Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS
STRATEGI BELAJAR METAKOGNITIF TERHADAP
KEMAMPUAN MELISANKAN INTERPRETASI MAKNA
TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS SISWA KELAS XI SMK AS
SHIFAK KALIPARE MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017
Wahidah
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Strategi belajar metakognitif adalah tindakan yang
berlangsung di luar alat pemahaman secara murni, dan
memberikan
suatu
cara
bagi
pembelajar
untuk
mengkoordinasikan proses pembelajaran mereka sendiri.
Strategi-strategi metakognitif meliputi tiga rangkaian strategi,
yaitu: memusatkan pembelajaran, menyusun dan merencanakan
pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Penggunaan
bahan ajar sebagai media pembelajaran sangat membantu bagi
guru dan juga bagin siswa untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah eksperimen semu (quasi exsperimental desaign one
group prates-pascates).Teknik pengumpulan data yang gunakan
adalah tes, tes yang digunakan berupa pretes dan postes dengan
model soal uraian yang telah disesuaikan dengan KD dan KI.
Untuk teknik perhitungan menggunakan SPSS 23 Uji -t sampel
berpasangan dan juga anova. Subjek dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas XI TJK dengan jumlah 25 siswa. Sebelum
diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif rata-rata
nilai aspek kebahasaan 59 dan aspek non kebahasaan 54 dan
setelah diterapkan bahan ajar berbasis strategi metakognitif ratarata nilai siswa pada aspek kebahasaan dengan rata-rata 84.4
dan aspek non kebahasaan dengan rata-rata 86.2. Perbedaan
kemampuan melisankan interpretasi makna teks eksplanasi
kompleks sebelum dan sesudah penerapan bahan ajar strategi
belajar metakognitif. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung
pada penelitian sebesar 9.963 lebih besar dibandingkan dengan t
table sebesar 2.064 pada aspek kebahasaan sedangkan pada
aspek non kebahasaan t hitung 14.847 lebih besar dari t tabel
2.064. Pada perhitungan anova juga terdapat signifikasi antara
pretes dan postes pada aspek kebahasaan dengan nilai sig (2

tailed) adalah 96,280 > 0.05 dan non kebahasaan hasil dari uji
anova nilai sig (2 tailed) adalah 205.181 > 0.05 ini
menunjukkan perbedaan dalam kemampuan melisankan
interpretasi makna teks eksplanasi kompleks menggunakan
strategi belajar metakognitif.

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 223

Kata kunci: pengaruh, bahan ajar, strategi belajar
metakognitif, melisankan, interpretasi mkna, teks eksplanasi
kompleks.
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 menyadari peran
penting bahasa sebagai wahana
untuk menyebarkan pengetahuan
dari seseorang ke orang-orang
lain. Penerima akan dapat
menyerap pengetahuan yang
disebarkan tersebut hanya bila
menguasai

bahasa
yang
dipergunakan dengan baik, dan
demikian juga berlaku untuk
pengirim. Ketidak sempurnaan
pemahaman
bahasa
akan
menyebabkan terjadainya distorsi
dalam
proses
pemahaman
terhadap pengetahuan. Apapun
yang akan disampaikan pendidik
kepada peserta didiknya hanya
akan dapat dipahami dengan baik
apabila bahasa yang dipergunakan
dapat dipahami dengan baik oleh
kedua belah pihak.
Kehidupan manusia tidak lepas

dari kegiatan berbahasa. Hal ini
karena bahasa merupakan sarana
penting untuk berkomunikasi antar
manusia. Selain itu, bahasa juga
sebagai alat komunikasi dalam
memenuhi sifat manusia yang perlu
berinteraksi dengan yang lainnya.
Berkaitan
dengan
fungsinya
tersebut, maka bahasa dianggap
sebagai alat yang paling sempurna
dan mampu membawakan pikiran
dan perasaan baik mengenai hal-hal
yang bersifat konkret maupun yang
bersifat abstrak.
Menurut Tarigan (2008:16)
berbicara
adalah
kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau
kata-kata
untuk

mengekspresikan, menyatakan, atau
menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan. Berbicara merupakan
aktivitas yang sangat penting dalam
kehidupan. Sebab melalui sebuah
aktivitas berbicara seseorang mampu
berkomunikasi dengan manusia
yang lainnya. Melalui aktivitas
berbicara seseorang menyampaikan
keinginan,
informasi,
pikiran,
gagasan, membujuk, meyakinkan,
mengajak, dan menghibur.
Berdasarkan penjabaran diatas

menegnai keterampilan berbicara,
secara jelas bahwa keterampilan
berbicara memiliki andil yang sangat
besar dalam kehidupan manusia,
apabila kita mampu berbicara
dengan baik maka suatu tujuan
dalam komunikasi itu akan terjadi
tercapai, selain itu dengan melatih
keterampilan berbicara kita mampu
meningkatkan rasa percaya diri.
Sesuai dengan Kurikulum 2013
peserta didik kelas XI dituntut dapat
menginterpretasikan makna teks
eksplanasi kompleks baik secara
tulisan maupun lisan Berkaitan
dengan
hal
tersebut,
dalam
penelitian ini dikaji bagaimanakah

kemampuan keterampilan berbicara
teks eksplanasi kompleks. Penilaian
yang akan menjadi patokan dalam
mengukur
hasil
keterampilan
berbicara siswa meliputi dua aspek
yaitu, aspek kebahasaan dan juga
aspek non kebahasaan. Kedua aspek
tersebut sangat penting dalam tolak
ukur
keberhasilan
dalam
keterampilan
berbicara
teks
eksplanasi kompleks.

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 224


Menurut Oxford (1990:11)
strategi belajar merupakan operasioperasi yang digunakan oleh pelajar
untuk
membantu
pemahaman,
penyiapan,
pemulihan,
dan
penggunaan informasi. Selain itu,
strategi
pembelajaran
adalah
tindakan-tindakan khusus yang
diambil pelajar untuk membuat
pembelajar menjadi lebih mudah,
lebih cepat, lebih dapat dinikmati,
lebih terarah, lebih efektif, dan lebih
dapat ditransfer pada situasi-situasi
baru.
Werdiningsih

(2011:101)
mengemukakan bahwa strategi
belajar digunakan pembelajaran
untuk mencapai tujuan dan terwujud
dalam berbagai jenis. Penggunaan
strategi belajar ini tampak pada
tindakan-tindakan atau perilakuperilakukhusus yang dilakukan
pembelajar untuk meningkatkan
kemampuan bahasanya, misalnya
dengan meniru, mengulang-ulang,
mentrasfer ke dalam bahas lain,
memeperbaiki tuturan, meminta
klarifikasi dan lain-lain.
Pada penelitian ini lebih
difokuskan
pada
penggunaan
strategi
metakognitif
terhadap

kemampuan
melisankan
atau
berbicara teks eksplanasi kompleks
bahasa Indonesia yang dipengaruhi
oleh seberapa besar pengaruh
penggunaan
strategi
belajar
khususnya strategi metakognitif
yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian
dapat
di
ketahui
efektivitas
penggunaan strategi metakognitif
dalam kemampuan berbicara teks
eksplanasi kompleks.
Menurut Oxford (1990: 30)

strategi metakognitif merupakan
strategi tidak langsung yang

menijinkan
pembelajar
mengendalikan pemahaman mereka
sendiri. “metakognitif”berarti di
luar, disamping, atau bersama
dengan kognitif. Oleh karena itu,
strategi
metakognitif
adalah
tindakan yang berlangsung di luar
alat pemahaman secara murni, dan
memberikan suatu cara bagi
pembelajar
untuk
mengkoordinasikan
proses
pembelajaran
mereka
sendiri.
Strategi-strategi
metakognitif
meliputi tiga rangkaian strategi,
yaitu: memusatkan pembelajaran
anda, menyusun dan merencanakan
pembelajaran
anda,
dan
mengevaluasi pembelajaran anda.
Berbagai
penjelasan
diatas
sudah cukup jelas bahwa dalam
pembelajaran membutuhkan suatu
strategi yang harus disesuaikan
dengan karakter siswa yang memang
sangat berbeda-beda, salah satu
strategi yang bisa digunakan adalah
strategi metakognitif yang di
implekmentasikan dalam bahan ajar
sebagai salag satu media yang dapat
digunakan oleh siswa dalam belajar
di sekolah atau bahkan di rumah.
Sehingga siswa mampu belajar
secara mandiri tidak terpaku hanya
pada guru di sekolah.
Stretegi metakognitif adalah
segala perilaku pembelajaran yang
berhubungan dengan taktik atau
cara
pembelajaran
untuk
menhadapi dan mengelola bahan
belajar
mengajar.
Dalam
penelitian in, strategi metakognitif
diwujudkan berbagai macam
kegiatan yang dapat dimasukkan
ke dalam tiga katagori berikut:
memusatkan
perhatian,
merencanakan dasn menyusun
kegiatan belajar mengajar, dan

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 225

mengevaluasi
proses
belajar
mengajar. Semua cara ini harus
datang dari dan dikerjakan oleh
pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah
rencana dan struktur penyelidikan
yang disusun sedemikian rupa
sehingga
peneliti
memperoleh
jawaban
untuk
pertanyaanpertanyaan yang ada di dalam
penelitiannya. Untuk mencapai
tujuan penelitian
yang telah
dirumuskan yaitu mempeeroleh data
yang objektif tentang pengaruh
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi
belajar
metakognitif
terhadap kemampuan berbicara teks
eksplanasi kompleks siswa kelas XI
SMK As Shifak Kalipare Malang,
maka penelitian ini menggunakan
pendekatan
kualitatif
dengan
rencana eksperimen.
Penelitian
ini
termasuk
penelitian
kuantitatif
dengan
rancangan eksperimen semu (quasi
exsperimental desaign one group
prates-pascates), karena penelitian
ini bertujuan mencari hubungan
antara variabel bebas (pengaruh
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar metakognitif ) dan
variabel terikat (hasil kemampuan
berbicara teks eksplanasi kompleks)
dengan
membandingkan
dua
kelompok subjek yang diasumsikan
memiliki sifat karakteristik dan
kemampuan yang sama dengan
perlakuan yang berbeda. Perlakuan
berbeda yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah satu kelas
eksperimen dalam pembelajaran
kemampuan
berbicara
teks
eksplanasi kompleks.

Penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian
yang dilandaskan pada filsafat
positivisme,
digunakan
untuk
meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara
random,
pengumpulan
data
menggunakan instrumen penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah
dutetapkan (Sugiyono, 2012:13).
Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono 2012:81). Berdasarkan
pernyataan di atas, maka dapat
dijelaskan bahwa teknik yang
digunakan
untuk
menentukan
sampel dalam penelitian ini adalah
clustering random sampling, pada
kelas XI terdapat 4 kelas kemudian
diambil secara clustering random
sampling yaitu kelas XI TJK. Pada
tingkat individu yaitu penarikan
sampel yang tidak dilakukan pada
tingkat individu melainkan tingkat
kelompok,
sehingga
dengan
menggunakan teknik tersebut yang
dipilih menjadi sampel penelitian
adalah kelompok kelas XI TKJ yang
berjumlah 25 siswa.
Dalam
penelitian
ini
menggunkan dua variabel, yaitu
variabel bebas dan juga variabel
terikat. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah bahan ajar
berbasis
strategi
belajar
metakognitif, sedangkan variabel
terikatnya
adalah
kemampuan
melissankan interpretasi makna teks
eksplanasi kompleks.
Data penelitian adalah hasil
pencatatan penelitian baik berupa
angka-angka maupun fakta-fakta

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 226

Dengan demikian data dalam
penelitian ini meliputi (1) data
berupa skor mengenai kemampuan
berbicara teks eksplanasi sebelum
diterapkan penggunaan bahan ajar
berbasis
strategi
belajar
metakognitif, dan (2) data berupa
skor
mengenai
kemampuan
berbicara teks eksplanasi sesudah
diterapkan penggunaan bahan ajar
berbasis
strategi
belajar
metakognitif.
Instrumen penelitian adalah alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
yang
diperlukan sehubungan dengan
permasalahan penelitian itu sendiri.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes.
Tes yang pertama yaitu tes yang
dilakukan sebelum diberi penjelasan
(pratest), tes kedua yaitu tes yang
dilakukan sesudah diberi penjelasan
(postes).
Prates adalah tes yang dilakukan
sebelum menggunakan strategi
metakognitif dalam pembelajaran
berbicara teks eksplanasi kompleks.
Sedangkan postes adalah tes yang
dilakukan setelah menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar
metakognitif terhadap kemampuan
berbicara teks eksplanasi kompleks.
Dalam menganalisis data yang
telah terkumpul dari hasil penelitian
yang telah dilakukan serta untuk
membuktikan kebenaran hipotesis
yang telah peneliti ajukan, peneliti
menggunakan teknik statistik SPSS
23.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prates dilakukan oleh peneliti
pada hari Rabu tanggal 18 Januari
2017 bertempat di kelas XI TKJ
SMK As Shifak Kalipare, untuk

mengetahui kemampuan berbicara
siswa
dalam
kemampuan
melisasnkan interpretasi makna teks
eksplanasi
kompleks
sebelum
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi metakognitif. Tes yang
diujikan sebelum menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar
metakognitif berjumlah 3 soal yang
disesuaikan dengan RPP dan
Kompetensi dasar. Dengan demikian
didapatkan nilai atau hasil dari
pretest. Penilaian keterampilan
berbicara dilakukan sebanyak dua
kali
yaitu,
penilaian
aspek
kebahasaan
dan
aspek
non
kebahasaan. Analisis hasil pretes
melisankan interpretasi makna teks
eksplanasi kompleks pada aspek
kebahasaan siswa kelas XI TJK
SMK As Shifak Kalipare.
Berdasarkan skor dan penilaian
komulatif perolehan nilai pretes
pada aspek kebahasaan pada
kemampuan melisankan makna teks
ekplanasi kompleks, maka dapat
ditentukan dengan rata-rata nilai
pretes sebelum diterapkan bahan ajar
berbasis strategi belajar metakognitif
pada siswa kelas XI TKJ SMK As
Shifak Kalipare Malang termasuk
kategori kurang. Hal ini ditunjukkan
dengan skor rata-rata 5.9.

Nilai Pretes Aspek Kebahasaan
Sangat
Baik
0%
Baik
20%

16%
Cukup
64%
NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 227
Kurang

Berdasarkan skor dan penilaian
komulatif perolehan nilai pretes
pada aspek nonkebahasaan pada
kemampuan lisan teks ekplanasi
kompleks, maka dapat ditentukan
dengan rata-rata nilai pretes sebelum
diterapkan bahan ajar berbasis
strategi belajar metakognitif pada
siswa kelas XI TKJ SMK As Shifak
Kalipare Malang termasuk kategori
sangat kurang. Hal ini ditunjukkan
dengan skor rata-rata 5.4
Nilai Pretes Aspek NonKebahasaan
Kemampuan Berbicara

Sangat Baik

0% 8%
0%

Baik
8%
Cukup

84%

Kurang
Sangat
Kurang

Pada
pembahasan
dengan
menggunakan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan data tes prestasi
belajar yang disajikan di atas,
merupakan data yang disajikan
hanya untuk gambaran hasil tes
secara global, sebelum mendapat
perlakuan dengan menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar
metakognitif. Dalam pelaksanaan
pretest
terdapat
beberapa
kekurangan diantaranya.(1) Nilai

rata-rata
hasil
pembelajaran
keterampilan lisan teks eksplanasi
kompleks pada aspek kebahasaan
adalah 5.9 dan aspek non
kebahasaan 5.4. Nilai tersebut belum
memenuhi
kriteria
ketuntasan
belajar. Hal ini terjadi karena siswa
kurang memahami dan kurang
antusias dalam pembelajaran teks
eksplanasi kompleks. (2) Pada
rencana pelaksanaan pembelajaran
belum terdapat penggunaan strategi
metakognitif.
(3)
Metode
pembelajaran yang diterapkan masih
menggunakan metode ceramah dan
tugas.
Ketiga alasan di atas dapat
dijadikan sebagai dasar dalam
pengembangan
pelaksanaan
pembelajaran guru di kelas yakni
diantaranya dengan menggunakan
strategi belajar metakognitif. Hal ini
dilakukan karena setiap siswa
memiliki
karakteristik
dan
kebutuhan yang berbeda-beda dalam
mencapai tujuan belajar maka, siswa
memerlukan
strategi
belajar
metakognitif dalam pembelajaran
keterampilan berbicara.
Postes dilakukan oleh peneliti
pada hari Rabu tanggal 19 Januari
2017 bertempat di kelas XI TKJ
SMK As Shifak Kalipare Malang,
untuk
mengetahui
kemampuan
berbicara siswa dalam kemampuan
berbicara teks eksplanasi kompleks
sesudah
penggunaan
strategi
metakognitif berbasis bahan ajar.
Tes
yang
diujikan
sesudah
menggunakan
strategi
belajar
metakognitif berbasis bahan ajar
berjumlah 3 soal yang disesuaikan
dengan RPP dan Kompetensi dasar.
Dengan demikian didapatkan nilai
atau hasil dari postes. Penilaian
kemampuan berbicara dilakukan

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 228

sebanyak dua kali yaitu, penilaian
aspek kebahasaan dan aspek non
kebahasaan. Analisis hasil postes
kemampuan
berbicara
teks
eksplanasi kompleks pada aspek
kebahasaan siswa kelas XI TJK
SMK As Shifak Kalipare.
Berdasarkan hasil rata-rata yang
dioeroleh siswa pada tahap postes
aspek kebahasaan yaitu 84.4.
Nilai Postes Aspek Kebahasaan
Sangat Baik
0%
0% 0%
24%

Berikut adalah diagram yang
menunjukkan adanya perbedaan
antara sesudah dan sebelum
diterapkan bahan ajar berbasis
strategi
belajar
metakognitif
terhadap kemampuan melisankan
interpretasi makna teks eksplanasi
kompleks siswa kelas XI SMK As
Shifak Kalipate Malang.

Aspek Kebahasaan

Baik

Cukup

76%
Kurang

Sangat
Kurang

Sedangkan
pada
aspek
nonkebahasaan memperoleh ratarata86.2

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Pretes
Postes

Aspek Nonkebahasaan
Nilai Postes Aspek Non Kebahasaan

5
4

0% 0%

Sangat Baik

3

Baik

2

Cukup

1

Kurang

0

Series 1

36%
64%

Series 2

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 229

Sebelum diterapkan bahan ajar
berbasis strategi metakognitif ratarata nilai aspek kebahasaan 59 dan
aspek non kebahasaan 54 dan
setelah diterapkan bahan ajar
berbasis strategi metakognitif ratarata nilai siswa pada aspek
kebahasaan dengan rata-rata 84.4
dan aspek non kebahasaan dengan
rata-rata
86.2.
Perbedaan
kemampuan melisankan interpretasi
makna teks eksplanasi kompleks
sebelum dan sesudah penerapan
bahan
ajar
strategi
belajar
metakognitif. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t hitung pada penelitian
sebesar
9.963
lebih
besar
dibandingkan dengan t table sebesar
2.064 pada aspek kebahasaan
sedangkan
pada
aspek
non
kebahasaan t hitung 14.847 lebih
besar dari t tabel 2.064.
Pada perhitungan anova juga
terdapat signifikasi antara pretes dan
postes pada aspek kebahasaan
dengan nilai sig (2 tailed) adalah
96,280 > 0.05 dan non kebahasaan
hasil dari uji anova nilai sig (2
tailed) adalah 205.181 > 0.05 ini
menunjukkan perbedaan dalam
kemampuan melisankan interpretasi
makna teks eksplanasi kompleks
menggunakan
strategi
belajar
metakognitif.
Hasil yang diperoleh dari
perhitungan diatas menjelaskan
bahwa terjadi signifikansi yang
cukup baik antara sesudah dan
sebelum diterapkan bahan ajar
berbasis
strategi
metakognitif,
sejalan dengan penelitian diatas
Hasil
penelitian
yang
telah

dikemukakan diatas sejalan dengan
hasil penelitian yang telah di
lakukan oleh Mistar&Umama (2014:
210) yang menyatakan “general
speaking the present study confirms
that gender difference brings abaout
differencers inthe startegy use and
that the contribution of learning
strategies to speaking skillis
signifikan” pernyataan tersebut
sangat mendukung bahwa suatu
strategi sangat berpengaruh dalam
keteampilan berbicara dengan hasil
yang sangat signifikan antara siswa
yang penggunaan strategi dengan
siswa yang tidak menggunakan
strategi
pembelajran
dalam
keterampilan berbicara (lisan).
Selain itu juga Suherman (dalam
Werdiningsih,
2014:
719)
menyatakan bahwa perkembangan
metkognitif
dapat
diupayakan
melalui cara dimana anak dituntut
untuk mengobservasikan tentang apa
yang mereka ketahui dan kerjakan,
dan untuk merefleksi tentang apa dia
observasi. Oleh karena itu sangat
penting mengajar dan mendidik
untuk mengembangkan kemampuan
metakognitif
baik
melalui
pembelajaran
ataupun
mengembangkan
kebiasaan
di
rumah.
Setelah
diperoleh
hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberikan model yang aplikatif
bagi guru sehingga dapat membantu
aktivitas proses belajar-mengajar di
sekolah masing-masing. Selain itu
juga dapat menginspirasi dan
memotivasi guru untuk mengkaji
strategi
metakognitif
dan
mengembangkan
model-model
pengembangan metakognitif siswa
untuk mendukung kemandirian
siswa dalam mencapai kompetensi

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 230

komunikasi yang ditargetkan dalam
kurikulum.
SIMPULAN
Kemampuan
melisankan
interpretasi makna teks eksplanasi
kompleks pada siswa kelas XI SMK
As Shifak Kalipare Malang sebelum
diterapkan bahan ajar berbasis
strategi belajar metakognitif (prates)
termasuk kategori kurang pada
aspek kebahasaan dan pada sapek
non kebahasaan masuk kategori
sangat kurang. Hal ini bias dilihat
dari rata-rata nilai siswa yaitu 59
untuk aspek kebahasaan teks
eksplanasi kompleks dan pada aspek
non kebahasaan sebesar 54. Selain
itu, bias dilihat dari persentase siswa
yang
menguasai
kemampuan
berbicara teks eksplanasi kompleks
pada aspek kebahasaan yaitu 0%
sangat baik (0 siswa), 20% baik (5
siswa), 12% cukup (3 siswa), dan
68% kurang (17 siswa), dan juga
aspek
nonkebahasaan
dengan
presentase 0% sangat baik (0 siswa),
8% baik (2 siswa), 8% cukup (2
siswa), 84% kurang (21 siswa) dan
0% sangat kurang (0 siswa)
Kemampuan
melisankan
interpretasi makna teks eksplanasi
pada siswa kelas XI SMK As Shifak
Kalipare Malang sesudah diterapkan
bahan ajar berbasis strategi belajar
metakognitif (postes) termasuk
kategori baik pada aspek kebahsaan
sedangkan
pada
aspek
non
kebahasaan masuk kategori sangat
baik. Hal ini bias dilihat dari ratarata nilai siswa yaitu pada aspek
kebahasaan dengan presentase 84.4
dan aspek non kebahasaan dengan
presentase 86.2 Selain itu, bisa
dilihat dari persentase siswa yang
menguasai kemampuan berbicara

teks eksplanasi kompleks pada aspek
kebahasaan yaitu 28% sangat baik (6
siswa), 76% baik (19siswa), 0%
cukup (0 siswa), 0% kurang (0
siswa), dan 0% sangat kurang (0
siswa). Selanjutnya pada aspek non
kebahasaan terdapat presentase
sebagai berikut yaitu 36% sangat
baik (9 siswa), 64% baik (16 siswa),
0% cukup (0 siswa), 0% kurang (0
siswa), dan 0% (sangat kurang).
Hasil
nilai
perbandingan
sebelum penggunaan bahan ajar
berbasis strategi metakognitif dan
sesudah penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar metakognitif
bisa dilihat bisa dilihat dari nilai
rata-rata pretes dan postes aspek
kebahasaan
juga
aspek
non
kebahasaan, yaitu pada postes aspek
kebahasaan dengan rata-rata 84.4
lebih besar dibandingkan dengan
nilai
rata-rata
pretes
aspek
kebahasaan 59. Berdasarkan nilai t
hitung dengan menggunakan SPSS
23 dengan harga t statistik 9.963 > t
tabel 2.064 maka terdapat perbedaan
yang signifikan antara pretes dan
postes pada aspek kebahasaan teks
eksplanasi
kompleks.
Untuk
perhitungan anova juga terjadi
signikansi atau terjadi pengaruh
pada saat diterapkannya bahan ajar
berbasis strategi belajar metakognitif
terhadap kemampuan berbicara, hal
ini tergambar dari nilai t hitung
9.963 sedangkan nilai sig (2 tailed)
adalah 0.000 < 0.05, hasil dari uji
anova nilai signifikasi lebih kecil
dari t tabel 2.064. Perhitungan anova
pada aspek non kebahasan juga
terjadi signifikasi atau terjadi
pengaruh pada saat penerapan bahan
ajar berbasis strategi belajar
metakognitif terhadap kemampuan
berbicara yaitu 2.064 nilai t hitung

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 231

14.847 sedangkan nilai sig (2 tailed)
adalah 0.000 < 0.05, hasil dari uji
anova nilai signifikasi lebih kecil
dari t tabel 2.064.
SARAN
Berdasarkan uraian di atas,
maka peneliti dapat mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut. (1)
bagi guru, menambah pengetahuan
dan wawasan bagi guru bahasa
Indonesia tentang inovasi baru
dalam kemampuan berbicara teks
eksplanasi
kompleks
dengan
menggunakan bahan ajar berbasis
strategi belajar metakognitif sebagai
salah satu strateginya, (2) bagi
siswa, diharapkan bisa manfaatkan
bahan ajar untuk membantu siswa
meningkatkan kemampuan berbicara
dan kemauan dalam pembelajaran
teks eksplanasi kompleks dengan
menggunakan metakognitif sebagai
strategi belajar, dan (3) bagi peneliti
selanjutnya diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan acuan dan dapat
mengembangkan bahan ajar berbasis
strategi
belajar
metakognitif
terhadap kemampuan berbicara teks
eksplanasi kompleks, sehingga hasil
penelitian ini jauh lebih efektif dan
sempurna.

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 232

DAFTAR RUJUKAN
Mistar, Junaidi & Umama, Atik.
2014. Strategies of Learning
Speaking Skill By Indonesian
Learners of English and Their
Contribution to Speaking
Proficiency. TEFLIN Juornal,
(Online) vo 2, no 2, July 2014.
(http, diakses 20 Januari
2016).
Oxford, L. Rebecca. 1990. Laguage
Learning Strategis: What
Every Teacher Should Know.
New York: Newbury Hoause
Publishers.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kaulitatif, dan R
& B. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008.
Berbicara Sebagai Suatu
Keterampilan
Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Werdiningsih, Dyah. 2011. Strategi
Pembelajar Bahasa Anak.
Jakarta: Nirmana Media.
Werdiningsih, Dyah. 2015. Strategi
Metakognitif
Pembelajaran
Anak Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di Sekolah
Dasar. Cakrawala Pendidikan,
(Online), vol 34, no 1,
Februari 2015. ( http, diakses
24
Mei
2016

NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 233