Manajemen Perencanaan Kurikulum Dalam Peningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus Di Smp Islam Thoriqul Huda Cekok) - Electronic theses of IAIN Ponorogo

  MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi Kasus di SMP Islam Thoriqul Huda Cekok) TESIS Oleh: SUDARTO NIM: 212216048 PASCA SARJANA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO TAHUN 2018

  

ABSTRAK

  Sudarto, 2018. Manajemen Perencanaan Kurikulum Dalam Peningkatan Kualitas

  Pembelajaran (Studi Kasus SMP Islam Thoriqul Huda Cekok Babadan Ponorogo). Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Program

  Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: Dr. H. M. Miftahul Ulum, M.Ag

  Kata Kunci: Perencanaan, Kurikulum, Pembelajaran Pendidikan adalah salah satu faktor utama menjadikan manusia sebagai insan yang berkualitas dan inovatif. Pendidikan juga sebagai pilar penerus perbaikan kondisi yang ada setiap saat, setiap hari manusia dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan pembaharuan serta memiliki pengetahuan, daya cipta dan ketrampilan hidup yang lebih baik. salah satu aspek pendidikan adalah pembelajaran, pembelajaran merupakan suatu aktivitas atau suatu proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Keberhasilan suatu pembelajaran sendiri tidak lepas dari peningkatan mutu pembelajaran, dalam meningkatkan mutu pembelajaran maka tidak lepas dari faktor perencanaaan kurikulum yang baik. Oleh karena itu perencanaan kurikulum sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajaran yang bermutu. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dengan tujuan utama menjelaskan upaya manajemen perencanaan kurikulum yang dilakukan SMP Islam Thoriqul Huda Cekok dalam meningkatan kualitas pembelajaran.

  Penelitian ini bertujuan untuk (1), Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu input Pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda, (2) Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu proses Pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda, (3) Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan output mutu Pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Lokasi penelitian ini adalah SMP Islam Thoriqul Huda Cekok Babadan Ponorogo. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Sedangkan sumber informasi diperoleh dari Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Guru. Data yang diperoleh diklasifikasikan dan dikategorisasikan berdasarkan fokus masalah yang ditentukan, selanjutnya dianalisis serta diinterpretasikan secara deskriptif

  Berdasarkan proses pengumpulan dan analisis data, penelitian ini menghasilkan tiga temuan, Pertama, untuk meningkatkan mutu input pembelajaran sekolah menggunkankan strategi Market Driven Strategy yang meliputi Penerapan Prinsip Tujuan kurikulum yang tertuang dalam visi misi sekolah, prinsip relevansi kurikulum selain itu juga memperhatikan media pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pengelolaan kelas, pengembangan materi pembelajaran serta pengelolaan kelas yang baik dan inovatif. Kedua, strategi perencanaan kurikulum yang digunakan sekolah untk meningkatkan mutu proses pembelajaran berpedoman pada strategi

  

Market Driven Strategy (Strategi Kebutuhan Pasar) karena meliputi: Perencananaan

  kurikulum yang telah dibuat (KTSP), menempatkan posisi guru sesui dengan bidangnya masing-masing (Profesionalisme guru) memaksimalkan peran kepala sekolah sebagai supervisor. Ketiga, strategi perencanaan kurikulum yang digunakan sekolah untk meningkatkan mutu ouput pembelajaran adalah strategi evaluasi pembelajaran yang meliputi tiga aspek yaitu aspek Kognitif (kemampauan /pengetahuan), Afektif (kepribadian), Psikomotorik (sikap), sebagai strateginya.

  

ABSTRACT

  Sudarto. Curriculum Planning Management in Increasing Learning Quality Case

  Study at SMP Islam Thoriqul Huda Cekok Babadan Ponorogo Thesis,

  Department of Management of Islamic Education. Graduate Program of Ponorogo State Islamic Institution (IAIN). Supervisor: Dr. H. M. Miftahul Ulum, M.Ag

  Key words: Planning, Curriculum, Learning

  Education is one of the important factors that make people as qualified and innovative human. Education also as a pillar to continue a condition progressively at any time, every day people are forced to be innovative and to have knowledge, creation and a better life-skill, one of the education aspects is learning. Learning is one of activities or a process o teaching and learning. This activity is process of two- way communication, between teachers and students. A successful learning can’t be parted from an increasing of a successful learning. In increasing it needs a good planning of the curriculum. So that, curriculum planning has a big influence towards the successful learning. Based on that reason, this research has an objective to describe an effort of the curriculum planning management that be done by SMP Islam Thoriqul Huda Cekok in increasing a successful learning.

  Therefore, the researcher is interested to make a research as the final project with the objectives: (1) to describe and clarify curriculum planning strategy in increasing input quality of learning at SMP Islam Thoriqul Huda (2)to describe and clarify curriculum planning strategy in increasing process quality of learning at SMP Islam Thoriqul Huda, (3) to clarify describe and clarify curriculum planning strategy in increasing output of the quality of learning at SMP Islam Thoriqul Huda.

  This research uses qualitative approach with case study type. The location of this research is SMP Islam Thoriqul Huda. Data collection was conducted using non participative observation, structured and in-depth interviews and documentation. The data sources are the principal, curriculum and the teachers. The analysis uses data reduction techniques, data presentation and conclusions. Checking the validity of the findings is done with observational persistence, triangulation and reference adequacy.

  Based on the data collection and data analysing process, the researcher can conclude three things, First, in increasing input quality of learning used Market Driven Strategy by using Curriculum Objectives Principle include vision and mission of school, Curriculum Relevancies Principle that focus on the learning media, learning material, Classroom Management Strategy, learning material development, also good and innovative class management. Second, curriculum planning strategy used to increase the quality of learning process based on Market Driven Strategy because include : Curriculum Planning that be done (K

  TSP), place the teacher’s position based on their capabilities (Teacher Professionalism) to maximize the role pf principal as a supervisor. Third, curriculum planning strategy is to increase the output quality of learning by evaluation strategy of learning that include three aspects, those are Cognitive aspect (knowledge skill), affective aspect (personality), and psychomotor (habitual) as the strategy.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari kegiatan pendidikan. Pendidikan

  adalah salah satu faktor utama menjadikan manusia sebagai insan yang berkualitas dan inovatif. Pendidikan juga sebagai pilar penerus perbaikan kondisi yang ada setiap saat, setiap hari manusia dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan pembaharuan serta memiliki pengetahuan, daya cipta dan keterampilan hidup yang lebih baik, salah satu aspek pendidikan adalah pembelajaran, pembelajaran merupakan suatu aktivitas atau suatu proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan;

  “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

  1 dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

  Pembelajaran sendiri merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, tehnik dan latar atau lingkungan. Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem intruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya, yaitu saat mendesain atau mengadakan pemilihan dan saat menggunakannya untuk mewujudkan proses belajar yang berarah pada tujuan yang terkontrol dan yang didesain untuk mencapai kompetensi tertentu serta 1 perubahan tingkah laku akhir dari suatu pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, Undang undang No 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidik an Nasional. kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok, pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar; kedua , bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar hal ini menunjukkan bahwa makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal kegiatan belajar yang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengondisikan seseorang untuk belajar demi

  2 mewujudkan tujuan pendidikan.

  Adapun tujuan pendidikan Indonesia termaktub dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,

  “Tujuan Pendidikan

Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

  3 bertanggung jawab" .

  Fakta di lapangan mengatakan keberhasilan pembelajaran bisa dilihat dari tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses memahami serta dalam mengembangkan tujuan pendidikan. Di Indonesia sendiri menurut survei Political

  

and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada

  pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 2 dari 57 negara yang disurvei di dunia. 3 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 284.

  Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidik an Nasional, Pasal 3.

  Kualitas pembelajaran Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan

  4 dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

  Fakta yang lain juga mengatakan “salah satu faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya kualitas pembelajaran adalah kinerja guru dan data pengumpulan perangkat pembelajaran. Pada Sekolah SMP Negeri di kota Binjai misalnya masih terdapat beberapa guru yang tingkat kehadirannya dalam sebulan di bawah 90%

  5 dan sekitar 5% guru yang tidak membuat perangkat pembelajaran tepat waktu.

  Fakta lain ditemukan Kepala SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro selama dua tahun terahir ini melihat, pada umumnya ketika guru-guru mengajar dan disupervisi oleh kepala sekolah tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memenuhi syarat sesuai dengan amanat permendiknas No 22 tahun 2016 tersebut. Artinya dari beberapa guru yang bertugas di SMPN MT tak seorangpun mampu menunjukkan dan menggunakan RPP buatannya sendiri.

  Fakta ini menunjukan bahwa: 1. Lebih dari 90% guru-guru tidak membuat RPP 4 sendiri, karena RPP yang digunakan adalah RPP hasil copy paste dari produk Tim

   Siti chotijah, “Masalah-masalah Pendidikan”, 5 diakses tanggal 06 Agustus 2018

  Rini Puji Lestina, “Hubungan Kompetensi Profesional dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Biologi SMP Negeri di Kota Binjai

” ( Tesis, ...., Binjai, 2013), 7.

  MGMP Kabupaten atau karya orang lain; 2. Implementasi pembelajaran guru di kelas, berbeda dengan skenario dalam RPP yang dibawa guru. Jadi RPP yang 6 ditunjukkan hanya formalitas pada saat ada supervisi oleh kepala Sekolah.

  Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektivitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu: 1. Rendahnya sarana fisik; 2. Rendahnya kualitas guru; 3. Rendahnya kesejahteraan guru; 4. Rendahnya prestasi siswa; 5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan; 6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan; 7. Mahalnya biaya pendidikan.

  Berdasarkan alur pemikiran di atas peneliti menganggap studi tentang perencanaaan kurikulum layak dan menarik untuk dilakukan penelitian. hal ini dilakukan untuk mengetahui apa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, dan apa yang dilakukan pihak terkait (pimpinan) dalam menyikapi hal tersebut melalui manajemen perencanaan kurikulum sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

  Manajemen dalam perencanaan kurikulum sendiri dapat diartikan sebagai keahlian atau kemampuan merencanakan dan mengorganisasi kurikulum, artinya kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan suatu program yang di dalamnya memuat sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijakan 6 arah, prosedur dan tujuan yang harus ditempuh karena melakukan segala sesuatu itu

  Ahmadi, Meningk atkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Perangk at Pembelajaran Inovatif Melalui Lesson Study (September, 2013), 7. harus dikerjakan dan dikelola dengan baik, rapi, tertib dan teratur. Tidak boleh dilakukan secara asal-asalan agar didapatkan hasil yang maksimal. Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, teratur dan tuntas merupakan hal yang sangat penting karena suatu hal apapun tanpa proses manajemen maka hasilnya juga akan kurang baik, sebaliknya sesulit dan sebesar apapun suatu hal apabila diproses dengan manajemen yang baik maka bisa dipastikan akan berhasil dengan baik, efektif dan efisien.

  Peranan manajemen sangat signifikan dalam menentukan kualitas sebuah lembaga pendidikan. Karena bidang garapannya meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan atau evaluasi dan pemberdayaan segala sumber daya yang ada. Begitu juga pendidikan tidak akan berhasil tanpa diatur sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing secara efektif dan efisien.

  Berdasarkan atas pernyataan-pernyataaan masalah pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, maka untuk mencapai suatu pembelajaran yang baik dan berkualitas demi terwujudnya pendidikan yang bermutu sebagaimana yang tersurat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut maka perlu adanya sebuah manajemen yang baik terutama dalam bidang kurikulum yang akan diajarkan kepada peserta didik baik mengenai tujuan, isi atau bahan ajar, pelaksanaan serta evaluasi dari kurikulum.

  SMP Islam Thoriqul Huda merupakan salah satu sekolah yang menginginkan peserta didiknya mempunyai wawasan pengetahuan dan keagamaaan yang luas, serta ingin mencetak peserta didik yang memiliki karakter atau watak yang baik serta mempunyai kecintaan terhadap kegiatan keagamaan, oleh karena itu kurikulum yang ada di SMP Islam Thoriqul Huda tersebut memadukan antara kurikulum nasional dengan kurikulum pondok pesantren salaf demi wewujudkan suatu sistem pendidikan yang bermutu sehingga siswa memiliki pengetahuan umum dan agama yang luas serta karakter dan pengalaman yang baik, di sisi lain SMP Islam Thoriqul Huda tersebut pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif, tingkat kelulusan setiap tahun sangata baik dan meningkat, memiliki prestasi akademik dan nonakademik yang bagus, kesemuanya itu tidak lepas dari proses perencanaan pembelajaran yang matang yang dilakukan oleh seluruh

  stakeholder yang ada di SMP Islam Thoriqul Huda tersebut.

  Terbukti mulai dari yang pertama peningkatan mutu input yang dibuktikan dengan pengelompokan kelas siswa dengan melihat kemampuan kognitifnya, pemilihan guru yang profesional, sarpras yang sudah sesui dengan kebutuhan pembelajaran, serta supervisi kepala sekolah yang tertib. Kedua dalam proses pembelajarn yang mengintregasikan pembelajaran kelas maupun luarkelas yang dipadukan dengan metode yang sesui sebagai penunjang materi yang akan diajarkan. Serta dengan merencanakan secara sistematis dalam proses penilaian pembelajaran melalui ujian tulis dan lisan demi meningkatkan mutu output pembelajaran

  Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti dengan merumuskan judul

  “Manajemen Perencanaan Kuriulum dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus di SMP Islam Thoriqul Huda Cekok)

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu

  input pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda? 2.

  Bagaimanakah strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu proses pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda?

3. Bagaimanakah strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu

  output

  pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk menjelaskan strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu input Pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda

  2. Untuk menjelaskan strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu proses Pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda

  3. Untuk menjelaskan tentang strategi perencanaan kurikulum dalam meningkatkan output mutu pembelajaraan di SMP Islam Thoriqul Huda

D. Kegunaan Penelitian

  Berdasarkan persoalan dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

  1. Manfaat teoretis Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui perencanaan manajemen kurikulum di SMP Islam Thoriqul Huda.

  2. Manfaat praktis a.

  Bagi SMP Islam Thoriqul Huda Cekok, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

  b.

  Bagi bapak dan ibu guru SMP Islam Thoriqul Huda Cekok, sebagai bahan masukan dan referensi dalam upaya meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaaran di SMP Islam Thoriqul Huda Cekok.

E. Sistematika Pembahasan

  Dalam membahas suatu permasalahan perlu adanya teknis pembahasan yang sistematis, oleh karena itu sistematika pembahasan tesis ini adalah sebagai berikut:

  Bab satu, Pendahuluan ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.

  Bab dua ini berisikan kajian teori tentang pengertian manajemen kurikulum, proses manajemen kurikulum, kualitas pembelajaran dan faktor yang memengaruhi peningkatan kulitas pembelajaran serta strategi manajemen kurikulum sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

  Bab tiga, metode penelitian akan dipaparkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

  Bab empat, paparan data dan temuan penelitian, Berisikan tentang sejarah berdirinya sekolah, lokasi sekolah, visi dan misi sekolah, keadaan tenaga pengajar dan peserta didik, struktur organisasi sekolah, keadaan sarana dan prasarana pendidikan serta analisis hasil dari penelitian.

  Bab lima. Analisis pembahasan, Pada bab ini akan berisi kajian empiris yang menyajikan hasil penelitian lapangan yang dipadukan dengan teori yang ada agar terlihat hasil yang sebenarnya.

  Bab enam, penutup pada bab terakhir ini peneliti mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran yang berkaitan dengan realita hasil penelitian demi keberhasilan dan pencapaian tujuan yang diharapkan.

BAB II MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM DAN PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN A. Manajemen Kurikulum a. Pengertian Manajemen Kurikulum Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manajemen bisa diartikan sebagai seni, ilmu dan profesi. Dijelaskan dalam Bukhori, Follet mengartikan manajemen sebagai seni, karena untuk mencapai

  tujuan organisasi secara efektif dan efisien, seorang manajer harus bisa mengatur

  7

  dan menggerakkan orang untuk melakukan tugas-tugasnya. Dikatakan sebagai ilmu oleh Gulick yang dikutip nanang fatah karena “manajemen dipandang sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan suatu profesi karena untuk menjadi manajer seseorang membutuhkan keahlian khusus dan

  8 profesional.

  Dalam pendidikan, manajemen didasarkan pada peningkatan mutu atau kualitas pendidikan yang ditangani secara efisien, artinya berbagai sumber yang memengaruhi proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali dan terarah. Dalam pendidikan, manajem en juga diartikan sebagai “aktivitas 7 memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai 8 Muhammad Bukhori et.al., Azas-azas Manajemen (Yogyakarta: Aditya Media, 2005), 1.

  Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidik an (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 1.

  9

  tujuan pendidikan yang telah ditentukan s Dari beberapa pengertian ebelumnya”. di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen mengandung beberapa pengertian antara lain: a.

  Manajemen sebagai suatu proses.

  b.

  Manajemen sebagai suatu aktivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.

  c.

  Manajemen sebagai suatu seni sekaligus sebagai suatu ilmu yang akan di pelajari.

  Selanjutnya tentang kurikulum, istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman Yunani kuno. Kurikulum dalam bahasa Yunani berasal dari kata curir yang artinya lari dan kurire artinya tempat

  10 berpacu, curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari.

  Sedangkan dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan kata Manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan yang terang yang dilalui manusia di berbagai bidang

  11 kehidupannya.

  Dalam konteks pendidikan kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap serta nilai-nilai. Menurut al-Khauly yang dikutip oleh Muhaimin menyebutkan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan

  9 10 Ibid, 5.

  Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan k urikulum di Sek olah (Bandung: PT Sinar Baru, 1989), 4.

  11 Abdullah Idi, Pengembangan Kurik ulum:Teori dan Prak tik (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2007),184 media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan

  12 pendidikan yang diinginkan”.

  Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa. Dengan demikian kurikulum dalam pengertian yang lama lebih menekankan pada isi pelajaran. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Syaodih yaitu bahwa “konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga

  13

  bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya ”.

  Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut:

  

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

  14 kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ”.

  Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana

  15

  atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Saylor dan Alexander dalam Muhaimin mendefinisikan kurikulum sebagai “segala usaha sekolah atau perguruan tinggi yang bisa menghasilkan atau menimbulkan hasil- hasil belajar yang dikehendaki, apakah di dalam situasi-situasi sekolah ataupun di

16 Berarti kurikulum di sini lebih menekankan pada proses luar sekolah”.

  12 ketimbang pada isinya. Secara umum kurikulum dapat dipandang sebagai suatu

  Muhaimain, Pengembangan Kurik ulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 3. 13 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurik ulum Teori dan Prak tek (Bandung: PT Remaja 14 Rosdakarya, 1997), 4.

  Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurik ulum (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 15 2007), 92. 16 Sukmadinata, Pengembangan Kurik ulum, Teori dan Prak tek , 4.

  Bukhori, Azas-azas Manajemen, 3. program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai

  17

  sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Hal ini senada dengan pendapat suparlan bahwa istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan mengandung pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai satu tujuan pendidikan

  

18

atau kompetensi yang telah ditetapkan.

  Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, yang berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran. Dalam melaksanakan kurikulum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: a.

  Tingkat dan jenjang pendidikan. Dengan adanya tingkat dan jenjang pendidikan berarti pula terdapat perbedaan dalam hal tujuan institusional, perbedaan isi dan struktur pendidikan, perbedaan strategi pelaksanaan kurikulum, perbedaan sarana dan lain-lain.

  b.

  Proses belajar mengajar adalah kegiatan guru sebagai penyampai pesan/materi pelajaran, dan siswa sebagai penerima pelajaran. Dalam proses belajar mengajar tersebut kedua-duanya dituntut aktif sehingga terjadi interaksi dan

  19 komunikasi yang harmonis demi tercapainya tujuan pembelajaran. 17 Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.

  Zakiah Darajat, Ilmu Pendidik an Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 122.

18 Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurik ulum & Materi Pembelajaran (Jakarta: Bumi

  19 Aksara,2013), 37

Syafruddin Nurdin, Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurik ulum (Jakarta:

Ciputat Press, 2002), 56-57.

  Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan

  20 urutan isi serta proses pendidikan.

  Dari definisi manajemen dan kurikulum tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen kurikulum merupakan kegiatan pengaturan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan atau evaluasi agar proses pendidikan dapat berjalan dan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

  Depdiknas dalam Syafarudin mengartikan manajemen kurikulum sebagai “suatu proses mengarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik

  21 Lebih lanjut sebagai tolok ukur pencapaian tujuan pengajaran oleh pengajar”.

  dijelaskan bahwa aktivitas manajemen kurikulum ini merupakan kolaborasi antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah beserta para guru dalam melakukan kegiatan manajerial agar perencanaan berlangsung dengan baik.

  b.

  Tujuan Manajemen Kurikulum Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai.

  Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu yang dicita-citakan masyarakat. Misalkan filsafat atau 20 sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan 21 Sukmadinata, Pengembangan Kurik ulum. Teori dan Prak tek , 4.

  Syafarudin, Manajemen Lembaga Pendidik an Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 24. yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

  Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk: a. Pencapaian pengajaran dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.

  b.

  Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

  c.

  Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.

  d.

  Meningkatkan kualitas belajar mengajar di suatu pendidikan tertentu. Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: a.

  Kurikulum sebagai suatu ide, adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

  b.

  Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu. c.

  Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktik pembelajaran.

  d.

  Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

  Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum merupakan dokumen perencanaan yang mencakup: a.

  Tujuan yang harus diraih b.

  Isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa c. Strategi dan cara yang dapat dikembangkan d.

  Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan e.

  Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

  22

c. Prinsip Manajemen Kurikulum

  Sukmadinata menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu: a.

  Prinsip Relevansi Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi untuk masa depan, dan relevansi internal, yaitu kesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri.

  b.

  Prinsip Fleksibel Prinsip fleksibel berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya.

  c.

  Prinsip Kontinuitas Prinsip Kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, yang meliputi sinambung antar kelas maupun sinambung antar jenjang pendidikan.

  d.

  Prinsip Praktis dan Efisiensi

22 Diana Muslihatun http://k3311020.blogspot.co.id/2013/05/ ma kalah-manaje men-kuriku lu m.ht ml

  diakses Tanggal 9 Januari 2018

  Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan prinsip praktis, yaitu dapat dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktik pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.

  e.

  Prinsip Efektivitas Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian bahwa kurikulum

  23 selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai.

  Menurut Dedi Arik Kurniawan manajemen kurikulum memiliki beberapa prinsip, yaitu : a.

  Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.

  b.

  Demokrasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

  c.

  Kooperatif, dalam mencapai suatu kegiatan manajemen kurikulum harus ada rasa kerja sama dengan baik untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.

  d.

  Efektif dan efesiensi, dalam menjalankan suatu kegiatan di dalam manajemen kurikulum harus dilaksanakan dengan efektivitas dan efesiensi 23 untuk mencapai tujuan kurikulum.

  

Tim Pengembang MKDP, Kurik ulum Dan Pembelajaran (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2013), 67-69. e.

  Mengarahkan pada visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan.

  Demikian beberapa prinsip manajemen kurikulum yang jika kita perhatikan semuanya mengarahkan pada kegiatan yang mampu menghasilkan suatu capaian yang diinginkan dengan menyinergikan semua komponen yang ada di dalamnya.

  

24

d.

  Tahapan atau Komponen Manajemen Kurikulum Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi manajemen kurikulum adalah meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau evaluasi. Maka rangkaian proses manajemen kurikulum di lembaga pendidikan cakupannya hampir sama dengan cakupan manajemen secara umum, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan atau evaluasi dan mengupayakan efektivitas pembelajaran.

  Secara lebih rinci adalah sebagai berikut: a.

  Perencanaan Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan 24 Fitri Oviyanti, et.al., Manajemen Kurik ulum dan Pembelajaran (Palembang: Noer Fikri, 2015), 15. siapa yang mengerjakannya. Koontz menyatakan bahwa perencanaan adalah “suatu proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat terpercaya serta

  25

  mem Perencanaan erhatikan perkiraan keadaan yang akan datang”. kurikulum berkaitan dengan bagaimana materi pelajaran disusun sehingga peserta didik atau siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Semua materi dan kegiatan belajar perlu direncanakan dan disusun sebaik-baiknya agar terbentuk program belajar mengajar yang sistematis. Oleh karena itu guru sebagai manajer pembelajaran harus melakukan berbagai pilihan menuju tercapainya tujuan.

  Guru harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yakni materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh siswa sehingga siswa memahami apa yang telah diajarkan. Manfaat perencanaan adalah sebagai berikut : 1)

  Agar kegiatan-kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan tertentu, tertib dan lancar.

  2) Mendorong suatu pelaksanaan kegiatan organisasi secara produktif.

  25 Fattah, Landasan Manajemen Pendidik an, 49.

  3) Mengusahakan penggunaan alat-alat dan sumber-sumber lainnya secara efisien dan benar-benar mendukung bagi pencapaian tujuan organisasi.

  4) Memberikan gambaran yang lengkap bagi seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan.

  5) Dapat memberikan petunjuk bagi setiap personel, khususnya pemimpin organisasi untuk mengadakan pengawasan dan menilai setiap kegiatan yang dilakukan, apakah sudah sesuai dengan harapan-harapan sebelumnya.

  6) Selanjutnya para administrator dapat melakukan pembinaan organisasi

  26 secara terarah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan.

  Syafarudin menjelaskan bahwa didalam proses perencanaan kurikulum, terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Antara lain 1)

  Berdasarkan kalender pendidikan dari Departemen Agama, sekolah menghitung hari kerja efektif untuk setiap mata pelajaran, menghitung hari libur, hari untuk ulangan dan hari kerja tidak efektif. 2)

  Menyusun Program Tahunan (Prota). Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun 26 ajaran karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-

  Burhanuddin. Manajemen Pengembangan Kurik ulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 179-180. program berikutnya, yakni program semester, program mingguan dan program harian. Di sini perlu dibandingkan jumlah jam efektif dengan alokasi waktu tatap muka dalam format analisis rincian pekan efektif dan pekan tidak efektif. Jika ternyata jam efektif lebih sedikit dibanding alokasi waktu tatap muka, maka harus dirancang tambahan jam pelajaran atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan tugas pekerjaan rumah bagi siswa. Jadi sejak awal sudah diketahui tugas yang akan dikerjakan siswa sebagai jam tambahan.

  3) Menyusun Program Semester (Promes). Adapun hal pokok yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ini adalah program semester harus sudah lebih jelas dari prota, yaitu dijelaskan dalam beberapa jumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar, bagaimana cara menyelesaikannya, kapan diajarkan melalui tatap muka atau tugas.

  4) Menyusun Silabus. Dalam kegiatan ini guru harus menyusun rencana secara rinci mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar dan sistem penilaian yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan pengajaran.

  5) Menjabarkan Silabus menjadi Rencana Pembelajaran (RP). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar yang esensial yang sukar dipahami oleh siswa dijadikan sebagai prioritas untuk dipelajari dalam tatap muka/laboratorium. Adapun yang tidak begitu sukar, maka guru menjadikan tugas siswa secara individu atau kelompok.

  6) Rencana Pembelajaran (RP). Dalam kegiatan ini guru membuat rincian pelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun yang penting dalam

  Rencana Pembelajaran adalah bahwa harus ada catatan kemajuan siswa setelah mengikuti pelajaran, hal ini penting untuk menjadi dasar

  27 pelaksanaan evaluasi rencana pembelajaran berikutnya.

  Langkah-langkah dalam perencanaan kurikulum ini penting bagi kegiatan selanjutnya, maka peran kepala sekolah sangat penting dalam membimbing, mengarahkan dan membantu para guru yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan ini. Dapat pula dilakukan kegiatan bersama dalam mata pelajaran sejenis melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

  b.

  Pengorganisasian Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi dan

  28

  kooperatif guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Louis A. Allen organisasi dipandang sebagai “identifikasi dan pengelompokan pekerja atau menetapkan data kerja bagi tercapainya tujuan pekerjaan agar mereka bekerja sama lebih efektif untuk mencapai tujuan

  29 27 bersama. 28 B.Suryosubroto, Manajemen Pendidik an di Sek olah (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 46 47. 29 Burhanuddin, Manajemen Pengembangan Kurik ulum, 192.

  Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidik an (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), 314.

  Pengorganisasian ini merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan yang telah tersusun sebelumnya. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian ini akan menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan menurut rencana yang telah ditentukan pula. Sukses tidaknya manajemen dalam melaksanakan fungsi pengorganisasian dapat dinilai dari kemampuannya untuk menciptakan suatu organisasi yang baik. Fungsi- fungsi organisasi adalah: 1) Mengatur tugas dan kegiatan kerja sama sebaik-baiknya. 2) Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi. 3) Mencegah kesimpangsiuran kerja. 4) Menentukan pedoman-pedoman kerja. Keuntungan-keuntungan organisasi antara lain: 1) Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing. 2) Agar memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi. 3) Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja. 4) Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat. 5) kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakukan secara efektif

  30 dan efisien.

  Pada tahap pengorganisasian ini wakil kepala urusan kurikulum mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran dan kegiatan 30 ekstrakurikuler dalam rangkaian kegiatan sebagai berikut: Burhanuddin, Manajemen Pengembangan Kurik ulum, 205-206.

  1) Pembagian tugas mengajar dan tugas lain secara merata sesuai keahlian dan minat guru. Hal itu dapat meningkatkan motivasi kerja, kepuasan, keamanan, dan mendukung kenaikan pangkat.