SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG MOJOKERTO TAHUN 2011 - 2016.

(1)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LAJNAH MURAQABAH

YANBUA CABANG MOJOKERTO TAHUN 2011-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

OLEH;

MUFLIKHATUL MAGHFIROH NIM : A02213062

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji tentang sejarah lembaga yang berjudul SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG MOJOKERTO

TAHUN 2011-2016. Untuk mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam

penelitian tersebut maka dirumuskan beberapa masalah antara lain : 1) Bagaimana sejarah berdirinya Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto. 2) Bagaimana perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto dari tahun 2011-2016. 3) Bagaimana respon masyarakat terhadap Lanjah Muraqabah Yanbua. Yang berdiri tahun 2011-2016.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristic (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (yang terdiri dari kritik ektern dan intern), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan atau wawancara dan studi kearsipan. Skripsi ini menggunakan pendekatan sosiologi dan menggunakan teori structural fungsional dari Talcot Pasons.

Hasil penelitian dari skripsi ini yakni sejarah beridirinya Lanjah Muraqabah

Yanbua Mojokerto, totkoh-tokoh yang berperan dalam berdirinya Lajnah Muraqabah

Yanbua Mojokerto, berbagai kegiatan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto,

perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto dari berbagai amanah yang ada dan perkembangannya cukup meningkat, kemudian berbagai respon masyarakat terhadap Lanjah Muraqabah Yanbua Mojokerto yang berdiri tahun 2011 hingga 2016.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN ... ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... ... iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ... iv

MOTTO ... ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... vi

ABSTRAK ... ... viii

DAFTAR ISI ... ... x

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat ... 7

E. Penelitian Terdahulu ... 8

F. Pendekatan Dan Teori ... 9


(8)

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II: LAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG MOJOKERTO A. Sejarah Beridiri ... 21

1. Latar Belakang Berdiri ... 21

2. Tujuan Berdiri ... 24

3. Kegiatan-kegiatan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto ... 28

B. Asal-Usul Metode Yanbua Di Mojokerto ... 30

C. Tokoh-Tokoh Metode Yanbua Mojokerto. ... 37

BAB III: PERKEMBANGAN LAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG MOJOKERTO TAHUN 2011-2016 A. Perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Di Bidang Fisik ... 42

B. Perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Di Bidang Non Fisik ... 44

C. Sarana-sarana Penunjang Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto. .. 55

BAB IV: RESPON MASYARAKAT TERHADAP LAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG MOJOKERTO A. Respon Pengguna Metode Yanbua ... 57

B. Respon Pengguna Metode Non Yanbua ... 63


(9)

BAB V : PENUTUP

A. KESIMPULAN ... 70 B. SARAN ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan mu’jizat terbesar dari Nabi Muhammad Shalla

Allah ‘Alayh Wassalam, yang diturunkan melalui malaikat Jibril. Allah

Subhaana Allah Wa Ta’ala menurunkan kitab-Nya yang kekal agar dapat

dibaca dan diamalkan oleh manusia, didengarkan oleh telinga manusia agar menjadi ketenangan bagi mereka.1 Ayat pertama yang turun pada Nabi Muhammad adalah perintah untuk membaca yakni iqro’ adalah bacalah perjuangan panjang Rasulullah bersama para sahabatnya adalah perjuangan untuk mendidik dan membina manusia.2

Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk mempelajari al-Qur’an dan mempelajarinya kepada generasi muslim selanjutnya. Karena di dalam al-Qur’an terdapat kebahagiaan bagi manusia di dunia dan di akhirat, belajar al-Qur’an dan mengajarkannya. Kaum muslimin, semenjak zaman Rasulullah Shalla Allah ‘Alayh Wassalam, telah mengetahui pentingnya anjuran (mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an) ini. Maka mereka bersungguh-sungguh dalam membaca, menghafal, memahami al-Qur’an dan mempraktikkan hukum-hukum yang dikandungnya. Kemudian mereka

1

Yusuf Qardhawi, Berinteraksi Dengan Al-Quran (Bandung : Mizan, 1988), 175.

2

Hilmy Bakar al-Masycary, Membengun Kembali Sistem Pendidikan Kaum Muslimin (Jakarta: Universitas Islam Az-Zahra, 2001), 115.


(11)

2

mengajarkannya kepada selain mereka, dari kalangan Arab ataupun kalangan asing. Dari usia anak-anak hingga dewasa.

Al-Quran merupakan petunjuk bagi umat manusia di muka bumi agar mendapatkan jalan lurus yang diridhoi oleh Allah Subhaana Allah Wa Ta’ala. Al-Quran sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia, untuk membimbing dan mengarahkan kehidupan manusia. Kegiatan belajar, membaca, memahami dan menghayati al-Quran merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karena itu seiring dengan perkembangan zaman, dan pendidikan serta kebutuhan masyarakat Islam akan belajar Al-Quran, memunculkan berbagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkan Al-Quran secara intensife dengan metode pembelajaran Al-Al-Quran yang bervariasi yakni yang umum disebut Taman Pendidikan Al-Quran, (selanjutnya disingkat TPQ).

Taman Pendidikan Al-Quran merupakan pendidikan Islam yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat, yang sekarang ini banyak ragam dan jenisnya. Pendidikan non formal ini kebanyakan diselenggarakan di masjid, pondok pesantren dan musholla. Tujuan dari TPQ sendiri adalah menyiapkan anak-anak didiknya menjadi generasi yang Qurani, yang berkomitmen dan menjadikan al-Quran sebagai pendangan hidup sehari-hari. Banyak dari TPQ yang memiliki strategi dan membuat target agar tercapai dengan tujuan tersebut. Umtuk mendukung pembelajaran baca tulis Alquran.


(12)

3

Proses pengajaran al-Qur’an pertama kali di dunia ini adalah dari Allah Subhaana Allah Wa Ta’ala kepada malaikat Jibril, mengenai kapan waktunya pengajaran al-Qur’an yang pertama kali ini hanya Allah Subhaana

Allah Wa Ta’ala yang Maha Mengetahui. Dari malaikat Jibril kemudian

disampaikan kepada Nabi Muhammad Shalla Allah ‘Alayh Wassalam, secara

tallaqi atau yang lazim disebut musyafafah, merupakan metode pengajaran

dimana antara murid dan guru berhadapan secara langsung, individual, tatap muka, face to face.3 Seperti yang telah diketahui bahwa banyak sekali metode-metode yang digunakan untuk pembelajaran Al-Quran yang berbeda disetiap TPQ. Khususnya di Mojokerto terdapat banyak sekali metode pembelajaran alQuran diantara, Qiraati, Yanbua, Tilawati, dan lain sebagainya. Untuk di tahun-tahun terakhir ini, antara 2011-2016 sudah banyak yang menggunakan metode Yanbua sebagai metode pengajarannya.

Metode Yanbua adalah adalah suatu kitab Thoriqoh (metode) untuk mempelajari baca dan menulis al-Qur’an dengan cepat, mudah dan benar bagi anak maupun orang dewasa, yang dirancang dengan Rosm Utsmaniy dan menggunakan tanda-tanda baca dan waqof yang ada di dalam al-Qur’an Rosm

Utsmaniy, yang dipakai di negara-negara arab dan negara Islam.

Hadirnya "Yanbu'a" di Mojokerto adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, KH. Hafidz Muslih pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Quran Bancang Mojokerto. KH. Abdul Hafidz

3


(13)

4

Muslih juga berpendapat bahwa metode baca alquran Yanbua sanadnya langsung dari Nabi Muhammad Shalla Allah ‘Alayh Wassalam. 4 Setelah pelopor pertama yakni KH. Abdul Hafidz Muslih menyetujui perubahan metode sebelumnya ke metode Yanbua, dibentuklah sebuah lembaga maarif dengan nama Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto sebagai muraqib (Koordinator lajnah) Thoriqoh baca tulis dan menghafal Al-Quran Yanbua di Kabupaten Mojokerto.

Lajnah atau lembaga adalah sarana atau organisasi untuk mencapai

tujuan tertentu dan lembaga. Lajnah dalam jamiaah Nahdlatul Ulama berfungsi sebagai suatu forum pengkajian yang membahas berbagai masalah keagaaman Islam. Lajnah ini menghimpun, membahas dan memutuskan masalah-masalah yang menuntut kepastian hukum dalam bidang-bidang keislaman.5

Dibentuknya Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto tersebut berfungsi sebagai badan pengawas dan pengendali serta menjaga agar perjalanan belajar mengajar dengan metode Yanbua tetap konsisten dan tidak melenceng, sesuai dengan visi, misi dan tujuan Yabua yang diharapkan oleh penanggung jawab pusat Kudus KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani. Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto berdiri sekitar tahun 2011 tanggal 17 Mei yang diresmikan langsung oleh KH. Ulil Albab Arwani dan

4

Jauhari, Wawancara, Mojokerto, 27 September 2016.

5


(14)

5

KH. M. Ulin Nuha Arwani selaku ketua badan pelaksana Nahdlatul Ulama Arwaniyah.6 Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto diketuai oleh Ustasdz Jauhari Nadziran dan KH. Hafidz Muslih sebagai Penanggung jawab.

Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto, meskipun terbilang baru

berdiri yakni baru sekitar lima tahunan, namun sudah menjadi pengurus wilayah Jawa Timur, yang bertanggung jawab mengurus Lajnah Muraqabah Yanbua di kota-kota lain, seperti Malang, Jombang, Gresik, Sidoarjo, Surabaya dan Lamongan. Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto merupakan lajnah yang paling baik dalam menangani masalah Taman Pendidikan

Alquran. Dengan metode Yanbua yang jauh lebih mudah dari metode yang

sebelumnya, mampu menghasilkan lulusan Hafidz dan hafidzah lebih banyak dari metode yang sebelumnya.

Berkenaan dengan latar belakang permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Sejarah Dan Perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang Mojokerto tahun 2011-2016”.

6


(15)

6

B. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, agar lebih praktis dan terarah dalam pembahasannya, maka rumusan masalah yang dapat dipaparkan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto?

2. Bagaimana perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto dari tahun 2011-2016?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto.

b. Untuk mengetahui perkembangan Lajnah Muraqabah Yabua Mojokerto dari tahun 2011 hingga 2016.

c. Untuk mengetahui Respon masyarakat terhadap Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto.


(16)

7

2. Praktis

a. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan di jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab UIN Sunan Ampel.

b. Guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN Sunan Ampel Surabaya

D. Manfaat

Selain dari tujuan diatas, maka penelitian ini juga mmiliki kegunaan atau manfaat antara lain :

1. Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan khazanah keilmuan serta sebagai bahan referensi atau rujukan dan tambahan pustaka pada perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

2. Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan lembaga pendidikan Islam yang bersangkutan atau instansi lain yang terkait khususnya pengurus Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang Mojokerto sebagai badan pengawas serta pengendali metode baca tulis al-Quran Yanbua agar tetap konsisten dan tidak melenceng.


(17)

8

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian, berupa sajian hasil atau bahasan ringkasan dari hasil temuan penelitian terdahulu yang relavan dengan masalah penelitian.7

1. “Metode Yanbua Dalam Perspektif Pemikiran KH. M. Noer Shodiq Achrom (Analisis Metode Pembelajaran Al-Quran) oleh Dewi Muyassaroh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang tahun 2011, yang membahas tentang pemikiran KH. M. Noer Shodiq Achrom tentang Metode Yanbua dan membahas tentang pemikiran KH. M. Noer Shodiq Achrom dalam mengembangkan metode Yanbua.8

2. “Sejarah Madrasah Al-Quran Di Bintulu Sarawak Malaysia (Studi Tentang Peran dan Kontribusinya Terhadap Islamisasi Sarawak pada tahun 1989-2014) oleh Muhammad Akmal Ali mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam tahun 2015. 9

7

Masyhur, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif (Jakarta: PT.Revika Aditama, 2008), 100.

8

Dewi Muyassaroh, “Metode Yanbua Dalam Perspektif Pemikiran KH. Noer Shodiq Acrhom (Analisis Metode Pembelajaran Al-Quran)” (Skripsi, UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim, Fakultas Tarbiyah, Malang, 2011).

9

Muhammad Akmal Ali “Sejarah Madrasah Al-Quran Di Bintulu Sarawak Malaysia (Studi Tentang Peran dan Kontribusinya Terhadap Islamisasi Sarawak pada tahun 1989-2014)” (Skripsi UIN Sunan Ampel, Fakultas Adab dan Humaniora, Surabaya, 2015).


(18)

9

3. Buku “Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Praktis dan Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner” oleh Muhammad Arifin.10

4. Buku “Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia” karya Muhammad Yunus.11

5. “Peranan Lajnah Muraqabah Yanbua Dalam Upaya Pembinaan Guru-Guru TPQ Untuk Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Di Kecamatan Winong Kabutapen Pati” oleh Dwi Pujiati STAI Pati tahun 2013.12

Dan masih banyak lagi yang membahas tentang sejarah serta perkembangan, akan tetapi tidak ada yang membahas tentang lembaga atau

Lajnah yang bertugas mengawasi pelaksanaan proses belajar mengajar

Al-Quran dengan metode Yanbua di Mojokerto Jawa Timur. Oleh sebab itu,

penelitian ini merupakan hasil murni dari penulis dan bukan merupakan hasil dari duplikat.

F. Pendekatan Dan Teori

Skripsi ini menggunakan pendidikan ilmu sosiologi karena masalah masalah yang diteliti berkaitan dengan masalah sosial yang membahas tentang perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

10

Muhammad Arifin, Ilmu, Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Praktis dan Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: BUMI AKSARA, 1991).

11

Muhammad Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1995).

12

Dwi Pujiati, “Peranan Lajnah Muraqabah Yanbua Dalam Upaya Pembinaan Guru-Guru TPQ Untuk Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Di Kecamatan Winong Kabutapen Pati” (Skripsi, STAI Pati Fakultas Tarbiyah, Pati, 2013).


(19)

10

masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya termasuk dalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Untuk menganalisis fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah penelitian, skripsi ini menggunakan teori fungsional structural dalam melakukan penelitian dari Talcot Parsons. Fungsional Structural menurut Parsons adalah masyarakat merupakan suatu system yang memiliki struktur yang terdiri dari banyak kelompok, dimana masing-masing kelompok memiliki fungsi sendiri-sendiri.

Talcot Parsons sendiri telah mengjelaskan lebih lanjut konsep rational di tingkat individu dalam tatanan kelembagaan. Konsepsi sebagai suatu proses mencapai tujuan-tujuan khusus dan terbatas dengan pemilihan arti-arti paling efisien yang ada dalam situasi actor.13

Di dalam teori ini, Parsons menjelaskan tentang konsep teorinya yang mencakup beberapa bagian pokok yaitu :

1. Aktor sebagai individu

2. Aktor memiliki tujuan yang ingin dicapai

3. Aktor memiliki berbagai macam cara yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

13

Talcot Parson, Esei-Esei Soiologi Talcots Parsons, Terjemah Oleh S. Aji (Jakarta ; Aksara Persada Press), 5.


(20)

11

4. Aktor dihadapkan pada berbagai situasi yang dapat mempengaruhi pemilihan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan

5. Aktor dikomando oleh nilai serta norma dalam menentukan tujuan.

6. Aktor juga dipengaruhi ide-ide dan kondisi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap pelaku sosial akan melakukan segala usaha untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan melakukan berbagai alternatife yang telah dipikirkan melalui penggunaan alat yang dipilih. Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Teori Sosial Tentang Struktur Masyarakat, Talcot Parsons berpendapat bahwa aksi masyarakat dibagi menjadi empat sub sistem diantaranya, organisme, kepribadian, sistem sosial, dan system kebudayaan.14

Teori structural masyarakat mengasumsi bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian dan sub sistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utama dari berbagai pemikir teori fungsionalisme adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup

14

Soerjono Soekanto, Teori Sosial Tentang Struktur Masyarakat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1983), 114.


(21)

12

sosial. Perubahan diawali oleh tekanan-tekanan kemudian terjadi integrasi dan berakhir pada titik keseimbangan yang selalu berlangsung tidak sempurna.

Dari paparan diatas penulis menggunakan teori strukturalisme yang memberikan penjelasan tentang adanya keterkaitan unsur-unsur yang ada. Teori ini lebih mengutamakan struktur dari pada perubahan.15 Maka dari itu penulis menggunakan teori struktural fungsional dalam penelitian ini untuk menganalisis fakta-fakta yang ada di dalam masyarakat, khususnya pada

Lajnah Muraqabah Yanbua di Mojokerto. karena dapat dikatakan bahwa di

Lajnah ini terdapat beberapa unsur yang ada, sehingga dapat terbentuknya Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto.

G. Metode Penelitian

Metode disini diartikan suatu cara atau teknis dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar dan hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.16 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sejarah dari Kuntowijoyo. Penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo mempunyai lima tahapan yaitu :

15

Peter Burke, Sejarah Dan Teori Sosial (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), 103.

16


(22)

13

1. Pemilihan Topik

Menurut Kuntowijoyo, topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Dua syarat itu subyektif dan objektif, sangat penting karena orang hanya akan bekerja dengan baik kalau dia senang dan dapat.17

Karena penulis berdomisili di kota Mojokerto kemudian di Mojokerto terdapat sebuah lembaga yang bernama Lajnah Muraqabah Yanbua, dan juga penulis seringkali berunjung ke Lajnah Muqarabah Yanbua, maka dengan pendekatan emosional tersebut penulis tertarik untuk meneliti dan menulis sejarah serta perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang Mojokerto yang bertugas untuk mengawasi dan memantau perkembangan metode Yanbua di Mojokerto. Sehingga penelitian ini berjudul Sejarah Dan Perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto Tahun 2011-2016.

2. Heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber)

Kuntowijoyo mengatakan dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah bahwa sumber sejarah disebut juga data sejarah yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Dalam penelitian ini, penulis menulis tentang sejarah kontemporer yang tentunya

17


(23)

14

harus menggunakan sumber lisan serta menggunakan sumber tertulis yang berupa dokumen, dan artefak.18 Heuristic juga dapat dikatakan sebagai kegiatan menghimpun data jejak-jejak masa lampau dengan cara mencari dan menemukan sejumlah dokumen penting sesuai dengan judul penelitian ini.19

Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dengan survey ke lokasi LMY cabang Mojokerto di daerah Bancang Mojokerto dengan mewawancarai langsung Ketua Lajnah Muraqabah Yanbua juga meneliti dokumen-dokumen yang terdapat di LMY Mojokerto, sumber sekunder diperoleh dari literature-literatur, maupun dari internet.

a. Sumber primer meliputi antara lain : Dokumen tertulis yang berhasil penulis kumpulkan yakni berupa surat ketetapan pendirian lembaga atau Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto oleh Lajnah Muraqabah Yanbua pusat, data organisasi dan pengurus Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang Mojokerto, biografi para tokoh, serta buku panduan Metodologi Yanbua, laporan hasil imtihan nihaiy, penyegaran metodologi yanbua, nota penjualan kitab-kitab Yanbua. Serta melakukan wawancara kepada ketua Lajnah Muraqabah Yanbua

18

Ibid., 96.

19

Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Direktor Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1986), 65.


(24)

15

cabang Mojokerto yakni Bapak H. Jauhari Nadziran, Bapak Zainul Asrori. Wawancara kepada pengguna Metode Yanbua, penulis melakukan wawancara di TPQ Arrowaniyah I, II, III, kec. Jetis Mojokerto dan di TPQ Baitul Muttaqin kec. Puri Mojokerto dan pengguna metode selain Yanbua. Wawancara kepada bapak Munari, Suhanik, ibu Hasanah, Dina Rohmatin, Darmi, Supiani, Siti Qoyyul, Siti, Bapak Aliman.

b. Sumber sekunder meliputi antara lain : literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini seperti metodologi penelitian sejarah, skripsi-skripsi terdahulu, buku-buku dan sebagainya.

3. Verifikasi Sumber.

Setelah mengetahui secara persis topik dan sumber sudah dikumpulkan, tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik sejarah atau keabsahan sumber. Verifikasi itu ada dua macam, otentisitas atau keaslian sumber atau kritik ekstern dan kredibilitas atau kebiasaan dipercayai atau kritik intern.20

a. Kritik ekstern

Penulis menemukan sebuah surat ketetapan berdirinya LMY cabang Mojokerto dan metodologi yanbua. Jika dilihat dari kertasnya, masih tergolong kertas putih atau baru. Penulis mendapatkan

20


(25)

16

dokumen-dokumen tersebut langsung dari ketua LMY cabang yanbua yakni H. Jauhari Nadziran. Sumber lisan yang penulis peroleh merupakan hasil wawancara langsung dengan yang bersangkutan dengan topic dalan penelitian ini.

b. Kritik intern

Berdasarkan sumber-sumber yang berhasil penulis temukan, isi dari sumber-sumber tersebut dapat dipercaya, karena isi dengan fakta yang ada di masyarakat adalah sama. Tidak ada unsur kebohongan, serta dari segi waktu menunjukkan bahwa surat ketetapan pendirian LMY cabang Mojokerto tersebut asli karena kertas yang digunakan sesuai dengan tahunnya. Untuk metodologi Yanbua, Penyegaran Metode Yanbua, laporan hasil Imtihan Nihaiy, biografi tokoh, merupakan terbitan asli dari LMY cabang Mojokerto yang isinya sesuai dengan apa yang menjadi kurikulum dari metode yanbua.

4. Interpretasi (penafsiran sumber)

Interpretasi atau penafsiran sering disebut biang subjektivitas. Tanpa penafsiran sejarah data tidak bisa berbicara.21 Interpretasi adalah suatu kegiatan untuk menguraikan suatu bahan sumber yang diperoleh dan berhubungan dengan fakta-fakta yang ada baik yang berasal dari dokumen

21


(26)

17

atau arsip terutama dari hasil wawancara dengan Jauhari Nadziran, Zainul Asrori dan Rabittoh bersangkutan dengan topic yang dibahas.

Pada penelitian ini penulis akan menguraikan fakta-fakta asal usul adanya Lajnah Muraqabah Yanbua di Mojokerto, yang dapat diketahui dari hasil pencarian fakta melalui sumber-sumber tertulis dan wawancara kepada Jauhari Nadziran selaku Ketua LMY cabang Mojokerto juga mewawancarai Zainul Asrori selaku pengurus bidang metodologi Lajnah

Muraqabah Yanbua, kemudian penulis menguraikan secara mendetail

perkembangan LMY cabang Mojokerto dengan wawancara dan sumber-sumber buku.

5. Historiografi (penulisan sejarah)

Penulisan hasil penelitian skripsi ini menggunakan metode penulisan sinkronis, selain memanjang dalam waktu juga melebar dalam ruang. Dengan menguraikan peristiwa-peristiwa :

a. Sejarah berdirinya LMY Cabang Mojokerto yang di dalamnya menguraikan asal-usul yanbua, tokoh-tokoh pelopor serta kiprah para tokoh.

b. Perkembangan LMY cabang Mojokerto tahun 2011-2016 dari berbagai aspek, seperti aspek metodologi, kesekretariatan, buku, pentashih, bangunan dan lain sebagainya.


(27)

18

c. Respon masyarakat terhadap LMY cabang Mojokerto saat awal berdiri hingga sekarang.

6. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi menjadi lima bab, dimana antara bab satu dengan bab yang lainnya saling berkaitan, sehingga penulisan skripsi ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dibawah ini diuraikan tentang sistematika pembahasan dalam skripsi ini.

Bab pertama memuat tentang pendahuluan yang menguraikan tentang, Latar belakang masalah, yaitu uraian lengkap tentang pokok permasaahan mengenai sejarah berdirinya Lajnah Muraqabah Yanbua serta perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua, Rumusan masalah yaitu rumusan singkat tentang permasalahan yang disusun dalam bentuk suatu pertanyaan, Tujuan penelitian yaitu rumusan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dengan diadakannya sebuah penelitian, Manfaat penelitian yaitu, ulasan yang mempertegas bahwa masalah yang diteliti bermanfaat baik bagi dari segi teoritis maupun praktis, Pendekatan dan teori membahas tentang pendekatan apa yang digunakan dalam penelitian ini serta teori yang digunakan bagi penelitian ini, Penelitian terdahulu dan metode penelitian yaitu penjelasan tentang berbagai penelitian terdahulu serta, Metode-metode yang digunakan untuk penelitian ini, yakni dengan menggunakan


(28)

19

metode penelitian sejarah diantaranya, Pemilihan topic, Heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi dan yang terakhir Sistematika pembahasan yaitu uraian yang menggambarkan tentang alur, logis yang digunakan dalam bahasan skripsi ini.

Bab kedua ini penulis membahas tentang sejarah berdirinya

Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang Mojokerto. Penulis akan

memparkan tiga pokok pembahasan yaitu sejarah berdirinya Lajnah

Muraqabah Yanbua, Asal-usul Lajnah Muraqabah Yanbua dan

Tokoh-tokoh Yanbua.

Bab ketiga membahas tentang Perkembangan Lajnah

Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto pada tahun 2011-2016. Pada

bab ini penulis akan membagi perkembangan Lajnah Muraqabah

Yanbua cabang Mojokerto di setiap tahunnya dari berbagai aspek yang

ada, seperti bidang non Fisik, bidang Fisik dan sarana prasarana

Lajnah Muraqabah Yanbua.

Bab keempat ini penulis membahas tentang Respon Masyarakat terhadap Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto pada awal berdiri hingga sekarang. Dalam bab ini berisi respon masyarakat dari kalangan pengguna metode Yanbua, kemudian dari kalangan pengguna Metode yang lain serta respon stake Holder.


(29)

20

Pada bab kelima atau terakhir ini, terdiri atas kesimpulan yang berisi rangkuman singkat dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang disesuaikan dengan rumusan masalah.


(30)

21

BAB II

LAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG MOJOKERTO

A. SEJARAH BERDIRI

1. Latar Belakang Berdirinya Lajnah

Lembaga atau lajnah adalah bentuk lain dari organisasi yakni kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan. Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu keuntungan, menyelenggarakan pendidikan, membantu perkembangan agama, meningkatkan pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya. 22

Adapun pengertian lain dari Lajnah atau lembaga adalah sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan lembaga. Lajnah dalam jamiaah Nahdlatul Ulama berfungsi sebagai suatu forum pengkajian yang membahas berbagai masalah keagaaman Islam. Lajnah ini menghimpun, membahas dan memutuskan masalah-masalah yang menuntut kepastian hokum dalam bidang-bidang keislaman.23

Pendidikan Al-Quran di Jawa Timur khususnya di Mojokerto sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun, kebanyakan dari anak didik dalam memperlajari al-Quran adalah dengan menghafal surat-surat pendek dari

22

James L. Gibson, Organisasi Perilaku-Struktur Proses ( Jakarta : Erlangga, 1996), 7.

23


(31)

22

Quran secara lisan dengan jalan membacakan kepada mereka surat-surat pendek dan mereka pun membacanya secara bersama-sama, diulang berkali-kali sampai hafal di luar kepala.24 Dibimbing oleh ustadz dan ustadzah masing-masing dengan metode yang berbeda-beda. Diantaranya Qiraati,

Yanbua, Tilawati, As-Syifa’ dan lain sebagainya. Jika di Mojokerto yang

dahulunya mayoritas menggunakan metode Qiraati kini berganti menjadi metode Yanbua dari Kudus. Pergantian Metode ini diprakarsai oleh KH. Hafidz Muslih dengan menantunya yakni Ustadz Jauhari Nazdiran pengasuh

Ponpes Mambaul Quran Bancang Wates Mojokerto Jawa Timur.

Keputusan pergantian metode dari Qiraati ke Yanbua bukanlah perkara yang mudah, KH. Hafidz Muslih dengan Ust. Jauhari Nadziran meminta izin atau sowan kepada kantor pusat metode Qiraati di Solo Jawa Tengah 25 untuk mengganti metode Qiraati ke Yanbua dengan alasan agar hubungan santri dengan Kyai tidak terputus. Dengan persetujuan tersebut, akhirnya dibentuklah Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto di tahun 2011. Lebih tepatnya Lajnah Muraqabah Yanbua ini berdiri pada tanggal 17 Mei 2011 yang diresmikan langsung oleh Lajnah Muraqabah Yanbua pusat Kudus Jawa Tengah. Dengan keputusan penetapan Lajnah Muraqabah

Yanbua sebagai Muraqib (coordinator Lajnah ) Thoriqoh Baca Tulis dan

menghafal al-Quran Yanbua di Kabupaten Mojokerto, yang diketuai oleh Ust.

24

Muhammad Athiyah, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang , 1990).

25


(32)

23

Jauhari Nadziran dan KH. Hafidz Muslih sebagai penanggung jawab lembaga26

Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto ini, merupakan

pengurus metode Yanbua seluruh wilayah Jawa Timur, yang menangani urusan metode Yanbua di kota-kota lain. Kota-kota di Jawa Timur yang menjadi anggota Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto ini diantaranya, Gresik, Kediri, Jombang, Lamongan, Surabaya, Pasuruan dan Malang sebagai Wakilnya.

Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Malang sebenarnya sudah jauh

lebih lama dibandingkan dengan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto, yakni sekitar tahun 2004, akan tetapi Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokertolah yang dijadikan pengurus wilayah Lajnah Muraqabah

Yanbua seluruh Jawa Timur.

Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto memiliki pengalaman

dalam menangani masalah Taman Pendidikan Al-Quran. Hanya dalam waktu setengah tahun, Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto sudah menjadi

Lajnah dengan management terbaik, jumlah guru terbanyak, jumlah santri

terbanyak dan jumlah Lajnah terbanyak. Keberhasilan Lajnah Muraqabah

Yanbua cabang Mojokerto tersebut tidak diraih dengan mudah, ketua beserta

anggota Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto melakukan supervise

26


(33)

24

yakni dengan mendatangi kecamatan-kecamatan yang ada di Mojokerto guna memperkenalkan Yanbua, menjelaskan profil Yanbua, keistimewaan Yanbua serta visi dan misi Yanbua, sehingga dalam kurun waktu kurng dari setahun sudah tercatat 15 di Mojokerto yang mengikuti Yanbua.

Pada akhirnya diadakan pertemuan pengurus Lajnah Muraqabah

Yanbua seluruh Jawa Timur yang bertempat di Mojokerto guna diadakannya

pemilihan secara aklamasi untuk menentukan ketua pengurus wilayah Jawa Timur dan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto yang terpilih sebagai ketua pengurus wilayah Jawa Timur dan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Malang menjadi wakil pengurus wilayah Jawa Timur.

2. Tujuan Berdirinya Lajnah

Dibentuknya Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto tersebut berfungsi sebagai badan pengawas dan pengendali serta menjaga agar perjalanan belajar mengajar dengan metode Yanbua tetap konsisten dan tidak melenceng, sesuai dengan visi, misi dan tujuan Yabua yang diharapkan oleh penanggung jawab pusat Kudus KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani.

Dibentuknya Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto ini adalah selain sebagai badan pengawas, juga berfungsi sebagai penghimpun


(34)

25

data-data serta asesor penyelenggaraan metode Yanbua di Jawa Timur jika nantinya terdapat pelanggaran seperti, adanya lembaga-lembaga kecamatan yang tidak mengikuti ujian dikarenakan adanya kesalahan dalam pengajaran.27 Secara garis besar, job description dari Lajnah Muraqabah

Yanbua cabang Mojokerto menurut buku panduan Metoologi Yanbua adalah

sebagai berikut :

1. Amanah Pentashih

a. Bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan tashih, baik

tashih guru maupun imtihan nihaiy.

b. Mengadakan pembinaan pra tashih bagi guru yang akan mengkuti tashih di Lajnah Muraqabah Yanbua cabang.

c. Mengadakan imtihan nihaiy di tingkat kecamatan bagi santri yang akan mengikuti imtihan nihaiy di tingkat cabang.

d. Memimpin mudarosah pada pertemuan rutin satu bulan sekali di

Lajnah Muraqabah Yanbua Kecamatan.

e. Menanda tangani surat-surat keluar yang berhubungan dengan tashih, baik tashih guru maupun imtihan nihaiy bersama dengan sekretaris. f. Berperan aktif dan komunikatif dengan amanah metodologi, buku

dan sekretaris dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan Yanbua.

27


(35)

26

2. Amanah Metodologi

a. Bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan metodologi

Yanbua.

b. Mengadakan pembinaan metodologi di Lajnah Muraqabah Yanbua Kecamatan

c. Menampung seluruh permasalahan yang berhubungan dengan metodologi untuk dimusyawarahkan bersama dalam mencari solusi. d. Bersama dengan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang melakukan

supervise ke lembaga

e. Menandatangani surat-surat keluar yang berhubungan dengan metodologi bersama sekretaris

f. Berperan aktif dan komunikatif dengan amanah pentashih, buku dan sekretaris dalam segala kegiatan yang berkaitan Yanbua.

3. Amanah Buku

a. Bertanggung jawab atas pelayanan buku Yanbua

b. Dengan Menerima, menyimpan dan mendistribusikan keuangan

LajnahMuraqabah Yanbua kecamatan

c. Melaporkan keuangan pada setiap satu bulan sekali kepada amanah

Lajnah Muraqabah Yanbua kecamatan

d. Menandatangani surat surat keluar yang berhubungan dengan buku bersama dengan sekretaris.


(36)

27

e. Berperan aktif dan komunikatif dengan amanah pentashih metodologi dan sekretaris dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan Yanbua.

4. Amanah sekretaris

a. Bertanggung jawab atas administrasi Lajnah Muraqabah Yanbua kecamatan

b. Bertanggung jawab atas data lembaga se kecamatan

c. Memberikan informasi kepada lembaga tentang kegiatan Yanbua d. Menampung seluruh masukan atau ide yang membangun dari

seluruh lembaga untuk dimusyawarahkan bersama.

e. Membuat dan menandatangai surat-surat bersama amanah yang lain sesuai dengan bidang masing-masing.

f. Sebagai notulen di setiap rapat serta mempersiapkan materinya.

g. Berperan aktif dan komunikatif dengan amanah pentashih, metodologi san buku dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan Yanbua.

5. Majlis Idarotil Quran atau MIQ

Adalah amanah sekretaris yang dibantu pelaksana harian, MIQ merupakan forum silaturahmi ustadz dan ustadzah pengguna Yanbua. Tujuan utama dilaksanakannya MIQ meliputi :

a. Mudarosah al-Quran


(37)

28

c. Mencari solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan program

Yanbua baik di tinggkat Cabang, kecamatan maupun lembaga.

d. Pengumunan santri terbaik peserta imtihan nihaiy Yanbua.28

6. Kegiatan-kegiatan Lajnah Muraqabah Yanbua.

Lajnah Muraqabah Yanbua merupakan sebuah lembaga yang bertugas

memantau perkembangan serta jalannya metode Yanbua, agar sesuai dengan semestinya, khususnya di daerah Mojokerto Jawa Timur. Berikut adalah daftar kegiatan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto :

No. Kegiatan Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto

1. Penyegaran metodologi per-lembaga yang diadakan 2 minggu sekali oleh kepala TPQ.

2.

Penyegaran metodologi per-kecamatan yang diadakan 1 bulan sekali yang dipimpin oleh kepala lembaga.

3.

Penyegaran metodologi per-cabang yang diadakan 1 tahun sekali yang dipimpin oleh metodologi cabang.29

4.

Melakukan pembinaan metodologi ke kecamatan-kecamatan yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.

28

Jauhari Nadziran, Metodologi Yanbua (Mojokerto: Pondok Mambaul Quran, 2014), 7-8.

29


(38)

29

5.

Penyegaran metodologi oleh kepala Lajnah dilakukan setiap 3 bulan sekali yang diikuti seluruh guru, juga terdapat pengajian ulumul Quran serta tafsir Al-Quran.

6.

Imtihan Niha’iy yang dilakukan 2 kali pertahun yang

dilakukan oleh siswa-siswi dengan jumlah peserta 500-1000 dilaksanakan setiap bulan Muharram dan Rajab.

7.

Tashih Ustadz-Ustadzah dilakukan 1 bulan sekali yang diadakan dikecamatan masing-masing.

8.

Penyegaran Metodologi regular yang dilaksanakan 1 tahun sekali pada bulan ramadhan di Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang.30

9.

Madris Mudarosah Idarotil Quran seluruh pengguna Yanbua

1tahun sekali di LMY kecamatan

10.

Mudarosah Idarotil Quran LMY cabang dan kecamatan setiap

3 kali dalam setahun.

11.

Mudarosah Idarotil Quran ustadz-ustadzah sekecamatan satu

bulan sekali di Lembaga TPQ.

12.

Mudarosah Idarotil Quran ustadz-ustadzah tingkat lembaga di

laksanakan satu bulan sekali di TPQ

13.

Evaluasi Metode Yanbua sebulan sekali

30


(39)

30

Dari table kegiatan diatas, sudah dapat disimpulkan bahwa kegiatan Lajnah Muraqabah Yanbua yakni salah satunya mengawasi berjalannya metode Yanbua di cabang kecamatan, mengadakan ujian bagi santri-santri tiap 2 kali dalam setahun, mengadakan penyegaran metode dan pendataan guru-guru serta siswa-siswinya dan lain sebagainya.

B. ASAL-USUL METODE YANBUA DI MOJOKERTO

Seperti yang diketahui bahwasannya di Indonesia banyak terdapat macam-macam metode pembelajaran Al-Qur’an, khususnya di Mojokerto sendiri. Antara lain Metode Qira’ati merupakan metode dalam pengajaran ilmu baca al-quran yang memungkinkan anak-anak mempelajari al-Quran dengan cepat dan mudah karena menawarkan pengajaran yang sistematis dan mendetail sekaligus memuat bacaan tajwid. Metode Yanbu’a merupakan panduan membaca, menulis dan menghafal al-quran yang disusun berdasarkan tingkatan pembelajaran al-Quran dari menghafal huruf hijaiyah, membaca kemudian menulis huruf hijaiyah dan akhirnya mengetahui kaidah atau hokum-hukum membaca al-Quran yang disebut

tajwid, selain itu dalam kitab Yanbua juga diperkenalkan bacaan yang

sulit atau asing yang sering disebut gharib. Selain kedua metode tersebut terdapat pula Metode Tilawati, Metode Ummi, Metode Adz-Dzikr, dan lain sebagainya.


(40)

31

Berkenaan dengan metode-metode tersebut, di Mojokerto pada saat ini telah banyak yang menggunakan metode yanbu’a. Metode Yanbu’a ini merupakan metode penyempurna dari metode-metode yang terdahulu. Metode Yanbu’a merupakan suatu metode baca tulis dan menghafal al-Qur’an, untuk membacanya santri tidak boleh mengeja membaca, langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus. Rujukan isinya diambil dari ayat-ayat al-Qur’an yang ditulis atau dibukukan dalam bentuk paket Yanbu'a juz I-VII.31

Penyusun Metode yanbu’a diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy (Alm) yang bernama : KH. Agus M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya : KH. Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus) beliau adalah Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an yang tergabung dalam majelis "Nuzulis Sakinah" Kudus.32

Pengambilan nama "Yanbu'a" yang berarti "sumber", mengambil dari kata Yanbu'ul Qur'an yang artinya Sumber Al-qur’an, nama yang sangat digemari dan disenangi oleh seorang guru besar Al-qur’an Al- Muqri'

31

M. Ulinnuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur’an Yanbu’a (Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, 2004), 1.

32


(41)

32

simbah Kata Yanbu'a diambil dari ayat Al-qur’an tentang arti kata

Yanbu'a dalam firman Allah yaitu :























"Dan mereka berkata ", kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami". (QS. Al-Isra' :90)P32F

33

Awal penyusunan buku Metode yanbu’a pada tanggal 22 November 2002 bertepatan 17 Ramadhan 1423 H selama 2 tahun yaitu proses penyusunan, penulisan, pencetakan dan penerbitan awal 2004 atas perintah pengasuh (KH. M. Ulil Albab buku metode yanbu’a dijadikan 8 jilid/buku bertahap dalam penerbitannya. Di tahun 2007 baru diterbitkan buku Yanbu'a mengenai materi hafalan surat-surat pendek dan do'a-do'a. Semua pengerjaanya dikerjakan oleh santri pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an penerbit Yayasan Arwaniyyah Kudus (BAPENU Arwaniyyah) Kudus. Metode yanbua juga menggunakan al-quran rosm ustmani yakni rosm yang banyak digunakan diseluruh dunia.

Metode yanbua adalah suatu metode baca tulis dan menghafal

al-Quran yang dalam membacanya santri tidak diperbolehkan mengeja, membacanya harus dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus yang

33


(42)

33

harus disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Kitab yanbua terdiri dari tujuh jilid buku, dua diantaranya berisi materi tajwid dan gharib. Secara umum, tujuan inti yang hendak dicapai dari metode yanbu’a adalah siswa atau santri mampu membaca huruf-huruf serta ayat-ayat al-qur’an dengan lancar, benar dan fasih sesuai makhraj (makharijul huruf).

Kelebihan dari metode yanbu’a adalah materi yang diajarkan ditulis dengan khat Rasm Usmany, di mana khat Rasm Usmany tersebut merupakan khat al-qur’an standar Internasional. Dan yanbua dapat diajarkan oleh orang yang sudah dapat membaca al-qur’an dengan lancar dan bermusyafahah kepada ahli quran yang mu’tabarah/diakui kredibilitasnya, serta dapat membaca al-qur’an dengan benar, lancar dan

fasih.34

Metode yanbua diperkenalkan oleh putra KH. Arwani Amin Kudus yakni KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani sekitar tahun 2004. Metode yanbua tidak serta merta dibuat, namun banyak sekali pertimbangan yang diperhatikan oleh KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani.

Awal mula dibentuknya metode yanbua ini dikarenakan metode yang sebelumnya yakni Qiraati terlalu sulit bagi para tahfidz, system administrasi metode Qiraati yang dinggap masyarakat terlalu keras dan

34

M. Ulinnuha Arwani, Thariqah Baca Tulis Dan Menghafal Al-qur’an Yanbu’a (Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, 2004), 1.


(43)

34

ketat, maka dari itu KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani membuat rancangan makrok perjuz I, II, III, IV, V, VI, dan VII. Setelah rancangan tersebut rampung, KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani rancangan konsep tersebut dibawa umroh dan di laksanakan

thowaf untuk mengikhtiari rancangan metode tersebut. Sepulang dari

umrah pada tahun 2004 muncullah yanbua namun, masih dikalangan kota Kudus dan sekitarnya.

Lambat laun perkembangan metode yanbua menjadi semakin pesat hingga di tahun 2011, metode yanbua hadir di Mojokerto. hadir pertama kali di kalangan Pondok Pesantren Mambaul Quran Bancang Mojokerto, yang dikelola oleh KH. Hafidz Muslih, dan menantunya Ust. Jauhari Nadziran yang juga merupakan santri dari KH. Arwani Amin Kudus.

Metode Yanbua merupakan usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, KH. Hafidz Muslih dan Ust, Jauhari Nadziran supaya mereka selalu ada hubungan dengan KH. Arwani Amin disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.

Mestinya dari pengasuh pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah tersusun


(44)

35

kitab Yanbu'a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal

Al-qur’an.

Metode yanbua disebarkan oleh para tokoh tersebut dengan cara mendatangi kecamatan-kecamatan guna sosialisasi Metode Yanbua. Metode yanbua mudah diterima di Mojokerto dikarenakan dipelajari yanbua sendiri adalah untuk mahir membaca, selain itu, Yanbua menggunakan al-Quran Rasm Ustmani yang disepakati sahabat-sahabat Nabi Muhammad Muhammad Shalla Allah ‘Alayh Wassalam, setelah wafat. Metode yanbua juga mengajarkan bagaimana cara mengetahui

makhorijul huruf dan sifat-sifat huruf, 16 hadist Rasulullah Muhammad

Shalla Allah ‘Alayh Wassalam,, memahami pegon, sehingga lulusan

Yanbua mudah dalam menghafal al-Quran serta lebih mudah untuk

melanjutkan ke Madrasah diniyah. 35 Demikianlah asal usul bagaimana

Yanbua bisa hadir di Mojokerto, dan bisa diterima oleh masyarakat luas

bukan hanya di Mojokerto namun juga di kota-kota lainnya.

Metode yanbua sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan berupa materi yang tersusun sistematis sebagai pengantar dalam pembelajaran membaca al-Quran, memiliki tujuan serta memiliki visi dan misi sebagai berikut :

35


(45)

36

Visi :

Terciptanya generasi Qur’any

Misi :

1. Menciptakan generasi ahlil quran dalam bacaan dan pengalaman 2. Membumikan rosm Ustmani

3. Memsyarakatkan Mudarosah, Idaroh, dan musyafahah al-Quran dengan ahli Quran sampai khatam

Tujuan Yanbua :

1. Ikut andil mencerdaskan anak bangsa, membekali santri mampu membaca al-Quran dengan cepat dan benar

2. Mampu membaca al-Quran dengan fasih tartil menurut imam

Hafish dari Qiraat Imam Ashim yang dikenal dengan qiraah

masyhuroh

3. Mampu mudarosah al-Quran sedini mungkin membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang.36

Masyarakat yang dahulunya sangat antusias dalam belajar alquran dengan metode Qiraati kini mulai mencari metode yang tidak jauh berbeda dan yang hamper sama dengan Qiraati adalah metode Yanbua.

36


(46)

37

Kedua metode ini memiliki banyak kesamaan yakni sama-sama ingin menyebarkan ilmu alquran, kemudian tidak menjual buku-buku pedoman secara sembarangan, cara belajarnya yang langsung, tepat, cepat dan tidak putus-putus yang disesuaikan dengan tajwid dan makhrojnya. Sedangkan letak perbedaan yanbua dengan qiraati adalah :

1. Orang yang dapat mengajar harus sudah mendapat syahadah sebagai guru sedangkan Yanbua yang boleh mengajar adalah orang yang semangat mengajar dan menguasai metode yanbua.

2. Tanda-tanda baca dan waqof dalam rasm utsmani diarahkan kepada tanda-tanda yang sekarang digunakan di dalam alquran yang diterbitkan di negara-negara Timur Tengah

3. Terdapat pula tanda-tanda baca untuk memudahkan.

4. Memiliki tahapan yang lengkap dan mudah dipelajari oleh siapapun37

C. PERAN TOKOH-TOKOH PEMBAWA METODE YANBUA DI

MOJOKERTO

Hadirnya metode yanbua di tengah-tengah masyarakat Jawa Timur khususnya di Mojokerto dan sekitarnya tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh pelopor yang memperkenalkannya di masyarakat. Tanpa bantuan dari tokoh-tokoh pembawa yanbua tersebut, yanbua tidak akan pernah ada

37

Ahmad Awik Mubarrak, “Cara Belajar Alquran Dengan Thoriqoh Metode Yanbua”. Dalam Http:


(47)

38

di tengah masyarakat. Berikut akan dijelaskan beberapa tokoh yang menjadi pelopor pembawa yanbua, serta peranannya dalam masyarakat:

1. KH. Abdul Hafidh Muslih

KH. Abdul Hafidh Muslih (60 tahun) adalah pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Quran Bancang Mojokerto, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Kudus yang diasuh oleh KH. Arwani Amin. KH. Abdul Hafidh Muslih merupakan kiai kondang di Mojokerto. Tahun 2011 hingga 2016 menjadi penanggung jawab Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto. berkat beliau masyarakat Mojokerto mengenal lebih jauh apa itu Metode Yanbua.


(48)

39

2. Muh. Jauhari Nadziran

Lahir di Rembang tanggal 18 Januari 1975, beliau menempuh pendidikan di MI Tuhfatus Sibyan Waru, Sidorejo, Sedan, Rembang tahun 1988, kemudian melanjutkan pendidikan ke MTs. Tuhfatus Sibyan Waru, Sidorejo, Sedan Rembang tahun 1992, MA Tuhfatus Shibyan Waru, Sidorejo, Sedan Rembang tahun 1995, melanjutkan studi strata satu S1 jurusan pendidikan Islam.

Beliau adalah dewan pendidikan PP. Yanbu’ul Kudus Jawa Tengah pada tahun 1998. Kemudian Menjadi dewan guru Pondok

Tahfidh Anak-Anak Krandon Kudus Jawa Tengah tahun 2000.

Menjadi wakil pengasuh dan Mudirul’am Madin Mambaul Quran Mojokerto Jawa Timur dan sekarang menjadi Ketua Pembina dan Anggota Tim pentashih Metode Yanbua Provinsi Jawa Timur. Beliau pula yang memperkenalkan metode Yanbua dengan cara datang ke daerah-daerah di seluruh Mojokerto.38

3. Zainul Asrori

Lahir di Mojokerto tangga; 29 Juli 1978 adalah lulusan MI Darul Huda Puri Kab Mojokerto tahun1990, SMP Islam Maarif Puri Mojokerto tahun 1990, SMA PGRI Kab Mojokerto 1996, kemudian

38


(49)

40

melanjutkan S1 di STIT Raden Wijaya Mojokerto tahun 2011. Beliau sebagai kepala Pondok Tahfidh Bancang Mojokerto tahun 2002. Tahun 2012 menjadi Guru agama di SDN Balongsari 1 Mojokerto, menjadi Anggota tim pentashih dan Pembina metode Qiraati Cabang Mojokerto 2011-2016, Ketua Jamiyah Hamalatil Quran Kota Mojokerto, Penyuluh agama honorer kementrian Agama Kota Mojokerto, Tahun 2013-sekarang Guru Tahfidh di SMP_SMA Tahfidh Mambaul Quran Mojokerto.39

39


(50)

41

BAB III

PERKEMBANGANLAJNAH MURAQABAH YANBUA CABANG

MOJOKERTO 2011-2016.

Lajnah Muraqabah Yanbua (LMY) adalah sebuah lembaga yang

dibentuk sebagai badan pengawas dan pengendali serta menjaga agar perjalanan belajar mengajar dengan metode Yanbua tetap konsisten dan tidak melenceng, sesuai dengan visi, misi dan tujuan Yabua yang diharapkan, Selain beberapa fungsi diatas, Lajnah Muraqabah Yanbua juga berfungsi sebagai penghimpun data-data serta asesor penyelenggaraan metode Yanbua di Jawa Timur jika nantinya terdapat pelanggaran seperti, adanya lembaga-lembaga kecamatan yang tidak mengikuti ujian dikarenakan adanya kesalahan dalam pengajaran.40

Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto ini berdiri pada tanggal 17 Mei

2011 dan terus berlanjut hingga sekarang dan mengalami beberapa perkembangan pada aspek-aspeknya, seperti perkembangan di bidang fisik yang meliputi bentuk bangunan, anggota-anggotanya kemudian di bidang non fisik yang meliputi perkembangan metodologi, buku dan lain-lain. Serta terdapat sarana dan prasarana yang terdapat di Lajnah Muraqabah Yanbua. Berikut akan dijelaskan perkembangan-perkembangan Lajnah Muraqabah Yanbua baik dari bidang fisik dan non fisik, juga menjelaskan beberapa sarana dan prasarana

Lajnah Muraqabah Yanbua :

40


(51)

42

A. Perkembangan Di Bidang Fisik

1. Bentuk Bangunan

Untuk bentuk bangunan yang dimiliki Lajnah Muraqabah Yanbua yang berdiri dari tahun 2011 hingga 2016, tidak terdapat perubahan yang signifikan. Dapat dikatakan bahwa bentuk bangunannya masih sama tidak ada perubahan sejak berdiri. Bangunan kantor Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto berdiri kokoh menghadap arah utara yang terletak disamping kantor guru Madrasah Tsanawiyah Mambaul Quran Bancang Jawa Timur, yang didalamnya disimpan berbagai dokumen-dokumen penting Yanbua, seperti data-data santri, kitab-kitab Yanbua, data-data anggota dan lain sebagainya.

2. Keanggotaan

Anggota merupakan suatu hal penting yang harus ada pada suatu lembaga atau organisasi. Berhasil atau tidaknya suatu lembaga diukur dari banyaknya jumlah anggota yang mengikuti. Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto yang berdiri di tahun 2011 langsung mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sehingga jumlah anggotanya cukup banyak dan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Berikut akan dipaparkan


(52)

43

perkembangan keanggotaan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto.41

Diawali dari jumlah kecamatan yang telah mengikuti Yanbua pertahunnya :

a. Di tahun 2011 terdapat 15 kecamatan yang telah mengikuti Metode Yanbua, antara lain : Kecamatan Pacet, Kemlagi, Magersari, Ngoro, Mojosari, Kutorejo, Gedeg, Jatirejo, Pungging, Prajurit Kulon, Jetis, Trowulan, Sooko, Puri, Dlanggu.

b. Di tahun 2012-2016 diikuti oleh kota-kota lain di sekitar mojokerto seperti kota Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Bojonegoro, Dan Tulungagung.

Tercatat bahwa dari tahun 2011 sudah terdapat 15 kecamatan di Mojokerto yang mengikuti Metodologi Yanbua dan terus berkembang hingga ditahun-tahun berikutnya dan ditahun 2016 sudah mencapai 17 kecamatan. Kemudian Jumlah TPQ yang mengikuti metode Yanbua dari tahun 2011 hingga 2016:

Di tahun 2011 terdapat 180 lembaga TPQ yang telah menggunakan metode Yanbua sebagai metode pembelajaran al-Qurannya. Di tahun 2012 terdapat 210 lembaga TPQ, tahun 2013-2014 terdapat 221 lembaga TPQ, tahun 2015 terdapat 216 lembaga TPQ dan

41


(53)

44

ditahun 2016 terdapat 276 lembaga TPQ yang mengikuti metode Yanbua.

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa perkembangan keanggotaan Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto bertambah setiap tahunnya dengan tambahan jumlah anggota yang cukup banyak. Untuk saat ini tercatat terdapat 276 TPQ yang tersebar diberbagai kecamatan di Mojokerto, Untuk tahun 2016 tercatat jumlah guru sebanyak 1655 orang, dan terdapat 23.666 santri.42 Untuk rekapitulasi lembaga dapat dilihat di lampiran.

B. Perkembangan Di Bidang Non Fisik

1. Amanah Metodologi Yanbua

Amanah metodologi di Lajnah Muroqobah Yanbua (LMY) bertanggung jawab mengadakan pembinaan metodologi di Lajnah

Muraqabah Yanbua pada tingkat Kecamatan, Menampung seluruh

permasalahan yang berhubungan dengan metodologi untuk dimusyawarahkan bersama dalam mencari solusi dan lain sebagainya. Amanah pentashih LMY Mojokerto di pegang oleh Ustadz Jauhari Nadziran yang sekaligus menjabat sebagai ketua LMY Mojokerto. Metodologi Yanbua yang disampaikan oleh amanah Metodologi LMY Mojokerto adalah sebagai berikut :

42


(54)

45

a. Juz Pemula

Materi yang disampaikan pada untuk juz pemula yakni pengenalan huruf-huruf hijaiyah huruf – dan latihan membaca huruf berharokat fathah َ َ َ َ, Kemudian untuk materi hafalannya diantaranya, Isti’adzāh, Surat

alfāthihah, Surat An-Nās, Keutamaan ilmu, Niat wudlu, Niat sholat dhuhur

sendirian , Niat sholat dzuhur menjadi imam, Niat sholat dzuhur menjadi ma’mum, Niat sholat ashar sendirian, Niat sholat ashar menjadi ma’mum, Niat sholat ashar menjadi imam, Basmalah doa memulai pekerjaan yang baik, Hamdalah untuk mengakhiri pekerjaan yang baik, Doa akan tidur, Doa bangun tidur. P42F

43

b. Juz 1

Pada juz 1 materi yang disampaikan berupa pengenalan huruf hijaiyah yakni huruf – ﻱ. kemudian materi hafalan untuk juz 1 berupa Surat al-Falaq, Surat Al-Ikhlas, Niat sholat maghrib sendiri/menjadi ma’mum/imam, Niat sholat isya’ sendirian/menjadi ma’mum/ imam, Niat sholat shubuh sendirian/menjadi ma’mum/imam, Doa masuk kamar kecil, Doa keluar kamar kecil, dan dua kalimat mutiara hikmah yakni, Kebaikan adalah berbudi pekerti yang luhur , Pergauilah manusia dengan budi pekerti yang baik

43


(55)

46

c. Juz 2

Materi yang disampaikan yakni berupa makhorijul dan sifat huruf

mad ﻱ , huruf , makhrojnya ء , makhrojnya huruf , makhroj

huruf . Kemudian materi hafalannya, Surat Al- Māsād, Surat Al-Nashr, Niat sholat Jumat ma’mum/imam, Takbirotul ihrom, Doa iftitah, Doa memakai pakaian , Doa melepas pakaian, Doa bercermin serta dua kalimat mutiara hikmah diantaranya Manusia yang paling baik adalah yang paling baik budi pekertinya , Manusia yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi sesama .

d. Juz 3

Materi yang disampaikan pada juz tiga yakni makhorijul huruf, ﻱ . Kemudian untuk materi hafalannya diantaranya Surat

al-Kautsar, Surat al-Maun, Surat al-Quraisy, Bacaan ruku’, Bacaan bangun

dari ruku’, Bacaan I’tidal, Bacaan sujud , Bacaan duduk antara dua sujud , Doa akan makan, Doa selesai makan, Doa ketika lupa membaca basmallah awal, dan tiga hadist yakni,

,

,

.

e. Juz 4

Materi yang disampaikan pada juz 4 yakni makhorijul huruf

. untuk hafalan diantaranya, bacaan tasyahud akhir, bacaan tasyahud awal, Doa keluar rumah, Doa masuk rumah, Doa


(56)

47

naik kendaraan, Doa akan makan, Surat al-Fīl, Surat al-Humazah, Surat

al-Ashr, dan dua kalimat mutiara hikmah yakni Allah maha indah senang

keindahan ﷲ , Takutlah kepada Allah dimanapun kamu berada

.

f. Juz 5

Materi yang disampaikan yakni :

1. Hams (keluar/terlepasnya nafas)

2. Jahr (Tertahannya nafas) hurufnya

ﻱ ﺉ

3. Syiddah (tertahannya suara) hurufnya

4. Rokhwah (terlepasnya suara) hurufnya

5. Bainiyah (sifat pertengahan)

6. Tafkhim (naiknya lidah kelangit-langit) hurufnya

7. Ithbaq yakni terkantupnya lidahpasa langit-langit hurufnya

Untuk hafalan pada juz 5 diantaranya Surat At-Takatsur, Surat

Al-Qoriah, Surat Al-Adiyat, Doa Qunut, Doa masuk masjid, Doa

keluar masjid, Bacaan sujud sahwi, Niat I’tikaf, dua kalimat mutiara hikmah Barang siapa tidak menyayangi maka tidak disayangi


(57)

48

, Barang siapa tidak bersyukur kepada sesame manusia maka tidak dianggap syukur kepada Allah ﷲ .

g. Juz 6

Materi yang disampaikan yakni ghorib dimulai dari juz 11-20 dengan menggunakan Al-Quran Qudus dan didampingi kitab Yanbua juz 6. Sedangkan untuk materi hafalannya yakni Surat Al-Zalzalah, Surat

Al-Bayyinah, Surat Al-Qodar, Doa mohon pertolongan, Doa setelah wudhu,

dua kalimah hadist Harta tidak kurang karena di sodaqohkan

, Shodaqoh bisa menolak bala ء .

h. Juz 7

Materi yang disampaikan pada juz 7 yakni tajwid Dimulai juz 21-30 dengan menggunakan Al-Quran Qudus dan didampangi kitab Yanbua juz VII (Tajwid) apabila bertemu ayat-ayat ghorib harus menerangkan seperti apa yang ada di buku panduan. Serta beberapa hafalan diantaranya, Surat Al-Alaq, Surat At-Tin, Surat Al-Insyiroh, Surat Adh

Dhuha, Doa sesudah iqomah, Doa sesudah salam, Doa setelah adzan,

Bacaan adzan, Bacaan khusus pada waktu iqomah, dua kalimat mutiara hikmah Ilmu menjadi hidupnya Islam , Cinta harta adalah pokok kejahatan ً .


(58)

49

i. Juz al-Quran murni

Materi yang disampaikan yakni :

1. Infitah (rengganya lidah dari langit-langit) hurufnya

2. Idzlaq (ringan diucapkan) hurufnya

3. Ishmat (berat diucapkan) hurufnya

4. Shofir (suara tambahan yang mendesis) hurufnya

5. Lain (mudah diucapkan tanpa memberatkan) hurufnya

6. Inkhirof (condongnya huruf ke makhroj yang lain) hurufnya

7. Takrir (bergetarnya ujung lidah) hurufnya

8. Isthitholah (memanjang suara dalam makhtoj) huruhnya

9. Qolqolah yakni suara tambahan yang kuat keluar setelah menekan

makhroj

10.Tafasysyi berhamburnya angina di mulut hurufnya serta


(59)

50

Perkembangan yang terdapat pada amanah metodologi berupa diadakannya penyegaran metode yang dilaksanakan tiap waktunya. Penyegaran metodologi Yanbua dimaksudkan agar asatidz asatidzah dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan visi misi tujuan dan target pencapaian Yanbua sehingga setiap Imtihan Nihaiy (ujian santri) periode bulan Muharram Rajab mendapatkan nilai atau hasil yang memuaskan. Target pencapaian Metode Yanbua khatam adalah dalam waktu kurang lebih 1,5 tahun dengan pencapaian sebagai berikut :

1. Anak mampu membaca Alquran Rosm Ustmani 2. Menguasai gharib juz 6

3. Menguasai tajwid juz 7

4. Hafal surat-surat pendek Ad-Duha sampai An-Nās 5. Hafal doa sehari-hari

6. Hafal 16 hadist mutiara hikmah 7. Menguasai makhroj dan sifat huruf

8. Mampu mengamalkan praktek wudhu dan sholat 9. Mampu baca tulis pegon


(60)

51

RINCIAN

YANBUA KETERANGAN

Juz 1 44 halaman

Juz 2 43 halaman

Juz 3 44 halaman

Juz 4 45 halaman

Juz 5 46 halaman

Al-Quran murni juz 1-10 40x tatap muka Al-Quran Juz 11-20

(Yanbua Juz 6)

45x tatap muka Al-Quran Juz 21-30

(Yanbua Juz 7)

39x tatap muka Total halaman 346, aktif 5 hari dalam satu minggu. Jadi, 346 : 5 hari aktif : 4 minggu dalam 1 bulan di bagi 12 bulan dalam 1 tahun jumlahnya 1,44 digenapkan = 1,5 tahum (346 hari tatap muka)44

Berikut waktu-waktu dilaksanakannya penyegaran metodologi

Yanbua yang dilaksanakan oleh amanah metodologi LMY Mojokerto :

a. Penyegaran metodologi per-lembaga yang diadakan 2 minggu sekali oleh kepala Taman Pendidikan Al-Quran untuk selanjutnya disingkat TPQ.

b. Penyegaran metodologi per-kecamatan yang diadakan 1 bulan sekali yang dipimpin oleh kepala lembaga cabang kecamatan.

44


(61)

52

c. Penyegaran metodologi per-cabang yang diadakan 1 tahun sekali yang dipimpin oleh metodologi cabang.45

d. Melakukan pembinaan metodologi ke kecamatan-kecamatan yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.

e. Penyegaran metodologi oleh kepala Lajnah dilakukan setiap 3 bulan sekali yang diikuti seluruh guru, juga terdapat pengajian Ulumul

Quran serta tafsir Al-Quran.

f. Penyegaran Metodologi regular yang dilaksanakan 1 tahun sekali pada bulan ramadhan di Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang.46

2. Buku

Amanah buku di Lajnah Muroqobah Yanbua bertugas atas pelayanan buku Yanbua, menerima, menyimpan dan mendistribusikan keuangan Lajnah

Muraqabah Yanbua, melaporkan keuangan setiap satu bulan sekali, dan lain

sebagainya. Daftar buku-buku yang digunakan dalam pembelajaran metode Yanbu antara lain :

1. Metode Yanbua Jilid 1 cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

16. Metode Yanbua Peraga 5 cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

2. Metode Yanbua Jilid 2 cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

17. Metode Yanbua Peraga 6 cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

3. Metode Yanbua Jilid 3 cet 18. Al-Quran Al-Qudus HVS cet

45

Zainul Asrori, Penanggung Jawab Amanah Metodologi, Wawancara, 22 November 2016.

46


(62)

53

Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

4. Metode Yanbua Jilid 4 cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

19. Al-Quran Al-Qudus HVS COV Timbul cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

5. Metode Yanbua Jilid 5 cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

20. Al-Quran Al-Qudus Imperial cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

6. Metode Yanbua Jilid 6 (Gharib) cet Pondok Tahfidh

Yanbuul Quran Kudus tahun

2004.

21. Al-Quran Al-Qudus Terjemahan

cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

7. Metode Yanbua Jilid 7 (Tajwid) cet Pondok Tahfidh

Yanbuul Quran Kudus tahun

2004.

22. Al-Quran Al-Qudus Kecil Kalep

cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

8. Metode Yanbua Jilid M. Hafalan cet Pondok Tahfidh

Yanbuul Quran Kudus tahun

2004.

23. Insya’a cet Pondok Tahfidh

Yanbuul Quran Kudus tahun 2004.

9. Sifat Dan Latihan Makhroj cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

24. Sambung Rasa cet Pondok

Tahfidh Yanbuul Quran Kudus tahun

2004. 10.Metode Yanbua Jilid (BCM)

cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

25. MBM (Materi Belajar Menulis)

cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

11.Metode Yanbua Peraga 1a cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

26. Buku Panduan Baris Berbaris cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

12.Metode Yanbua Peraga 1b cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

27. Kartu Prestasi cet Pondok

Tahfidh Yanbuul Quran Kudus tahun

2004. 13.Metode Yanbua Peraga 2 cet

Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

28. Buku Prestasi cet Pondok

Tahfidh Yanbuul Quran Kudus tahun

2004.


(63)

54

Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

15.Metode Yanbua Peraga 4 cet Pondok Tahfidh Yanbuul

Quran Kudus tahun 2004.

30. Metode Yanbua Pemula cet Pondok Tahfidh Yanbuul Quran

Kudus tahun 2004.

Setiap tahun penjualan buku Yanbua pada Lanjah Muraqabah Yanbua selalu meningkat sesuai dengan jumlah pengikut metode Yanbua. Di tahun 2011 penjualan buku sekitar 500 eksemplar, ditahun 2016, perhari terkadang penjualannya mencapai 5-50 eksemplar jika dikalkulasikan dalam satu tahun tersebut kira-kira sudah mencapai 1500 eksemplar.47

3. Kesekretriatan

Amanah kesekretariatan pada Lajnah Muraqabah Yanbua bertugas sebagai pemberi informasi kepada lembaga tentang kegiatan Yanbua, menampung seluruh masukan atau ide yang membangun dari seluruh anggota untuk di musyawarahkan bersama, sebagai notulen disetiap rapat dan mempersiapkan materinya, dan membuat serta menandatangani surat-surat.

Untuk amanah kesekretariatan LMY Mojokerto, menurut Ustd. Jauhari Nadziran meskipun pekembangannya tidak terlihat oleh mata, namun dari tahun 2011-2016 telah melaksanakan tugas serta amanah dengan baik, dan ditahun-tahun selanjutnya materi-materi yang disiapkan oleh amanah

47


(64)

55

kesekretariatan semakin beragam dan mendidik, semakin sigap dalam memberikan informasi kepada lembaga-lembaga kecamatan.

4. Pentashih

Sama halnya dengan amanah kesekretariatan, amanah pentashih di

Lajnah Muraqabah Yanbua yang bertugas mengadakan tashih guru maupun

imtihan nihaiy ini juga tidak mengalami perkembangan yang terlihat jelas,

namun seperti apa yang dituturkan oleh Ust. Jauhari sekaligus dewan pentashih mengatakan bahwa setiap tahun prosentase kelulusan santri hamper mencapai 100% seperti ditahun 2015. Imitihan Nihaiy (ujian santri) yang dilaksanakan di LMY Mojokerto diikuti 974 santri dari 121 TPQ yang bertepatan pada Rajab 1436 H menunjukkan seluruh peserta yang mengikuti mencapai kelulusan. Tidak ada yang tidak lulus dan tidak pula mengundurkan diri. 48 untuk diagram atau susunan struktur dan fungsi amanah pada Lanjah

Muraqabah Yanbua terdapat pada lampiran.

C. SARANA DAN PRASARANA

Keberadaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat vital dalam menunjang keberhasilan semua program yang menjadi tujuan pendidikan. Untuk merealisasikan hal tersebut pihak lembaga telah mengusahakan pengadaan

48

Laporan Hasil Imtihan Nihaiy Metode Yanbua Rojab 1436 H/ 2015 M Lajnah Muraqabah Yanbua Cabang Mojokerto.


(65)

56

beberapa sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran.

Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto memiliki berbagai sarana dan

prasarana yang berfungsi sebagai penunjang kemajuan Lajnah supaya proses pembelajaran, pentashihan dan kegiatan-kegiatan lain berjalan lancar, berikut sarana dan prasarana Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto :

1. Sarana :

a. Buku Yanbua Juz pemula s/d Juz VII b. Peraga Yanbua Juz Pemula s/d Juz VII

c. Alquran Rasm Ustmany (Al Quddus)

d. Buku materi tambahan (Buku hafalan, buku Kitabah)

e. Administrasi (buku sambungrasa, buku prestasi santri, buku absen). f. Seragam TPQ Yanbua.

2. Prasarana: a. Ruang kelas

b. Kantor Lajnah Muroqobah Yanbua c. Ruang kepala TPQ

d. Ruang tatausaha e. Ruang aula f. Musholla


(66)

57

BAB IV

RESPON MASYARAKAT TERHADAP LAJNAH MURAQABAH YANBUA

CABANG MOJOKERTO

Sebagai lembaga dan metode yang tergolong baru di Mojokerto, tentu saja menuai respon dari masyarakat luas. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan berbagai respon dari masyarakat, baik yang menggunakan metode Yanbua maupun dari masyarakat yang tidak menggunakan metode tersebut. Berikut respon masyarakat :

A. Respon Pengguna Metode Yanbua

Respon atau tanggapan dari pengguna Metode Yanbua sendiri sudah tentu kebanyakan dari mereka setuju dan merasa terbantu dengan adanya

Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto. Mayoritas pengguna Metode Yanbua

merupakan lembaga-lembaga pendidikan Al-Quran atau palung umum disebut dengan Taman Pendidikan Al-Quran yang kemudian di singkat TPQ. Untuk lebih detail bagaimana respon pengguna Metode Yanbua, peniliti mewawancarai beberapa narasumber yang ada kaitannya dengan topik penelitian tersebut. Berikut hasil wawancaranya :

1. Robittoh, Mudir TPQ Arrowaniyah I, II, III Sukorame Penompo


(67)

58

Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) Arrowaniyah terletak di desa Penompo Dusun Sukorame kecamatan Jetis Mojokerto yang berdiri tahun 1998, yang diketuai oleh Rabithoh. Pada awalnya TPQ Arrowaniyah ini menggunakan metode Qiraati49 kemudian sejak 2012 berganti kepada

Yanbua karena TPQ ini berkiblat pada Pondok Pesantren Mambaul

Quran Bancang Mojokerto yang telah mendirikan Lanjah Muraqabah

Yanbua Mojokerto, dan juga memperkenalkan Yanbua kepada TPQ

Arrowaniyah ini.

Menurut Robitoh, pada mulanya saat Lajnah Muraqabah Yanbua mempromosikan metode Yanbua beliau menolaknya, karena di anggap metode sebelumnya memang paling baik. Kemudian setelah menelaah metode Yanbua tersebut, metode Yanbua dirasa sangat baik, lebih mudah dari pada metode Qiraati, cakupan materinya lebih luas, tidak ketat, promosinya lebih mudah. Para wali santri sangat antusias terhadap metode yanbua.

Menurut Rabittoh, sebenarnya tidak ada pengurangan dari jumlah pengajaran seperti materi bacaannya, tajwid, ghorib, kitabah, operasionalnya, dan lain-lain, akan tetapi jika metode sebelumnya

49

Metode membaca al-qur’an ini baru berakhir disusun pada tahun 1963 M oleh KH. Dahlan Salim Zarkasyi, yang terdiri dari 6 jilid. Buku ini merupakan hasil evaluasi dan pengembangan dari kaidah Baghdadiyah. Metode qira‟ati ini secara umum bertujuan agar siswa mampu membaca al-qur’an dengan baik sekaligus benar menurut kaidah tajwid. Fitri Insani “Metode-Metode Baca Tulis Al-Quran di Indonesia” dalam https://fitriinsani.wordpress.com/2009/12/12/metode-metode-baca-tulis-al-quran-di-indonesia/, diakses tanggal 09 January 2017.


(68)

59

pelaksanaan imtihan nihaiy (ujian siswa) dilaksanakan satu tahun sekali, sedangkan setelah TPQ Arrowaniyah berganti metode menjadi yanbua setiap tahunnya dapat melaksanakan imtihan nihaiy dua kali dalam setahun. Imtihan Nihaiy dilaksanakan dua kali dalam setahun karena para santri Yanbua sudah menguasai hamper seluruh materi yang ada.

Metode Yanbua ini menurut Robitoh, diibaratkan sebagai “ Hari Lebaran” sedangkan metode yang sebelumnya diibaratkan sebagai “Bulan Puasa”. Maksud dari perumpaan tersebut adalah bahwa metode yang sebelumnya itu sangat ketat, sangat mengikat, sangat sukar dan banyak sekali aturan-aturan yang harus dilaksanakan. Sehingga menyulitkan bagi anak didik. Kemudian dengan adanya metode Yanbua yang tidak mengurangi sedikit pun dari jumlah pengajaran namun sangat mudah sehingga dirasa bebas dari aturan-aturan yang mengikat tersebut dan merasakan kemenangan yang diibaratkan “hari lebaran”.50

Dina Rohmatin, dewan guru TPQ Arrowaniyah juga menambahkan, Menurutnya dengan adanya Lajnah Muraqabah Yanbua yang mengenalkan dan mempromosikan metode yanbua ketengah masyarakat Mojokerto, sehingga metode yanbua dapat diterima dan digunakan untuk baca tulis alquran. Karena menurut Dina Rohmatin,

50


(69)

60

metode yanbua sangat membantu mempercepat dalam mempelajari membaca alquran.

Dan dengan adanya metode yanbua ini, yang salah satu tujuannya adalah ikut andil mencerdaskan anak bangsa dan membekali anak untuk mampu membaca alquran dengan benar dan cepat. Dengan adanya metode ini yang dibawa oleh LMY mojokerto, santri-santri TPQ Arrowaniyah mampu membaca alquran secara fasih dan tartil, juga dapat membaca alquran yang berbasis Rasm Ustmani dari kudus.51

Menurut Supiani selaku dewan guru di TPQ Arrowaniyah I, II yang mulai mengajar dari awal 2011 hingga sekarang, mengatakan bahwa dengan adanya Lajnah Muqabah Yanbua Mojokerto memudakan siapa saja yang ingin menjadi guru TPQ khususnya yang bermetode

Yanbua. Di Lajnah Muraqabah Yanbua melayani pentashihihan guru

yang akan ditashih langsung oleh ketua LMY Mojokerto. Karena jika dimetode sebelumnya jika ingin menjadi guru harus tashih terlebih dahulu di tempat asal metode tersebut dibuat yakni di Semarang. Jika

Yanbua dapat tashih di Lembaga cabang.

Menurutnya pula, metode yang diperkenalkan oleh Lajnah

Muraqabah Yanbua Mojokerto ini sangat bagus, enak, gampang,

memudahkan anak didik dalam membaca dan menulis Al-Quran

51


(1)

70

BAB V

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tentang sejarah perkembangan Lajnah Muraqabah

Yanbua Mojokerto diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Lajnah Muraqabah Yanbua cabang Mojokerto berdiri di tahun 2011.

Lebih tepatnya Lajnah Muraqabah Yanbua ini berdiri pada tanggal 17

Mei 2011 yang diresmikan langsung oleh Lajnah Muraqabah Yanbua

pusat Kudus Jawa Tengah. Dengan keputusan penetapan Lajnah

Muraqabah Yanbua sebagai Muraqib (coordinator Lajnah ) Thoriqoh

Baca Tulis dan menghafal al-Quran Yanbua di Kabupaten Mojokerto,

yang diketuai oleh Ust. Jauhari Nadziran dan KH. Hafidz Muslih sebagai penanggung jawab lembaga.

Lajnah Muraqabah Yanbua ini berdiri karena adanya pergantian

metode dari QIraati ke Metode Yanbua di Ponpes Mambaul Quran

Mojokerto maka dibentuklah Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto

badan pengawas dan dan pengendali serta menjaga agar perjalanan

belajar mengajar dengan metode Yanbua tetap konsisten dan tidak

melenceng, sesuai dengan visi, misi dan tujuan Yabua yang diharapkan oleh penanggung jawab pusat Kudus KH. Ulin Nuha Arwani dan KH. Ulil Albab Arwani.


(2)

71

2. Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto ini berdiri pada tanggal 17 Mei

2011 dan terus berlanjut hingga sekarang dan mengalami beberapa perkembangan pada aspek-aspeknya, seperti perkembangan di bidang fisik yang meliputi bentuk bangunan, anggota-anggotanya kemudian di bidang non fisik yang meliputi perkembangan metodologi, buku dan lain-lain. Serta terdapat sarana dan prasarana yang terdapat di Lajnah

Muraqabah Yanbua. Namun perkembagan yang cukup meningkat

dapat dilihat pada keanggotaan LMY Mojokerto yakni di tahun 2017 terdapat 276 TPQ dan terdapat 23.666 santri.

3. Berdirinya Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto yang berdiri di

tahun 2011 menuai berbagai respon dari masyarakat Mojokerto. pada umumnya respon masyarakat terhadap LMY Mojokerto sangat senang terhadap adanya Lajnah Muraqabah Yanbua di Mojokero. Namun tidak sedikit juga yang menanggapinya dengan biasa-biasa saja.

Kebanyakan dari mereka yang yang tidak tertarik dengan metode yang dibawa oleh LMY Mojokerto disebabkan karena masing-masing telah memiliki metode sendiri-sendiri seperti, Ad-Dzikir,

As-Syifa juga Tilawati. Jika respon atau tanggapan dari stake holder

sendiri yakni sangat membantu dalam pembelajaran al-Quran anak-anak.


(3)

72

B. SARAN

1. Untuk Fakultas Adab Dan Humaniora diharapkan mempertahan setiap potensi

mahasiswa yang ada, bila perlu dapat dikembangkan oleh fakultas.

2. Untuk meningkatkan mutu kerja Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto,

hendaknya semua data-data di mulai dari rekapitulasi lembaga cabang baik dari kecamatan maupun kota-kota lain harus dilaksanakan paling lambat satu kali dalam setahun, begitu pula dengan data-data anggota LanjahMuraqabah

Yanbua Mojokerto secara keseluruhan.

3. Untuk Lajanah Muraqabah Yanbua, diharapkan seluruh data-data baik hasil

tashih, buku-buku surat-surat, hasil penyegaran di dokumentasikan atau di duplikat bila perlu agar jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan dapat dengan mudah memperolehnya.


(4)

73

DAFTAR PUSTAKA

A.P, Ais. Sejarah Pengajaran Al-Quran, Alkisah, 19 September 2008.

Ali, Muhammad Akmal.“Sejarah Madrasah Al-Quran Di Bintulu Sarawak Malaysia (Studi Tentang Peran dan Kontribusinya Terhadap Islamisasi Sarawak pada tahun 1989-2014)” (Skripsi UIN Sunan Ampel, Fakultas Adab dan Humaniora, Surabaya, 2015).

Al-Masycary, Hilmy Bakar. Membengun Kembali Sistem Pendidikan Kaum

Muslimin. Jakarta: Universitas Islam Az-Zahra, 2001.

Al-Quran, 90 (al-Isra’): 291.

Arifin, Muhammad. Ilmu, Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Praktis dan Teoritis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: BUMI AKSARA, 1991.

Arwani, M. Ulinnuha. Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur’an Yanbu’a.

Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, 2004.

Asrori, Zainul. Daftar Riwayat Hidup. Mojokerto: Pondok Mambaul Quran, 2013. Burke, Peter. Sejarah Dan Teori Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Gibson, James L. Organisasi Perilaku-Struktur Proses. Jakarta : Erlangga, 1996.

Insani, Fitri. “Metode-Metode Baca Tulis Al-Quran di Indonesia” dalam https://fitriinsani.wordpress.com/2009/12/12/metode-metode-baca-tulis-al-quran-di-indonesia/, diakses tanggal 09 January 2017.

Jazuli, Hamim. “Metode Ngaji Baghdadiyah”

dalam

http://www.muslimedianews.com/2015/05/masih-ingat-metode-ngaji-al baghdadiyah.html (20 Januari 2017).

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001. Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara,

1995.

Masyhur. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif. Jakarta:

PT.Revika Aditama, 2008.

Mubarrak, Ahmad Awik. “Cara Belajar Alquran Dengan Thoriqoh Metode Yanbua”. Dalam Http: www.google.com (2 Desember 2016).


(5)

74

Muyassaroh, Dewi. “Metode Yanbua Dalam Perspektif Pemikiran KH. Noer Shodiq Acrhom (Analisis Metode Pembelajaran Al-Quran)” (Skripsi, UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim, Fakultas Tarbiyah, Malang, 2011).

Nadziran, Jauhari. Daftar Riwayat Hidup. Mojokerto: Pondok Mambaul Quran,

2013.

Nadziran, Jauhari. Metodologi Yanbua. Mojokerto: Pondok Mambaul Quran, 2014. Parson, Talcot. Esei-Esei Sosiologi Talcots Parsons, Terjemah Oleh S. Aji. Jakarta ;

Aksara Persada Press.

Qardhawi, Yusuf. Berinteraksi Dengan Al-Quran. Bandung : Mizan, 1988.

Soekanto, Soerjono. Teori Sosial Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1983.

Surat Ketetapan Sebagai Muroqib (Koordinator Lajnah) Nomor: 191/Bapenu/C-3/V/2011.

Susanto, Nugroho Noto. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press, 1986.

Usman, Hasan. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Direktor Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1986.

Yunus, Muhammad. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: Mutiara

Sumber Widya, 1995.

Zahro, Ahmad. Tradisi Intelektual NU. Yogyakarta: LKIS, 2004. Wawancara :

Asrori, Zainul, Penanggung Jawab Amanah Metodologi, Wawancara, 22 November

2016.

Darmi, Dewan Guru TPQ LP Maarif, Wawancara 16 Januari 2017

Hasanah , Dewan Guru TPQ Al-Hidayah, Wawancara 16 Januari 2017.

Nadziran, Jauhari, Ketua Lajnah Muraqabah Yanbua Mojokerto, Wawancara, 22

November 2016.

Robittoh, Mudirul TPQ Arrowaniyah I,II,III, Wawancara, 22 November 2016. Rohmatin, Dina, Dewan Guru TPQ Arrowaniyah I, II, Wawancara, 10 Januari 2017.


(6)

75

Siti qoyyul, Dewan Guru TPQ LP Maarif, Wawancara 17 Januari 2017 Siti, Dewan Guru TPQ Bidayatul Hidayah, Wawancara 17 Januari 2017 Supiani, Dewan Guru TPQ Arrowaniyah I, II, Wawancara 10 Januari 2017.