Untitled Document

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

Hasil Penelitian
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI DENGAN
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
TIPE QUIZ TEAM DAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X Ak
SMK NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR
TAHUN PELAJARAN2014/2015
(THE FORMULATION OF THE RESEARCH IN THIS PAPER IS TO FIND
OUT A COMPARATIVE STUDY ON THE STUDENTS’ACHIEVEMENT
LEARNING BY USING ACTIVE LEARNING THROUGH QUIZ TEAM
AND MODEL CONVENTIONAL IN ECONOMY CLASS
GRADE Ak1 IN SMK NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR
YEAR 2014/2015)

Lisbet Novianti Sihombing
Universitas HKBP Nommensen
email: [email protected]
Diterima: 08 Januari 2015; Direvisi: 30 Januari 2015; Disetujui: 09Pebruari 2015

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbandingan hasil belajar siswa yang diajar guru
dengan menggunakan model pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dengan menggunakan model
pembelajaran Konvensional dalam pelajaran ekonomi di kelas X Ak1 SMK Negeri I Pematangsiantar Tahun
pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Perbandingan hasil belajar akuntansi
dengan menggunakan pembelajaran aktif (Active learning) tipe quiz team dan konvensional pada siswa kelas X
ak SMK Negeri 1 Pematangsiantar.Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yakni siswa/siswi kelas X SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun
ajaran 2014/2015 sebanyak 117 Orang. Sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas X Ak1 sebagai kelas
eksperimen yang terdiri dari 39 siswa dan kelas X Ak2 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 38 siswa.
Instrumen yang digunakan adalah berupa hasil tes belajar siswa. Adapun hipotesis yang dipergunakan dalam
penelitian ini ada dua yaitu: Hipotesis Kerja (H1) : Ada perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang diajar guru dengan menggunakan Model Pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dalam proses
belajar mengajar dengan guru menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dalam proses belajar mengajar
di kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015.
Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar guru dengan
menggunakan Model Pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dalam proses belajar mengajar dengan
guru menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dalam proses belajar mengajar di kelas X Ak1 SMK
Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015.
Dalam pengujian hipotesis digunakan uji statistik uji “t”. Dari hasil pengolahan data test akhir untuk kelas X
Ak1 dapat diperoleh X1 = 36,24 dan X12 = 926,87 sedangkan untuk kelas X- Ak2 diperoleh X2 = 30,45 dan X22 =

= 0,05 yakni 4,67 > 1,995. Dengan demikian H0 ditolak
1231,39. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel untuk
dan H1 diterima atau dengan kata lain ada perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar
guru dengan menggunakan Model Pembelajaran aktif (active learning) tipe quiz team dalam proses belajar
mengajar dengan guru menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dalam proses belajar mengajar di
kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015



KATA KUNCI : Pendidikan, Model pembelajaran aktif, Tipe quiz team, Konvensional, Hasil Belajar

1

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Quiz Team Dan Konvensional
Pada Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran2014/2015
(Lisbet Novianti Sihombing)

ABSTRACT
The research is to find out a comparative study on the students achievement learning in accounting by using
active learning through quiz team and conventional on the students grade X Ak in SMK Negeri 1

Pematangsiantar. The methodology of the research is done by experimental. The population of the research are
students grade X in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015 which consists of 117 students. There are
two classes used for the sample of the research named experimental group and control group. In the
experimental group, there are 39 students grade X Ak 1 and 38 students for control group. The instrument of
the research is the test. The hypotehesis of the research is (H1): There is a significance between the students
achievement in learning by using active learning through quiz team and model conventional through economy
class grade X Ak 1 in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015.
H0 : There is no significance between the students achievement in learning by using active learning through
quiz team and model conventional through economy class grade X Ak 1 in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year
2014/2015.
The hypothesis is used statistic “t”. The result of
36,24 and X12 = 926,87 in class X- Ak2 the score is X2 = 30,45 dan X22 = 1231,39. so thitung lebih besar dari ttable
= 0,05 that is 4,67 > 1,995.
for
It mean H0 is rejected and H1 is accepted. We can conclude that There is a significance between the students
achievement in learning by using active learning through quiz team and model conventional through economy
class grade X Ak 1 in SMK Negeri 1 Pematangsiantar year 2014/2015.
Keyword: Education, Model active Learning, Type quiz team, conventional, result Learning




PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan
potensi,
sadar
untuk
menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya
Manusia
(SDM)
melalui
kegiatan
pengajaran.Tujuan
pendidikan
adalah
membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu
menghadapi perkembangan zaman. Guna
mencapai pendidikan tersebut diperlukan
proses pendidikan.

Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur
formal dan non formal. Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang dimulai dari
jenjang terendah hingga tertinggi yang harus
ditempuh dengan serangkaian persyaratan
tertentu jika akan naik ke jenjang selanjutnya.
Pendidikan non formal merupakan jenjang
pendidikan yang diperoleh dalam sebuah
lembaga pendidikan yang berorientasi memberi
dan
meningkatkan
keterampilan
yang
dibutuhkan untuk berkompetensi dalam meraih
kesuksesan hidup.
Metode pembelajaran yang umumnya
dilakukan
oleh
guru
adalah

metode
konvensional yaitu menggunakan metode
ceramah dalam pemberian materi, siswa hanya
pasif menerima materi dari guru.Hal ini
cenderung menjadikan suasana belajar kaku,
monoton dan kurang menggairahkan, sehingga
siswa kurang aktif dan tidak bersemangat dalam
belajar. Banyak sekali metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar.
Agar hasil yang dicapai memuaskan
diperlukan metode pembelajaran yang tepat,
yaitu metode yang dapat membangkitkan minat
belajar dan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran akuntansi.Salah satu upaya untuk

membangkitkan minat dan pemahaman siswa
pada mata pelajaran akuntansi yaitu dengan
penggunaan metode belajar aktif Tipe Quiz
Team.

Pembelajaran Tipe Quiz Team merupakan
salah
satu
pembelajaran
aktif
yang
dikembangkan oleh Mel Silberman dimana siswa
dibagi ke dalam tiga tim. Setiap siswa dalam tim
bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis
jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu
untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya
pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi
antar kelompok, para siswa akan senantiasa
berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi
agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam
pertandingan.
Active Learning Tipe Quiz Team.Active
Learning adalah suatu proses pembelajaran
dengan maksud untuk memperdayakan peserta
didik agar belajar dengan menggunakan

berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini
proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh
peserta didik dengan menggunakan otak untuk
menemukan konsep dan memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, disamping itu juga untuk
menyiapkan mental dan melatih keterampilan
fisiknya.
Dari pengertian tersebut menunjukkan
bahwa Pembelajaran Aktif (Active Learning)
menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan
belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek
dan sebagai subjek.Pada waktu mengajar harus
ada interaksi antara guru dengan siswa dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran, oleh karena
itu guru harus menciptakan lingkungan belajar
yang mendorong semua siswa aktif melakukan
kegiatan belajar secara nyata.
Hakekat Active Learning Tipe Quiz
Team.Active learning dimaksudkan untuk


2

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

mengoptimalkan penggunaan semua potensi
yang dimiliki oleh anak, sehingga semua anak
didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi
yang dimiliki oleh siswa.
Active Learning adalah suatu proses
pembelajaran
dengan
maksud
untuk
memperdayakan peserta didik agar belajar
dengan menggunakan berbagai cara/strategi
secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas
pembelajaran didominasi oleh peserta didik
dengan menggunakan otak untuk menemukan
konsep dan memecahkan masalah yang sedang

dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan
mental dan melatih keterampilan fisiknya.
Dari pengertian tersebut menunjukkan
bahwa Pembelajaran Aktif (Active Learning)
menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan
belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek
dan sebagai subjek.
Raka Joni dalam bukunya Dimyati (2009)
mengatakan bahwa penerapan pembelajaran
aktif, siswa diharapkan akan lebih mampu
mengenal dan mengembangkan kapasitas
belajar dan potensi yang dimilikinya secara
penuh, menyadari dan dapat menggunakan
potensi sumber belajar yang terdapat di
sekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan lebih
terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara
teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan
masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam
menggali,
menjelajah,

mencari
dan
mengembangkan informasi yang bermakna
baginya.
Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe
Quiz Team yang dikemukakan oleh Dalvi bahwa:
Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang
mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses belajar . Dalam tipe ini siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok dengan masingmasing anggota kelompok mempunyai tanggung
jawab
yang
sama
atas
keberhasilan
kelompoknya dalam memahami materi dan
menjawab soal. Dalam tipe quiz team ini, diawali
dengan guru menerangkan materi secara
klasikal, lalu siswa dibagi ke dalam tiga
kelompok besar.
Semua anggota kelompok bersama-sama
mempelajari materi tersebut, saling memberi
arahan, saling memberikan pertanyaan dan
jawaban untuk memahami mata pelajaran
tersebut.Setelah selesai materi maka diadakan
suatu pertandingan akademis. Dengan adanya
pertandingan akademis ini maka terciptalah
kompetisi antar kelompok, para siswa akan
senantiasa berusaha belajar dengan motivasi
yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang
tinggi dalam pertandingan.

Pembelajaran
Konvensional.
Pembelajaran Konvensional adalah model
pembelajaran tradisional atau disebut juga
dengan metode ceramah, karena sejak dulu
model ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik
dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
pembelajaran, sejarah model konvensional
ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan
latihan.Pembelajaran konvensional merupakan
model pembelajaran yang masih berlaku dan
sangat banyak digunakan guru.
Pembelajaran
Konvensional
adalah
interaksi antara guru dan siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.Pembelajaran ini
pada umumnya memiliki kekhasan tertentu,
misalnya lebih mengutamakan hafalan dan
pengajaran berpusat pada guru. Pembelajaran
ini bersifat dinamis sesuai dengan cara mengajar
guru di suatu sekolah.
Di dalam proses belajar mengajar yang
selama ini berlangsung di setiap kelas, guru
lebih dominan menggunakan metode ceramah,
dimana guru sebagai pemberi pembelajaran
lebih banyak sehingga menciptakan situasi dan
kondisi komunikasi yang searah. Pembelajaran
Konvensional merupakan suatu penyampaian
informasi dengan lisan kepada sejumlah siswa.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(2006:97)
menyatakan
bahwa
metode
konvensional adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik
dalam proses belajar mengajar. Mesti metode ini
banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak
didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa
ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan
pengajaran.
Syaiful Sagala (2008:201) menambahkan
bahwa, Model konvensional adalah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan
lisan dari guru kepada peserta didik . Menurut
Wina Sanjaya dalam )starani,
:
Model
konvensional dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa .

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri
1 Pematangsiantar, yang akan dilaksanakan di
kelas X Ak-1 dan X Ak-2 Tahun Pelajaran
2014/2015. Pelaksanaan perlakuan (treatment)
dalam
bentuk
kegiatan
pembelajaran
disesuaikan dengan kalender pendidikan,
sedangkan perlakuan diberikan sesuai dengan
keadaan di lapangan dengan 6 (enam) kali

3

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Quiz Team Dan Konvensional
Pada Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran2014/2015
(Lisbet Novianti Sihombing)

Teknik Pengujian Hipotesis. Metode
pengolahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen
kuantitatif dengan menggunakan rumus uji t
yaitu :

pertemuan. Menurut Suharsimi Arikunto
:
Metode eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi
atau
mengurangi
atau
menyisihkan
faktor-faktor
lain
yang
mengganggu .
Instrumen yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data adalah tes. Tes yang
digunakan adalah tes tulisan berbentuk objektif
tes berupa pilihan berganda sebanyak 50 butir
soal. Masing-masing soal mempunyai empat
alternatif jawaban. Untuk soal yang dijawab
dengan benar diberi skor 1 dan untuk jawaban
yang salah diberi skor 0, sehingga skor
maksimum adalah 50. Waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan soal 60 menit.

t

x1  x2

 x 2  x 2
2
 1
 n1  n 2  2


 1 1 
  
 n1 n 2 


(sudjana, 2011:224)
Sejalan dengan itu peneliti melakukan
uji terhadap data yang diperoleh yaitu uji
normalitas data baik terhadap variabel X
maupun variabel Y dengan menggunakan
2

peluang normal dan uji chi kuadrat ( x ). Untuk

Uji Normalitas. Sebelum melakukan
pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pengujian terhadap normalitas data apakah data
yang diperoleh tersebut berdistribusi normal
atau tidak. Apabila data berdistribusi normal,
maka perlu ditinjau kembali cara memperoleh
data dan penarikan sampel tersebut.
Sejalan dengan itu peneliti melakukan uji
terhadap data yang diperoleh yaitu uji
normalitas data baik terhadap variabel X
maupun variabel Y dengan menggunakan

chi kuadrat ini adalah membandingkan ( x
2

)hitung dengan ( x )tabel. Sesuai dengan jalan
pendapat di atas, maka peneliti menguji
normalitas dengan rumus :

X2  

2

2

 fi  fh2

2

Sedangkan xtabel diperoleh dari daftar
chi kuadrat pada taraf 1 - α dan dk = k – 3.

fh

(Suharsimi Arikunto 2009:290)
Dimana :
X2 :Kuadrat chi yang dicari
Fi : Frekuensi yang tampak sebagai hasil
pengamatan
fh : Frekuensi yang diharapkan

Kriteria Pengujian :
Data berdistribusi normal jika chi kuadrat
hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel, dengan
taraf pengujian α = , . Untuk mendukung hasil
perhitungan chi kuadrat hitung, penulis
menggambarkan kurva distribusi normal dari
data penelitian ke dalam kertas peluang.Grafik
distribusi normal kita gambarkan bila telah
disusun suatu daftar distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari, dengan rata-rata
pembentuk daftar diambil dari batas kelas
interval.

2

Sedangkan xtabel diperoleh dari daftar chi
kuadrat pada taraf 1 - α dan

fh

Dimana :
X2 : Kuadrat chi yang dicari
fi : Frekuensi yang tampak sebagai hasil
pengamatan
fh : Frekuensi yang diharapkan

2

)hitung dengan ( x )tabel. Sesuai dengan jalan
pendapat di atas, maka peneliti menguji
normalitas dengan rumus :

X2  

 fi  fh2

(Suharsimi Arikunto 2009:290)

peluang normal dan uji chi kuadrat ( x ). Untuk
chi kuadrat ini adalah membandingkan ( x

2

dk = k – 3.

Kriteria Pengujian :
Data berdistribusi normal jika chi kuadrat
hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel, dengan
taraf pengujian α = , . Untuk mendukung hasil
perhitungan chi kuadrat hitung, penulis
menggambarkan kurva distribusi normal dari
data penelitian ke dalam kertas peluang. Grafik
distribusi normal kita gambarkan bila telah
disusun suatu daftar distribusi frekuensi

Hasil dan Pembahasan
Uji Normalitas tes prestasi belajar
dimana
guru
menggunakan
model
pembelajaran.Aktif (active learning) tipe
quiz team(X1). Untuk menyusun daftar
distribusi frekuensi dari X1 peneliti melakukan
prosedur sebagai berikut:

4

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

Membuat daftar distribusi frekuensi
(organisasi data) skor tes prestasi belajar

ekonomi kelas X - 5 sebagai kelas Eksperimen:

Tabel 1. Daftar distribusi frekuensi (organisasi data) skor tes prestasi belajar ekonomi kelas X - 5
sebagai kelas Eksperimen
38

32

29

42

34

30

46

38

34

42

38

32

29

42

34

30

37

34

33

46

34

32

37

30

37

33

46

38

30

43

41 42 37 32 36
Sumber : Data Primer

37

33

37

Dari data pada tabel 1., diketahui bahwa :
Panjang Kelas (i)
: Skor terbesar – Skor terkecil
= 46 – 26
= 20

Rentang

Re n tan g
BanyakKelas
20
=
6,21
=

= 3,33

Maka dapat dihitung banyaknya kelas, yakni :
Banyak Kelas
= 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 38
= 1 + 5,21
= 6,21

Jadi panjang kelas dapat ditentukan
sebanyak 3 atau 4 kelas.Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan panjang kelas sebanyak 3
kelas.

Jadi banyak kelas dapat ditentukan
sebanyak 6 atau 7 buah.Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan 7 kelas.

Tabel 2. Tabulasi Daftar Tes Prestasi Dengan Menggunakan Model pembelajaran
model mapping (LSQ) ( X1 )
Kelas Interval

Tabulasi

F

26-28

I

1

29-31

IIII I

6

32-34

IIIIIIII I

11

35-37

IIII III

8

38-40

IIII

4

41-43

IIII I

6

44-46

III

3
39

Sumber : Data primer
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi (X1)Dengan Menggunakan Model pembelajaran
aktif (active learning) tipe quiz team
Kelas Interval

x

F

D

fd2

Fd

26-28

27

1

-2

-2

4

29-31
32-34

30
33

5
11

-1
0

-5
0

5
0

35-37

36

8

1

8

8

38-40

39

4

2

8

16

41-43

42

6

3

18

54

5

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Quiz Team Dan Konvensional
Pada Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran2014/2015
(Lisbet Novianti Sihombing)

44-46

45

3

4

38

12

48

39

135

Sumber :Data primer
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel,
maka dapat dihitung rata – rata (x) dan
simpangan baku (s) sebagai berikut :

Hasil perhitungan di bawah diperoleh
nilai ( ) dan nilai (s) yang diperlukan untuk
menyusun tabel perhitungan chi kuadrat.

  fd 2
s = i 
 n


  fd 
x  xt  i

 n 

 39 
 33  3 
 38 

 135   39 
 

 38   38 

=3

= 36,08

   fd 


  n 

 

2

2

= 4,74
Tabel 4.Daftar perhitungan chi kuadrat (X1)

Kelas
Interval

Batas
Nyata
25,5

z-score
-2,23207

Batas
Luas
Daerah

-1,59916
-0,96624
-0,33333

0,299578

0,932489
1,565401
2,198312

0,6341

0,402083

0,246058

1112

4,3368

5

0,6632

0,439834

0,101419

2047

7,9833

11

3,0167

9,100479

1,139939

2472

9,6408

8

1,6408

2,692225

0,279253

2059

8,0301

4

4,0301

16,24171

2,022603

1180

4,602

6

1,398

1,954404

0,424686

443

1,7277

3

1,2723

1,618747

0,936938

4418

44-46
46,5

1

3238

41-43
43,5

1,6341

1179

38-40
40,5

419

1293

35-37
37,5

fo-fh

3340

32-34
34,5

fo

4452

29-31
31,5

Fh

4871

26-28
28,5

Luas
Daerah

4861
38

5,150896

Sumber : pengolahan data
Dari daftar frekuensi harapan dan
pengamatan tersebut dapat dihitung chi kuadrat
dengan rumus :

Derajat kebebasan dikurangi tiga karena
dk tersebut telah kehilangan kebebasannya
sebanyak tiga kali, yang pertama pada saat
menghitung rata-rata, yang kedua pada saat
menghitung simpangan baku dan yang ketiga
pada saat menghitung ukuran sampel. Dalam hal
ini jumlah kategori sama dengan 7 (tujuh) , oleh
sebab itu dk = 7 – 3 = 4.

  f  fh 2 
χ2  Σ 0
 = 5,15
f
h



6

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

Kriteria pengujian :
Data berdistribusi normal jika chi kuadrat
hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel dengan
a  0,05. Pengujian hasil perhitungan diperoleh

learning) tipe quiz ( X1 ) adalah berdistribusi
normal

 2 hitung = 4,98 sedangkan  2 tabel = 9,49 dengan
2
a  0,05. Dengan demikian maka  hitung <
 2 tabel yakni 5,15< 9,49 sehingga distribusi

Uji Normalitas tes prestasi belajar
dimana
guru
menggunakan
strategi
pembelajaran
konvensional
(X2).Untuk
menyusun daftar distribusi frekuensi dari X2
peneliti melakukan prosedur sebagai berikut :
Membuat daftar distribusi frekuensi (organisasi
data) skor hasil belajar Ekonomi kelas X 6sebagai kelas kontrol:

frekuensi skor hasil belajar Ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran aktif (Active

Tabel 5. Daftar distribusi frekuensi skor tes prestasi belajar ekonomi kelas X - 6sebagai kelas Kontrol
34

22

31

26

35

30

22

42

26

38

23

28

30

26

39

30

30

26

34

30

30

26

34

27

30

22

38

27

34

30

22 38 32 34 34
Sumber : Data Primer
Dari data pada tabel 1., diketahui bahwa :

30

22

45

Rentang

: Skor terbesar – Skor terkecil
= 45 – 22
= 23

Panjang Kelas (i)
=

Maka dapat dihitung banyaknya kelas, yakni :
Banyak Kelas

=

Re n tan g
BanyakKelas

23
6,21

= 3,70

= 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 38
= 1 + 5,1821
= 6, 21

Jadi panjang kelas dapat ditentukan
sebanyak 3 atau 4 kelas.Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan panjang kelas sebanyak 4
kelas.

Jadi banyak kelas dapat ditentukan
sebanyak 6 atau 7 buah.Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan 6 kelas.
Tabel 6. Tabulasi Daftar Tes Prestasi Dengan tidak Menggunakan Strategi
Pembelajaran Konvensional ( X2)

Kelas Interval

Tabulasi

f

22-25

IIII I

6

26-29

IIII III

8

30-33

IIIIIIII I

11

34-37

IIII II

7

38-41

IIII

4

42-45

II

2
38

Sumber : Data Primer

7

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Quiz Team Dan Konvensional
Pada Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran2014/2015
(Lisbet Novianti Sihombing)

Tabel 7.Distribusi Frekuensi hasil Belajar Ekonomi (X2)Dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Konvensional
Kelas Interval

X

F

D

f(d)2

Fd

22-25

23,5

6

-2

-12

24

26-29

27,5

8

-1

-8

8

30-33

31,5

11

0

0

0

34-37

35,5

7

1

7

7

38-41

39,5

4

2

8

16

42-45

43,5

2

3

6

18

1

73

38
Sumber :Data Primer
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel
7, maka dapat dihitung rata – rata (x) dan
simpangan baku (s) sebagai berikut :
Hasil perhitungan di bawah diperoleh
nilai ( ) dan nilai (s) yang diperlukan untuk
menyusun tabel perhitungan chi kuadrat.

  fd 2
s = i 
 n


  fd 
x  xt  i

 n 

1
 31,5  4 
 38 

= 31,6

   fd 


  n 

 

 73   1 
  
 38   38 

=4

2

2

= 5,54

Tabel 8.Daftar perhitungan chi kuadrat (X2)

Kelas
Interval

Batas
Nyata

z-score

Batas
Luas
Daerah

21,5

-1,8231

4656

25,5

-1,10108

3643

22-25

26-29
29,5

-0,37906
0,34296

1,064982

41,5

1,787004

fo-fh

1013

3,8494

6

2,1506

4,62508

1,201507

2163

8,2194

8

0,2194

0,048136

0,005856

2811

10,6818

11

0,3182

0,101251

0,009479

2223

8,4474

7

1,4474

2,094967

0,248001

1079

4,1002

4

0,1002

0,01004

0,002449

307

1,1666

2

0,8334

0,694556

0,595367

3554

38-41
42-45

Fo

1331

34-37
37,5

Fh

1480

30-33
33,5

Luas
Daerah

4633

8

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

45,5

2,509025

4940
38

Sumber : Pengolahan Data

t

Dari daftar frekuensi harapan dan
pengamatan tersebut dapat dihitung chi kuadrat
dengan rumus :

  f  fh 2 
χ2  Σ 0
 =2,06
f
h



Untuk taraf 5% (



)

46 1,98  X
=
60
 0,02
X = 1,995

Kriteria pengujian :
Terima H 0 jika - t1 -

1

a  t  t1  1 2 a

t1  1 2 a di dapat dari daftar distribusi
dengan dk = n1  n 2  2 dan  = 0,05 untuk

Uji hipotesis.Untuk mengetahui apakah
ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
model pembelajaran Concept mapping terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi
kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar, dicari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2

dimana

harga-harga t lainnya H 0 ditolak. Berdasarkan
harga kritik distribusi t ternyata dk 74 (0,05 ) =
1,995. Dari hasil perhitungan ternyata t hitung <

X1  X 2

t tabel pada taraf  = 0,05 yakni ( 0,23< 1,995 )

_

 X12  X 22  1
1
  

 n1  n 2  2  n1 n 2 

dengan demikian H 0 diterima dan

H 1 ditolak.

Selanjutnya tes akhir prestasi belajar
siswa kelas X Ak-1 dengan Ak-2setelah
eksperimen dilakukan sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dari perhitungan di atas peneliti menghitung t
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dari perhitungan di atas peneliti
menghitung t dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

t

X1  X 2
_

 X  X  1
1 

  
 n1  n 2  2  n1 n 2 
2
1

2

46
1,98  X
=
60 1,98  2,00

frekuensi skor hasil belajar Ekonomi dengan
strategi pembelajaran konvensional(X2) adalah
normal

t

1

120  74
1,98  X
=
120  60 1,98  2,00

 2 hitung = 2,06 sedangkan  2 tabel = 7,81 dengan
2
a  0,05. Dengan demikian maka  hitung <
 2 tabel yakni 2,06 < 7,81 sehingga distribusi

_

1 
 1608,842  1476,974  1
  

38  38  2
 38 38 


Dari
daftar
distribusi
t
peneliti
menghitung beberapa probabilitas dengan cara
interpolasi yakni :

Kriteria pengujian :
Data berdistribusi normal jika chi kuadrat
hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel dengan
a  0,05. Pengujian hasil perhitungan diperoleh

t

20,37  20,03

t = 0,23

Derajat kebebasan dikurangi tiga
karena
dk
tersebut
telah
kehilangan
kebebasannya sebanyak tiga kali, yang pertama
pada saat menghitung rata-rata, yang kedua
pada saat menghitung simpangan baku dan yang
ketiga pada saat menghitung ukuran sampel.
Dalam hal ini jumlah kategori sama dengan 6
(enam), oleh sebab itu dk = 6 – 3 = 3.

_

2,06266

2
2

9

X1  X 2
_

_

 X12  X 22  1
1

  
 n1  n 2  2  n1 n 2 

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Quiz Team Dan Konvensional
Pada Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran2014/2015
(Lisbet Novianti Sihombing)

36,24  30,45

t

yang berbeda dengan kelas konvensional.
Adapun Langkah-langkah Pembelajaran Aktif
Tipe Quiz Team menurut Suprijono (2009) yang
mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan
menggunakan Tipe Quiz Team sebagai berikut:
a. Pilihlah topik yang dapat disampaikan
dalam tiga bagian.
b. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu
A, B dan C.
c. Sampaikan
kepada
siswa
format
penyampaian pelajaran kemudian mulai
penyampaian materi. Batasi penyampaian
materi maksimal 10 menit.
d. Setelah penyampaian, minta kelompok A
menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan materi yang baru saja
disampaikan.
Kelompok
B
dan
C
menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatan mereka.
e. Mintalah kepada kelompok A untuk
memberi pertanyaan kepada kelompok B.
Jika kelompok B tidak dapat menjawab
pertanyaan lempar pertanyaan tersebut
kepada kelompok C.
f. Kelompok A memberikan pertanyaan
kepada kelompok C, jika kelompok C tidak
bisa
menjawab,
lemparkan
kepada
kelompok B.
g. Jika Tanya jawab selesai, lanjutkan
pertanyaan ke dua dan tunjuk kelompok B
untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan
seperti proses untuk kelompok A.
h. Setelah kelompok B selesai dengan
pertanyaanya,
lanjutkan
penyampaian
pelajaran ke tiga dan tunjuk kelompok C
sebagai kelompok penanya.
i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan
tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada
pemahaman siswa yang keliru.

1 
 926,8688  1231,395  1
  

38  38  2
 38 38 

t  4,67

Dari daftar distribusi t peneliti
menghitung beberapa probabilitas dengan cara
interpolasi yakni :
Untuk taraf 5% (

1

2



)

120  74
1,98  X
=
120  60 1,98  2,00
46
1,98  X
=
60 1,98  2,00
46 1,98  X
=
60
 0,02
X = 1,995
Kriteria pengujian :
Terima H 0 jika - t1 -

1

a  t  t1  1 2 a

t1  1 2 a di dapat dari daftar distribusi
dengan dk = n1  n2  2 dan  = 0,05 untuk
2

dimana

harga-harga t lainnya H 0 ditolak. Berdasarkan
harga kritik distribusi t ternyata dk 74( 0,05 ) =
1,995. Dari hasil perhitungan ternyata t hitung >

t tabel pada taraf  = 0,05 yakni ( 4,67> 1,995 )

dengan demikian H 0 ditolak dan

H 1 diterima.

Kelebihan Pembelajaran AktifTipe Quiz
Team menurut suprijono (2009) adalah :
a. Dapat meningkatkan keseriusan
b. Dapat menghilangkan kebosanan dalam
lingkungan belajar
c. Mengajak siswa untuk terlibat penuh
d. Meningkatkan proses belajar
e. Membangun kreatifitas diri
f. Meraih makna belajar melalui pengalaman
g. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar
h. Menambah semangat dan minat belajar
siswa

Dari pengolahan data di atas kita dapat
melihat kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas konvensional dikarenakan dalam kelas
eksperimen sesuai dengan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003
pasal 3 (2009:64), menyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional ini
juga sudah tercakup dalam langkah-langkah

Bahriyatul
Azizah
(http://digilib.unnces.ac.id/2006/09)
mengemukakan
tahap-tahap
pelaksanaan
pembelajaran model konvensional sebagai
berikut :

10

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

1.

2.
3.

4.

Sehingga hasil perhitungan data tes awal
untuk kelas eksperimen dan tes awal untuk
kelas kontrol adalah 0,23 ternyata t hitung lebih

Guru
memberikan
informasi
atau
mendiskusikan bersama siswa dari materi
pelajaran yang disampaikan
Guru memberikan latihan soal yang
dikerjakan secara individu oleh siswa
Guru bersama siswa membahas latihan soal
dengan cara beberapa siswa disuruh
mengerjakan di papan tulis
Guru memberi tugas kepada siswa sebagai
pekerjaan rumah.

kecil t tabel dengan

 = 0,05 yakni, ( 0,23 < 1,995

). Dengan demikian H 0 diterima dan

H 1 ditolak

atau dengan kata lain tidak ada pengaruh yang
positif
dan
signifikan
antara
model
pembelajaran AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE
QUIZ TEAM terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ekonomi kelas X SKA Negeri 1
Pematangsiantar
sebelum
eksperimen
dilakukan.
Selanjutnya hasil perhitungan pengujian
hipotesis adalah 4,67 ternyata t hitung lebih besar

Menurut Djamarah dan Zain (2006 : 97)
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
konvensional adalah:
a. Kelebihan Pembelajaran Konvensional:
1. Tidak memerlukan waktu yang lama
karena hanya menjelaskan materi dan
dapat diikuti oleh siswa yang banyak
sehingga waktu yang diperlukan lebih
efisien daripada belajar kelompok.
2. Mudah
mempersiapkan
dan
melaksanakannya.
3. Guru mudah menguasai kelas

t tabel dengan  = 0,05 yakni, (4,67> 1,995).

Dengan demikian H 0 ditolak dan H1 diterima
atau dengan kata lain ada pengaruh yang positif
dan signifikan antara model pembelajaran
AKTIF (ACTIVE LEARNING ) TIPE QUIZ TEAM
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar
setelah eksperimen dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran
konvensional menjadikan siswa berperan aktif
ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Siswa cenderung pasrah menerima keputusan
guru dalam pengajaran yang diberikan oleh
guru. Bisa dikatakan dalam konvensioanal
dikenal istilah teacher centre.

REKOMENDASI
1. Rekomendasi Kepada Guru Bidang
Akuntansi
a. Guru hendaknya selalu menggunakan
model pembelajaran aktif (active
learning) tipe quiz team.
b. Dalam proses belajar mengajar guru
hendaknya memberi penguatan penuh
kepada siswa agar lebih termotivasi
dalam belajar.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data hingga
pengujian hipotesis, maka peneliti membuat
kesimpulan sebagai berikut, bahwa Prestasi
belajar siswa kelas X Ak1 sebagai kelas
eksperimen dimana guru dalam mengajar
menggunakan
model
pembelajaranAKTIF
(ACTIVE LEARNING) TIPE QUIZ TEAM sebelum
eksperimen dilakukan peneliti memperoleh nilai
sebesar 4,03 (Kurang).
Sedangkan Prestasi belajar siswa kelas X
Ak2 sebagai kelas kontrol dimana guru dalam
mengajar
menggunakan
strategi
konvensionalsebelum eksperimen dilakukan
peneliti memperoleh nilai sebesar 3,89
(Kurang).
Kemudian Prestasi belajar siswa kelas X
Ak1 sebagai kelas eksperimen dimana guru
dalam
mengajar
menggunakan
model
pembelajaran AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE
QUIZ TEAM setelah eksperimen dilakukan,
peneliti memperoleh nilai sebesar 7,68 (Baik).
Selain itu juga Prestasi belajar siswa kelas
X Ak2 sebagai kelas kontrol dimana guru dalam
mengajar
tidak
menggunakan
strategi
konvensionalsetelah eksperimen dilakukan
peneliti memperoleh nilai sebesar 6,24 (Cukup).

2. Rekomendasi Kepada Siswa
a. Siswa sebaiknya dapat lebih aktif dalam
berdiskusi dengan kelompoknya.
b. Setiap siswa hendaknya mengerjakan
tugas/PR ekonomi yang diberikan guru
dengan sebaik-baiknya.
c. Setiap siswa seharusnya selalu gemar
untuk menyelesaikan soal-soal di papan
tulis.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2009. Prosedur Penelitian.
Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2010.Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

11

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Quiz Team Dan Konvensional
Pada Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran2014/2015
(Lisbet Novianti Sihombing)

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Purwanto. 2011. Evaluasi
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hasil

Belajar.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono,
Agus.
2009.
Cooperative
Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sudjana, N. 2008.Cara Belajar Siswa Aktif Dalam
Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, N. 2009.Penilaian hasil belajar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda
karya.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumardi,dkk. 2011. Terampil Akuntansi.Jakarta:
PT Piranti Darma Kalokatama.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sistem
Pendidikan Nasional. Citra Umbara, Bandung,
2010Bahriyatul
Azizah
(http://digilib.unnces.ac.id/2006/09.

12

Inovasi Vol 12 No. 1 Maret 2015 : 303 - 311

13