PERAN WANITA KARIER DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA HARMONIS (Studi Terhadap Perempuan Pekerja di Dusun Madu Desa Batur Kecamatan Getasan Tahun 2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

PERAN WANITA KARIER DALAM PEMBENTUKAN

KELUARGA HARMONIS

(Studi Terhadap Perempuan Pekerja di Dusun Madu Desa Batur

Kecamatan Getasan Tahun 2017)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  Oleh:

  

Umi Jamilatus Syukur

NIM. 111 13 182

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  MOTTO

Perhiasan dunia adalah wanita yang bergunauntuk

keluarga

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Ibunda (Nur Faizah) tercinta dan tersayang yang selalu senantiasa mendoakan dan mendukungku dalam mengerjakan tugas akhir ini.

  Serta tanpa ridho-Mu ya Allah Swt semua tidak akan berjalan seindah ini. Semoga persembahan ini mampu membahagiakan ibunda tercinta.

  2. Abahku (M. Abdul Syukur) yang selalu menemaniku mengerjakan tugas ini sampai hingga akhirnya terselesaikan. Mudah-mudahan takkan pernah letih dirimu tetap menjadi penyemangat ku hingga kelak nanti.

  3. Adikku satu-satunya (Ni’ Ma’tul Ulya Syukur) yang selalu menyemangati mbak hingga selesai. Semoga besok apa yang adik cita- citakan tercapai amin.

  4. Mas pur yang selalu menungguku selama 4 tahun lebih dan mendukung semua hal dalam perkuliahanku, selalu menemaniku dalam suka dan duka selama kuliah hingga tugas akhirpun tetap menemani dan membantuku. Semoga impian yang kita rencanakan setelah ini dapat berjalan sesuai yang kita rencanakan.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum wr.wb

  Dengan menyebut nama Allah Swtyang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Muhammad Saw., yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi sepanjang kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikanpada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga; 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan; 3. Ibu Hj Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam; 4. Bapak Dr.H. Nasafi, M.Ag., selaku dosenPembimbingAkademik; 5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi; 6. Kepada seluruh dosen fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan khususnya pada

  Jurusan Pendidikan Agama Islam diFTIK IAIN Salatiga;

  7. Teman-teman yang selalu menyemangatiku mbak susi fitriyanti, mbak eka, mbak rifa yuliani dan mbk naf; Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri.

  Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan dari pembaca yang budiman guna kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

  Salatiga,20 September2017 Umi Jamilatus Syukur

  

ABSTRAK

Syukur,UmiJamilatus.2017.PeranWanita Karier dalam Pembentukan Keluarga

Harmonis (Studi Terhadap Perempuan Pekerja di Dusun Madu Desa Batur Kecamatan Getasan Tahun 2017) . Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

  Kata Kunci: peranwanita karier, keluarga harmonis.

  Wanita karier adalah wanita yang memiliki pekerjaan dan pekerjaan tersebut dapat menghasilkan uang, serta pekerjaan yang dikerjakan merupakan hasil dari pendidikan. Keluarga harmonis adalah suatu komunitas kecil yang terdiri dari ayah, ibu, adek, aku dan kakak yang saling memahami antara satu sma lain agar memiliki rasa kasih sayang dan cinta agar tercipta keluarga yang harmonis. Pendidikan akhlak merupakan modal terpenting dalam pembentukan diri pribadi suatu insan yang berguna untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: 1)Bagaimana potret wanita karier ?. 2)Bagaimana potret keluarga harmonis ?. 3) bagaimana upaya wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis?. 4) bagaimana upaya wanita karier dalam pembentukan akhlak?

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dengan tahap persiapan, pelaksanaan, penyelesaian. Subjek penelitian adalah peran wanita karier Teknik analisis data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian wanita karier adalah sebagai berikut: 1. Potret wanita karier di Dusun Madu Desa batur, bekerja sebagai pendidik dan buruh , rata-rata penghasilan mulai dari Rp 800.000,00 sampai Rp 1000.000,00. Suami wanita karier juga bekerja, tetapi penghasilan suami tidak mencukupi untuk biaya hidup. wanita berkarier untuk membantu perekonomian keluarga. 2. Potret keluarga wanita karier yang harmonis di Dusun Madu Desa Batur berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarga, menjaga kesetiaan terhadap suami, wanita karier membutuhkan bantuan dari keluarga menjaga anak ketika ditinggal bekerja, tetapi dalam menyelesaikan pekerjaan rumah mereka mengerjakan sendiri. 3. Upaya wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis, berupaya memenuhi kebutuhan keluarganya, berusaha bangun pagi, dan menyiapkan sarapan serta bersih-bersih rumah. 4. Upaya wanita karier dalam pembentukan akhlak keluarga, mereka berupaya dalam membentuk akhlak keluarga terutama kepada anak- anaknya mereka mengajarkan tentang akhlak dirumah, mengajak shalat berjama’ah, menyekolahan di sekolah Madrasah Tsanawiyan dan Madrasah Aliyah, dan menyekolahkan di Madrasah Diniyah demi mendapatkan pendidikan akhlak yang baik.

  DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISANDAN KESDIAAN

DIPUBLIKASIKAN .................................................................................. iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .......................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

DAFTAR FOTO ......................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Fokus Masalah ............................................................................... 9 C. Tujuan Penulisan Skripsi ............................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9 E. Definisi Operasional ...................................................................... 10 F. Metode Penelitian ......................................................................... 15 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Potret Wanita Karier ...................................................................... 23 1. Pandangan Manusia Terhadap Wanita ...................................... 23 2. Kedudukan Wanita .................................................................... 24 3. Pengertian Wanita Domestik dan Wanita Karier ...................... 28 B. Potret Keluarga Harmonis ................................................................ 33 1. Pengertian Keluarga .................................................................. 33 2. Hakekat Keluarga ...................................................................... 33

  3. Kedudukan keluarga dalam masyarakat .................................... 34 4.

  49 1.Dusun Madu ................................................................................

  63 BAB IV PEMBAHSAN A. Potret Wanita Karier di Dusun Madu Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang .....................................................................

  61 3. Upaya Wanita Karier dalam Pembentukan Akhalak Keluarga ..

  60 2. Upaya Wanita Karier dalam Membangu Keluarga Harmonis ...

  60 1. Wanita Karier dan Perekonomian Keluarga .............................

  58 C. Temuan Hasil Penelitian (Data Sekunder) .......................................

  3. Upaya Wanita Karier dalam Pemebentukan Keluarga Harmonis 57 4. Upaya Wanita Karier Dalam Pembentukan Akhlak ..................

  56

  52 2. Potret Keluarga Harmonnis........................................................

  52 1. Potret Wanita Karier di Dusun Madu Desa Batur .....................

  50 B. Temuan Hasil Penelitian (Data Primer) ...........................................

  49 2. Gambaran Responden ................................................................

  48 BAB IIIPAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ..................................................................................

  Kemitraan Antara Suami dan Istri dalam Keluarga .................. 35 5. Ciri-ciri Keluarga Harmonis...................................................... 36 C. Upaya Wanita Karier dalam Pembentukan Keluarga Harmonis ......

  47 4. Akhalak Terhadap Orang Tua ....................................................

  44 3. Akhlak Terhadap Sesama ..........................................................

  42 2. Akhlak Terahadap Diri Sendiri ..................................................

  42 1. Akhlak Terhadap Allah Swt.......................................................

  41 D. Upaya Wanita Karier dalam Pembentukan Akhlak .........................

  40 6. Berupaya dalam Pembentukan Keluarga Harmonis ..................

  40 5. Adanya Tenggang Rasa dan Kebebasan ....................................

  39 4. Adanya Saling Pengertian ..........................................................

  39 3. Jujur Terhadap Suami ................................................................

  38 2. Pengabdian Kepada Suami ........................................................

  38 1. Mengutamakan Hak-hak Suami .................................................

  65

  B.

  Potret Keluarga Harmonis.............................................................. 67 C. Upaya Wanita Karier dalam PembentukanKeluarga Harmonis .... 69 D. Upaya Wanita Karier dalam Pemebntukan Akhlak Pada Keluarga 72

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 75 B. Saran-saran ..................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  78 LAMPIRAN - LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Getasan........................................................... 49Tabel 3.1 Batas Wilayah Dusun............................................................... 50

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1.DaftarRiwayatHidup Lampiran 2.Surat PermohonanIjinPenelitian Lampiran 3.Surat KeteranganTelahMelakukanPenelitian Lampiran 4.Surat PengajuanPembimbing Lampiran 5.Lembar KonsultasiSkripsi Lampiran 6.Laporan SKK Lampiran 7.Pedoman Wawancara Lampiran 8.Dokumentasi FotoPenelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena pasangan suami istri untuk memenuhi kebutuhan

  keluarga. Pilihan menjadi ibu rumah tangga sekaligus juga menjadi wanita karier bukan semata-mata karena trend masa kini atau sekadar mencari kesibukan di luar rumah. Peran ganda tersebut biasanya dipilih karena tuntutan ekonomi keluarga yang dirasa semakin sulit, karena semakin tingginya kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi serta keinginan setiap keluarga untuk mendapatkan kehidupan yang lebih mapan dan lebih baik lagi.

  Bekerja bagi perempuan, sering menjadi perdebatan. Ada yang berpendapat, perempuan itu wajib di rumah saja, mengurus rumah tangga.

  Bekerja (mencari nafkah) adalah kewajiban suami atau walinya. Pendapat lain menyatakan, perempuan maju identik dengan memiliki penghasilan sendiri. Apalagi mereka yang berpendidikan tinggi. Jika memilih menjadi ibu rumah tangga akan menjadi makhluk aneh, karena sudah dianggap pendidikannya tinggi tidak bekerja (FLP Yogyakarta, 2008: 32).

  Wanita dan pria memiliki sifat psikologis tertentu dan hak serta tanggung jawab tertentu. Sebagai suami kiranya juga selalu mempercayai dan menghargai apa yang wanita ingin dikerjakan oleh wanita karier. Wanita ingin dipercaya dalam penetapan peranannya di dalam masyarakat sekitar. Manusia di mata hukum memiliki martabat kemanusiaan yang sama, kebebasan mengemukakan pendapat, dan kebebasan bertindak: baik itu mau belajar, mengajar, bekerja, berdakwah, berdagang, ataupun perbuatan lain dalam kehidupan sehari-hari. Pria dan wanita itu menerima hukuman yang sama atas apa yang mereka jalankan, pahala yang mereka dapatkan juga sama sesuai dengan apa yang mereka laksanakan terhadap ketentuan Allah Swt. Laki-laki dan perempuan memiliki peran yang dapat menimbulkan seperangkat hak dan kewajiban. Peran muslimah secara hukum dalam kehidupannya dapat ditempatkan dalam kategori sebagai anggota umat manusia, sebagai anggota keluarga, dan peran yang dimainkan sebagai anggota masyarakat. Wanita itu adalah manusia yang diciptaan Allah Swt, peran utama yang dilakukan dirinya adalah mengabdi kepada Allah Swt.

  Kehadiran kaum wanita dalam dunia kerja besar manfaatnya dan perlu. Wanita karier sebagai partner kaum pria, tidak hanya di rumah tapi juga dalam bekerja dengan menyalurkan potensi dan bakat-bakatnya. Kemajuan dan peningkatan kaum wanita yang sangat pesat di dunia kerja memang sudah bukan persoalan baru lagi, dari sekian banyak bukti-bukti yang dapat kita lihat bahwa wanitapun dapat berbuat banyak seperti rekan prianya, bahkan ada kalanya wanita karier lebih dari apa yang telah diperbuat kaum pria. Wanita karier mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibanding dengan rekan prianya karena wanita memiliki tugas dalam ranah domestik dan publik. Wanita lebih dahulu harus mengatasi urusan keluarga, suami, dan anak-anaknya serta hal-hal lain yang menyangkut dengan rumah tangga (Anoraga, 2005: 120-121). Wanita karier juga mendpatkan kewajiban untuk mengutamakan tugasnya dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri.

  Setiap orang mengakui status dan manajemen keluarga yang paling utama adalah responsibilitas perempuan. Walaupun begitu, tidak semua orang memahami respon wanita dengan cara yang sama. Mayoritas orang memakai hal itu dengan mengatakan bahwa perempuan akan melayani suami dan anak-anaknya jika keluarganya miskin atau malah akan mengatur dan mengawasi pelayan rumah tangga yang menjalankan tugas ini jika keluarganya kaya (Amin, 2003: 113).

  Wanita karier ada yang tetap mengurus keluarga walaupun sibuk. Di sela-sela kesibukannya wanita karier mampu meluangkan sedikit waktu untuk mengurus suami dan anak-anaknya. Wanita karier memiliki gaji yang cukup, Wanita karier yang mau mengurus keluarga sendiri tanpa menggunakan pelayan rumah tangga maka keluarganya akan menjadi keluarga yang harmonis. Berbeda dengan wanita karier yang membayar pelayan rumah tangga, maka keluarganya tidak akan menjadi harmonis.

  Karena wanita karier lebih mementingkan kariernya dibandingkan tugas utamanya menjadi ibu rumah tangga. Keinginan menjadi syarat hidup bagi keluarga yang berkecukupan dan miskin, dan dengan sendirinya kehidupan keluarga akan sangat sulit dapat memenuhi tuntutan ini, yang tidak didukung beberapa fikiran pergaulan hidup, akan tetapi semata-mata oleh keinginan egoistis murni (Russen, 1982: 54).

  Keinginan dan keegoisan juga akan mempengaruhi keluarga mampu menjadi keluarga harmonis atau tidaknya. Wanita karier yang egois mementingkan keinginannya sendiri demi meniti kariernya tanpa memedulikan keluarganya maka keluarga tersebut tidak akan menjadi keluarga yang harmonis, bahkan akan menjadi keluarga yang runtuh. Berbeda dengan wanita karier yang keinginan dan keegoisannya tidak terlalu tinggi untuk mengejar kariernya tapi lebih mengutamakan keluarganya, maka keluarganya akan menjadi keluarga yang harmonis dikarenakan wanita karier mampu menahan keinginan dan keegoisannya untuk mementingkan kariernya dan lebih mengutamakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Pada kenyataannya sekarang banyak figur seorang ibu rumah tangga yang menjadi wanita karier, seperti contoh ibu rumah tangga yang bekerja di garment, sebagai guru, dan masih banyak yang lainnya, tetapi figur wanita karier tidak akan pernah terlepas dari keluarga, karena bagaimanapun wanita itu dituntut dapat melakukan tugas sebagai istri pendamping suami, sebagai pengelola rumah tangga, sebagai penerus keturunan, dan sebagai ibu dari anak-anaknya. Pekerjaaan wanita karier itu tidak akan semulus yang dibayangkan, karena semulus-mulusnya apa yang wanita karier kerjakan, wanita karier harus mengedepankan keluarganya dahulu dibandingkan dengan pekerjaannya. Belum tentu semua wanita karier itu mampu mengerti dan memahami akan pendidikan anaknya.

  Wanita karier yang sibuk mampu mengalahkan semuanya, sehingga pendidikan anaknya tidak diperhatiakan.

  Wanita karier juga harus memahami, apa yang di situ sangat dibutuhkan anak tetapi tidak dapatt diperoleh anak maka akan menyebabkan keterbelakangannya mengacaukan emosi mereka bukan karena kekurangan materi, melainkan kasih sayang yang kurang. Karena yang mengikat emosi anak dalam kehidupannya adalah orangtua, terutama yang paling teristimewa adalah ibu (Russen, 1982: 10). Jika peran wanita karier tidak menempatkan kewajibannya dengan baik maka anaknya yang akan menjadi korban, kurangnya interaksi antara ibu dan anak akan menyebabkan dalam dunia pendidikan anak, karena anak itu selalu membutuhkan orangtua terutama ibu untuk mensuport pendidikan anak. Ibu adalah madrasah pertama untuk anak. Jadi peran ibu sangat penting dalam pendidikan anak.

  Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidupdan dilaksankan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Tjiptoyuwono, 1995: 18).

  Pendidikan Islam itu sendiri adalah pengenalan dan pengakuan tempat yang secara berangsur ditanamkan kedalam manusia tentang tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat- tempat Allah Swt yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribdian (Ahid, 2010: 11). Pendidikan agama berkaitan dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap buruk oleh agama, sehingga nilai-nilai akhlak, keutamaan-keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama, sehingga seorang muslim tidak sempurna agamanya kecuali akhlaknya menjadi baik (Ahid, 2010: 142).

  Kedudukan akhlak penting dalam kehidupan, sehingga pendidikan akhlak harus ditanamkan sedini mungkin. Pendidikan akhlak merupakan modal terpenting dalam pembentukan diri pribadi suatu insan yang berguna untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah. Pendidikan akhlak yang baik diharapkan kehidupan suatu umat akan semakin baik dan maju sehingga dengan ini akan menimbulkan adanya saling peduli dan menyayangi satu sama lain.

  Pendidikan akhlak merupakan bagian dalam pemikiran Islam sehingga salah satu fokus penting dalam pendidikan Islam yaitu pendidikan akhlak. Akhlak menurut al-Ghazali adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu (Mansur, 2007: 222). Pendidikan akhlak adalah usaha sungguh-sungguh untuk mengubah akhlak buruk menjadi akhlak yang baik. Dapat diartikan bahwa akhlak adalah dinamis tidak statis, terus mengarah pada kemajuan, dari tidak baik menjadi baik, bukan sebaliknya (Mansur, 2007: 274).

  Pendidikan akhlak dimulai dari lingkungan keluarga yaitu dengan diberi bimbingan, petunjuk-petunjuk, dan contoh yang benar agar anak terbiasa melakukan kebiasaan yang baik.

  Pada proses pendidikan yang dilakukan dalam keluarga itu dilakukan dengan cara terus-menerus, jika pendidikan yang diinginkan belum tercapai maka dilakukan dengan proses terus menerus. Seorang ibu itu harus mengajarkan hal yang baik dari sejakdini. Mengajarkan kepribadian yang baik sejakdini pula. Agar anak memahami dan mengerjakan secara terus-menerus, agar anak terbiasa biasa mengondisikan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kedudukan dan kondisinya dalam kehidupan, sehubungan dengan diri, keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa, seorang ibu walaupun wanita karier maka wajib memberikan pendidikan utama kepada anaknya, seorang ibu harus mengetahui posisinya di dalam tatanan keluarga dan bertindak sesuai dengan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan madrasah pertama untuk anaknya agar terwujud keluarga yang harmonis. Karena, keberadaan keluaraga diibaratkan sebagai “umat kecil”, di dalamnya terdapat pimpinan dan anggota keluarga yang mempunyai pembagian tugas, hak, dan kewajiban masing-masing.

  Keluarga dapat dipandang sebagai pranata sosial yang pertama dan utama sebagai titik awal keberangkatan sekaligus sebagai modal awal perjalanan hidup, yang kemudian dilengkapi dengan rambu-rambu perjalanan yang digariskan oleh pranata sosial lainnya di lingkungan pergaulan sehari-hari.

  Termasuk di dalamnya usaha mensosialisasikan nilai-nilai tertentu. Keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap seluruh anggota keluarganya, sebab disana terjadi interaksi yang paling bermakna, mendasar, dan intim (Majid, 2000: 120-218). Sebuah keluarga sudah memiliki pimpinan yaitu ayah yang harus berjuang menafkahi keluarganya. Apabila ibu ingin memiliki karier dan memiliki penghasilan sendiri itu boleh asalkan mampu membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga, karena peran ibu lah yang mampu mendidik anak dan dengan kelengkapan antara suami dan istri yang bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya maka akan terbentuk keluarga yang harmonis. Jika wanita karier yang hanya mementingkan keinginannya dalam berkarier tanpa mengurus keluarganya maka akan sulit untuk terciptanya keluarga yang harmonis.

  Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan pengamat menurut ibu RM menjadi wanita karier itu adalah hal yang diinginkan beliau, karena beliau ingin meningkatkan keadaan ekonominya. Tetapi alhasil anaknya yang menjadi korban dalam hal pendidikannya, anak ibu RM hanya lulusan SD saja. Walaupun ibu RM selalu melaksanakan tugas rumahnya ternyata hasilnya malah tidak menjadi keluarga harmonis, setelah ibu RM bekerja suaminyapun juga bekerja dan anaknya yang tidak terurus karena keuda orang tuanya sama-sama sibuk. Berbeda dengan ibu NF yang bekerja sebagai guru Pendidikan Anak Usia Dini, ibu NF selalu mengedepankan keluarganya dan mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik. Karena ketelatenan beliau ibu NF keluarganya menjadi keluarga harmonis dan anak-anaknya juga berpendidikan sekaligus berada dipondok pesantren.

  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas. Maka penulis ingin untuk membahas permasalahan tersebut akan dituangkan dalam skripsi dengan judul : PERAN WANITA KARIER DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA HARMONIS (Studi Terhadap Perempuan Pekerja di Dusun Madu Desa Batur Kecamatan Getasan Tahun 2017) B.

   Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana potert wanita karier? 2. Bagaimana potret keluarga harmonis? 3. Bagaimana upaya wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis?

  4. Bagaimana upaya wanita karier dalam pembentukan Akhlak? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui potret wanita karier.

  2. Mengetahui potret keluarga harmonis.

  3. Mengetahui upaya wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis.

  4. Mengetahui upaya wanita karier dalam pembentukan Akhlak.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoretis Manfaat teoretis untuk memperkaya khasanah keilmuan terutama pengetahuan tentang bagaimana peranan wanita karier untuk membangun keluarga harmonis.

2. Manfaat Praksis a.

  Memberikan sumbangan pemikiran mengenai pentingnya peran wanita karier untuk membangun keluarga harmonis; dan b.

  Menumbuhkan pengetahuan dan memperluas wawasan berdasarkan pengalaman di lapangan.

E. Penjelasan Istilah 1.

  Wanita Karier Wanita karier adalah, arti wanita karier yang pertama yaitu, jelas berhubungan dengan bekerja. Berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan uang. Kemudian arti yang kedua, lebih cenderung kepada pemanfaatan kemampuan jiwa atau karena adanya sesuatu peraturan, maka wanita memperoleh perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Mungkin hal itu tidak mendatangkan keuntungan materi secara langsung. Misal dari tenaga kurang terampil setelah mengikuti latihan kerja beberpa waktu lamanya. Berdasarkan peraturan mungkin gaji dinaikkan. Karena penilaian kerja sangat baik, seseorang diberi kepercayaan memangku jabatan. Misalnya, seorang guru bisa kemudian menjadi kepala sekolah. Perbedaan diperjelas dengan adanya Panca Dharma Wanita Indonesia yang menuntut wanita dapat melakukan lima tugas, yaitu sebagai istri, sebagai pengelola rumah tangga, sebagai penerus keturunan, sebagai ibu dari anak-anak dan sebagai warga negara. dengan keadaan ini, memang berat peranan wanita (Anoraga, 2005: 122-123).

  Perkembangan dan pertumbuhan emansipasi telah membawa kaum wanita berpacu dengan kaum laki-laki. Kaum wanita telah dapat menjamah dan menjangkau berbagai profesi dan keahlian dari berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. terbuka kesempatan bagi wanita untuk memasuki berbagai lembaga pendidikan, baik tingkat menengah atau tinggi. Di lapangan kerja kaum wanita telah mencampuri berbagai kegiatan: sebagai pejabat, karyawati, pengusaha, guru, petani, dokter dan lain-lain. Semua akan berakibat langsung kepada pembinaan keluarga dan rumah tangga (Leter, 1985: 86). Begitu juga dalam jaran Islam, wanita juga mempunyai hak dan kesempatan berkarier dengan tidak melalaikan fungsi dan kedudukannya sebagai wanita (Koderi, 1999: 66). Dari teori tersebut wanita karier adalah wanita dewasa yang bekerja dan menghasilkan uang. Perkembangan emansipasi antara wanita dan pria juga semakin mengalami pertumbuhan, karena sekarang wanita juga memiliki hak untuk bekerja dengan syarat tidak melalaikan fungsinya sebagai wanita. Islam juga membolehkan wanita berkarier asalkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anaknya tidak terlalaikan.

2. Keluarga Harmonis

  Pengertian keluarga adalah pusat kegiatan mengurus segala sesuatu mengenai kehidupan seseorang. Rumah tangga berintikan keluarga, yaitu suatu masyarakat terkecil yang diikat oleh perkawinan, dan terdiri dari suami dan istri serta anak, yang kesemuanya merupakan anggota rumah tangga (Suparno, 1982: 29).

  Tujuan rumah tangga adalah kebahagiaan. Pengertian kebahagiaan yang dikemukakan oleh para ahli ilmu akhlak antara lain: kesenangan, keenakan dan terlepas dari penderitaan, serta umur panjang yang dipergunakan untuk taat kepada Allah Swt. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan keluarga, dimana dalam rumah tangga itu terdapat keseimbangan antara situasi lahir dengan batin anggotanya berdasarkan keyakinan. Dengan demikian, kebahagiaan keluarga adalah masalah batin, masalah perasaan yang tidak tampak.

  Yang tampak adalah tandanya. Cinta yang menjadi tanda kebahagiaan keluarga adalah cinta yang mengembang, yang alamatnya ditujukan kesegenap penjuru yaitu suami dan anaknya (Suparno, 1982: 38-39). Cinta dan kasih sayanglah yang akan menjadikan suatu keluarga menjadi keluarga yang harmonis.

  Tujuan pernikahan dan yang merupakan hikmah dari pernikahan diantaranya adalah sebagai berikut: kelanggengan jenis manusia dengan adanya keturunan dan populasi, terpeliharanya kehormatan, menentramkan dan menenangkan jiwa karena kebersamaan istri serta kesenangan kepadanya, mendapatkan keturunan yang sah, yang akan menyambung amal dan pahala, bahu membahu antara suami dan istri, mengembangkan tali silaturrahmi dan memperbanyak keluarga.

  Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa tujuan dari pernikahan dalam sebuah keluarga merupakan usaha bersama untuk membentuk generasi, masyarakat dan manusia yang berkualitas mempunyai kepastian iman, ilmu dan amal serta mengamalkan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya. dari tujuan tersebut maka akan terbentuk keluarga yang harmonis.

  Keluarga harmonis adalah keluarga yang bahagia, keluarga yang penuh rasa kasih sayang. Keluarga adalah tempat utama dalam mempelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan, rahmat dan kasih sayang (Ahid, 2010: 75-76). Keluarga adalah tempat anak belajar tentang kehidupan. Orang tua sebagai pengajar utama untuk anak- anaknya, dan anak akan belajar tentang hidup dari keluarganya serta keluarganyalah yang akan menuntun anak dalam meniti kehidupan yang baik. Pengertian harmonis itu sendiri adalah suatu kondisi seluruh anggota keluarga merasakan suasana yang damai, bahagia lahir batin (Majid, 2000: 220). Keharmonisan keluarga adalah suatu hal yang diinginkan oleh setiap keluarga. keharmonisan keluarga adalah suatu hal yang menjadikan suasana keluarga menjadi damai, bahagia lahir dan batin. Kondisi ini wanita karier mampu membagi waktu untuk keluarga, agar supaya keluarganya menjadi keluarga yang harmonis.

3. Pendidikan Akhlak dalam Keluarga

  Pengertian pendidikan yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zaman Nabi, tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang ( Drajat, 2011: 27). Pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam Al-Qur,an dan Hadis Nabi (Thoha, 1996: 99). Pendidikan Islam adalah praktek pendidikan yang diarahkan oleh tujuan pendidikan dengan dituntun oleh nilai-nilai Islam, segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumberdaya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam.

  Pendidikan agama berkaitan dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap buruk oleh agama, sehingga nilai- nilai akhlak, keutamaan-keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama, sehingga seorang muslim tidak sempurna agamanya kecuali akhlaknya menjadi baik (Ahid, 2010: 142).

  Kedudukan akhlak penting dalam kehidupan terutama untuk keluarga, sehingga pendidikan akhlak harus ditanamkan sedini mungkin. Pendidikan akhlak merupakan modal terpenting dalam pembentukan diri pribadi suatu insan yang berguna untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah. Pendidikan akhlak yang baik diharapkan kehidupan suatu umat akan semakin baik dan maju sehingga dengan ini akan menimbulkan adanya saling peduli dan menyayangi satu sama lain.

  Pendidikan akhlak dimulai dari lingkungan keluarga yaitu dengan diberi bimbingan, petunjuk-petunjuk , dan contoh yang benar agar anak terbiasa melakukan kebiasaan yang baik.hidupnya mempunyai pedoman baik di rumah, di madrasah maupun di lingkungan masyarakat yang dihadapinya.

  Pendidikan akhlak pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini tidak hanya dapat diperoleh di rumah, di sekolah atau lembaga pendidikan formal lewat pembelajaran di kelas. Pendidikan akhlak dapat diperoleh dari mana saja. salah satunya dapat diperoleh di dalam keluarga.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan rancangan penelitian a.

  Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi serta dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Adapun dari segi pengertian ini, dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2009: 5).

  Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif, peneliti mewawancari wanita-wanita yang berkarir dalam bidang pekerjaan, Dengan mengamati keseharian yang dilakukan, sehingga dapat mengetahui sisi positif dan negatif dari wanita karir yang sudah berkeluarga.

  b.

  Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti di rumah wanita karier Dusun Madu,

  Desa Batur, Kec, Getasan Rt 02/04 bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data secara langsung. Disini peneliti bertindak sebagai peneliti untuk melakukan wawancara kepada responden (wanita karier) agar mendapatkan jawaban yang sesuai.

  Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a.

  Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumah wanita karir yang sudah bekeluarga dan bekerja di Dusun Madu,

  Desa Batur, Kec. Getasan Kab. Semarang. Karena di Dusun Madu Desa Batur ini terdapat beberapa wanita yang berkarier untuk membantu perekonomian keluarganya.

  b.

  Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyususnan proposal yaitu dari April 2017 sampai penulisan laporan penelitian tentang wanita karier ini dapat terselesaikan sesuai dengan syarat yang diharapkan.

  3. Sumber Data a.

  Data Primer Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang peran wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis (sebuah kajian pendidikan akhlak). Adapun sumber data langsung peneliti dapat dari hasil wawancara dengan wanita karier yang sudah berkeluarga. Ada lima wanita karier yang di teliti, karena ke lima wanita karier itulah yang ada di Dusun Madu Desa Batur Kec.

  Getasan.

  b.

  Data Sekunder Yaitu data yang didapat dari sumber dari selain wanita karier itu sendiri. Misalnya mewawancari anaknya ataupun suaminya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.

  4. Teknik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data muerupakan objek atau sasaran penelitian yang objek atau sasaran tersebut umumnya eksis dalam jumlah yang besar atau banyak. Dalam suatu survey penelitian, tindakan harus diteliti semua individu yang ada dalam populasi objek tersebut (Bugin, 2011: 77). a.

  Observasi Observasi dalam suatu penelitian yaitu memilah dan mengamati siapa saja dan dimana saja yang akan penenliti observasi untuk penelitian.

  b.

  Wawancara Wawancara dalam suatu penelitian mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (Koentjaraningrat, 1981: 129).

  Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang wanita karir guna mengetahui apa saja yang menjadi sisi positif dan negatif dalam berkarir.

  c.

  Dokumentasi Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya. Perlu dicatat bahwa dokumen ditulis tidak untuk tujuan penelitian, oleh sebab itu penggunaanya sangat selektif (Sukandarrumidi, 2004: 101). Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati (Arikunto, 1998: 237).

  5. Analisis Data Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2009: 248), analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.

  Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif, dimana data yang sudah terkumpul melalui pengamatan, wawancara, serta dokumentasi akan dipilah sesuai dengan yang diperlukan untuk kemudian diolah atau disusun sehingga dapat dideskripsikan secara sistemtis. Hal ini berkaitan dengan, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen (Moleong, 2009: 9).

  6. Pengecekan Keabsahan Data Moleong (2009:324) berpendapat ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

  (transverability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) .

  Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan. Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.

  Kemudian peneliti menggunakan teknik trianggulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

  (Moleong, 2009: 330). Pada teknik penelitian ini melakukan: Trianggulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan trianggulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

7. Tahap-tahap Penelitian

  Tahap-tahap penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap sebelum kelapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagi berikut: a.

  Tahap Sebelum Kelapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, permohonan izin kepada subjek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan yang berkaitan dengan peran wanita kari untuk membangun keluarga harmonis.

  Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

  c.

  Tahap Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiono 2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu;

  2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan atar kategori dan sejenisnya secara naratif;

  3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada; d.

  Tahap penulisan laporan Tahap ini meliputi kegiatan hasil penelitian dan semua rangkaian kegian pengumpulan data sampai pemberian makna data.

  Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulisan skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian,metode penelitian, sistematika penulisan.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka memuat landasan teori tentang peran wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis (Studi Terhadap Perempuan Pekerja di Dusun Madu Desa Batur Kecamatan Getasan Tahun 2017).

  BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Paparan data dan temuan hasil penelitian memuat tentang : gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data yang meliputi: data responden serta hasil wawancara terhadap wanita karier dalam pembentukan keluarga harmonis (Studi Terhadap Perempuan Pekerja di Dusun Madu Desa Batur Kecamatan Getasan Taahun 2017).

  BAB IV : PEMBAHASAN Pembahasan memuat tentang potret wanita karier yang dapat menciptakan keluarga harmonis, mendidik keluarga, serta peran wanita karier dalam mendidik anak.

  BAB V : PENUTUP Penutup memuat tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Potret Wanita Karier 1. Pandangan Manusia Terhadap Wanita a. Zaman Kuno Menurut padangan orang-orang di luar islam pada masa

  silam, wanita dianggap sebagai barang hidup yang begitu rendah dan tidak beharga. Dua jenis manusia yang sukar diurus, yaitu turunan orang rendahan dan wanita. wanita sebagai manusia yang belum selesai yang tertahan dalam perkembangan tingkat bawah.

  Di semenanjung Arab, pada masa jahiliah, sebelum lahir agama Islam, nasib wanita lebih memprihatinkan. Wanita dipandang sebgai barang dan hewan yang dapat diperjual belikan. Seorang lelaki boleh memperistri beberapa saja wanita sekehendak hatinya tanpa batas. Wanita tidak mempunyai hak waris sama sekali bahkan, jika seorang seorang lelaki mempunyai beberapa istri, dapat diwariskan kepada anaknya. Jika seorang wanita melahirkan bayi perempuan maka akan menjadi aib. Tidak sedikit bayi wanita yang lahir kemudian dikuburkan hidup-hidup. Jadi, kedudukan wanita saat itu sangat rendah dan tidak mempunyai harga diri.

  b.

  Zaman Modern Di zaman modern, pandangan terhadap kedudukan wanita sudah mengalami banyak pergeseran. Tuntutan persamaan hak

  (emansipasi) dari waktu ke waktu semakin gencar. Namun, konsep emansipasi semakin tidak jelas. Emansipasi yang seharusnya membebaskan wanita dari perbudakan malah menjerumuskannya pada perbudakan baru. Pada masyarakat kapitalis, wanita telah menjadi komoditas yang dapat diperjual belikan. Mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah atau dieksploitasi untuk menjual barang.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 90

KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 156

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 88

Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2015. - Test Repository

0 0 107

KONSEP HATI PERSPEKTIF AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA’ ULUMUDDIN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 111

IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI- NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) Tahun 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 127