UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS V(LIMA) SDN GUNUNGSARI MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF

(1)

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS V(LIMA) SDN

GUNUNGSARI MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF

PROPOSAL PTK

oleh :

EVI NUR KHOTIMAH

NPM 09.141.079

PGSD / VII B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN 2012


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V(Lima) SDN Gunungsari Melalui Media CD Interaktif”. Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.

Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun dengan ketekunan dan kesabaran kami dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini tidak mungkin dapat terselesaikan oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Parji, M. Pd selaku Rektor IKIP PGRI Madiun 2. Bapak Susilo, S.Pd selaku Kepala SDN Gunungsari

3. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas di IKIP PGRI Madiun.

4. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelasini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian Tindakan Kelasini jauh dari kriteria sempurna baik dalam penulisan maupun penyusunan, maka untuk itu penulis mohon atas kritik dan saran yang membangun demi terciptanya kesempurnaan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini. Penulis berharap semoga Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang


(3)

membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Penelitian Tindakan Kelasini.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Madiun, Desember 2012 Penyusun


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN... 6

A. Kajian Pustaka... 6

1. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V.... 7

2. Media Pembelajaran CD Interaktif... 10

B. Hipotesis Tindakan... 15

BAB III METODE PENELITIAN... 16

A. Tanggal dan Waktu Penelitian... 16

B. Subyek Penelitian... 16

C. Prosedur Penelitian... 16

D. Teknik Pengumpulan Data... 24

E. Teknik Analisis Data... 27


(5)

(6)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Diantaranya dialog dalam lingkungan keluarga antara anak dan orang tua, antara ayah dan ibu, antara anak-anak menuntut keterampilan berbicara. Dalam Al-Qur’an, Allah juga memerintahkan manusia untuk berbicara yakni “Qul” yang berarti “katakanlah” yang terdapat pada awal ayat dari QS Al-Ikhlas, QS Al-Falaq, QS An-Naas, QS Al-Kafirun.

Setiap hari, mulai bangun tidur hingga akan tidur kembali, anak normal selalu melakukan aktivitas berbicara. Peran keluarga sangat penting dalam mewujudkan keterampilan berbicara. Keluarga harus aktif mengajak berbicara dan menciptakan kegiatan yang memancing aktivitas berbicara. Jangan sampai anak dibiarkan diam membisu terus menerus karena akan menghambat keterampilan berbicaranya.

Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar, pengetahuan dan keterampilan dasar untuk memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya dan untuk mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di sekolah yang lebih tinggi tingkatannya.


(7)

Berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi percakapawn, diskusi diantara teman dengan teman, tetangga dengan tetangga, kawan sepermainan, rekan sekerja, teman satu sekolah, satu fakultas, dan sebagainya. Mungkin pula terjadi percakapan di pasar, di pertemuan-pertemuan, dan sebagainya.

Salah satu dampak dari kurangnya pemanfaatan media secara optimal, (khususnya dalam pembelajaran berbicara) adalah masih rendahnya minat peserta didik. Keadaan ini mengakibatkan keterampilan peserta didik dalam berbicarapun masih rendah.

Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi modern dalam upaya pengembangan pendidikan tentu saja sangat tergantung pada jumlah dan kemampuan para ahli dalam bidang Teknologi Pendidikan. Kadang-kadang di suatu lembaga mampu membuat atau bahkan membeli sejumlah peralatan media. Namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah belum bisa dikatakan maksimal, sehingga keterampilan peserta didik dalam berbicara pun masih rendah. Permasalahan dalam berbicara juga terjadi pada peserta didik kelas V SDN Gunungsari Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun Jawa Timur.

Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas yang menyatakan bahwa rendahnya kemampuan berbicara peserta didik kelas V SDN Gunungsari Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun Jawa Timur, tampak dari beberapa tugas berbicara peserta didik pada semester 1. Mereka


(8)

cenderung diam ketika diajak berbicara ataupun berpendapat. Mereka kurang bisa nyambung saat berkomunikasi. Dari data yang ada juga menunjukkan bahwa pada hasil penilaian tersebut hanya sebagian kecil peserta didik 6 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas (batas ketuntasan dari guru), sedangkan sisanya mendapat nilai di bawah 70. Di antara tugas pertama, kedua, dan selanjutnya tidak ada peningkatan

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama kemampuan berbicara, diperlukan media pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti akan menerapkan media CD Interaktif yang terangkum dalam komputer dan ditayangkan dengan LCD (Liquid Crustal Display) pada pembelajaran berbicara. Sejumlah materi dan tugas-tugas pembelajaran terangkum dalam CD yang berupa tulisan dan video. Dengan multimedia ini, peserta didik yang bertipe auditori, visual, maupun kinestetis dapat teratasi. Mereka dapat melaksanakan pembelajaran melalui sesuatu yang didengar, dilihat, maupun digerak-gerakkan.

Dalam pengembangan kemampuan berbicara anak, seharunya guru lebih dominan pada penugasan-penugasan anak agar mampu berbicara, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini bisa dilakukan dalam bentuk individual maupun kelompok.

Bukan hanya masalah penguasaan bahasa yang menentukan kompetensi berbahasa peserta didik, melainkan juga penguasaan terhadap materi yang


(9)

dibahasakan. Kemampuan peserta didik mempergunakan bahasa untuk membahasakan materi penuturan secara tepat adalah tujuan akhir pembelajaran.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, diajukan beberapa permasalahan sebagai berkut:

1. Apakah penerapan pembelajaran melalui media CD Interaktif dapat meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas V SDN Gunungsari ?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas V SDN Gunungsari ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuaidengan hakikat penelitian tindakan kelas yang bermaksud memperbaiki proses pembelajaran, maka yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas

V SDN Gunungsari melalui media CD Interaktif

2. Mendiskripsikan penerapan pembelajaran dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas V SDN Gunungsari

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis.

Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik dengan penerapan media CD Interaktif

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi peserta didik


(10)

Penerapan media CD Interaktif dalam pembelajaran kemampuan berbicara dapat meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik sehingga kemampuan berbicaranya dapat meningkat.

b. Bagi guru

Melalui penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru-guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media CD Interaktif yang lebih inovatif dan lebih berorientasi pada proses sehingga kualitas pembelajarannya dapat meningkat.

c. Bagi sekolah

Memberi sumbangan positif pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Gunungsari

d. Bagi peneliti

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman mengenai penerapan media pembelajaran yang inovatif.


(11)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V

a. Karakteristik peserta didik kelas V

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang menngalami pertumbuhan baik perkembangan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, dimana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.

Piaget dalam Muchtar (2012 : 06 ) mengidentifikasi “tahap perkembangan anak yaitu : 1) tahap sensori motor anak usia 0 – 2 tahun, 2) tahap praoperasional anak usia 2 – 6 tahun, 3) tahap operasional konkrit anak usia 7 – 12 tahun, 4) tahap operasional formal usia 12 keatas.

Syaiful Bahri Djamarah (2008 : 125) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas antara lain :

1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit.


(12)

2) Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.

3) Ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.

4) Sebelum berumur 11 lebih anak masih membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya.

5) Anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasannya untuk bermain bersama.

Peserta didik kelas V SDN Gunungsari pada tahun 2011/2012 sebagian besar berumur 11 sampai 12 tahun. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada usia ini Peserta didik berada pada tahap perkembangan operasional formal. Pada tahap ini siswa sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal – hal yang abstrak dan mengunakan logika. Siswa mampu berfikir abstrak, menalar dengan logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

b. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan erat satu sama lain. Keterampilan berbahasa biasanya diperoleh melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis.


(13)

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa lisan. Dua-duanya berkaitan dengan bunyi bahasa. Berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan. Pembicara dan penyimak berganti peran secara spontan, mudah, dan lancar. Dalam menyimak seseorang mendapat informasi melalui ucapan atau suara. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa. Namun pada penulisan ini kami lebih mengkhususkan pembahasan pada keterampilan berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah keterampilan berbicara atau berujar dipelajari (Henri Guntur Tarigan, 2008: 3).

Gagne dan Berliner (dalam Dimyati & Mujiono, 2010: 208) mengemukakan bahwa kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan. Siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya memilih dan menggunakan kata atau kalimat sehingga informasi, ide, atau yang dikomunikasikannya dapat diterima secara mudah oleh pendengarnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa berbicara adalah kegiatan berbahasa lisan yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bunyi bahasa yang diucapkan berupa kata-kata maupun kalimat.


(14)

Keterampilan berbicara yaitu keterampilan tertentu untuk dapat menyampaikan gagasan-gagasannya dengan baik kepada lawan bicaranya. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik. Dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik, siswa dapat mengomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah maupun dengan penutur asing, dan juga menjaga hubungan baik dengan orang lain.

c. Pembelajaran Aspek Berbicara di Sekolah Dasar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang “Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah” memuat aspek berbicara yang dijabarkan dalam beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), khususnya kelas V Sekolah Dasar sebagai berikut: 1) SK 2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara, meliputi KD 2.1 Menanggapi penjelasan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lain-lain) dengan memperhatikan santun berbahasa; 2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik, dan benar; 2.3 Berwawancara sederhana

dengan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lain-lain) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa; 2) SK 6. Mengungkapkan pikiran dan persaan secara lisan dalam diskusi dan


(15)

bermain drama, meliputi KD 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa; 6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yangtepat(Depdiknas, 2008: 117-119).

Dalam penelitian ini, guru dan peserta didik melakukan pembelajaran KD 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Guru meminta peserta didik mengidentifikasi dan menanggapi beberapa permasalahan yang disajikan guru. Aspek-aspek yang dinilai mencakup keaktifan dan keterampilan peserta didik dalam mengungkapkan ide-idenya secara lisan selama proses pembelajaran.

2. Media Pembelajaran CD Interaktif

a. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sumanto (2011 : 38) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.


(16)

Menurut Miarso (dalam Sumanto, 2012: 4) media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Susilana (dalam Sumanto, 2012:5) menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkn untuk keperluan pembelajaran.

Ibrahim (dalam Abdul Majid, 2006:112) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian , minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai pembelajaran tertentu.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak


(17)

akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.

b. CD Interaktif

Menurut Wikipedia CD (Cakram Digital) adalah sebuah piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Berdasarkan kamus komputer dan teknologi informasi interaktif adalah Kemampuan sistem atau program yang bisa menanyakan sesuatu pada pengguna (mengadakan tanya jawab), kemudian mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut.

Pengembangan media pembelajaran CD Interaktif umumnya ada tampilan gambar diam, gambar gerak, teks, audio suara dan instrumen musik yang sesuai dengan isi materi ajarnya. Media CD interaktif merupakan sebuah produk pembelajaran berbantuan komputer yang mampu mengabungkan teks, audio, animasi dan vidio secara dinamis dan iteraktif. Media CD Interaktif mampu memindahkan sesuatu pengetahuan dari buku teks yang statis kepada suatu corak pembelajaran baru yang lebih menarik, dinamis dan interaktif dengan bantuan media-media tambahan selain teks seperti audio, video dan animasi.

Jadi CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya


(18)

c. Kelebihan dan kekurangan CD Interaktif sebagai Media Pembelajaran Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan media modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk), maupun alat paraga modern lainnya. Dengan beragam media tersebut, maka suatu system pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana menyenangkan mutlak diperlukan. Oleh karena itu tidak salah jika CD Interaktif merupakan salah satu alternatif media yang dapat menjawab kebutuhan tersebut.

Menurut Miarso (Sumanto, 2010:51) CD Interaktif menpunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan CD interaktif antara lain:

1) Penggunanya bisa berinteraksi dengan program computer. Maksudnya bahwa dalam CD Interaktif terdapat menu-menu khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh pengguna.

2) Menambah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah materi pelajaran yang disajikan CD Interaktif

3) Tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena


(19)

sistem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film TV, audio).

Sedangkan kekurangan CD interaktif antara lain; 1) Medium yang digunakan hanya computer

2) Membatasi target audience karena hanya pemakai komputer saja yang dapat mengaksesnya.

3) Pemeliharannya harus lebih hati-hati daripada buku (tidak boleh kena panas, tergores berat atau pecah).

Dari beberapa keunggulan CD Interaktif, dapat disimpulkan bahwa “CD Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. d. Jenis CD Interaktif

Saat ini di Indonesia banyak sekali dijual CD Interaktif. CD tersebut ada yang buatan asing dan ada pula yang buatan lokal (dalam negeri). Ada CD Interaktif untuk anak-anak balita, yang tujuannya merangsang aspek kognitif anak. Ada juga untuk pelajar SD, yang isinya antara lain mengenal huruf, belajar membaca dan berhitung, dan yang berisi aneka gambar. Sedangkan untuk sekolah menengah ada CD Interaktif berbagai mata pelajaran, seperti mengenal organ tubuh manusia (Sa’adun, 2012: 22). Selain itu, Propinsi Bali telah menggunakan CD Interaktif dalam mempromosikan pariwisatanya.


(20)

Perusahaan, baik pemerintah maupun swasta telah banyak memakai media ini untuk menginformasikan profilnya pada calon-calon investor.

Jenis CD Interaktif dengan asumsi menurut tujuannya dapat dibagi menjadi:

1) Komersial, seperti CD Interaktif tutorial maupun pembelajaran untuk anak-anak.

2) Non-Komersial, seperti CD Interaktif profil pemerintahan, wisata, kota, maupun profil perusahaan.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari kajian pustaka di atas dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Jika peserta didik kelas V SDN Gunungsari dibelajarkan berbicara Bahasa Indonesia melalui media CD Interaktif maka keakifan berbicarannya akan meningkat

2. Penerapan pembelajaran dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas V SDN Gunungsari


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gunungsari , Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun, Propinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan September 2012

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gunungsari , Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun dengan jumlah 18 anak, yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester I, Aspek Berbicara, Standar Kompetensi “2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara” dengan Kompetensi Dasar “6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Peneliti menerapkan


(22)

media CD Interaktif pada pembelajaran tersebut dengan pendekatan konstruktivisme model individual learning tipe examples non examples.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (dalam Mulyasa, 2011:10-11) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas , dengan paparan sebagai berikut:

1. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sutu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta anak didik dengan


(23)

memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu cermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2006: 3). Prosedur pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Adapun model tahap-tahap penelitian itu sebagai berikut :

Gambar 3.1 Tahap-tahap penelitian Sumber (Suharsimi Arikunto, 2006:16)

Dalam pelaksanaan penelitian, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Awal atau Tahap Perencanaan. Kegiatan pada tahap perencanaan antara lain: Penyusunan proposal, pengajuan perijinan, penyusunan instrumen penelitian, dan pelaksanaan survei atau penelitian awal.

Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan n Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan


(24)

2. Tahap Pengumpulan Data

Sesuai jenis penelitian yang dilakukan, pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan tindakan pembelajaran. Pengumpulan data melalui penelitian awal dan tindakan yang dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing tahapan melalui kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Sebagai gambaran, prosedur penelitian dalam pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Penelitian Awal

1) Perencanaan; perencanaan dilakukan dengan membuat persiapan-persiapan untuk memperoleh data awal, yakni dengan mengajukan permohonan ijin, membuat proposal, membuat pedoman wawancara, membuat lembar pengamatan. Pelaksanaan penelitian awal ini dimulai dengan mengamati proses pembelajaran, dengan mengisi lembar pengamatan, membuat catatan lapangan, dan melakukan wawancara, mencatat daftar nilai hasil pembelajaran berbicara, dan membuat dokumen berupa foto-foto kegiatan.

2) Pelaksanaan; dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran berbicara, membuat catatan lapangan, mengadakan tes atau penilaian praktik berbicara, dan memberi tugas untuk berbicara.


(25)

b. Kegiatan Siklus I

1) Perencanaan tindakan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan setelah peneliti memeroleh gambaran utuh masalah pembelajaran dan faktor penyebabnya yang didasarkan pada hasil identifikasi masalah pembelajaran dan analisis faktor penyebab masalah. Selain itu, perencanaan tindakan pembelajaran ini juga dirancang oleh guru setelah guru sebagai peneliti menemukan tindakan pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah kelas. Dalam upaya menemukan tindakan pembelajaran yang dipandang tepat untuk diterapkan dalam mengatasi masalah kelas, peneliti melakukan kajian teori.

Setelah peneliti menemukan masalah kelas dan tindakan pembelajaran yang akan diterapkan, langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam perencanaan ini adalah mencari mitra yang seprofesi untuk secara kolaboratif terlibat dalam peneltian, khususnya sebagai pengamat dalam aktivitas pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti meminta bantuan Erwin Desi Lestari selaku mahasiswa PPL SDN Gunungsari untuk menjadi pengamat dan pelaksanaan tindakan pembelajaran.

Setelah ada kesepahaman dengan guru mitra, peneliti secara kolaboratif melakukan hal-hal sebagai berikut:


(26)

a) Melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan kepada peserta didik

b) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan memerhatikan indikator-indikator hasil belajar

c) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang menunjang pembentukan SK-KD dalam rangka implementasi PTK

d) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pembelajaran

e) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

f) Menyusun lembar penilaian untuk mengetahui hasil

performansi yang dilaksanakan siswa. Lembar penilaian ini disusun menjadi dua yaitu untuk guru dan siswa.

g) Mempersiapkan checklist pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian indikator sebagai pedoman observasi

h) Menyusun angket untuk menanyakan pendapat siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan

i) Menyusun pedoman wawancara untuk guru 2)Tindakan / pelaksanaan


(27)

Pada pelaksanaan tindakan ini mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, serta proses perbaikan yang akan dilakukan. Kegiatan pembelajaran siklus I ini dimulai dengan salam dan presensi kehadiran siswa. Setelah siswa siap untuk pembelajaran, guru melanjutkan kegiatan proses pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru memberikan apersepsi sesuai dengan materi

b) Guru menjelaskan tentang SK, KD, indikator, tujuan, metode, serta materi pembelajaran

c) Guru menayangkan CD Interaktif lewat LCD.

d) Peserta didik memperhatikan / mengamati tayangan LCD

e) Peserta didik menjelaskan masalah / peristiwa pada tayangan LCD kemudian mengidentifikasi, menanggapi atau memberi komentar serta mengungkapkan alasan yang logis.

f) Peserta didik dibimbing guru menarik kesimpulan materi. g) Refleksi dan penguatan

h) Peserta didik mencatat tugas dari guru yakni membuat kliping tentang beberapa peristiwa atau permasalahan aktual dari berbagai media.

3) Observasi/pengamatan

Observasi dilaksanakan untuk mengamati dan merekam gejala-gejala yang muncul baik berupa gejala-gejala positif yang mendukung


(28)

pembelajaran, maupun gejala negatif yang menghambat pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk catatan lapangan, angket, hasil wawancara, dan dengan memanfaatkan format panduan observasi/pengamatan. Untuk menilai keterampilan berbicara perlu dilakukan observasi terhadap aktifitas siswa dalam merespon pertanyaan-pertanyaan guru, bertanya ketika ada istilah/materi yang kurang dipahami, antusias dalam mengamati tayangan, menanggapi peristiwa yang sisajikan guru, mempunyai ide yang tepat dalam menyampaikan alasan pendapatnya. Penilaian pada tahap ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi keterampilan berbicara. 4) Refleksi.

Setelah satu siklus berakhir maka dilakukan refleksi bersama guru mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai acuan dari refleksi ini adalah hasil penilaian keterampilan berbicara siswa. Dari hasil penilaian refleksi, dapat diketahui ketercapaian indikator kinerja. Apabila terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung dicari solusi untuk mengatasinya dan dilaksanakan pada proses pembelajaran berikutnya. Apabila terdapat kelebihan pada proses pembelajaran yang telah berlangsung akan dipertahankan pada proses pembelajaran berikutnya.


(29)

c. Kegiatan Siklus II

Seperti halnya siklus I. Pada siklus dua ini kegiatan mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanakan tindakan, dan observasi, refleksi dan perbaikan rencana.

Kegiatan pada siklus II ini akan disesuaikan dengan masalah-masalah proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada Siklus I, apa yang belum dicapai pada siklus I akan dilanjutkan dan diatasi pada siklus II, sehingga pada rancangan penelitian ini peneliti belum bisa mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan perbaikan-perbaikan apa saja yang akan dilakukan pada siklus II ini.

3. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan dikelompokkan, kemudian dianalisis. Penganalisisan dengan cara mendeskripsikan dan membandingkan data dari tahap awal hingga tahap akhir. Penelitian ini penelitian kualitatif, sehingga analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data awal dan data siklus I. Jika perkembangan kemampuan siswa telah mencapai indikator yang ditetapkan, maka penelitian diakhiri pada siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data


(30)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara; yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam pedoman wawancara untuk memeroleh data tentang proses pembelajaran dan keterampilan berbicara terhadap subjek penelitian. Pedoman wawancara dan hasilnya terlampir pada bagian akhir laporan ini, sedang analisis dan pembahasannya terdapat pada bab IV. b. Observasi

Teknik observasi ini dilaksanakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak pada proses pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk catatan lapangan, angket, hasil wawancara, dan dengan memanfaatkan format panduan observasi/pengamatan. Untuk menilai keterampilan berbicara perlu dilakukan observasi terhadap aktifitas siswa dalam merespon pertanyaan-pertanyaan guru, bertanya ketika ada istilah/materi yang kurang dipahami, antusias dalam mengamati tayangan, menanggapi peristiwa yang sisajikan guru, mempunyai ide yang tepat dalam menyampaikan alasan pendapatnya. Penilaian pada tahap ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi keterampilan berbicara.

c. Pengamatan; pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk memeroleh data,


(31)

membuat catatan lapangan sebagai perekam data yang berupa tulisan, serta mendeskripsikan pembicaraan peserta didik dan guru selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan, catatan lapangan yang telah diisi dan dibuat selama penelitian, dikumpulkan, kemudian dianalisis.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses pembelajaran yang mengambarkan langkah-langkah konkrit yang dipraktekkan guru (peneliti) dalam proses pembelajaran. Data fokus masalah tentang keterampilan berbicara siswa yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup dokumentasi foto dan rekaman keterampilan berbicara peserta didik. Peristiwa-peristiwa yang tampak dan sesuai fokus penelitian misalnya ketika siswa mengajukkan jari, siswa membacakan tugas yang diberikan dan lain-lain akan didokumentasikan

e. Teknis tes

Teknik tes dilakukan dengan tes unjuk kerja (performance) dalam keterampilan berbicara yaitu untuk mengetahui keterampilan berbicara peserta didik dengan menerapkan CD Interaktif.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang diperlukan adalah : a. Pedoman wawancara/daftar pertanyaan b. Lembar pengamatan


(32)

c. Catatan lapangan d. Hasil wawancara

e. Rekaman keterampilan berbicara peserta didik f. Daftar nilai terhadap keterampilan berbicara g. Gambar/foto kegiatan

E. Teknik Analisis Data

1. Model Pengelompokan Data

Data yang telah diperoleh baik dari hasil wawancara, lembar pengamatan, catatan lapangan, penilaian terhadap kegiatan keterampilan berbicara, hasil karya siswa dan foto-foto dikelompokkan sesuai dengan tingkatan pemerolehan data. Pengelompokan data ini dimaksudkan agar penganalisisan data lebih mudah. Baik menggolongkan sesuai tingkat pencapaian, maupun membandingkan antar tingkat perolehan, yakni data awal dan data siklus I yang diharapkan sekaligus sebagai data akhir. Sehingga pengelompokannya menjadi :

a. Data penelitian awal : 1) Hasil pengamatan, 2) Hasil wawancara, 3) catatan lapangan, 4) Nilai dari guru mata pelajaran, dan 5) Foto-foto kegiatan.

b. Data siklus I : 1) Hasil pengamatan, 2) Nilai praktik berbicara, 3) Catatan lapangan/rekaman keterampilan berbicara peserta didik, dan 4) Nilai keterampilan berbicara, 5) Foto-foto kegiatan.


(33)

2. Teknik Analisis Data

Penganalisisan data yang dilakukan dengan teknik deskripsi kualitatif dan komparatif, yakni dengan mendeskripsikan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil penilaian, dan catatan lapangan pada setiap tahap membandingkan data antar tahap untuk mengetahui perkembangannya. a. Pada tahap awal, dideskripsikan data hasil pengamatan pada lembar

pengamatan, hasil wawancara, catatan lapangan dan daftar nilai keterampilan berbicara peserta didik.

b. Pada siklus I, dideskripsikan data yang diperoleh dari hasil tindakan siklus I, dan dibandingkan dengan data pada tahap awal. Perbedaan hasil dari tahap awal dengan hasil dari siklus I, merupakan hasil tindakan pada siklus I.

c. Jika hasilnya belum mencapai indikator kinerja atau tujuan yang diharapkan, maka tindakan akan dilanjutkan pada siklus II.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Muchtar. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran SD. Malang : PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang

Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitin Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sa’adun. 2012. Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Ilmiah. PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT Bumi Aksara. Sumanto. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran SD. Malang : PSG

Universitas Negeri Malang

Sumanto. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran SD. Malang : PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Penelitian Tindakan Kelas : Malang :Universitas Negeri Malang


(1)

c. Kegiatan Siklus II

Seperti halnya siklus I. Pada siklus dua ini kegiatan mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanakan tindakan, dan observasi, refleksi dan perbaikan rencana.

Kegiatan pada siklus II ini akan disesuaikan dengan masalah-masalah proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada Siklus I, apa yang belum dicapai pada siklus I akan dilanjutkan dan diatasi pada siklus II, sehingga pada rancangan penelitian ini peneliti belum bisa mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan perbaikan-perbaikan apa saja yang akan dilakukan pada siklus II ini.

3. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan dikelompokkan, kemudian dianalisis. Penganalisisan dengan cara mendeskripsikan dan membandingkan data dari tahap awal hingga tahap akhir. Penelitian ini penelitian kualitatif, sehingga analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data awal dan data siklus I. Jika perkembangan kemampuan siswa telah mencapai indikator yang ditetapkan, maka penelitian diakhiri pada siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data


(2)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara; yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam pedoman wawancara untuk memeroleh data tentang proses pembelajaran dan keterampilan berbicara terhadap subjek penelitian. Pedoman wawancara dan hasilnya terlampir pada bagian akhir laporan ini, sedang analisis dan pembahasannya terdapat pada bab IV. b. Observasi

Teknik observasi ini dilaksanakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak pada proses pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk catatan lapangan, angket, hasil wawancara, dan dengan memanfaatkan format panduan observasi/pengamatan. Untuk menilai keterampilan berbicara perlu dilakukan observasi terhadap aktifitas siswa dalam merespon pertanyaan-pertanyaan guru, bertanya ketika ada istilah/materi yang kurang dipahami, antusias dalam mengamati tayangan, menanggapi peristiwa yang sisajikan guru, mempunyai ide yang tepat dalam menyampaikan alasan pendapatnya. Penilaian pada tahap ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi keterampilan berbicara.

c. Pengamatan; pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk memeroleh data,


(3)

membuat catatan lapangan sebagai perekam data yang berupa tulisan, serta mendeskripsikan pembicaraan peserta didik dan guru selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan, catatan lapangan yang telah diisi dan dibuat selama penelitian, dikumpulkan, kemudian dianalisis.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses pembelajaran yang mengambarkan langkah-langkah konkrit yang dipraktekkan guru (peneliti) dalam proses pembelajaran. Data fokus masalah tentang keterampilan berbicara siswa yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup dokumentasi foto dan rekaman keterampilan berbicara peserta didik. Peristiwa-peristiwa yang tampak dan sesuai fokus penelitian misalnya ketika siswa mengajukkan jari, siswa membacakan tugas yang diberikan dan lain-lain akan didokumentasikan

e. Teknis tes

Teknik tes dilakukan dengan tes unjuk kerja (performance) dalam keterampilan berbicara yaitu untuk mengetahui keterampilan berbicara peserta didik dengan menerapkan CD Interaktif.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang diperlukan adalah : a. Pedoman wawancara/daftar pertanyaan b. Lembar pengamatan


(4)

c. Catatan lapangan d. Hasil wawancara

e. Rekaman keterampilan berbicara peserta didik f. Daftar nilai terhadap keterampilan berbicara g. Gambar/foto kegiatan

E. Teknik Analisis Data

1. Model Pengelompokan Data

Data yang telah diperoleh baik dari hasil wawancara, lembar pengamatan, catatan lapangan, penilaian terhadap kegiatan keterampilan berbicara, hasil karya siswa dan foto-foto dikelompokkan sesuai dengan tingkatan pemerolehan data. Pengelompokan data ini dimaksudkan agar penganalisisan data lebih mudah. Baik menggolongkan sesuai tingkat pencapaian, maupun membandingkan antar tingkat perolehan, yakni data awal dan data siklus I yang diharapkan sekaligus sebagai data akhir. Sehingga pengelompokannya menjadi :

a. Data penelitian awal : 1) Hasil pengamatan, 2) Hasil wawancara, 3) catatan lapangan, 4) Nilai dari guru mata pelajaran, dan 5) Foto-foto kegiatan.

b. Data siklus I : 1) Hasil pengamatan, 2) Nilai praktik berbicara, 3) Catatan lapangan/rekaman keterampilan berbicara peserta didik, dan 4) Nilai keterampilan berbicara, 5) Foto-foto kegiatan.


(5)

2. Teknik Analisis Data

Penganalisisan data yang dilakukan dengan teknik deskripsi kualitatif dan komparatif, yakni dengan mendeskripsikan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil penilaian, dan catatan lapangan pada setiap tahap membandingkan data antar tahap untuk mengetahui perkembangannya. a. Pada tahap awal, dideskripsikan data hasil pengamatan pada lembar

pengamatan, hasil wawancara, catatan lapangan dan daftar nilai keterampilan berbicara peserta didik.

b. Pada siklus I, dideskripsikan data yang diperoleh dari hasil tindakan siklus I, dan dibandingkan dengan data pada tahap awal. Perbedaan hasil dari tahap awal dengan hasil dari siklus I, merupakan hasil tindakan pada siklus I.

c. Jika hasilnya belum mencapai indikator kinerja atau tujuan yang diharapkan, maka tindakan akan dilanjutkan pada siklus II.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Muchtar. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran SD. Malang : PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang

Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitin Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sa’adun. 2012. Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Ilmiah. PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT Bumi Aksara. Sumanto. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran SD. Malang : PSG

Universitas Negeri Malang

Sumanto. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran SD. Malang : PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Penelitian Tindakan Kelas : Malang :Universitas Negeri Malang


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Implementasi Strategi Debat Aktif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Belang

0 1 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF: PTK di Kelas V SDN Pasirbuah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang.

0 0 46

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI MEDIA KOMIK.

3 8 368

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas X- C SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Schlangen und Leitern.

1 5 375

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 PENGASIH KULON PROGO MELALUI TEKNIK TIME TOKEN.

1 6 369