FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN BERPRESTASI DOSEN AKUNTANSI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

(1)

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh :

SRI NURHAYATI 0613010065/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN

BERPRESTASI DOSEN AKUNTANSI UPN ”VETERAN”

JAWA TIMUR

yang diajukan :

SRI NURHAYATI 0613010065/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Munari, MM Tanggal : ………. NIP.030 195 017

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437


(3)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Berprestasi Dosen Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur”, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak. Drs. Ec. Munari, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(4)

sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Oktober 2010

Penulis


(5)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 5

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Perkembangan Teori Akuntansi... 10

2.2.2. Akuntansi Perilaku... 12

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Perilaku... 12

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Perilaku ... 13

2.2.3. Persamaan Dan Perbedaan Antara Ilmu Keprilakuan Dengan Akuntansi Keprilakuan ... 14

2.2.4. Penjelasan Umum Tentang Profile Kebutuhan Prestasi .... 15

2.2.5. Hirarki ... 20


(6)

Berprestasi... 25

2.2.9. Pengaruh Karakteristik Biografis Personal Terhadap Kebutuhan Untuk Berprestasi ... 25

2.2.10. Pengaruh Gender Terhadap Kebutuhan Untuk Berprestasi... 26

2.3. Kerangka Pikir ... 27

2.4. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 28

3.1.1. Definisi Operasional ... 28

3.1.2. Pengukuran Variabel... 29

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.2.1. Populasi... 32

3.2.2. Sampel... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Jenis dan Sumber Data... 33

3.3.2. Pengumpulan Data ... 34

3.4. Uji Kualitas Data ... 34

3.4.1. Uji Validitas Data ... 34

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 35

3.4.3. Uji Normalitas... 35


(7)

3.6.2. Uji Hipotesis ... 38

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model... 38

3.6.2.2. Uji Parsial... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 40

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur... 40

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur... 42

4.1.3. Falsafah, Visi, Misi, Dan Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur... 43

4.1.4. Lokasi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur ... 44

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 45

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 48

4.3.1. Uji Analisis Data... 48

4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 48

4.3.1.1.1. Uji Validitas... 48

4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 49

4.3.1.1.3. Uji Normalitas ... 50

4.3.2. Uji Asumsi Klasik... 51


(8)

4.3.4.2. Uji Parsial ... 56

4.4. Pembahasan ... 58

4.4.1. Implikasi ... 58

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya... 61

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 61

4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 63

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

Halaman Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

“Hirarki (X1)” ... 45

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Karakteristik Biografis Personal (X2)” ... 46

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Gender (D)” ... 47

Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Kebutuhan Untuk Berprestasi (Y)” ... 47

Tabel. 4.5 Hasil Uji Validitas... 48

Tabel. 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

Tabel. 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 50

Tabel. 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 51

Tabel. 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 52

Tabel. 4.10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 53

Tabel. 4.11 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model …... 55

Tabel. 4.12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) …... 55

Tabel. 4.13 Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial … ... 56 Tabel. 4.14 Hasil Analisis Data Dengan Program SPSS. 16 For Windows … 57


(10)

Halaman Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Pikir... 27


(11)

ix Oleh : SRI NURHAYATI

Abstrak

Tujuan pendidikan akuntansi salah satunya adalah menghasilkan tenaga kerja terdidik dan profesional di bidang akuntansi karena sebagian proses pembentukan profesionalisme dicapai melalui pendidikan yaitu pendidikan tinggi. Berkaitan dengan profesionalisme bidang akuntansi, pendidikan akuntansi di Indonesia sejak tahun 1994 telah mengalami perubahan. Hal ini ditandai dengan penggantian Prinsip Akuntansi Indonesia menjadi pedoman Menurut Widyastuti dan Sabeni kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen akuntansi mungkin dipengaruhi lingkungan budayanya sewaktu masih kanak-kanak, menempuh pendidikan dan lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang dimaksud adalah praktek hirarki yang dipangku ataupun gender. Bagi dosen yang telah melakukan pembelajaran, diperlukan evaluasi atas kinerja kedosenanya (instructional performance). Evaluasi ini diperlukan untuk menentukan apakah dosen yang bersangkutan perlu dinaikan pangkatnya (diberi penghargaan), atau diperbaiki kinerjanya. Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran kebutuhan berprestasi seorang dosen akuntansi dipengaruhi oleh tiga teori kebutuhan profesionalisme yang disampaikan oleh David Mc Clelland tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini tentang profil kebutuhan berprestasi apakah dipengaruhi oleh faktor-fakor; hirarki, gender, serta karakteristik biografis personal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh hirarki dan karakteristik biografis personal antara dosen akuntansi pria dan wanita terhadap kebutuhan untuk berprestasi dosen akuntansi.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 32 responden (Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur). Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 32 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi, teruji kebenarannya.

Keyword : Hirarki, Karakteristik Biografis Personal, Gender dan Kebutuhan


(12)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN BERPRESTASI DOSEN AKUNTANSI UPN ”VETERAN”

JAWA TIMUR

Oleh :

SRI NURHAYATI

Abstrak

Tujuan pendidikan akuntansi salah satunya adalah menghasilkan tenaga kerja terdidik dan profesional di bidang akuntansi karena sebagian proses pembentukan profesionalisme dicapai melalui pendidikan yaitu pendidikan tinggi. Berkaitan dengan profesionalisme bidang akuntansi, pendidikan akuntansi di Indonesia sejak tahun 1994 telah mengalami perubahan. Hal ini ditandai dengan penggantian Prinsip Akuntansi Indonesia menjadi pedoman Menurut Widyastuti dan Sabeni kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen akuntansi mungkin dipengaruhi lingkungan budayanya sewaktu masih kanak-kanak, menempuh pendidikan dan lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang dimaksud adalah praktek hirarki yang dipangku ataupun gender. Bagi dosen yang telah melakukan pembelajaran, diperlukan evaluasi atas kinerja kedosenanya (instructional

performance). Evaluasi ini diperlukan untuk menentukan apakah dosen yang

bersangkutan perlu dinaikan pangkatnya (diberi penghargaan), atau diperbaiki kinerjanya. Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran kebutuhan berprestasi seorang dosen akuntansi dipengaruhi oleh tiga teori kebutuhan profesionalisme yang disampaikan oleh David Mc Clelland tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini tentang profil kebutuhan berprestasi apakah dipengaruhi oleh faktor-faktor; hirarki, gender, serta karakteristik biografis personal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh hirarki dan karakteristik biografis personal antara dosen akuntansi pria dan wanita terhadap kebutuhan untuk berprestasi dosen akuntansi.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 32 responden (Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur). Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 32 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi, teruji kebenarannya.

Keyword : Hirarki, Karakteristik Biografis Personal, Gender dan


(13)

FACTORS INFLUENCING REQUIREMENT OF HAVE ACHIEVEMENT TO LECTURER ACCOUNTANCY OF UPN " VETERAN"

JAWA EAST

Oleh :

SRI NURHAYATI

Abstrak

Target of education of accountancy one of them is to yield professional and educated labour in accountancy area because some of process forming of tired professionalism [pass/through] education that is higher education. Relate to accountancy area professionalism, education of accountancy in Indonesia since year 1994 have experienced of change. This matter Is marked with replacement of Principle Accountancy Indonesia become guidance According to Widyastuti and of Sabeni requirement for have achievement to a accountancy lecturer is possible influenced by his cultural environment of child still time, going through its job environment and education. such Activity environment is hierarchy practice which hold in lap me and or gender. To lecturer which have [done/conducted] study, needed by evaluation of its performance of him (performance instructional). This evaluation is needed to to determine do pertinent lecturer need its rewarded, or improve repaired by its performance. With this research is expected will give picture requirement of have achievement to a accountancy lecturer influenced by three theory requirement of professionalism submitted by David Mc Clelland but to be discussed in this research about profile requirement of have achievement to do influenced by factor-factor; hierarchy, gender, and also biographical characteristic of personal. This research aim to to test and prove empirically influence of biographical characteristic and hierarchy of personal between man accountancy lecturer and woman to requirement for the achievement of accountancy lecturer.

Sampel which is used in this elite is 32 responder (Lecturer Faculty Of Economics Majors Accountancy of UPN "Veteran" East Java). While source of used data come from answer of kuisioner disseminated at 32 responder. obtained to be data to be analysed by using technique analyse doubled linear regresi by means of ... assist computer, using program of SPSS. 16.0 For Windows

From result of analysis can be concluded that Hypothesis expressing that anticipated there is influence of hierarchy, biographical characteristic of and personal of gender to requirement for have achievement, tested by its truth.

Keyword : Hierarchy, Biographical Characteristic of Personal, Gender and Requirement For have Achievement


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pendidikan akuntansi salah satunya adalah menghasilkan tenaga kerja terdidik dan profesional di bidang akuntansi karena sebagian proses pembentukan profesionalisme dicapai melalui pendidikan yaitu pendidikan tinggi. Profesionalisme menurut Soewardjono adalah sikap atau semangat mempertahankan status profesi dan memelihara citra publik terhadapnya, serta menekuni ilmu dan substansi pekerjaan dalam bidang tersebut. (Widyastuti dan Sabeni, 2003: 1022)

Peran pendidikan tinggi menurut Safford dan Krenshaw mengemukakan bahwa pendidikan tinggi harus melakukan transformasi secara struktural maupun sistematik terhadap staf akademik maupun non akademik Scwitzer (1990), Suddem (1993), Hanno dan Tuner (!996) dalam hasil penelitianya tentang profesionalisme menyoroti bahwa akuntan sebagai pengajar mutlak diperlukan atas penguasaan dan pelaksanaan pengetahuan, keahlian, dan karakter. (Widyastuti dan Sabeni, 2003: 1022)

Menurut teori kebutuhan yang dikemukakan David Mc Cleland (Robbins, 2001: 173) orientasi kerja individu seringkali dipengaruhi kebutuhan-kebutuhan yaitu :

1. Kebutuhan akan prestasi (nAch)

Dorongan untuk unggul mencapai sederetan standar guna mencapai kesuksesan.


(15)

2. Kebutuhan akan kekuasaan (nPow)

Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara yang diinginkan

3. Kebutuhan akan afiliasi

Hasrat akan hubungan persahabatan dan kedekatan antar personal.

Berkaitan dengan profesionalisme bidang akuntansi, pendidikan akuntansi di Indonesia sejak tahun 1994 telah mengalami perubahan. Hal ini ditandai dengan penggantian Prinsip Akuntansi Indonesia menjadi pedoman Standar Akuntansi Keuangan Pada kongres Ikatan Akuntansi Indonesia tahun 1994, juga pada saat itu disetujui juga Kompartemen Akuntansi Pendidik. (Widyastuti dan Sabeni, 2003: 1022)

Menurut Widyastuti dan Sabeni kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen akuntansi mungkin dipengaruhi lingkungan budayanya sewaktu masih kanak-kanak, menempuh pendidikan dan lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang dimaksud adalah praktek hirarki yang dipangku ataupun gender.

Bagi dosen yang telah melakukan pembelajaran, diperlukan evaluasi atas kinerja kedosenanya (instructional performance). Evaluasi ini diperlukan untuk menentukan apakah dosen yang bersangkutan perlu dinaikan pangkatnya (diberi penghargaan), atau diperbaiki kinerjanya. Evaluasi yang komprehensif akan terdiri dari evaluasi diri sendiri, observasi kelas oleh penilai, wawancara terstruktur dengan sejawat dan mahasiswa, survei pendapat para mahasiswa, analisis materi perkuliahaan, pengkajian atas hasil belajar mahasiswa, laporan perkuliahan dan penilaian oleh ketua jurusan. Evaluasi yang sering dilakukan adalah evaluasi diri dan survei pendapat mahasiswa. (Miarso, 2004: 7).


(16)

Dengan bertolak dari asumsi bahwa kegiatan dosen terpenting adalah efektivitas pembelajaran, maka ada tujuh karakteristik yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi dosen antara lain pengorganisasian kuliah dengan baik, komunikasi yang efektif, penguasaan dalam mata kuliah, sikap positif terhadap mahasiswa, pemberian ujian dan nilai yang adil, keluwesan dalam pendekatan dosen, hasil belajar mahasiswa yang memuaskan. Kegiatan evaluasi ini boleh dikatakan merupakan awal yang perlu dilakukan sebelum dilakuakn tindakan perbaikan dosen. (Miarso, 2004: 7)

Dalam rangka mengetahui seberapa jauh pengajar akuntansi di Indonesia mempunyai tingkat profesionalisme dalam mengajar maka diperlukan suatu studi yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Pertanyaan utama yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah cukup profesionalkah pengajar akuntansi di perguruan tinggi jurusan akuntansi di UPN ”Veteran” Jawa Timur ? Pertanyaan ini menjadi lebih relevan ketika dihadapkan pada berbagai fenomena yang sangat mungkin berpengaruh pada pendidikan tinggi akuntansi. Seperti merujuk kasus plagiat seorang profesor yang terjadi dari perguruan tinggi terkemuka dibandung. Tulisanya dinilai menjiplak artikel jurnal ilmiah Australia karya Carl Ungerer. Kita tahu betapa kasus ini sangat memalukan dan memilukan, khususnya bagi dunia akademis jika dihubungkan dengan keprofesionalan seorang dosen. (Google, 2010)

Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran kebutuhan berprestasi seorang dosen akuntansi dipengaruhi oleh tiga teori kebutuhan profesionalisme yang disampaikan oleh David Mc Clelland tetapi


(17)

yang akan dibahas dalam penelitian ini tentang profil kebutuhan berprestasi apakah dipengaruhi oleh faktor-fakor; hirarki, gender, serta karakteristik biografis personal.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN BERPRESTASI DOSEN AKUNTANSI UPN VETERAN JAWA TIMUR”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang yang telah diuraikan , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah terdapat pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh hirarki dan karakteristik biografis personal antara dosen akuntansi pria dan wanita terhadap kebutuhan untuk berprestasi dosen akuntansi.

1.4. Manfaat Penelitian

Mnafaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi obyek (dosen)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mengenai adanya keterkaitan antara hirarki dan


(18)

karakteristik biografis personal antara dosen akuntansi pria dan wanita terhadap kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen dalam menanggapi lingkungan kerjanya.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh profil kebutuhan prestasi terhadap profesionalisme dosen akuntansi di UPN ”Veteran” Jawa Timur.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitian ini, yaitu :

1. Mas’ud Machfoeds (1999)

Judul : ”Studi Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi”.

Permasalahan : Tingkat profesionalisme dosen akuntansi di Jawa dan di luar Jawa.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat profesionalisme dosen akuntansi perguruan tinggi di Jawa secara signifikan lebih tinggi daripada dosen akuntansi perguruan tinggi di luar Jawa, hal ini ditunjukkan dengan nilai uji t sebesar -0,465 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,642. hal ini menunjukan Ho diterima atau dengan kata lain tingkat profesionalisme dosen akuntansi di Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan dosen akuntansi perguruan tinggi di luar Jawa, karena tingkat nilai t hitung yang diperoleh adalah sebesar -1,149 dengan nilai signifikasi sebesar 0,252.


(20)

2. Widyastuti dan Sabeni (2003)

Judul : ”Pengujian Empiris Profil Kebutuhan Profesional Dosen Akuntansi di Jawa”.

Permasalahan : Apakah ada perbedaan profil kebutuhan profesional atas profesionalisme dosen akuntansi berdasarkan tipe dosen (praktek/non praktek), Hirarki (pimpinan/ketua dengan non ketua), Gender (pria/wanita).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil kebutuhan profesionalisme dalam diri dosen akuntansi ternyata dapat timbul dari dalam diri dosen, dan sebagian juga dipicu oleh tuntutan atau tanggung jawab profesionalnya atas peran yang dilakukan dalam organisasi.

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Kebutuhan prestasi (Nach) pada dosen akuntansi tidak dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya, melainkan timbul karena tanggung jawab profesionalnya. Sedangkan kebutuhan kekuasaan (nPow) dan afiliasi (nAff) dapat timbul karena adanya pengaruh dari lingkungan kerjanya, seperti hirarki dan praktek sebagai akuntan. Karena tuntutan peran dalam organisasi seperti halnya pimpinan, maka kebutuhan kekuasaan ternyata berbeda secara signifikan sebagai dosen biasa.


(21)

3. Weni (2005)

Judul : ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi (Studi pada Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” JATIM Dan Universitas Negeri Surabaya)”.

Permasalahan : Terdapat perbedaan pengaruh tingkat IPK mahasiswa dan tingkat penghasilan orang tua mahasiswa terhadap persepsi mahasiswa UNESA tentang profesionalisme dosen akuntansi UNESA antara mahasiswa yang orang tuanya sarjana dengan yang bukan sarjana dan terdapat perbedaan pengaruh tingkat IPK mahasiswa dan tingkat penghasilan orang tua mahasiswa terhadap persepsi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional antara mahasiswa yang orang tuanya sarjana dengan yang bukan sarjana serta terdapat perbedaan persepsi mahasiswa terhadap tingkat profesionalisme dosen akuntansi UNESA dengan tingkat Profesionalisme dosen akuntansi Universitas Pembangunan Nasional.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan pengaruh antara variabel IPK mahasiswa dan tingkat penghasilan orang tua mahasiswa UNESA terhadap persepsi mahasiswa


(22)

akuntansi tentang profesionalisme dosen akuntansi UNESA antara mahasiswa yang orang tuanya sarjana dan bukan sarjana, terdapat perbedaan pengaruh antara variabel IPK mahasiswa dan tingkat penghasilan orang tua mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur antara mahasiswa yang orang tuanya sarjana dan yang bukan sarjana dan terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi tentang tingkat profesionalisme dosen akuntansi antara UNESA dengan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

4. Sudiro (2008)

Judul : ”Pengaruh Timbal-balik Antara Kepuasan Kerja dengan Keluarga dan Komitmen Kerja Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Kerja dan Karir Dosen”.

Permasalahan : Menganalisis pengaruh timbal-balik antara kepuasan kerja dengan kepuasan keluarga dan komitmen kerja serta menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap prestasi kerja terhadap karier dosen.

Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing variabel berhubungan dan berpengaruh, berdasarkan koefisien terstandarisasi menunjukan pengaruh timbal-balik secara positif dan signifikan antara


(23)

kepuasan keluarga dan kepuasan kerja. Disamping itu, hasil penelitian ini juga menunjukan koefisien terstandarisasi untuk pengaruh antara kepuasan kerja terhadap prestasi kerja, komitmen kerja terhadap prestasi kerja dan prestasi kerja terhadap karier dosen, semuanya mempunyai pengaruh positif dan signifikan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Perkembangan Teori Akuntansi

Teori akuntansi telah berkembang melalui revolusi selama tahun 1960-an dan 1970-an dan berlanjut sampai tahun 1980-an. Teori akuntansi sangat erat hubunganya dengan praktek akuntansi berupa evaluasi praktek dan pengaruhnya, penjelasan praktek atau pengembangan kerangka acuan sebagai pedoman untuk mengadakan perubahan dalam praktek akuntansi dan adaptasinya terhadap lingkungan yang baru. Akuntansi berkembang sejalan dengan bertambahnya kebutuhan, dan perubahan terjadi secara bertahap dalam konsep dan klinik akuntansi. (Mustika, 2009: 160)

Teori dapat didefinisikan sebagai seperangkat gagasan (konsep), definisi serta proposisi (dalil) yang saling berkaitan yang memberikan suatu pandangan sistimatis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antara variabel yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena. Tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang saling berhubungan, yang diperoleh secara logis, serta yang berguna sebagai suatu kerangka referensi untuk penilaian dan perkembangan praktek akuntansi. (Belkaoui, 1986: 5)


(24)

Peran akuntansi adalah bagian dari sistem informasi akuntansi untuk terus bisa dipakai maka harus terus-menerus mengikuti perkembangan sosial jika tidak maka akuntansi bisa kehilangan manfaatnya dan ditinggalkan masyarakat. Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainaya. (Harahap, 1991: 1)

Sebagaimana tujuan akuntansi menurut APB statement no 4 akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya memberikan informasi kuantitatif biasanya dalam bentuk moneter tentang satu unit ekonomi yang dimaksudkan digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu dengan perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. (Ikhsan dan Ishak, 2005: 1)

Seperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengertian profesi (keahlian) yang dipraktikan didunia nyata dan sekaligus sebagai disiplin pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metode dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan (Suwardjono, 2005: 4).


(25)

Pada pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Bidang praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam teori akuntansi (Suwardjono, 2005: 4)

2.2.2. Akuntansi Perilaku

Akuntansi perilaku merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang semakin berkembang. Awal perkembangan akuntansi perilaku menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya pada pembuatan anggaran. Tetapi dalam hal ini terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Perkembangan akuntansi perilaku lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan pada ilmu-ilmu sosial menyeluruh mengenai bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia. (Ikhsan dan Ishak, 2005: 16)

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Perilaku

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 23) Akuntansi perilaku berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaprkan informasi keuangan. Dengan demikian dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain,


(26)

kontruksi, serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi prilaku, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Perilaku

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 4) Akuntansi perilaku diyakini dapat menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi. Akuntansi perilaku menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku yang bertujuan untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka.

Akuntansi perilaku menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan.

2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis.

3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.

Secara umum lingkup akuntansi perilaku menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 24) dapat dibagi menjadi tiga lingkup yaitu :

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan dari sistem akuntansi. Bidang dari akuntansi perilaku ini


(27)

mempunyai kaitanya dengan sikap dan filosofi manajemen yang mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.

2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi perilaku ini berkenaan dengan bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, kepuasan kerja, dan kerja sama.

3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari akuntansi perilaku ini mempunyai hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga mempengaruhi perilaku.

2.2.3. Persamaan dan Perbedaan Antara Ilmu Keprilakuan dengan Akuntansi Keprilakuan

Ilmu keprilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keprilakuan manusia. Akuntansi keprilakuan menghubungkan antara keprilakuan manusia dengan akuntansi. Para akuntan keprilakuan bertanya-tanya mengenai apa pengaruh dari mengerjakan proses akuntansi ketika individu dan perilaku dikumpulkan, dan apa pengaruh perilaku manusia berdasarkan proses akuntansi? Para akuntan keprilakuan juga merasa tertarik untuk melihat bagaimana keprilakuan dapat mempengaruhi perubahan atas cara akuntansi dilaksanakan dan bagaimana prosedur laporan akuntansi dapat digunakan lebih efektif untuk membantu individu dan organisasi dalam mencapai tujuan. (Ikhsan dan Ishak, 2005: 27)


(28)

Sementara ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, akuntansi keprilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Oleh karena itu ilmuan keprilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek-aspek teori motivasi, kepuasan sosial, maupun bentuk sikap. Para akuntan keprilakuan menerapkan unsur-unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk menghubungkan dengan situasi akuntansi yang ada. (Ikhsan dan Ishak, 2005:28)

2.2.4. Penjelasan Umum Tentang Profil Kebutuhan Prestasi

Menurut Mustika (2009 : 163) Konsep tersebut berdasarkan keinginan manusia untuk menghadapi tantangan dan sifat inovatif serta untuk mempunyai sikap suatu ”perilaku yang berorientasi prestasi” yaitu suatu perilaku yang mengarah memenuhi suatu standart keunggulan ( standart of excellen ). Teori memandang motif untuk berprestasi berbeda dengan ketamakan atau keserakahan untuk uang kecuali sejauh uang dipertimbangkan sebagai simbol untuk berprestasi. David McClelland dengan menggunakan TAT (Thematic Appreciation Test) untuk mengukur tiga kebutuhan yaitu untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk afiliasi, beliau menemukan bahwa tingkat berprestasi berkolerasi dengan personalitas dan variabel-variabel kultural.

Induvidual yang berorientasi prestasi suka mengangsumsikan tanggung jawab untuk prestasi individual, mencari tugas-tugas yang menantang dengan mengambil risiko yang dikalkulasikan (calculated risk) tergantung pada probabilitas keberhasilan. Sebab itu orang yang berorientasi prestasi akan mengambil risiko yang kecil untuk tugas sebagai batu loncatan untuk ganjaran masa yang akan datang. (Mustika, 2009: 163)


(29)

Tokoh motivasi yang lain mengemukakan bahwa manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain oleh David McClelland kemampuan seseorang untuk berprestasi ini membuat David McClelland terpesona untuk melakukan serangkaian riset empirisnya bersama asosiasinya di universitas Harvard Amerika Serikat, selama lebih dari 20 tahun bersama dengan timnya David McClelland melakukan penelitian desakan untuk berprestasi ini. (Thoha, 2004: 235)

Hasil penelitian McClelland membuat dia lebih percaya bahwa kebutuhan untuk berprestasi adalah sesuatu yang berbeda dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan lainya, menurut David McClelland seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia ingin melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari karya orang lain. (Thoha, 2004: 236)

Menurut McClelland (Thoha, 2004: 236) ada beberapa karakteristik dari orang berprestasi antara lain :

1. Suka mengambil resiko yang moderat (moderate risk) pada umumnya nampak pada permukaan usaha, bahwa orang berprestasi tinggi resikonya juga besar tetapi penemuan David McClelland menunjukan lain. Sebagai ilustrasi David McClelland melakukan percobaan laboratorium, beberapa partisipan diminta olehnya untuk melempar lingkaran-lingkaran kawat pada pasak yang telah dipasang. Pada umumnya orang-orang tersebut melempar secara acak kadang-kadang agak jauh. Orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi


(30)

lebih tinggi cara melemparnya akan jauh lebih berbeda dengan cara kebanyakan orang tersebut. Orang ini akan lebih berhati-hati untuk mengukur jarak dia tidak akan terllau dekat supaya semua kawat bisa masuk pasak dengan mudah dan juga tidak terlalu jauh sehingga kemungkinan meleset itu besar sekali. Dia ukur jarak sedemikian rupa sehingga kemungkinan masuknya kawat lebih banyak dibanding dengan melesetnya, orang semacam ini mau berprestasi dengan suatu resiko yang moderat tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil resikonya.

2. Memerlukan umpan balik yang segera ciri ini amat dekat dengan karakteristik di atas. Seseorang yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi, pada umumnya lebih menyenangi akan semua informasi mengenai semua hasil-hasil yang dikerjaknaya. Informasi yang merupakan umpan balik yang bisa memperbaiki prestasinya di kemudian hari sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. Informasi itu akan memberikan kepadanya penjelasan, bagaimana ia berusaha mencapai hasil sehingga ia tahu kekuranganya yang nantinya akan diperbaikinya untuk prestasi berikutnya.

3. Memperhitungkan keberhasilan seseorang berprestasi tinggi pada umumnya hanya memperhitungkan keberhasilan prestasinya saja dan tidak memperdulikan penghargaan-penghargaan yang berupa materi. Ia lebih puas pada nilai intrinsik dari tugas yang dibebankan kepadanya sehingga menimbulkan prestasi dan sama sekali tidak mengharapkan materi atau penghargaan lain atas prestasi tersebut kalau dalam


(31)

berprestasi kemudian mendapat penghargaan, pujian, dan hadiah yang melimpah hal tersebut adalah bukanlah karena ia mengharapkan tetapi karena orang lain atau lingkungan di sekitarnya yang menghargainya. 4. Menyatu dengan tugas. Sekali orang yang berprestasi tinggi memilih

suatu tujuan untuk dicapai maka ia cenderung untuk menyatu dengan tugas pekerjaanya sampai ia benar-benar berhasil secara gemilang. Hal ini berarti ia bertekat akan mencapai tujuan yang telah dipilihnya dengan ketekatan hati yang bulat tidak setengah-setengah. Dia tidak bisa meninggalkan tugas yang selesai baru separo perjalanan dan dia tidak akan puas sebelum tugas pekerjaan tersebut selesai seluruhnya, dengan memberikan hasil maksimal. Tipe komitmen pada dedikasinya ini memancar dari kepribadianya yang teguh, yang kadangkala mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap orang yang berhubungan denganya. Orang lain merasakan bahwa orang yang berprestasi tinggi ini seringkali tidak bersahabat (loner). Dia lebih condong berpikir secara realistik mengenai kemampuanya dan tidak menyenangi orang lain bersama-sama dalam satu jalan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jelaslah bahwa tipe orang yang berprestasi tinggi ini tidaklah selalu ramah dengan orang lain.

Adapun Jay Hall bersama kelompoknya yang dapat dikatakan sebagai orang yang lebih baru dibandingkan David McClelland melaporkan hasil studinya yang agak menyeluruh tentang gaya manajer. Dia mengobservasi lebih dari 16.000 manajer dengan membaginya atas manajer-manajer yang mempunyai prestasi tinggi, tengah, dan rendah. (Thoha, 2004: 238)


(32)

Berikut ini adalah laporan hasil penemuanya :

1. Manajer yang mempunyai prestasi rendah, dapat diketahui lewat sifat pandanganya yang pesimis, dan mempunyai sifat dasar tidak percaya pada kemampuan bawahanya. Adapun manajer yang berprestasi tinggi menunjukan sifat yang berlawanan dari yang rendah prestasinya. Dia selalu optimis dan memandang bawahanya sebagai potensi yang berguna bagi kelanjutan organisasi.

2. Motivasi pribadi manajer itu dapat diproyeksikan pada bawahanya. Dengan demikian manajer dengan motivasi prestasi yang tinggi selalu memikirkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk bisa berprestasi. Dia berusaha membicarakan hal ini dengan para bawahanya dan berusaha mempolakan dalam struktur pekerjaan yang menjamin bawahan untum mencapai prestasi. Adapun manajer dengan motivasi prestasi yang moderat selalu memikirkan status simbol. Dan yang bermotivasi prestasi rendah senantiasa memikirkan tentang keamanan. Baik yang moderat maupun yang rendah mempunyai cara-cara yang sama dengan memotivasi bawahan.

3. Manajer yang mempunyai motivasi prestasi tinggi siap mempergunakan metode partisipasi dengan bawahanya, sementara itu yang moderat dan rendah tidak mempunyai kemauan untuk melibatkan bawahan dalam berperan serta pada pembuatan-pembuatan keputusan. 4. Manajer yang bermotivasi prestasi tinggi cenderung bersikap terbuka


(33)

manajer maupun dengan bawahanya. Adapun dengan yang bermotivasi prestasi yang moderat selalu dikuasai oleh perasaan dan ide-idenya sendiri. Sedangkan manajer yan bermotivasi prestasi rendah cenderung untuk menghindari berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lain. 5. Manajer berprestasi tinggi menunjukan sikapnya mau memikirkan baik

orang-orang yang ada dalam organisasinya maupun produksinya. Manajer yang berprestasi moderat mempunyai minat yang besar untuk memikirkan produksi dan perhatian yang rendah pada orang-orang. Adapun manajer yang berprestasi rendah selalu memperhatikan perlindungna diri dan tidak memperhatikan orang-orang dan produksi.

Berberapa hasil penemuan Hall menunjukan adanya perbedaan dengan penemuan David McClelland tentang berprestasi tinggi dan rendah. Suatu contoh disebutkan bahwa orang yang bermotivasi prestasi tinggi cenderung tidak bersahabat (loner) dan tidak menyenangi orang lain. Sementara itu penemuan Hall menyatakan bahwa orang yang bermotivasi prestasi tinggi cenderung berorientasi pada orang-orang, mau bersifat terbuka dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan bawahanya, berkehendak melakukan metode partisipasi, dan mau memikirkan atau memandang optimis bawahanya sebagai potensi yang bermanfaat.

2.2.5. Hirarki

Menurut Sudiro (2008: 41) unsur jabatan pada tenaga edukatif atau dosen. Jabatan dosen adalah jabatan fungsional dilingkungan perguruan tinggi meliputi Guru besar, lektor kepala, lektor, dan asisten ahli.


(34)

Menurut UU RI Tahun 2005 no.14 tentang guru dan dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan dan penelitian (pasal 1 ayat 2 halaman 3). Menurut SK Menpan No.59/MENPAN/1987 menunjukan bahwa :

1. Guru besar

Mengemban tugas dan melaksanakan tugas mandiri untuk semua bidang dan jenjang pendidikan.

2. Lektor kepala

Melaksanakan tugas mandiri untuk bidang I (pendidikan dan pengajaran mahasiswa), II (peneliti dalam pendidikan dan pengajaran mahasiswa) pada jenjang pendidikan S-1 dan S2.

3. Lektor

Melaksanakan tugas mandiri pada jenjang pendidikan S-1 dan S-2. Jabatan lektor dalam bidang pendidikan dan pengajaran serta peneliti dalam angka pendidikan dan pengajaran ditugaskan atas tanggung jawab tenaga pengajar lebih senior.

4. Asisten ahli

Ditugaskan atas tanggung jawab tenaga pengajar lebih senior dan membantu tugas mengajar yang lebih senior pada jenjang pendidikan S-1.

2.2.6. Karakteristik Biografis Personal

Karakteristik bigrafis personal meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan, masa kerja dan penghasilan keluarga.


(35)

Kepribadian adalah perpaduan antara faktor genetik dan pembelajaran serta lingkungan. Masa kerja juga berperan untuk mencapai tahapan kematangan profesi. Penghasilan berperan karena dimungkinkan sebagai umpan balik (feedback) atas prestasi seorang profesional seperti yang dijelaskan Gordon (1996).

Penjelasan umum menurut Robbins (2001: 45) adalah sebagai berikut :

1. Status Kawin

Tidak cukup studi untuk menarik kesimpulan mengenai efek status perkawinan pada produktivitas. Namun riset yang konsisten menunjukan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, mengalamai pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan kerjanya yang masih bujangan.

Perkawinan memaksakan tanggung jawab yang meningkat yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap berharga dan penting. Tetapi pertanyaan sebab-akibatnya tidaklah jelas. Sangat mungkin bahwa karyawan yang tekun dan puas lebih besar kemungkinanya adalah karyawan yang menikah.

2. Banyaknya tanggungan

Terdapat bukti yang kuat bahwa banyaknya anak yang dipunyai karyawan mempunyai korelasi yang positif dengan absensi, terutama diantara wanita. Serupa pula tampaknya bukti menunjukan suatu hubungan yang positif antara banyaknya tanggungan dan kepuasan kerja. Beberapa menyatakan bahwa anak-anak meningkatkan pergantian yang lain menunjukan bahwa mereka menunjukan pergantian yang lebih rendah.


(36)

3. Masa Kerja

Karakteristik biografis yang terakhir yang kita periksa adalah masa kerja. Dengan pengecualian beda pria dan wanita, agaknya tidak ada isu yang lebih merupakan subjek mitos dan spekulasi daripada dampak senioritas pada kinerja pekerjaan.

Telah dilakukan tinjauan riset berulang-ulang yang meluas terhadap senioritas produktivitas. Sementara kinerja masa lalu sering dikaitkan dengan keluaran dalam posisi baru, senioritas sendiri itu tidaklah merupakan peramal yang lebih dari produktif. Dengan kata lain, jika semua hal lain sama, tidak ada alasan untuk meyakini bahwa orang-orang yang telah lebih lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif daripada mereka yang senioritasnya lebih rendah. Secara konsisten ditemukan bahwa masa kerja berhubungan secara negatif dengan pergantian karyawan dan telah disarankan sebagai salah satu peramal tunggal yang baik mengenai pergantian. Bukti menandakan bahwa masa kerja pada suatu pekerjaan sebelumnya dari seorang karyawan merupakan suatu peramal yang ampuh dan keluarnya karyawan itu di masa depan.

2.2.7. Perbedaan Jenis Kelamin (Gender)

Menurut Kuntari dan Kusuma (2000: 77), pengertian gender yang pertama ditentukan adalah penggolongan gramatikal terhadap kata-kata lain yang berkaitan denganya secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin atau kenetralan.


(37)

Menurut Kuntari dan Kusuma pada bidang ilmu-ilmu sosial istilah gender diperkenalkan untuk memacu pada perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis yang menyangkut jenis kelamin.

Kamus besar bahasa Indonesia (2001, 469 dan 529) Mendefinisikan jenis adalah sesuatu yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus sedangkan kelamin adalah jodoh (laki-laki dan perempuan atau jantan dan betina). Sifat jasmani atau rohani yang membedakan dua makhluk sebagai jantan dan betina atau pria dan wanita, jenis laki-laki atau perempuan (genus). Jadi jenis kelamin adalah makhluk hidup yang terbagi dalam dua kelompok yaitu laki-laki (pria) dan perempuan (wanita).

Perbedaan jenis kelamin sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan. Namun pada sebagian besar organisasi perbedaan jenis kelamin atau yang biasa disebut dengan gender masih mempengaruhi kesempatan (opportunity) dan kekuasaan (power). Pembentukan perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal misalnya melalui sosialisasi, budaya yang berlaku serta kebiasaan-kebiasaan yang ada. Adanya diskriminasi dalam pekerjaan dapat menurunkan kinerja serta prospek karir wanita yang disebabkan karena adanya kesempatan yang terbatas dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan hubungan kerja yang dapat mendukung karir mereka. (Kuntari dan Kusuma, 2001: 76)

Perkembangan moral dan cara-cara berpikir wanita berbeda secara fundamental terhadap pria, selaras dengan itu Shaub (1994), Borkowski dan Ugrass (1996) juga mengatakan bahwa perkembangan moral berbeda karena gender dan pengaruh gender cukup kecil terhadap perkembangan moral (Thoma, 1986). Pengaruh gender ini muncul ketika perbedaan antara pria dan wanita dalam pengambilan keputusan. (Mustika, 2009: 168)


(38)

2.2.8. Pengaruh Hirarki Terhadap Kebutuhan Untuk Berprestasi

Bagi dosen yang telah melakukan pembelajaran, diperlukan evaluasi atas kinerja kedosenanya (instructional performance). Evaluasi ini diperlukan untuk menentukan apakah dosen yang bersangkutan perlu dinaikan pangkatnya (diberi penghargaan), atau diperbaiki kinerjanya. Seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia ingin melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari karya orang lain. (Thoha, 2004: 236)

Seseorang yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi, pada umumnya lebih menyenangi akan semua informasi mengenai semua hasil-hasil yang dikerjaknaya. Informasi yang merupakan umpan balik yang bisa memperbaiki prestasinya di kemudian hari sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. Informasi itu akan memberikan kepadanya penjelasan, bagaimana ia berusaha mencapai hasil sehingga ia tahu kekuranganya yang nantinya akan diperbaikinya untuk prestasi berikutnya, maka dapat disimpulkan bahwa hirarki berpengaruh terhadap kebutuhan untuk berprestasi

2.2.9. Pengaruh Karakteristik Biografis Personal Terhadap Kebutuhan Untuk Berprestasi

Keberhasilan seseorang dalam berprestasi tidak memperdulikan penghargaan-penghargaan yang berupa materi. Ia lebih puas pada nilai intrinsik dari tugas yang dibebankan kepadanya sehingga menimbulkan prestasi dan sama sekali tidak mengharapkan materi atau penghargaan lain atas prestasi tersebut kalau dalam berprestasi kemudian mendapat


(39)

penghargaan, pujian, dan hadiah yang melimpah hal tersebut adalah bukanlah karena ia mengharapkan tetapi karena orang lain atau lingkungan di sekitarnya yang menghargainya,

Menurut Widyastuti dan Sabeni kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen akuntansi mungkin dipengaruhi lingkungan budayanya sewaktu masih kanak-kanak, menempuh pendidikan dan lingkungan kerjanya. sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik biografis personal berpengaruh terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

2.2.10.Pengaruh Gender Terhadap Kebutuhan Untuk Berprestasi

Perbedaan jenis kelamin sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan. Namun pada sebagian besar organisasi perbedaan jenis kelamin atau yang biasa disebut dengan gender masih mempengaruhi kesempatan (opportunity) dan kekuasaan (power). Adanya diskriminasi dalam pekerjaan dapat menurunkan kinerja serta prospek karir wanita yang disebabkan karena adanya kesempatan yang terbatas dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan hubungan kerja yang dapat mendukung karir mereka. (Kuntari dan Kusuma, 2001: 76)

Perkembangan moral dan cara-cara berpikir wanita berbeda secara fundamental terhadap pria, selaras dengan itu Shaub (1994), Borkowski dan Ugrass (1996) juga mengatakan bahwa perkembangan moral berbeda karena gender. Dan pengaruh gender ini muncul ketika perbedaan antara pria dan wanita dalam pengambilan keputusan. (Mustika, 2009: 168), sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan gender dapat berpengaruh terhadap kebutuhan untuk berprestasi.


(40)

2.3. Kerangka Pikir

Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disusun sebuah diagram kerangka pikir seperti ini disajikan pada gambar 2.1, sebagai berikut :

Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori dan tujuan penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini

Diduga hirarki, karakteristik biografis personal dan gender berpengaruh terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

Hirarki (X1)

Gender (D)

Kebutuhan untuk berprestasi (Y)

Karakteristik biografis personal (X2)

Teknik Analisis Regresi Linier Berganda Dengan Variabel Dummy


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005: 126)

Berdasarkan model analisis, adapun variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas (X)

 (X1) = Hirarki

 (X2) = Karakteristik biografis personal

Variabel Dummy (D)

 (D) = Gender

Variabel terikat (Y)

 (Y) = Kebutuhan untuk berprestasi.

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas (X) 1. Hirarki (X1)

Unsur jabatan pada tenaga edukatif atau dosen. Jabatan dosen adalah jabatan fungsional dilingkungan perguruan tinggi meliputi Guru besar, lektor kepala, lektor, dan asisten ahli.


(42)

2. Karakteristik biografis personal (X2)

Karakteristik biografis personal adalah suatu keadaan yang membedakan seorang individu dalam hal ini seorang dosen dengan dosen lainya.

Variabel Dummy (D) 3. Gender (D)

Perbedaan jenis kelamin antara dosen pria dan wanita apakah terdapat perbedaan prestasi antara dosen pria dan wanita.

Variabel terikat (Y)

4. Kebutuhan untuk berprestasi (Y)

Adalah dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standart, bergulat dengan sukses dan tanggung jawab atas usaha yang telah dilakukan.

3.1.2. Pengukuran variabel

Adapun teknik pengukuran untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hirarki (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential. Menurut Nazir (2005 : 131).skala interval yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur.


(43)

Dalam teknik Semantic Defferential ini responden diminta untuk menilai suatu objek dengan menggunakan skala 5 (lima) poin dengan pola sebagai berikut

1 2 3 4 5

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban satu berarti cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju. Kesimpulan jawaban dengan nilai satu dan dua cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, jawaban nilai empat dan lima berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. (Sugiyono, 2006:15)

2. Karakteristik biografis personal (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential. Menurut Nazir (2005 : 131).skala interval yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur.

Dalam teknik Semantic Defferential ini responden diminta untuk menilai suatu objek dengan menggunakan skala 5 (lima) poin dengan pola sebagai berikut

1 2 3 4 5


(44)

Jawaban satu berarti cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju. Kesimpulan jawaban dengan nilai satu dan dua cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, jawaban nilai empat dan lima berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. (Sugiyono, 2006:15)

3. Gender (D)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal sebagai variabel Dummy. Skala nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori. (Sugiyono, 2006:15)

Dasar Ketentuan Untuk Variabel Dummy (D) :

 Pria : 0

 Wanita : 1

4. Kebutuhan untuk berprestasi (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential. Menurut Nazir (2005 : 131).skala interval yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur.

Dalam teknik Semantic Defferential ini responden diminta untuk menilai suatu objek dengan menggunakan skala 5 (lima) poin dengan pola sebagai berikut


(45)

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban satu berarti cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju. Kesimpulan jawaban dengan nilai satu dan dua cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, jawaban nilai empat dan lima berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. (Sugiyono, 2006:15)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono,2004 : 44)

Populasi dalam penelitian ini adalah Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur sebanyak 46 dosen (28 Dosen TPTO dan 18 Dosen LB)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004: 44). Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian. Untuk itu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling (penarikan sampel secara acak) yaitu setiap anggota populasi memiliki peluang yang besarnya sudah diketahui untuk terpilih sebagai sampel dan peneliti bisa memperkirakan besarnya kesalahan penarikan sampel (sampling error). Sedangkan metode


(46)

yang digunakan adalah sampel random sampling yaitu setiap populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel (Sumarsono, 2004 : 46).

Untuk menentukan jumlah responden yang akan dijadikan sampel digunakan rumus slovin, yaitu sebagai berikut :

n = 2

1 Ne

N

(Umar, 2001 : 74) Dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sample yang masih dapat ditolelir atau diinginkan (e = 10%).

Cara Perhitungan :

n = 2

) 1 , 0 .( 46 1 46  = 46 , 0 1 46

 = 31,50 = 32 responden

Berdasarkan dari perhitungan di atas, maka jumlah anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 dosen.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005: 109).


(47)

Sumber Data primer dalam penelitian ini berasal dari jawaban Kuesioner yang disebar pada 32 Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan histories yang tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 109).

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari ADMIK FE. 2009/2010, UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.3.2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan memberikan Anket (Kuisioner) kepada responden. Menurut Nazir (2005 : 246) Anket (Kuisioner) yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data (Nazir, 2005 : 246).

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas Data

Validitas suatu penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena itu jika kata sinonim dari reliabilitas yang tepat adalah konsistensi maka esensi dari validitas adalah akurasi.


(48)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005: 45)

Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002: 227) yaitu sebagai berikut :

1. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid.

2. Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel diukur dengan menggunakan beberapa indikator dan setiap indikator dijabarkan dalam beberapa pertanyaan dan menggunakan teknik semantic differential (Ghozali, 2005: 132)

Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 132) yaitu sebagai berikut :

1. Jika r alpha positif, serta r alpha > 0,6 maka item pertanyaan variabel tersebut reliabel.

2. Jika r alpha negatif, serta r alpha < 0,6 maka pertanyaan variabel tersebut tidak reliabel.


(49)

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004: 40).

Pedoman dalam pengambilan keputusan apakah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2004: 43)

1. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal.

3.5. Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan). Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu (Gujarati, 1999 : 153)

1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson (DW test), tetapi dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. (Gujarati, 1999 : 201).


(50)

2. Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2005 : 57-59)

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank spearman

Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 77) yaitu sebagai berikut :

1. Apabila nilai signifikan hitung (sig) > tingkat signifikan α = 0,05 maka H0 diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Apabila nilai signifikan hitung (sig) < tingkat signifikan α = 0,05 maka H0 ditolak berarti terjadi heteroskedastisitas.

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis


(51)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan model persamaan yang digunakan, sebagai berikut :

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3D + e

(Anonim, 2009: L-21) Keterangan :

Y = Kebutuhan untuk berprestasi a = Konstanta

X1 = Hirarki

X2 = Karakteristik biografis personal D = Gender

b1…3 = Koefisien regresi e = Standart Error

3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi (Anonim, 2009: L-21)

Hipotesis Statistik

1. Ho : b1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh hirarki, karakteristik biografis

personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi


(52)

H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi

2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05,, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

3.6.2.2. Uji Parsial

Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender secara parsial terhadap kebutuhan untuk berprestasi

Hipotesis Statistik

1. Ho : b1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender secara parsial terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

H1 : b1≠ 0, menunjukkan ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender secara parsial terhadap kebutuhan untuk berprestasi.


(53)

2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender secara parsial terhadap kebutuhan untuk berprestasi

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender secara parsial terhadap kebutuhan untuk berprestasi.


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur didirikan oleh para veteran pejuang kemerdekaan pada tanggal 5 Juli 1959. Pada awalnya merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bernama Akademi Adminitrasi Perusahaan Veteran (AAPV) surabaya,dengan keputusan Menteri Urusan Veteran Dimobilisasi Nomor 133/KPTS/1996. Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dan selanjutnya pada tanggal 30 Juni 1978 menjadi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor Kep/01/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang perataan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” cabang Jawa Timur yang semula di awah Universitas Penbangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta menjadi mandiri menjadi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor 0307/U/1994 atau 10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang peningkatan


(55)

pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan keterkaitan dan kewaspadaan terhitung mulai tanggal 1 April 1995 beralih status dari Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) di bawah Departemen Pertahanan dan Keamanan menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman (YKPBS) meliputi lima (5) Fakultas (Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan) dengan 16 jurusan atau program studi (Progdi), yang terakreditasi sebanyak 9 program studi dan sedang dalam proses akreditasi sebanyak 7 program studi.

Berdasarkan indtruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor Ins/01/II 1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelimpahan wewenang tanggung jawab pembina Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS). Yayasan Kejuang Panglima Besar Sudirman didirikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan dan Pangab dengan Akte Notaris Koesbiono Sarmanhadi,SH., Nomor 58 tanggal 26 Januari 1990 yang telah disempurnakan dengan akte Notaris Koesbino Sarmanhadi,SH., Nomor 14 tanggal 6 Maret 1996.

Yayasan Kejuangan Panglima Besar jenderal Sudirman (YKPBS) adalah induk dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.Jawa Timur dan Jakarta yang berkedudukan di Departemet Keamanan jalan Merdeka Barat 13 Jakarta juga membina Sekolah Menengah Umum (SMU) Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.


(56)

Saat ini Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mempunyai 7 (tujuh) Fakultas yaitu :

1. Fakultas Ekonomi dengan 3 jurusan yaitu Ilmu Ekonomi (Akerditasi B), Manajemen (Akreditasi B), dan Akuntansi (Akreditasi A).

2. Fakultas Pertanian dengan 2 jurusan yaitu Argeteknologi (Akreditasi B) dan Argibisnis (Akreditasi B).

3. Fakultas Teknologi Industri dengan 6 jurusan yaitu Teknik Kimia (Akreditasi B), Teknik Industri (Akreditasi A), Teknologo Pangan (Akreditasi A), Teknik Informatika (Akreditasi B), Sistem Informasi (Proses Akreditasi) dan Ilmu Komputer (Proses Akreditasi).

4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan 3 Jurusan yaitu Adminitrasi Publik (Akreditasi B), Adminitrasi Bisnis (Akreditasi A) dan Ilmu Komunikasi (Akreditasi B).

5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dengan 3 jurusan yaitu Teknik Arsitek (Akreditasi B), Teknik Lingkungan (Akreditasi B) dan Teknik Sipil (Akreditasi B).

6. Fakultas Hukum dengan jurusan Ilmu Hukum (Proses Akreditasi). 7. Program Pasca Sarjana dengan 3 Jurusan yaitu Magister Manajemen

Argibisnis (Akreditasi B), Magister Manajemen (Akreditasi B), dan Magister Akuntansi (Akerditasi B).

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur

Program pendidikan Starta I bidang ekonomi nasional merupakan suatu kebutuhan khususunya dalam pembangunan nasional era reformasi.


(57)

Program pendidikan S-1 Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa timur dimaksudkan untuk mengasilkan Sarjana Ekonomi yang mampu memenuhi tuntutan pembangunan nasional, mandiri, peka terhadap perubahan sosial dan IPTEK yang berkaitan dengan pembangunan ilmu ekonomi. Disamping itu Sarjan Ekonomi harus mampu memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengembangkan Demokrasi Pancasila dan UUD 1945.

Dengan bekal pengalaman Fakultas Ekonomi (FE) yang didirikan sejak 21 Maret 1966, yang semula bernama Akademik Adminitrasi Perusahaan Veteran (AAPV), FE UPN “Veteran” Jawa Timur selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dengan mencetak Sarjana Ekonomi yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah di buka program Magister Manajemen Agribisnis (MAA), dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (Mak) dengan ijin penyelenggara Nomor 230/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001.

4.1.3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Falsafah

Mencerdaskan SDM Indonesia melalui wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ adalah sebagian dari perbuatan mulia, dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Visi

Sebagai Perguruan Tinggi terdepan, modern dan mandiri dalam mengembagkan Tri Darama Penguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan


(58)

pionir Pembangunan yang profesional, inovatif, produktif, dilandasi moral pancasila, mempunyai jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman di bidang manajemen, akutanis dan moneter perbankan.

2. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, inovatif dan produktif yang mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha serta mampu menciptakan lapangan kerja.

3. Membekali dan menetapkan setiap mahasiswa agarmenjadi manusia yang bertawa kepada Tuhan Yang maha Esa, memiliki jiwa pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional.

Tujuan

Menunjang dan memberikan kontribusi yang nyata pada Pembangunan Nasional di bidang Pendidikan Tinggi dalam rangka terciptanya sarjana yang cakap, profesional, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap Pembangunan Nasional di dalam nilai-nilai sesanti “Widya Mwat Yasa”.

4.1.4. Lokasi FE ”UPN” “Veteran” Jawa Timur

Lokasi FE UPN “Veteran” Jawa Timur berada di JL Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya 60294.


(59)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 32 responden (Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur dan kuesioner tersebut terdiri dari 12 pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian.

Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, maka berikut ini adalah hasil dari jawaban kuisioner untuk masing masing variabel, yaitu

1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Hirarki (X1)”

Unsur jabatan pada tenaga edukatif atau dosen. Jabatan dosen adalah jabatan fungsional dilingkungan perguruan tinggi meliputi Guru besar, lektor kepala, lektor, dan asisten ahli.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai hirarki, dapat dilihat pada tabel 4.1, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Hirarki (X1)

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5

Item Pertanyaan

Resp% Resp% Resp% Resp% Resp%

1 21 65,63 5 15,63 1 3,13 4 12,50 1 3,13

2 11 34,38 14 43,75 3 9,38 1 3,13 3 9,38

3 16 50,00 9 28,13 2 6,25 2 6,25 3 9,38

4 14 43,75 9 28,13 4 12,50 2 6,25 3 9,38

Mean 48,44 28,91 7,81 7,03 7,81

Sumber : Lampiran. 1

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju yaitu sebesar 48,44% yang artinya bahwa tingkat hirarki dosen


(60)

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur adalah rendah

2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Karakteristik Biografis Personal (X2)”

Karakteristik biografis personal adalah suatu keadaan yang membedakan seorang individu dalam hal ini seorang dosen dengan dosen lainya.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai karakteristik biografis personal, dapat dilihat pada tabel 4.2, yaitu sebagai berikut : Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Karakteristik Biografis Personal (X2) Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5

Item Pertanyaan

Resp% Resp% Resp% Resp% Resp%

1 10 31,25 8 25,00 2 6,25 3 9,38 9 28,13

2 7 21,88 9 28,13 3 9,38 4 12,50 9 28,13

3 7 21,88 10 31,25 4 12,50 2 6,25 9 28,13

4 10 31,25 9 28,13 2 6,25 4 12,50 7 21,88

Mean 26,56 28,13 8,59 10,16 26,56

Sumber : Lampiran. 2

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 2 atau jawaban tidak setuju yaitu sebesar 28,13% yang artinya bahwa tingkat karakteristik biografis personal dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur adalah rendah


(61)

Perbedaan jenis kelamin antara dosen pria dan wanita apakah terdapat perbedaan prestasi antara dosen pria dan wanita.

Dasar Ketentuan Untuk Variabel Dummy (D) :  Pria : 0

 Wanita : 1

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai gender, dapat dilihat pada tabel 4.3, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Gender (D)

No Gender Jumlah %

1 Pria 17 53,125

2 Wanita 15 46,875

Jumlah 32 100

Sumber : Lampiran. 3

Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa dosen FE Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur terbanyak adalah pria yaitu 17 orang atau 53,125%, sedangkan terendah adalah wanita yaitu 15 orang atau 46,875%, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk berprestasi dikalangan dosen lebih di dominasi oleh pria.

4 Bagian IV berkaitan dengan pernyataan mengenai “Kebutuhan Untuk Berprestasi (Y)”

Adalah dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standart, bergulat dengan sukses dan tanggung jawab atas usaha yang telah dilakukan.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai kebutuhan untuk berprestasi, dapat dilihat pada tabel 4.4, yaitu sebagai berikut : Tabel. 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Kebutuhan Untuk Berprestasi (Y)


(62)

1 2 3 4 5 Pertanyaan

Resp% Resp% Resp% Resp% Resp%

1 10 31,25 7 21,88 3 9,38 6 18,75 6 18,75

2 9 28,13 11 34,38 2 6,25 3 9,38 7 21,88

3 7 21,88 8 25,00 2 6,25 7 21,88 8 25,00

Mean 27,08 27,08 7,29 16,67 21,88

Sumber : Lampiran. 4

Berdasarkan dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 dan 2 atau jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju yaitu sebesar 27,08% yang artinya bahwa tingkat kebutuhan untuk berprestasi dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur adalah rendah

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis. 4.3.1. Uji Analisis Data

4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas 4.3.1.1.1.Uji Validitas

Dasar analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r positif, maka butir atau item pertanyaan

tersebut adalah valid (Ghozali, 2002 : 135)

Berdasarkan dari hasil Uji Validitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, untuk masing – masing variabel, dapat dilihat pada tabel 4.5, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.5. Hasil Uji Validitas

Nilai r hitung Variabel Item

( Corrected Item - Total Correlation )

Nilai r tabel

Ket

Hirarki (X1) Butir_1 0,853 Valid

Butir_2 0,794 Valid

Butir_3 0,843 Valid

Butir_4 0,804

0,301


(1)

61

memperdulikan penghargaan-penghargaan yang berupa materi. Ia lebih puas pada nilai intrinsik dari tugas yang dibebankan kepadanya sehingga menimbulkan prestasi dan sama sekali tidak mengharapkan materi atau penghargaan lain atas prestasi tersebut kalau dalam berprestasi kemudian mendapat penghargaan, pujian, dan hadiah yang melimpah hal tersebut adalah bukanlah karena ia mengharapkan tetapi karena orang lain atau lingkungan di sekitarnya yang menghargainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik biografis personal tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat kebutuhan untuk berprestasi.

Dari hasil pengujian juga dapat diketahui bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi, hal ini menunjukan bahwa perbedaan gender dapat mempengaruhi kebutuhan untuk berprestasi. Pembentukan perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal misalnya melalui sosialisasi, budaya yang berlaku serta kebiasaan-kebiasaan yang ada. Adanya diskriminasi dalam pekerjaan dapat menurunkan kinerja serta prospek karir wanita yang disebabkan karena adanya kesempatan yang terbatas dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan hubungan kerja yang dapat mendukung karir mereka. (Kuntari dan Kusuma, 2001: 76) Perkembangan moral dan cara-cara berpikir wanita berbeda secara fundamental terhadap pria, selaras dengan itu Shaub (1994), Borkowski dan Ugrass (1996) dan pengaruh gender ini muncul ketika perbedaan antara pria dan wanita dalam pengambilan keputusan. (Mustika, 2009: 168), sehingga dapat disimpulkan bahwa


(2)

62

gender dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat kebutuhan untuk berprestasi.

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan untuk berprestasi, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini ádalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi dosen akuntansi, telah tercapai.

Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan bahan pertimbangan mengenai adanya keterkaitan antara hirarki dan karakteristik biografis personal antara dosen akuntansi pria dan wanita terhadap kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen dalam menanggapi lingkungan kerjanya.


(3)

63

Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu antara lain :

1. Adanya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden (Bapak / Ibu Dosen) di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.

2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Populasi yang diambil hanya berasal dari satu Jurusan saja, yang juga akan mempengaruhi pengambilan sampel, sehingga jumlahnya sedikit


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Dari hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji kesesuaian model dan uji t dapat diketahui adanya pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh hirarki, karakteristik biografis personal dan gender terhadap kebutuhan untuk berprestasi, teruji kebenarannya.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kebutuhan untuk berprestasi, dimasa yang akan datang, sebagai berikut :

1. Hendaknya pihak Universitas lebih memperhatikan adanya keterkaitan antara hirarki dan karakteristik biografis personal antara dosen akuntansi pria dan wanita terhadap kebutuhan untuk berprestasi seorang dosen dalam menanggapi lingkungan kerjanya.

2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kebutuhan untuk berprestasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan

Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Anton, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Belkoui, Ahmed, 1986. Teori Akuntansi, University Illinois, AT, Chicago Circle. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Cetakan Keempat, Erlangga, Jakarta.

Harahap, Sofyan S, 1991, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Erlangga, Jakarta

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keprilakuan, Salemba Empat, Jakarta.

Kuntari, Yeni dan Kusuma Indra W, 2001, Pengalaman Organisasi,Evaluasi terhadap Kinerja dan Hasil Karir Pada Kantor Akuntan Publik Pengujian Pengaruh Gender,Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol 16 no 1 hal 87.

Machfoeds, Mas’ud, 1999, Studi Persepsi Mahasiswa terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI) volume 3 no 1 hal 3, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Miarso, Yusufhadi, 2004, Pembinaan profesional dosen dan sarana pendukung, Direktur Akademi Negeri dan Koordinator Kopertis Seluruh Indonesia, Kencana, Jakarta.

Mustika, Rina, 2009, Analisis Perbedaan Kebutuhan Berprestasi Dosen Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur, Jurnal Strategi Akuntansi vol.1 no.2 hal. 158-178.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Robbins, Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi danAplikasi,

jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2002, Statistik non Parametik, Penerbit PT Elex Komputindo, Jakarta.


(6)

Sudiro, Ahmad, 2008, Pengaruh Timbal-balik Antara Kepuasan Kerja DenganKepuasanKeluarga dan Komitmen Kerja Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Kerja dan Karier Dosen, Jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol 10, no.1 hal. 38-49.

Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian, Penerbit UPN ”Veteran” Jawa Timur. Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi, edisi 3, BPFE, Yogyakarta

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta, Bandung.

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi :Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi 1 PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Umar, Husein, 2001, Metode Riset Bisnis, Cetakan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widyastuti, Dwi R dan Sabeni Arifin, 2003, Pengujian Empiris Profil

Kebutuhan Profesional (Profesional Needs) Dosen Akuntansi di Jawa,

SNA V1, Surabaya.

Weni, Nuraini, 2005, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi (Studi pada UPN Veteran JATIM dan Universitas Negeri Surabaya), Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

, 2005, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14, Tentang Guru

dan Dosen, Citra Umbara, Bandung

, 1987, SK Menpan, No 59, Penjelasan, Citra Umbara, Bandung.

, 2010, Profesionalisme Dosen, www.Google.com, Guru Profesionalisme dan Plagiarisme yang diakses pada tanggal 22 Februari 2010.