PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SEPAKUNG KECAMATAN BANYUBIRUKABUPATENSEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

  

PERAN KOMITE SEKOLAH

TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SEPAKUNG

KECAMATAN BANYUBIRUKABUPATENSEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

WALID MAULA NUGROHO

111 09 041

JURUSANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

PERAN KOMITE SEKOLAH

TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SEPAKUNG

KECAMATAN BANYUBIRUKABUPATENSEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

WALID MAULA NUGROHO

111 09 041

JURUSANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  MOTTO ً اراَنًْمُكيِلْهَأَو ًْمُكَسُفنَأًاىُقًاىُنَمآًَنيِذَّلاًاَهُّيَأًاَي

  “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka”. (QS. At-Tahrim: 6).

  PERSEMBAHAN Karya sederhana Ini Saya Persembahkan Kepada:

   Istri dan buah hatiku yang tercinta Kedua orang tuaku,tercinta Bapak dan Ibu mertua, tercinta Keluarga Besar di Banyubiru dan Tegalrejo Keluarga besar PMII kota Salatiga

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil’alamin,penulis panjatkan kepada Allah SWT

  yang telah menganugerahkan Rahmat, dan Hidayah-Nya kepada penulis dalam rangka menyelesaikan karya skripsi ini.

  Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalui setia menjakannya suri tauladan yang mana beliaulahh satu-satunya ummat manusia yang dapat mereformasi ummat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi inipun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapakan banyak terimakasih yang sedalam dalamnya kepada :: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Dr. H. Miftahuddin, M.Ag selaku pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf dan karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  5. Bapak Ibutercinta (Muhlasin&Tri Wahyuni) yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang.

  6. Bapak Ibu Mertua (Nasrudin & Atikah) yang tak henti- henti memberikan do’a dan motivasi.

  7. Istriku tercinta(Neila Sa’adah), yang tidak pernah lelah memberikan semangat, perhatian dan selalu mendampingi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Allah selalu melindungimu dan anak kita.

  8. Kakak- kakak dan adikku (Wijayanti Rahayu, Ana Asnawati, Arijal Wahyu

  9. Keluarga besar PMII Salatiga, terimakasih untuk semua kenangan manis yang telah terukir bersama. Semua itu tidak akan pernah terlupakan.

  10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa PAI Kelas B angkatan 2009, 11.

  Serta Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis, yang secara langsung maupun tidak langsung, selalu memberikan dorongan dan do’a kepada penulis selama masa penulisan.

  Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa. Hanya untaian terimakasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah Nya. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

  Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

  Salatiga, 26 Desember 2015 Penulis,

  Walid Maula Nugroho NIM. 111 09 041

  

ABSTRAK

  Nugroho, Walid Maula. 2016. Peran Komite Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu

  

Pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

Tahun 2015 . Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dr. H. Miftahuddin, M.Ag

  Kata Kunci: Komite Sekolah

  Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini ada 2 hal meliputi: 1). Bagaimana mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2015? dan 2). Bagaimana peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2015?

  Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam perjalanan mengumpulkan data, penulis menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Selain itu, untuk keabsahan datanya dicek menggunakan teknik triangulasi,menggunakan bahan refrensi, dan member check.

  Hasil penelitian ini adalah: Pertama, Mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2015 dapat dilhat dari segi input,proses dan outputnya. Kedua, peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2015, meliputi: 1) Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite MTs Nurul Huda Sepakung sebagai mitra kerja kepala sekolah telah memberikan pertimbangannya dalam setiap rencana danprogram yang disusun oleh sekolah, misalnya peralatan peraga dan rencana pembangunan laboratorium Bahasa. Selain itu, komite sekolah juga memberikan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan RAPBS, memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah dan mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat untuk dapat dipertimbangkan dan diperbantukan di sekolah. 2) Sebagai pendukung (supporting agency): peran komite sekolah sebagai badan pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung ini berupa dukungan finansial, tenaga, dan dukungan fikiran. 3) Sebagai pengontrol (controlling agency): komite sekolah di MTs Nurul Huda Sepakung melakukan kontrol terhadap pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di samping alokasi dana dan sumber daya bagi pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan. 4) sebagai mediator: Komite sekolah di MTs Nurul Huda Sepakung ini banyak memberi manfaat, yang mana dengan adanya komite sekolah, aspirasi siswa dan orang tua dapat tersalurkan dan terwakilkan. Selain itu, pihak sekolah juga selalu mendapat supportdari komite sekolah agar terus dapat meningkatkan mutu pendidikan.

  DAFTAR ISI

  SAMPUL............................................................. ............................................... i GAMBAR BERLOGO............................................................. ......................... ii HALAMAN JUDUL............................................................. ............................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ............................. iv PENGESAHAN.......................................... ....................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................... ....................... vi MOTTO...................................................................... ........................................ vii PERSEMBAHAN............................................................................. ................. vii KATA PENGANTAR............................................................... ........................ viii ABSTRAK......................................................... ................................................ xi DAFTAR ISI..................................................................... ................................. xi DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... ............ xiv

  BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian............................................................................ 8 E. Telaah Kepustakaan ......................................................................... 8 F. Penegasan Istilah.............................................................................. 11 1. Peran ........................................................ .................................... 11

  4. Mutu Pendidikan ........................................................................... 12 G. Metode Penelitian.......................................................... ................... 13 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................... 13 2. Kehadiran Peneliti ........................................................................ 14 3. Lokasi Penelitian .......................................................................... 15 4. Sumber Data ................................................................................. 15 5. Prosedur pengumpulan Data ........................................................ 16 6. Analisis Data ................................................................................ 17 7. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................ 19 8. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................... 19 H. Sistematika Pembahasan.......................................................... ........ 20

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 22 A. Komite Sekolah ................................................................................ 22 1. Pengertian Komite Sekolah .......................................................... 22 2. Kedudukan Komite Sekolah....................................................... . 24 3. Tujuan Komite Sekolah ................................................................ 25 4. Peran Komite Sekolah .................................................................. 27 5. Struktur Organisasi Komite Sekolah........................................... . 34 B. Mutu Pendidikan............................................. ................................. 38 1. Pengertian Mutu Pendidikan........................................ .............. 38 2. Ciri-ciri Mutu Pendidikan ........................................................... 53 3. Indikator Mutu Pendidikan.................................... .................... 60 C. Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan….65 BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......................... 70 A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ............................. 70 1. Sejarah berdirinya MTs Nurul Huda........................................ .. 70

  3. Visi dan Misi .............................................................................. 71 4.

  Struktur Organisasi MTs Nurul Huda ........................................ 74 5. Sejarah Berdirinya Komite Sekolah di MTs Nurul Huda .......... 76 6. Struktur Organisasi Komite Sekolah di MTs Nurul Huda ......... 77 7. Keadaan Guru di MTs Nurul Huda ............................................ 77 8. Keadaan Siswa- Siswi di MTs Nurul Huda ................................ 78 9. Keadaan Sarana Prasarana di MTs Nurul Huda ......................... 79 B. Penyajian Data Penelitian........................................................... ...... 80 1.

  Mutu Pendidikan di MTs Nurul Huda ........................................ 80 2. Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda .................................................. 89

  BAB IV : PEMBAHASAN ................................................................................ 103 1. Mutu pendidikan di MTs Nurul Huda ...................................... ` 103 2. Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda .................................................. 106

  BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 111 A. Kesimpulan ...................................................................................... 111 B. Saran-saran ....................................................................................... 113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1, Surat tugas pembimbing Lampiran 2, Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 3, Surat Ijin Penelitian Lampiran 4, Surat keterangan dari obyek penelitian Lampiran 5, Pedoman Wawancara Lampiran 6, Daftar Nilai SKK Lampiran 7, Struktur Organisasi Sekolah Lampiran 8, SK Komite Sekolah Lampiran 9, Struktur Organisasi Komite Lampiran 10, Keadaan Guru dan Staf Lampiran 11, Data Siswa tahun pelajaran 2015 / 2016

Lampiran 12, Daftar nilai ulangan akhir semester tahun 2014 / 2015

Lampiran 13, Foto Lampiran 14, Data fasilitas / sarana dan prasarana Lampiran 15, Kegiatan Ekstrakulikuler

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam menentukan

  arah maju mundurnya mutu pendidikan. Hal ini bisa dirasakan, yaitu ketika sebuah lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikannya itu dengan cara yang benar-benar bagus, maka akan dapat dilihat mutunya. Berbeda dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan sekedarnya maka hasilnya juga biasa-biasa saja. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.

  Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota- kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan (Umeidi, 2001: 1).

  Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa ataupun negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pendidikan menjadi faktor adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawa (UU RI no. 20 Th 2003).

  Dalam kaitannya dengan pendidikan, Tilaar mengemukakan bahwa, sebagaimana dikutip oleh Mulyasa, pendidikan nasional dewasa ini dihadapkan pada empat krisis pokok, yakni yang berkaitan dengan mutu, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen. Berbagai konsep dan wawasan baru akan terus berproses seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi. Konsep dan wawasan baru itu diharapkan dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia agar mampu bersaing secara global. Dengan demikian persoalan mutu pendidikan sangat perlu di kaji dan diperjuangkan.

  Dalam hal ini Sukirno (2006: 3) berpendapat, untuk merealisasikan perjuangan manusianya, lembaga penyelenggara pendidikannya seperti SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK, dan perguruan tinggi dan semunya itu perlu didukung oleh sumber daya pendidik yang layak. Sumber daya pendidikan itu antara lain: tenaga ahli atau guru, manajemen, kurikulum, sarana dan prasarana, serta dana yang diadakan dan didayagunakan oleh pemerintah, masyarakat, keluarga, peserta didik baik secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk kerja sama.

  Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka inilah, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tampil sebagai alternatif paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2011: 11).

  Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), peran serta dan dukungan masyarakat, baik dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat dibutuhkan. Untuk menampung peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan, maka dibentuklah komite sekolah. Keberadaan komite sekolah ini telah Nasional (Propenas) 2000- 2004, dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat perlu dibentuk dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota, dan komite sekolah di tingkat satuan pendidikan.

  Menurut Hamzah (2007: 92), amanat rakyat ini sejalan dengan konsepsi desentralisasi pendidikan, baik di tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat sekolah.

  Amanat rakyat dalam Undang-undang tersebut telah ditindak lanjuti dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah. Dalam Lampiran II: Keputusan Menteri Pendidikan

  Sekolah, dinyatakan bahwa keberadaan komite sekolah berperan dalam hal sebagai berikut:

  1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan;

  2. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;

  3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan;

4. Mediator antara pemerintah (executive) dengan masyarakat di satuan pendidikan (Kepmendiknas, sk. no.044/u/2002).

  Berdasarkan keputusan Mendiknas tersebut, komite sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik sekolah.Untuk penamaan badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing- masing satuan pendidikan, seperti Komite Sekolah, Majelis Madrasah, Majelis Sekolah, Komite TK, atau nama-nama lain yang disepakati bersama (Hasbullah, 2006: 89).

  Adapun tujuan komite sekolah yaitu 1). mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan; 2). meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; dan 3). menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan yang

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan dewan pendidikan dan komite sekolah memang dipandang strategis sebagai wahana untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Beberapa kalangan masyarakat serta pakar dan pengamat pendidikan yang diundang untuk memberikan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pada umumnya sangat antusias dan mendukung sepenuhnya gagasan pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah. Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran serta masyarakat, sekolah harus bisa membina kerja sama dengan orang tua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah. Itulah sebabnya paradigma MBS mengandung makna sebagai manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama, untuk mencapai keberhasilan bersama (Hamzah, 2007: 93).

  Partisipasi ini perlu dikelola dan dikoordinasikan dengan baik agar lebih lewat suatu wadah yaitu dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan komite sekolah di setiap satuan pendidikan.

  Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang merupakan salah satu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang menyikapi dengan serius permasalahan pendidikan yang telah lama menjangkit terutama yang menyangkut masalah peningkatan mutu pendidikan. Lembaga ini dalam menyikapi permasalahan tersebut tidaklah bekerja sendiri, namun Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mengikut sertakan pihak menyadari bahwa berfikir, berbuat dan bekerja akan lebih baik jika dilakukan dengan bersama (stakeholders).

  Dengan berasumsi bahwa pendidikan merupakan masalah semua pihak, maka pihak Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang berusaha seoptimal mungkin memberdayakan dan mengikut setakan keterlibatan komite sekolah dalam segala jenis usaha yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini dimaksudkan, agar semua elemen masyarakat dapat ikut serta dalam menyukseskan pendidikan putra-putrinya dengan mutu yang lebih baik. Karena itu juga, hal ini sebagai bagian dari respon terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam beberapa Undang-undang dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional yang terkait dengan pengikutsertaan masyarakat dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik membahas masalah dengan judul “Peran Komite Sekolah Terhadap Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2015 ”.

B. RUMUSAN MASALAH

  Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung

  Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2015? 2. Bagaimana peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di

  Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten

C. TUJUAN PENELITIAN

  Berpijak dari pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini secara umum sebagai berikut:

  1. Mengetahui mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2015.

  2. Mengetahui peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2015.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dijelaskan beberapa manfaat dari pelaksanaan penelitian masalah tersebut, sebagai berikut:

  1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan peran komite sekolah

  2. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi para pembaca, pengajar, dan para pihak yang berkecimpung dalam lembaga pendidikan pada umumnya serta bagi penulis khususnya agar menyadari betapa pentingnya peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan.

  E. TELAAH KEPUSTAKAAN

  Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang kiranya perlu untuk dijadikan sebagai data acuan dan pendukung, baik untuk tujuan memperkuat maupun menghasilkan temuan atau adalah hasil penelitian terdahulu yang relevan yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini penelitian terdahulu harus fokus pada persolaan Komite Sekolah, Oleh karena itu peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian terdahulu.

  Penelitian tersebut adalah yang dilakukan oleh M. Abdul Rofiq Roziqi, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2007, dalam penelitiannya yang berjudul strategi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di MTs Surya Buana Malang, diantaranya yaitu:

  1) Dari aspek manajemennya, komite sekolah menjembatani dengan perlu adanya perlibatan masyarakat untuk ikut rasa memiliki terhadap perkembangan lembaga dalam artian masyarakat diberikeluasan untuk urun rembung,

  2) Dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), komite sekolah telah melakukan upaya- upaya sebagai berikut: mengadakan study banding, mendelegasikan seminar dan pelatihan, memberikan tips pendidikan ringan,

  Dari aspek kurikulum, komite sekolah secara kultural berupaya menjembatani ketika peserta didik berada di rumah, dengan jalan selalu menghimbau pada wali murid untuk terus melakukan pendampingan dan bimbingan dalam mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang telah didapat dari sekolah, agar ada keseimbangan antara di sekolah dan di rumah. 4)

  Dari aspek sarana dan prasarana, komite sekolah berupaya memaksimalkan dana yang berasal dari infaq wali murid untuk bisa memenuhi sarana dan prasarana di sekolah guna menunjang proses belajar mengajar jadi tidak tergantung pada instansi pemerintah karena sadar bahwa sekolahnya adalah swasta.

  Annisah, mahasiswi Fakultas Tarbiyah UIN Malang tahun 2007, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa: peran komite madrasah dalam pengembangan Madrasah Tsanawiyah Negeri Jabang Talun Blitar meliputi pemberi pertimbangan, komite madrasah berperan sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga, peranan komite sekolah selanjutnya sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di lingkungan madrasah. Dalam perwujutanperanan komite madrasah dalam pengembangan madrasah meliputi: pengembangan di bidang sarana prasarana, dan pengembangan dibidang keuangan”.

  Sementara Yuliati dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa: strategi pimpinan madrasah dalam meningkatkan peran komite madrasah di MTsN Malang 1 dapat diklasifikasikan menjadi 8 macam: 1)memilih orang-orang yang tepat menjadi pengurus komite madrasah, 2) membagi beban kerja yang merata sehingga pengurus komite dapat bekerja secara maksimal, 3) menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan adanya menjalankan tugas serta ada kemauan untuk berbenah diri dan bukan untuk saling menjatuhkan satu sama lain, 5) memberi point/nilai bagi yang berprestasi, 6) menjalin rasa kekeluargaan, dan 7) melibatkan komite dalam setiap kegiatan yang adadi madrasah.

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis di sini akan mengadakan penelitian tentang peran komite sekolah. Adapun yang membedakan dengan skripsi yang terdahulu, pada penelitian ini peneliti lebih menekankan pada mutu pendidikan, yang mana pada penelitian terdahulu lebih ditekankan pada pengembangan madrasah Tsanawiyah.

  Jadi disini peneliti akan membahas tentang “Peran komite sekolah sebagai dewan pengontrol (controlling agency) dan mediator antara pemerintah dengan masyarakat guna meningkatkan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Sepakung.

F. PENEGASAN ISTILAH

  Untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan persepsi dalam memahami beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini, maka penulis perlu mengemukakan beberapa penegasan istilah, antara lain: 1.

  Peran Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorangdalam suatu peristiwa (Depdikbud, 1996: 751). Peran merupakan bentuk pengaruh yang disebabkan oleh seseorang terhadap sesuatu untuk pengembangan dan perubahan sesuatu tersebut dalam suatu peristiwa. Hal ini berarti bahwa segala sesuatu mempunyai peran dan fungsinya sendiri- sendiri bagi sesuatu yang lain. Begitu pula masyarakat, stakeholder pendidikan, kepala sekolah maupun komite sekolah, juga mempunyai peran dalam upaya pengembangan 2.

  Komite sekolah Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli dengan pendidikan (UU RI no.20 th 2003). Pengadaan komite sekolah dalam suatu lembaga pendidikan adalah wujud nyata dari otonomi pendidikan yang melibatkan seluruh stakeholder pendidikan, baik itu masyarakat maupun yang terlibat langsung dalam suatu pendidikan. Komite sekolah dimanfaatkan perannya dalam usaha membantu kelancaraan proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan dasar maupun mengoptimalkan peran komite sekolah guna membantu negara dalam mengentaskan manusia Indonesia dari kebodohan.

  3. Peningkatan Peningkatan adalah memajukan taraf, derajat, sesuatu (Depdikbud, 1997: 667).

  Maksudnya di sini adalah bagaimana proses belajar mengajar itu bisa maju, hal ini untuk membatasi dalam pembahasan skripsi ini

  4. Mutu pendidikan Mutu adalah baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan) (Partanto, 1994; 505). Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan (Umeidi, 2001: 25). Adapun Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2001: 25).

  Jadi yang dimaksud peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan dalam penelitian ini adalah keterlibatan atau usaha yang diberikan suatu lembaga pendidikan yaitu komite dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan siswa memahami materi pendidikan yang ditandai dengan pencapaian nilai akademik yang memuaskan, kemampuan merealisasikan pendidikan seoptimal mungkin dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

G. METODE PENELITIAN 1.

  Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian tentang Peran Komite Sekolah terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda menggunakan pendekatan kualitatif.

  Yang membedakan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif adalah: a.

  Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent) b.

  Langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.

  c.

  Hipotesis: tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung. Hasil penelitiannya terbuka.

  Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.

  e.

  Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data harus selalu dilakukan sendiri oleh peneliti.

  f.

  Analisis data: dilakukan bersama-sama dengan pengumpulan data.(Arikunto, 1989: 11)

  Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.(Harun,2007: 15)

  Dengan demikian karena data yang diperoleh berupa kata-kata atau tindakan, maka jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi atau berbagai variabel. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong (2009: 11), bahwa jenis penelitian deskriptif merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka- angka.

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai instrument utama pengumpulan data. Sedangkan instrument selain (non) manusia dapat pula digunakan, namun fungsinya hanya sebatas sebagai pendukung dan pembantu dalam penelitian.

  Menurut Lexy J.Moleong (2009: 168) berpendapat bahwa kedudukan peneliti data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.

  Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengumpulkan data sebanyak- banyaknya, maka peneliti terjun langsung dan membaur dalam komunitas subyek penelitian.. Keterlibatan peneliti dengan komunitas subyek penelitian tersebut dilakukan sejak tanggal 12 Juni hingga tanggal 29 September. Akan tetapi, peneliti tidak serta merta ikut sepenuhnya dalam keseharian komunitas subyek penelitian. Peneliti hanya membaur dan terlibat langsung di dalamnya sebanyak kurang lebih 23 kali. Dalam kesemua keterlibatan peneliti itu, peneliti di antranya melakukan observasi, wawancara

  3. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Peran Komite Sekolah terhadap Peningkatan Mutu

  Pendidikan ini mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda. Madrasah yang berlokasi di Dusun Sepakung, Kelurahan Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Peneliti memilih lokasi ini karena di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda komite sekolahnya sudah terbentuk yakni seiring dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang pembentukan komite sekolah dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pendidikan di sekolah.

  4. Sumber Data Sumber data yang digali dalam penelitian ini meliputi:

a. Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang diambil peneliti baik

  berupa kata-kata dan tindakan melalui wawancara dan observasi. Sumber data primer ini adalah data-data yang langsung ditemukan dari sumber utama. Sumber data utama dalam menggali data tentang peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah Kepala Madrasah, Pengurus Komite Sekolah yang terdiri dari: ketua, sekretaris, dan bendahara, serta Guru. Sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data yang tidak langsung b. memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2008: 62) Sumber data sekunder untuk menggali data tentang peran Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah dokumen-dokumen atau sumber majalah, dan buku-buku yang bersangkutan dengan peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a.

  Observasi, yaitu suatu metode yang digunakan dengan cara pengamatan, pencatatan data secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

  Observasi ini dimaksudkan untuk melihat kondisi tempat penelitian dan aktivitas yang terjadi disana secara langsung. Dalam observasi ini tehnik yang digunakan adalah observasi non sistematika, yaitu observasi tanpa menggunakan instrumen pengamatan. Hal-hal yang perlu diobservasi dalam penelitian ini berupa tempat, kegiatan, dan manusia.

  b.

  Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari informan (terwawancara). Data yang dikumpulkan digunakan dalam wawancara/interview ini adalah interview bebas terpimpin., yaitu pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan dan selanjutnya dikembangkan dalam proses wawancara tersebut. Informan yang dibutuhkan untuk mengetahui peran Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah kepala sekolah, pengurus Komite Sekolah, dan guru.

  c.

  Dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dokumen-dokumen atau sumber tertulis lainnya seperti internet, majalah, dan buku-buku yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian tentang peran Komite Sekolah terhadap peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda.

6. Analisis Data

  Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada oranga lain. ( Sugiyono, 2008: 88)

  Teknik analisis data dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a.

  Reduksi data Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya atau mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Maka dalam penelitian ini data yang diperoleh dari memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.

  b.

  Penyajian data Penyajian data ini berupaya menghindarkan data yang bertumpuk-tumpuk.

  Laporan tebal dan sulitnya ditangani. Dengan sendirinya sukar pula melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Dengan demikian peneliti diusahakan menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

  c.

  Mengambil kesimpulan dan verifikasi

  Mengambil kesimpulan dan verifikasi ini bermula dari usaha peneliti untuk mencari makna dari data yang dikumpulkannya. Untuk itu ia mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya.

  Ketiga analisis tersebut saling berhubungan dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang kontinue dari awal sampai akhir penelitian. (Harun, 2007: 77) 7.

  Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data ini dilakukan agar memperoleh hasil yang valid dan tetap dapat dipercaya oleh semua pihak. Teknik yang digunakan untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini adalah: a.

  Melakukan teknik triangulasi membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. (Moleong, 2009: 178) b. Menggunakan bahan referensi

  Penggunaan bahan referensi sangat membantu memudahkan peneliti dalam pengecekan keabsahan data, karena dari referensi yang ada sebagai pendukung dari observasi penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.

  c.

  Teknik member check

  Dalam member check informan dan peneliti mengadakan review terhadap data yang telah diperoleh dalam penelitian baik isi maupun bahasanya. (Moleong, 2009: 221) 8. Tahap-Tahap Penelitian a.

  Tahap pra lapangan 1)

  Memilih lapangan penelitian. Dengan pertimbangan bahwa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda komite sekolahnya sudah terbentuk yakni seiring dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Selain itu, di lokasi ini memungkinkan mempermudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan observasi karena letaknya yang strategis. 2) Mengurus perijinan penelitian secara formal. 3) Melakukan penjajakan lapangan.

  b.

  Tahap pelaksanaan penelitian Pada tahap ini meliputi 2 kegiatan, yaitu: pengumpulan data yang diperlukan dan mengidentifikasi data tersebut.

  c.

  Tahap akhir penelitian Pada tahap akhir ini ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu: menyajikan data dalam bentuk deskripsi dan menganalisa data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

  Sistematika laporan ini memuat suatu kerangka pemikiran yang akan Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah kepustakaan, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

  Bab dua berisi Kajian pustaka yang membahas tentang landasan teori yang terdiri dari tiga sub pokok bahasan. Yang pertama pemahaman tentang komite sekolah yang terdiri dari: pengertian komite sekolah, kedudukan komite sekolah, tujuan komite sekolah, peran dan fungsi komite sekolah, struktur organisasi komite sekolah, kepengurusan komite sekolah, . Yang kedua tentang mutu pendidikan yang terdiri dari: pengertian mutu pendidikan, ciri-ciri mutu pendidikan, dan indikator mutu pendidikan.

  Yang ketiga mengenai peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan.

  Bab tiga berisi paparan data dan temuan penelitian, meliputi: yang pertama gambaran umum lokasi dan subjek penelitian yang meliputi: sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, letak geografis Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, Tsanawiyah Nurul Huda, sejarah berdirinya komite sekolah di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, struktur organisasi komite sekolah di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, keadaan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, keadaan siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, serta keadaan sarana dan prasarana di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda. Yang kedua penyajian data yang terdiri dari: mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda dan peran komite sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda.

  Bab empat berisi pembahasan hasil penelitian yaitu penulis mencoba diperkuat dengan teori-teori yang sudah ada yang kemudian diharapkan bisa menemukan sesuatu yang baru.

  Sedangkan pada bab lima berisi penutup, yang membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian di lapangan dan saran-saran konstruktif dan inovatif dari penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KOMITE SEKOLAH 1. Pengertian Komite Sekolah Menurut Sanapiah Faisal (1981) hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat

  dilihat dari dua segi, yaitu: (1) sekolah sebagai patner dari masyarakat dalam melakukan pendidikan dari masyarakat lingkungannya. Untuk itu, sekolah dan masyarakat harus saling bekerja sama dan bertanggung jawab dalam proses pendidikan disamping tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota. Dengan kata lain, keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah propinsi, kabupaten/kota, dan pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat atau stakeholder pendidikan.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA SIRAJUL HUDA DI KABUPATEN PIDIE JAYA

0 6 1

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALITAS GURU TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG TIMUR

2 37 89

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMAN 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat)

0 11 84

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Di MTs N Salatiga Tahun 2008) - Test Repository

0 0 121

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI SKI MELALUI METODE PEMBELAJARAN SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA 2 BONDOWOSO TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 52

PELAKSANAAN MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP NURUL AMAL KENTENG KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 137

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN KENYAMANAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 - Test Repository

0 1 67

KONTRIBUSI KINERJA KOMITE DAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Deskriptif pada Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014) - Test Repository

0 0 23

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH BATUR 01, BATUR WETAN, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 - Test Repository

0 0 129

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK ISLAM SUDIRMAN UNGARAN TAHUN 2015 - Test Repository

0 2 105