The Vigorous : Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita Urban dengan Inspirasi Awan Cumulonimbus.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Cumulonimbus merupakan inspirasi yang diangkat dalam pembuatan koleksi Tugas Akhir dengan judul “The Vigorous”. “The Vigorous” merupakan busana ready-to-wear deluxe dengan mengambil karakter dari awan Cumulonimbus yang merupakan salah satu fenomena alam atau cuaca ekstrim di wilayah Indonesia. “The Vigorous” berasal dari Bahasa Inggris yang mempunyai arti kuat dengan pengambilan warna gelap yang dominan. Terjadinya awan Cumulonimbus diakibatkan oleh ketidakstabilan yang terdapat di atmosfer pada ketinggian yang rendah sehingga menimbulkan hujan, petir, maupun tornado.

Terinspirasi dari awan Cumulonimbus yang kemudian direalisasikan ke dalam busana ready-to-wear deluxe dengan harapan dapat memberikan suatu karya baru dalam fashion masa kini. Ditujukan kepada wanita urban yang memiliki karakter kuat dalam dirinya, mempunyai rasa percaya diri, serta mandiri yang akan memberikan kesan tegas pada busana yang dipakai sehingga kesan yang ditimbulkan pada koleksi ini yaitu modern, tegas, strong, simple dalam artian tidak banyak potongan.

Koleksi busana baik dari segi bentuk, siluet, bahan yang digunakan, serta reka bahan disesuaikan dengan konsep yang diambil dari awan Cumulonimbus tersebut sehingga menjadi satu kesatuan yang akan memberikan value pada busana tersebut dengan penambahan aksesoris berupa kalung, gelang, dan anting. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan koleksi ini adalah kain taffeta.

Tahapan produksi dalam proses mewujudkan koleksi busana ini yaitu dengan menggunakan teknik jahit pada penggunaan reka bahan berupa sublime print dan sablon foil. Penggunaan teknik digital print dan sablon foil akan merealisasikan keseluruhan dari koleksi busana ready-to-wear deluxe ini dengan kesan yang kuat dan tegas. Adanya penggunaan bahan taffeta itu sendiri dengan tekstur mengkilap akan memberikan pengaruh yang kuat pada awan Cumlonimbus tersebut.

Pembuatan desain membutuhkan sebuah kreatifitas dan ide yang akan menciptakan suatu karya baru dengan menonjolkan karakter maupun ciri khas yang terdapat dalam koleksi tersebut sehingga dapat diterima dan dihargai oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu diketahui karakter apa yang akan ditonjolkan dalam suatu karya yang akan menjadikannya unik dan selaras.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Cumulonimbus is an inspiration that is brought up in the making of final assessment

collection titled “The Vigorous”. “The Vigorous” is a deluxe ready-to-wear clothing by characterising the Cumulonimbus cloud which is one of the natural phenomenons or extreme

weathers in Indonesia. “The Vigorous” was originated from English which strrongly means

the solid dark colour intake. The process of Cumulonimbus cloud is simply caused by the instability in the low level of atmosphere so that it can create rains, thunderbolt, as well as tornado.

Inspired by the Cumulonimbus which is then realised into the deluxe ready-to-wear clothing, in the hope that it could give a new whole masterpiece in today’s fashion era. It is targetted to the urban women with strong character in themselves. Moreover, it would give a sense of being independent that would lead to the lucid impression to the worn clothing. And finally, everything would end up in collection which is modern, coherent, strong, simple, of course not too many cuttings.

The fashion collection can be divided into forms of shapes, silhouette, used materials and speculated fabrics according to the chosen concept from the Cumulonimbus so that it would clearly give a whole unity which would give extra value to the clothings, with an addition of accessories such as necklaces, bracelets and earrings. In this case, the material used in this collection making is taffeta cloth.

The production stage in this collection forming process is using a sewing technique for the speculated fabrics such as sublime printing and foil hand printing. The use of digital print technique and foil hand print would give a realisation fully from the ready-to-wear deluxe fashion collection with strong and solid impression. And surely, with the existence of this lustrous taffeta cloth, it would affect strongly the Cumulonimbus.

The design making process needs one creativity and idea to create a new masterpiece that would raise the characters and personalities in those mentioned collections that in the end would be accepted by folks. Therefor, it is important to know the main character in a masterpiece to make it unique and harmonic.


(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Perancangan ... 3

1.5Metode Perancangan ... 4

1.6Sistematika Penulisan... 4

BAB 2 KERANGKA TEORI ... 6

2.1 Teori Desain ... 6

2.1.1 Unsur Desain ... 6

2.1.2 Prinsip Desain ... 9

2.2 Teori Fashion ... 10

2.2.1 Style ...12

2.2.2 Trend ...13

2.3 Teori Busana...14

2.3.1 Fungsi Busana ...15

2.3.2 Busana sebagai Identitas ... 16

2.3.3 Detail Busana ... 16

2.3.4 Busana Ready-to-wear ...19


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.4.1 Teori Pola ...21

2.4.2 Teori Jahit ...23

2.5 Teori Reka Bahan Tekstil ...24

2.5.1 Digital Print ...25

2.5.2 Sablon Foil ...26

2.6 Teori Warna ...27

2.6.1 Skema Warna ...28

2.6.2 Palet Warna ...30

BAB 3 DESKRIPSI OBJEK STUDI PERANCANGAN ...31

3.1 Trend Forecasting 2015 ...31

3.1.1 Alliance...31

3.1.2 Biomimetics ...32

3.1.3 Adroit ...33

3.1.4 Veracious ...34

3.2 Awan Cumulonimbus ...36

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN ...39

4.1 Perancangan Umum ...39

4.1.1 Image Board ...39

4.1.2 Konsep ...39

4.1.3 Koleksi Desain ...41

4.2 Perancangan Khusus ...42

4.2.1 Desain 1 ...42

4.2.2 Desain 2 ...43

4.2.3 Desain 3 ...44

4.2.4 Desain 4 ...45

4.3 Perancangan Detail ...46

4.3.1 Motif Digital Print ...46

4.3.2 Motif Sablon Foil ...48


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 PENUTUP ...50

5.1 Kesimpulan ...50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ...52

BIODATA PENULIS ...54


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.1 Metode Perancangan ... 4

2.1 Contoh Pola Konstruksi ... 22

2.2 Contoh Pola Konstruksi Padat ... 23

2.3 Contoh Digital Print ... 26

2.4 Contoh Sablon Foil ... 26

2.5 Colour Wheel ... 28

2.6 Colour Schemes ... 29

2.7 Colour Palette ... 30

3.1 Buku Re+Habitat Trend Forecasting 2015/2016 ... 31

3.2 Tema Veracious ... 34

3.3 Subtema Primeva ... 36

3.4 Awan Cumulonimbus ... 38

4.1 “The Vigorous” ... 39

4.2 Koleksi Pakaian ... 41

4.3 Ilustrasi Pakaian I ... 42

4.4 Ilustrasi Pakaian II... 43

4.5 Ilustrasi Pakaian III ... 44

4.6 Ilustrasi Pakaian IV ... 45

4.7 Motif Digital Print Pakaian ... 47

4.8 Foil 1 ... 48

4.9 Foil 2 ... 48

4.10 Foil 3 ... 49


(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A Mindmap ...56

LAMPIRAN B Rincian Ukuran Model ...57

LAMPIRAN C Pola Kecil (Skala 1: 4) ...58

LAMPIRAN D Rincian Harga Material ...68

LAMPIRAN E Dokumentasi Pakaian ...72

LAMPIRAN F Material ...74

LAMPIRAN G Reka Bahan Tekstil ...75

LAMPIRAN H Proses Pembuatan ...77


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada masa ini, kebutuhan akan sandang dan pangan sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin tumbuh pesat. Seperti hal nya kebutuhan masyarakat akan menggunakan pakaian untuk melindungi tubuh maupun untuk penampilan yang diperlihatkan. Penggunaan ready-to-wear deluxe yang telah berkembang pesat di Indonesia menjadikan hal mendasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat masa kini. Dalam dunia fashion, ready-to-wear deluxe biasanya dipersembahkan dengan setiap musimnya selama satu periode yang dikenal dengan fashion week, menampilkan pakaian ready-to-wear deluxe yang dibawa ke dalam berbagai tema dan menjadikannya sebuah koleksi dengan karakter yang berbeda pada setiap tema yang dihasilkan.

Tema yang diangkat ke dalam ready-to-wear deluxe dapat berupa hal apapun seperti terjadinya fenomena alam yang seringkali menimbulkan kerusakan maupun memunculkan keindahan di dalamnya. Fenomena alam sering terjadi diakibatkan karena adanya perubahan cuaca yang ekstrim, dapat terjadi di darat, laut, maupun udara seperti tanah longsor, tsunami, bahkan turunnya hujan lebat yang bersamaan dengan petir sehingga dapat menyebabkan tornado. Petir dan hujan dapat terjadi karena pergerakan yang terdapat dalam awan-awan, menyebabkan sebuah fenomena ekstrim yang tak dapat dikendalikan.

Cumulonimbus merupakan sebuah awan vertikal yang menjulang ke atas, dengan wujud padat dan berbentuk seperti gundukan bunga kol yang pada dasarnya berwarna putih namun karena terjadinya kondensasi mengalami perubahan warna menjadi hitam keabu-abuan yang sering menyebabkan terjadinya hujan lebat, petir, badai petir, maupun tornado atau puting beliung. Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, “Cumulus” berarti terakumulasi dan “nimbus” berarti hujan. Terjadinya awan Cumulonimbus diakibatkan oleh adanya ketidakstabilan yang terjadi di atmosfer pada ketinggian yang rendah.


(9)

2 Universitas Kristen Maranatha Awan Cumulonimbus terletak pada ketinggian 5.000 hingga 12.000 meter dari permukaan bumi dengan tinggi maksimum mencapai 50.000 kaki dari permukaan bumi. Cumulonimbus mengandung butiran-butiran air, butiran-butiran es dan juga adanya arus udara naik turun yang menyebabkan butiran es yang berada di awan Cumulonimbus saling bergesekan dan menimbulkan muatan listrik didalamnya, karena itu awan Cumulonimbus merupakan satu-satunya awan yang selalu mengambil peran dalam munculnya petir hingga badai petir, sering disebut juga sebagai awan guntur.

Cumulonimbus menjadi sebuah inspirasi dalam membuat desain pakaian untuk Tugas Akhir pada kesempatan kali ini. Tema yang diangkat dengan pakaian ready-to-wear deluxe yaitu “the Vigorous” menampilkan pakaian dengan bentuk yang modern, simple, dan tegas. Pakaian modern dengan karakteristik yang menampilkan kesan bahwa wanita yang memakainya adalah wanita urban yang kuat, mandiri, tegas, menyukai kesederhanaan dalam artian tidak banyak potongan atau bentuk simple. Warna-warna yang digunakan adalah warna-warna gelap seperti warna biru tua, abu-abu, hitam, dan putih sebagai warna awan. Reka bahan yang digunakan yaitu teknik digital print, dan sablon foil. Material yang digunakan adalah kain taffeta.

Dengan adanya koleksi ready-to-wear deluxe ini diharapkan dapat menyajikan pakaian yang dapat diterima oleh masyarakat muda masa kini baik secara lokal maupun internasional dengan penggunaan bahan yang berkualitas. Selain itu pembuatan pakaian ini bertujuan untuk menampilkan karakteristik dari awan cumulonimbus tersebut dengan mengambil bentuk yang tegas dan kuat. Target market yang dituju adalah wanita urban khususnya yang berusia 23 sampai dengan 28 tahun dengan pendidikan tinggi, mempunyai penghasilan sendiri (telah bekerja), merupakan seorang fashion blogger, sosialita muda dan mandiri yang menyukai pakaian modern dengan motif print dan sablon foil, digunakan pada acara awards, dan acara khusus lainnya.


(10)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut :

1. Pakaian ready-to-wear deluxe dengan penggunaan motif print dengan bentuk longgar yang menampilkan kesan modern, kuat, tegas, dan mandiri.

2. Penambahan teknik sablon foil dalam membuat sebuah pakaian ready-to-wear deluxe ditujukan untuk menambah nilai estetis.

3. Penggunaan inspirasi fenomena alam pada pakaian belum banyak digunakan dalam mendesain pakaian ready-to-wear deluxe tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Perancangan dari pembuatan pakaian “The Vigorous” yaitu sebagai berikut : 1. Pakaian ready-to-wear deluxe dengan bentuk yang modern mengarah pada

siluet berpotongan sederhana dan bentuk longgar dengan kesan yang kuat, dan tegas.

2. Material yang digunakan adalah kain dengan bahan taffeta dengan pengambilan warna-warna kuat, dan tegas. Warna yang digunakan adalah warna abu-abu, hitam, biru tua, putih yang mencerminkan warna-warna dari awan.

3. Penggunaan reka bahan dengan penambahan print, sablon foil ke dalam pakaian ready-to-wear deluxe.

4. Target market yang dituju adalah wanita urban dengan usia 23-28 tahun, meyukai pakaian ready-to-wear deluxe modern dengan penggabungan motif print, dan foil.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan pakaian “The Vigorous” yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan pakaian ready-to-wear deluxe yang berbeda dengan penggunaan teknik print, dan sablon foil ke dalam sebuah koleksi.

2. Ditujukan untuk wanita kalangan menengah ke atas dengan usia 23-28 tahun yang menyukai pakaian modern dengan inspirasi fenomena alam pada pakaian ready-to-wear deluxe.


(11)

4 Universitas Kristen Maranatha 3. Desain pada pakaian yang menggabungkan print, sablon foil dengan

penempatan yang tepat sehingga pakaian tetap terlihat modern namun memberikan kesan kuat, dan tegas.

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Metode Perancangan Sumber: Yuvita, 2015


(12)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan laporan ujian tengah semester disusun kedalam lima bab, diantaranya yaitu pada Bab Satu berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab Dua merupakan landasan teori yang berisi tentang pengkajian teori-teori yang menunjang konsep perancangan, definisi, dan keterangan-keterangan yang disertai dengan sumber yang akan memperkuat konsep tersebut. Teori yang diangkat diantaranya yaitu teori tentang fashion, pakaian, pola, jahit, pengertian tekstil, reka bahan tekstil, teori desain, dan warna.

Bab Tiga berisi tentang penjelasan objek studi perancangan, yaitu unsur desain pada objek yang akan digunakan. Pembahasan secara mendalam tentang tema dan konsep, segmentasi serta penjelasan mengenai sumber inspirasi yaitu Cumulonimbus.

Bab Empat merupakan konsep perancangan yang berisi tentang pendeskripsian mengenai satu koleksi pakaian yang terdiri dari image board, konsep, gambar seluruh koleksi, dan pengerjaan seluruh koleksi desain tersebut.

Bab Lima berisi tentang kesimpulan dan saran secara keseluruhan dan Tugas Akhir pada koleksi pakaian “The Vigorous”. Kesimpulan dan saran tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan desain pakaian tersebut.


(13)

50 Universitas Kristen Maranatha BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah perancangan koleksi pakaian ready-to-wear deluxe “The Vigorous” selesai, hasil yang didapat adalah adanya penggabungan motif awan Cumulonimbus yang di-print dengan penggunaan sablon foil sehingga menghasilkan karakteristik tersendiri pada pakaian tersebut, baik dari siluet dan bentuk pakaian. Dengan adanya karakter pada koleksi pakaian ini, diharapkan dapat diterima dan dihargai oleh masyarakat masa kini yang dituangkan ke dalam fashion.

Bentuk pakaian yang tegas dan kesan strong dalam koleksi “The Vigorous” ini diambil dari karakter yang terdapat dalam awan Cumulonimbus baik dari pengambilan warna-warna gelap yang mendukung serta material yang digunakan untuk mempertegas koleksi ini yaitu penggunaan kain taffeta sehingga hasil yang didapat yaitu kaku, tegas dengan bentuk pakaian modern dan sederhana dalam arti tidak banyak potongan. Pengambilan warna setiap desain pakaian diselaraskan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari satu desain dengan desain lainnya agar memiliki kesatuan pada koleksi pakaian tersebut.

5.2 Saran

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang desain koleksi pakaian “The Vigorous” ini. Dalam menyelaraskan judul image board dan penggunaan warna dalam koleksi pakaian diharapkan dapat sesuai dengan panduan trend, sehingga memiliki kesesuaian antara satu koleksi pakaian ready-to-wear deluxe kali ini. Adapun permasalahan yang terjadi diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang berguna dalam membuat desain koleksi yang selaras dengan image board dan tema yang diangkat. Penggabungan warna seperti warna abu-abu, hitam, biru tua, dan putih sebagai warna awan pada setiap koleksi disesuaikan dengan kesatuan unsur desain dan image board tersebut.


(14)

51 Universitas Kristen Maranatha Adapun pembuatan teknik foil yang menggunakan kertas foil dan perekatnya memberikan bentuk yang kurang rapih dikarenakan penggunaan perekat pada rakel yang dilakukan berulang-ulang maupun dari frame yang mudah rusak, karenanya dalam membuat teknik foil menggunakan ketelitian dan kebersihan serta penggunaan heat press yang sesuai di dalamnya sehingga hasil yang diinginkan dapat maksimal. Adapun bahan material yang sebaiknya dipakai yaitu berupa kain taffeta untuk teknik print agar hasil menjadi lebih maksimal dan memberikan kesan kuat pada koleksi ini. Penambahan material dan reka bahan pun dapat diolah dengan memunculkan tekstur atau efek dimensional untuk memperkuat karakter desain tersebut.


(15)

52 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Boedijono, Yogi S.Pd. 2013. Panduan Lengkap Menjahit. Jakarta: Kawan Pustaka. Clarke, Simon. 2011. Textile Design. London: Laurence King.

Hallett, Clive, and Amanda Johnston. 2010. Fabric for Fashion. London: Laurence King.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design: The Complete Guide. United Kingdom: AVA. Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Soekarno. 2012. Buku Penuntun Membuat Pola Pakaian Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Artikel dan Laman Web Internet:

Brinkley, Jeanne Hayden. 1976. Altering ready-to-wear Fashion. C. A. Bennett Co. https://books.google.co.id

diakses pada 3 Maret 2015 pukul 19.56

Cumming, Valerie, C. W. Cunnington, P. E. Cunnington. 2010. The Dictionary of Fashion History. Berg.

https://books.google.co.id

diakses pada 26 Februari 2015 pukul 23.25

Haslam, Andrew. 2006. Book Design. London: Laurence King. https://books.google.co.id

diakses pada 4 Maret 2015 pukul 03.06

Kim, Eundeok., Ann Marie Fiore., hyejeong Kim. 2013. Fashion Trend: Analysis and Forecasting. Berg.

https://books.google.co.id


(16)

53 Universitas Kristen Maranatha Muliawan, Porrie Dra.,. 2001. Konstruksi Pola Pakaian Wanita. BPK Gunung Mulia.

https://books.google.co.id


(1)

3. Desain pada pakaian yang menggabungkan print, sablon foil dengan penempatan yang tepat sehingga pakaian tetap terlihat modern namun memberikan kesan kuat, dan tegas.

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Metode Perancangan Sumber: Yuvita, 2015


(2)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan laporan ujian tengah semester disusun kedalam lima bab, diantaranya yaitu pada Bab Satu berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab Dua merupakan landasan teori yang berisi tentang pengkajian teori-teori yang menunjang konsep perancangan, definisi, dan keterangan-keterangan yang disertai dengan sumber yang akan memperkuat konsep tersebut. Teori yang diangkat diantaranya yaitu teori tentang fashion, pakaian, pola, jahit, pengertian tekstil, reka bahan tekstil, teori desain, dan warna.

Bab Tiga berisi tentang penjelasan objek studi perancangan, yaitu unsur desain pada objek yang akan digunakan. Pembahasan secara mendalam tentang tema dan konsep, segmentasi serta penjelasan mengenai sumber inspirasi yaitu Cumulonimbus.

Bab Empat merupakan konsep perancangan yang berisi tentang pendeskripsian mengenai satu koleksi pakaian yang terdiri dari image board, konsep, gambar seluruh koleksi, dan pengerjaan seluruh koleksi desain tersebut.

Bab Lima berisi tentang kesimpulan dan saran secara keseluruhan dan Tugas Akhir pada koleksi pakaian “The Vigorous”. Kesimpulan dan saran tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan desain pakaian tersebut.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah perancangan koleksi pakaian ready-to-wear deluxe “The Vigorous” selesai, hasil yang didapat adalah adanya penggabungan motif awan Cumulonimbus yang di-print dengan penggunaan sablon foil sehingga menghasilkan karakteristik tersendiri pada pakaian tersebut, baik dari siluet dan bentuk pakaian. Dengan adanya karakter pada koleksi pakaian ini, diharapkan dapat diterima dan dihargai oleh masyarakat masa kini yang dituangkan ke dalam fashion.

Bentuk pakaian yang tegas dan kesan strong dalam koleksi “The Vigorous” ini diambil dari karakter yang terdapat dalam awan Cumulonimbus baik dari pengambilan warna-warna gelap yang mendukung serta material yang digunakan untuk mempertegas koleksi ini yaitu penggunaan kain taffeta sehingga hasil yang didapat yaitu kaku, tegas dengan bentuk pakaian modern dan sederhana dalam arti tidak banyak potongan. Pengambilan warna setiap desain pakaian diselaraskan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari satu desain dengan desain lainnya agar memiliki kesatuan pada koleksi pakaian tersebut.

5.2 Saran

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang desain koleksi pakaian “The Vigorous” ini. Dalam menyelaraskan judul image board dan penggunaan warna dalam koleksi pakaian diharapkan dapat sesuai dengan panduan trend, sehingga memiliki kesesuaian antara satu koleksi pakaian ready-to-wear deluxe kali ini. Adapun permasalahan yang terjadi diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang berguna dalam membuat desain koleksi yang selaras dengan image board dan tema yang diangkat. Penggabungan warna seperti warna abu-abu, hitam, biru tua, dan


(4)

Adapun pembuatan teknik foil yang menggunakan kertas foil dan perekatnya memberikan bentuk yang kurang rapih dikarenakan penggunaan perekat pada rakel yang dilakukan berulang-ulang maupun dari frame yang mudah rusak, karenanya dalam membuat teknik foil menggunakan ketelitian dan kebersihan serta penggunaan heat press yang sesuai di dalamnya sehingga hasil yang diinginkan dapat maksimal. Adapun bahan material yang sebaiknya dipakai yaitu berupa kain taffeta untuk teknik print agar hasil menjadi lebih maksimal dan memberikan kesan kuat pada koleksi ini. Penambahan material dan reka bahan pun dapat diolah dengan memunculkan tekstur atau efek dimensional untuk memperkuat karakter desain tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Boedijono, Yogi S.Pd. 2013. Panduan Lengkap Menjahit. Jakarta: Kawan Pustaka. Clarke, Simon. 2011. Textile Design. London: Laurence King.

Hallett, Clive, and Amanda Johnston. 2010. Fabric for Fashion. London: Laurence King.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design: The Complete Guide. United Kingdom: AVA. Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Soekarno. 2012. Buku Penuntun Membuat Pola Pakaian Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Artikel dan Laman Web Internet:

Brinkley, Jeanne Hayden. 1976. Altering ready-to-wear Fashion. C. A. Bennett Co. https://books.google.co.id

diakses pada 3 Maret 2015 pukul 19.56

Cumming, Valerie, C. W. Cunnington, P. E. Cunnington. 2010. The Dictionary of Fashion History. Berg.

https://books.google.co.id

diakses pada 26 Februari 2015 pukul 23.25

Haslam, Andrew. 2006. Book Design. London: Laurence King. https://books.google.co.id

diakses pada 4 Maret 2015 pukul 03.06

Kim, Eundeok., Ann Marie Fiore., hyejeong Kim. 2013. Fashion Trend: Analysis and Forecasting. Berg.


(6)

Muliawan, Porrie Dra.,. 2001. Konstruksi Pola Pakaian Wanita. BPK Gunung Mulia. https://books.google.co.id