Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

  KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Di susun Oleh: Antonius Anton

  NIM: 021114028

  PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILM U PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  

KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT

SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Di susun Oleh: Antonius Anton

  NIM: 021114028

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILM U PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

MOTO

Cahaya terang kekalahan

“Tidak sedikit manusia yang di bawah ketempat hidup yang

mengaggumkan yang bernama rendah hati justru karena kalah berulang-ulang

Kesempurnaan juga sama tidak ada satu pun kesempurnaan yang tidak

melalui salah, gagal, kalah, salah, gagal, kalah, dan kalah

dan bahkan sekali lagi kalah”

  

(Gede Prama)

  

PERSEMBAHAN

  Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

  • Tuhan Yesus Kristus “My Lord & My Spirit” buat cinta dan kasihnya yang indah yang selalu bersamaku dan mendampingiku. Semua karena rencana Mu…….!!
  • Kedua orang tuaku bapak RIZERIUS ENGGE dan mama ANDRIANA

  RIMIATI yang selalu mencurahkan kasih dan cintanya, tiada henti membimbing dan mendukung serta memberi yang terbaik bagiku.

  • Adik-adikku Yulius Beni, Margareta Triyanti, Kristinus, Elisabet Kurniati, yang selalu memberikan kasih saya ng untukku “I Love You”.
  • Kekasihku Winggiana Surya Menanda yang selalu memberikan sayangnya dan kasihnya dan selalu mendukung dan mendampingiku.
  • Sahabat, saudara, teman-temanku yang selalu memberikan dorongan dan dukungan dan berbagi pengalaman denganku.
  • Almamaterku tempat aku belajar & menuju keutuhan diri.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  ABSTRAK

KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT

SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

  

TAHUN AJARAN 2007/2008

Antonius Anton Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Penelitian ini termasuk deskriptif dengan menggunakan metode survei.

  Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa laki- laki dan siswa perempuan kelas II SMA BOPKRI Yogyakarta yang berjumlah 106 siswa (putra = 46 dan putri = 60).

  Masalah penelitian adalah (1) Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi para siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008? (2) Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi para siswa putri kelas II SMA BOPKRI

  2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008? (3) Adakah perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008?

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling pribadi dengan jumlah pernyataan sebanyak 85 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan mengenai semua unsur dari kegunaan bimbingan dan konseling pribadi.

  Hasil penelitian adalah (1) Jumlah para siswa putra yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi rendah. (2) Jumlah para siswa putri yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi tinggi sama banyak dengan jumlah rendah. (3) Tidak ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

  

ABSTRACT

THE BENEFIT OF PERSONAL GUIDANCE AND COUNSELING

ACCORDING TO MALE AND FEMALE STUDENTS OF THE SECOND

GRADE AT BOPKRI 2 SENIOR HIGH SCHOOL, YOGYAKARTA IN

THE EDUCATION YEARS OF 2007/2008

  

Antonius Anton

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  This research was included descriptive by using the method of survey. The population of it was a limited population, namely the entire of male and female students of the second grade at BOPKRI 2 Senior High School, Yo gyakarta: 106 students (male= 46 and female = 60).

  The problem of research were (1) What was the level of benefit in activity of personal guidance and counseling for male students of the second grade at BOPKRI 2 Senior High School, Yogyakarta in the education years of 2007/2008? (2) What was the level of benefit in activity of personal guidance and counseling for female students there in the education years of 2007/2008? (3) What was a significan difference of the benefit level in activity of personal guidance and counseling between them?

  The instrument used in this research was a beneficial questionnaire in personal guidance and counseling with 85 items in numbers of statement. It was arranged based on the problem, variable of research, theoretical exploration and covering all substances from the benefit of personal guidance and counseling.

  The result of this research were (1) Numbers of male students who felt the benefit in the high personal guidance and counseling was more than the low, (2) Numbers of female students who felt the benefit in the high personal guidance and counseling was same with the low, (3) There was no significant difference of benefit in personal guidance and counseling between them.

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Antonius Anton Nomor Mahasiswa : 021114028

  Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT

SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara akademis, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Juni 2008

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripksi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperole h gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian skripsi ini.

  2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin melakukan penelitian ini.

  3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Penguji yang memberikan masukan, petunjuk sehingga penyelesaian skripsi ini.

  4. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang penuh keterbukaan menerima penulis untuk melakukan penelitian.

  5. BAPEDA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Perijinan Pemerintah Kota Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

  6. Bapak Drs. Edi Sutrisna. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, yang telah memberikan jadwal bimbingan pengumpulan data.

  7. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah menyertai dan penuh mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

  8. Orangtuaku tercinta bapak Rizerius Engge dan Ibu Adriana Rimiati atas doa, dukungan, perhatian dan biaya yang telah diberikan kepada penulis serta adik-adikku Yulius Beni, Margaretha Triyanti, Kristinus,

  Elisabet Kurniati yang telah banyak memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.

  9. Pacarku tercinta Winggiana Surya Menanda atas semangat, doa, pikiran-pikiran dan perhatian yang diberikan kepada penulis.

  10. Teman-teman angkatan 2002. Kelas B (Ina, Paula, Nena, Nadia, Prinses, Serli, Dewi Ineke, Dewi, Nana, Eny, Eka, Tuti, Gerard, Veni, Sari, Sisil, Siska, Sr. Vero, Sr. Loren, Sr. Vederika, Petrus, Yunar, Ferdinandus, Br. Paul, Br. Edi, Yala) dan teman-teman shering (Ates, Ola, Bg. Yuli, Gun, Kar, Ivan, Gober, Gudi, Jhon, Surya, Cecep, Tenten) yang memberikan dorongan dan pikiran-pikirannya kepada penulis.

  11. Para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 atas kontribusinya dalam pengisian kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

  Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………… ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………... iii MOTTO……………………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………… vi ABSTRAK…………………………………………………………. vii ABSTRACT………………………………………………………... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… ix KATA PENGANTAR…………………………………………….... x DAFTAR ISI………………………………………………………... xii DAFTAR TABEL…………………………………………………... xv DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………... xvi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...

  1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah…………………………………………...

  2 C. Tujuan Penelitian…………………………………………….

  3 D. Manfaat Penelitian…………………………………………..

  3 E. Definisi Operasional…………………………………………

  3 F. Hipotesis Penelitian………………………………………….

  4 BAB II KAJIAN TEORITIS………………………………………..

  5 A. Progran Pendidikan Sekolah Menengah Atas……………….

  5 1. Kurikulum Sekolah Menengah Atas…………………….

  5 a. Pengertian……………………………………………

  5 b. Isi Kurikulum SMA…………………………………

  5 c. Struktur Kurikulum SMA…………………………...

  6

2. Bidang-Bidang Pengembangan diri Bimbingan dan Konseling……………………………………………….

  7 3.

  9 Bimbingan dan Konseling Pribadi……………………… a.

  9 Bimbingan Pribadi…………………………………..

  b.

  10 Konseling Pribadi…………………………………… 4.

  12 Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi a.

  12 Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Pribadi………….. 1). Bimbingan Klasikal……………………………..

  13 2). Perorangan………………………………………

  13 b. Pelaksanaan Kegiatan Konseling Pribadi…………...

  15 1). Kelompok………………………………………..

  16 2). Perorangan……………………………………….

  17 c. Bahan/Topik Layanan Bimbingan…………………..

  19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………...

  21 A.

  21 Jenis Penelitian……………………………………………… B.

  21 Alat Pengumpul Data………………………………………..

  1.

  21 Kuesioner………………………………………………..

  2.

  23 Skala dan Skor…………………………………………..

  3.

  23 Reliabilitas dan Validitas Kuesioner…………………… a.

  23 Reliabilitas………………………………………….

  b.

  23 Validitas…………………………………………….

  c.

  24 Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas……..

  C.

  25 Populasi Penelitian………………………………………….

  D.

  25 Pengumpul Data…………………………………………….

  1.

  25 Penelitian………………………………………………..

  E.

  26 Analisis Data………………………………………………..

  1.

  26 Mencari Koefisien Relibilitas dan Koefisien Validitas… 2.

  27 Mencari Mean…………………………………………..

  3.

  28 Chi-Kuadrat…………………………………………….. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………...

  29 A.

  29 Hasil Penelitian……………………………………………...

1. Manfaat kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi

  Menurut Siswa Putra Kelas II SMA BOPKRI 2 tahun ajaran 2007/2008……………………………………… 29 2. Manfaat kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi

  Menurut Sis wa Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 tahun ajaran 2007/2008……………………………………….

  30 3. Perbedaan Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi

  Antara Siswa Putra dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008…………………….

  31 B.

  33 Pembahasan Hasil Penelitian………………………………..

  BAB V PENUTUP………………………………………………….

  35 A.

  35 Kesimpulan………………………………………………….

  1.

  35 Masalah penelitian……………………………………… 2.

  35 Populasi penelitian……………………………………… 3.

  36 Hasil penelitian………………………………………….

  B.

  36 Saran………………………………………………………… 1.

  36 Program bimbingan pribadi……………………………..

  2.

  36 Program konseling pribadi……………………………… DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….

  37 LAMPIRAN………………………………………………………...

  39

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA Tabel 2. Penggolongan penggunaan bimbingan dan konseling pribadi berdasarkan penerimaan diri dan pemahaman diri.

  Tabel 3. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas

  II SMA BOPKRI 2 Yo gyakarta tahun ajaran 2007/2008 Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi Tabel 5. Rincian Populasi Penelitian Para Siswa Kelas II SMA BOPKRI 2

  Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 Tabel 6. Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 Tabel 7. Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 Tabel 8. Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Menurut Siswa Putra dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran

  2007/2008

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

  2. Skor item untuk perhitungan kuesioner reliabilitas dan validitas kuesioner.

  3. Hasil penelitian 4.

  Kategori dalam Rendah-Tinggi siswa putra dan siswa putri.

  5. Surat keterangan/izin dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA).

  6. Surat izin kepada Gubernur Cq. Ka. BAPEDA Prop. DIY.

  7. Surat izin dari Dinas Perizinan Pemerintah Kota Yogyakarta.

  8. Surat izin kepada Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 9.

  Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

  pendidikan dalam kegiatan pengajaran, kegiatan pelatihan, kegiatan pembimbingan demi perkembangan diri siswa. Kegiatan bimbingan di sekolah berfungsi membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, terhadap teman sebaya, maupun terhadap diri sendiri.

  Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru pembimbing bersama para siswa.

  Guru pembimbing adalah seorang tenaga yang profesiona l yang telah menempuh pendidikan khus us di perguruan tinggi. Winkel (1997:183), menegaskan bahwa: “Konselor sekolah adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan” .

  Pelayanan bimbingan mengenai perkembangan diri siswa yaitu bidang pribadi, bidang sosial, bidang akademik, dan bidang karier. Bidang bimbingan pribadi mengenai pemahaman diri, penerimaan diri dan tindakan terhadap diri. Bidang bimbingan sosial mengenai pemahaman siswa dan bertindak sesuai dengan lingkungan masyarakat. Bidang bimbingan akademik mengenai pemahaman akan tugas-tugas pendidikan siswa dan cara melaksanakannya. Bidang bimbingan karier mengenai pemahaman siswa akan dunia kerja dan jenis pendidikan yang sesuai dengan lapangan pekerjaan yang dipilih siswa.

  Pelayanan bimbingan dapat secara kelompok dan perorangan dilakukan guru pembimbing bersama siswa. Kegiatan bimbingan dan konseling pada umumnya dalam bentuk bimbingan kelas. Namun, dalam hal- hal yang dianggap pribadi ada kesempatan untuk bimbingan perorangan. Kegiatan bimbingan dan konseling pribadi sangat membantu siswa untuk menghadapi tugas-tugas dan untuk menyelesaikan masalah- masalah yang tak dapat diselesaikan sendiri. Timbul pertanya an sejauh mana siswa menerima manfaat dari kegiatan bimbingan dan konseling bagi dirinya? Jawaban yang obyektif mengenai ini dapat diperoleh melalui penelitian. Penelitian ini dipusatkan pada para siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

  Masalah pokok di atas dirinci menjadi: 1.

  Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi para siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008? 2. Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran

  2007/2008? 3. Adakah perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi menurut para siswa putra dan para putri serta perbedaan antara mereka di kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perkembangan program pelayanan bimbingan dan konseling pribadi.

  E. Definisi Operasional Variabel

  Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

  1. Kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi adalah manfaat yang dialami siswa dari kegiatan bimbingan dan konseling pribadi yang dilakukan, baik kelompok maupun perorangan mencakup perolehan informasi (pengetahuan), pengolahan informasi (pemahaman), pengambilan kesimpulan (pemecahan masalah), dan yang diukur dengan Kuesioner Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi serta ditunjuk oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Ada dua kategori kegunaan yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.

2. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa yaitu putra dan putri. Ada dua kategori yaitu kategori putra dan kategori putri.

F. Hipotesis Penelitian

  Ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Program Pendidikan Sekolah Menengah Atas

1. Kurikulum Sekolah Menengah Atas

  a. Pengertian

  Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan pelayanan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1; ayat 19;

  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

  Kurikulum sekolah adalah kegiatan guru dan siswa demi perkembangan diri siswa sesuai tiap jenjang pendidikan sekolah (Iskandar, 1988). Kurikulum adalah semua pengala man pendidikan yang dialami sis wa dalam bimbingan di sekolah (Winkel, 1997). Jadi, kurikulum adalah rencana dan pengaturan semua kegiatan guru dan siswa demi perkembangan diri siswa dalam mata pelajaran.

  b. Isi Kurikulum SMA

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37; ayat 1: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat;

  a. Pendidikan agama

  b. Pendidikan kewarganegaraan c. Bahasa

  d. Matematika

  e. Ilmu Pengetahuan Alam

  f. Ilmu Pengetahuan Sosial

  g. Seni dan budaya

  h. Pendidikan jasmani dan olahraga i. Keterampilan/kejurusan j. Muatan lokal

  Siswa melakukan kegiatan pendidikan untuk perkembangan dirinya, siswa bertanggung jawab atas dirinya sendiri karena itu ia perlu kebebasan yang sesuai dengan dirinya, ia perlu mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan orang dewasa, ia perlu memantapkan diri dalam memainkan peranan sebagai pria dan wanita, dan ia perlu merencanakan masa depannya dalam bidang studi dan pekerjaan (Winkel, 1991:151).

c. Struktur Kurikulum SMA

  Kurikulum SMA melalui subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan sela ma tiga tahun mulai kelas I sampai kelas III. Struktur kurikulum SMA disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar mata pelajaran. Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelas I merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan kelas II dan III merupakan program penjurusan yang terdiri atas tiga program (1) Program Ilmu Pengatahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa.

  Tabel 1. Struktur kurikulum SMA:

  2

  1

  11. Ekonomi

  2

  2

  12. Sosiologi

  2

  2

  13. Seni Budaya

  2

  2

  14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

  2

  10. Geografi

  15. Teknologi Informasi dan Komunikasi

  2

  2

  16. Keteranpilan/Bahasa Asing

  2

  2 B. Muatan Lokal

  2

  2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah

  38

  38

  Kegiatan pengembangan diri siswa difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga pendidik yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri siswa dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan perkembangan karir siswa. Kegiatan konseling didahului kegiatan bimbingan.

  Ada bidang-bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, bidang sosial, bidang akademik, bidang karir. Bidang bimbingan pribadi

  1

  1

  Alokasi Waktu Komponen Semester 1 Semester 2 A.

  4

  Mata pelajaran

  1. Pendidikan Agama

  2

  2

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  2

  3. Bahasa Indonesia

  4

  4

  4. Bahasa Inggris

  4

  5. Matematika

  1

  4

  4

  6. Fisika

  2

  2

  7. Biologi

  2

  2

  8. Kimia

  2

  2

  9. Sejarah

2. Bidang-Bidang Pengembangan diri Bimbingan dan Konseling

  mengenai pemahaman diri, penerimaan, dan tindakan terhadap diri. Bidang bimbingan sosial mengenai pemahaman siswa dan bertindak sesuai dengan lingkungan masyarakat. Bidang bimbingan akademik mengenai pemahaman akan tugas-tugas pendidikan siswa dan cara melaksanakannya. Bidang bimbingan karir mengenai pemahaman siswa akan dunia kerja dan jenis pendidikan yang sesuai dengan lapangan pekerjaan yang dipilih siswa.

  Menurut Djumhur dan M. Surya (1975:28): Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus- menerus, sistematis kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, kemampuan untuk menerima dirinya sendiri, kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri, sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam menyesuaian dirinya terhadap lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Proses bimbingan dilakukan guru pembimbing bersama siswa agar siswa dapat menyelesaikan masalah- masalah dalam hidupnya sehingga siswa mendapat kebahagiaan dan diterima di dalam lingkungan yang berkaitan dengan dirinya. Proses bimbingan berkelanjutan yang secara sistematis, sengaja, terencana, continu terarah kepada tercapainya tujuan dan penyesuaian diri. Bimbingan dilakukan untuk menolong mengarahkan individu kearah suatu tujuan yang sesuai dengan potensinya.

3. Bimbingan dan Konseling Pribadi

a. Bimbingan Pribadi

  Siswa memusatkan perhatiannya pada keadaan dirinya dan kebutuhannya. Siswa melakukan kegiatan bimbingan untuk meningkatkan pemahaman diri. Menurut Nelson:

  Guidance focuses especially upon the individual as a self, his self-understanding and his understanding of others in relation to himself (Nelson, 1972:7). Siswa dapat memahami dirinya sendiri dan mengenal orang lain yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Bimbingan berfokus kepada diri siswa agar siswa dapat memahami dirinya sendiri yang sesuai dengan kemampuannya. Siswa dibimbing oleh guru pembimbing agar ia dapat memahami diri dan dapat menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapai dan berani mengambil keputusan sendiri demi perkembangannya dan cita-citanya.

  Menurut Rachman, 1997, proses bimbingan adalah: Proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 1997:67). Proses bimbingan melibatkan guru pembimbing dan siswa, yang dilakukan bersama-sama untuk dapat mengatasi masalah- masalah yang dialami siswa sehingga siswa dapat mencapai cita-citanya baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Guru pembimbing membantu siswa memecahkan masalah yang dialami siswa secara sistematis agar tercapai kemampuannya untuk memahami diri sendiri. Siswa dapat menerima dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya melalui potensi dan penyesuaian diri terhadap lingkungan baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. Siswa dibimbing oleh guru pembimbing bersama-sama membahas tentang diri dan masalah yang dialaminya sehingga siswa tersebut dapat menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapinya. Kegiatan bimbingan dapat membantu siswa memahami dirinya, menerima dirinya melalui kemampuannya mengambil keputusan atas masalah yang dihadapinya serta potensi yang dimilikinya untuk mencapai cita-citanya.

  Kegiatan bimbingan terselengarakan dalam rangka suatu program bimbingan yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang bermutu artinya dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah. Kegiatan bimbingan dapat ditujukan kepada siswa yang sedang mengikuti program pendidikan di sekolah. Kegiatan bimbingan berfungsi sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang ahli bidang bimbingan kepada siswa dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri dan dalam memecahkan masalah- masalahnya (Sukardi, 1988).

b. Konseling Pribadi

  Menurut Stefflre dan Matheny dan Combs konseling adalah: Counseling may be defined as a professional relationship between a counselor and a client, in which the counselor helps the client to understand himself and his life space in order to make meaningful and informed choices consonant with his essential nature in those areas where choices are available to him (Nelson, 1972:8). Kegiatan konseling dilakukan oleh konselor dan siswa secara profesional dimana konselor membantu siswa untuk menge rti mengenai diri dan membuat seseorang lebih berarti dalam hidupnya. Konselor secara profesional memberikan informasi pilihan yang sesuai dengan diri siswa dimana pilihan itu sesuai dengan dirinya sendiri.

  Menurut Sukardi (1988:168-169) konseling adalah hubungan timbal balik diantara dua orang individu, dimana yang seorang guru pembimbing mambantu siswa untuk mencapai atau mewujudkan pemahaman tentang dirinya sendiri dalam kaitannya dengan masalah atau kesulitan yang dihadapi pada saat sekarang. Konseling sendiri dipandang oleh ahli sebagai alat pelayanan bimbingan yang sifatnya teknis dan memusatkan perhatian siswa yang bermasalah pada keadaan dirinya sendiri serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

  Siswa bersama guru pembimbing bertatap muka untuk menyelesaikan masalah- masalah yang dialami siswa agar siswa dapat membuat pilihan atau keputusan mengenai masalah yang dialaminya. Proses konseling berfungsi sebagai bantuan yang diberikan oleh ahli bimbingan kepada siswa yang bersama-sama memecahkan masalah- masalah yang dialami dengan wawancara yang dilakukan secara tatap muka.

  Menurut Sudianto, A dan Nurihsan, A.J (2005:9) bimbingan dan konseling adalah memberi bantuan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan supaya siswa dapat memahami dirinya sendiri sehingga siswa dapat mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar.

4. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan konseling Pribadi di Sekolah Menengah Atas a. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Pribadi

  Kegiatan bimbingan pribadi yang tercantum dalam kurikulum sekolah sama pentingnya dengan kegiatan bidang pengajaran dan kegiatan bidang pelatihan yang perlu diberi jam khusus. Hal ini mengingat kegiatan pembimbingan sebagai bagian dari bidang pelayanan pendidikan yang bertujuan me mbantu siswa mengatasi permasalahan hidupnya. Jadwal bimbingan yang dimasukan dalam kurikulum sekolah sudah sepantasnya dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas mengingat banyak sekali siswa yang mengalami permasalahan di dalam hidupnya baik masalah yang berkaitan dengan pemahaman diri, dan penerimaan diri.

  Pelayanan bimbingan dan konseling pribadi sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, yang diharapkan bahwa guru pembimbing dapat membantu siswa agar mampu melakukan penyesuaian diri secara efektif, baik terhadap dirinya sendiri maupun dengan orang lain atau masyarakat lingkungan sekitar tempat siswa berada (Nawawi, 1982). Kegiatan bimbingan dan konseling pribadi ya ng dilakukan guru pembimbing bersama siswa, agar siswa dapat menyelesaikan masalah- masalah yang dialaminya.

  1). Bimbingan Klasikal

  Guru pembimbing bersama para siswa di sekolah melaksanakan kegiatan bimbingan kelas untuk merealisasikan suatu program yang telah direncanakan. Kemudian siswa mengalami proses bimbingan di kelas pada jam-jam tertentu yang sudah ditentukan dalam jadwal. Jadi guru pembimbing masuk kelas melaksanakan pelayanan bimbingan dengan topik yang disesuaikan pada bidang bimbingan dan konseling. Kemudian para siswa mendengar dan menerima informasi, mengolah informasi tersebut bersama guru pembimbing dan siswa membuat kesimpulan sendiri atas seputar permasalahan yang dialaminya. Disini siswa dapat bertanya, sharing pengalaman dan mengemukakan pendapatnya sendiri.

2) Perorangan

  Siswa melakukan kegiatan bimbingan di sekolah agar ia mampu mengenal dirinya lebih dalam dan juga dapat memahami dirinya sendiri dengan keterbatasannya baik fisik maupun fsikhis yang dimilikinya sehingga ia dapat menerima dirinya dengan kekurangan dan kelebihannya. Siswa melakukan kegiatan bimbingan di sekolah agar siswa mengetahui kemampua nnya sampai dimana atau sejauh mana ia mampu mengenal dirinya dan memahami dirinya sendiri. Dengan melakukan kegiatan bimbingan siswa mampu menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah, di masyarakat dan di rumah agar cita-citanya dapat dicapainya.

  Kegiatan bimbingan didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan siswa, dan dilakukan guru pembimbing bersama para siswa. Informasi yang diatas berkaitan dengan diri siswa antara lain mengenai diri fisik dan fsik his, kemudian siswa menerima informasi tersebut dan merefleksikan dirinya kemudian membuat keputusan sendiri. Siswa mengalami layanan bimbingan kemudian siswa mendapatkan manfaat bagi dirinya dan juga bagi perkembangan hidupnya.

  Bimbingan pribadi hanya diberikan kepada beberapa siswa saja yang secara sukarela membutuhkan bantuan mengenai masalah yang dialaminya. Biasanya masalah yang dialami tidak kompleks. Siswa mengungkapkan sendiri masalah yang sedang dihadapi kepada guru pembimbing, biasanya masalah yang timbul berdasarkan pengala man yang didapat dari masing- masing siswa yang bersangkutan. Guru pembimbing sebagai tenaga ahli dapat langsung memberikan bantuan berdasarkan ungkapan masalah dan informasi dari siswa sendiri. Bantuan yang dapat diberikan kepada siswa berupa pemberian informasi, memberikan alternatif bantuan sesuai dengan diri siswa. Disini siswa dapat bertanya langsung kepada guru pembimbing tentang masalah yang sedang dihadapinya dan mengolah informasi tersebut sehingga siswa dapat mengatasi masalahnya dan akhirnya siswa dapat mengambil keputusan sendiri atas masalah yang dihadapinya.

  Kegiatan bimbingan pribadi ini harus dilakukan secara seimbang dengan bimbingan kelompok. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan bimbingan di kelas mengingat siswa dengan berbagai karakter terkadang sangat peka dalam hal- hal yang dianggap pribadi dan terkadang mempunyai perasaan malu dan takut berbicara secara terbuka dengan orang lain di kelas.

  Tujuan bimbingan pribadi adalah siswa yang dilayani berhasil mengembangkan sikap serta tingkah laku yang memuaskan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya serta berhasil mengatur hidupnya sendiri secara bertanggung jawab (Winkel, 1997).

b. Pelaksanaan Kegiatan Konseling Pribadi

  Kegiatan bimbingan di kelas dapat dilanjutkan dengan kegiatan layanan konseling bagi siswa yang mengalami masalah dalam menghadapi tugas-tugasnya. Siswa mengalami layanan bimbingan dan konseling dan memperoleh manfaat bagi perkembangan dirinya.

  Tujuan akhir pelayanan bimbingan dan konseling pribadi yaitu siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan sendiri, dan menanggung sendiri resiko dari tindakan-tindakannya (Winkel, 1987). Menurut Syahril dan Ahmad (1986) tujuan bimbingan dan konseling adalah siswa dapat mengenal dirinya dimana siswa tersebut berada. Siswa mengenal diri sendiri adalah mengenal kekuatan serta kekurangan atau kelebihan yang ada pada dirinya.

  1). Kelompok

  Menurut Syahril dan Ahmad, (1986:92) konseling kelompok adalah salah satu usaha pemberian bantuan dalam memecahkan masalah siswa. Dalam hal ini masalah setiap siswa dipecahkan melalui situasi kelompok. Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok adalah masalah perorangan yang muncul dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan. Merle M. Ohlsen berpendapat bahwa konseling kelompok adalah suatu hubungan antara konselor dengan satu atau lebih siswa yang penuh perasaan penerimaan, kepercayaan dan rasa aman (dalam Sukardi, 1988:189). Dalam hubungan ini siswa belajar menghadapi, mengekspresikan dan menguasai perasaan-perasaan, serta pemikiran-pemikiran yang menganggunya dan merupakan sebagai suatu masalah baginya.

  Menurut Mappiare (1984:263) konseling kelompok adalah usaha- usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok siswa yang menghadapi masalah- masalah yang relatif sama, memahami dan memecahkan masalah- masalah mereka, atau mengadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah- masalah kelompok yang mereka alami bersama. Disamping itu juga konseling kelompok mungkin pula diselengarakan bagi kepentingan seseorang siswa yang bermasalah sebagai anggota kelompok dan siswa tersebut tadi dibantu agar dapat mengadakan penyesuaian yang baik, mengambil keputusan atau memecahkan masalah dengan menempatkannya dalam situasi kelompok.

  George M. Gazda berpendapat bahwa konseling kelompok adalah suatu proses antara pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari (dalam Winkel, 1991:486). Siswa dapat memanfaatkan suasana komunikasi antar pribadi dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai- nilai kehidupan dan tujuan-tujuan hidup, serta untuk belajar menghilangkan sikap-sikap dan perilaku tertentu yang tidak sesuai dengan dirinya. Kegiatan konseling kelompok sangat membantu siswa menghadapi tugas-tugas dalam hidupnya dan untuk menyelesaikan masalah- masalah yang tak dapat diselesaikan sendiri.

  2). Perorangan

  Menurut James F. Adams mengatakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya konseli dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunga nnya dengan masalah- masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang (dalam Djumhur dan M. Surya, 1975:29).

  Dalam konseling orang yang bermasalah (siswa) dibantu secara perorangan oleh konselor. Siswa yang bermasalah secara suk arela datang pada konselor kemudian konselor menerima kedatangan siswa (klien) secara baik. Lewat wawancara konseling siswa (klien) diajak untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Konselor mendengarkan dan coba memahami masalah yang dialami siswa (klien), lewat informasi- informasi yang di dapat dari klien dan sumber lain, konselor membantu memberikan alternatif jalan keluar yang sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa (klien).

  Konseling merupakan suasana yang profesional karena dalam konseling bukan hanya sekedar memberikan informasi belaka atau pemberian nasehat saja tetapi lebih dari itu yaitu suatu suasana yang memberikan suasana yang baru dalam diri siswa dalam hubungan dengan masalah yang dihadapinya, sehingga siswa dapat mengerti dirinya, memahami dirinya untuk kemudian mengambil keputusan berdasarkan pemahamannya terhadap dirinya.

Dokumen yang terkait

Deskripsi penyesuaian sosial siswa SMP BOPKRI 3 Yogyakarta kelas VII tahun ajaran 2013 2014 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 0 91

Kegunaan bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 71

Deskripsi tingkat konsep diri remaja kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan kelompok - USD Repository

0 0 107

Motif-motif mempelari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri kelas II SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 49

Sikap-sikap guru pembimbing yang diharapkan para siswa kelas VII dan VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 113

Tingkat pemahaman para siswa putra dan putri kelas XI SMA St. Mikael Sleman tahun ajaran 2008/2009 terhadap perilaku seksual yang wajar dan tidak wajar - USD Repository

0 0 111

Persepsi siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap layanan konseling individual - USD Repository

0 0 113

Tingkat kebiasaan belajar siswa dalam pelajaran ekonomi para siswa Kelas XI Program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 86

Tingkat disiplin diri para siswa kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap peraturan sekolah - USD Repository

0 0 96

Perbedaan penyesuaian diri terhadap tata tertib sekolah pada siswa-siswi kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 94