Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

(1)

ABSTRAK

Setyorini, Katarina Wahyu. (2012). Model Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru SD akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan, maka untuk menindak lanjuti hal tersebut dosen mengadakan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Subyek dari penelitian ini adalah 1 (satu) guru yang mengajar matematika dan 31 (tiga puluh satu) peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick dan Carey yang telah dimodifikasi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi dan belajar. model perangkat pembelajaran matematika ini berupa konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan materi ajar. Kelayakan model perangkat pembelajaran ini dinilai oleh tiga ahli yaitu ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran yang diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan pribadi berdasarkan ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan memperoleh persentase 82.63% dengan kategori layak. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan belajar berdasarkan ahli mata pelajaran dan ahli BK memperoleh persentase 84.1% dengan kategori layak.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul. Layak maksudnya model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk teliti mengerjakan soal dan tekun belajar dalam pembelajaran Matematika.

Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Matematika, Bimbingan Pribadi, Bimbingan Belajar


(2)

ABSTRACT

Setyorini, Katarina Wahyu. 2012. The Development of Integrated Mathematics Equipment with Various Personal and Learning for Primary IV Kanisius Jomegatan Elementary School Bantul. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher education Study Program Sanata Dharma University.

This research began from the concerns of teachers to primary school teachers will need a device that is integrated with a variety of learning guidance, to follow up these faculty collaborative research conducted by researchers as members. The subjects of this study were 1 (one) teachers who teach mathematics and 31 (thirty-one) fourth grade students Canisius Jomegatan. This study uses the research and development (R & D) that Dick and Carey adapt the model that has been modified.

The purpose of this study was to determine the feasibility of this model of learning mathematics is integrated with personal guidance and learning. This mathematical model of the learning of the concept of integration, the syllabus, the lesson plan and teaching materials. Feasibility study device model will be judged by three experts are subject experts, specialists and experts BK learning software development measured using Standard Reference Rate (PAP) I. Eligibility Math learning model integrated with personal guidance by expert subjects, BK experts and development specialists earn a percentage 82.63% to qualify. Eligibility Math learning model integrated with tutoring by subject experts and expert BK gained 84.1% and the percentage of viable category.

Based on the results of the assessment of learning tools integrated Math personal guidance and learning fit for use by elementary teachers to teach mathematics in the fourth grade Canisius Jomegatan Bantul. Feasible means of learning mathematics model of the integrated range of personal guidance and study are expected to help students to carefully and diligently working on studying the learning of Mathematics.

Keywords: Learning Equipment, Mathematics, Personal Guidance, Learning Guidance


(3)

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN BELAJAR DAN PRIBADI UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV SD

KANISIUS JOMEGATAN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Katarina Wahyu Setyorini

101134254

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

(5)

(6)

HALAMAN MOTTO

Tidak ada perjuangan yang sia-sia,

semua akan indah pada waktunya


(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini dengan penuh kerendahan hati

Kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Orang tua: Franciscus Xaverius Radiya dan Yustina Sumini

Kakak dan adik-adik


(8)

(9)

(10)

ABSTRAK

Setyorini, Katarina Wahyu. (2012). Model Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru SD akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan, maka untuk menindak lanjuti hal tersebut dosen mengadakan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Subyek dari penelitian ini adalah 1 (satu) guru yang mengajar matematika dan 31 (tiga puluh satu) peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick dan Carey yang telah dimodifikasi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi dan belajar. model perangkat pembelajaran matematika ini berupa konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan materi ajar. Kelayakan model perangkat pembelajaran ini dinilai oleh tiga ahli yaitu ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran yang diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan pribadi berdasarkan ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan memperoleh persentase 82.63% dengan kategori layak. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan belajar berdasarkan ahli mata pelajaran dan ahli BK memperoleh persentase 84.1% dengan kategori layak.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul. Layak maksudnya model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk teliti mengerjakan soal dan tekun belajar dalam pembelajaran Matematika.

Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Matematika, Bimbingan Pribadi, Bimbingan Belajar


(11)

ABSTRACT

Setyorini, Katarina Wahyu. 2012. The Development of Integrated Mathematics Equipment with Various Personal and Learning for Primary IV Kanisius Jomegatan Elementary School Bantul. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher education Study Program Sanata Dharma University.

This research began from the concerns of teachers to primary school teachers will need a device that is integrated with a variety of learning guidance, to follow up these faculty collaborative research conducted by researchers as members. The subjects of this study were 1 (one) teachers who teach mathematics and 31 (thirty-one) fourth grade students Canisius Jomegatan. This study uses the research and development (R & D) that Dick and Carey adapt the model that has been modified.

The purpose of this study was to determine the feasibility of this model of learning mathematics is integrated with personal guidance and learning. This mathematical model of the learning of the concept of integration, the syllabus, the lesson plan and teaching materials. Feasibility study device model will be judged by three experts are subject experts, specialists and experts BK learning software development measured using Standard Reference Rate (PAP) I. Eligibility Math learning model integrated with personal guidance by expert subjects, BK experts and development specialists earn a percentage 82.63% to qualify. Eligibility Math learning model integrated with tutoring by subject experts and expert BK gained 84.1% and the percentage of viable category.

Based on the results of the assessment of learning tools integrated Math personal guidance and learning fit for use by elementary teachers to teach mathematics in the fourth grade Canisius Jomegatan Bantul. Feasible means of learning mathematics model of the integrated range of personal guidance and study are expected to help students to carefully and diligently working on studying the learning of Mathematics.

Keywords: Learning Equipment, Mathematics, Personal Guidance, Learning Guidance


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan bimbinganNya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,SS.,BST.,M.A., Kaprodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Elga Andriana, S. Psi., M. Ed, Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing I atas bimbingan dan motivasinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A, dosen pembimbing II atas bimbingan dan dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A, Dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini semakin baik.


(13)

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN MOTTO ……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... vii

ABSTRAK ……….. viii

ABSTRACT ………. ix

KATA PENGANTAR ……….. x

DAFTAR ISI ………. xii

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR BAGAN ………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvii

BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Penelitian ………... 1

3.1. Rumusan Masalah ... 4

3.1. Tujuan Penelitian ... 4

3.1. Spesifikasi Produk ... 4

3.1. Definisi Operasional ……….. 5


(15)

2.1. Kajian Teori ………... 8

2.2. Peran Guru Sekolah Dasar ……… 22

2.3. Mata Pelajaran Matematika ……….. 24

2.4. Hasil Penelitian yang Relevan ……….. 26

2.5. Kerangka Berpikir ……….…… 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………. 30

3.2. Model Pengembangan ……….. 31

3.3. Desain Pengembangan ………. 33

3.4. Prosedur Pengembangan ……….. 34

3.5. Subjek Penelitian ……….. 37

3.6. Jenis Data ………. 37

3.7. Instrumen Pengumpulan Data ……….. 37

3.8. Teknik Analisis Data ……… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ……… 43

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………... 61

5.2. Keterbatasan Penelitian ……… 61

5.3. Saran ………. 62


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Ruang Lingkup Matematika Kelas IV ………...….... 25

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara Wali kelas IV ……….. 38

Tabel 3.2. Pedoman Observasi ……… 38

Tabel 3.3. Pedoman AUK ………... 39

Tabel 3.4. Kriteria Revisi Perangkat pembelajaran Pengembangan ... 41

Tabel 3.5. Penilaian Acuan Patokan (PAP) I ... 42

Tabel 4.1. Hasil Wawancara Wali Kelas ... 44

Tabel 4.2. Hasil Observasi ... 45

Tabel 4.3. Hasil Penyebaran AUK ... 47

Tabel 4.4. Deskripsi Para Ahli ... 49

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Penilaian Model Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 50

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 50

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 52

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Model Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 53 Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Model Perangkat


(17)

Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Belajar ... 54 Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat


(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Alur Kerangka Berpikir ………... 27

Bagan 3.1. Model Dick & Carey ……… 31

Bagan 3.2. Modifikasi Prosedur Pengembangan ………. 34


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ……….. 63 Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Penyebaran AUK ………... 64 Lampiran 3. Rekapitulasi hasil Penilaian Para Ahli ……….……… 67 Lampiran 4. Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan

Bimbingan Pribadi ……… 74 Lampiran 5. Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan


(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Guru SD memiliki peran penting dalam dunia pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar di kelas. Selain mengajar untuk memberikan ilmu pengetahuan, guru SD juga memberikan bimbingan kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan SK Menpan No. 83/1993 yang merumuskan bahwa tugas utama guru sekolah dasar adalah mengajar dan melaksanakan bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (Furqon, 2005: 23). Hal tersebut juga didukung dengan adanya UU No. 20 tahun 2003, PP No. 19 tahun 2005, dan Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang merumuskan bahwa guru SD harus memiliki kemampuan memberikan layanan bimbingan di sekolah (mencakup bidang bimbingan pribadi/sosial/belajar/karir) dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta didik.

Berdasarkan adanya tugas guru SD sebagai pengajar dan pembimbing di atas, dosen merasakan adanya keprihatinan terhadap guru SD mengenai kebutuhan mereka akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan sehingga guru dapat mengajar sekaligus dapat memberikan bimbingan pada peserta didik. Dosen menjawab kebutuhan guru SD tersebut dengan cara melakukan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Oleh sebab itu, peneliti menindaklanjutinya dengan melakukan analisis kebutuhan berupa wawancara, observasi dan penyebaran alat ungkap kebutuhan (AUK).


(21)

Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Jomegatan pada tanggal 16 Januari 2012. Hasil wawancara dengan wali kelas di kelas IV diketahui bahwa SD Kanisius Jomegatan tidak memiliki guru BK. Guru jarang memberikan bimbingan dan belum pernah membuat perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Guru menjelaskan perilaku keseharian peserta didik di kelas masih sering ditemukan peserta didik yang malas belajar, tidak teliti saat mengerjakan tugas, tidak tekun belajar dan kurang konsentrasi. Perilaku-perilaku tersebut muncul pada saat pembelajaran Matematika berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru SD membutuhkan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Peneliti kemudian melakukan observasi untuk melengkapi hasil wawancara.

Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Jomegatan pada tanggal 17 Januari 2012. Observasi dilakukan saat proses pembelajaran Matematika berlangsung. Hasil observasi menunjukkan bahwa saat pembelajaran Matematika sebanyak 19 peserta didik tidak menjawab pertanyaan guru dengan tepat karena tidak membaca petunjuk soal dengan baik. Perilaku peserta didik tersebut menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah yang berhubungan dengan aspek ketelitian. Selain itu, sebanyak 18 peserta didik tidak membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Perilaku peserta didik tersebut menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah yang berhubungan dengan aspek ketekunan.Melengkapi data hasil wawancara dan observasi, peneliti


(22)

kemudian menyebarkan alat ungkap kebutuhan (AUK) di kelas IV Kanisius Jomegatan.

AUK bertujuan untuk mengetahui ragam bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik. AUK berisi 15 (lima belas) pernyataan yang berkaitan dengan ragam bimbingan pribadi, belajar dan sosial. Peneliti menyebarkan AUK pada tanggal 18 Januari 2012. Hasil AUK menunjukan bahwa peserta didik membutuhkan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan penyebaran AUK maka peneliti menyimpulkan bahwa guru membutuhkan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan Matematika adalah peserta didik dapat memahami konsep matematika, memecahkan masalah, juga menggunakan penalarannya (KTSP: 2007). Jadi, melalui Matematika peserta didik dapat berkembang aspek pribadinya dalam hal kemampuan penalaran dan berkembang aspek belajarnya dalam hal kemampuan memahami konsep. Kemampuan penalaran anak akan terus digali dengan mengikuti petunjuk dari guru dan memahami konsep yang telah dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Belajar dan Pribadi untuk Peserta Didik Kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul”. Model perangkat pembelajaran tersebut digunakan guru untuk


(23)

memberikan layanan bimbingan bersama dengan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika secara klasikal. Model pengembangan perangkat pembelajaran ini mengunakan metode penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R & D).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul?

2) Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegerasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka peneliti menentukan tujuan penelitian yaitu:

1) Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.


(24)

2) Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegerasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

1.4. SPESIFIKASI PRODUK

Hasil akhir dari penelitian ini berupa :

1. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS),

handout/materi.

2. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS),

handout/materi.

1.5. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsir mengenai istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya definisi operasional, sebagai berikut:

1. Model perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran terdiri dari konsep pengintegrasian , silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan materi ajar.


(25)

2. Matematika

Ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

3. Bimbingan pribadi

Bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi agar peserta didik mampu mengatur dirinya sendiri, bertanggungjawab, teliti dan berkonsentrasi.

4. Bimbingan belajar

Bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna menghadapi masalah-masalah belajar, kesulitan belajar, dan cara belajar efektif.

5. Model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi

Seperangkat tindakan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar peserta didik yang diintegrasikan dengan bimbingan pribadi yang terdiri dari: konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

6. Model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar

Seperangkat tindakan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar peserta didik yang diintegrasikan dengan bimbingan belajar yang terdiri dari: konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.


(26)

1.6. KONTRIBUSI PENELITIAN

Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Guru SD memiliki model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

2. Bagi Peserta Didik

Peserta didik dapat belajar Matematika sambil berproses menjalankan tugas perkembangan pribadi dan belajar.

3. Bagi Peneliti

Mempunyai pengalaman menyusun perangkat pembelajaran Matematika yang diintegrasikan dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

4. Bagi Prodi

Memberikan sumbangan pemikiran tentang model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dijabarkan beberapa hal mengenai: (1) kajian teori; (2) peran guru SD; (3) mata pelajaran Matematika; (4) hasil penelitian yang relevan dan; (5) kerangka berpikir.

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Perangkat Pembelajaran

Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang. Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing peserta didik aktif belajar, mempelajari keadaan peserta didik, mengerti kelemahan dan kelebihan peserta didik, serta mempelajari pengetahuan awal peserta didik, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran (Suhadi, 2007: 24) adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran juga merupakan salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran.


(28)

Berdasarkan pengertian diatas maka perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat atau media dan petunjuk yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini akan berfokus pada perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

2.1.1.1.Silabus

Silabus (BSNP, 2009: 41)adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaiaan alokasi waktu dan sumber belajar.

Silabus paling sedikit memuat unsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu: (1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, (2) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, (4) berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

2.1.1.2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Trianto (2009: 214) mengungkapkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan pembelajaran. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar yang sesuai kurikulum berbasis kompetensi. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi: standar kompetensi (SK), kompetensi dasar


(29)

(KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Menurut Rusman (2010: 11-12) kegiatan inti dalam RPP menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi merupakan penggarapan secara tekun dan cermat. Sedangkan konfirmasi yang dimaksud adalah pembenaran dan pengesahan. Berdasarkan pengertian tersebut maka tencana pelaksanaan pembelajaran adalah langkah-langkah yang dialkukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

2.1.1.3. Materi Ajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) materi diartikan dengan benda, bahan, segala sesuatu yang tampak, sedangkan ajar diartikan dengan petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Berdasarkan arti kata tersebut, materi ajar diartikan dengan sesuatu yang tampak sebagai petunjuk yang diberikan kepada peserta didik berupa materi yang akan diterima oleh peserta didik. Menurut Wina Sanjaya (2008: 140) materi ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi ajar menurut Wina Sanjaya


(30)

(2008: 156) berisi tentang: (1) tujuan yang harus dicapai. Biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur, (2) materi ajar harus memuat fakta, konsep, dan prosedur, (3) kegiatan belajar, berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, (4) rangkuman materi yakni garis-garis besar materi pelajaran secara urut, (5) tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan materi ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada peserta didik berupa materi yang harus diketahui sesuai dengan kurikulum.

2.1.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan 2.1.2.1. Pengertian Bimbingan

Menurut Jones (Gunarsa, 1981: 26) bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang oleh seseorang kepada seorang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah. Menurut Prayitno, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi–pribadi yang mandiri. Bimbingan juga dapat diartikan bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar (Sukardi. 1988: 1).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri sehingga dapat menentukan pilihan, penyesuaian dan memecahkan masalahnya. Membantu


(31)

berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya, yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya seamaksimal mungkin. Bimbingan diberikan agar individu dapat lebih mengenal dirinya sendiri (kekuatan dan kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

2.1.2.2.Tujuan Bimbingan

Bimbingan memiliki dua tujuan (Mappiare, 1984: 135), yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan seperangkat kemampuan yang diharapkan dicapai oleh peserta didik selama dan setelah proses bimbingan. Tujuan ini meliputi: kemampuan lebih memahami diri, menerima diri dan mengarahkan diri, kecakapan memecahkan persoalan-persoalan, membuat pilihan-pilihan dan mengadakan penyesuaian terhadap diri dan lingkungannya sesuai dengan tingkat perkembangan yang akan dicapainya. Tujuan jangka panjang dari bimbingan adalah suatu patokan ideal yang diharapkan dicapai individu yang telah memperoleh layanan bimbingan. Tujuan ini meliputi pencapaian kesejahteraan mental yang optimal bagi individu dan pencapaian kebahagiaan pribadi yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya, terutama lingkungan masyarakat sekitar.


(32)

Depdikbud (dalam Furqon, 2005: 20) menyatakan tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sedangkan Barus (2011: 9) menerangkan tujuan layanan bimbingan di SD untuk membantu seluruh peserta didik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan intelektual, emosional, sosial-personal agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik/ pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Berdasarkan dari penjabaran di atas dapat disimpulkan tujuan bimbingan adalah mengarahkan dan membantu peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya yang disesuaikan dengan tuntutan lingkungan sekitarnya. Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan

(accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan

tugas-tugas perkembangan.

2.1.2.3.Landasan Bimbingan di Tingkat Sekolah Dasar

Berdasarkan pedoman bimbingan dan penyuluhan peserta didik di sekolah dasar tahun 1995/1996, layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta


(33)

didik dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, pelajar kreatif, dan pekerja produktif (Furqon, 2005: 2).

Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 merumuskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini didukung pula oleh Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Barus, 2011: 1) yang merumuskan bahwa pelayanan bimbingan sebagai bagian dalam sistem pendidikan di sekolah perlu orientasi diri ke arah pelayanan yang profesional yang nyata, konkret, terstruktur dan lebih profesional.

Berdasarkan landasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan sangatlah penting dalam pendidikan. Bimbingan dapat membantu peserta didik mengembangkan aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

2.1.2.4.Ragam Bimbingan

1. Macam Ragam Bimbingan

Bimbingan pada peserta didik dilakukan untuk suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sesuai dengan masalah yang akan dihadapi oleh seorang peserta didik, maka ragam bimbingan dapat dibagi dalam :

a. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurangnya kemampuan peserta


(34)

didik untuk menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, dan lain-lain. Pemberian bantuan dalam belajar ini berupa penyadaran kepada peserta didik bahwa belajar sangat penting untuk kehidupan selanjutnya. Terkadang anak sering tidak teliti, malas belajar, kurang konsentrasi, tidak tepat waktu dan lain-lain. Jika peserta didik mengalami hal tersebut maka guru hendaknya memberikan bantuan. Dalam proses pemberi bantuan ini biasanya sering dipakai pendekatan individual (Furqon, 2005).

Permasalahan pribadi peserta didik usia sekolah dasar terutama berkenaan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan kebiasaan-kebiasaannya. Terkadang orang tua atau guru terlambat dalam mengidentifikasi kemampuan mereka sejak dini. Peserta didik yang tergolong memiliki kelemahan intelektual ringan, baru diketahui setelah mereka memasuki kelas-kelas yang lebih tinggi. Muncul perilaku gejala malas belajar, malas ke sekolah dan lain sebagainya (Furqon, 2005).

b. Bimbingan Belajar

Masalah belajar dapat ditemui oleh hampir setiap peserta didik dalam setiap kelas dan dalam setiap mata pelajaran. Permasalahan belajar dapat berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sbagai tujuan pembelajaran. Ketidak berhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi juga akibat kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar dan lain sebagainya. Maka dari itu, hendaknya guru ataupun orang tua mulai


(35)

memperhatikan cara belajar mereka, memberikan motivasi juga memberikan dukungan sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.

Bimbingan belajar memiliki tujuan memecahkan persoalan yang berhubungan dengan masalah belajar peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah dalam hal: (1) Mencari cara belajar yang efisien. (2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan cara menggunakan buku pelajaran. (3) Memberi saran dan petunjuk menggunakan perpustakaan. (4) Membuat tugas rumah dan mempersiapkan berbagai jenis ulangan. (5) Memilih suatu pelajaran yang sesuai minat dan karakteristik peserta didik. (6) menentukan jadwal belajar. (7) Memilih pelajaran tambahan yang meliputi kegiatan akademik maupun non akademik. (8) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan pada mata pelajaran tertantu. Dengan bimbingan belajar diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajar secara optimal sesuai dengan kemampuannya (Gunarsa, 1981: 48-49).

c. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial (Tohirin, 2007: 127) merupakan suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.


(36)

d. Bimbingan Karier

Bimbingan karier adalah bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatn dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lapangan pekerjaan (Tohirin, 2007: 133).

2. Layanan Bimbingan Klasikal

Winkel (2002) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang diberikan pada kelompuk dengan jumlah anggota yang banyak, dapat meliputi seluruh peserta didik dalam satu kelas supaya memperoleh peningkatan perkembangan pribadi, belajar dan sosial masing-masing peserta didik. Tujuan bimbingan klasikal adalah supaya pesrta didik yang dilayani mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangan sendiri dan mengambil sikap sendiri.

Manfaat bimbingan klasikal menurut Winkel (2002) adalah membuat peserta didik menjadi lebih sadarakan tantangan yang dihadapi, rela menerima diri sendiri setelah menyadari bahwa teman-temannya kerap menghadapi masalah dan tantangan yang sama, lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok, lebih bersedia menerima suatu suatu pandangan yang disampaikan oleh teman, tertolong untuk mengatasi masalah yang dianggap sulit.


(37)

3. Ciri Khas, Tugas Perkembangan, dan Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

a. Ciri khas Peserta Didik Usia 9-12 tahun

Hurlock mengemukakan empat kategori yang dimiliki peserta didik – peserta didik pada usia sekolah (Furqon, 2005: 37-38), yaitu:

1) Keterampilan menolong diri sendiri

Pada kategori ini, peserta didik sudah memiliki kemampuan makan, mandi, berpakaian, dan berdandan sendiri hampir seperti orang dewasa.

2) Keterampilan menolong orang lain

Pada kategori ini, peserta didik memiliki kemampuan menolong orang lain. Misalnya, menolong orang tua dirumah untuk menyapu lantai, merapikan tempat tidur dan lain sebagainya.Saat berada di sekolah peserta didik dapat membantu guru untuk membersihkan papan tulis dan dengan teman sebaya peserta didik dapat membantu temannya yang sedang membutuhkan.

3) Keterampilan sekolah

Berada di sekolah peserta didik dapat mengembangkan keterampilan seperti menulis, menggambar, membaca, membentuk, mewarnai, menjahit dan pekerjaan tangan lainnya yang menggunakan alat.


(38)

4) Keterampilan bermain

Pada kategori ini, dapat diamati bahwa peserta didik yang lebih besar sudah mulai belajar melempar dan menangkap bola, naik sepeda bahkan berenang.

b. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 tahun

Havighurst dalam Furqon (2005: 35-36), mengemukakan sejumlah tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh peserta didik usia 9-12 tahun, yaitu:

1) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.

2) Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya

3) Mulai mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria

4) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung

5) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

6) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai

7) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga sosial

8) Mencapai kebebasan pribadi

Barus (2011) juga mengungkapkan bahwa tugas perkembangan kanak-kanak meliputi: (1) mengembangkan konsep diri; (2) membangun hubungan dengan teman sebaya, keterampilan komunikasi, keterampilan


(39)

bekerjasama; (3) mengembangkan sikap toleransi; (4) berperilaku sesuai peran jenis; (5) mengembangkan keterampilan dasar seperti mengikuti petunjuk; (6) mengembangkan kata hati dan (7) belajar menjadi pribadi mandiri. Berdasarkan uraiaan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan anak usia 9-12 tahun adalah (1) mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung; (2) membangun hubungan dengan teman sebaya, keterampilan komunikasi, keterampilan bekerjasama; (3) Mulai mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria

c. Permasalahan Peserta Didik usia 9-12 tahun

Permasalahan yang dihadapi peserta didik sekolah dasar dikemukakan Kowitz (dalam Furqon 2005) sebagai berikut:

1) Masalah pribadi

Permasalahan pribadi peserta didik usia sekolah dasar terutama berkenaan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan kebiasaan-kebiasaanya. Beberapa penyimpangan perilaku yang diderita peserta didik, seperti kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif, kurang tanggung jawab, kurang teliti, mudah putus asa, menunjukkan perilaku agresif, merupakan akibat perlakuan orangtua yang membentuk kebiasaan-kebiasaan yang tidak didasari pemikiran mengenai dampak perlakuannya.

2) Masalah belajar

Peserta didik yang seperti ini sering dikenal sebagai peserta didik yang berprestasi rendah, baik karena lambat belajar maupun


(40)

prestasinya dibawah kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, ketidakberhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi mungkin juga sebagai akibat dari kesalahan cara belajar, kurang motivasi belajar, tidak ada kemauan untuk mengulang pelajaran di rumah, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua, atau karena kesalahan-kesalahan guru dalam cara mengajarnya sebagai akibat dari kurang memahami materi ajarannya, pendekatan yang harus digunakan atau kurangnya pemahaman terhadap karakteristik peserta didik.

3) Masalah sosial

Peserta didik banyak mengalami permasalahan dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial, baik dengan teman-teman maupun dengan guru, misalnya perasaan rendah diri, ketergantungan pada kawan, iri hati, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan. Permasalahan penyesuaian sosial dengan guru misalnya, peserta didik tidak menyenangi guru, selalu tergantung pada guru, tidak ada gairah belajar atau masalah lain yang berhubungan dengan kedisiplinan.

Dari penjabaran permasalahan diatas peneliti hanya akan berfokus pada ragam bimbingan pribadi dan belajar. Ragam bimbingan pribadi tersebut akan digunakan untuk mengatasi peserta didik yang mengalami ketidaktelitian saat


(41)

mengerjakan tugas sedangkan ragam bimbingan belajar digunakan untuk mengatasi peserta didik yang tidak tekun dalam belajar.

2.2. PERAN GURU SEKOLAH DASAR

2.2.1. Peran Guru SD sebagai Pengampu Mata Pelajaran

Menurut Furqon (2005) peran guru SD sebagai pengajar adalah guru SD dituntut untuk menampilkan peranan dalam proses belajar mengajar dengan kompetensi yang dituntutnya. Peran guru tersebut sesuai dengan sepuluh kompetensi guru SD yang dikemukakan oleh Darmodiharjo (Furqon, 2005: 62) yaitu: (1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3) mampu mengelola program belajar mengajar di kelas; (4) mampu mengelola kelas; (5) mampu mengelola interaksi belajar mengajar; (6) mampu menggunakan media dan sumber belajar; (7) menilai hasil belajar peserta didik; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan konseling; (9) memahami prinsip-prinsip dan hasil-hasil penelitian keperluan pengajaran dan (10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.

2.2.2. Peran Guru SD sebagai Pembimbing

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi (Usman, 1995: 7) :


(42)

1. Mendidik

Meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. 2. Mengajar

Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Melatih

Mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

Menurut Furqon (2005: 23) sebagai seorang guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, guru SD mempunyai peran sebagai pembimbing. Hal ini diperkuat dalam SK Menpan No. 83/1993 bahwa selain tugas utama mengajar guru SD ditambah dengan melaksanakan bimbingan di kelas.

Bimbingan yang dilakukan guru SD meliputi (1) menyelenggarakan proses belajar; (2) menciptakan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan bagi peserta didik; (3) menilai keberhasilan belajar; (4) memahami serta melaksanakan kebijaksanaan serta mekanisme kerja bimbingan; (5) membantu peserta didik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan; (6) memperlakukan peserta didik di sekolah sebagai pribadi yang memiliki harga diri; (7) memberikan layanan konsultasi; (8) memberikan layanan referral bagi individu yang memiliki masalah atau kesulitan yang tidak dapat dipecahkan; (9) memberikan dorongan untuk meningkatkan dan mengembangkan intelektual, personal dan sosial peserta didik.


(43)

2.3. Mata Pelajaran Matematika 2.3.1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (KTSP, 2006).

James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.Jadi, matematika adalah ilmu tentang logika yang universal yang berhubungan satu dengan yang lainnya mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia.

2.3.2. Tujuan Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (KTSP, 2006):

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.


(44)

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.3.3. Ruang lingkup Matematika

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut (KTSP, 2006):

Tabel 2.1

Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

1.3 Melakukan operasi perkalian

1.4. Melakukan operasi hitung campuran.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil standar kompetensi 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. Dalam standar kompetensi ini terdapat empat kompetensi dasar namun peneliti hanya mengambil dua kompetensi dasar yaitu; 1.3 Melakukan operasi perkalian dan 1.4. Melakukan operasi hitung campuran.


(45)

2.4. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Pada bagian ini akan di uraikan penelitian-penelitian yang relevan dengan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar. penelitian yang pertama ditulis oleh Damayanti

Dewi dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi

Perkalian Dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun

Ajaran 2009-2010”. Penelitian mengukur peningkatan keterampilan peserta didik dalam perkalian dengan pendekayan Contextual Teaching and Learning. Penelitian ini belum terintegrasi dengan ragan bimbingan.

Penelitian relevan yang kedua ditulis oleh Yetik Mayasari dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Operasi Hitung Bilangan Bulat Khususnya Pengurangan dengan Metode Demonstrasi menggunakan Media Garis Bilangan pada Pembelajaran kelas IV SD Negeri Sumberbening 5 Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini mengukur tingkat kemampuan pesereta didik menyelesaikan operasi hitung dengan metode demonstrasi. Penelitian ini juga belum mengintegrasikan perangkat pembelajaran dengan ragam bimbingan. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengembangkan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan.


(46)

2.5. KERANGKA BERPIKIR

Guru memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing peserta didik dengan baik. Guru tidak hanya mengajarkan pelajaran tetapi juga memberikan layanan bimbingan pribadi, sosial maupun belajar kepada peserta didik. Dua tugas mendidik dan membimbing tersebut digunakan untuk membantu peserta didik untuk mencapai tugas perkembangan.

Pelajaran yang diajarkan oleh guru termasuk Matematika mengandung nilai-nilai bimbingan sehingga dapat membantu peserta didik memahami pelajaran dan mencapai tugas perkembangan pribadi dan belajar. Nilai-nilai yang terkandung dalam matematika antara lain ketelitian, konsentrasi dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, melalui matematika peserta didik dapat berkembang aspek pribadinya yaitu memecahkan masalah dan berkembang aspek belajarnya dalam hal kemampuan memahami konsep.

Hubungan kebutuhan guru dengan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan. 2.1

Alur Kerangka Berpikir Guru

Perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan

belajar

Guru membutuhkan perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan untuk membantu tugas


(47)

Bagan di atas menjelaskan tentang alur kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran yang diintegrasikan dengan ragam bimbingan sehingga dapat membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Konsep pengintegrasian dimulai dengan mengkaji kurikulum Matematika kelas IV semester 2 kemudian menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dikaji maka akan menemukan materi ajar yang sesuai. Materi ajar tersebut adalah bangun datar dan bangun ruang sederhana.

Setelah menentukan materi ajar, selanjutnya adalah menentukan indikator. Indikator tersebut digabungkan dengan indikator bimbingan. Indikator bimbingan didapat dari esensi bimbingan pribadi dan belajar. Esensi bimbingan diperoleh dari permasalahn peserta didik yang didapat dari hasil analisis kebutuhan peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Peserta didik tersebut mengalami permasalahan tidak teliti saat mengerjakan Matematika dan tidak tekun belajar.

Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahap yakni, eksplorasi (menggali pengetahuan awal), elaborasi dan konfirmasi. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan ini berisi: konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan materi ajar.

Penilaian dari model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi bimbingan ini dilakukan oleh ahli mata pelajaran, ahli bimbingan konseling (BK) dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran. Model perangkat pembelajaran


(48)

matematika yang terintegrasi dengan bimbingan ini diharapkan dapat digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENGEMBANGAN

Bab ini dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metode pengembangan meliputi: (1) jenis penelitian; (2) model pengembangan; (3) desain pengembangan; (4) prosedur pengembangan; (5) subyek penelitian; (6) jenis data; (7) instrumen pengumpulan data dan; (8) teknik analisis data.

3.1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan. Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (Nugraha, 2011: 1) merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada aktivitas mengembangkan/menghasilkan produk dan memvalidasi produk tersebut melalui langkah-langkah sistematis. Sugiyono (2010: 407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Hal senada juga diungkapkan Setyosari (2010: 194) mengungkapkan penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan atau Research and Development adalah merupakan penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan mengujikan produk dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis.


(50)

3.2. MODEL PENGEMBANGAN

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural. Model prosedural adalah model deskriptif yang menggambarkan alur yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran tertentu. Model prosedural biasanya berupa urutan langkah-langkah, yang diikuti secara bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Penelitian ini menggunakan model prosedural diadaptasi dari model Dick dan Carey.

Berikut langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh Dick & Carey (Setyosari, 2010: 201) yang akan dijabarkan pada bagan di bawah ini:

Bagan. 3.1 Model Dick & Carey 1. Analisis

kebutuhan dan identifikasi tujuan umum

3. Menganalisis pebelajar dan konteks

2. Melakukan analisis pembelajaran 4. Merumuskan tujuan khusus 5. Mengembang kan instrument assesment 6. Mengembang kan strategi pembelajaran 7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran 8. merancang dan melakukan evaluasi 9. Revisi 10. Merancang dan melakukan evaluasievaluasi formatif


(51)

Keterangan:

1. Analisi kebutuhan

Langkah ini untuk menentukan tujuan model perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

2. Analisis pembelajaran

Analisis pembelajaran meliputi: keterampilan, proses, prosedur dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis pebelajar dan konteks

Menganalisis kemampuan sikap, karakteristik awal pebelajar, karakteristik pembelajaran awal dan dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan.

4. Tujuan umum dan khusus

Menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan operasional yang lebih spesifik. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes.

5. Mengembangkan instrument

Mengembangkan instrument assessment dengam mengacu 4 tahap 6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Mengembangkan strategi pembelajaran secara spesifik untuk membantu pebelajar untuk tujuan khusus.


(52)

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang dapat berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar dan media lain yang dirancang untuk mendukung penerapan tujuan.

8. Merancang dan melakukan evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur dan program yang dikembangkan.

9. Melakukan revisi

Revisi dilakukan terhadap proses, prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10.Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektifitas program secara keseluruhandibandingkan dengan program lain.

3.3. DESAIN PENGEMBANGAN

Pengembangan dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan bimbingan belajar. Pengembangan pada penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran Matematika yang berisi konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.


(53)

3.4. PROSEDUR PENGEMBANGAN

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang diadaptasi dari model Dick dan Carey (Setyosari, 2010: 201) dengan beberapa modifikasi. Berikut merupakan modifikasi prosedur pengembangan penelitian ini:

:

TAHAP PENILAIAN AHLI

Bagan 3.2 Modifikasi Prosedur Pengembangan Perangkat Matematika Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar

TAHAP AWAL PENELITIAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV 1. penetapan

subbyek penelitian

2. Analisis kebutuhan

3. Mengidentifikasi Standar Kompetensi

4. Menganalisis Kompetensi dasar

5. menganalisis nilai bimbingan

6. merumuskan indikator

TAHAP PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN

7. Mengembangkan Asessment

8. Mengembangkan strategi pembelajaran

9. Mengembangkan materi pelajaran


(54)

Keterangan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar:

a. Tahap Awal Penelitian 1. Penetapan subjek

Penelitian ini akan berfokus pada guru Matematika dan peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan, Bantul tahun pelajaran 2011/2012.

2. Analisis kebutuhan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup:

a. Melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Jomegatan mengenai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru untuk membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya.

b. Melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Jomegatan saat proses pembelajaran mata pelajaran Matematika berlangsung. Data ini digunakan untuk memperkuat hasil wawancara dengan wali kelas IV. c. Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) di kelas IV SD Kanisius

Jomegatan untuk mempertegas ragam bimbingan apa yang dibutuhkan peserta didik.

3. Mengidentifikasi standar kompetensi yang akan diajarkan oleh guru sesuai dengan jadwal penelitian.

4. Menganalisis kompetensi dasar yang akan diajarkan.

5. Menganalisis bimbingan yang dibutuhkan peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Nilai bimbingan diperoleh berdasarkan hasil alat ungkap kebutuhan.


(55)

6. Merumuskan Indikator

Indikator dirumuskan mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Merumuskan tujuan dengan cara menggabungkan indikator pembelajaran dengan indikator bimbingan.

b. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Menyusun assessment

2. Merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan.

3. Mengembangkan materi pelajaran yang disesuaikan dengan indikator bimbingan.

c. Tahap Penilaian Ahli

1. Penilaian oleh Ahli Mata Pelajaran

Penilaian ahli mata pelajaran dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penilaian dan komentar yang diberikan ahli mata pelajaran pada penilaian pertama dijadikan acuan untuk penilaian kedua.

2. Penilaian oleh Ahli Bimbingan Konseling

Penilaian ahli mata pelajaran dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penilaian dan komentar yang diberikan ahli mata pelajaran pada penilaian pertama dijadikan acuan untuk penilaian kedua.

3. Penilaian oleh Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Penilaian ahli pengembangan perangkat pembelajaran digunakan untuk memperkuat penilaian dari ahli mata pelajaran dan ahli bimbingan konseling.


(56)

3.5. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian pengembangan ini adalah 1 (satu) guru mata pelajaran Matematika dan 31 (tiga puluh satu) peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

3.6. JENIS DATA

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil wawancara, observasi, serta komentar dari penilaian ahli bidang studi Matematika, ahli BK, dan ahli pengembangan. Data kuantitatif diperoleh dari hasil alat ungkap kebutuhan dan hasil penilaian para ahli.

3.7. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan angket kuesioner. Instrumen yang berupa wawancara terdiri atas wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV, observasi dilakukan ketika proses pembelajaran Matematika, dan AUK disebarkan untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi.

1.7.1. Pedoman Wawancara

Kegiatan wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran perangkat pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan guru agar dapat membantu peserta


(57)

didik mencapai tugas perkembangannya. Daftar pertanyaan pedoman wawancara sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara wali kelas IV

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

2 Apakah ibu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik?

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan dapat menghambat perkembangan mereka?

4 Perilaku tersebut nampak pada saat ibu melakukan KBM mata pelajaran apa? 5 Apakah ibu pernah meyusun perangkat

pembelajaran yang berisi ragam bimbingan? 6 Seperti apa perangkat pembelajaran yang ibu

perlukan?

1.7.2. Pedoman Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Kanisius Jomegatan berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk memperkuat data wawancara. Daftar indikator aspek yang diamati saat observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No Pernyataan Keterangan

1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias

2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

3 Peserta didik datang tepat waktu

4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru

5 Peserta didik tidak melamun di dalam kelas 6 Peserta didik bersedia bertanya ketika

penjelasan guru kurang jelas


(58)

dengan cermat

8 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan

9 Peserta didik tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar

10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru

1.7.3. Pedoman AUK (Alat Ungkap Kebutuhan)

Alat ungkap kebutuhan merupakan alat untuk mencari permasalahan yang dialami oleh peserta didik. AUK memuat 15 pernyataan yang berkaitan dengan ragam bimbingan, baik bimbingan pribadi, sosial maupun belajar. Melalui AUK peneliti dapat mencari tahu pada ragam bimbingan apa yang dibutuhkan peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Daftar pernyataan yang termuat dalam AUK secara garis besar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pedoman AUK

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Saya senang belajar matematika

2. Saya mengerjakan tugas matematika dengan tepat waktu

3. Saya mengulang pembelajaran matematika di rumah 4. Saya bersemangat mengerjakan soal matematika 5. Saya tidak putus asa saat mengerjakan matematika 6. Saya teliti saat mengerjakan soal – soal matematika 7. Saya dapat bekerja sama secara kelompok saat

mengerjakan tugas matematika

8. Saya mau membantu teman yang kesulitan mengerjakan soal matematika

9. Matematika membantu saya memecahkan masalah dengan lebih mudah

10. Matematika membantu saya memiliki cara berpikir yang runtut

11. Matematika membantu saya dalam penggunaan lambang bilangan romawi dalam kehidupan sehari - hari


(59)

masalah yang berkaitan dengan waktu dalam kehidupan sehari – hari

13. Saya mau bertanya kepada guru jika saya kurang mengerti tentang materi matematika yang sedang diajarkan.

14. Saya dapat mengumpulkan tugas matematika dengan tepat waktu

15. Matematika membantu saya untuk belajar dengan baik

supaya dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang

3.8.TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu menggunakan skala dikotomi dan skala likert. Skala dikotomi merupakan penghitungan untuk kuesioner tertutup yang memiliki jawaban terbatas yaitu ya dan tidak. “ya” mempunyai skor 0, dan “tidak” mempunyai skor 1. Skala likert digunakan dalam instrumen validasi untuk mengukur kelayakan model perangkat pembelajaran pada rentang skor 1-5, dengan demikian tipe data yang digunakan tipe interval. Kedua cara analisis data di atas pada akhirnya akan dideskripsikan, dengan kata lain akan menjadi satu data yaitu data analisis deskriptif.

Persentase penilaian model perangkat pembelajaran oleh ahli mata pelajaran Matematika, ahli Bimbingan Konseling dan ahli pengembangan akan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh x100% Jumlah peserta didik


(60)

Persentase penilaian model perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh ahli mata pelajaran Matematika, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran. Langkah yang dilakukan peneliti setelah mendapat persentase skor penilaian adalah mencari interval yang sesuai untuk menentukan tingkat kelayakan model perangkat pembelajaran. Tingkat kelayakan inilah yang dijadikan dasar perlu ada tidaknya revisi perangkat pembelajaran. Berikut ini kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan perlu adanya revisi:

Tabel 3.4

Kriteria Revisi Perangkat pembelajaran Pengembangan

Interval Tingkat Pencapaian Nilai Kualifikasi

90-100% 5 Baik Sekali. Tidak perlu dilakukan revisi.

80-89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi.

65-79% 3

Cukup Baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan revisi. Pertimbangan didasarkan beberapa hal, yaitu:

a) Ahli mata pelajaran

b) Ahli Bimbingan Konseling (BK) c) Ahli pengembangan perangkat

pembelajaran

55-64% 2

Kurang Baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.

< 35% 1

Sangat Kurang. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi dan melakukan pengkajian ulang perangkat pembelajaran.

(Arikunto via Pardiyono, 2010: 61)

Langkah berikutnya peneliti menentukan kriteria kelayakan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan


(61)

pribadi dan belajar. Kriteria tersebut mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Masidjo (1995: 53) menerangkan bahwa penilaian acuan patokan (PAP) I memiliki sifat penilaian dengan standar tinggi dan bersifat absolut. Tabel Kriteria kelayakan perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar akan diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I (Masidjo, 1995: 153), sebagai berikut:

Tabel 3.5

Penilaian Acuan Patokan (PAP) I

Tingkat Penguasaan kompetensi Rentang Nilai Keterangan

90-100% 87-100 Sangat layak

80-89% 74-87 Layak

65-79% 61-74 Cukup layak

55-64% 48-61 Kurang layak


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan: (1) hasil penelitian dan; (2) pembahasan.

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.2. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan analisis kebutuhan berdasarkan wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner alat ungkap kebutuhan (AUK) yang disebar di kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Analisis kebutuhan akan dijabarkan sebagai berikut:.

Bagan 4.1

Alur Hasil Analisis Kebutuhan

4.1.1.1.Wawancara

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas IV pada tanggal 11 Januari 2012. Wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran model perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru dan melihat perilaku peserta

ANALISIS KEBUTUHAN

Alat Ungkap Kebutuhan (Kuesioner) Wawancara dengan

wali kelas IV


(63)

didik kelas IV yang menghambat tugas perkembanganya. Hasil wawancara sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Wawancara Wali Kelas IV

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

Tidak ada guru bimbingan konseling di sekolah ini.

2 Apakah ibu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik?

Kadang-kadang

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan dapat menghambat perkembangan mereka?

Perilaku seperti kurang konsentrasi, banyak bicara saat di kelas, malas belajar, lupa mengerjakan PR, tidak bisa mengerjakan tugas karena tidak memperhatikan petunjuk soal dengan baik dan sering terlambat.

4 Perilaku tersebut nampak pada saat ibu melakukan KBM mata pelajaran apa?

Perilaku yang menghambat tugas perkembangan peserta didik sering muncul pada saat KBM mapel Matematika

5 Apakah ibu pernah menyusun perangkat pembelajaran yang berisi ragam bimbingan?

Belum pernah

6 Seperti apa perangkat pembelajaran yang ibu perlukan?

Perangkat pembelajaran yang baik menarik dan terintegrasi dengan ragam bimbingan untuk membantu mengurangi perilaku yang menghambat tugas perkembangan peserta didik.


(64)

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru SD membutuhkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Peneliti kemudian melakukan observasi untuk melengkapi hasil wawancara.

4.1.1.2. Hasil Observasi

Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Observasi dilakukan pada tanggal. 12 Januari 2012 ketika proses pembelajaran Matematika berlangsung. Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti:

Tabel 4.2 Hasil Observasi

No Pernyataan Keterangan

1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias

6 peserta didik terlihat tidak antusias saat pelajaran matematika.

2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

5 peserta didik terlihat mengeluh saat diberi tugas oleh guru.

3 Peserta didik datang tepat waktu Sebagian besar peserta didik datang tepat waktu. 2 peserta didik datang terlambat.

4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang

disampaikan oleh guru

18 peserta didik tidak membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Semua peserta didik membuat catatan materi yang disampaikan 5 Peserta didik tidak melamun di

dalam kelas

5 peserta didik terlihat melamun di dalam kelas.


(65)

ketika penjelasan guru kurang jelas

kepada guru.

7 Peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat, menyimak penjelasan guru dengan cermat

19 peserta didik tidak menjawab pertanyaan guru dengan tepat karena tidak membaca petunjuk soal dengan baik.

8 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan

Semua peserta didik mau membantu teman yang mengalami kesulitan 9 Peserta didik tidak mengobrol

atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar

Semua peserta didik tidak

mengobrol atau mengganggu teman lain.

10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru

Semua peserta didik mau bekerja sama dalam kelompok.

Hasil observasi menunjukan bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada item peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat, hal ini dibuktikan dengan adanya 19 peserta didik yang tidak menjawab pertanyaan guru pada pelajran matematika. Permasalahan yang dialami peserta didik tersebut berhubungan dengan ketelitian. Hasil frekuensi tertinggi selanjutnya terdapat pada item peserta didik tidak membuat catatan, hal ini dibuktikan dengan adanya 18 peserta didik yang tidak membuat catatan matematika. Permasalahan yang dialami peserta didik tersebut berhubungan dengan ketekunan.

4.1.1.3. Hasil Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) Peserta Didik

Peneliti menyebarkan AUK (Alat Ungkap Kebutuhan) pada tanggal 14 Januari 2012. Penyebaran AUK bertujuan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik. AUK berisi 15 pernyataan dengan 5 pernyataan yang berkaitan dengan


(66)

bimbingan pribadi, 5 pernyataan berkaitan dengan bimbingan belajar dan 5 pernyataan dengan bimbingan sosial. Berikut ini adalah hasil AUK:

Tabel 4.3

Hasil Penyebaran AUK

No. Pernyataan Frekuensi Prosentase

Ragam bimbingan Pribadi

1. Saya bersemangat mengerjakan soal matematika

3 9,68%

2. Saya tidak putus asa saat mengerjakan matematika

6 19,35%

3. Saya teliti saat mengerjakan soal – soal matematika

14 45,16%

4.

Matematika membantu saya

memecahkan masalah dengan lebih mudah

5 16,13%

5. Matematika membantu saya memiliki cara berpikir yang runtut

5 16,13%

Ragam Bimbingan Sosial

6.

Saya dapat bekerja sama secara kelompok saat mengerjakan tugas matematika

6 19,35%

7. Saya mau membantu teman yang kesulitan mengerjakan soal matematika

6 19,35%

8.

Matematika membantu saya dalam penggunaan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan sehari - hari

8 25,81%

9.

Matematika membantu saya untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan waktu dalam kehidupan sehari-hari

6 16,35%

10.

Saya mau bertanya kepada guru jika saya kurang mengerti tentang materi matematika yang sedang diajarkan.

7 22,58%

Ragam Bimbingan Belajar

11. Saya senang belajar matematika 9 29,03%

12 Saya mengerjakan tugas matematika dengan tepat waktu

9 29,03%

13. Saya mengulang pembelajaran

matematika di rumah

12 38,71%

14. Saya dapat mengumpulkan tugas matematika dengan tepat waktu

8 25,81%

15.

Matematika membantu saya untuk belajar dengan baik supaya dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang


(67)

Berdasarkan hasil penyebaran AUK menunjukan bahwa persentase tertinggi sebesar 45,19% peserta didik tidak teliti saat mengerjakan soal-soal matematika. Permasalahan yang dialami peserta didik tersebut berkaitan dengan tugas perkembangan pribadi aspek ketelitian. Hasil persentase selanjutnya sebesar 38,71% peserta didik tidak mengulang kembali pelajaran matematika di rumah. Permasalahan yang dialami peserta didik tersebut berkaitan dengan tugas perkembangan belajar aspek ketekunan.

Tabel di atas dapat terlihat persentase tertinggi yaitu peserta didik mengalami masalah pribadi dan belajar baik dalam mata pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil AUK dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas IV di SD Kanisius Jomegatan membutuhkan bimbingan pribadi dan bimbingan belajar.

Hasil wawancara, observasi, dan AUK semakin memperjelas peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan membutuhkan layanan ragam bimbingan yang berkaitan dengan bimbingan pribadi dan belajar pada mata pelajaran Matematika. Peneliti dalam penelitian ini akan berfokus pada model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

4.1.2. Hasil Penilaian Ahli

Model pengembangan perangkat pembelajaran dinilai oleh 3 ahli yaitu ahli bidang studi, ahli BK dan ahli pengembangan. Berikut deskripsi para ahlisebagai berikut:


(68)

Tabel 4.4 Deskripsi Para Ahli

No Ahli Jabatan Pengalaman Tugas penilaian Jenis Validas

i

Pelaksanaan Validasi

1 Praktisi Matematika di SD Guru kelas, guru Matematika kelas IV-VI SD Kanisius Jomegatan Mengajar Matematika lebih dari 10 tahun

Menilai keefektifan model perangkat pembelajaran

Isi 3 Mei 2012

dan 31 Mei 2012

2 Ahli

Matematika Dosen Matematika Universitas Sanata Dharma Mengajar matematika selama 5 tahun

Menilai isi model perangkat pembelajaran

Isi 29 Mei 2012

dan 19 Juni 2012

3 Praktisi SD yang memiliki latar belakang BK Guru kelas SD Kanisius Sorowajan Mengajar selama lebih dari 10 tahun

Menilai keefektifan kegiatan bimbingan

Isi 12 Mei 2012

dan 12 Juni 2012

4 Ahli BK Dosen

program studi BK Universitas Sanata Dharma Mengajar BK selama 2 tahun

Menilai isi model perangkat pembelajaran

Isi 12 Mei 2012

dan 15 Juni

5 Praktisi pengembanga n

Dosen Melakukan

penelitian

pengembangan dan memberikan seminar penelitian pengambangan lebih dari 10 tahun

Melakukan penilaian terhadap langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran

Isi 14 Juni 2012

4.1.2.1.Hasil Penilaian Ahli terhadap Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi

Penilaian model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi bimbingan pibadi dinilai oleh 3 ahli yaitu ahli bidang studi, ahli BK dan ahli pengembangan. Ahli pengembangan hanya menilai salah satu model pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan, yaitu model pengembangan perangkat pembelajaran terintegrasi bimbingan pribadi.


(1)

R. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Keterangan Waktu

4. Kegiatan awal - Berdoa, salam, absen - Memotivasi peserta

didik untuk mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari

- Tanya jawab tentang materi yang lalu

5 menit

5. Kegiatan inti Eksplorasi

- Peserta didik dibagi lembaran yang berisi soal dan tabel bilangan. - Peserta didik diminta mengerjakan soal tersebut dengan benar

dan mencari

jawabannya dalam tabel bilangan dengan tekun.

Elaborasi

- Peserta didik

mempresentasikan hasil pekerjaannya - Guru menjelaskan

tentang operasi hitung

campuran dan

memberikan contoh. Kemudian guru membagikan LKS untuk dikerjakan. - Peserta didik diminta

menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis sesuai nomor yang dtunjukkan.

Konfirmasi

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

10 menit

5 menit

15 menit

10 menit


(2)

peserta didik

Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan

6. Kegiatan akhir - Peserta didik mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu

- Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari - Refleksi

f10 menit

5 menit

S. Penilaian - Tes tertulis

T. Sumber Belajar

Buku

- Sunardi, dkk. 2008. Ayo Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Media

- Kertas bergambar congklak, sedotan kecil

Bantul, 2 Mei 2012 Praktikan


(3)

Materi ajar

Matematika

Kelas IV


(4)

Ulangi lagi dirumah pelajaran hari ini.. supaya kamu jadi anak pintar 

Jika hanya ada penjumlahan dan pengurangan, maka yang dikerjakan yang depan dahulu:

Jika hanya ada perkalian dan pembagian, maka yang dikerjakan yang depan dahulu:

Rajin pangkal pandai

Jika melibatkan perkalian, pembagian, penjumlahan dan

pengurangan, yang dikerjakan yang perkalian atau pembagian mulai dari depan:


(5)

48 53 23 45 68 12 89 77 94 31

63 76 57 34 15 60 36 70 15 61

16 62 98 13 96 29 50 64 37 30

93 22 49 51 76 59 19 5 91 6

7 75 59 14 1 10 58 28 35 38

39 52 90 18 74 40 54 4 45 17

74 92 8 55 3 2 32 12 41 58

9 46 24 94 55 11 72 25 71 27

16 56 57 33 73 56 34 57 43 88

17 47 10 44 20 42 21 26 31 90

Lembar Kerja Siswa: 1. Hitunglah soal-soal dibawah ini dengan penuh konsentrasi! 2. Carilah hasil/jawabanmu pada tabel angka yang sudah tersedia!

3. Berilah masing-masing tanda yang berbeda pada setiap jawaban yang kamu temukan. Latihan soal

1. 20 : 5 + 12 = … 2. 4 x 5 + 4 –10 = … 3. 3 + 20 : 5 x 3 = … 4. 20 –3 x 3 + 22 = …


(6)

Kerjakan soal cerita di bawah ini dengan benar!

1. Ayah gemar berternak ayam. Ia telah memiliki 4 kandang yang berisi masing-masing kandang sebanyak 45 ekor ayam. Beberapa hari kemudian ayam-ayam ayah terserang viru dan mati sebanyak 145 ekor. Berapa ekor sisa ayam ayah?

2. Ibu membeli 3 kantong jeruk. Tiap kantong berisi 20 buah jeruk. Jeruk tersebut diberikan kepada ibu-ibu arisan sebanyak 45 buah jeruk. Sisa jeruk tersebut dibagikan kepada 5 anggota keluarganya sama banyak. Berapa buah jeruk yang diterma tiap anggota keluarga?

3. Andi memiliki 75 kelereng. Saat bermain ia kalah dan harus memberikan kelerengnya kepada Tono sebanyak 25 butir kelereng. Sisa kelereng tersebut dimasukkan ke dalam 5 plastik sama banyak. Berapa kelereng dalam tiap plastik?

4. Suatu hari paman pergi ke kebun untuk memanen kelapa. Pohon yang akan dipanen sebanyak 5 pohon. Tiap pohon kelapa yang dipanen sebanyak 15 butir. Hasil panen paman berhasil terjual sebanyak 50 butir kelapa. Sisanya 5 butir ia simpan dirumah dan yang lain ia bagikan kepada 5 tetangganya sama banyak. Berapa butir kelapa yang diterima tiap tetangga paman?

5. Anti memiliki 10 permen. Ia kemudian dibelikan oleh ibu sebanyak 20 permen. Kemudian permen tersebut ia bagi dengan kedua adiknya sama banyak. Berapa permen yang dimiliki anti?


Dokumen yang terkait

Model pengembangan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV A SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 147

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 3 BANTUL.

2 4 313

Model pengembangan perangkat pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta - USD Repository

0 0 155

Model pengembangan perangkat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta - USD Repository

0 2 167

Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul - USD Repository

0 0 122

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPS TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B4 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

0 0 153

Model pengembangan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV A SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository

0 0 145

Model pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository

0 0 155

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS V B SDN TEGALREJO II YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 156

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B1 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

0 2 156