Konsep Pendidikan Perempuan R.A. Kartini dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang - Test Repository

  

KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN R.A. KARTINI

DALAM BUKU HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

Siti Kholisoh

NIM: - -

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN R.A. KARTINI

DALAM BUKU HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

Siti Kholisoh

NIM: - -

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  

ِمْيِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِللها ِمْسِب

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi.

  Salatiga, September

  Penulis Siti Kholisoh

  NIM:

Dra. Sri Suparwi, M.A Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Lamp :

  Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Siti Kholisoh

  Kepada: Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamualaikum Wr. Wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, Kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Siti Kholisoh NIM :

  • Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI Judul : PENDIDIKAN PEREMPUAN MENURUT R.A.

  KARTINI DALAM BUKU HABIS GELAP TERBITLAH TERANG. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, September

  Pembimbing Dra. Sri Suparwi, M.A.

  NIP.

  

MOTTO

ٍمْيِعَن ْيِفَل َراَرْ بَْلْا َّنِا

  

Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang

penuh) kenikmatan.

  (Q.S. Al-Muthaffifiin: )

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada: Ayah, ibu, kakek, nenek dan adik-adik tercinta yang selama ini senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materiil.

  Almukarom Romo K.H. Muhammad Fatkhan beserta ibu, Bapak K.H.

  Ihsanudin beserta ibu, serta Ibu Nyai Kamalah Isom, seluruh keluarga Pondok Pesantern AL-IKHLAS Ungaran dan PONPES AL-HASAN Salatiga yang dengan tulus ikhlas memberikan pendidikan dasar-dasar keagamaan dan juga semangat spiritual untuk dijadikan bekal dan pedoman hidup.

  Sahabat-sahabati PMII, keluarga DEMA, keluarga besar Ya Bismillah, tidak lupa teman-teman seperjuangan mbak Ayu, Nia, Rikha, Indah, Alifah, Isna, kakak Lida, Dewi, Umami, Tofa, Vina, Yuli, Kiki, teman-teman PAI F, teman-teman PPP, teman-teman KKN dan semua teman senasib seperjuangan

  IAIN Salatiga yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Buat kakakku mbak Ema, Lita dan juga adik-adik tercinta Latifah, Riski,

  Septi, Asna dan Dianah semoga kalian sukses dengan cita-cita dan pendidikan di Universitas yang diharapkan.

KATA PENGANTAR

  

ِمْيِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِالله ِمْسِب

  Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Perempuan R.A. Kartini dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S

  Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  . Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. . Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  . Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

  . Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan serta masukan-masukan yang

  . Bapak Drs. Djoko Sutopo (alm) sebagai dosen pembimbing akademik yang pernah dengan sabar membimbing di awal masa perkuliahan serta bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik kedua yang sabar mendengar keluh kesah perkuliahan.

  . Bapak Dr. Agus Waluyo, M.Ag., Bapak Moh. Khusen, M.Ag., M.A., dan Ibu Dra. Astutik Sakdiyah, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan selama saya menjadi mahasiswa Bidik Misi sampai akhir masa studi.

  . Seluruh dosen dan petugas administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam

  IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan juga penelitian berlangsung.

  . Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  . Terakhir untuk kampus tercinta IAIN Salatiga, terimakasih telah menjadi bagian terpenting dari perjalanan hidup.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin Ya Robbal „Alamin Salatiga,

  September Penulis

  Siti Kholisoh NIM

  

ABSTRAK

Kholisoh, Siti.

  . Konsep Pendidikan Perempuan R.A. Kartini dalam Buku

  Habis Gelap Terbitlah Terang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama

  Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Sri Suparwi, M.A. Kata Kunci : Konsep Pendidikan Perempuan, Menurut R.A. Kartini

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah

  ) Bagaimana pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang?

  ) Bagaimana relevansi konsep pendidikan perempuan menurut pemikiran R.A. Kartini dalam konteks kekinian? Penelitian ini bersifat literature (kepustakaan) yang berfokus pada referensi buku dan sumber-sumber yang relevan. Penelitian dilakukan dengan mencermati sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau sumber lain yang berkaitan dengan R.A. Kartini. Adapun metode pengumpulan data menggunakan Library Research, yaitu penelitian perpustakaan dengan langkah-langkah mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian permasalahan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan buku-buku maupun data mengenai Kartini dan pemikiran pendidikan perempuan Kartini. Kemudian mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian. Setelah diperoleh data mengenai pendidikan perempuan Kartini, kemudian diidentifikasi berdasarkan rumusan masalah yang ingin dijawab oleh penulis. Dan terakhir menarik suatu kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian tentang pokok permasalahan. Dari data-data yang telah diidentifikasi, maka penulis menarik kesimpulan mengenai pendidikan perempuan Kartini.

  Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan bahwa pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini terbagi dalam konsep, pertama konsep perempuan tempat pendidikan yang pertama, kedua konsep perempuan menjadi pembawa perubahan, ketiga konsep pendidikan itu mendidik budi dan jiwa, keempat konsep pendidikan kesetaraan laki-laki dan perempuan untuk kemajuan bangsa dan terakhir konsep pendidikan untuk cinta tanah air. Kelima konsep pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini tersebut relevan dengan pendidikan perempuan dalam konteks kekinian. Hal itu dikarenakan kelima konsep tersebut sesuai dengan keadaan pendidikan perempuan sekarang. Bahkan konsep-konsep tersebut juga sesuai dengan nilai-nilai dalam ajaran Islam. Terbukti dari kelima konsep itu, semuanya sesuai dengan ayat Al-

  Qur‟an, Hadis maupun syair Arab. Sehingga semakin jelaslah bahwa kelima konsep pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini juga sesuai dengan ajaran Islam.

DAFTAR ISI

  LEMBAR BERLOGO ………………………………………………………. i

  JUDUL ………………………………………………………………………. ii DEKLARASI ..

  ………………………………………………………………. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING

  …………………………………………… iv PENGESAHAN KELULUSAN

  .……………………………………………. v MOTTO

  ...……………………………………………………………………. vi PERSEMBAHAN

  ………….………………………………………………… vii KATA PENGANTAR

  ….……………………………………………………. vii ABSTRAK

  …………………………………………………………………… xi DAFTAR ISI

  …………………………………………………….…………… xii DAFTAR LAMPIRAN

  ………….…………………………………………… xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. D. Manfaat Penelitian …………………………………………………… E. Metode Penelitian ……………………………………………………. F. Kajian Pustaka ……………………………………………………….. G. Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………... BAB II SETTING SOSIAL HISTORIS DARI BIOGRAFI R.A. KARTINI A. Perjalanan Hidup R.A. Kartini ………………………………………..

  C.

  Keadaan Masyarakat Pada Masa Kartini ……………………………..

  BAB III PENDIDIKAN PEREMPUAN MENURUT R.A. KARTINI DALAM BUKU HABIS GELAP TERBITLAH TERANG A. Keadaan Perempuan Pada Masa R.A. Kartini ………...……………… B. Pendidikan yang Dialami R.A. Kartini ………………………………. C. Konsep Pendidikan Perempuan dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang …………………………………………………………………

  BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN MENURUT R.A. KARTINI DALAM KONTEKS KEKINIAN A. Relevansi Konsep Perempuan Tempat Pendidikan Pertama dalam Konteks Kekinian …………………………………………………….. B. Relevansi Konsep Perempuan Menjadi Pembawa Peradaban dalam Konteks Kekinian …………………………… ……………………….. C. Relevansi Konsep Pendidikan Itu Mendidik Budi dan Jiwa dalam Konteks Kekinian ……………………………………………………… D. Relevansi Konsep Pendidikan Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan untuk Kemajuan Bangsa dalam Konteks Kekinian

  …………………….

  E.

  Relevansi Konsep Pendidikan untuk Cinta Tanah Air dalam Konteks Kekinian ……………………………………………………………….

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………………… B. Kritik Saran ……………………………………………………………

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR LAMPIRAN

  . Daftar Pustaka . Riwayat hidup penulis . Nota pembimbing skripsi . Lembar konsultasi . Surat Keterangan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kartini merupakan bangsawan Jawa cucu dari Bupati Demak Pangeran Ario Tjondronegoro. Sebagai bangsawan, Kartini terjebak dalam

  budaya Feodal yang terasa sangat membelenggu. Bahkan adat pingitan menanti pernikahan juga tidak bisa Kartini hindari. Selama masa pingitan itulah cita-cita Kartini untuk memperjuangkan kebebasan pendidikan perempuan muncul. Hal itu dikarenakan selama masa pingitan dihabiskan Kartini untuk membaca berbagai buku maupun majalah yang kebanyakan terbitan Belanda. Dari situlah Kartini memahami bahwa tidak seharusnya perempuan terdiskriminasi untuk masalah kebebasan hidup karena kehidupan perempuan di dataran Eropa sangat jauh lebih maju dari budaya yang ada di Indonesia. Pandangan Kartini tersebut lebih terbuka lagi setelah dia berkirim surat dengan orang-orang Eropa. Keinginan kuat Kartini akan pendidikan perempuan itu terlihat jelas dalam surat-suratnya yang dikumpulkan dan dibukukan oleh salah satu sahabat Mr. J.H.

  Abendanon dalam buku yang berjudul “Door Duisternis tot licht” yang kemudian oleh Armijn Pane diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi buku dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

  Ketika pengetahuan Kartini semakin bertambah, maka cita-cita akan emansipasi perempuan semakin kuat dalam diri Kartini. Namun tentu perempuan yang tidak melupakan kodrat asli perempuan. Bagi Kartini perempuan seharusnya memiliki pendidikan yang tinggi karena perempuanlah tempat pendidikan pertama untuk anak-anak kelak. Jika seorang perempuan cerdas maka ia akan mampu mendidik anak-anak menjadi generasi-generasi yang cerdas.

  Terlebih lagi pendidikan mempunyai peran penting dalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat termasuk memajukan peradaban suatu bangsa. Dizaman modern ini bukanlah hal yang baru bagi semua orang untuk mengetahui betapa pentingnya pendidikan. Pendidikan menjadikan kehidupan manusia lebih terarah dan mempunyai tujuan yang jelas. Melalui pendidikan, manusia akan lebih mengenal diri, lingkungan dan perubahan yang terjadi disekitar. Jadi dengan pendidikan manusia akan jauh lebih peduli dengan apa yang telah terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.

  Pendidikan perempuan adalah suatu proses transfer ilmu kepada perempuan, dimana pendidikan perempuan seharusnya sama dengan pendidikan laki-laki. Tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, semua memiliki hak yang sama untuk belajar. Belajar adalah suatu kewajiban agama yang diwajibkan oleh Islam atas setiap muslim laki-laki dan wanita (Al-Abrasyi, ). Namun dalam kenyataannya pendidikan yang diterima perempuan berbeda dengan pendidikan yang diterima laki-laki. Padahal sebenarnya kedudukan perempuan dan laki-laki sama di mata Islam. Hal itu terungkap dalam Q.S. Al-Hujurat ayat berikut:

   ْمُكَم َرْكَأ َّنِا اْوُ فَرَعَ تِل َلِئاَبَ قَو اًبْوُعُش ْمُكَنْلَعَجَو َثْنُأَو ٍرَكَذ ْنِّم ْمُكَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّ يَاَي ) 31 :تارجحلا( ٌرْ يِبَخ ٌمْيِلَع َللها َدْنِع

  Artinya:

  “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujurat: )

  Ayat yang lain, Allah juga menjelaskan bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan sama dalam hal amalan kebaikan.

  ى َثْ نُاْوَا ٍرَكَذ ْنِّم ْمُكْنِّم ٍلِماَع َلَمَع ُعْيِضُالآ ْيِّنَا ْمُهُّ بَر ْمُهَل َباَجَتْساَف 391 ) :نارملْا( ٍضْعَ ب ْنِّم ْمُكُضْعَ ب

  Artinya:

  “Maka Tuhan mereka mempertahankan permohonannya (dengan firman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.” (Ali Imran: )

  Bahkan dalam hadis Sahih Bukhari Muslim menjelaskan keutamaan berbakti kepada ibu kali dari ayah.

   َّل ِللها ِل و ى ِإ َل َلا َأ ِب َق َع َع ُللها ى َص ْن ُو ُللها ْن ُس ْ َر ٌل َر ُج َءا َج َر ِض َر ٌة ُى َر ْ ي ْي َي , ُأ َلا ِن ِب ِسا َّنلا ُّق َأ ِللها َل َلا ُّم َق ؟ي َ ف َق َك

   َع َل َح َص ُح ْن ْي ِو َبا ِت ْس َح َم , ُس ْو َر ا َي َّل َم َو َس َلا َلا ُأ َلا َلا ُأ َلا َلا َق , َق , ُّم َق ؟ َق , ُّم َق ؟ َق َّم ُث َّم ُث َّم ُث َك َك ْو َك َأ ُ ب َم ْن َم ْن َم ْن )ملسم يراخب هوار(

  Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., beliau

  berkata,”Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata,” Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?” Nabi SAW menjawab,”Ibumu!” Dan orang tersebut kembali bertanya,”Kemudian siapa lagi?” Nabi SAW menjawab, “Ibumu!” Orang tersebut bertanya kembali, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya kembali, “Kemudian siapa lagi,” Nabi SAW menjawab, “Kemudian ayahmu.” (H.R. Bukhari Muslim)

  Ada lagi sebuah hadis yang menjelaskan mengenai kewajiban menuntut ilmu yaitu:

  )رابلا دبا نبا هوار( ٍةَمِلْسُمَو ٍمِلْسُم ِّلُك ىَلَع ٌةَضْيِرَف َمْلِعْلا َبَلَط

  Artinya: “Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.

   (H.R. Ibnu Abdil Bari)

  Penjelasan firman Allah dan hadis diatas, terlihat bahwa sebenarnya kedudukan ibu ataupun seorang perempuan itu sama dengan laki-laki bahkan lebih mulia. Akan tetapi dalam kenyataan kedudukan perempuan jauh di bawah bayang-bayang laki-laki. Bahkan ketika masa ada kebebasan bagi perempuan baik dalam hal pendidikan maupun kehidupan pribadi. Terlebih dalam hal pendidikan, perempuan sama sekali tidak bisa mengakses ilmu pengetahuan sebebas kaum laki-laki. Padahal dalam hadis di atas terlihat jelas bahwa kewajiban mencari ilmu itu untuk muslim laki-laki dan perempuan, bukan hanya laki-laki saja. Pada zaman penjajahan, akses perempuan untuk menempuh jalur pendidikan sangat terbatas bahkan sulit. Hanya perempuan-peremuan keturunan ningrat dan bangsawan saja yang bisa mendapatkan pendidikan. Bahkan pendidikan yang diterima hanya sebatas pendidikan dasar saja.

  Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa kodrat perempuan adalah untuk mengurus keperluan rumah tangga saja sehingga tidak membutuhkan pendidikan. Terlebih lagi adanya anggapan lain bahwa perempuan adalah makhluk lemah yang posisinya hanya sebagai pelengkap kaum laki-laki. Pada zaman itu masih banyak terdengar cerita klasik dalam masyarakat bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam sehingga memberi gambaran inferiotas terhadap perempuan dan supervitas laki-laki (Fudhailidi,

  ). Semua itu diperkuat dengan budaya patriarki yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat, dimana budaya patriarki ini sangat merugikan kaum perempuan. Bukan hanya pendidikan saja yang dibatasi tetapi juga kebebasan pergaulan dan sosialisasi perempuan juga dibatasi bahkan menjadi hal yang tabu pada masa itu. Dalam kondisi yang seperti itu muncullah Kartini yang merasa mendapatkan pendidikan yang tinggi mendorong Kartini untuk mengubah budaya yang ada. Bukan hanya semangat yang tanpa usaha dan makna, namun Kartini berjuang supaya semangat emansipasi yang dicita-citakan dapat direalisasikan bagi kaum perempuan.

  Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas pendidikan perempuan menurut Kartini. Hal itu dikarenakan Kartini merupakan pelopor pendidikan perempuan pertama di Indonesia, terlebih lagi pemikiran Kartini yang muncul pada masa dimana pengetahuan sama sekali ditutup dari masyarakat Indonesia. Tentu gagasan mengenai pendidikan perempuan sangat luar biasa diungkapkan oleh seorang perempuan di masa tersebut. Terlebih lagi pada masa tersebut pendidikan yang diperoleh perempuan belum sebebas pendidikan yang diperoleh laki- laki. Bahkan perempuan sama sekali tidak bisa mengakses pendidikan seperti laki-laki. Dalam keadaan seperti itulah muncul cita-cita Kartini untuk memperjuangkan pendidikan perempuan. Dengan semangat emansipasi yang terus digelorakan Kartini maka perempuan-perempuan zaman modern dapat mengenyam manis pendidikan setinggi-tingginya dan sebebas-bebasnya. Pemikiran emansipasi pendidikan perempuan Kartini itu menjadi penting bukan hanya untuk kaum perempuan di masa itu namun juga untuk kaum perempuan zaman sekarang. Akan tetapi konsep pendidikan perempuan yang seperti apa dan bagaimana itu yang menarik untuk lebih dipelajari dan didalami lagi. Penulis disini akan

  Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan buku dari kumpulan surat- surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya di Eropa.

  Penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah (skripsi) ini dengan judul “KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN R.A. KARTINI DALAM BUKU HABIS GELAP TERBITL

  AH TERANG”. Dengan harapan semoga karya ilmiah (skripsi) ini bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga ini. Amin.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan studi pendahuluan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: . Bagaimana pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini dalam buku

  Habis Gelap Terbitlah Terang? . Bagaimana relevansi konsep pendidikan perempuan menurut pemikiran R.A. Kartini dalam konteks kekinian?

  C. Tujuan Penelitian

  Searah dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: . Untuk mengetahui pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

  . Untuk mengetahui relevansi konsep pendidikan perempuan menurut R.A. Kartini dalam konteks kekinian.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari penelitian ini diantaranya adalah: . Secara teoritik, diharapkan penelitian ini memberikan tambahan khasanah pengetahuan para pembaca dalam memahami sebuah buku kumpulan surat-surat R.A. Kartini dan mampu mengambil konsep maupun nilai-nilai pendidikan perempuan yang terkandung serta diharapkan bisa menjadi bahan penelitian lain tentang pendidikan perempuan.

  . Secara Praktis, memberikan informasi ulang kepada praktisi pendidikan tentang konsep pendidikan perempuan menurut pemikiran R.A. Kartini.

  a.

  Untuk dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pendidikan di zaman modern ini.

  b.

  Untuk menjadikan anak bangsa bisa lebih bebas mendapatkan pendidikan baik laki-laki maupun perempuan.

  c.

  Untuk menjadikan generasi masa depan yang unggul, inovatif, kreatif, mandiri sesuai dengan kemampuan zaman tanpa membedakan laki-laki maupun perempuan.

  E. Metode Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal pokok yang mendasari penelitian, yaitu: pendekatan penelitian, sumber data, metode

   . Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini bersifat literature (kepustakaan) yang berfokus pada referensi buku dan sumber-sumber yang relevan. Penelitian dilakukan dengan mencermati sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku- buku, artikel atau sumber lain yang berkaitan dengan R.A. Kartini.

  Selain bersifat literature penelitian ini termasuk jenis penelitian bibliografi, hampir sama dengan literature yaitu dilakukan dengan mencari, menganalisis, membuat interpretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil pemikiran, ide-ide yang telah ditulis oleh pemikir dan ahli (Nazir, ).

   . Sumber Data

  Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Arikunto, ). Sedangkan data-data tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

  a. Sumber Data Primer

  Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam peneliti ini.

  Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku Habis Gelap Terbitkah Terang.

  b. Sumber Data Sekunder

  Sumber data sekunder adalah buku-buku, artikel, dan sumber data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Diantara

  Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer, dan buku

  atau artikel tentang pemikiran Kartini maupun studi pendidikan perempuan di dalam perkuliahan dan lain sebagainya.

   . Metode Pengumpulan Data

  Data penelitian dicari dengan pendekatan Library Research, yaitu penelitian perpustakaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian permasalahan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan buku-buku maupun data mengenai Kartini dan pemikiran pendidikan perempuan Kartini.

  b.

  Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian. Setelah diperoleh data mengenai pendidikan perempuan Kartini, kemudian diidentifikasi berdasarkan rumusan masalah yang ingin dijawab oleh penulis.

  c.

  Menarik suatu kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian tentang pokok permasalahan (Komaruddin, ). Dari data-data yang telah diidentifikasi, maka penulis menarik kesimpulan mengenai pendidikan perempuan Kartini.

   . Analisis Data

  Untuk menganalisis data penulis menggunakan dua metode, yaitu: a.

   Metode Deskriptif

  Metode deskriptif yaitu “perumusan filsafat tersembunyi referensi pada masalah konkret sedetail- detailnya” (Anton dan Achmadi,

  ). Peneliti melakukan analisis data dengan metode deskripsi, yaitu menggambarkan pemikiran R.A. Kartini tentang Pendidikan Perempuan.

b. Metode Analisis

  Metode Analisa yaitu penanganan terhadap suatu obyek- obyek penelitian ilmiah dengan memilah-milah pengertian yang satu dengan pengertian yang lain (Sumargono,

  ). Dalam proses analisa ini penulis menggunakan dua cara yang saling bergantian, yaitu: ) Proses Analisa Deduksi, yaitu analisa dari pengertian yang umum kemudian dibuat eksplisitasi dan penerapan lebih khusus. Yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam permasalahan umum kemudian mengerucut pada proses pengambilan permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus. ) Proses Analisa Induksi (dari khusus ke umum). Induksi pada umumnya disebut generalisasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar data itu menyusun suatu ucapan umum. Yaitu dengan cara analisa dari data yang bersifat khusus kemudian yang bersifat umum.

F. Kajian Pustaka

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan, maka penulis akan mencoba memberikan sebuah penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Dan akan lebih mudah setelah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci sebagai berikut:

   . Penelitian Terdahulu

  Kajian tentang R.A. Kartini memang bukan pertama kali dilakukan, baik yang berbentuk buku maupun skripsi. Sejauh penelurusan yang dilakukan, peneliti menjumpai ada beberapa hasil penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Namun tentu penelitian-penelitian itu selain memiliki keterkaitan juga memiliki ciri khas atau perbedaan sendiri. Berikut beberapa literature yang dimaksud:

  Pertama skripsi oleh Widiyani Nurul Islami Hati Jurusan Tarbiyah berjudul “Relevansi Pemikiran Pendidikan R.A. Kartini dengan

  Konsep Feminisme dalam Pendidikan Islam” tahun STAIN

  Ponorogo. Skripsi ini fokus membahas mengenai relevansi pemikiran pendidikan perempuan Kartini dengan konsep feminisme dalam pendidikan Islam. Hal ini dilakukan agar pengembangan potensi diri perempuan dalam pendidikan Islam bisa bersatu antara harapan dan kenyataan. Perbedaan antara skripsi ini dengan skripsi yang ditulis oleh peneliti adalah dalam skripsi ini lebih menekankan pada konsep ditulis oleh peneliti lebih menekankan pada konsep pendidikan perempuan.

  Kedua skripsi karya Lina Zakiah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berjudul “Konsep Pendidikan Perempuan Menurut Raden Dewi

  

Sartika” tahun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini

  merupakan penelitian eksplorasi dengan pendekatan sejarah pendidikan. Skripsi ini menganalisis mengenai konsep pendidikan perempuan menurut Raden Dewi Sartika. Perbedaan dengan tulisan peneliti adalah skripsi ini meneliti mengenai pemikiran Raden Dewi Sartika, sedangkan skripsi yang ditulis peneliti menguraikan mengenai pemikiran R.A. Kartini.

  Ketiga Artikel karya Citra Mustikawati, S.I.Kom. dalam Jurnal Kajian Komunikasi, Volume

  , No , hlm - yang berjudul “Pemahaman Emansipasi Wanita (Studi Hermeneutika Makna

  

Emansipasi Wanita Dalam Pemikiran R.A. Kartini Pada Buku Habis

Gelap Terbitlah Terang)” Juni Bandung. Artikel ini membahas

  mengenai konsepsi emansipasi wanita dalam pemikiran R.A. Kartini yang tertuang dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Hal ini berbeda dengan penelitian penulis yang lebih memfokuskan pada konsep pendidikan perempuan meskipun berasal dalam buku yang sama.

  Dari beberapa literature yang penulis temukan, belum ada yang

  dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang” oleh karena itu, peneliti

  tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pendidikan perempuan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

   . Definisi Operasional a. Konsep

  Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, yang artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam The Classical Theory of

  Concepts menyatakan bahwa konsep merupakan penyusunan

  utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Jadi konsep merupakan sekumpulan gagasan atau ide yang sempurna yang bermakna berupa abstrak, entitas mental yang universal dimana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap eksistensinya sehingga konsep membawa suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama dan membentuk suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan.

b. Pendidikan

  Menurut Undang-Undang No Tahun tentang Sisdiknas dalam pasal disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan diri, masyarakat dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran.

  Pendidikan dalam Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensi sebagai khalifah Allah di muka bumi yang berdasarkan kepada ajaran Al- Qur‟an dan Sunnah (Arief, ).

  Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Mansur, hal ini dikarenakan

  ), proses pendidikan bukan hanya untuk mengasah kemampuan jasmani saja namun juga yang paling penting adalah memberikan arahan yang tepat untuk rohani sehingga akan terbentuk manusia- manusia yang mulia dan berperilaku utama.

  Definisi yang paling akhir adalah definisi dari Ibnu Faris yang wafat pada tahun H. Definisi ini mencakup semua pendidikan baik secara umum maupun khusus “Pendidikan adalah perbaikan, perawatan, dan pengurusan terhadap pihak yang dididik dengan ia menjadi matang dan mencapai tingkat sempurna yang sesuai dengan kemampuannya” (Mahmud, ). Dari pengertian tersebut pendidikan dapat diartikan sebagai suatu sistem sosial yang menjadikan keluarga dan sekolah berperan penting untuk membentuk generasi muda tidak hanya dari aspek intelektual saja tetapi juga dari aspek jasmani dan rohani sehingga akan terbentuk generasi muda penerus bangsa yang senantiasa mempertahankan budaya dari lingkungannya.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai sebuah pengajaran, bimbingan, pembiasaan sehingga tujuan hidupnya lebih tertata. Namun pendidikan disini juga tidak lupa menekankan arti penting moral yang tinggi sehingga baik intelektual maupun moral akan berjalan beriringan sehingga akan tercipta manusia yang tidak hanya cakap namun juga beradab.

c. Perempuan

  Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, perempuan adalah orang (manusia) yang mempunyai puka, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui (Alwi,

  ). Adapun pengertian perempuan sendiri secara etimologi berasal dari kata empu yang artinya dihargai.

  Perempuan adalah manusia yang secara fisik berbeda dengan layak untuk didiskriminasi dari kaum laki-laki. Dalam Islam sendiri tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan karena semua sama di mata Allah. Untuk haknya mendapatkan pendidikan tidak perlu ada jurang pembeda pendidikan yang diterima laki-laki dan perempuan.

  Berdasarkan definisi mengenai pendidikan dan perempuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan perempuan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik kepada perempuan sebagai terdidik yang dilakukan tidak hanya untuk menambah intelektualitas namun juga untuk meningkatkan moralitas sehingga akan tercipta tujuan kehidupan yang jelas dan berkelas. Pendidikan perempuan yang dimaksud penulis disini adalah proses transfer ilmu untuk menambah pengetahuan dan wawasan perempuan sehingga akan terjamin tujuan hidupnya namun tetap tidak meninggalkan kodratnya sebagai perempuan.

d. R.A. Kartini

  R.A. Kartini lahir pada tanggal April di Mayong

  Jepara. Kartini adalah perempuan Jawa keturunan bangsawan dan merupakan perempuan pertama yang menyuarakan semangat emansipasi untuk kaumnya demi mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki. Peran Kartini sangat penting untuk memajukan kehidupan bangsa dan untuk membuka mata bahwa kaum laki-laki. Tanpa gerakan emansipasi yang terus diupayakan Kartini maka perempuan yang ada di Indonesia belum tentu akan bisa menikmati kebebasan menerima pendidikan seperti sekarang.

d. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

  Buku Habis Gelap Terbitlah Terang awalnya merupakan buku dari kumpulan surat-surat R.A. Kartini kepada sahabat-sahabat Eropa karya Mr. J.H. Abendanon yang judul aslinya adalah “Door

  Duisternis tot licht”. Buku kumpulan surat itu kemudian

  diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Armijn Pane “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku ini merupakan dokumen tertulis mengenai bukti sejarah perjuangan R.A. Kartini. Selain berisi kisah kehidupan Kartini, buku ini juga banyak membahas mengenai cita-cita dan harapan tinggi Kartini mengenai pendidikan dan kebebasan. Terlihat jelas bagaimana kuat dan besar keinginan Kartini untuk memajukan bangsa melalui pendidikan. Bukan hal yang mudah pada masa tersebut memiliki cita-cita mengenai pendidikan, terlebih cita-cita itu berasal dari seorang perempuan.

  Bahkan buku ini berisi kumpulan surat Kartini dengan bahasa Kartini sendiri sehingga semakin terlihat jelaslah keinginan- keinginan Kartini itu tertuang dalam buku Habis Gelap Terbitlah

  Terang.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika dapat dipahami sebagai suatu tata urutan yang saling berkaitan, saling berhubungan, melengkapi serta menjelaskan. Dalam penyusunan skripsi ini secara menyeluruh terdapat lima Bab untuk membahas Pendidikan Perempuan menurut R.A. Kartini dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Adapun sistematika atau urutan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I : Dalam bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II : Bab ini berisi tentang biografi R.A. Kartini serta kehidupan sosial kemasyarakatan beliau. Bab III : Bab ini berisi analisa tentang pendidikan perempuan menurut pemikiran R.A. Kartini yang terkandung dalam buku Habis Gelap

  Terbitlah Terang.

  Bab IV : Bab ini berisi tentang relevansi konsep pendidikan perempuan menurut pemikiran R.A. Kartini yang terkandung dalam buku

  

Habis Gelap Terbitlah Terang terhadap konteks kekinian.

  Bab V : Bab ini berisi tentang kesimpulan dan penutup.

BAB II SETTING SOSIAL HISTORIS DARI BIOGRAFI R.A. KARTINI A. Perjalanan Hidup R.A. Kartini Dalam mengkaji pemikiran seseorang tentunya tidak cukup hanya

  mengetahui gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikiran saja. Akan tetapi juga harus berusaha mengetahui latar belakang hidup, perjalanan intelektual maupun spiritual, serta pendidikan. Dengan memahami biografi, dapat mengetahui bagaimana pola pikir seseorang terbentuk, karena tidak pernah ada ide pemikiran yang muncul dari seseorang, hampa dari ruang dan waktu. Penulis dalam skripsi ini berupaya untuk memaparkan biografi R.A. Kartini sehingga mampu menghasilkan suatu analisis dan kesimpulan yang komprehensif.

  R.A. Kartini lahir di Mayong Jepara pada tanggal April

  M/ Rabiul Akhir H. Lahir dari pasangan Ario Sosroningrat dan

  Ibu Ngasirah (Ulum, ). Dari keturunan ayah, Kartini merupakan cucu Pangeran Ario Tjondronegoro, Bupati Demak. Dari Tjondronegoro nasab Kartini bersambung dengan raja-raja Jawa (Hamengku Buwono VI).

  Ibu kandung Kartini adalah putri dari pasangan Madirono dan Aminah (Sumarthana,

  ). Di zaman cultuurstelsel, Madirono ini bekerja sebagai mandor pabrik gula milik pemerintah Hindia Belanda. Selain berprofesi sebagai mandor, Madirono juga menjadi guru ngaji di daerah Pelem Kerep, Mayong Jepara. Sedangkan ibu tiri Kartini, Raden Ayu Woerjan masih keturunan raja Madura yang kental dengan dunia keislaman.

  Ayah Kartini memiliki dua orang isteri hal itu dikarenakan untuk menjadi seorang Bupati ayah Kartini diharuskan menikah dengan seorang bangsawan. Pada saat menjabat sebagai Wedana ayah Kartini telah menikah dengan Ngasirah yang berusia tahun dari kalangan rakyat biasa, namun pada akhirnya ayah Kartini menikah lagi dengan Raden Ayu

  Woerjan dan menggantikan kedudukan ayah kandung Raden Ayu Woerjan, R.A.A.Tjitrowikromo sebagai Bupati Jepara. Meskipun kedudukan Ngasirah sebagai isteri resmi namun dalam kehidupan rumah tangga Kabupaten Jepara Ngasirah hanyalah sebagai selir (Sumarthana, ).

  Ayah Kartini adalah seorang bupati yang beristri lebih dari satu, maka tidak mengherankan jika saudara Kartini ada . Terdiri dari satu saudara kandung dan saudara tiri, Kartini merupakan anak kelima (Pane,