HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTs. NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository
HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MTs. NEGERI GRABAG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
HENDY SUSANTO
NIM. 11107023
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hendy susanto NIM : 11107023 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jipla kan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 Maret 2014 Yang menyatakan,
Hendy susanto
NIM. 11107023 i
SKRIPSI
HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA MTs. NEGERI GRABAG KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014)
DISUSUN OLEH
HENDY SUSANTO
NIM: 11107023
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Fakultas Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 6 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Fatchurrohman, S.Ag.,M.Pd. ____________________ Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag. M.Phil. ____________________ Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. ____________________ Penguji II : Muna Ernawati, M..Si. ____________________
Salatiga , 6 April 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002 ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id. e-mail: [email protected].
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama : Hendy susanto NIM : 11107023 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTs.
NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014) telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.
Salatiga, 15 Maret 2014 Pembimbing, Mufiq, S.Ag. M.Phil.
NIP. 19690617 1996 03 1004 iii
MOTTO
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman 14) iv
PERSEMBAHAN
Atas rahmad dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis
mempersembahkan untuk :1. Ayah dan ibuku tercinta yang dengan jerih payahnya selalu membantu dan mendorong studyku sampai menyusun skripsi ini.
2. Isteri dan anak-anakku tersayang yang memberi motivasi dan mendukungku dengan sepenuh hati.
3. Semua teman-temanku PAI A yang telah melukis begitu banyak kenangan.
4. Para dosen yang memberikan begitu banyak ilmu.
5. Teman – temanku mahasiswa senasib dan seperjuangan ankatan 2007. v
KATA PENGANTAR
- – tulusnya terutama yang terhormat:
vi
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini telah banyak melibatkan orang lain dalam melancarkan tugas dari awal sampai akhir. Untuk itu, tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan rasa terima kasih yang setulus
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Ag., selaku Ketua IAIN Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini.
2. Bapak Mufiq,S.Ag.,M.Phil. selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan tanpa kenal lelah sehingga tersusunnya skripsi ini.
3. Bapak Abdul Ghofar, S.Pd., selaku Kepala MTs. Negeri Grabag yang telah yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan para pembaca untuk berkenan menyampaikan kritik dan saran yang konstruktif demi baiknya hasil penyusunan skripsi ini. Akhirnya semoga bermanfaat.
Salatiga, 16 Maret 2013 Penulis
Hendy Susanto
NIM .11107023
ABSTRAK
Hendy Susanto. 2015. HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTS. NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Kata kunci:
keharmonisan orang tua dan prestasi belajar MTs. Negeri Grabag Magelang mendidik anak usia 12 sampai 16 tahun. Prestasi belajar siswa di MTs. Negeri Grabag relatif kurang, hal ini salah satunya kemungkinan disebabkan oleh keharmonisan orang tua mereka yang kurang baik. Oleh sebab itu siswa MTs. Negeri Grabag Magelang 2013/2014 sebagai siswa tingkat sekolah menengah membutuhkan bimbingan dan asuhan dari orang tua di samping guru. Permasalahan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana variasi keharmonisan orang tua siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang? 2) Bagaimana variasi prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang? 3) Sejauhmana hubungan keharmonisan orang tua dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang?
Metode riset yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan, dan pendekatannya kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi keharmonisan orang tua murid di MTs. Negeri Grabag, Kabupaten Magelang adalah sebanyak 24 siswa (24 %) keharmonisan orang tuanya tinggi, sejumlah 60 siswa (60 %) keharmonisan orang tuanya sedang, dan sisanya 16 siswa (16 %) keharmonisan orang tuanya rendah, variasi prestasi belajar siswa di MTs. Negeri Grabag, Kabupaten Magelang adalah sebanyak 6 siswa (24 %) prestasi belajarnya tinggi, 17 siswa (68 %) prestasi belajarnya sedang, dan hanya 2 siswa (8 %) yang prestasi belajarnya rendah. Dari perhitungan rumus korelasi product Moment diperoleh hasil sebesar 0,516 yang lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikan 1 % yaitu sebesar 0,256 maupun taraf signifikansi 5% sebesar 0,195, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan keharmonisan orang tua terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Negeri Grabag, Kabupaten Magelang. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara keharmonisan orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa MTs. Negeri Grabag, Kabupaten Magelang. Maka semakin tinggi tingkat keharmonisan orang tua, semakin tinggi prestasi belajar siswa. vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................. vii DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................
1 B. Rumusan Masalah ..............................................................
3 C. Tujuan Penelitian ...............................................................
4 D. Manfaat Penelitian ............................................................
4 E. Hipotesa..............................................................................
4 F. Definisi Operasional...........................................................
5 G. Metode Penelitian ..............................................................
6 H. Sistematika Penulisan ........................................................
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Keharmonisan Orangtua.....................................................
12
B. Prestasi Belajar ...................................................................
19 C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Prestasi Belajar 25
BAB III PRESENTASI DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................
30 B. Data Keharmonisan Orangtua ............................................
42 C. Data Prestasi Belajar Siswa ................................................
46 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan .........................................................
50 B. Analisis Uji Statistik ..........................................................
52 C. Analisis Akhir ....................................................................
56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................
57 B. Saran-saran .........................................................................
58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
- – LAMPIRAN ix
x
DAFTAR TABEL Tabel 1 Keadaan Guru MTs. Negeri Grabag .............................................
39 Tabel 2 Keadaan Siswa MTs. Negeri Grabag ............................................
39 Tabel 3 Sarana dan Prasarana MTs. Negeri Grabag .................................. 40 Tabel 4 Daftar Nama Responden ...............................................................
42 Tabel 5 Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa ...............................................
46 Tabel 6 Daftar Hasil Angket ......................................................................
49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Thorndike (dalam Hergenhahn, 2008:76) terdapat hubungan
erat antara proses belajar dengan praktik pengajaran. Jadi dia mengaharapkan akan ditemukan lebih banyak lagi pengetahuan tentang hakikat belajar, semakin banyak pengetahuan yang dapat diaplikasikan untuk memperbaiki praktik pengajaran. Belajar adalah bertahap dan bertambah sedikit demi sedikit dari satu percobaan ke percobaan selanjutnya.
Marimba berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu perkembangan jasmani dan rohani pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran
- – ukuran Islam" (dalam Widodo, 2007: 173) Secara garis besar kegiatan pendidikan termasuk pendidikan agama
Islam dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan oleh diri sendiri, kegiatan pendidikan oleh lingkungan dan kegiatan oleh orang lain terhadap orang tertentu. Demikian pula tempat pendidikan ada 3 pokok, yaitu pendidikan di dalam rumah (keluarga), di sekolah dan masyarakat yang sering kita sebut dengan nama tripusat pendidikan. Undang
- – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa "Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Hakikat pendidikan agama (Islam) adalah terbentuknya kepribadian Islam pada anak didik, namun pada kenyataannya untuk menjadikan anak didik yang berakhlaqul karimah masih mengalami hambatan dan kegagalan.
Oleh karena itu kegagalan dan hambatan tersebut tidak lepas dari kelemahan faktor utama dalam proses pendidikan agama baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yakni bagaimana cara orang tua mendidik, bagaimana pengajaran agama di sekolah dan bagaimana pergaulan siswa di lingkungan masyarakatnya.
Jadi dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan agama dalam Tripusat pendidikan sangatlah berhubungan bagi pendidikan agama siswa terutama akhlaq siswa. Sangat besar peranan keluarga untuk menyiapkan anak sehingga mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat kelak. Untuk itu di dalam pembentuk itu diperlukan suatu keharmonisan yang baik yang bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya dan lebih khusus lagi dalam keluarga muslim. Diperintahkan kepada orang tua sebagai pemimpin keluarga untuk mendidik anak-anaknya dengan baik, sehingga pribadinya menjadi pribadi yang muslim, karena nantinya akan membuahkan amal yang besar, yang pahalanya terus mengalir.
Ajaran agama Islam yang mulia menghendaki para kaumnya untuk menjadi umat yang selamat, maka jauh
- – jauh sebelumnya kepada orang tua diperintahkan supaya menjaga diri dan anggota keluarganya dari perbuatan
- – tugasnya menuju manusia yang taat dan taqwa atau mereka yang berkepribadian muslim, yakni pribadi yang di dalam segala gerak – geriknya disinari oleh ajaran Islam.
MTs. Negeri Grabag Magelang mendidik anak usia 12 sampai 16 tahun. Prestasi belajar siswa di MTs. Negeri Grabag relatif kurang, hal ini salah satunya kemungkinan disebabkan oleh kurang harmonisnya hubungan orang tua mereka. Oleh sebab itu siswa MTs. Negeri Grabag Magelang 2013/2014 sebagai siswa tingkat sekolah menengah membutuhkan bimbingan dan asuhan dari orang tua di samping guru. Melalui skripsi ini penulis ingin meneliti hubungan keharmonisan orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs. Negeri Grabag, Magelang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana variasi keharmonisan orang tua siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang?
2. Bagaimana variasi prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang?
3. Adakah hubungan keharmonisan orang tua dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui variasi keharmonisan orang tua siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang.
2. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang.
3. Untuk mengetahui adakah hubungan keharmonisan orang tua dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang.
D. Manfaat Penelitian
Nilai guna dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis Skripsi ini diharapkan dapat menambah kepustakaan terkait keharmonisan orang tua dan prestasi belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis dengan meneliti keharmonisan orang tua siswa siswi MTs. Negeri Grabag, Magelang, maka akan dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif di lingkungan madrasah dalam upaya memberikan masukan kepada pihak madrasah.
b. Hasil penelitian ini sedikit banyak diharapkan dapat membantu untuk menyadarkan orang tua untuk menjaga hubungan mereka agar selalu kondusif untuk tumbuh kembang anak.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah dan akan diterima jika fakta-fakta itu membenarkan, (Sutrisno Hadi, 1981:63) sehingga perlu adanya penelitian ilmiah. Berdasarkan pengertian di atas, maka sebagai rumusan sementara mengenai masalah ini adalah: “ada hubungan keharmonisan orang tua dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang
”, artinya semakin harmonis hubungan orang tua, maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang.
F. Definisi Operasional
Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata dan judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian
1. Hubungan Hubungan adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang, benda, dan sebagai berikut) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang . (Senja, 2007: 638) Hubungan adalah” daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang, benda, dan sebagainya ) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib )” (Purwadarminta, 1985: 731)
2. Keharmonisan Orangtua Keharmonisan orang tua adalah hubungan yang terjalin baik, komunikasi tidak terhambat, saling mencintai, saling menghargai, dan saling membantu untuk lebih baik baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat.
Indikator keharmonisan orang tua adalah:
a. Kedua orang tua memperhatikan kehidupan religious
b. Komunikasi antar orang tua lancer
c. Kedua orang tua saling menghormati dan menghargai
d. Kedua orang tua saling bantu membantu dalam tugas rumah tangga (De f rain dan Asay, 2007:4)
3. Prestasi Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan seterusnya). (W.J.S. Poerwodarminto, 1995: 768).
Indikator prestasi siswa adalah hasil belajarnya mencapai KKM yang ditentukan.
4. Belajar Belajar adalah itu adalah aktifitasnya bermuaranya pada perubahan tingkalaku melalui proses dan respon terhadap rangsangan yang di timbulkan (Fatah Syukur, 2005 : 17)
Prestasi belajar yang penulis maksudkan dalam skripsi ini adalah prestasi yang dicapai oleh siswa dari hasil belajar yang dibuktikan dari hasil nilai menjawab soal-soal yang diberikan responden oleh peneliti.
G. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Negeri Grabag, Magelang dimulai tanggal 15 November 2013 dan berakhir tanggal 25 Desember 2013.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1999 : 130).
Sedangkan Sutrisno Hadi mengat akan “semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendak digeneralisasikan, disebut populasi atau
universe”. (Sutrisno Hadi,
1981 : 70) Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa MTs. Negeri Grabag, Magelang Tahun pelajaran 2013 yang berjumlah 865.
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto ”sampel adalah sebagian atau wakil (Arikunto, 1999 : 117). populasi yang diselidiki’
Sutrisno Hadi berpendapat “sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari (Hadi, 1978 : 221). jumlah populasi” Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian.
Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Sehubungan dengan itu, Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar dapat diambil antara 10
- –15% atau 20 – 25 % atau lebih, sesuai kemampuan (Arikunto, 2006 :134)
Berdasar ketentuan di atas, karena jumlah siswa MTs. Negeri Grabag adalah 865, maka penulis mengambil 100 siswa (11,6 % dari seluruh siswa) sebagai subjek penelitian, sehingga penelitian ini merupakan penelitian sampel. Adapun guru dan karyawan sebagai sumber informasi. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik proportional random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak, dengan mengambil masing-masing 20 siswa dari kelas
VIII yang berjumlah 5 kelas.
3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mempermudah penyusun dalam mengumpulkan data, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Angket
Metode angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden atau pihak yang diteliti.(Hadi, 1978: 82).
Metode angket yang digunakan adalah angket tertutup di mana setiap responden tinggal memilih dari alternatif jawaban yang tersedia, sasarannya adalah siswa
- –siswi MTs. Negeri Grabag, Magelang. Angket ini di gunakan untuk menggali data tentang keharmonisan orang tua.
b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode mencari data dengan hal
- –hal atau variabel yang merupakan catatan yang sifatnya tertulis seperti grafik, keadaan siswa, buku, surat kabar dan sebagainya. (Arikunto, 2006: 23)
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari catatan yang sifatnya tertulis seperti grafik, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, denah lokasi, struktur organisasi, buku
- –buku pegangan guru, karyawan dan siswa. Metode ini juga digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
4. Metode Analisis Data.
Penelitian bersifat deskrptif, artinya penulis berusaha menggambarkan objek yang diteliti. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini penulis bagi menjadi 3 analisis, yaitu analisis awal, analisis data statistik, dan analisis akhir: a. Analisis awal
Pada analisis awal, penulis menggunakan analisis deskriptif, dengan metode prosentase. Untuk data keharmonisan keluarga, dibagi menjadi 3 katagori, yaitu harmonis, kurang harmonis, dan tidak harmonis. Sedangkan untuk data prestasi dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
b. Analisis data statistik Analisis data statistik digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kuantitatif. Analisis ini juga disebut metode analisis kuantitatif yaitu suatu analisis terhadap kumpulan bahan atau keterangan yang berwujud angka (analisis statistik). Data yang bersifat kuantitatif penulis analisa dengan menggunakan rumus product moment.
X Y
( )( r xy
r =
xy 2 N 2
( X ) ( Y )
2 2 X Y
N N
Keterangan : r = Koefisien korelasi antara x dan y
xy
x = Variabel keharmonisan orang tua y = Variabel terhubungan (prestasi belajar)
2
x = Nilai keharmonisan orang tua
2
y = Nilai prestasi belajar N = Jumlah responden (Sutrisno Hadi, 1978 : 294)
c. Analisis Akhir
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan cara mengkonsultasikan nilai yang diperoleh dari perhitungan rumus korelasi product moment dengan nilai yang tercantum dalam tabel konsultasi dengan taraf signifikansi 1 % dan 5 %.
H. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
Bab I terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan diakhiri dengan Sistematika Penulisan. Bab II terdiri dari: Keharmonisan Orang Tua, Pengertian Prestasi Belajar, Faktor
- –Faktor yang memhubungani belajar siswa. Pengertian Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, Faktor –faktor Pendidikan Agama Islam.
Bab III Presentasi Data merupakan bagian penelitian yang berisikan gambaran umum tempat penelitian berdasarkan Letak Geografis, Sejarah Singkat Berdirnya, Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa serta Sarana dan Fasilitas Pendidikan, data keharmonisan orang tua siswa, dan data prestasi belajar siswa.
Bab IV Analisis Data berisikan tentang Analisis Data, Analisis Deskriptif, Pengujian Hipotesis dan Pembahasan. Bab V merupakan penutup, berisi tentang Kesimpulan dan Saran-saran.
Bagian akhir adalah daftar pustaka dan lampiran-lampirannya. BAB
II LANDASAN TEORITIK
A. Keharmonisan Orang tua
1. Pengertian keharmonisan keluarga Menurut Defrain dan Asay (2007:1), keharmonisan keluarga merupakan situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, saling menghargai dan menyayangi, memiliki waktu 25 bersama, manjalin komunikasi yang positif dan mampu mengatasi setiap permasalahan secara efektif. Drajat (1975:9) juga berpendapat bahwa keluarga yang harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila kedua pasangan tersebut saling menghormati, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai,dan saling mencintai. Menurut Sarlito (1982:2) keluarga harmonis hanya akan tercipta kalau kebahagiaan salah satu anggota berkaitan dengan kebahagiaan anggota- anggota keluarga lainnya. Secara psikologi dapat berarti dua hal, yaitu : a. Terciptanya keinginan-keinginan, cita-cita dan harapan-harapan dari semua anggota keluarga. b. Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masingmaupun antar pribadi. Keharmonisan keluarga adalah keadaan keluarga yang utuh dan bahagia, di dalamnya ada ikatan kekeluargaan yang memberikan rasa aman dan tentram bagi setiap anggotanya. Selain itu adanya hubungan baik antara orang tua dengan anak. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasidiri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh anggota keluarga (Gunarsa, 1991:204). Keharmonisan keluarga merupakan suatu kesatuan dalam hubungan yang memberikan dukungan dan melindungi anggota keluarga, khususnya pada waktu mengalami perbedaan-perbedaan dan perubahan. Keharmonisan keluarga juga 26 membantu memelihara ikatan keluarga, mendukung kesejahteraan dan kesehatan bagi perkembangan anggota keluarga (Moore, Chalk, Scarpa, & Vandivere, 2002:3).
Menurut Baumrind (dalam Moore, Chalk, Scarpa, & Vandivere, 2002:5) keharmonisan keluarga mempunyai wewenang atau wibawa, hangat, kepedulian orang tua untuk mendiskusikan dan merundingkan suatu informasi dengan anak mereka. Thomason (2009:3) mengatakan bahwa keharmonisan keluarga terbentuk karena adanya komunikasi dengan anggota keluarga sehingga dapat mengurangi tekanan, saling berbicara dan mendengarkan, mengerti perasaan satu sama lain, dan mampu mengatasi masalah. Keharmonisan keluarga terkait dengan seberapa baik keluarga itu berfungsi bersama-sama sebagai suatu kesatuan.
Keharmonisan keluarga tidak hanya melibatkan kesehatan anggota keluarganya dan bagaimana hubungan anggota keluarga satu sama lain, tetapi juga seberapa baik anggota keluarga berhubungan dengan lingkungan masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa keharmonisan keluarga adalah suatu situasi atau kondisi keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, saling menghargai dan menyayangi, saling mempunyai waktu untuk bersama keluarga, adanya kerjasama dalam keluarga, saling berkomunikasi dan setiap anggota keluarga dapat mengaktualisasikan diri dengan baik serta minimnya konflik, ketegangan dan kekecewaan.
Karakteristik keharmonisan keluarga Keluarga yang harmonis menurut Defrain dan Asay (2007:4), memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Kehidupan beragama.
Dalam sebuah keluarga sangat penting terciptanya sebuah kehidupanberagama. Hal ini dikarenakan dalam sebuah agama terdapat nilai-nilai moralatau etika kehidupan.
b. Mempunyai waktu untuk bersama.
Waktu untuk bersama keluarga itu harus ada. Seringkali orangtua tidak adawaktu untuk anak-anaknya. Ayah tidak ada waktu, ibu pun tidak ada waktu.
c. Komunikasi yang positif.
Keluarga harus menciptakan hubungan yang baik dengan antar anggota keluarga. Harus ada komunikasi yang baik, demokratis, dan timbal balik. d. Penghargaan dan kasih sayang.
Harus saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu, dan anak. Apapun prestasi yang diperoleh anggota keluarganya harus disyukuri.
e. Komitmen.
Masing-masing anggota keluarga merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok. Masing-masing anggota keluarga saling percaya dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, kebergantungan, menjaga kesetiaan dan saling berbagi satu sama lain.
f. Kemampuan mengatasi masalah dan krisis secara efektif.
Bila terjadi suatu permasalahan dalam keluarga, seluruh anggota keluarga mampu menyesuaikan diri, memandang masalah dan krisis sebagai tantangan dan kesempatan, menghadapi masalah bersama, terbuka untuk perubahan, mampu bangkit dari masalah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga Menurut Gunarsa (1986:42) keluarga harmonis atau sejahtera merupakan tujuan penting. Oleh karena itu untuk menciptakan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut:
a. Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan yang baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan memperhatikan peristiwa dalam keluargadan mencari sebab akibat permasalahan, juga terdapat perubahan pada setiap anggotanya. b. Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupankeluarga. Sangat perlu untuk mengetahui anggota keluarganya, yaitu setiapperubahan dalam keluarga, dan perubahan dalam anggota keluarganya, agar kejadian yang kurang diinginkan kelak dapat diantisipasi.
c. Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalanterhadap diri sendiri dan pengenalan diri sendiri yang baik penting untukmemupuk pengertian-pengertian.Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebih cepat terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga.
d. Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga. Sikap ini akan menghasilkan suasana positif dan berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat dari anggota keluarga.
e. Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlumeningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan- perubahan dan menghilangkan keadaan bosan.
f. Penyesuaian harus perlu mengikuti setiap perubahan baik dari fisik orangtua maupun anak.
Sarlito (1982:79) mengemukakan bahwa keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalam kehidupannya telah memperlihatkan faktor-faktor berikut:
a. Faktor kesejahteraan jiwa. Yaitu rendahnya frekwensi pertengkaran dan percekcokan di rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling tolong-menolong antar sesama keluarga, kepuasan dalam pekerjaan dan pelajaran masing-masing dan sebagainya yang merupakan indikatorindikator dari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.
b. Faktor kesejahteraan fisik. Seringnya anggota keluarga yang sakit, banyak pengeluaran untuk kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akan mengurangi dan menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga.
c. Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga.Kemampuan keluarga dalam merencanakan hidupnya dapatmenyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga. Faktor lain yang juga mempengaruhi keharmonisan keluarga adalah kondisi ekonomi keluarga. Tingkat sosial ekonomi yang rendah seringkali menjadi penyebab terjadinya permasalahan dalam sebuah keluarga. Akibat banyaknya masalah yang ditemui karena kondisi keuangan yang memprihatinkan ini menyebabkan kondisi keluarga menjadi tidak harmonis. Banyaknya masalah yang dihadapi keluarga ini akan berpengaruh kepada perkembangan mental anak, sebab pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan yang diperoleh anak di rumah, tentu akan terbawa pula ketika anak bergaul dengan lingkungan sosialnya (Gunarsa, 1991:204) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi keharmonisan keluarga adalah perhatian, pengetahuan dan pengenalan terhadap diri sendiri dan semua anggota keluarga, penerimaan satu sama lain, kemampuan dan kesejahteraan jiwa dan fisik serta kondisi ekonomi keluarga.
Untuk mengetahui keharmonisan orang tua, ditentukan indikator keharmonisan orang tua sebagai berikut : a. Kedua orang tua memperhatikan kehidupan religius
b. Komunikasi antar orang tua lancar
c. Kedua orang tua saling menghormati dan menghargai
d. Kedua orang tua saling bantu membantu dalam tugas rumah tangga
f
(De rain dan Asay, 2007:4) Sebaran item/ indikator keharmonisan orang tua dalam angket yang ditujukan kepada responden adalah sebagai berikut: a. Indikator pertama, yaitu “kedua orang tua memperhatikan kehidupan religius” terakomodasi dalam angket nomor 1 (apakah orang tua anda mengerjakan sholat 5 waktu?), nomor 2 (apakah orang tua anda melaksanakan puasa sunnah?, nomor 3 (apakah orang tua anda membaca Al- Qur’an?
b. Ind ikator kedua, yaitu “komunikasi antar orang tua lancar” terakomodasi dalam angket nomor 4 (apakah orang tua anda sering bertengkar?), nomor 5 (apakah orang tua anda saling berkomikasi?) nomor 7 (apakah orang tua anda bermusyawarah?), nomor 10 (apakah orang tua anda suka marah-marah?) c.
Indikator ketiga, yaitu “kedua orang tua saling menghormati dan menghargai” terakomodasi dalam angket nomor 9 (apakah orang tua anda memberikan pujian antara satu dengan yang lainnya?) d. Dan indikator keempat, “kedua orang tua saling bantu membantu dalam tugas rumah tangga” dalam angket nomor 6 (apakah orang tua kamu mengerjakan sesuatu bersama-sama?), dan nomor 8 (apakah orang tua anda saling membantu?)
B. Prestasi belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000 :768). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Sedangkan istilah belajar menurut banyak ahli sangat bervariasi, berikut ini dikutipkan beberapa definisi belajar dari beberapa ahli. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi baik, sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati Mudjiono, 1994:9).
Belajar adalah modifikasi atau memperoleh kelakuan melalui pengalaman (Oemar Hamalik, 2000:27). Belajar juga diartikan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui intraksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2000:28).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar. Proses belajar ini akan lebih berhasil jika bermakna.
Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.
Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas apabila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan ketrampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan ketrampilan tersebut.
Berdasarkan pernyataan
- –pernyataan di atas, kegiatan belajar mengajar dengan sendirinya yang menjadi pusat kegiatan dan perhatian tidak lain adalah anak didik atau siswa. Selesai mengikuti proses belajar mengajar, siswa telah mengalami sesuatu, yaitu memiliki pengalaman tertentu, dan telah mengalami perubahan tingkah laku.
Menurut Kimble (1961), belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relative permanent yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan.
Sebuah ilmu pengetahuan atau sains membutuhkan pokok persoalan yang dapat diamati, dapat diukur, dan dalam ilmu psikologi, pokok persoalan ini adalah perilaku. jadi, apapun yang kita pelajari dalam psikologi harus diekspresikan melalui perilaku, tetapi ini bukan berarti bahwa belajar adalah sebuah perilaku. kita pelajari perilaku hingga kita bisa mengambil kesimpulan mengenai proses yang diyakini mrupakan sebab dari perubahan perilaku yang kita lihat. Dalam kasus ini, proses itu dinamakan belajar. (B.R. Hergenhahn, 2008: 24).
Prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar (Saifuddin Azwar, 1996:6). Prestasi belajar merupakan salah satu alat pengukuran di bidang pendidikan yang sangat penting.artinya sebagai sumber informasi guna pengambilan keputusan
(Saifuddin Azwar, 1996:9). Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara. 2009 : 11). Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Harjati (2008: 43), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.
Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang prestasi
belajar , sesuai dari sudut pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara