KENDALA DAN KESESUAIAN SISTEM ARISAN LELANG SEPEDA MOTOR DENGAN SYARIAT ISLAM DI BMT “ANDA” SALATIGA TUGAS AKHIR - KENDALA DAN KESESUAIAN SISTEM ARISAN LELANG SEPEDA MOTOR DENGAN SYARIAT ISLAM DI BMT “ANDA” SALATIGA - Test Repository

  

KENDALA DAN KESESUAIAN SISTEM ARISAN

LELANG SEPEDA MOTOR DENGAN SYARIAT

  

ISLAM DI BMT “ANDA” SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

Oleh

Nur Hikmatur Rohmah

NIM 201 080 38

JURSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 3 (tiga) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah T ugas Akhir

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir saudari : Nama : Nur Hikmatur Rohmah NIM : 20108038 Judul : Kendala dan Kesesuaian Syari’at Islam Atas Sistem

  Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” Salatiga.

  Demikian diajukan ke sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wa’alaikumussalam Wr. Wb.

  Salatiga, September 2011 Pembimbing

  (Desi Trisnawati, MM.)

  

PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR

KENDALA DAN KESESUAIAN SYARI’AT ISLAM ATAS

SISTEM ARISAN SEPEDA MOTOR DENGAN METODE LELANG

  

DI BMT “ANDA” SALATIGA

DISUSUN OLEH

NUR HIKMATUR ROHMAH

NIM : 20108038

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22

  Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

  A. Md. E.Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah) Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Drs. Miftahuddin, M. Ag.

  Sekertaris Penguji : Ari Setiawan, MM. Penguji I : Mochlasin M. Ag. Penguji II : Moh. Khusen M. Ag., MA. Penguji III : Desi Trisnawati, SE., MM.

  Salatiga, September 2011 Ketua STAIN Salatiga

  Dr. Imam Sutomo, M. Ag

  

MOTTO

“ D a n A l l a h t i d a k m en ci p t a k a n Ji n d a n M a n u si a , k ecu a l i

h a n y a u n t u k ber i ba d a h k ep a d a -N y a ”

  

“ B ek er j a l a h u n t u k d u n i a m u sea k a n -a k a n k a m u a k a n h i d u p

sel a m a n y a d a n bek er j a l a h u n t u k a k h i r a t m u sea k a n -a k a n

k a m u a k a n m a t i besok ”

“ Sesu n ggu h n y a ber sa m a k esu l i t a n i t u a d a k em u d a h a n ”

  

ABSTRAK

  Rohmah, Nur Hikmatur. 2011. Kendala dan Kesesuaian Syari’at Islam Atas Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” Salatiga. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Desi Trisnawati, SE. MM.

  Kata Kunci: kendala dan kesesuaian syari’at Islam.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tentang sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaiman sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang tertutup di BMT “ANDA” Salatiga?, (2) Apa kendala yang dialami dalam mengelola produk ini dan bagaimana strategi yang dilakukan BMT “ANDA” dalam menangatasi kendala yang ada?, dan (3) Apakah sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan BMT “ANDA” sudah sesuai dengan syari’at Islam?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan tipe penelitian diskriptif.

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem arisan yang dilakukan oleh pihak BMT “ANDA” hanya mengalami sedikit kendala, sehingga dalam menanganinya mudah. Dan sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan sudah sesuai dengan syari’at islam. Karena sudah memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli, serta tidak mengandung unsur riba, ghoror dan maisir.

  

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.

  Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

  Maksud dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan dan mendapat gelar Ahli Madya pada Program Studi DIII Perbanka Syari’ah STAIN Salatiga.

  Atas terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, serta motivasi yang tak ternilai harganya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Abdul Aziz NP., MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syari’ah

  3. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga

  4. Ibu Desi Trisnawati, MM. selaku dosen pembimbing pada penulisan Tugas Akhir.

  5. Bapak Supardi, SE. beserta karyawan/karyawati BMT “ANDA” Salatiga.

  6. Keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi penulis tetapi juga bagi pembaca.

  Salatiga, 18 Agustus 2011 Penulis Nur Hikmatur Rohmah

  DAFTAR ISI

  Halaman Judul ..................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ....................................................... ii Halaman Pengesahan Tugas Akhir ....................................................... iii Halaman Motto .................................................................................... iv Abstrak ............................................................................................... v Kata Pengantar .................................................................................... vi Daftar Isi .............................................................................................. vii Daftar Gambar ..................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN .............................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................

  4 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................

  4 D. Metode Penelitian .........................................................

  6 E. Sistematika Penulisan ...................................................

  7 BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................

  9 A. Telaah Pustaka ..............................................................

  9 B. Tinjauan Pustaka ..........................................................

  20 BAB III LAPORAN OBJEK .............................................................

  21 A. Gambaran Umum .........................................................

  21 B. Data Deskriptif BMT “ANDA” Salatiga .......................

  41 BAB IV ANALISIS ..........................................................................

  49 A. Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT ”ANDA” .........................................................

  49

  B. Kendala yang Dialami BMT “ANDA” Ketika Mengelola Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang dan Strategi BMT dalam Mengatasi Kendala ...

  55 C. Kesesuaian Sistem Arisan dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” dengan Syari’at Islam ..........................

  56 BAB V PENUTUP ..........................................................................

  59 A. Kesimpulan ..................................................................

  59 B. Saran ............................................................................

  62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pengurus .........................................

  26 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pengelola ............................................

  26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasca krisis moneter tahun 1997, hingga saat ini Indonesia dihadapkan

  pada kondisi ekonomi yang sulit stabil. Bencana alam di berbagai propinsi semakin menambah beban berat pemerintah dalam pembangunan. Sedangkan dipihak masyarakat kecil, keterpurukan juga terus mengancam. Naiknya beberapa komponen harga yang menjadi kebutuhan masyarakat seperti naiknya harga BBM, listrik serta naiknya harga-harga sembako yang kesemuanya mengakibatkan makin terpuruknya kondisi ekonomi nasional (Muhammad, 2002 : 84).

  Bagi masyarakat kelas bawah, kondisi ini semakin menambah kesulitan dalam berusaha dan beraktivitas dilini ekonomi. Diantara kesulitan yang mereka hadapi adalah kekurangan permodalan untuk membeli bahan dan alat produksi, atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena terus melambungnya harga. Para pedagang kecil dan pengusaha kecil sangat membutuhkan pihak lain dalam penyediaan pinjaman lunak untuk menambah modal usaha mereka.

  Oleh karena itu diperlukan alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui lembaga keuangan bukan bank yang dapat diterima masyarakat dan dikelola secara profesional yang dapat menjangkau hingga ke Pinjam, Lembaga Keuangan Mikro, asuransi dan yang sudah mulai berkembang saat ini adalah lembaga keuangan dengan sistem syariah yang mengelola bisnis dan harta yang dinamakan dengan Baitul Maal wat- Tamwil (BMT).

  Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun materi, maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat (Heri Sudarsono, 2007 : 130).

  Keunggulan Baitul Mall wat-Tamwil (BMT) terletak pada sistem yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil (profit sharing) dan berbagi risiko (risk

  sharing ).

  Bagi hasil (profit sharing) adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pemabagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan nasabah penerima dana. Sedangkan berbagi risiko (risk sharing) adalah jika terjadi risiko, maka semua yang bersangkutan akan ikut menanggungnya.

  Suatu lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank yang pada dasarnya mempunyai peranan sebagai perantara (financial yang berhak untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dituntut untuk menawarkan berbagai macam produk yang dapat menarik minat masyarakat sesuai kebutuhan dan peluang pasar.

  Dalam lembaga Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT “ANDA” Salatiga menawarkan berbagai macam produk baik simpanan maupun pembiayaan dengan tujuan membantu penabung atau unit surplus melakukan investasi yang menguntungkan dan para peminjam dalam hal ini para pengusaha kecil dan menengah untuk memperoleh dana tambahan. Produk yang ditawarkan senantiasa harus sesuai dengan peluang dan kebutuhan pasar atau sesuai dengan permintaan nasabah (customer).

  Kegiatan ekonomi dari masa ke masa terus mengalami perkembangan, yang dulu tidak ada sekarang ada atau sebaliknya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia melakukan inovasi, antara lain dalam melakukan kegiatan arisan. Arisan dimodifikasi sedemikian rupa dengan berbagai barang yang digunakan sebagai arisan. Arisan merupakan kegiatan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang berfungsi sebagai ajang silaturrahim.

  Bagi sebagian orang, metode untuk memiliki suatu barang melalui sistem arisan menjadi salah satu alternatif tambahan lain dengan lebih menawarkan sistem yang mudah dan terjangkau. Demikian juga dengan BMT “ANDA”, atas alasan tersebut dan minat masyarakat yang cukup besar maka BMT “ANDA” terdorong untuk mengeluarkan produk “Arisan Sepeda Motor”. Dengan sistem ini, secara tidak langsung BMT membantu masyarakat atau anggota koperasi dalam memenuhi kebutuhan tambahan yang berfungsi sebagai barang pembantu dalam mendapatkan penghasilan.

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis menentukan Tugas Akhir dengan judul “Kendala dan Kesesuaian Syari’at Islam Atas Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” Salatiga.

B. Rumusan Masalah

  Dalam hal ini penulis memperoleh pokok masalah yang bersumber dari pengamatan langsung di BMT “ANDA” Salatiga. Ada beberapa pokok masalah yang penulis ungkapkan dalam Tugas Akhir ini, antara lain :

  1. Bagaiman sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang tertutup di BMT “ANDA” Salatiga ?

  2. Apa kendala yang dialami dalam mengelola produk ini dan bagaimana strategi yang dilakukan BMT “ANDA” dalam menangatasi kendala yang ada ?

  3. Apakah sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan BMT “ANDA” sudah sesuai dengan syari’at Islam ? C.

   Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

  Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan, maka perlu Adapun tujuan penelitian ini adalah :

  a. Untuk mengetahui sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” Salatiga.

  b. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh BMT dalam mengelola produk arisan sepeda motor dengan metode lelang.

  c. Untuk mengetahui strategi BMT dalam mengatasi kendala- kendala yang ada.

  d. Untuk mengetahui apakah sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan BMT sudah sesuai dengan syari’at Islam.

2. Manfaat Penulisan

  Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Penulis.

  Diharapkan hasil penulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem arisan dengan metode lelang. Dan dapat mengetahui penerapan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam praktik.

  b. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang.

  c. Bagi Perusahaan.

  Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan d. Bagi Pembaca.

  Semoga dapat menjadi bahan tambahan pengetahuan tentang arisan sepeda motor dengan metode lelang yang dilakukan oleh BMT.

D. Metode Penelitian 1. Objek penelitian

  Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil objek penelitian di BMT “ANDA” Salatiga dan kantor cabang BMT “ANDA” yang berada di Karanggede.

  2. Tipe Penelitian

  Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan tipe penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang, kendala yang dialami serta strategi yang dilakukan BMT “ANDA” dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dan menilai apakah sistem ini sudah sesuai dengan syari’at islam.

  3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data a. Jenis Data

  Adapun jenis data yang diperlukan terdiri dari : 1) Data primer

  Data primer merupakan data yang didapat dari sumber informasi yang pertama yaitu individu atau perseorangan seperti yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti. Data ini berupa catatan hasil wawancara dengan karyawan yang mengetahui tentang arisan sepeda motor.

  2) Data sekunder Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang dieroleh baik dari dokumen maupun observasi langsung ke lapangan. Antara lain berupa informasi tentang sejarah, tujuan, visi dan misi, serta struktur organisasi dari BMT “ANDA” Salatiga.

b. Metode Pengumpulan Data

  1) Interview ( wawancara ) Yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan nasabah, karyawan dan pimpinan perusahaan yang berwenang memberi keterangan yang diperlukan. 2) Dokumentasi.

  Dalam metode pengumpulan data ini penulis melihat dokumen- dokumen yang diperoleh dari BMT “ANDA” Salatiga. Sebagai pelengkap penulis mempelajari dan menggunakan literatur-literatur yang ada.

E. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran secara sederhana dan menyeluruh, maka penulis membuat sistematika penulisan. Sistematika penulisan disajikan saling berkaitan antara bab satu dengan bab lainnya. Sedangkan gambarn umumnya adalah sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori, bab ini berisi tentang telaah pustaka, tinjauan pustaka dan tinjauan pustaka. Bab III Laporan Objek, laporan objek pengamatan menjelaskan gambaran umum beserta data diskriptif perusahaan yang menjadi studi pengamatan, sehingga meliputi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi berikut job diskripsinya, bidang usaha, dan permodalan.

  Bab IV Analisis, pada bab ini disajikan data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitiannya. Hal ini untuk menjawab rumusan masalah, atau menunjukkan tentang bagaimana sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA”, kendala yang dialami dalam menjalankan sistem ini, strategi dalam mengatasi kendala yang ada, dan kesesuaian arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” dengan syari’at Islam.

  Bab V Penutup, pada bab ini berisi penggambaran tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh setelah melakuan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI Arisan yang sudah kita kenal selama ini, sekarang sudah mengalami

  modifikasi dan inovasi yang berkembang dengan cepat. Inovasi yang signifikan terdapat pada sistem atau tata caranya dan adanya prinsip kehati-hatian atau keamanan terhadap data nasabah.

  Arisan yang dikembangkan oleh BMT “ANDA” yaitu arisan sepeda motor dengan metode lelang saat ini cukup banyak digemari oleh kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak. Mereka lebih memilih arisan sepeda motor di BMT “ANDA” karena lebih mudah dan lebih murah dari pada dengan kredit motor di dealer.

A. Telaah Pustaka 1. Penjelasan Istilah a. Sistem

  Sistem dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sekelompok unsur atau unit yang saling berkaitan dan berfungsi untuk mencapai suatu tujuan dan unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas ( Purwadarminta, 2006 : 1134 ).

  Definisi sistem secara umum dapat dirinci sebagai berikut : 1) Setiap sistem terdiri dari sub sistem.

  2) Setiap sub sistem terdiri dari unsur-unsur. 3) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang

  4) Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. 5) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

  b. Metode

  Kata metode berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya

  ilmiah , maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

  Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

  c. Arisan

  Arisan adalah suatu bentuk kerja sama antar sekelompok orang yang kemudian menyerahkan sejumlah uang tertentu kemudian diundi untuk memutuskan siapa yang berhak mendapatkan uang atau barang. Dan pada waktu berikutnya , mekanisme itu diulang lagi hingga semua anggota memperolehnya dan yang telah memperoleh pada kesempatan sebelumnya tetap harus menyetorkan sejumlah uang dan dia tidak boleh melakukan penarikan uang atau barang lagi (Bashith, 2008 : 132).

  d. Lelang

  Lelang adalah menjual atau penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran atas-mengatasi) dan dipimpin oleh pejabat lelang (Purwadarminta, 2006 : 682).

  Kegiatan pelelangan untuk memperoleh pemenang dapat dilakukan

  1) Lelang Sistem Terbuka

  Lelang sistem terbuka adalah pelelangan yang dipimpin oleh pejabat lelang dimana setiap peserta lelang dapat secara langsung melakukan penawaran harga terhadap barang yang dilelangkan. Pemenang adalah peserta lelang dengan penawaran harga yang paling tinggi.

  2) Lelang Tertutup

  Lelang sistem tertutup adalah pelelangan yang dipimpin oleh pejabat lelang dimana setiap peserta lelang melakuan penawaran harga secara tidak langsung terhadap barang yang dilelangkan. Setiap peserta lelang menulis jumlah harga kemudian dimasukkan dalam amplop tertutup dan dikumpulkan didepan peserta lelang. Peserta yang menuliskan harga penawaran lelang tertinggi merupakan pemenang lelang.

  Sistem lelang tertutup inilah yang digunakan oleh BMT “ANDA” Salatiga dalam sistem arisan sepeda motor.

2. Aturan Dasar Arisan

  Demi kelancaran dalam menjalankan sistem arisan dengan metode lelang, maka panitia arisan membuat ketentuan-ketentuan arisan sebagai berikut: a. Panitia penyelenggara disebut pihak pertama yang menyelenggarakan arisan. Peserta arisan disebut pihak kedua. b. Dari setiap periode arisan dalam satu kelompok jumlah orang dan jumlah angsuran sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT “ANDA”.

  c. Motor yang dimaksud dalam arisan tidak tertentu merknya, bisa menyesuaikan dengan keinginan dari pemenang lelang arisan, namun ada ketentuan standar motor yang dipakai.

  d. Dalam penentuan siapa yang putus/menang lelang tiap bulannya diadakan sistem lelang tertutup. Bagi pelelang tertinggi pada saat arisan berhak mendapatkan motor, dan selisih uang tertinggi dan minimal lelang menjadi milik bersama seluruh anggota sebagai saldo peserta. Jika saldo peserta sudah menjadi angka yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT ANDA maka bulan tersebut dilelang 2 (dua) motor.

  e. Besarnya minimal lelang arisan telah ditentukan oleh BMT ANDA.

  Besarnya minimal lelang dapat berubah setiap saat, berdasarkan perubahan standar harga pasaran motor yang menjadi standar motor arisan.

  f. Bagi pemenang lelang wajib menyetor sebesar uang lelang maksimal 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal lelang arisan. Jika setelah 1 (satu) bulan belum dapat menyiapkan uang lelang maka dianggap mengundurkan diri, akibatnya harus dibebani denda sebesar 8% dari lelang yang dimenangkan, kemudian dapat digantikan peserta lelang g. Peserta arisan yang tidak mampu lagi melanjutkan setoran arisan bulanan karena halangan tetap maupun sementara, diwajibkan menanggung biaya administrasi yang timbul dan membuat surat pernyataan pengunduran diri. Uang yang sudah masuk dikembalikan 50% apabila tidak ada pengganti.

  h. Apabila pemenang lelang tidak menghendaki motor dan akan diambil dalam bentuk dana tunai maka pemenang lelang harus menyerahkan surat berharga seperti BPKB atau sertifikat tanah dan bangunan dengan nilai minimal 30% lebih tinggi dari sisa angsuran yang tertanggung sebagai jaminan untuk tetap setor setiap bulannya sampai dengan selesainya arisan. Dan peserta pemenang juga harus mengganti komisi dealer sebesar ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT “ANDA”. i. Apabila peserta arisan meninggal dunia, maka perjanjian ini mengikat ahli waris dari peserta arisan, sehingga ahli waris ikut bertanggung jawab melanjutkan setoran sampai dengan selesainya periode arisan. j. Apabila terjadi keterlambatan setoran 1 (satu) bulan maka peserta arisan yang bersangkutan dikenakan denda sebesar Rp 5.000 per setoran per bulan. Denda semakin bertambah bila kekurangan belum dilunasi. k. Bagi pemenang arisan yang diambil motor, apabila terjadi keterlambatan setoran sampai dua kali maka berdasar kesepakatan bersama peserta arisan yang lain, motor dapat ditarik penyelenggara pemenang lelang harus menanda tangani surat pernyataan sanggup diambil motor dan menandatangani surat kuasa mengambil motor. l. Bagi pemenang arisan yang diambil dana tunai, apabila terjadi keterlambatan setoran sampai dua kali maka berdasar atas kesepakatan bersama peserta arisan yang lain, barang jaminan dapat dijual oleh penyelenggara arisan dengan sepengetahuan peserta yang lain. Dan hasil penjualan diambil sebesar kewajiban ditambah denda serta administrasi sisanya dikembalikan kepada pemilik barang jaminan.

  Untuk menjamin terlaksananya hal tersebut maka setiap pemenang lelang harus menandatangani surat pernyataan sanggup dijual barang jaminannya dan menandatangani surat kuasa menjual barang jaminan. m. Apabila terjadi kecelakaan atau kehilangan motor, itu adalah tanggung jawab dari peserta itu sendiri, karena antara peserta dan panitia telah bersepakat untuk tidak menggunakan jasa asuransi. Dan peserta tetap berkewajiban membayar setorannya setiap bulan sampai selesainya arisan tersebut. n. Apabila tidak ada peserta yang mau mengikuti lelang maka dilakukan pengundian nomor peserta arisan yang belum pernah menang lelang, kemudian diambil satu sebagai yang berhak mendapat sepeda motor dengan wajib membayar minimal lelang yang telah ditentukan. o. Apabila pemenang lelang telah memenangkan lelang maka ia berkewajiban menyiapkan seluruh syarat-syarat pengambilan STNK penyelenggara sebagai jaminan untuk pemenuhan setoran per bulan, BPKB baru bisa diambil secara bersama-sama oleh peserta arisan pada akhir apabila peserta arisan sudah mendapatkan motor semua. p. Peserta arisan dengan alasan apapun tidak boleh menjual, menyewakan, memindahtangankan, mengalihkan hak atau menjaminkan motornya pada pihak lain selain penyelenggara arisan, selama arisan belum selesai. q. Kewajiban penyelenggara arisan adalah mengkoordinir seluruh peserta arisan agar arisan motor dapat diadakan setiap bulannya, dengan mengumpulkan setoran seluruh peserta arisan agar arisan tetap terselenggara. r. Penyelenggara arisan berkewajiban menyimpan Surat Berharga Barang

  Jaminan/Agunan sampai dengan selesainya arisan, tidak boleh mengalihkan, menggadaikan, dan mengganti apabila menghilangkan. s. Apabila sampai selesainya arisan ada peserta yang belum mendapatkan motor maka peserta arisan berhak untuk menuntut kepada penyelenggara arisan. t. Penyelenggara berkewajiban membuat pembukuan atas uang kas dan melaporkan kepada seluruh peserta arisan setiap bulannya ketika pelelangan akan dilakukan. u. Penyelenggara arisan berkewajiban menyediakan tempat, sarana arisan dan mengatur tata cara pelelangan sehingga tata cara pelelangan dapat v. Dimana dipandang perlu adanya perubahan ketentuan diluar perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan musyawarah, yang dibahas bersama-sama seluruh peserta arisan, serta dicatat didalam buku notulen atas kesepakatan semua peserta arisan minimal setengah dari peserta arisan dan satu kelompok. w. Kedua belah pihak sepakat memilih kedudukan hukum yang tetap dikantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Salatiga. x. Perjanjian ini ditandatangani kedua belah pihak dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun juga dan dibuat rangkap dua dihadapan notaris untuk dilegalisir.

3. Landasan Hukum a. Hukum Arisan

  Arisan secara umum termasuk muamalat yang tidak pernah disinggung dalam Al Qur’an dan as Sunnah secara langsung, maka hukumnya dikembalikan kepada hukum asal muamalah, yaitu dibolehkan. Para ulama menyebutkan hal tersebut dengan mengemukakan kaedah fikih yang berbunyi:

  ُزاَﻮَﺠْﻟاَو ﱡﻞِﺤْﻟَا ِت َﻼَﻣ ﺎَﻌُﻤْﻟاَوِدْﻮُﻘُﻌْﻟا ﻲِﻓ ُﻞْﺻﻷَ ا “Pada dasarnya hukum transaksi dan muamalah itu adalah halal dan boleh”. Dan Allah SWT juga berfirman :

  ِنٰوْﺪُﻌْﻟ َو ِﻢْﺛ ِ ا ﻰﻠَﻋ اﻮُﻧَوﺎَﻌَﺗ َﻻَو ۖ ٰىَﻮْﻘﱠﺘﻟاَوﱢﺮِﺒْﻟا ﻰَﻠَﻋ اﻮُﻧَو ﺎَﻌَﺗَو “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran “ (Qs Al Maidah: 2).

  Meskipun hukum arisan boleh, tapi ada beberapa bentuk arisan yang diharamkan, karena mengandung riba, penipuan dan merugikan pihak lain (http://hukum-arisan-dalam-islam.html).

b. Hukum Lelang

  Di dalam literatur fikih, lelang dikenal dengan istilah

  muzayadah . Muzayadah sendiri berasal dari kata ziyadah yang artinya

  bertambah. Muzayadah berarti saling menambahi. Maksudnya, orang- orang saling menambahi harga tawar atas suatu barang.

  Dan sebagaimana kita tahu, dalam prakteknya sebuah penjualan lelang, penjual menawarkan barang kepada beberapa calon pembeli. Kemudian para calon pembeli itu saling mengajukan harga yang bervariasi. Sehingga terjadilah semacam saling tawar menawar.

  Kemudian pembeli yang berani mengajukan harga tertinggi akan menjadi pemenang lelang. Lalu terjadi akad dan pembeli tersebut mengambil barang dari penjual.

  Ada pendapat ulama yang membolehkan hukum lelang, tapi ada juga yang memakruhkannya. Hal itu karena memang ada beberapa sumber hukum yang berbeda. Berikut hadits yang membolehkan dan yang memakruhkannya.

  1) Yang Membolehkan Yang membolehkan lelang ini adalah jumhur (mayoritas ulama). Dasarnya adalah apa yang dilakukan langsung oleh

  Rasulullah SAW di masa beliau hidup. Ternyata beliau juga melakukan transaksi lelang dalam kehidupannya. Hadits yang membolehkannya yaitu :

  “Dari Anas bin Malik ra bahwa ada seorang lelaki Anshar yang datang menemui Nabi saw dan dia meminta sesuatu kepada Nabi saw. Nabi saw bertanya kepadanya,”Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu menjawab,”Ada. Dua potong kain, yang satu dikenakan dan yang lain untuk alas duduk, serta cangkir untuk meminum air.” Nabi saw berkata,”Kalau begitu, bawalah kedua barang itu kepadaku.” Lelaki itu datang membawanya. Nabi saw bertanya, ”Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah seorang sahabat beliau menjawab,”Saya mau membelinya dengan harga satu dirham.” Nabi saw bertanya lagi,”Ada yang mau membelinya dengan harga lebih mahal?” Nabi saw menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat beliau berkata,”Aku mau membelinya dengan harga dua dirham.” Maka Nabi saw memberikan dua barang itu kepadanya dan beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya kepada lelaki Anshar tersebut…”(HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa`i, dan at- Tirmidzi).

  Hadits ini menjadi dasar hukum dibolehkannya lelang dalam syari’at Islam. Lantaran Nabi SAW sendiri mempraktekkannya, maka tidak ada alasan untuk mengharamkannya.

  2) Yang Memakruhkannya Namun ternyata ada juga ulama yang memakruhkan transaksi lelang. Seperti Ibnu Sirin, Al-Hasan Al-Basri, Al-Auza`i,

  Ishaq bin Rahawaih, memakruhkannya, bila yang dilelang itu bukan rampasan perang atau harta warisan. Maksudnya, kalau harta rampasan perang atau warisan itu hukumnya boleh. Sedangkan selain keduanya, hukumnya tidak boleh atau makruh. Dasarnya adalah hadits berikut ini:

  “Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAw melarang seseorang di antara kalian membeli sesuatu yang sedang dibeli oleh saudaranya hingga dia meninggalkannya, kecuali rampasan perang dan waris”.

  Sayangnya, banyak yang mengkritik bahwa hadits di atas kurang kuat. Untuk itu, menurut jumhur ulama, kesimpulannya masalah lelang ini dibolehkan, asalkan memang benar-benar seperti yang terjadi di masa Rasulullah SAW. Artinya, lelang ini tidak bercampur dengan penipuan, atau bercampur dengan trik-trik

  ) yang memang dilarang (http://berita-55-hukum-lelang.html .

  Dari penjelasan tentang hukum arisan dan lelang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” termasuk yang dibolehkan dalam ajaran islam. Karena sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang ini tidak merugikan pesertanya, serta tidak mengandung unsur yang dapat mengharamkannya seperti, ghoror, maisir dan riba.

B. Tinjauan Pustaka

  Arisan adalah pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang, lalu diundi diantara mereka. Undian tersebut dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Sedangkan lelang adalah menjual atau penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran atas- mengatasi) dan dipimpin oleh pejabat lelang

  Penelitian terdahulu didapat dari hasil penelitian yang disusun sebagai panduan untuk memecahkan masalah dan merumuskan masalah.

  Menurut Efie Dwi Handayani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT Amal

  

Mulia Suruh ”, diperoleh bahwa sistem arisan dengan metode lelang di BMT

  Amal Mulia Suruh sudah berjalan dengan professional dan baik, namun untuk beberapa prosedur masih bergantung pada satu bagian, yaitu bagian operasional. Semua hal yang bisa menjadikan arisan berjalan adalah hanya bagian operasional.

  Persamaan antara penelitian Efie Dwi Handayani dengan Tugas Akhir ini sama-sama membahas tentang sistem arisan dengan metode lelang. Tetapi penelitian Efie lebih membahas tentang sifat arisan, kelebihan dan kekurangan sistem arisan sepeda motor, sedangkan Tugas Akhir ini membahas tentang kendala yang dihadapi dan penanggulangan kendala, serta kesesuaian sistem arisan dengan syari’at Islam.

BAB III LAPORAN OBJEK Pada bab ini penulis akan menggambarkan secara umum tentang obyek

  penelitian sebagai langkah awal untuk mendapatkan informasi secara mendetail tentang perusahaan.

  A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

  Perekonomian dimanapun adanya membutuhkan lembaga keuangan sebagai basis dalam operasinya. Perbankan merupakan suatu institusi atau lembaga keuangan yang mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi. Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dengan demikian dunia perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kelebihan dana (debitur) dengan pihak yang membutuhkan dana (kreditur). Dalam menjalankan fungsinya ini, perbankan mempunyai prinsip kehati- hatian dimana harus dapat memperkirakan pemasukan dan pengeluaran kas sehingga tidak terjadi penumpukan kas (iddle cash) maupun kekurangan kas (devisit). Oleh karena itu, jika kreditur ingin meminjam dana pada perbankan akan dilakukan penilaian terhadap usaha yang dilakukan dan asset yang dimiliki.

  Begitu ketatnya penilaian yang ditetapkan bank sehingga hanya bank. Sebagai akibatnya banyak kalangan ekonomi lemah tidak dapat memanfaatkan fasilitas kredit dari bank karena memang para pedagang kecil mempunyai kelemahan terhadap faktor-faktor yang dinilai oleh bank, baik faktor manajemen, permodalan, administrasi, pemasaran maupun jaminan.

  Pada sisi lain di sektor keuangan mikro, sebenarnya ada kegiatan individu dari masyarakat yang sudah memperhatikan hal tersebut sehingga kelompok individu tersebut memberikan permodalan yang dibutuhkan masyarakat ekonomi lemah, individu tersebut sering dikenal di masyarakat umum sebagai rentenir.

  Akan tetapi keberadaan rentenir itu sendiri tidak membawa kemaslahatan bagi masyarakat banyak, karena justru ada beberapa permasalahan yang signifikan dalam bentuk kegiatan rentenir itu, diantaranya adalah bentuk permodalan yang dilakukan dari rentenir tersebut. Para rentinir biasanya meminjamkan uang mereka kepada para peminjam dengan beberapa ketentuan yang mengikat diantaranya penentuan bunga yang tinggi dan interest return dengan jangka waktu sangat pendek. Sehingga praktik ini secara tidak langsung tidak memberikan solusi akan permasalahan ekonomi rakyat kecil, akan tetapi menambah masalah perekonomian mereka yang sudah kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan instansi keuangan mikro baru yang mempunyai kompetensi baik dalam profesionalitas dan material yang bisa mengcover lingkaran hutang yang berkepanjangan, sehingga mampu mendorong ekonomi rakyat kecil sebagai hasil akhirnya.

  Begitulah keadaan yang dialami oleh kalangan ekonomi lemah pada umumnya di Indonesia termasuk di kota Salatiga. Sebagai contoh di Pasar Blauran, Pasar Raya I, Pasar Raya II, dan Pasar shoping hampir 70% adalah pedagang ekonomi lemah, dan hampir 80% terjerat hutang kepada rentenir. Sebagai akibat langsung dari kondisi tersebut adalah kalangan ekonomi lemah semakain sulit untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

  Dari latar belakang diatas maka lahirlah Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yaitu Baitul Mal wat-Tamwil (BMT) sebagai bentuk alternatif yang dikhususkan untuk menjangkau ekonomi lemah yang beroprasi dengan sistem bagi hasil sesuai syariat islam.

  Perkembangan BMT ternyata disambut baik oleh masyarakat terutama oleh para pengusaha/pedagang kecil, yang mendorong munculnya BMT di daeah-daerah. Tahun 1991/1992 dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan BMT bersamaan dengan munculnya BMI dan BPRS. Dalam konteks lembaga keuangan lahirnya BMT tidak terlepas dari keterkaitan untuk menciptakan rural banking system (bank untuk masyarakat pedesaan). Tahun 1995 tepatnya bulan Desember kembali muncul gebrakan yang mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya BMT, yaitu adanya gerakan nasional BMT atau lebih dikenal dengan

  Melihat perkembangan yang baik pada tanggal 12 Juli 1998 didirikan Koperasi Serba usaha (KSU) “ANDA” oleh para tokoh masyarakat, ulama’ dan aghniya’ di Salatiga yang akhirnya menjembatani berdirinya BMT “ANDA” Salatiga. Legalitas BMT “ANDA” Salatiga didasari dengan keluarnya surat keputusan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor : 004/BH/KWK.

  11.32/X/1998, tertanggal 16 Oktober 1998 Nomor B. 12/Kop 10/1998. Dan untuk memperluas wilayah gerak, maka pada tanggal 20 Maret 2003 mengajukan perubahan anggaran dasar ketingkat propinsi sehingga keluar SK perubahan tertanggal

  21 April 2003 No : 07/BH/PAD/KDK.II/VI/2003. Asset yang dimiliki oleh BMT “ANDA” sampai akhir juni sebesar 8,3 milyar dengan tiga kantor cabang di Ampel, Ngablak dan Karanggede dan satu kantor pusat di Salatiga.

  Pada saat berdiri BMT “ANDA” Salatiga memiliki kepengurusan organisasi yang terdiri dari Penasehat, Ketua, Sekertaris, Bendahara, Dewan Syariah, Dewan Ekonomi, Direktur, Manajer Pemasaran, Manajer Operasional, dan Teller dengan jumlah karyawan 25 orang. BMT “ANDA” Salatiga mempunyai tujuan :

  1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya.

  2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah.

  4. Menumbuhkan usaha- usaha produktif anggota.

  5. Serta memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi antar anggota.

  Melihat tujuan tersebut tidaklah mengherankan jika BMT “ANDA” berumur lebih dari 10 tahun dan mampu meraih nasabah kurang lebih sebanyak 5200 orang.

4. STRUKTUR ORGANISASI

  Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang hubungan kerja sama dari orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama bagi suatu perusahaan agar dapat menjalankan usahanya dengan baik, lancar dan efisien , menguntungkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya maka sangatlah diperlukan struktur organisasi yang jelas dan tegas yang menunjukkan garis kewenangan dan tanggung jawab terhadap masing- masing bagian.

  Demikian pula halnya dengan BMT “ANDA” Salatiga. Struktur organisasi dianggap penting dalam rangka menjalankan usaha untuk mencapai tujuan. Baitul Mal Wat-Tamwil “ANDA” Salatiga dalam pembuatan struktur organisasinya menggunakan bentuk lini atau garis.

  Pengawas Ketua

  Sekertaris Bendahara

  Dewan Syariah Dewan Ekonomi Pengelola

  Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi pengurus BMT “ANDA” Salatiga

  Direktur

  Akunt ansi

  Manajer Pemasaran Manajer Pemasaran Teller

  Gambar 3.2 Bagan struktur organisasi pengelola BMT ANDA Salatiga

  Sumber : BMT “ANDA” Berikut adalah nama-nama yang menjadi pengurus di BMT “ANDA” Salatiga:

  a. Pengawas : KH. Abdul Majid

  H. Ulin Nuha b. Ketua : Budi Santosa, SE., MM.

  c. Sekertaris : Supardi, SE d. Bendahara : M. Fathurrahman, SE., MM.

  e. Dewan Syariah : KH. Hawari Drs. KH. Nuh Muslim f. Dewan Ekonomi : M. Sholeh, A. Md.

  g. Direktur : Budi Santoso, SE., MM.

  h. Manajer Pemasaran: Ita Setyorini, A. Md. i. Manajer Akuntansi: Madyono, A. Md. j. Pemasaran : Agung Setyanto

  Agung Wisoro Siku Muhammad Yazid k. Teller : Erni Afriyanti, A. Md.

  5. Tugas dan Wewenang Pengurus Struktur Organisasi dapat menunjukkan tugas dan wewenang yang berbeda-beda pada setiap bagian. Tugas dan wewenang masing-masing pengelola BMT “ANDA” Salatiga dapat dijelaskan sebagai berikut :

  a. Pengawas

  Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi dan memberikan masukan berupa nasehat kepada pengurus dan membantu ketua dalam menjalankan kegiatan operasional.

  b. Ketua

  Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kerja para bawahan, pengurus dan anggota lainnya.

  c. Sekertaris

  Sekertaris mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan semua berkas transaksi, surat-surat serta arsip penting lainnya.

  d. Bendahara

  Bendahara mempunyai tugas menerima, memeriksa, dan mengatur sirkulasi uang yang masuk dan keluar, mencatat dan menyimpannya.

  e. Dewan Syariah

  Dewan syaria’ah mempunyai tugas sebagai pembimbing dan memutuskan suatu perkara yang dihadapi BMT apakah sesuai dengan syari’at Islam. Selain itu juga bertugas apakah kinerja BMT melaggar syari’ah atau tidak.

  f. Dewan Ekonomi

  Dewan ekonomi mempunyai tugas memberikan masukan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan agar BMT tidak memberikan gambaran dan peluang untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang.

  g. Direktur

  Direktur bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan hidup, kemajuan dan pengembangan perusahaan serta menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara nyata. Disamping itu bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya.

  h. Manager Pemasaran

  Manager pemasaran bertugas untuk mencari peluang-peluang dana murah dari masyarakat, mengenalkan poduk, menganalisa dan memberikan pinjaman kepada nasabah pembiayaan, mencari calon nasabah baru, melakukan promosi baik tabungan maupun pembiayaan.