Model pengembangan perangkat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta - USD Repository

  

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERINTEGRASI DENGAN

RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA

DIDIK KELAS V SD BOPKRI DEMANGAN III YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun Oleh :

Margareta Novida Siburian

NIM: 081134028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  

MOTTO

“Ya Bapaku, jikalau Engkau berkenan,

ambilah cawan ini dari hadapanku,

tetapi janganlah menurut kehendakku,

melainkan kehendakMu yang terjadi”

  

(Matius 26:39)

Apa yang kelihatan mustahil bagiku…Itu sangat mungkin bagiMU

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Secara khusus skripsi ini dipersembahkan kepada:

  Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendampingiku disaat suka dan duka.

  Kakek dan Alm. Nenek yang terkasih.

Orang tua: Bapak Sahat Siburian dan Ibu Yohana Prihardani Sumiwi.

Keluarga besar di Yogyakarta yang selalu memberikan doa, semangat, dan bantuan.

  Sahabatku di rumah yang selalu memberi penghiburan.

  

ABSTRAK

  Siburian, Margareta Novida. (2012). Model Pengembangan Perangkat

  Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang berawal dari keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru SD akan perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi ragam bimbingan. Peneliti tertarik membantu guru SD agar memiliki model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar yang meliputi konsep rancangan pembelajaran, silabus, RPP, dan materi ajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran tersebut.

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick and Carey dengan beberapa modifikasi dari peneliti. Subjek penelitian ini adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan dan peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta semester genap. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Juli 2012. Kelayakan produk diperoleh berdasarkan hasil penilaian dari ahli bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan, ahli Bimbingan dan Konseling (BK), dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan 1.

  Hasil rekapitulasi penelitian menunjukan model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi memperoleh persentase 87.2% termasuk dalam kategori layak. Model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar memperoleh persentase 90.7% termasuk dalam kategori sangat layak.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar layak digunakan di kelas V SD BOPKRI Demangan III semester genap.

  Melalui model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan peserta didik dapat teliti dan tekun saat mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

  

Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan, Bimbingan

Pribadi, Bimbingan Belajar.

  

ABSTRACT

  Siburian, Margareta Novida. 2012. The Development Model of Learning Sets of

  Civics Education Integrated with Varied Personal and Learning Guidance for the Grade V Students of BOPKRI Demangan III Elementary School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program Sanata Dharma University.

  This research is collaborative research that was started from lecturer concern for the needs of elementary teachers to provide Civics Education learning sets integrated with varied guidance. The researcher was interested in helping teachers to provide model of learning sets of Civics Education integrated with varied personal and learning guidance that consisted of learning concept, syllabus, lesson plan, and learning materials. This research was aimed to find out the suitability of that model.

  The method used was research and development (R&D) Dick & Carey model was used with modification made by the researcher. The subjects of this research were Civics Education teachers and the students of class V BOPKRI Demangan III Elementary School Yogyakarta in even semester. This research was conducted from January until July 2012. The suitability of the product was found out based on the evaluation results of Civics Education experts, Guidance and Counseling experts, and learning sets development experts based on Patokan Acuan Penilaian I.

  The recapitulation results showed the model of learning sets of Civics Education integrated with varied personal guidance gained 87.2% in the category of suitable. The model of learning sets of Civics Education integrated with varied learning guidance gained 90.7% in the category of very suitable. Based on these results, it can be concluded that the model of learning sets of Civics Education integrated with varied personal and learning guidance was acceptable to be used in class V BOPKRI Demangan III Elementary School in even semester. Through the model of learning sets of Civics Education integrated with varied personal and learning guidance it was expected that students would thoroughly and diligently learn Civics Education.

  Keywords: Learning Sets, Civics Education, Personal Guidance, Learning Guidance

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan selama peneliti menyusun skripsi ini.

  4. Ibu AG. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A., dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan, saran, kritik, serta motivasi.

  5. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., yang telah menjadi dosen penguji ketiga.

  6. Ibu Jajuk Triningsih, S.Th., Kepala Sekolah Dasar BOPKRI Demangan III, Yogyakarta.

  7. Ibu Mustari Admini, S.PAK., wali kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta yang telah memberikan waktu, bantuan, dan informasi yang bermanfaat bagi peneliti.

  8. Ibu Yulia Sri Rejeki, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas

  V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi peneliti.

  9. Peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta.

  10. Para ahli yang telah menilai model perangkat pembelajaran dalam skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................ vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................. 1

  1.2. Rumusan Masalah ............................................................ 4

  1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. 5 1.4.

  Spesifikasi Produk ............................................................ 5

  1.5. Definisi Operasional.......................................................... 5

  1.6. Kontribusi Penelitian ........................................................ 7

  BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori ................................................................... 8 2.1.1. Perangkat Pembelajaran ................................................. 8

  Peran Guru SD ............................................................... 24

  3.3. Prosedur Pengembangan .................................................. 36

  Desain Pengembangan ..................................................... 35

  3.1. Jenis Penelitian ................................................................. 34 3.2.

  BAB III METODE PENELITIAN

  Kerangka Berpikir .......................................................... 31

  2.2. Kajian Penelitian yang Relevan ...................................... 29 2.3.

  2.1.5.3. Ruang Lingkup ................................................ 28

  Tujuan .............................................................. 26

  2.1.5.1. Pengertian ........................................................ 25 2.1.5.2.

  2.1.5. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan .............. 25

  2.1.3.3. Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun... 23 2.1.4.

  2.1.1.1. Silabus ................................................................ 9

  2.1.3.2. Ciri-ciri Peserta Didik Usia 9-12 Tahun .......... 22

  2.1.3.1. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun .............................................. 21

  Peserta Didik Usia 9-12 Tahun ..................................... 21

  Bimbingan Klasikal ......................................... 21 2.1.3. Tugas Perkembangan, Ciri-ciri, dan Permasalahan

  2.1.2.4. Ragam Bimbingan ........................................... 14 2.1.2.5.

  2.1.2.3. Landasan Bimbingan di Sekolah Dasar ........... 14

  Tujuan Bimbingan ........................................... 13

  2.1.2.1. Pengertian Bimbingan ..................................... 12 2.1.2.2.

  2.1.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan .......................... 12

  Materi Ajar ....................................................... 11

  2.1.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................ 10 2.1.1.3.

  3.4. Subyek Penelitian ............................................................. 41

  3.5. Jenis Data ......................................................................... 41 3.6.

  Instrumen Pengumpulan Data .......................................... 42 3.7. Teknik Analisis Data ........................................................ 47

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ................................................................ 49

  4.1.1. Wawancara ............................................................. 49

  4.1.2. Observasi ................................................................ 51 4.1.3.

  Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) ............................ 52

  4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 55

  4.2.1. Penilaian Ahli terhadap Model Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi .................. 57

  4.2.2. Penilaian Ahli terhadap Model Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

  Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ................ 62

  4.2.3. Kelayakan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran .......................................................... 65

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1. Kesimpulan ...................................................................... 69 5.2.

  Keterbatasan Penelitian .................................................... 69

  5.3. Saran ................................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 71 LAMPIRAN ............................................................................................... 73

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

  Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SD Semester 2 .......... 28

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara .............................................................. 42Tabel 3.2. Pedoman Observasi ................................................................ 43Tabel 3.3. Alat Ungkap Kebutuhan .......................................................... 44Tabel 3.4. Pedoman Penilaian Ahli Bidang Studi

  Pendidikan Kewarganegaraan ................................................. 45

Tabel 3.5. Pedoman Penilaian Ahli Bimbingan Konseling ...................... 46Tabel 3.6. Pedoman Penilaian Ahli Pengembangan

  Perangkat Pembelajaran .......................................................... 46

Tabel 3.7. Kriteria Revisi Model Perangkat Pembelajaran ...................... 48Tabel 3.8. Kriteria Penilaian Acuan Patokan Tipe I (PAP I) ................... 48Tabel 4.1. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas V ................................. 50Tabel 4.2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran

  Pendidikan Kewarganegaraan ................................................ 51

Tabel 4.3. Hasil Alat Ungkap Kebutuhan ................................................ 53Tabel 4.4. Deskripsi Ahli .......................................................................... 56Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama (P1) Model

  Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi .................................. 61

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua (P2) Model

  Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi .................................. 61

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama (P1) Model

  Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar .................................. 64

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua (P2) Model

  Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar .................................. 64

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Keterkaitan Kebutuhan Guru dan Peserta

  Didik ..................................................................................... 32

Gambar 3.1. Langkah-langkah Model Dick and Carey ............................. 36Gambar 3.2. Modifikasi Langkah-langkah Model Dick and Carey ........... 38Gambar 4.1. Alur Analisis Kebutuhan ........................................................ 49

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .............................................................. 74 Lampiran 2. Hasil Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) ............................ 75-76 Lampiran 3. Rekapitulasi AUK ............................................................ 77-78 Lampiran 4. Hasil Penilaian oleh Ahli Bidang Studi

  Pendidikan Kewarganegaraan .......................................... 79-80 Lampiran 5. Hasil Penilaian oleh Ahli Bimbingan Konseling ............ 81-82 Lampiran 6. Hasil Penilaian oleh Ahli Pengembangan Perangkat

  Pembelajaran .......................................................................... 83 Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Penelitian ..................................... 84 Lampiran 8. Model Perangkat Pembelajaran Pendidikan

  Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ......................................................... 85-116

  Lampiran 9. Model Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ....................................................... 117-149

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif di mana peneliti merupakan salah satu anggota penelitian. Hal yang menjadi dasar diadakannya penelitian ini adalah keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru SD akan adanya model perangkat pembelajaran yang terintegrasi ragam bimbingan dalam rangka membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya secara optimal. Keprihatinan yang dirasakan dosen penelitian kolaboratif juga didukung dengan adanya Surat Keputusan Menpan No.83 tahun 1993 yang menyatakan tugas guru selain mengajar diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada peserta didiknya (Furqon, 2005: 23).

  Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menindaklanjuti keprihatinan yang dirasakan dosen dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan sesuai kebutuhan guru dan peserta didik di salah satu sekolah mitra yaitu SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta. Pengintegrasian layanan bimbingan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara kelompok atau klasikal. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan penyebaran alat ungkap kebutuhan (AUK) sebagai sarana memperoleh informasi mengenai kebutuhan guru dan peserta didik.

  Hasil wawancara dengan wali kelas V menunjukkan di SD BOPKRI Demangan III tidak ada guru Bimbingan Konseling (BK) sehingga banyak perilaku yang menghambat perkembangan peserta didik belum dapat ditangani secara optimal. Perilaku yang menghambat perkembangan peserta didik itu misalnya tidak mengerjakan PR, ramai di kelas, tidak mau mencatat materi pelajaran, mudah mengeluh saat diberi tugas, dan tidak teliti saat mengerjakan tugas. Perilaku tersebut sering muncul salah satunya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

  Wali kelas V menyatakan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum pernah menyusun perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan, perangkat pembelajaran yang selama ini digunakan guru-guru SD BOPKRI Demangan III tidak terintegrasi dengan bimbingan. Oleh karena itu diharapkan ada model perangkat pembelajaran (khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Peneliti selanjutnya melakukan observasi untuk mencocokan hasil wawancara dengan kondisi nyata di kelas V saat proses belajar mengajar berlangsung.

  Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berlangsung menunjukkan ada 13 peserta didik tidak mencatat materi pelajaran yang dijelaskan guru serta ada 11 peserta didik peserta didik tidak teliti mengerjakan tugas. Data tersebut merupakan perilaku yang menghambat tugas perkembangan peserta didik yang paling banyak terlihat selama peneliti melakukan observasi. Peneliti selanjutnya juga menyebarkan kuisoner Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) untuk memperkuat hasil observasi.

  AUK bertujuan untuk mengetahui layanan bimbingan apa yang dibutuhkan peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil AUK menunjukkan peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III membutuhkan bimbingan pribadi khususnya dalam hal ketelitian dan bimbingan belajar khususnya dalam hal ketekunan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan AUK semakin memperjelas bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan SD BOPKRI Demangan III memerlukan model perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi khususnya dalam hal ketelitian dan bimbingan belajar khususnya dalam hal ketekunan.

  Widyastuti dan Indratno (2008) menyatakan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang berfokus pada pembentukan warga negara Indonesia supaya dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dari segi: usia, bahasa, budaya, agama dan suku bangsa, mempunyai sikap cerdas, terampil, serta berkarakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan membantu peserta didik mengembangkan dirinya sehingga mampu bertindak cerdas, bertanggung jawab, terampil, dan mencintai tanah air atau dengan kata lain Pendidikan Kewarganegaraan membantu tugas perkembangan pribadi dan belajar peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diintegrasikan dengan bimbingan karena pada dasarnya esensi antara bimbingan dan pendidikan saling berhubungan.

  UU No. 20 Tahun 2003, PP No. 9 Tahun 2005, dan Permendiknas No.

  22 Tahun 2006 menegaskan bahwa bimbingan merupakan kesatuan dalam sistem pendidikan sekolah (seperti dikutip dalam Barus, 2011, hlm. 1). Sukmadinata (2009) menyatakan “pendidikan dapat diberikan melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan” (hlm. 8). Sukmadinata (2009) menegaskan bimbingan merupakan tindakan pendidikan yang berfokus pada pengembangan domain afektif, seperti pengembangan nilai dan sikap, hal tersebut juga merupakan tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan penjabaran di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian pengembangan atau Research and Development yang berjudul “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta”.

1.2.Rumusan Masalah

  Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Pendidikan

  Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta? 2)

  Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Pendidikan

  Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta?

  1.3.Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Pendidikan

  Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta.

  2) Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta.

  1.4.Spesifikasi Produk

  Hasil akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa: 1)

  Model Perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi

  dengan ragam bimbingan pribadi, yang terdiri dari: Konsep Rancangan Pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Ajar.

  2) Model Perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar, yang terdiri dari: Konsep Rancangan Pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Ajar.

  1.5.Definisi Operasional

  Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsir mengenai istilah yang dikemukakan maka perlu adanya definisi operasional, sebagai berikut:

  1) Perangkat pembelajaran adalah seperangkat alat mengajar yang digunakan untuk memfasilitasi proses belajar agar dapat terkendali dan efektif. 2)

  Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang disusun untuk

  membentuk karakter warga Negara Indonesia agar dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban, mencintai tanah air, serta mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam berperilaku. 3) Bimbingan pribadi adalah bimbingan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang berhubungan dengan keadaan batinnya, supaya dapat lebih bertanggung jawab, percaya diri, teliti, mandiri dan tertib. 4) Bimbingan belajar adalah bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan belajar peserta didik, sehingga dapat mengetahui cara belajar yang benar, tekun belajar, dan tepat waktu mengerjakan tugas. 5)

  Model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi

  ragam bimbingan pribadi adalah seperangkat alat mengajar meliputi Konsep Rancangan Pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Ajar yang di dalamnya terdapat pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan dan bimbingan pribadi.

  6)

  Model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terintegrasi

  ragam bimbingan belajar adalah seperangkat alat mengajar meliputi Konsep Rancangan Pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Ajar yang di dalamnya terdapat pengintegrasian Pendidikan Kewarganegaraan dan bimbingan belajar.

1.6.Kontribusi Penelitian

  Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1) Bagi Guru

  Guru SD dapat memiliki model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengandung ragam bimbingan dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta didik.

  2)

  Bagi Peserta Didik

  Melalui penelitian ini, peserta didik diharapkan menjadi tertarik mempelajari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sekaligus dapat terbantu dalam menjalankan tugas perkembangannya. 3) Bagi Peneliti

  Melalui penelitian ini, peneliti memperoleh pengalaman menyusun model perangkat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengandung ragam bimbingan dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta didik. Peneliti sebagai calon guru SD juga menjadi sadar bahwa tugas seorang guru adalah mengajar sekaligus memberikan bimbingan kepada peserta didik.

  4) Bagi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Melalui penelitian ini, dapat mempererat jalinan kerjasama antara Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma dengan guru di sekolah mitra sekaligus sebagai sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan penelitian pengembangan model perangkat pembelajaran yang dapat memberi inspirasi bagi mahasiswa PGSD yang lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas beberapa hal tentang landasan teori yang akan

  dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan dan (3) kerangka berpikir.

2.1.Kajian Teori

2.1.1. Perangkat Pembelajaran

  Menurut Winkel perangkat pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik (seperti dikutip dalam Siregar dan Nara, 2010, hlm. 12). Perangkat pembelajaran merupakan serangkaian usaha yang dilakukan secara sengaja dan terarah sebelum proses pelaksanaan kegiatan belajar agar pelaksanaan kegiatan belajar terkendali (Siregar dan Nara, 2010: 13). Peneliti menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah rancangan yang dibuat sebelum proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM).

  Menurut Ibrahim perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar berupa: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), Media Pembelajaran, serta Materi Ajar (seperti dikutip dalam Trianto, 2009, hlm. 201). Penelitian ini berfokus pada pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan mater ajar yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan waktu dan pengetahuan yang dimiliki peneliti untuk mengembangkan perangkat

2.1.1.1. Silabus

  Menurut Yulaelawati silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (seperti dikutip dalam Majid, 2008: hlm. 39). Majid (2008) menyatakan unsur-unsur dalam silabus meliputi: (1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, (2) keterampilan yang diperlukan agar peserta didik dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, dan (4) berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

  Pengembangan sebuah silabus didasarkan pada prinsip (1) sistematis, artinya komponen-komponen dalam silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi, (2) konsisten, artinya ada hubungan yang ajek antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian, dan (3) memadai, artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar (Majid, 2008: 40).

  Pengembangan silabus menurut Majid (2008) meliputi langkah-langkah berikut: (1) penulisan identitas mata pelajaran, (2) penentuan standar kompetensi, (3) penentuan kompetensi dasar, (4) penentuan materi pokok, (5) penentuan pengalaman belajar peserta didik, (6) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator, (7) penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian, (8) penentuan alokasi waktu, dan (9) penentuan sumber belajar.

2.1.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Trianto (2009) menyatakan Komponen- komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi: “Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah- langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi” (hlm. 214).

  Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Menurut Rusman (2010) kegiatan inti dalam RPP menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman- pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi adalah penggarapan secara tekun dan cermat, sedangkan yang dimaksud dengan konfirmasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan.

  Sebuah RPP dikatakan baik bila telah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: (1) Komponen lengkap dan logis urutannya. (2) Pemilihan materi ajar sesuai dengan KD, Indikator, dan Tujuan. (3) Media dan sumber belajar sesuai dengan indikator yang akan dicapai. (4) Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. (5) Langkah-langkah pembelajaran menekankan pada pengalaman peserta didik. (6) Langkah-langkah pembelajaran mencerminkan model atau metode yang digunakan. (7) Terdapat alokasi waktu pada setiap tahap. (8) Penilaian sesuai dengan indikator yang akan dicapai (Pedoman Pengajaran Mikro, 2008: 46).

2.1.1.3. Materi Ajar

  Menurut Sanjaya (2008) materi ajar adalah “segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu” (hlm. 140). Menurut Sanjaya (2008) dalam materi ajar berisi tentang:

  1. Tujuan yang harus dicapai. Biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur.

2. Fakta, konsep, dan prosedur.

  3. Kegiatan belajar, berisi tentang penjabaran materi yang harus dipelajari oleh peserta didik.

  4. Rangkuman materi yakni garis-garis besar materi pelajaran secara urut.

  5. Tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

  Perangkat pembelajaran yang baik diharapkan tidak hanya mengembangkan aspek pengetahuan. Perangkat pembelajaran yang digunakan guru diharapkan dapat membuat peserta didik berkembang secara optimal dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu diperlukan peran bimbingan dalam konteks pendidikan.

2.1.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan

2.1.2.1.Pengertian Bimbingan

  Bimbingan merupakan proses belajar untuk menyelesaikan masalah dan berkembang secara optimal (Furqon, 2005: 4). Sukmadinata (2009) menyatakan bimbingan adalah “suatu upaya atau program untuk membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik” (hlm. 233). Strang menyatakan implikasi kegiatan layanan bimbingan berfokus pada upaya membantu individu belajar menyelesaikan masalah, yaitu membuat keputusan penting atas dasar pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan ( seperti dikutip dalam Furqon, 2005, hlm. 4). Natawidjaja menyatakan bimbingan adalah “proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya” (seperti yang dikutip dalam Yusuf dan Nurihsan, 2010, hlm. 6). Prayitno dan Amti (2004) menyimpulkan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan agar dapat mengembangkan kemampuan diri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada berdasarkan norma-norma yang berlaku.

  Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan yang telah dijabarkan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar ia mampu memahami dirinya sendiri sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, menyelesaikan masalah dengan bijaksana, semakin bertanggung jawab atas dirinya serta dapat mencapai kehidupan yang sukses dan bahagia. Esensi dari pengertian bimbingan tidak bisa lepas dengan tujuan bimbingan, karena pada dasarnya layanan bimbingan diberikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan individu.

2.1.2.2. Tujuan Bimbingan

  Secara umum tujuan pemberian layanan bimbingan menurut Yusuf dan Nurihsan (2010) adalah agar individu dapat:

  1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang.

  2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

  3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya.

  4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian sosial dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Depdikbud memaparkan tujuan bimbingan di sekolah dasar adalah membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, dan belajar sesuai tuntutan lingkungan (seperti dikutip dalam Furqon, 2005, hlm. 20). Pemberian layanan bimbingan di sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting karena pada usia sekolah dasar masalah- masalah yang dapat menghambat peserta didik untuk berkembang secara optimal mulai bermunculan. Pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar juga telah ditetapkan oleh pemerintah karena telah ada landasan hukumnya, maka pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar harus diupayakan dengan sungguh-sungguh.

  2.1.2.3.Landasan Bimbingan di Sekolah Dasar

  UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun 1990 menyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (seperti dikutip dalam Furqon, 2005, hlm. 49). Optimalisasi perkembangan peserta didik usia SD dapat dicapai dengan memadukan proses pembelajaran dan layanan bimbingan.

  Barus (2011) menegaskan posisi bimbingan di SD diperkuat dengan ditetapkannya UU No.20 Tahun 2003, PP No.19 Tahun 2005, dan Permendiknas No.22 Tahun 2006 yang menyatakan pelayanan Bimbingan Konseling (BK) sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pendidikan di sekolah. Surat Keputusan Menpan No.83 tahun 1993 juga menegaskan bahwa selain tugas utama guru SD mengajar, guru diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik (Furqon, 2005: 23). Berikut ini akan dijabarkan ragam bimbingan yang dapat diberikan pada peserta didik.

  2.1.2.4. Ragam Bimbingan

  Winkel dan Sri (2002) menyatakan “istilah ragam bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan yang menjadi fokus perhatian dalam layanan bimbingan” (hlm. 113). Ada beberapa ragam bimbingan yaitu sebagai berikut.

1. Bimbingan pribadi

  Bimbingan pribadi menurut Tohirin (2007) merupakan “bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi” (hlm. 125). Winkel (2002) menyatakan bimbingan pribadi juga bisa dimaknai sebagai kegiatan untuk membantu seseorang dalam memahami keadaan batinnya sendiri, membantu mengatasi pergumulan batin, mengatur diri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, dan pengisian waktu luang.

  Surya dan Winkel menyatakan aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi salah satunya adalah kemampuan memahami dirinya sendiri (keadaan batinnya), seperti kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif, kurang bertanggung jawab, tidak teliti, tidak bersemangat, perilaku yang tidak sesuai norma dan menunjukkan perilaku agresif (seperti dikutip dalam Tohirin, 2007, hlm. 124). Bimbingan pribadi perlu diupayakan bagi peserta didik yang mengalami permasalahan pribadi, karena keadaan batin akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

  Brown dan Trusty dalam Barus (2011) menyatakan bahwa layanan bimbingan pribadi membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan pribadi sebagai berikut.

  a.

  Mengembangkan konsep diri dengan berbagai kompetensi yang

  meliputi mengembangkan rasa percaya diri, berani tampil, dan berlatih mengungkapkan gagasan sendiri.

  b. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1) Belajar menghargai waktu, hidup hemat, dan produktif.

  2) Berlatih mengambil keputusan.

3) Mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan efektif.

  c. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku: 1) Membiasakan bersikap dan berperilaku jujur, teliti, santun, rendah hati, dan mentaati norma-norma.

  2)

  Memahami dan mampu mengenali perilaku baik dan buruk, perbuatan salah dan benar.

  3)

  Berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab dan konsekuen.

  4) Berlatih mengatur mengelola keperluan diri sendiri, perawatan diri dan kegiatan pribadi.

2. Bimbingan sosial

  Masalah yang dihadapi masing-masing peserta didik ada yang bersifat pribadi dan ada yang bersifat sosial. Menurut Djumhur dan Surya bimbingan sosial merupakan kegiatan untuk membantu peserta didik memecahkan dan mengatasi masalah sosial, sehingga mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya (seperti dikutip dalam Tohirin , 2007, hlm. 127). Berdasarkan pengertian tersebut, Tohirin (2007) memberi penguatan bahwa dengan pemberian layanan bimbingan sosial diharapkan individu mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya. Bimbingan sosial sering dikaitkan dengan ragam bimbingan pribadi karena keduanya saling berkaitan. Furqon (2005) menyatakan bimbingan pribadi-sosial memuat layanan bimbingan yang meliputi: (a) pemahaman terhadap diri sendiri, (b) mengembangkan sikap positif, (c) membuat pilihan kegiatan secara sehat dan bijaksana, (d) mengembangkan kemampuan menghargai orang lain, (e) mengembangkan rasa tanggung jawab, (f) mengembangkan keterampilan bersosialisasi, (g) keterampilan menyelesaikan masalah, dan (h) membuat keputusan secara baik.

  Brown dan Trusty dalam Barus (2011) menyatakan bahwa layanan bimbingan sosial membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan sosial sebagai berikut.

  a. Belajar membangun hubungan dengan teman sebaya, yang meliputi: keterampilan berkomunikasi, keterampilan bergaul, dan keterampilan bekerja sama.

  b. Mengembangkan toleransi terhadap sesama dan sikap-sikap positif terhadap kelompok seperti: kesadaran terhadap perbedaan (pendapat, budaya, suku, ras, agama) dan kemampuan untuk menghargai perbedaan tersebut.

  c. Mengembangkan perilaku sesuai peran jenis dengan memperlajari peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan sesuai harapan masyarakat.

3. Bimbingan belajar atau akademik

  Menurut Suryono dan Heryono (2011) belajar adalah “proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian peserta didik” (hlm. 9). Winkel menyatakan bimbingan akademik atau belajar adalah bantuan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dan mengatasi kesukaran atau permasalahan yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan (seperti dikutip dalam Tohirin, 2007, hlm. 130). Tohirin (2007) menjelaskan bahwa peserta didik dapat mengalami permasalahan belajar yang memerlukan bimbingan belajar yaitu motivasi belajar rendah, minat belajar rendah, kesulitan berkonsentrasi saat belajar, sikap belajar yang tidak terarah dan prestasi belajar yang rendah.

  Tujuan layanan bimbingan belajar dalam aspek pendidikan adalah membantu siswa agar dapat melaksanakan cara-cara belajar yang benar (Furqon, 2005: 51). Slameto (2010) mengungkapkan bahwa belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pembuatan jadwal, membaca dan membuat catatan, mengulang bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas. Peserta didik yang mempunyai kebiasaan cara belajar yang benar menandakan bahwa ia tekun dalam belajar sehingga dapat berkonsentrasi, tidak mudah putus asa saat belajar, memiliki kebiasaan membuat ringkasan dan mengulang pelajaran, mempunyai ingatan yang kuat terhadap materi pelajaran yang sudah dipelajari, serta tepat waktu dalam mengerjakan tugas.

Dokumen yang terkait

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta.

0 1 314

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi - sosial.

0 2 125

Model pengembangan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV A SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 147

Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

2 5 124

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta

0 1 312

Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 74

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan compentence, conscience dan compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I - USD Repository

0 3 196

Model pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dengan pendidikan antikorupsi pada siswa kelas VII semester 1 SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 283

Model pengembangan perangkat pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta - USD Repository

0 0 155