PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI MI ISLAMIYAH BANYUANYAR - Test Repository

  

PERAN KOMITE SEKOLAH

DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

DI MI ISLAMIYAH BANYUANYAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

P R I H A T I

NIM : 114 11 019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

   

  Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S Al-Insyirah ayat 7)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Bapak dan Ibu tercinta

  2. Suami dan anak-anak tercinta

  3. Teman- teman seperjuangan baik di MI maupun di kampus

  4. Almamater IAIN Salatiga

  ABSTRAK

  Prihati. 2016. Peran Komite Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Pendidikan di MI

  Islamiyah Banyuanyar Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Drs. Badwan, M.Ag.

  Kata kunci: komite, sekolah, manajemen, pendidikan

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana peran komite sekolah terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar?, (2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran komite terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar?, dan (3) Cara apa saja yang ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor penghambat peran komite sekolah terhadap manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar adalah sebagai berikut: (a) Persamaan profesi pengurus komite sekolah yang menyebabkan tidak berjalannya wadah komite sesuai dengan perannya karena Pengurus komite sekolah mempunyai kesibukan sendiri-sendiri sesuai profesi masing-masing, dan (b) Keterbatasan dana dari masyarakat. Upaya untuk untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan pemberdayaan dan pengembangan komite sekolah, yaitu: (1) mensosialisasikan pemaknaan peran serta dan partisipasi masyarakat, (2) memberikan kesempatan dan peluang kepada komite sekolah untuk melakukan kinerja, (3) memberikan kesempatan komite untuk mencari dan mengelola sumber dana pembiayaan pendidikan, (4) memberikan kesempatan untuk membangun sekolah melalui kerjasama internal dan eksternal, dan (5) menjadikan komite sekolah sebagai mitra sekolah.

  KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan kita untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

  Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini berkat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan belajar pada peneliti.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.

  3. Bapak Drs. Badwan, M.Ag. selaku pembimbing yang penuh kesabaran dan kearifan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

  4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga.

  5. Staf dan Karyawan IAIN Salatiga.

  6. Ayah dan Ibu yang tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

  7. Suamiku (Sukono) dan Anakku (Afifah dan Nadzifa) tersayang, yang

  memberi motivasi dan bantuan serta setia mendampingi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  

8. Keluarga besar MI Islamiyah Banyuanyar yang telah memberi motivasi dan

bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  

9. Bapak Komite Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banyuanyar, yang telah

membantu penulis dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

  10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Atas batuan dan partisipasi semua pihak semoga mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.

  Salatiga, Pebruari 2017 Prihati

  DAFTAR ISI COVER ........................................................................................... i NOTA PEMBIMBING .................................................................. ii NOTA PENGUJI ............................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ .. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v ABSTRAK ..................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................

  1 A. Latar Belakang ............... .............................................

  1 B. Rumusan Masalah .......................................................

  6 C. Penegasan Istilah .........................................................

  7 D. Tujuan Penelitian ........................................................

  9 E. Manfaat Penelitian .......................................................

  9 F. Metode Penelitian ........................................................

  10 G. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian ..............................

  13 H. Hipotesis .....................................................................

  14 D. Sistematika Penelitian .................................................

  15 BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................

  17 A. Komite Sekolah ..........................................................

  17 1. Pengertian Komite Sekolah ....................................

  17 2. Kedudukan dan Sifat ...............................................

  18 3. Tujuan Komite Sekolah ...........................................

  18 B. Unsur Komite Sekolah ................................................

  19 C. Peran Komite Sekolah .................................................

  20 D. Manajemen Pendidikan ..............................................

  22

  1. Pengertian Manajemen ...........................................

  22 2. Pengertian Pendidikan ............................................

  24 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......

  25 A. Gambaran Umum Mi Islamiyah Banyuanyar ............

  25 1. Sejarah MI Islamiyah Banyuanyar .........................

  25 2. Letak MI Islamiyah Banyuanyar ............................

  26 3. Visi dan Misi MI Islamiyah Banyuanyar .................

  27 4. Status Madrasah ......................................................

  28 5. Keadaan Siswa ........................................................

  28 6. Data Guru .................................................................

  29 7. Data Struktur Organisasi .........................................

  29 8. Sarana dan Prasarana ..............................................

  30 B. Peran Komite Sekolah .................................................

  31

  1. Peran Komite Sekolah di MI Islamiyah Banyuanyar

  31 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Komite ..

  32 3. Jalan yang ditempuh guna mengatasi Hambatan ......

  34 BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................

  36 A. Analisa Peran Komite Sekolah ...................................

  36

  1. Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan

  39 2. Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung .............

  44 3. Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol .............

  46 4. Peran Komite Sekolah sebagai Mediator ...............

  48 B. Analisa Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Komite 49 1. Faktor Pendukung ..................................................

  49 2. Faktor Penghambat ................................................

  52 C. Analisa Upaya untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan

  56

  BAB V PENUTUP .......................................................................

  60 A. Kesimpulan .................................................................

  60 B. Saran ............................................................................

  61 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 63 LAMPIRAN ....................................................................................

  86

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang ini perkembangan tekhnologi semakin canggih, namun hal tersebut ada dampak buruk yang ada pada sebagian diantara kita. Salah satu dampak buruknya adalah semakin terpuruk akidah dan akhlak dari generasi muda saat ini. sehingga perlu ditanamkan pondasi agama yang kuat pada tiap anak didik.

  Dalam mewujudkan Tauhid yang kuat pada tiap diri individu, perlu ditanamkan pendidikan akidah . Dengan demikian pendidikan akidah tidaklah dipandang sebelah mata dan dikesampingkan. Dengan penanaman pendidikan akidah akan tercipta pendidikan yang mampu mengarahkan peserta didik pada pendidikan diri yang lebih mantap.

  Apabila pendidikan diri pada setiap manusia telah terarah, maka akan memperkuat keyakinan dirinya pada sang Kholiq. Sehingga keinginan manusia untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat akan tercapai. Manusia hidup di dunia ini tidak lain adalah untuk mendapatkan kebahagiaan. Karena keinginan untuk hidup bahagia merupakan kodrat atau fitrah yang dimiliki manusia. Sehingga aktifitas yang dilakukan dalam hidupnya didasari keinginan dan tujuan untuk menemukan kebahagiaan pada dirinya. Menurut David Kreck dkk., apapun tindakan pikiran manusia pada dasarnya merefleksikan keinginan (want) dan tujuan (goal), yang secara substansi terus mengalami perkembangan dan perubahan. Keinginan tersebut lebih tertuju pada kebahagiaan.

  Hal tersebut sesuai dengan firman Allah :               

  

Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami,

berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

  Di era moden sekarang ini, terdapat fenomena pada sebagian masyarakat yang merasa tidak bahagia walaupun segala kemegahan dan kemewahan hidup telah terpenuhi. Fenomena ini terjadi karena manusia tidak bisa memahami siapakah dirinya, berasal darimana, harus kemana, apa tujuan hidupnya. Manusia yang berada pada kondisi semacam ini, sesungguhnya terdapat dalam kategori manusia yang mengalami krisis makna hidup.

  Ketidak bermaknaan hidup yang terjadi pada manusia modern sekarang ini dikarenakan terbuangnya tradisi-tradisi religius dan akar-akar spiritual.

  Kehidupan modern telah membuat sebagian dari manusia terlena dengan rutinitas kerja dan bermacam-macam kesibukan lainnya yang terus menghimpit kehidupannya. Sehinggga banyak manusia yang disibukkan dengan urusan dunia, dan mereka menghalalkan berbagai cara untuk

  Pondasi pendidikan anak pada masa modern sangat dibutuhkan oleh setiap orang tua. Pendidikan yang paling dini terdapat di dalam keluarga.

  Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga akan memberi dampak dalam kehidupan seorang anak, karena setiap saat anak akan selalu melihat perilaku dari kedua orang tuanya. Keluargalah yang menanamkan dasar dari pendidikan spiritual dan moral paling dini. Dalam keluarga yang bahagia dan sejahtera memiliki ketauladanan yang baik, karena anak selalu melihat dan menauladani tingkah laku orangtuanya. Sebaliknya, apabila keluarga tersebut kurang harmonis, keteladanan orang tua tidak ada, anak cenderung meniru perilaku orangtuanya yang tidak harmonis tersebut sehingga dapat menjadikan seorang anak tumbuh menyimpang dari sikap moral yang baik.

  Sekolah adalah rumah kedua, tempat anak memperoleh pendidikan formal. Didalam lembaga pendidikan atau sekolah tersebut anak dididik dan diasuh oleh para guru. Di lingkungan ini anak belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya dengan didampingi seorang guru.

  Disini guru mempunyai peranan yang sangat penting bagaikan pengganti orangtua.

  Sebagai orang tua haruslah dapat memilih lembaga pendidikan yang berkualitas, dimana pendidikan tidak hanya mementingkan intelektual saja, kebutuhan pendidikan formal, maka banyak sekali bermunculan lembaga pendidikan. Berkembang dan majunya lembaga pendidikan tidak terlepas dari berbagai aspek. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ash- Shafat ayat 4 yang berbunyi;

             

  

Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan

Allah dalam barisan teratur seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh.

  Untuk membangun bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun

  

marshus) diperlukan lembaga dan management yang tangguh serta didukung

  sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik kualitas iman, ilmu maupun amal shalih. Sumber daya alam yang berkualitas harus ada didalam sebuah lembaga maupun diluar lembaga. Yang mana di luar lembaga yang sangat berpengaruh adalah dengan adanya komite sekolah. Untuk itu hubungan yang solid antara pihak lembaga dengan komite sekolah sangat dibutuhkan.

  Dalam lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh adalah managemen sekolah dan guru (pendidik). Lembaga dan managemen bagaikan satu tubuh, dimana lembaga adalah jasadnya sedangkan managemen adalah ruhnya. Selain managemen, faktor pendidik memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun, dia adalah seorang yang penyampai ilmu, pemberi nasehat, dan teladan bagi anak didiknya. Maka dari itu, pendidik harus mampu mempertahankan penampilan sebagai orang terbaik di mata anak didiknya. guru juga sangat berpengaruh. Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer (1991: 56) mensyaratkan bagi setiap pendidik untuk memiliki sifat-sifat asasi, yaitu: Ikhlas, bertaqwa, berilmu, bersikap dan berperilaku santun, dan memiliki rasa tanggung jawab.

  Komite Sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah, atau beberapa satuan pendidikan yang sama di satu kompleks yang sama. Dengan adanya komite lembaga pendidikan akan lebih mudah untuk mengembangkan dan memajukan lemabaganya. Komite akan membatu dalam memberikan solusi, penambahan dan pengembangan fasilitas yang dibutuhkan demi maju dan berkembangnya lembaga pendidikan tersebut. Untuk meningkatkan kinerja lembaga pendidikan komite sangat berperan dalam membuat perencanaan demi maju dan berkembangnya lembaga pendidikan.

  Ada beberapa pendekatan untuk menyusun rencana (action plan), salah satunya dengan menggunakan pendekatan pertanyaan W5H1, yaitu What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (mengapa), How (bagaimana). Misalnya , dalam membuat rencana. Apa rencana yang akan dibuat dan apa manfaatnya dalam menyelesaikan masalah. Siapa yang akan membuat, bertanggung jawab dan melaksanakan rencana tersebut. Kapan akan direncanakan dan dilaksanakan serta berapa lama. Dimana rencana akan rencana tersebut dibuat. Cara pelaksanaan dan perkiraan target yang akan dicapai.

  Selain membantu dalam membuat perencanaan, komite juga sangat berperan dalam melaksanakan program yang telah dibuat. Selain itu komite juga dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilasanakan. Dengan adanya evaluasi maka akan ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki, sehingga komite juga berperan untuk melakukan perbaikan. Peran komite terhadap managemen pendidikan sangatlah diperlukan untuk mencapai lembaga pendidikan yang maju dan berkualitas. Dengan demikian setiap lembaga pendidikan terdapat komite sekolah yang mempunyai peran yang berbeda antara lembaga pendidikan satu dengan yang lain.

  Berangkat dari hal tersebut diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Peran Komite Sekolah Terhadap Manajemen Pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar, ampel, Boyolali Tahun 2013”.

  B.

  Rumusan Masalah Didalam penyusuna skripsi ini penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana peran komite sekolah terhadap managemen pendidikan di MI

  Islamiyah Banyuanyar? 2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran komite terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar? Cara apa saja yang ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

  C.

  Penegasan Istilah 1.

  Peran a.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1989, peran punya makna seperangkat tingkat yang diharapkan, yang dimiliki oleh berkedudukan di masyarakat.

  b.

   Jodenmot, 29 Desember 2012, peran didefinisikan sebagai expectation about appropriate behavior in job (harapan tentang

  tingkah laku yang tepat dalam pekerjaan) . Peran menurut penulis yaitu suatu harapan yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu bidang tertentu.

2. Komite Sekolah a.

  Komite Madrasah/Sekolah (Khaeruddin, 2007: 249) merupakan suatu badan atau lemabag non-profit dan non-politis, yang dibentuk berdasarkan musyawarah demokratis para stakeholder pendidikan madrasah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.

  b.

  Menurut pendapat Komite Sekolah (Sudarwan Danim, 2006: 267) yaitu badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam pendidikan di satuan pendidikan sekolah / madrasah baik pada pendidikan pra sekolah maupun pendidikan dasar dan menengah.

  Menurut penulis, komite sekolah adalah suatu badan yang mewadai dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah untuk meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan sekolah.

  3. Manajemen Pendidikan a.

  Menurut Made Pidarto (1988:4) menyebutkan manajemen pendidikan yaitu sebagai aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

  b.

  Menurut Suryosubroto (1990: 15-16) disebutkan 1) managemen pendidikan adalah kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. 2) Managemen pendidikan yaitu proses untuk mencapai tujuan pendidikan.

  Managemen pendidikan yang dimaksud penulis adalah aktifitas beberapa orang untuk mencapai dan menyamakan sumber-sumber pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

  4. Madrasah a.

  Menurut Hasyim Baiturrahman, madrasah yaitu wadah atau tempat belajar ilmu-ilmu keIslaman dan ilmu pengetahuan, keahlian lainnya yang berkembang pada zamannya. Menurut Sejahti Sempurnaa, Madrasah adalah lemabaga pendidikan yang porsinya lebih terhadap mata pelajaran agama. khususnya Islam.

  Madrasah yang dimaksud disini yaitu tempat untuk menimba ilmu agama Islam dan juga ilmu-ilmu pengetahuan umum yang lain.

  D.

  Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui sejauhmana peran komite sekolah terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar.

  2. Untuk mengtahui faktor yang mendukung dan menghambat peran komite sekolah terhadap managemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar.

  3. Untuk mengetahui cara-cara yang ditempuh komite sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi.

  E.

  Manfaat Penelitian 1.

  Teoritik Manfaat secara teoritik yang diperoleh dari penelitian ini adalah menambah khasanah keilmuan pendidikan pada Jurusan Tarbiyah Progdi PAI IAIN Salatiga khususnya dalam pengetahuan peran komite.

  2. Praktis Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi komite sekolah untuk meningkatkan perannya. Bagi kepala sekolah temuan penelitian sebagai rekomendasi untuk lebih erat menjalin F.

  Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Moleong

  (1989: 9) adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.

  Sedangkan pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metode Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moelong, 1975: 5).

  Pndekatan kulitatif bersifat generating theory. Teori yang dihasilkan bukan teori substansif dan teori-teori yang diangkat dari dasar. Dalam penelitian ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar Ampel Boyolali.

2. Metode Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan turun untuk menunjang keabsahan hasil penelitian.

  Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu: a. Sumber data utama yang berupa kata-kata atau tindakan (sumber primer)

  Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara atau pengamatan. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang peran komite sekolah. Dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MI Islamiyah Banyuanyar Ampel Boyolali 2016. Adapun sumber data primer, penulis dapatkan dari wawancara dengan pihak komite sekolah, guru dan kelapa sekolah.

  b.

  Sumber sekunder Data sekunder yaitu data yang berkaitan dengan topik penelitian guna mendukung penelitian tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen sekolah di MI Islamiyah Banyuanyar. Data ini diperoleh dari buku-buku, majalah dan dokumentasi.

  Dengan adanya sumber data yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan penelitian, maka digunaka metode pengumbulan data yaitu: a.

  Wawancara Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud kepedulian, dan sebagainya. (Moleong, 1985: 266). Adapun nara sumber dari wancara disini yaitu anggota komite sekolah, guru, dan kepala sekolah. Metode ini digunakan penulis untuk mencari data peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen sekolam di MI Islamiyah Banyuanyar tahun 2016.

  b.

  Pengamatan

  Guba dan Lin Coln Mengemukakan bahwa metode pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya supaya dapat melihat sendiri secara langsung untuk mencatat peristiwa yang terjadi, memahami situasi- situasi yang sulit atau mungkin komunikasi tidak dapat berlangsung.

  (Meleong, 1985: 174) c. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah suatu penelitian yang ditujukan pada penguraian, teknik ini digunakan untuk memuat penjelasan melalui sumber-sumber. (Surahmat, 1982: 132) Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang; 1)

  Jumlah anggota komite sekolah MI Islamiyah Banyuanyar 2)

  Gambaran umum tentang MI Islamiyah Banyuanyar 3)

  Peran-peran komite di Mi Islamiyah Banyuanyar 4)

  Pengumpulan dokumen-dokumen yang berguna bagi penelit 3. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian ini berlokasi di MI Islamiyah Banyuanyar Desa penelitian adalah semester ganjil tahun ajaran 2016 G.

  Tahap-Tahap Penelitian Dalam melakukan penelitian dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu: 1. Tahap Sebelum ke Lapangan

  Penulis menentukan focus penelitian yang akan menjadi pokok bahasan dan melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian serta dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian.

  2. Tahap Pekerjaan Lapangan Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara pengamatan dan dokumentasi penelitian. Maka penulis mulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut dilakukan.

  3. Tahap Analisis Data Meliputi analisis data yang diperoleh melalui pengamatan dokumentasi dan wawancara dengan anggota komite sekolah, guru, kepala sekolah dan wali murid.

  4. Tahap Penulisan Laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian melakukan konsultasi kepada pembimbing guna penyusunan laporan selengkapnya.

  H.

  Hipotesis Kegiatan pendidikan didalam lembaga pendidikan dapat maju dan berkembang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu penunjang berkembangnya suatu satuan pendidikan adalah managemen pendidikan yang ada dalam lembaga tersebut. salah satu komponen yang mempengaruhi baik dan tidaknya managemen pendidikan adalah komite sekolah.

  Dalam hal ini menunjukkan bahwa dalam satuan pendidikan untuk menciptakan pendidikan yang maju dan berkembang dibutuhkan managemen yang baik. Managemen yang baik sangat dipengaruhi oleh peran serta dari komite dalam memberikan sumbangan demi majunya pendidikan dalam satuan pendidikan. Apabila komite sekolah dapat memberikan sumbangan yang baik dalam hal pengembangan lembaga pendidikan maka lembaga pendidikan tersebut akan menjadi sebuah lembaga yang maju baik kuantitas maupun kualitasnya. Di satu sisi ketika komite sekolah tidak berperan aktif (cuek) maka lembaga pendidikan akan sulit berkembang, bahkan lembaga pendidikan tersebut akan mengalami kemerosotan baik dari kuantitas maupun kualitasnya, yang pada akhirnya lembaga pendidikan itu akan ditinggalkan oleh masyarakat. Dengan demikian komite sekolah sangat berperan didalam peningkatan kuantitas dan kualitas suatu satuan pendidikan.

I. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan ini disusun secara sistematika, sebagai tata urutan yang saling terkait satu sama lain. Untuk itu penulisan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

  Bab pertama diuraikan menyangkut masalah Pendahuluan, yang terdiri dari Alasan pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tahap-Tahap Penelitian, Sistematika Penulisan.

  Bab kedua di dalam bab ini menyangkut Kajian Pustaka , yang diuraikan tentang pengertian komite sekolah, peran komite sekolah, unsur komite sekolah, pengertian manajemen pendidikan.

  Bab ketiga di dalam bab ini diuraikan tentang paparan data dan temuan penelitian, yang berisikan gambaran umum MI Islamiyah Banyuanyar, peran komite sekolah, faktor pendukung dan penghambat peran komite sekolah, jalan yang ditempuh guna mengatasi hambatan.

  Bab keempat di dalam bab ini memaparkan pembahasan yang terdiri dari analisis data tentang peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan.

  Bab keempat penutup, yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komite Sekolah 1. Pengertian Komite Sekolah Dalam lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

  044/U/2002 tanggal 2 April 2002, Komite Sekolah yaitu badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, pendidikan sekolah, maupun pendidikan luar sekolah. (Danim, Sudarwan, 2006: 267)

  Menurut Khaeruddin (2007: 249) komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non-profit dan non-politis yang dibentuk berdasarkan musyawarah demokratis para stakeholder pendidikan madrasah sebagai reprentasi dari berbagai unsur yang bertangung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan. komite sekolah adalah suatu badan mandiri yang mewadai peran serta dan aspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada satuan pendidikan.

2. Kedudukan dan Sifat a.

  Kedudukan komite sekolah Kedudukan komite sekolah berada pada satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi masih dalam satu lokasi. (KTSP, 2007: 249) b. Sifat komite sekolah

  Komite sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri dan tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintah lainnya. (KTSP, 2007: 249) 3. Tujuan Komite Sekolah

  Dibentuknya suatu komite sekolah pada satuan pendidikan pasti ada tujuannya. Adapun tujuan pembentukan komite sekolah yaitu: a.

  Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan pada satuan pendidikan.

  b.

  Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam c.

  Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. (KTSP, 2007: 250) B.

  Unsur Komite Sekolah Menurut Khaeruddin (2007: 252) bahwa keanggotaan komite sekolah terdiri atas beberapa unsur. Unsur-unsur tesebut adalah:

  1. Unsur masyarakat 2.

  Unsur dewan guru, paling sedikit 15% dari jumlah anggota komite.

  3. Unsur yayasan/lembaga penyelenggaraan pendidikan.

  4. Badan pertimbangan desa yang lainnya yang dianggap perlu, dapat juga dilibatkan sebagai anggota komite sekolah.

  5. Perwakilan dari organisasi siswa bagi sekolah menengah atas.

  Sementara Sudarwan Danim (2006: 269) dalam buku Visi Baru Manajemen Sekolah menyebutkan bahwa unsur masyarakat itu bisa berasal dari orang tua/wali, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha/industri, organisasi profesi tenaga pendidikan, wakil alumni, dan khusus di pendidikan menengah wakil dari peserta didik.

  Dengan terbentuknya komite sekolah dari berbagai unsur perlu adanya kepengurusan. Pengurus komite sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas: kebutuhannya. Setelah terbentuknya kepengurusan komite sekolah, maka komite sekolah harus mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

  Anggaran dasar sekurang-kurangnya memuat: 1.

  Nama dan tempat kedudukan 2. Dasar, tujuan dan kegiatan 3. Keanggotaan dan kepengurusan

4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus 5.

  Keuangan 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat 7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran organisasi. (Visi Baru

  Manajemen Sekolah, 2006: 269) Berdasarkan AD dan ART maka diharapkan nantinya peran dari komite sekolah dalam peningkatan mutu dan kualitas sekolah akan lebih baik.

  C.

  Peran Komite Sekolah Menurut Sudarman Danim (2006: 268) yang mengacu pada Keputusan

  Menteri Pendidikan Nasional nomor: 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 telah ditegas bahwa peran komite sekolah yaitu:

1. Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

  2. Sebagai pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan dipandang bermanfaat demi peningkatan kualitas dan mutu sekolah sudah selayaknya komite memberikan dukungan sepenuhnya.

  3. Sebagai pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Dalam hal ini maka komite sekolah melakukan pengontrolan atas kebutuhan yang dihadapi sekolah, seperti kurangnya tenaga pendidik, kurangnya fasilitas yang mewadahi, maju miundurnya proses KBM. Sebagai pengontrol maka komite sekolah diharapkan dapat membantu segala kekurangan yang dimiliki sekolahtersebut.

  4. Sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat disatuan pendidikan. Maksudnya komite sekolah sebagai media penghubung antara pemerintah, masyarakat, dan pihak sekolah dalam kaitannya dengan masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan.

  Selain komite punya peran dalam dunia pendidikan, komite juga punya fungsi yang tidak dapat diabaikan. Beberapa funsi komite sekolah yaitu: 1.

  Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

  2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai 4.

  Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: a.

  Kebijakan dan program pendidikan b.

  Rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah/madrasah c. Kriteria kinerja satuan pendidikan d.

  Kriteria tenaga kependidikan dan e.

  Hal-hal yang terkait dengan pendidikan.

  5. Mendorong orang tua dan masyarakat dalam rangka berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

  6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

  7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

  (KTSP, 2007: 251-252) Sesuai peran dan fungsinya maka komite sekolah melakukan akuntabilitas sebagai berikut: a.

  Komite sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah/madrasah kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program madrasah.

  b.

  Menyampaikan laporan pertanggung jawaban bantuan masyarakat baik non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

  D.

  Manajemen Pendidikan 1.

  Pengertian manajemen Menurut Scanlan dan key (1979: 32) menyatakan manajemen sebagai proses pengkoordinasian dan pengitegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas maupun sumber daya teknikal lain untuk mencapai aneka tujuan khusus yang ditetapkan (Visi Baru Manajemen Sekolah, 2006: 32). Sementara Luther Gulick (1965) menyatakan manajemen sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama (Landasan Manajemen Pendidikan, 1996: 2).

  Berdasar dua pendapat di atas maka dapat diperdalam penjelasannya bahwa manajemen itu dapat dikatakan sebagai ilmu, seni ataupun profesi.

  a.

  Manajemen Sebagai Ilmu Manajemen dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori itu masih bersifat umum dan subyektif. Luther Gulik (Nanang Fattah, 1996:2) menyatakan bahwa manajemen dapat dikatakan sebagai ilmu, jika teori-teorinya mampu memberi kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan kemungkinan mereka meramalkan akibat-akibat dari b.

  Manajemen Sebagai Seni Menurut Mary Parker Follet (Nanang Fattah: 1996: 3), manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang dan berdasarkan kenyataan bahwa manajemen mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain.

  c.

  Manajemen Sebagai Profesi

  Seorang profesional menurut Robert L. Katz harus mempunyai kemampuan/kompetensi: konseptual, sosial, dan teknikal. Sementara menurut Scein (Nanang Fattah, 1996: 4-5) banyak indikator yang menunjukkan bahwa manajemen sedang bergerak kearah peningkatan profesionalisme.

2. Pengertian pendidikan

  Menurut H.B. Hamdani Ali (1993: 8), Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannnya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sehingga memungkinkan melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik- baiknya. Menurut Driyarkara (Nanang Fattah, 1996: 4), pendidikan itu pada intinya memanusiakan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan manusia muda ketaraf pendidikan.

  Berpijak pada definisi tersebut di atas maka disebutkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses atau aktifitas memadukan yaitu dapat mengembangkan manusia terutama anak-anak untuk mencapaitaraf pendidikan dan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan.

  Manajemen pendidikan bisa dinyatakan sebagai proses sosial yang direkayasa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien dengan mengikut sertakan kerjasama, serta partisipasi dari seluruh masyarakat.

  

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN E. Gambaran Umum MI Islamiyah Banyuanyar 1. Sejarah MI Islamiyah Banyuanyar Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) Islamiyah Banyuanyar merupakan

  pendidikan formal setingkat SD yang terletak di desa Banyuanyar Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, yang dikelola oleh Yayasan Umat Islam Banyuanyar (YUIB). MI Banyuanyar berdiri pada tanggal 6 Januari 1967 dengan penggagas H. Dimyati, Bpk. Marjuki, Bpk. Syamsuri dan tokoh lainnya.

  Secara operasional MI Islamiyah Banyuanyar mengadakan kegiatan belajar mengajar dimulai dengan kegiatan belajar sore. Paginya siswa belajar di bangku sekolah dasar, sorenya baru belajar di madrasah (diniyah) karena tuntutan dari tokoh masyarakat dan wali murid untuk menyederhanakan proses pembelajaran umum dan agama dalam satu (Departemen Agama) menyelenggarakan pendidikan formal. Pada tanggal

  2 Januari 1970 mulai menyelenggarakan pembelajaran pagi hari dengan jumlah siswa 45 anak dan 6 guru pendidik.

  Sejak mulai berdiri sampai sekarang MI Islamiyah Banyuanyar telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan madrasah, yaitu: a.

  Bapak H. Marjuki tahun 1967 sampai tahun 1997 b.

  Bapak Suparli, A.Ma Tahun 1997 sampai tahun 2008 c. Bapak Saiful Hadi, S.Pd.I dari tahun 2008 sampai tahun 2005 d.

  Bapak Suparmo, M.Pd.I dari tahun 2015 sampai sekarang Mensikapi aturan pendidikan yang digariskan oleh pemerintah, yayasan mendaftarkan legalisasi MI Banyuanyar di Departemen Agama, dengan lahirnya piagam pengesahan Perguruan Agama Perwakilan Departemen Agama Propinsi jawa Tengah dengan nomor Wk/5.b/383/Pgm/1222/1990 tanggal 22 November 1990. Sejalan dengan berbagai kemajuan yang ada baik fisik maupun non fisik.

  Sejalan dengan berbagai kemajuan yang ada baik fisik maupun non fisik MI Banyuanyar mendapat status DIAKUI pada tanggal 1 Juli 1993 dengan nomor MK.14 / 5.b / PP.01.1 / 1973. Oleh Kakandepag Kabupaten Boyolali. Dan pada tanggal 22 Nopember 2006 MI Banyuanyar telah mendapat status Terakreditasi C dari kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah dengan nomor KW.11.4 / 4 / PP.01.2 / 623.26.01 / 2006.

  Letak MI Islamiyah Banyuanyar Madrasah Islamiyah Banyuanyar merupakan madrasah swasta yang berada dibawah pembinaan dan pengawasan Kementrian Agama .

  MI Islamiyah Banyuanyar terletak di dusun Geneng Rt 04 Rw 01, desa Banyunyar, kecamatan Ampel, kabupaten Boyolali kode pos 57352 dan nomer hp 085647112038. Dari pusat kecamatan berjarak kurang lebih 10 km dan dari pusat kabupaten berjarak kurang lebih 20 km.

3. Visi dan Misi MI Islamiyah Banyuanyar

  Setiap lembaga pendidikan tentunya memiliki Visi dan Misi yang ingin dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan adanya Visi dan Misi tersebut membuat langkah sistem pembelajaran lebih terarah.

  Adapun Visi dan Misi MI Islamiyah Banyunyar sebagai Berikut: a. Visi

  Terwujudnya generasi Islam yang cerdas, terampil, bertaqwa, berbudi dan unggul dalam prestasi.

  b.

  Misi 1)

  Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dn non akademik.

  2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan ajaran agama Islam.

  3) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu

  4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

  5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

4. Status Madrasah a.

  5

  8

  12

  4

  2

  6

  6

  11

  6

  2

  8

  10

  4

  6 10 24 31

  55 Suber data: arsip data MI Islamiyah Banyuanyar Tahun 2016/2017

  4

  Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah

  Banyuanyar b. Nomor Statistik Madrasah : 111233090005 c.

  Jenjang Akreditasi : C h.

  Alamat Sekolah : Komplek Pendidikan Islam

  Banyuanyar, Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolal.

  d.

  Status Sekolah : Swasta e.

  Tahun Berdiri : 6 Januari 1969 f.

  Tanggal dan No. SK : 1 Pebruari 1969 No. 002 / PG / I / 1991 g.

  Waktu Belajar : Pagi ( jam 07.00 s/d 13.10 WIB ) i.

  4

  Status Tanah : Hak Pakai j.

  Surat Kepemilikan : - k.

  Luas Tanah : 621 m2 5.

  Keadaan Siswa Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2016/2017 di MI Islamiyah

  Banyuanyar dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: JUMLAH SISWA MI ISLAMIYAH BANYUANYAR

  

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah

L P JM L P JM L P JM L P JM L P JM L P JM L P JM

  2

6. Data Guru

  Data Struktur Organisasi Struktur organisasi MI Islamiyah Banyuanyar Ampel Boyolali adalah sebagai berikut:

  Guru kelas 6 Sugiarti, S.Pd.I

  S.Pd.I Guru kelas 5 Nurul Fitrianingsih,

  Guru kelas 3 Lina Ariastuti Guru kelas 4 Siti Fatimah,

  Guru kelas 1 Prihati, A.Ma Guru kelas 2 Sunarmi

  Wakil Kepala MI Ulfa Nur Hasanah, S.Pd.I

  Komite Sekolah Drs. Djono Kepala MI Suparmo, M.Pd.I

  Struktur Organisasi MI Islamiyah Banyuanyar

  No Nama L/P Jabatan Pendidikan terakhir

  Status

  8 Sugiarti, S.Pd.I P Guru S1 Non PNS

  7 Nurul Fitrianingsih, S.Pd. P Guru S1 Non PNS

  6 Siti Fatimah, S.Pd.I P Guru S 1 Non PNS

  5 Sunarmi P Guru SMA Non PNS

  4 Ulfa Nur Hasanah, S.Pd.I P Guru S 1 Non PNS

  3 Lina Ariastuti P Guru SMA Non PNS

  2 Prihati,A.Ma P Guru D2 Non PNS

  1 Suparmo, M.Pd.I L Kepala S2 Non PNS

  Suber data: arsip data MI Islamiyah Banyuanyar Tahun 2016/2017 7.

8. Sarana prasarana

  1

  90

  7