PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN KENYAMANAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 - Test Repository

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari pembelajaran dan

  pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yakni perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dan interaksi lingkungannya. (Izza Ahmad dkk, 2012: 61).

  Sementara yang dimaksud pendidikan adalah segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya (Ali, 1987:8). Senada dengan pendapat tersebut, Indar menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan (Indar, 1994: 16).

  Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera. Pendidikan adalah proses belajar menuju kehidupan yang lebih baik dari hal-hal yang terkecil hingga terbesar dengan cara mentransfer keilmuan untuk mencerdaskan siswa dalam memperbaiki akhlak siswa. Pendidikan sebagai bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam hidupnya. Tanpa pendidikan semua yang diimpikannya akan menjadi sulit untuk terwujud.

  Peranan pendidikan sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa. Adanya kemajuan dalam pendidikan menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan.

  Membicarakan pendidikan pada hakekatnya adalah mengungkapkan bagaimana membentuk karakter manusia sebagaimana yang diinginkan. Karakter akan terbentuk dari berbagai faktor, diantaranya adalah lingkungan. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar peserta didik, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa lingkungan fisik pendidikan yaitu segala ssesuatu baik yang berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di lingkungan sekolah yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Lingkungan fisik disini bisa berupa letak geografis sekolah, fasilitas yang memadai (ruang kelas, laboratorium, perpustakaan), fasilitas pendukung KBM (alat peraga, buku-buku yang berkaitan dengan materi pembelajaran).

B. Rumusan Masalah

  Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana lingkungan fisik di Madrasah Tsanawiyah Negeri

  Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 2. Bagaimana kenyamanan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri

  Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 3. Bagaimana prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri

  Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 4. Apakah terdapat pengaruh lingkungan fisik terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan

  Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 5. Apakah terdapat pengaruh kenyamanan belajar terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan

  Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 6. Apakah terdapat pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri

  Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

  Melihat dari rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kondisi fisik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

  2. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan belajar siswa di Madrasah Tsanwiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

  3. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun2014/2015.

  4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik dan prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab.

  Magelang tahun 2014/2015.

  5. Untuk mengetahui pengaruh kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec.

  Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

  6. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

D. Hipotesis Penelitian

  Secara etimologi, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti sesuatu yang masih kurang, dan tesis yang berarti sebuah kesimpulan pendapat. Hipotesis dengan demikian adalah sebuah kesimpulan yang belum final karena masih harus diuji kebenarannya. Dari uraian ini, dijelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suprayogi dan Tobroni, 2003:146)

  Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh lingkungan fisik terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab.

  Magelang tahun 2013/2014.

  2. Ada pengaruh kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

  3. Ada pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh. Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu:

  1. Manfaat teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan lingkungan fisik pendidikan.

  b.

  Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan, guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

  2. Manfaat praktis a. Memberikan informasi bagi sekolah agar dapat meningkatkan kenyamanan belajar dan prestasi belajar fiqh kepada siswa.

  b.

  Sebagai masukan kepada sekolah untuk bisa memberi fasilitas yang memadai sehingga mampu menjadikan lingkungan fisik yang bisa meningkatkan kenyamanan belajar dan prestasi belajar fiqh siswanya.

F. Definisi Operasional 1.

  Pengaruh Yang dimaksud dengan kata pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu

  (orang, benda, dsb) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang (Em.Zul Fajri, 19:638). Yang dimaksud dengan kata “pengaruh” disini adalah daya akibat dari lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari tahun 2014/2015.

2. Lingkungan Fisik

  Lingkungan fisik yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik (Rahmad Hariyadi dkk, 2009:7).

  Dari pengertian di atas, maka penulis dapat merumuskan indikator lingkungan fisik sebagai berikut: a.

  Letak Geografis sekolah b. Keadaan Lingkungan di Dalam Sekolah c. Fasilitas sekolah 3. Kenyamanan Belajar

  Kenyamanan berasal dari kata “aman” yang berarti tidak bahaya. Sedangkan kenyamanan yaitu dimana diri seseorang memiliki perasaan yang enak, santai, rileks dan tenang (Kamus Umum Bahasa Indonesia,1982:33). Sehingga penulis menyimpulkan bahwa kenyamanan belajar bisa diartikan sebagai rasa tenang dalam menyampaikan atau menerima sebuah ilmu pengetahuan, pengalaman dan wawasan. Sehingga apabila kenyamanan belajar sudah dapat diciptakan maka kegiatan mentransfer ilmu tersebut akan bisa berjalan dengan maksimal, ilmu yang diterima oleh siswa juga akan mudah terserap dan akan bisa dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari. Indikator kenyamanan belajar adalah sebagai berikut: a.

  Rasa Tenang dan Nyaman b. Keadaan yang Kondusif c. Interaksi 4. Prestasi Belajar Fiqh

  Prestasi merupakan suatu hasil yang telah dikerjakan ataupun diciptakan baik itu oleh individu bisa juga secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dikerjakan atau yang sudah diusahakan (Badudu dkk, 1994:1088).

  Penulis menambahkan bahwa prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi belajar kognitif yaitu prestasi belajar yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Prestasi belajar afektif yaitu prestasi yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Sedangkan prestasi belajar psikomotorik yaitu yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

  Adapun indikator prestasi adalah sebagai berikut:

  a) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

  b) Perilaku yang digunakan dalam tujuan pengajaran / instruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa, baik secara individual maupun kelompok (Djamarah, Zain, 2006:105).

  Fiqih atau fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan pribadi, masyarakat ataupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Fiqih membahas tentang berbagai cara beribadah, prinsip rukun Islam dan yang terdapat dalam Al- Qur’an dan Sunnah. Pada pengertian yang lain fiqh dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm yang artinya pemahaman. Jadi fiqh dapat diartikan ilmu yang mendalam. Ilmu fiqh dibagi menjadi dua yaitu: Fiqh Ibadah dan Fiqh Muamalah.

  Fiqh ibadah yaitu ilmu yang menerangkan tentang dasar- dasar hukum syar’I khususnya dalam ibadah (thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, kurban, aqiqah) yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan harapan untuk mencapai ridho Allah. Sedangkan fiqh muamalah yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan keduniaan.

  Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar fiqh yaitu perubahan perilaku atau kebiasaan siswa setelah menerima materi fiqh di sekolah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan yang dimaksud meliputi: kebiasaan mengerjakan shalat lima waktu dan shalat sunnah, menjalankan puasa ramadhan, dan menciptakan hubungan yang religious terhadap anggota keluarga dan sesama teman.

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan analisinya pada data-data numerical (angka), yang kemudian diolah dengan metode statistik. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif ini dengan pertimbangan sebagai berikut: a.

  Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu lingkungan fisik dan kenyaman belajar siswa sebagai variabel bebas serta prestasi fiqh sebagai variabel terikat.

  b.

  Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a.

  Lokasi Penelitian Penelti memilih lokasi di MTs N Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang.

  b.

  Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai selesai, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

3. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003:3). Dalam penelitian inin penulis mengambil populasi siswa di MTs N Windusari Kec.

  Windusari Kab. Magelang yang berjumlah 644 siswa yang masing-masing kelas sebagai berikut: 1) Kelas VII ada 6 kelas, dan jumlah siswa keseluruhan adalah 207 siswa. 2) Kelas VIII ada 6 kelas, dan jumlah siswa keeluruhan adalah 222 siswa. 3) Kelas IX ada 6 kelas, dan jumlah siswa keseluruhan adalah 215 siswa.

  b.

  Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi untuk mewakili dari seluruh populasi (Hadi, 1994:221), sedangkan dalam pengertian yang lain, menurut

  Suprayogo dan Thobrani (2003:133) sampel adalah sebagian dari yang karakteristiknya diselidiki dan dalam posisi mewakili populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling dimana semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sample. Arikunto (1998:117) menyatakan apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka sample dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Pada penelitian ini peniliti mengambil sampel sebanyak 10% dari total populasi yang ada yaitu 644 sisa. Dengan demikian maka sampel yang dibutuhkan adalah 65 siswa.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Stratified Random Sample yaitu pengambilan sampel secara acak pada siswa MTsN Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang, peneliti menganggap bahwa teknik ini sangat tepat karena penelitian ini tidak akan membedakan siswa/i. Semua siswa disini akan memiliki hak yang sama. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa agar dapat menilai keadaan lingkungan fisik sekolah dan tingkat kenyamanan belajar siswa tanpa ada batas-batas tertentu, sehingga dalam hal ini penilaian yang berkaitan dengan judul penelitian baik dari segi keadaan sekolah maupun siswa sebagai objek penelitian dapat dijawad siswa dengan leluasa, siswa dapat menilai objek dengan baik dan jujur sesuai dengan keadaan yang siswa alami dan rasakan, guna memperoleh keterangan yang sesuai dan benar.

4. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode antara lain: a.

  Angket atau Kuesioner Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang akan ia ketahui.

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket. Angket atau kuesioner disini digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh informasi tentang pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015. b.

  Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) dokumentasi yaitu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan.

  Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengambil data yang telah ada di sekolah serta gambaran keadaan, lokasi dan sarana pra-sarana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

5. Instrument Penelitian

  Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrument yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Angket dirancang dalam 30 pertanyaan ditujukan untuk para siswa madrasah.

  Setiap item ditentukan dengan skor 1-3 dengan pengkategorian bobot yang peneliti tetapkan adalah: Untuk pilihan (a) bobot nilai 3

  • Untuk pilihan (b) bobot nilai 2
  • >Untuk pilihan (c) bobot nilai 1

6. Analisis Data

  Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis data, yaitu data yang terkumpul selama penelitian berjalan, dianalisis guna menjawab permasalahan- permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun cara menganalisis data penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

  1) Analisis Pendahuluan

  Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikut yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul.

  Cara yang ditempuh peneliti adalah memberikan skor untuk setiap jawaban per item soal dari angket yang disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor dijumlahkan secara keseluruhan, dan dianalisis secara statistik. Dari hasil penelitian kemudian dibuat tiga kategori, yaitu tinggi (baik), sedang (cukup baik), dan rendah (kurang baik.

  2) Analisis Uji Hipotesis

  Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunaka teknis analisis korelasi berganti (multiple regression analisis) dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.

  Dalam penelitian ini analisis korelasi untuk mengetahui pengaruh antara Lingkungan Fisik (X ) dan Kenyaman Belajar Siswa (X ) terhadap Prestasi Fiqh

  1

  2 (Y).

  Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Angka probabilitas hasil analisis < 0,05 maka hipotesis nol (H o ) ditolak dan hipotesis kerja (H k ) diterima.

  Langkah-langkah menganalisis menggunakan SPSS 16.0 for windows adalah sebagai berikut: a)

  Buka lembar SPSS

  b) Buat semua keterangan variabel dari variabel view

  c) Klik data view dan masukkan data

  d) Lakukan analisis dengan cara: Klik Analize-Regression-

  Linear. Kemudian akan muncul dialog. Selanjutnya isilah kotak menu Dependent dengan variabel terikat, yaitu variabel Y dan kotak menu Independent dengan variabel bebas, yaitu X dan X .

  1

  2

  e) Selanjutnya ketik kotak menu Statistics pilih Estimates Descriptives, dan Model fit lalu kli continue.

  f) Kotak menu plots, berfungsi untuk untuk menampilkan grafik pada analisis regresi. Klik kotak menu plots, kemudian klik Normal probanility plot yang terletak pada kotak menu Standardized Residual plots. Selanjutnya klik continue.

  g) Setelah klik continue klik OK, beberapa saat kemudian akan keluar outputnya.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah:

  BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, metode penelitian, analisis data dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II: Kajian Pustaka Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh.

  BAB III: Hasil Penelitian Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variable penelitian, laporan gambaran umum mengenai lembaga pendidikan dan laporan angket data mengenai lingkungan fisik, kenyamanan belajar dan prestasi fiqh siswa di MTs N Windusari Kec.

  Windusari Kab. Magelang.

  BAB IV: Analisis Data Pada bab IV akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok-pokok masalah di atas.

  BAB V: Penutup Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkaitan dari penelitian. DAFTAR PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar peserta

  didik, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik ( Rahmad Hariyadi dkk, 2009:7).

  Dari hal tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa lingkungan fisik pendidikan yaitu keadaan disekitar peserta didik yang dapat mempengaruhi kesiapan peserta didik dalam menerima semua ilmu yang diajarkan oleh pendidik. Keadaan disekitar peserta didik tersebut diantaranya mencakup: letak geografis sekolah, keadaan lingkungan di dalam sekolah (fasilitas).

  Adapun indikator dari lingkungan fisik: a.

  Letak Geografis Menurut penulis letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dilihat dari kenyataannya di permukaan bumi.

  b.

  Keadaan Lingkungan di Dalam Sekolah Keadaan lingkungan di dalam sekolah disini mencakup berbagai aspek diantaranya adalah fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Pengertian tentang alat pendidikan (fasilitas sekolah) sering dikacaukan dengan factor pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, tetapi pergaulan bukanlah alat pendidikan, akan tetapi setiap saat pergaulan merupakan lapangan yang tersedia untuk pendidikan. Pergaulan sebagai lapangan yang tersedia untuk melaksanakan proses pendidikan hakekatnya mengandung factor dan alat pendidikan (Surtikanti dkk, 2008: 46).

  Fasilitas yang lengkap sangat diperlukan pada pendidikan sekarang ini, hal ini disebabkan karena tuntutan zaman sekarang yang serba modern. Sebagai contoh keberadaan alat teknologi yang dari zaman ke zaman terus berkembang dan semakin canggih itu akan secara otomatis akan membuat pembelajaran harus terus dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman tersebut.

  Fasilitas yang lain yang sangat berperan penting di dalam pembelajaran di sekolah adalah gedung dan sarana prasarana. Perencanaan dalam pembangunan gedung sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum, tetapi karena kurikulum dapat berubah, maka diperlukan kreativitas dalam pendayagunaan ruang. Jumlah kelas sangat dipengaruhi oleh rencana penerimaan siswa baru. Dengan perencanaan yang tepat, maka ruang kelas dapat dibangun sesuai dengan ratio jumlah siswa. Sekolah yang sudah memiliki gedung yang memadai akan membantu peserta didiknya mudah untuk melakukan eksperimen atau percobaan.

  Dengan demikian peserta didiknya akan mudah memecahkan teka-teki yang diberikan dari pendidiknya. Gedung yang memadai pasti tidak akan lepas dari adanya sarana prasarana yang lengkap.

B. Kenyamanan Belajar

  Suasana yang nyaman merupakan salah satu pendukung keberhasilan belajar siswa, untuk menciptakan suasana yang nyaman maka diperlukan organisasi sekolah dan pengelolaan kelas yang tepat. Sekolah sebagai organisasi yang terdiri dari beberapa kelas yang menunjukkan perjenjangan. Kelas merupakan unit kerja yang mempunyai peran dalam pengembangan sekolah, sehingga perlu pengelolaan yang baik, dan guru sangat berperan di dalam usaha memajukan kelas.

  Program kelas akan berkembang dengan menggunakan potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yaitu: guru, siswa dan proses atau dinamika kelas.

  1. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas adalah: kurikulum, bangunan dan sarana, guru, dinamika kelas dan lingkungan sekitar (Hadari Nawawi, 1985:116).

  a. Kurikulum Aktivitas kelas sangat dipengaruhi kurikulum yang digunakan di sekolah.

  Kurikulum modern akan membuat aktivitas kelas bersifat dinamis. Kurikulum modern diartikan sebagai semua kegiatan yang berpengaruh pada pembentukan kepribadian siswa, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas / sekolah, termasuk lingkungan sekitar yang bersifat nonedukatif seperti: kantin, kondisi bangunan dan sarana.

  b. Gedung dan sarana kelas / sekolah Perencanaan dalam pembangunan gedung sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum, tetapi karena kurikulum dapat berubah, maka diperlukan kreativitas dalam pendayagunaan ruang. Jumlah kelas sangat dipengaruhi oleh rencana penerimaan siswa baru. Dengan perencanaan yang tepat, maka ruang kelas dapat dibangun sesuai dengan ratio jumlah siswa. c.

  Fasilitas sekolah Pengertian tentang alat pendidikan (fasilitas sekolah) sering dikacaukan dengan factor pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, tetapi pergaulan bukanlah alat pendidikan, akan tetapi setiap saat pergaulan merupakan lapangan yang tersedia untuk pendidikan. Pergaulan sebagai lapangan yang tersedia untuk melaksanakan proses pendidikan hakekatnya mengandung factor dan alat pendidikan (Surtikanti dkk, 2008: 46).

  d. Guru Dalam arti sempit guru adalah orang yang mengajar di dalam kelas, yang kedudukannya sebagai pemimpin dalam kelas. Sedangkan dalam arti luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan yang membantu siswa untuk menjadi dewasa. Seorang guru harus memahami kompetensi yang harus dimilikinya, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Guru yang demokratis selalu menghargai kemampuan siswa yang dipimpinnya. Anak akan merasa nyaman dan tidak tertekan dalam melaksanakan kegiatan di kelas, sehingga akan menumbuhkan kesadaran untuk mematuhi tata tertib yang ada.

  e. Siswa Siswa sebagai unsur kelas memiliki kebersamaan sangat penting, artinya dalam menciptakan suasana yang nyaman. Setiap siswa harus memiliki rasa diterima (membership) agar tercipta sikap bertanggung jawab terhadap aktivitas di kelas, yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan siswa. f. Dinamika Kelas Kelas adalah kelompok sosial yang bersifat dinamis. Dinamika kelas berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif siswa sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi cara guru menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan, serta pendekatan (Approach) pengelolaan kelas.

  Semua faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan kelas juga dapat diterapkan dalam pembelajaran fiqih.

  Kenyamanan berasal dari kata “aman” yang berarti tidak bahaya. Sedangkan kenyamanan yaitu dimana diri seseorang memiliki perasaan yang enak, santai, rileks dan tenang (Kamus Umum Bahasa Indonesia,1982:33). Sehingga penulis menyimpulkan bahwa kenyamanan belajar bisa diartikan sebagai rasa tenang dalam menyampaikan atau menerima sebuah ilmu pengetahuan, pengalaman dan wawasan.

  Dengan demikian dapat penulis dapat menyimpulkan indikator dari kenyamana belajar: a. Rasa aman, nyaman, tenang (kondusif) dari peserta didik dalam menerima ilmu yang diberikan pendidik dari awal sampai akhir pembelajaran.

  b. Hubungan interaksi antara guru dan siswa yang berjalan dengan harmonis dan seimbang, c. Fasilitas yang memadai.

C. Prestasi Belajar Fiqh I. Prestasi 1. Pengertian Prestasi

  Dalam pembahasan ini pengertian prestasi tidak lepas dari pengertian belajar. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling berhubungan.

  Prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:190).

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Poerwadarminta, 2006:910). Menurut Arifin (1990:2-3) bahwa kata prestasi berasal dari Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia prestasi yang berarti hasil usaha.

  Dari pengertian di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan tertentu.

  Mengenai belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan relative permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti dkk, 2009:18).

  Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya (Utsman, 2007:5).

  Dalam buku lain dijelaskan bahwa pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati) atau non konkret (tidak bisa diamati).

  Masih banyak ahli-ahli lain yang menyusun definisi mengenai belajar hanya saja susunan kalimatnya yang berbeda-beda. Namun, intinya sama yaitu belajar adalah proses perubahan kearah yang lebih baik. Lebih lanjut perubahan tersebut relative permanen, dalam arti tidak mungkin hilang, dan terjadi bukan semata- mata karena kematangan atau pertumbuhan (Mulyati, 2005:5).

  Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Tipe-tipe Prestasi Belajar

  Menurut Thorndike dalam bukunya yang berjudul psikologi belajar tipe-tipe belajar dibedakan menjadi 3 macam yaitu: a. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif

  Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup: 1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge) Pengetahuan hafalan merupakan terjemahan dari kata knowledge meminjam istilah Bloom. Pengetahuan ini mencakup aspek-aspek factual dan ingatan

  (sesuatu hal yang harus diingat kembali) seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain. Bahan-bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), seperti masalah tauhid, Al-

  Qur’an, Hadits, prinsip-prinsip dalam fiqih (hukum Islam) termasuk materi pembelajaran ibadah seperti shalat dan lain-lain, lebih menuntut hafalan.

  Tipe prestasi belajar pengetahuan merupakan tingkatan tipe prestasi belajar yang paling rendah.Namun demikian, penting sebagai persyaratan untuk menguasai dan mempelajari tipe-tipe prestasi belajar yang lebih tinggi. Bagaiman mungkin siswa bisa melakukan shalat dengan baik tanpa ia hafal bacaan-bacaan dan urutan-urutan kegiatan yang terkait dengan shalat. Demikian juga untuk ibadah-ibadah seperti wudhu, tayamum, haji, dan ibadah-ibadah lainnya.

  2) Tipe Prestasi Belajar Pemahaman (Comprehention) Tipe prestasi belajar “pemahaman” lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar “pengetahuan hafalan”. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Ada tiga macam pemahaman yaitu: pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya, misalnya memahami kalimat bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia (terjemahan Al-

  Qur’an), pemahaman penafsiran misalnya membedakan dua konsep yang berbeda, pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan.

  3) Tipe Prestasi Belajar Penerapan (Aplikasi) Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi) merupakan kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep, ide,rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan persoalan fara’id (pembagian harta pusaka dengan menggunakan rumus-rumus tertentu, menerapkan suatu dalil Al-

  Qur’an dan Hadits), atau hukum Islam dan kaidah-kaidah ushul fiqih dalam persoalan suatu umat.

  4) Tipe Prestasi Belajar Analisis Tipe prestasi belajar analisis merupakan kesanggupan memecahkan, menguraikan suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi belajar yang komplek, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

  5) Tipe Prestasi Belajar Sintesis Sintesis merupakan lawan analisis. Analisis tekanannya adalah pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, sedangkanpada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian- bagian menjadi suatu integritas. Sintesis juga memerlukan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Melalui sintesis dan analisis maka berpikirkreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan.

  6) Tipe Prestasi Belajar Evaluasi Tipe prestasi belajar evaluasi merupakan kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya. Tipe prestasi belajar ini dikategorikan paling tinggi, mencakup semua tipe prestasi belajar yang telah disebut di atas. Dalam tipe prestasi belajarevaluasi, tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan mengguanakan kriteria tertentu. Untuk dapat melakukan evaluasi, diperlukan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis. b. Tipe Prestasi Belajar Afektif Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru cenderung lebih memerhatikan atau tekanan pada bidang kognitif semata. Tipe prestasi belajar bidang afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisiskan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai.

  c. Tipe Prestasi Belajar Psikomotorik Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkat keterampilan itu meliputi: gerakan rileks / keterampilan pada gerakan yang sering tidak didasari karena sudah merupakan kebiasaan, ketarampilan pada gerakan- gerakan dasar, kemampuan perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motoric dan lain-laian, kemampuan di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederahana sampai pada keterampilan yang kompleks dan, kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

  Tipe-tipe prestasi belajar seperti dikemukakan di atas tidak berdiri sendiri, tetap selalu berhubungan satu sama lain. Dalam praktik belajar mengajar di sekolah-sekolah termasuk madrasah dewasa ini tipe-tipe prestasi kognitif cenderung lebih dominan dari tipe-tipe afektif dan psikomotorik. Misalnya, seorang siswa secara kognitif (evaluasi kognitifnya) dalam mata pelajaran shalat baik, tetapi dari segi afektif dan psikomotor kurang bahkan jelek, karena banyak di antara mereka yang tidak bisa mempraktikkan gerakan-gerakan shalat secara baik.

  3. Fungsi Prestasi Belajar

  Dalam bukunya Djamarah, Zain (2006:105) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, antara lain: a)

  Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

  b) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

  c) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

  4. Indikator Prestasi Belajar

  Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut: c)

  Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

  d) Perilaku yang digunakan dalam tujuan pengajaran / instruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa, baik secara individual maupun kelompok (Djamarah, Zain, 2006:105).

5. Penilaian Prestasi Belajar

  Mengukur dan mengevaluasi tingkat prestasi dapat dilakukan melalui test prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:

  a) Tes Formatif: penilaian ini untuk mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut.

  b) Tes Sub Sumatif: penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu.

  c) Tes Sumatif: penilaian ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester

  (Djamarah dan Zain, 2006:106).

II. Fiqh

1. Pengertian Fiqh

  Fiqih secara bahasa memiliki arti “tahu atau paham”. Pengertian ini disandarkan pada salah satu firman Allah dalam Q.S At-Taubah ayat 87 yang artinya:

  “Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui”.

  Sedangkan dalam konteks istilah, terdapat perbedaan penjabaran redaksional mengenai pengertian “fiqih”, di kalangan tokoh yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tiga pendapat berikut ini:

a. Abdul Wahhab Khalaf mendefinisikan fiqih sebagai hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang bersumber dari dalil-dalil yang rinci.

  b.

  Syafi’i Karim memperjelas pengertian fiqih sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam yang bersifat praktis yang bersumber pada dalil-dalil yang terinci dalam ilmu tersebut.

  c.

  Muhammad Khalid Mas’ud menjelaskan pengertian “fiqih” sebagai

  Indiscussion of the nature of the law and practice what is imphed by Islamic law (pembahasan mengenai hukum asal dan praktik yang

  terkandung dalam hukum Islam). Meskipun terdapat perbedaan dalam konteks redaksi, namun secara substansi ketiga pendapat di atas bermuara pada satu pengertian tentang fiqih yakni sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam baik dalam konteks asal hukum maupun praktik dari syari’at Islam itu sendiri.

2. Fungsi Fiqih

  Pada dasarnya fiqih memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

  a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT. sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

  b. Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah dan lingkungan. c. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. serta menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan upaya yang terkebih dahulu dilakukan dalam lingkungan keluarga.

  d. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari.

  e. Membekali peserta didik akan bidang fiqih atau hukum Islam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Tujuan Fiqih

  Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan- tujuan lain. Agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting dapat memberi penilaian atau evalusi pada usaha-usaha pendidikan.

  Tujuan fiqih dapat dijelaskan sebagai berikut:

  a. Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai:

a) Pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia.

  b) Peserta didik yang berkepribadian, percaya diri dan sehat jasmani dan rohaninya.

  b. Membina peserta didik agar memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah, dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan pribadinya. c. Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lanjutan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

4. Ruang Lingkup Fiqih

  Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

  a. Fiqih Ibadah: menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat, dan haji.

  b.

  Fiqih Muamalah: menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan yang haram, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

  

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi dan Objek Penelitian 1. Perkembangan MTsN Windusari MTsN Windusari terletak di Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis MTsN Windusari

  ada pada tempat yang strategis yaitu berada di sisi Jalan Raya Windusari- Bandongan.MTsN Windusari berdidri berdasarkan SK Kepala Kanwil Departemen Agama Prov. Jawa Tengah dengan SK Terakhir Status Sekolah Nomor 205 tahun 1970, tanggal 09/10/1970, Nomor Statistik Madrasah (NSM) 121133080003, NPSN 60725162, luas kepemilikan tanah 9.855 m, yang sudah dipagar permanen 2.169 m, status kepemilikan tanah milik negara, luas bangunan 2.422 m status bangunan milik sendiri. Email MTsN Windusari adalah mtsn417244@gmail.com

2. Profil Madrasah a. Identitas Madrasah

  1) Nama Madrasah : MTs Negeri Windusari 2) Tahun Berdiri / Beroperasi : 1970 3) Nomor Statistik Madrasah : 121133080003 4) NPSN : 60725162 5) SK Pendirian Madrasah : SK no. 205 tahun 1970 6) NPWP Madrasah : 00.543.085.5-524.000

  7) Status Sekolah : Negeri 8) Jenjang Akreditasi : A 9) Luas Kepemilikan Tanah : 9.855 m 10) Status Kepemilikan Tanah : Negara 11) Luas Bangunan : 2.422 m 12) Status Bangunan : Milik Sendiri b.

   Identitas Lembaga Penyelenggara

  1) : Kementrian Agama Nama Lembaga

  2) : No. 205 tahun 1970 No. SK Pendirian

  3) Alamat : Jalan Kyai A’rof No. 25 Windusari

  4) : Windusari Desa

  5) : Windusari Kecamatan

  6) : Magelang Kabupaten

  7) : Jawa Tengah Provinsi

  8) : 56152 Kode Pos

  9) : 0293-5507929 No. Telp c.

   Alamat Madrasah 1.

  : Jalan Kyai A’rof No. 25 Windusari Jalan / Dusun

  2. : Windusari Desa

  3. : Windusari Kecamatan

  4. : Magelang Kabupaten

  5. : Jawa Tengah Provinsi

  6. : 56152 Kode Pos

  7. Telepon / Faks : 0293-5507929 8.

  Email 3.

   Visi dan Misi Visi

  Adapun visi dari MTsN Windusari adalah: Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang Islami, Berbudi Luhur, Berprestasi dan Penuh Keteladanan, Efektif dan Efisien.

  Misi 1.

  Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan As- Sunnah 2.

  Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitasdalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik

  3. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al- Qur’an dan menjalankan agama Islam 4.

  Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat

  5. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia mendidikan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 7 76

PENERAPAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 80

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS IV MI MONOKERTO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG - Test Repository

0 0 102

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 86

PENGARUH SUASANA KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA 1 MIN KALIKURMO KEC.BRINGIN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 84

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MI MA’ARIF TEJOSARI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

1 2 90

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOPAN SANTUN SISWA DI MI KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 26

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015

0 1 117

HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTs. NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

0 0 76

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 139