... 10 B. Perkembangan Kedisiplinan Siswa.............................................. 11 1. Masa Orientasi....................................................................... 11 2. Kegiatan Akademik Siswa..................................................... 12 3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling....................................... 14 4. Pola Disiplin.......................................................................... 17 C. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa....................................... 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................

  20 A. Jenis Penelitian...........................................................................

  20 B. Alat Pengumpul Data.................................................................. 20 1.

  Kuesioner Tingkat Kedisiplinan............................................. 20 2. Susunan Kuesioner................................................................. 20 3. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner...................................... 21 C. Populasi Penelitian...................................................................... 23 D.

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………… 28

A. Hasil penelitian………………………………………………... 28 B. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….. 32

BAB V PENUTUP…………………………………………………… 34

A. Kesimpulan………………………………………………….... 34 B. Saran-Saran…………………………………………………… 34

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 36

LAMPIRAN……………………………………………………….. 38

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP........................................................................ 12 Tabel 2. Bidang Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Para Siswa

  Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta......................21 Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Tingkat Kedisiplinan para Siswa Putera dan Puteri SMP Taman Dewasa Tahun

  Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah........................................ 22 Tabel 4 . Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur....................23 Tabel 5. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera dan Jumlah Para

  Siswa Putera Kelas VIII dalam peraturan sekolah..................................28 Tabel 6. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Puteri dan Jumlah Para

  Siswa Puteri Kelas VIII tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah.....................................................................................29 Tabel 7. Perhitungan Chi-Kuadrat Tingkat Kedisiplinan Para Siwa

  Putera dan Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah...................................................................................................30

  Tabel 8. Distribusi Skor-Skor Gasal- Genap Untuk Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Penelitian pada Para Siswa Putera

  Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah.....................................................................................................51

  Tabel 10. Distribusi Skor-Skor Gasal- Genap Untuk Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Penelitian pada Para Siswa Putera dan Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis YogyakartaTahun Ajaran 2008/2009......................................................52

  Tabel 11. Distribusi Skor-Skor Gasal- Genap Untuk Perhitungan Reliabilitasdan Validitas Penelitian pada Para Siswa Putera dan Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta TahunAjaran 2008/2009.........................................................................54

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Para Para Siswa Putera dan Puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta............................38 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Prodi BK....................................................44 Lampiran 3. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan

  Reliabilitas dan Validitas Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera dan Puteri.....................................................................45

  Lampiran 4. Skor-skor Kuesioner Tinggi- Rendah Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah..............................................................................................52

  Lampiran 5. Skor-skor Kuesioner Tinggi- Rendah Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah...............................................................................................54

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin selalu dikaitkan dengan keadaan tertib. Disiplin berarti suatu

  keadaan dimana seseorang mengikuti aturan tertentu yang telah ditetapkan, misalnya siswa yang ada di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah tersebut; berarti ia disiplin. Jika ia datang terlambat berarti ia tidak disiplin.

  Disiplin siswa dibagi menjadi dua bagian yaitu yang diatur dalam diri oleh siswa dan yang diatur oleh pihak sekolah. Disiplin yang diatur dari dalam diri berarti siswa sendiri yang bertindak disiplin. Disiplin tersebut meliputi pengetahuan tentang peraturan sekolah, kesadaran akan manfaat disiplin bagi perkembangan diri dan kemauan untuk bersikap disiplin. Disiplin yang diatur oleh pihak sekolah berarti siswa bertindak disiplin, sebab ada larangan, pengawasan, pujian, ancaman, dan hukuman dari pihak sekolah. Disiplin yang berdasarkan rasa takut pada peraturan sekolah berakibat siswa menjadi terpaksa dan merasa tertekan melaksanakan peraturan tersebut. Tujuan dari aturan sekolah adalah membantu siswa dalam menempuh pendidikannya yaitu mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri. Pengendalian diri (self berarti mengatur tingkah laku diri sendiri. Pengarahan diri (self

  control) direction) berarti menampilkan tingkah laku yang sesuai.

  Siswa yang terbebani rasa terpaksa akan mengalami konflik dalam diri dan keadaan ini merangsang tindakan menentang yang dapat mengganggu perkembangan siswa dan kenyamanan dalam kehidupan bersama di sekolah. Siswa tidak disiplin dapat ditemukan pada tiap sekolah. Keadaan ini juga dapat ditemukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, salah satu SMP yang berada dibawah Yayasan Taman Siswa. Pelanggaran tidak hanya dilakukan oleh siswa putera, tetapi juga oleh siswa puteri.

  Berkaitan dengan ini, muncul pertanyaan : apakah ada perbedaan kedisiplinan antara siswa putera dan siswa puteri di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta? Jawaban atas ini harus diperoleh melalui penelitian. Karena itu, penelitian ini dilakukan dan dibatasi pada para siswa putera dan puteri kelas VIII Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa putera kelas VIII SMP

2. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa puteri kelas VIII SMP

  Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah?

  3. Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara para siswa putera dan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah?

C. Batasan Istilah dan Variabel 1.

  Batasan Istilah

  a. Kedisiplinan adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas.

  b. Jenis kelamin adalah sifat bawaan tiap individu manusia yaitu laki- laki dan perempuan.

  2. Batasan Variabel

  a. Tingkat kedisiplinan siswa dalam peraturan sekolah adalah kecenderungan tindakan siswa yang sesuai dengan peraturan sekolah mencakup aturan akademik, aturan umum dan penggunaan fasilitas ketaatan siswa terhadap perturan sekolah yang ditunjuk oleh skor-skor b. Jenis Kelamin Jenis Kelamin siswa adala h identitas siswa putera atau puteri. Ada kelompok putera dan ada kelompok puteri.

  D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah dan ada tidaknya perbedaan tingkat kedisiplinan para siswa putera dan para siswa puteri dalam peraturan sekolah.

  2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling di sekolah (SMP

  Taman Dewasa Jetis Yogyakarta), khususnya bidang bimbingan pribadi dan akademik siswa.

  E. Hipotesis

  Tidak ada perbedaan tingkat kedisiplinan dalam peraturan sekolah antara para

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kedisiplinan Siswa

1. Pengertian Kedisiplinan Siswa

  Kedisiplinan siswa adalah tindakan siswa yang relatif tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Kedisiplinan siswa mendukung kegiatan siswa terus- menerus di lingkungan sekolah. Karena itu, kedisiplinan selalu menjadi bagian penting pada sekolah. Kedisipinan siswa termasuk dalam perkembangan moral siswa. Siswa berada pada tahap perkembangan remaja.

  ”Salah satu tugas perkembangan penting yang harus di kuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu kanak- kanak. Remaja diharapkan mengganti konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan merumuskannya kedalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya. Remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru”(Hurlock, 1980:255). Menurut Atkinson, moral merupakan pandangan masyarakat tentang baik sehingga perkembangan moral mereka semakin berkembang. Perkembangan moral siswa merupakan salah satu aspek kepribadian siswa yang mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, dan tindakan. Siswa yang tidak memahami aturan, ia dapat melakukan tindakan yang melanggar aturan.

  Menurut Dr. Koentjaraningrat, rendahnya sikap disiplin dan rasa tanggung jawab juga dikaitkan dengan kekurangan dibidang perkembangan moral, yang seharusnya menumbuhkan norma-norma yang berakar dalam batin seseorang (Winkel & Sri Hastuti, 2004:9). Jadi, moral siswa menetapkan dan mengatur perilaku siswa. Moral siswa dapat mengendalikan sikap batin siswa untuk mentaati peraturan di lingkungan sekolah. Secara tegas Keating dkk menjelaskan :

  ”Positive discipline is based on the belief that life-long success depends on self-discipline, which can be learned in the school setting. Students develop responsibility for their own behavior and learn to make appropriate decisions about achievement, interactions, safety, and surroundings decision four making areas that are explained in detail later”(Keating et all, 1990:12).

  Siswa yang memiliki kedisiplinan adalah siswa yang mampu mengarahkan dan mengendalikan tingkah lakunya. Siswa mengatur perbuatannya sendiri. Kemampuan mengendalikan diri berasal dari dalam

  Kedisiplinan diri mula-mula merupakan proses siswa bertingkah laku sesuai dengan tata tertib di sekolah karena teladan sekolah. Brand berpendapat mengenai kedisiplinan. ”Kedisiplinan berarti bersikap efektif. Sikap yang efektif mendorong siswa dalam bertindak” (NEA Journal, 1969:52). Jika siswa memperlihatkan tingkah laku sesuai dengan cara yang dituntut oleh pihak sekolah dan mampu bersikap secara tepat dengan sendirinya, maka usaha mendisiplinkan siswa dapat dikatakan berhasil. Disiplin dapat dipelajari dalam peraturan sekolah dan siswa membangun tanggung jawab mengambil keputusan ya ng tepat dalam berinteraksi di lingkungan sekitarrnya.

2. Unsur Kedisiplinan Siswa

  Perbuatan disip lin dari siswa memuat unsur-unsur disiplin antara lain : a. Unsur pengetahuan siswa tentang aturan-aturan

  Pengetahuan tentang aturan di lingkungan sekolah dan manfaatnya bagi siswa menjadi dasar tindakan disiplin. Berdasarkan ini siswa memilih tindakan mana yang sesuai dengan aturan yang sedang ia hadapi, misalnya siswa tahu bahwa kelas yang kotor akan mengganggu kenyamanan saat belajar di kelas. Berdasarkan pengetahuan tersebut melaksanakan tugas piket. Siswa yang melaksanakan tugas piket membersihkan kelas sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

  b.

  Kehendak siswa untuk melakukan tindakan yang sesuai ketetapan Kehendak siswa merupakan dorongan untuk melakukan tindakan yang dipandang sesuai. Kehendak selalu berdasarkan pengetahuan dan kemauan melaksanakannya. Kemungkinan siswa tetap melaksanakan keputusannya dan ada kemungkinan siswa tidak melaksanakan kemauannya/tidak stabil. Dua kemungkinan tersebut dapat memunculkan rasa puas dan tidak puas (ragu-ragu) pada diri siswa.

  c.

  Hasil atau akibat tindakan Jika tindakan berhasil baik atau berakibat baik yaitu diterima orang lain, maka muncul rasa puas. Tetapi, jika tindakan tidak diterima orang lain, maka muncul rasa kecewa.

3. Disiplin Siswa dalam Sekolah

  Kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah bisa dilihat melalui beberapa bidang kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekolah. Menurut Andhi Tri Laksana (2006:25-27), kegia tan tersebut berhubungan dengan aturan akademik, aturan umum di lingkungan sekolah dan berhubungan dengan a.

  Bidang kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik Bidang kegiatan ini berkaitan dengan aturan sekolah dalam upaya menyesuaikan akan aturan-aturan dan kebiasaan baik yang tertulis ataupun untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.

  Bidang kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik, misalnya : 1) Siswa mengikuti pelajaran dengan tertib . 2) Siswa melaksanakan tugas sekolah dengan baik.

  b.

  Bidang kegiatan yag berhubungan dengan aturan umum di lingkungan sekolah.

  Bidang kegiatan ini berkaitan dengan kemauan siswa di sekolah dalam upaya menyesuaikan dengan aturan-aturan dan kebiasaan- kebiasaan baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dan berkaitan dengan kegiatan kedisiplinan akan perilaku dan sikap siswa secara umum dan mendasar. Bidang kegiatan yang berkaitan dengan aturan umum, misalnya: 1) Siswa memasuki dan meninggalkan ruang kelas dengan tertib.

  4) Siswa mengikuti upacara bendera. 5) Siswa menggunakan seragam sekolah sesuai peraturan sekolah. 6) Siswa membuat surat ijin bila tidak dapat mengikuti pelajaran.

  c.

  Bidang kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas sekolah Bidang kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah dala m upaya penyesuaian akan aturan–aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang tertulis ataupun lisan untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dalam yang berkaitan dengan kegiatan akan kepedulian dan rasa memiliki terhadap diri sendiri dan lingkungan sekolah dengan segala fasilitas yang ada yang diperlukan untuk dipergunakan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Bidang kagiatan yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas, misalnya : 1) Siswa membuang sampah pada tempatnya. 2) Siswa menjaga kebersihan fasilitas sekolah. 3) Siswa melaksanakan tugas piket dengan baik.

  4. Manfaat Tata Tertib

Menurut Havighurst (Hurlock, 1999:97) ada tiga fungsi disiplin, yaitu : b.

  Menyadarkan kepada siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa konformitas yang berlebihan.

  c.

  Membantu siswa dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing mereka.

B. Perkembangan Kedisiplinan Siswa 1.

  Masa Orientasi Disiplin pertama kali diperkenalkan oleh pihak sekolah ketika siswa akan masuk sekolah. Siswa mendapat penjelasan mengenai tata tertib melalui masa orientasi siswa. Masa orientasi merupakan masa berlatih bagi siswa sebelum memulai kegiatan akademik di sekolah. Siswa dilatih untuk bersikap disiplin, misalnya memakai seragam sekolah sesuai peraturan, hadir di sekolah tepat waktu dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Siswa yang tidak mematuhi peraturan pada masa orientasi ini akan mendapat hukuman. Hukuman akan dilakukan di depan teman- temannya. Hal ini dilakukan untuk membagun kesadarann akan pentingnya sikap disiplin bagi diri sendiri. Jadi, siswa bersikap disiplin bukan karena keterpaksaan melainkan kesadaran dalam dirinya sendiri untuk bertindak akan semakin siap memulai kegiatan akademik dan dapat diharapkan menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku di sekolah.

  Rotter dan Lefcourt (1966) berpendapat bahwa:

  “The orientation of a student is extremely important. If she does not anticipate her teacher’s approval as a response to her efforts, she will not be disposed to strive for success.” (Myron 1981:113) 2.

  Kegiatan Akademik Siswa Kegiatan akademik siswa dilaksanakan bersama guru mata pelajaran.

  Kedisiplinan dapat berkembang melalui kegiatan akademik. Salah satu kegiatan akademik siswa yang dapat me ngembangkan sikap disiplin siswa, misalnya siswa bersama guru dan teman-temannya mempelajari salah satu topik tentang disiplin dalam salah satu mata pelajaran.

  Struktur kurikulum SMP memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut (Peraturan Menteri, Nomor 22 Tahun 2006). Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP

  Kelas dan Alokasi Waktu Kurikulum SMP memuat 10 mata pelajaran, muatan Komponen

  VII

  VIII

  IX A. Mata Pelajaran

  1. Pendidikan Agama

  2

  2

  2

  4. Bahasa Inggris

  2 B. Muatan Lokal

  2

  2

  2

  10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi

  2

  2

  2

  2

  2

  2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) Jumlah

  32

  32

  32 2*) Ekuivelensi dua jam pembelajaran Siswa belajar tentang pentingnya disiplin melalui topik-tertentu.

  Topik-topik mengenai disiplin terdapat dalam mata pelajaran khusus misalnya dalam mata pelajaran Agama siswa belajar mengatur waktu antara ibadah dengan kegiatan lainnya, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa belajar tentang pentingnya disiplin, dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan siswa berlatih disiplin memakai seragan khusus pada saat praktek olahraga dan berlatih baris-berbaris dapat melatih kedisiplinan siswa.

  9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

  2

  4

  6. Ilmu Pengetahuan Alam

  4

  4

  5. Matematika

  4

  4

  4

  4

  2

  4

  4

  7. Ilmu Pengetahuan Sosial

  4

  4

  4

  8. Seni Budaya

  Kegiatan akademik merupakan tujuan sampingan dalam upaya mengembangkan perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Guru mengharapkan siswa semakin menyadari pentingnya berlatih disiplin. Mata pelajaran menjadi salah satu sarana meumbuhkan kesadaran tersebut.

  Sukardi (1988:29) berpendapat bahwa : ” Guru bertanggung jawab untuk membantu peserta didik didalam kelasnya atau dalam mata pelajarannya untuk mengerti materi , mengerjakan latihan- latihan yang ditugaskan, mencapai tujuan tujuan yang ditetapkan. Mereka memberikan motivasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran itu dan memberikan hukuman- hukuman yang diperkirakan perlu untuk mencegah kegagalan studi peserta”.

3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling

  Bidang Bimbingan dan Konseling ada empat ya itu: a. Bimbingan dan Konseling Pribadi b.

  Bimbingan dan Konseling Sosial c. Bimbingan dan Konseling Akademik d. Bimbingan dan Konseling Karier

  Kedisiplinan termasuk dalam bidang bimbingan dan konseling pribadi dan sosial. Proses Bimbingan dan konseling pribadi yaitu proses membantu siswa memahami dirinya dengan lebih baik dan berbuat terhadap dirinya dengan baik pula. Menurut Syahrir dan Ahmad (1986:65), “Bimbingan pribadi yaitu bimbingan yang diberikan kepada individu dalam me mecahkan masalah- masalah yang sangat kompleks dan bersifat memahami dan mampu bertindak sesuai denga n keadaan yang ada pada dirinya. Selain itu juga untuk membantu siswa memahami masalah pribadi yang sedang ia alami dan cara-cara yang mungkin ia gunakan untuk mengatasinya.

  Bimbingan dan konseling sosial yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bimbingan dan konseling sosial bertujuan agar siswa memahami lingkungan sosialnya dan mampu bertindak sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.

  Bidang bimbingan dan konseling pribadi sosial tidak dapat berkembang jika tidak ada pendidikan. Siswa yang mendapat pendidikan diharapkan mampu mengelola perilaku dan melaksanakan tata tertib di lingkungan sekolah. Nelson (1972:7) menjelaskan bahwa:

  ”Guidance focuses especially upon the individual as a self, his self understanding and his understanding of others in relation to himself. Education focused especially upon the individual as a member of a democratic society, his understanding of the society, his history, traditions, and concepts, and his relationship to that society.”

  Uraian diatas menunjukkan bahwa perilaku siswa dapat berkembang melalui bimbingan. Topik- topik bimbingan yang berkaitan dengan aturan- pentingnya disiplin. Kedisiplinan siswa di sekolah dapat dikembangkan melalui kegiatan Bimbingan dan dan konseling Konseling Pribadi Sosial dengan topik kedisiplinan. Siswa melaksanakan kegiatan tersebut bersama guru BK secara kelompok maupun perorangan. Kegiatan tersebut bertujuan agar perkembangan kedisiplinan siswa lebih terarah. Siswa mengembangkan perilaku disiplin mula-mula sadar akan manfaat disiplin bagi kehidupan mereka. Cara-cara yang dilakukan misalnya dengan memberikan informasi tentang peraturan sekolah beserta sanksi-sanksinya, dengan kegiatan tanya jawab atau melalui permainan. Sukardi (1988:30) berpendapat mengenai peran konselor dalam disiplin :

  ”Jadi, dapatlah diketahui bahwa konselor memiliki tanggung jawab tertentu dalam bidang disiplin dan mengkontribusikan bantuannya dengan sungguh- sungguh pada para siswa dan sekolah dengan membantu para siswanya memahami dan mengubah perilakunya yang asosial”.

  Siswa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap disiplin menurut keputusan suara hati.

  Fromm mengemukakan pendapatnya mengenai suara hati: “Suara hati yang humanistis menjadi pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku yang bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai denga n apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang

4. Pola Disiplin

  Pola disiplin siswa dibedakan menjadi dua yaitu: a. Tingkah laku siswa yang diatur oleh pihak sekolah.

  Siswa melaksanakan disiplin karena ia diwajibkan mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah. Perilaku siswa di sekolah dikontrol oleh hukuman apabila siswa melanggar tata tertib. Hukuman bertujuan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan dan membantu siswa untuk memahami pentingnya mentaati tata tertib di lingkungan sekolah.

  b.

  Tingkah laku siswa yang mengatur dirinya sendiri.

  Siswa yang mampu mengatur dirinya sendiri berarti ia dengan sadar melakukan perilaku disiplin di lingkungan sekolah tanpa keterpaksaan, misalnya hadir di sekolah tepat waktu, memakai seragam sesuai peraturan.

  Rotter (1966) membedakan pola disiplin menjadi dua yakni:

  a. External locus control

An external locus control person feels that he

has little control over his fate and fails to

perceive a cause and effect relationship between

his actions and their consequences.

  b.

   Internal locus control

An internal person holds the reins of his fate

securely in his grip and understands that effort Coleman et al (1966) berpendapat bahwa, “Belief in internal

  control was the most important indicator of school achievement than those who exhibited a sense of external control” (Myron, 1981:112). Jadi,

  pola disiplin yang baik adalah siswa berperilaku disiplin karena kesadaran akan pentingnya bersikap disiplin dan bukan karena paksaan atau takut akan hukuman bila ia melanggar tata tertib.

C. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa

  Setiap individu memiliki sifat bawaan sejak lahir, hal itulah yang disebut dengan jenis kelamin. Jenis kelamin tiap individu diciptakan dengan jelas yaitu jenis kelamin laki- laki ataupun peremp uan. Jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Robert A. Baron, 2003, mengklasifikasikan kecenderungan laki- laki dan perempuan. ”Laki- laki digambarkan sebagai seorang yang bertindak sebagai pemimpin, agresif, ambisius, atletis, kompetitif, mempertahankan keyakinan dominan dan memaksa”. (Baron, 2003:195). Siswa putera SMP menunjukkan ciri-ciri di atas.

  Kecenderungan perempuan adalah penuh perasaan, ceria, penuh belas kasih, lemah lembut, feminim, ingin disanjung dan lugu. (Baron, 2003:195). Disiplin tidak membedakan jenis kelamin. Semua siswa putera maupun puteri wajib me matuhi tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah. Sikap disiplin siswa putera dan puteri dipengaruhi oleh faktor- faktor tertentu sehingga tampak perbedaan antara keduanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Tujuan survei adalah mengump ulkan informasi tentang variabel dan bukan

  informasi tentang individu (Furchan, 2005 : 450). Variabel penelitian ini adalah tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.

B. Alat Pengumpul Data 1.

  Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri sebagai alat pengumpul data. Kuesioner ini disusun oleh peneliti mengenai masalah tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri di sekolah.

2. Susunan Kuesioner

  Susunan kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data identitas siswa dan petunjuk pengisia n serta bagian peranyaan tentang tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri di sekolah. Pertanyaan terdiri dari 60 butir. Kisi-kisi dari item- item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini.

  Tabel 2. Bidang Kuesioner Tingkat kedisiplinan Para Siswa Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

  No Tingkat Kedisiplinan Siswa No Item Jumlah

  1 Bidang Kegiatan Akademik 1-20

  20 a. Kegiatan kelas.

  b. Kegiatan PR.

  c.

  Kegiatan mandiri.

  2 Bidang kegiatan disiplin umum 21-40

  20 a. Penampilan siswa.

  b. Sikap siswa.

  3 Bidang kegiatan penggunaan 41-60

  20 fasilitas a.

  Kebersihan lingkungan.

  b.

  Penggunaan fasilitas. Jumlah Total

  60 3.

  Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Sebuah alat ukur yang baik memenuhi syarat valid dan reliabel.

  a.

  Validitas Kuesioner

  1995:242). Validitas suatu instrumen selalu bergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen yang valid untuk satu situasi mungkin tidak valid untuk situasi yang lain (Furchan, 2005:294). Item kuesioner disusun berdasarkan variabel penelitian dan uraian terinci dalam BAB II. Validitas kuesioner ditunjuk oleh koefisien validitas.

  b.

  Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas suatu instrumen adalah taraf sampai dimana suatu instrumen mampu menunjukkan konsisten hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Reliabilitas kuesioner ditunjuk oleh koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 disajikan dalam tabel berikut ini.

  Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Tingkat

  Kedisiplinan para Siswa Putera dan Puteri SMP Taman Dewasa Tahun Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah

  Koefisien Penelitian Reliabilitas 0.856

  Validitas 0.952 c.

  Penafsiran Reliabilitas dan Validitas Penafsiran tentang tinggi atau rendah validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menggunakan pandangan Garret, (1967:176) berikut ini.

  Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur

  Koefisien Korelasi Klasifikasi Tinggi-Sangat Tinggi

  0.70-

  1.00

  ± ±

  Cukup 0.40-

  0.70

  ± ±

  Rendah 0.20-

  0.40

  ± ±

  Tidak Ada atau Sangat Rendah 0.00-

  0.20

  ± ±

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa smp terhadap kompetensi kepribadian guru BK (studi deskriptif pada siswa SMP Taman Dewasa Jetis Kelas VIII tahun ajaran 2016/2017).

0 1 117

Deskripsi tingkat kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan implikasi terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 75

Deskripsi kesulitan belajar yang intens dialami siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 149

Deskripsi persepsi siswa terhadap pendampingan orang tua dalam belajar di rumah pada kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 2 108

Deskripsi kesulitan belajar yang intens dialami siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan klasikal

0 0 147

Tingkat kesulitan penyesuaian diri para siswi terhadap tata tertib akademik di asrama puteri Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2004/2005 - USD Repository

0 0 75

Kegunaan bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 71

Motif-motif mempelari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri kelas II SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 49

Sikap-sikap guru pembimbing yang diharapkan para siswa kelas VII dan VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 113

Tingkat pemahaman para siswa putra dan putri kelas XI SMA St. Mikael Sleman tahun ajaran 2008/2009 terhadap perilaku seksual yang wajar dan tidak wajar - USD Repository

0 0 111