TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN DANA IURAN ASURANSI BPJS KESEHATAN Study Kasus Kantor BPJS Cabang Kota Salatiga Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

PENGELOLAAN DANA IURAN ASURANSI

BPJS KESEHATAN

Study Kasus Kantor BPJS Cabang Kota Salatiga

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

  

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

  

ISTIQOMAH

NIM : 214-12-002

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

MOTTO HIDUP

  

Aku ridho dengan apa yang diberikan Dzat

yang maha perkasa. Ia beri kami ilmu dan

kepada musuh harta yang berlimpah.

  

HalamanPersembahan

Skripsi ini aku persembahkan untuk: 1.

  Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk dan kemudahan dalam pembuatan skripsi ini.

  2. Bapak dan ibu tercinta yang telah menghabiskan waktunya untuk berdoa dan berkerja keras untukku.

  3. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan dukungan.

  4. Romo Kyai H. Abda’ Abdul Malik beserta ahli baitnya yang telah mengajarkan kepadaku tentang kehidupan sebenarnya.

  5. Teman-teman kampus dan teman-teman santri PPHM yang telah banyak membantu.

  6. Sahabat terbaikku “si Tembok” yang selalu memberikan semangat perjuangan.

  7. Khubbiy “Muhammad Alwi Saifur Rohman” trimakasih sudah bersedia menunggu sampai tugas akhir ini selesai.

  8. Ukhtiy Susi Marlina yang bertahun-tahun tak bosan menjadi sahabat yang baik untukku.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat- Nya Skripsi ini penulis selesaikan sebagaimana yang diharapkan.

  Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan keharibaan junjungan ummat Islam dunia Nabiyullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya dan semoga kita semua tergolong sebagai ummatnya yang kelak mendapat syafaatmin

  yaumina hadza ilaa yaumil qiyamah , amien.

  Ribuan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Syariah, Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  3. Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah, Ibu Evi Ariyani, MH.

  4. Romo Kyai H. Abda’ Abdul Malik selaku Murobbi Ruuhiy. Semoga keberkahan senantiasa terlimpah kepada beliau beserta keluarga.

  5. Dosen Pembimbing Skripsi bapak H.M Yusuf Khummaini, S.HI,.M.H yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan guna skripsi ini dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

  6. Bapak dan ibuku tercinta yang telah menyayangi lahir batin tanpa mengenal lelah.

  7. Kakanda Dwi Purwanto, yang telah memberikan dukungan penuh untuk pendidikanku.

  8. Pimpinan kantor BPJS cabang Kota Salatiga bapak Hafidh Nugroho yang telah berkenan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan tugasnya.

  9. Teman-teman seperjuangan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-‘ien.

  Special buat rekan imarotul ma’had yang selalu bisa membuatku kuat dalam keadaan tersulit sekalipun

  10. Teman-teman HES ’12 yang telah menjadi keluarga selama kurang lebih 4 tahun. Semoga kita semua bisa mencapai kesuksesan bersama.

  11. Muhammad Alwi Saifur Rohman, trimakasih sudah menjadi alasan tersendiri dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  12. Kak Dita Septikawati, Momot, Ipay, Nyil yang sangat aku sayangi.

  13. Adik ku Hendry Gunawan, trimakasih sudah menemani perjuangan yang kadang penuh kegetiran ini. Mendampingi dalam suka dan duka.

  14. Orang-orang berarti dalam hidupku yang tak bisa kusebut satu persatu. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan pahala yang berlipat ganda serta senantiasa diberkahi segala urusan dunia ahiratnya, memperoleh perlindungan sertadilingkupi rahmat dan cinta- Nya. Amien.Akhirnya penulis ucapakan

  “Selamat membaca dan mengambil intisari dari apa yang telah kami Tulis” terimakasih.

  Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

  Salatiga, 14 September 2016 Penulis

  ABSTRAK

  Istiqomah, 2016. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Dana

  

Iuran Asuransi BPJS Kesehatan (Study Kasus Kantor BPJS Cabang Kota

Salatiga).

  Skripsi. Jurusan Syari’ah. Progam Studi Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H.M. Yusuf Khumaini, S.HI., M.H.

  Masa depan asuransi syariah di Indonesia terbilang cukup cerah bersamaan dengan semakin berkembangnya minat masyarakat terhadap produk- produk perbankan syariah. Asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan.

  BPJS merupakan salah satu produk asuransi yang saat ini sedang hangat diperbincangkan di tengah masyarakat. Tujuan BPJS itu sendiri adalah untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai umat Islam, kita memiliki acuan tersendiri tentang bermuamalah. Dalam bermuamalah, Islam melarang adanya unsur-unsur yang terlarang seperti gharar, riba, maisir dan lain sebagainya.

  Prosedur pengelolaan dana iuran BPJS dapat dibilang belum memenuhi kriteria pengelolaan dengan prinsip syariah. Hal ini dikarenakan dalam pengelolaan dana iuran asuransi BPJS masih mengandung unsur gharar dan riba.

  Skripsi ini akan mengajak kita untuk memahami bagaimana asuransi dalam hukum Islam dan bagaimana Islam memandang pengelolaan dana iuran BPJS yang merupakan program wajib dari pemerintah dan setiap warga negara Indonesia diharuskan turut serta menjadi peserta.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN MOTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 6 E. Penegasan Istilah..................................................................................... 7 F. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 9 G. Metode Penelitian.................................................................................. 11 H. Sistematika Penulisan........................................................................... 16 BAB II : ASURANSI DALAM HUKUM ISLAM A. Definisi Asuransi Dalam Hukum Islam.............................................. 17

  B. Prinsip-prinsip Asuransi Dalam Islam............................................... 20 C. Dasar Hukum Asuransi Dalam Islam................................................. 27

  BAB III : BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) A. Definisi BPJS......................................................................................... 38 B. Dasar Hukum BPJS.............................................................................. 43 C. Prinsip-Prinsip BPJS Kesehatan......................................................... 44 D. Dana BPJS............................................................................................. 46 E. BPJS Di Kota Salatiga.......................................................................... 49 BAB IV : ANALISIS A. Analisis Pengelolaan Dana Iuran BPJS Di Kota Salatiga................. 64 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap pengelolaan Dana BPJS di Kota Salatiga....................................................................................................65 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................ 72 B. Saran...................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan di Indonesia ternyata sangat

  berpengaruh terhadap pola fikir masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan semakin berkembangnya ragam transaksi perbankan yang bermunculan dengan sistem yang sama akan tetetapi memiliki inovasi yang lebih menarik.

  Mereka mengemas produk perbankan yang mereka tawarkan sedemikian rupa untuk bisa menarik minat masyarakat.Salah satu yang saat ini sedang berkembang dimasyarakat ialah transaksi asuransi yang juga mendapat sorotan sebagai produk perbankan yang berkembang pesat.

  Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial). Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan resiko(Herman : 2001: 02 ).

  Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian disebutkan bahwa :

  “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,dan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang tertanggung”.

  Menurut fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dalam ketentuan umum disebut bahwa asuransi syariah(

  ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling

  melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau

  tabarru’ yang memberikan pola

  pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah(Abdul : 2007 : 35 ).

  Dalam hukum Islam suatu akad dianggap sah jika dalam berakad kedua belah pihak dalam keadaan rela sama rela dalam hal ini adalah penanggung dan tertanggung, di mana diantara kedua belah pihak tidak ada yang merasa terpaksa atau dirugikan dengan akad tersebut.

  Islam melarang adanya transaksi-transaksi yang di dalamnya mengandung unsur gharar, maisir, riba, bathil, dan risywah karena secara faktualakan cenderung hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Namun Islam pun tidak mengabaikan akan arti pentingnya lembaga keuangan yang memang mendatangkan manfaat bagi umat manusia dalam menjalani kehidupanya di muka bumi ini, termasuk di dalamnya perbolehan untuk melaksanakan kegiatan dibidang perasuransian.

  Dengan menghilangkan unsur-unsur yang dilarang dalam Islam, kemudian menggantinya dengan akad-akad tradisional Islam maka dapat melahirkan produk asuransi yang diperbolehkan. Akad-akad tradisional ini lazimnya disebut dengan akad berdasarkan prinsip syariah, yakni setiap akad yang di dasarkan pada aturan hukum Islam dengan menghindari unsur gharar, maisir, riba, bathil, dan risywah yang dapat merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.

  Asuransi syariah merupakan tuntutan masa depan, karena asuransi mengandung manfaat-manfaat sebagai berikut:

  1. Membuat masyarakat atau perusahaan menjadi lebih aman dari resiko kerugian yang mungkin timbul.

  2. Menciptakan efisiensi perusahaan (bussines effisiency).

  3. Sebagai alat penabung (saving) yang aman dari gejolak ekonomi.

  4. Sebagai sumber pendapatan (earning power), yang didasarkan pada financing the bussines (sumitro :2004 : 188 ).

  Salah satu dari bentuk asuransi yang saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah BPJS.BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Dalam pasal 14 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 disebutkan bahwa

  “ Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS”.

  BPJS merupakan salah satu program pemerintah dengan sistem iuran wajib.Iuran masyarakat yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia ini menuai berbagai komentar. Masyarakat dituntut untuk membayar pengalihan resiko yang belum pasti terjadi dengan mengatasnamakan kesejahteraan. Dan apabila tidak terjadi resiko apapun di masa yang akan datang uang iuran ini dianggap sumbangan kepada negara tanpa adanya imbal balik.

  Berbeda dengan prinsip akad dalam Islam. Dalam asuransi BPJS, peserta atau masyarakat dituntut dan diwajibkan untuk turut serta menjadi peserta asuransi BPJS yang bahkan banyak sekali kalangan yang tidak memahami tentang bagaimana dana iuran mereka dikelola dan bahkan banyak sekali dari mereka yang tidak begitu memahami tentang manfaat apa saja yang akan mereka peroleh setelah menjadi peserta BPJS. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip akadAn-Taraadlindalam Islam. Dalam pelaksanaan asuransibisa dikatakan BPJS terjadi wanprestasi di mana pemerintah selaku pemegang kekuasaan memilihkan segalanya bagi masyarakat Indonesia dalam hal ini terkait asuransi BPJS.

  Sehingga mau tidak mau mereka tetap ikut serta menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, meskipun sebagian dari mereka merasa bahwa kebijakan tersebut dianggap bertentangan dengan apa yang mereka yakini, karena selama ini asuransi yang kita kenal kebanyakan menggunakan sistem asuransi konvensional, di mana didalamnya mengandung unsur riba, gharar, maysir dan sejenisnya yang sudah jelas dilarang oleh Islam.

  Sehubungan dengan tidak ditemukannya implementasi prinsip An-

  Taraadlin dalam asuransi BPJS khususnya di Kota Salatiga, maka perlu

  adanya kajian khusus terkait dengan status hukum asuransi BPJS.Selain itu belum banyak ditemukan karya ilmiah yang membahas masalah ini secara rinci untuk bisa dijadikan pedoman atau rujukan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan asuransi BPJS.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem pengelolaam dana iuran asuransi BPJS kesehatan di Kota Salatiga?

  2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik pengelolaan dana iuran asuransi BPJS kesehatan di Kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui bagaimana praktik pengelolaan dana iuran asuransi BPJS kesehatan di Kota Salatiga.

2. Untuk mengetahui status hukum pengelolaan dana iuran Asuransi BPJS kesehatan dalam tinjauan hukum Islam.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain adalah:

  1. Bagi Penulis Bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfaat secara akademik, yakni menambah khazanah pengetahuan penulis guna pengembangan ilmu ekonomi Islam, yang salah satunya terkait tentang asuransi yang dijalankan di Indonesia.

  2. Bagi Lembaga BPJS Untuk mengetahui sejauh mana peranan BPJS terhadap kesejahteraan masyarakat, juga sebagai wujud sosialisasi terhadap manyarakat yang belum mengenal BPJS untuk bisa meningkatkan produktifitas. Penelitian ini juga bisa dijadikan bahan acuan atau pedoman dalam pengelolaan dana asuransi BPJS agar tidak bertentangan dengan hukum Islam.Karena, masyarakat Indonesiayang dituntut untuk ikut serta menjadi peserta BPJS di dominasi oleh masyarakat beragama Islam.

  3. Bagi Lembaga IAIN Salatiga Memberikan masukan dan informasi terkait Asuransi BPJS yang disampaikan dalam bentuk laporan serta dapat dijadikan sebagai referensi penelitian lebih lanjut dengan judul dan tema yang hampir sama bagi perpustakaan IAIN Salatiga.

  4. Bagi Masyarakat Umum Tulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas dan dapat memberikan pemahaman tersendiri tentang asuransi dalam hukum Islam. Dengan adanya tulisan ini, masyarakat diharapkan dapat mengenal lebih dekat BPJS dan sistem yang dijalankan, serta memahami tentang bagaimana Islam memandang BPJS yang merupakan program jaminan kesehatan yang bersifat wajib.

E. Penegasan Istilah

  BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) menurut wikipedia merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat bisaa (lihat Peraturan BPJS No. 1/ 2014, Pasal 1).

  Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia memaknai asuransi sebagai “suatu persetujuan pihak yang menjamin dan berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas”(Wirjono : 1987 : 1 ).

  Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 dijelaskan bahwa yang dimaksud asuransi atau pertanggungan adalah “suatu perjanjian (timbal balik) , dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.

  Dalam hukum Islam asuransi dikenal sebagai takaful( ) yang berarti menolong, mengasuh, memelihara, memberi nafkah, dan mengambil alih perkara seseorang. Takaful dimaksud, yang akar katanya berasal dari kafala-yakfulu kafaalatan, mempunyai pengertian menanggung.

  Takaful

  dalam pengertian fiqh mu’amalah adalah saling memikul resiko di antara sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pukul resiko dimaksud, dilakukan atas dasar saling menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan (baca;

  tabarru’) yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut( Zainuddin : 2008 :6-7 ).

F. Tinjauan Pustaka

  BPJS bisa dikatakan program baru dalam tatanan pemerintahan Indonesia, sehingga belum banyak karya tulis yang membahas tentang pengelolaan dana BPJS itu sendiri. Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa skripsi/penelitian yang membahas mengenai investasi. Akan tetetapi penulis belum pernah menemukan skripsi/penelitian yang secara khusus membahas tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

  Praktik Pengelolaan Dana Asuransi BPJS kesehatan ”.

  Adapun beberapa artikel atau petian tentang jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang pernah ada sebelumnya yaitu: 1.

  Skripsi dengan judul “Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Bagi

  Pekerja Setelah Transformasi Kelembagaan Jamsostek Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) , karya Suryani

  Risqi Amaliyah pada tahun 2014. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan jaminan kesehatan bagi pekerja setelah transformasi JAMSOSTEK menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pelaksanaan BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan).

  2. Jurnal dengan judul “Analisis Akuntansi Pendapatan Asuransi

  Sosial (Studi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Tanjung pinang) karya Dwi Haryati pada tahun

  2014. Permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah menganalisis pendefinisian, pengakuan, pengukuran, pengungkapan pendapatan berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 23 pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjungpinang.

  3. Skripsi dengan judul “Jaminan Sosial Kesehatan Sebagai hak

  Masyarakat Dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2004 (Kajian Hukum Islam) karya Aris Setiawan pada tahun 2011.

  Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang hak masyarakat sebagai wujud kesejahteraan yang diperoleh dari pemerintah selaku pemimpin dan bagaimana Islam menanggapinya.

  Dari pemaparan ketiga penelitian di atas, belum ada penelitian yang membahas secara khusus mengenai pengelolaan dana pada asuransi BPJS Kesehatan dari perspektif hukum Islam. Sehingga, penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut dengan judul Tinjauan Hukum

  IslamTerhadap Praktik Pengelolaan Dana Asuransi

BPJSKesehatan(Study Kasus di Kantor BPJS CabangKota Salatiga).

  Studi seperti ini penting untuk dihadirkan kepada para peminat studi hukum Islam dan pemerintah sebagai pengelola secara umum dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam khususnya, agar mereka mengetahui dan memahami bagaimana pengelolaan dana asuransi yang sesuai dengan hukum Islam. Sehingga, kita semua tidak jatuh pada hal-hal yang dilarang oleh agama. Dengan harapan nantinya dapat diperoleh perspektif baru bagi hukum Islam dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajibannya yakni menjawab problematika yang ada sekarang ini.

  G.

   Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yaitu dengan pendekatan normatif sosiologis. Peneliti akan ikut serta dalam beberapa kegiatan yang ada di kantor cabang BPJS Kota Salatigaseperti sosialisasi, rekruitment peserta juga dalam pelayanan terhadap masyarakat di kantor cabang BPJS KotaSalatiga.

  2. Kehadiran Peneliti Pada penelitian ini penulis hadir dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh BPJS Salatiga. Penulis juga akan mewawancarai beberapa peserta BPJS untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan dana asuransi BPJS yang berlaku pada mereka selama menjadi peserta BPJS.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor cabang BPJS KotaSalatigaJl. Veteran No. 4 KotaSalatiga Jawa Tengah 50717.

  Penulis memilih kantor BPJS cabang Kota Salatiga karena penulis menganggap tempat ini adalah yang paling tepat. Selain karena lokasi yang mudah dijangkau, di kantor BPJS cabang Kota Salatiga ini hanya memiliki 2 karyawan tetap, padahal masyarakat yang harus dilayani cukup banyak. Permasalahan ini juga yang kemungkinan menjadi penyebab berganti-gantinya karyawan (karyawan kontrak) sehingga pelayanan yang diberikan terutama pelayanan komplain kurang maksimal.

4. Sumber Data a.

  Sumber Data Primer : 1)

  Informan Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalahstaff karyawan, direksi, dan peserta asuransi BPJS. 2)

  Dokumen Dalam hal penelitian ini dokumen yang digunakan adalah Undang-Undang sebagai peraturan yang memuat aturan tentang BPJS, surat surat penting yang digunakan oleh kantor BPJS dalam pelayanan peserta, juga beberapa polis yang dimiliki peserta BPJS.

  b.

  Data Sekunder Data Sekunder adalah buku-buku atau hasil penelitian yang terkait dengan asuransi dalam hokum

  Islamdan BPJS.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya di tempat penelitian. Pada pengumpulan data secara primer, penulis menggunakan beberapa tehnik guna memperoleh data antara lain :

  a) Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diteliti yakni bagaimana sistem pengelolaan dana iuran peserta setelah berada dalam pengelolahan pihak BPJS serta penelitian tentang pelaksanaan akad asuransi dalam BPJS. Dalam penelitian ini penulis akan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BPJSSalatiga, baik kegiatan yang berada didalam kantor maupun diluar kantor sepertisosialisasi, pelayanan dan penanggapan keluhan peserta BPJS dan rutinitas kerja lainnya yang berkaitan dengan kinerja BPJS.

  b) Indepth Interview(wawancara mendalam) karena penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, maka pengumpulan data dengan wawancara secara mendalam dianggap paling tepat untuk menghasilkan data dan menjawab setiap pertanyaan yang ada. Dengan dilakukan wawancara, akan lebih memungkinkan untuk memperoleh informasi secara detail dari objek yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara langsung terhadap informan yakni pimpinan kantor BPJS cabang Kota Salatiga beserta beberapa karyawannya dan juga beberapa peserta BPJS yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti sebelumnya.

  6. Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis akan mencari titik temu antara kaidah-kaidah Ushul Fiqh juga prinsip bermuamalah dalam hukum Islam dengan data yang penulis peroleh baik dari pihak BPJS, peserta BPJS, dan pihak-pihak lain terkait dengan praktik pelaksanaan asuransi BPJS dilapangan.

  7. Tahap-Tahap Penelitian Setelah menentukan tema yang akan diteliti, penulis melakukan penelitian pendahuluan ke kantor cabang BPJSSalatiga dengan melakukan pengamatan terhadap kinerja BPJS dan melakukan wawancara kepada pimpinan kantor BPJS, staff karyawan, beberapa peserta BPJS. Dilanjutkan ke tahap pembuatan proposal penelitian kemudian setelah selesai membuat proposal penelitian langkah selanjutnya ialah melakukan penelitian dan menyusun hasil penelitian tersebut.

H. Sistematika Penulisan

  Bab I :PENDAHULUAN, bab ini berisi Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II : LANDASAN TEORI: merupakan bab yang membahas secara umum mengenai landasan teori tetang pengertian asuransi dalam persepektif hukum Islam.

  Bab III : PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN meliputi : Gambaran umum tentang aturan atau konsep pengelolaan dana asuransi BPJS yang dibuat serta pelaksanaannya dikantor BPJS cabang Kota Salatiga. Bab IV : PEMBAHASAN, meliputi: Analisis hukum Islam mengenai pengelolaan dana asuransi BPJS kesehatan di kantor cabang Kota Salatiga.

  Bab V : PENUTUP ; Kesimpulan dan Saran.

BAB II ASURANSI DALAM HUKUMISLAM A. Definisi Asuransi Dalam Hukum Islam Maraknya penerapan prinsip syariah dalam lembaga keuangan Bank

  dipenghujung abad XX yang dimulai dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI), juga berdampak bagi lembaga keuangan bukan Bank, termasuk didalamnya asuransi. Kebutuhan mengenai asuransi yang mendasarkan pengelolaannya pada prinsip syariah dirasa semakin meningkat, karena dalam kehidupan sekarang ini asuransi memiliki kemanfaatan bagi setiap orang yang tertimpa musibah, sehingga dapat mengurangi beban penderitaan yang dialaminya. Disamping itu keberadaan asuransi memang sangat terkait erat dengan perbankan itu sendiri, misalnya dicantumkannya klausul perjanjian antara Bank dengan nasabah berupa keharusan bagi nasabah untuk mengasuransikan barang yang menjadi jaminan kredit atau pembiayaan.

  Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para peserta menghibahkan sebagian atau seluruh premi yang mereka bayar untuk digunakan membayar klaim atas musibah yang dialami oleh sebagian peserta yang lain.

  Asuransi syariah mempunyai beberapa padanan dalam bahasa Arab, di antaranya yaitu (1) takaful(2)

  ta’min dan (3)tadhamun. At-Ta’min dalam

Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa transaksi perjanjian antara

  dua pihak, pihak yang satu berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat(Zainudin;2008 : 03).

  Takaful dalam pengertian fiqh muamalah adalah saling memikul

  resiko di antarasesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko dimaksud, dilakukan atas dasar saling menolong dalam kebaikan.

  At-Tadhamun berarti saling menanggung. Hal dimaksud, bertujuan

  untuk menutupi keruguian atas suatu peristiwa dan musibah yang dialami oleh seseorang. Hal ini dilakukan oleh seseorang yang menanggung untuk memberikan sesuatu kepada orang yang ditanggung berupa pengganti (sejumlah uang atau barang) karena adanya musibah yang menimpa tertanggung. Oleh karena itu, makna dari kata tadhamun adalah saling menolong saudaranya yang sedang ditimpa oleh musibah.

  Berdasarkan pengertian di atas, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (selanjutnya disebut DSN-MUI) memberikan pengertian asuransi syariah adalah sebagai berikut.

  Asuransi syariah( ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui dana investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk mengahdapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

  Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksudkan adalah akad yang tidak mengandung gharar , maisir (perjudian)riba,

  

dzalim (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan

maksiat(Zainuddin;2008 : 17).

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah dilaksanakan oleh seseorang atau lebih untuk memperkuat ikatan solidaritas dan tanggung jawab sosial bagi kaum muslimin melalui mekanisme saling menolong untuk menciptakan keharmonisan dan stabilitas dalam kehidupan sosial masyarakat. Mekanisme itu dibenarkan, bahkan dianjurkan oleh ahli hukum Islam berdasarkan teori maslahah

  mursalah -nya yang besar bagi kesejahteraan umat manusia.

  Maslahah mursalah menurut bahasa adalah mencari kemaslahatan

  (yang mutlak).Sedangkan menurut Ahli Ushul Fiqh adalah suatu kemaslahatan di mana

  syar’i tidak mensyariatkan suatu hukum untuk

  merealisir kemaslahatan itu. Selain itu, tidak ada dalil yang menunjukkan atas pengakuannya atau pembatalannya atau menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nash-nya atau t idak ada ijma’nya dengan berdasar pada kemaslahatan semata ( yang oleh syara’ tidak dijelaskan dibolehkan atau dilarang) a tau bisa juga dikatakan memberikan hukum syara’ kepada suatu kasus yang tidak ada dalam nash atau

  ijma’ atas dasar memelihara kemaslahatan atau kebaikan bersama. Perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional di antaranya adalah: a.

  Dalam asuransi syariah dikenal adanya DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang tidak ditemukan dalam asuransi konvensional.

  b.

  Prinsip akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah takaful (tolong-menolong). Yakni, nasabah satu menolong nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan asuransi konvensional bersifat tabaddul(jual beli antara nasabah dan perusahaan).

  c.

  Dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul diinvestasikan berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil (mudhArabah).

  Sedangkan dalam konvensional diinvestasikan pada sembarang sektor dengan sistem bunga.

B. Prinsip-prinsip Asuransi Dalam Islam

  Islam melarang adanya transaksi-transaksi yang didalamnya mengandung unsur gharar, maisir, riba, bathil, dan risywah karena secara faktual akan cenderung hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang lain. AgamaIslam sendiri tidak mengabaikan akan arti pentingnya lembaga keuangan yang memang mendatangkan manfaat bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya dimuka bumi ini, termasuk didalamnya kebolehan untuk melaksanakan kegiatan dibidang perasuransian.

  Prinsip-prinsip perjanjian Islam sebagai suatu perjanjian yang bebas dari unsur gharar, maisir, dan riba dapat diimplementasikan dalam kegiatan usaha suatu perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi.Adapun ketentuan mengenai akad dalam asuransi syariahmenurut Fatwa Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariahadalah sebagai berikut: 1.

  Akad dalam asuransi a.

  Akad yang dilakukan antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransiterdiri atas akad tijarah dan/atau akad

  tabarru’.

  b.

  Akad tijarah yang dimaksud dalam ayat (1) adalah

  mudharabah , sedangkan akad tabarru’ adalah hibah.

  c.

  Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan: 1)

  Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan; 2)

  Cara dan waktu pembayaran premi; 3)

  Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat- syarat yang disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.

  2. Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’. Adalah sebagai berikut: a.

  Dalam akad tijarah(mudharabah) perusahaan bertindak sebagai mudharib(pengelola) dan peserta bertindak sebagai

  shahibul maal (pemegang polis).

  b.

  Dalam akad tabarru’, peserta memberikan hibah yang akad digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola danahibah.

  Dalam hal ini prinsip dasar asuransi syariah ada beberapa macam, yaitu;tauhid, keadilan, tolong menolong, kerja sama, amanah, kerelaan, larangan riba, larangan judi, dan larangan gharar.

  1. Tauhid

  Prinsip tauhid adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan yang ada dalam syariat Islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhid. Artinya bahwa dalam setiap gerak langkah serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan.

  Dalam berasuranssi yang harus diperhatikan adalah bagaimana seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan. Paling tidak dalam melakukan aktivitas berasuransi ada semacam keyakinan dalam hati bahwa Allah SWT selalu mengawasi seluruh gerak langkah kita dan selalu berada bersama kita.Kalau pemahaman semacam ini terbentuk dalam setiap pemain yang terlibat dalam perusahaan asuransi maka pada tahap awal masalah yang sangat urgensi telah terlalui dan dalpat melangsungkan perjalanan bermuamalah.

  2. Keadilan (justice) Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan (justice) antara pihak pihak yang terikat dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah (anggota) dan perusahaan asuransi.

  Pertama, nasabah asuransi harus memposisikan pada kondisi

  yang mewajibkannya untuk selalu membayar iuran uang santunan (premi) dalam jumlah tertentu kepada perusahaan asuransi dan mempunyai hak untuk mendapatkan sejumlah dana santunan jika terjadi peristiwa kerugian.

  Kedua, perusahaan asuransi yang berfungsi sebagai lembaga

  pengelola dana mempunyai kewajiban membayar klaim (dana santunan) kepada nasabah. Disisi lain, keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan asuransi dari hasil investasi dana nasabah harus dibagi sesuai dengan akad yang disepakati sejak awal. Jika nasabah yang disepakati antara kedua belah pihak 40:60, maka realita pembagian keuntungan juga harus mengacu pada ketentuan tersebut.

  3. Tolong menolong (ta’awun) Prinsip dasar yang lain dalam melaksanakan kegiatan berasuransi harus didasari dengan semangat tolong menolong (

  ta’awun)

  antara anggota (nasabah). Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban temannya yang pada suatu ketika mendapatkan musibah atau kerugian.

  4. Kerja sama (cooperation) Prinsip kerja sama(cooperation) merupakan prinsip universal yang selalu ada dalam literature ekonomi Islami. Manusia sebagai makhluk yang mendapat mandat dari kholiknya untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dimuka bumi mempunyai dua wajah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial.

  Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari yang lain. Sebagi apresiasi dari posisi dirinya sebagai makhluk sosial, nilai kerja sama adalah suatu norma yang tidak dapat ditawar lagi. Hanya dengan mewujudkan kerja sama antara sesama, manusia baru dapat merealisasikan kedudukannya sebagai makhluk sosial.

  Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua orang atau

  lebih yang mengharuskan pemilik modal (dalam hal ini nasabah asuransi) menyerahkan sejumlah dana (premi) kepada perusahaan asuransi (mudharib) untuk dikelola. Dana yang terkumpul oleh perusahaan asuransi diinvestasikan agar memperoleh keuntungan (profit) yang nantinya akan dibagi antara perusahaan dan nasabah asuransi. Jika akadnya menyebutkan pembagian nasabah keuntungan antara kedua belah pihak 70:30, yaitu 70% untuk nasabah dan 30% untuk perusahaan, maka pembagian profit dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan juga harus mengacu pada ketentuan akad tersebut.

  5. Amanah (trustworthy / al-amanah) Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam nilai-nilai akuntabilitas (pertanggung jawaban) perusahaan melalui penyajian laporan keuangan tiap periode. Dalam hal ini perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam bermuamalah dan melalui auditor publik.

  Prinsip amanah juga harus berlaku pada diri nasabah asuransi. Seseorang yang menjadi nasabah asuransi berkewajiban menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran dana iuran dan tidak memanipulasi kerugian yang menimpa dirinya. Jika seorang nasabah asuransi tidak memberikan informasi yang benar dan memanipulasi data kerugian yang menimpa dirinya, berarti nasabah tersebut telah menyalahi prinsip amanah dan dapat dituntut secara hukum.

  6. Kerelaan (al-ridha) Prinsip kerelaan (al-ridha) dalam ekonomi Islami berdasar pada firman Allah SWT dalam QS an- Nisa’ [4]: 29.

  Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha penyayang. (Qs. An-Nisa : 29)

  Ayat ini menjelaskan tentang keharusan untuk bersikap rela dan ridha dalam setiap melakukan akad (transaksi) dan tidak ada paksaan antara pihak-pihak yang terkait oleh perjanjian akad, sehingga kedua belah pihak bertransaksi atas dasar kerelaan bukan paksaan. Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada setiap anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana(premi) yang disetorkan ke perusahaan asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial (

  tabarru’). Dana sosial (tabarru’) memang betul-betul

  digunakan untuk tujuan membantu anggota (nasabah) asuransi yang lain jika mengalami bencana kerugian.

7. Larangan riba

  Riba secara bahasa bermakna ziyadah(tambahan).Sedangkan secara istilah riba berarti pengambilantambahan dalam transaksi bisnis tanpa adanya iwadh (padanan) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara

bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.

  Terdapat beberapa jenis riba yang dikenal. Wahbah Zuhaili dalam bukunya al-fiqh Islam

  i wa ‘adillatuhu membagi menjadi

  empat, yaitu riba qardh, riba jahiliah, riba fadhl, dan riba nasi’ah. Riba qardh ikenal dengan istilah riba duyun, yaitu tambahan terhadap utang. Riba ini terjadi dalam utang-piutang (qardh) atau pun dalam transaksi non tunai selain qardh, misalnya transaksi jual-beli kredit (

  bai’ muajjal). Perbedaan antara utang

  yang muncul karena qardh dengan utang yang muncul karena jual-beli terletak pada asal kedua akad tersebut. Utang qardh muncul karena akad utang-piutang, yaitu meminjam harta orang lain lalu diganti pada waktu yang lain. Sedangkan utang dalam jual-beli muncul karena harga yang belum diserahkan pada saat transaksi, baik sebagian atau keseluruhan.

  Pengertian riba jahiliyah yaitu riba karena adanya utang yang dibayar lebih dari pokoknya karena peminjam tidak mampu melunasi hutangnya setelah jatuh tempo. Ketidakmampuan mengembalikan utang ini kemudian dimanfaatkan oleh kreditur untuk mengambil keuntungan. Dalam perbankansyariahcara seperti ini dilarang karena merupakan bagian dari riba.

  Pengertian riba fadhl adalah riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria secara : kualitas, kuantitas dan penyerahan yang tidak dilakukan secara tunai. Pertukaran jenis ini mengandung ketidakjelasan bagi kedua belah pihak terhadap barang yang ditukar (dipertukarkan).Dalam lembaga keuangan perbankan, riba fadhl dapat ditemui pada transaksi jual beli valuta asing yang tidak dilakukan secara tunai.

  Pengertian riba nasiah ialah riba yang timbul karena adanya hutang piutang yang tidak memenuhi kriteria untuk muncul bersama risiko dan hasil usaha yang muncul bersama biaya. Dengan demikian keuntungan muncul tanpa adanya risiko atau hasil usaha yang diperoleh tanpa adanya biaya modal akan mengakibatkan riba. Dalam perbankan konvensional, riba nasiah dapat ditemui dalam pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan dan lain sebagainya. Razi dalam kitabnya Tafsir Kabir mengajukan beberapa alasan mengenai pengharaman riba: a.

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 15

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

PERILAKU SEKSUAL KAUM GAY DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus pada Komunitas Gay di Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 3 129

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN BAGI HASIL SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 150

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENYIMPANGAN HAK NASABAH (Studi Kasus Baitul Maal Wat Tamwil Bina Insani Pringapus Ungaran) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 120

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN DANA IURAN ASURANSI BPJS KESEHATAN Study Kasus Kantor BPJS Cabang Kota Salatiga Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 97

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BARTER (Studi di Desa Benowo Kecanmatan Bener Kabupaten Purworejo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 92

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TANGGUNG JAWAB IKUT SERTA MENANGGUNG KERUGIAN AKIBAT KESALAHAN KERJA (Studi Kasus Toko Lancar Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

1 1 79

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUBAHAN AKTA PENDIRIAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 88