MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF: PTK di Kelas V SDN Pasirbuah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang.

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI

PENDEKATAN KOMUNIKATIF

(PTK di Kelas V SDN Pasirbuah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Oleh

IRMAYANTI

0903738

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI

PENDEKATAN KOMUNIKATIF

Oleh Irmayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

© Irmayanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh : IRMAYANTI

0903738

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pasirbuah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dra.Nenden Sundari, M.Pd NIP. 19630530 198803 2 001

Pembimbing II

Dra.Ita Rustiati Ridwan, M.Pd NIP. 19610523 198803 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Program S-1 PGSD Kampus Serang

Drs.Ajo Sutarjo, M.Pd


(4)

(5)

ABSTRAK

“Irmayanti (2013) ”Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Komunikatif di Kelas V SDN Pasir Buah Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Serang 2013. Penelitian ini

dilatar belakangi oleh kenyataan di lapangan yang menunjukan bahwa keterampilan berbicara masih dianggap sukar. Pembelajaran berbicara ada masalah seperti kurangnya siswa berkomunikasi dengan guru secara lisan mengenai materi pembelajaran, siswa sulit mengucapkan lafal bahasa Indonesia dengan baik dan tepat. Rumusan masalah bagaimana aplikasi pebelajaran berbicara dengan pendekatan komunikatif. Bagaimana keterampilan berbicara siswa setelah menggunakan pendekatan komunikatif. Tujuan ingin mengetahui kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan pendekatan komunikatif. Ingin membantu meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan komunikatif yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sampel penelitian siswa kelas V dengan jumlah 26 siswa. Menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan jumlah 26 siswa. Penelitian ini ada tiga siklus setiap siklus terdiri dari empat langkah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dan hasil penelitian ini di peroleh rata-rata pra siklus 5,7, hasil siklus I rata-rata-rata-rata 6,8, hasil siklus II rata-rata-rata-rata 7,7, siklus III rata-rata 8,8 dan kesemuanya berpredikat baik.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Oprasional ... 5

BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS LIMA SDN PASIR BUAH KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN SERANG A. Keterampilan Berbicara ... 8

1. Pengertian berbicara ... 8

2. Konsep pembelajaran berbicara ... 11

3. Ciri-ciri pengajaran berbicara ... 12

B. Pendekatan Komunikatif ... 14

1. Konsep pendekatan komunikatif ... 14


(7)

C. Kajian Hasil Penelitian ... 17

1. Kajian Hasil Penelitian Berdasarkan Pendekatan Komunikatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia ... 17

D. Kerangka Berfikir ... 19

1. Langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan menggunakan pendekatan komunikatif... 20

E. Hipotesis Tindakan... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metodelogi Penelitian Tindakan Kelas ... 24

1. Model Peroses ... 25

2. Posedur Penelitian ... 27

a. Perencanaan Tindakan ... 27

b. Pelaksanaan Tindakan ... 27

c. Observasi ... 27

d. Refleksi ... 28

B. Proses Tindakan ... 30

1. Proses Prasiklus ... 30

2. Proses Siklus Satu ... 32

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 34

1. Subjek Penelitian ... 34

2. Lokasi Penelitian ... 34

D. Kedudukan Peneliti Penelitian ... 35

E. Instrumen Penelitin ... 35

1. Tes dalam berbicara ... 36

2. Obsevasi... 37


(8)

D. Analisa Data ... 45

1. Penyeleksian data dan pengolahan data ... 46

2. Mentabulasi data ... 48

3. Catatan lapangan ... 48

4. Interpretasi data ... 48

5. Kesimpulan ... 48

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS PEMBAHASAN DAN PENELITIAN A . Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

1. Studi Penjajakan ... 49

B. Pra Siklus ... 50

1. Perencanaan... 50

2. Observasi ... 50

3. Refleksi ... 51

4. Kemampuan Siswa ... 52

C. Siklus I ... 53

1. Perencanaan... 53

2. Tindakan ... 54

3. Observasi ... 59

4. Refleksi ... 60

5. Kemampuan Siswa ... 62

D. Siklus II ... 63

1. Perencanaan... 63

2. Tindakan ... 64

3. Observasi ... 66


(9)

5. Kemampuan Siswa ... 69

E. Siklus III ... 70

1. Perencanaan... 70

2. Tindakan ... 71

3. Observasi ... 73

4. Refleksi ... 75

5. Kemampuan Siswa ... 76

F. Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 80

B. Rekomendasi ... 81 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN REKOMENDASI


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar, karena dengan bahasa diharapkan siswa dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang kala keterampilan berbicara dalam pembelajaran di kelas siswa kurang begitu lancar terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang sedang di ajarkan. Hal yang perlu diperhatikan pada pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek diantaranya : mendengarkan, menyimak, menulis, dan berbicara.

Dari keempat aspek tersebut keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa. Dengan maksud untuk mempermudah berkomunikasi dengan siapapun.

Kusuma.(2008:28). Bahwa keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki siswa. Karena keterampilan berbicara harus dimiliki oleh semua orang dan pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang di dalamnya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah maupun yangtimbal-balik ataupun keduanya. Dengan keterampilan yang dimilikinya maka siswa mampu menyampaikan pesan sehingga berkomunikasi dengan siapa pun baik dengan guru maupun dengan teman sekelasnya.


(11)

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pasirbuah dalam hal pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata guru dalam proses pembelajaran di kelas V hanya menyuruh siswa membaca dan menulis tetapi dalam hal berbicara, bertanya, berkomunikasi, siswa sulit dan maka siswa kurang komunikatif. Metode yang di gunakan dalam KBM kurang begitu mendukung hanya menggunakan metode ceramah, sehingga proses pembelajaran berbicara monoton dan membosankan. Untuk itu siswa sulit memahami materi pelajaran. Jika dilihat dari tes hasil belajar siswa rata-rata 5,7 terutama dalam berbicara tidak memenuhi nilai KKM yang diharapkan dari sekolah yaitu 65%.

Berdasarkan masalah tersebut diatas maka, perlu suatu perubahan dalam proses pembelajaran yang sifatnya lebih terbuka agar siswa berani untuk berbicara dengan menggunakan pendekatan komunikatif.

Tarigan.(1996:315) “pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang khusus berlaku dan digunakan dalam pengajaran bahasa dan fungsi

komunikasi”.

Dengan memahami pendekatan komunikatif siswa di harapkan lebih aktif dalam belajar dan siswa akan lebih terampil dalam berbicara. Melalui pendekatan komunikatif peneliti berharap adanya suatu perubahan yang signifikan bagi siswa dengan belajar. Setelah dilakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas V dan melihat nilai.

Berdasarkan dari uraian tersebut di atas maka peneliti langsung membuat permasalahan yang di hadapi siswa melalui penelitian tindakan kelas yang diberi judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam


(12)

pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Komunikatif di kelas V SD Negeri Pasirbuah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam penelitian di buat suatu rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana aplikasi pebelajaran berbicara dengan pendekatan pendekatan komunikatif pada siswa kelas V SDN Pairbuah?

2. Bagaimana keterampilan berbicara siswa SDN Pairbuah kelas V setelah menggunakan pendekatan komunikatif ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui kemampuan siswa dalam berbicara dengan menggunakan pendekatan komunikatif di kelas V SDN Pairbuah.

2. Ingin membantu meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan komunikatif di kelas V SDN Pairbuah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis


(13)

a. Untuk mengetahui secara nyata tentang meningkatkan keterampilan berbicara dengan pendekatan komunikatif b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif

c. Sebagai fakta pembelajaran berbicara yang menerapkan pendekatan komunikatif

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

 Siswa lebih terampil dalam berbicara  Siswa lebih terampil dalam belajar  Hasil belajar siswa

b. Bagi Guru

 Menambah wawasan dan pembelajaran bahasa indonesia  Dapat memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa Indonesia

melalui pendekatan komunikatif

 Dapat mengukur keberhasilan hasil belajar siswa

 Dapat menentukan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih kondusif

c. Bagi Peneliti

 Menambah wawasn tentang penggunaan pendekatan komunikatif di SD Negeri Pasirbuah

 Membantu permasalahan yang di hadapi siswa dalam penggunaan pendekatan komunikatif di kelas V SD Negeri Pasirbuah


(14)

d. Bagi Sekolah

 Meningkatkan profesional guru  Meningkatkan mutu pendidikan

 Menentukan suasana belajar yang kondusif

E. Definisi Oprasional

1. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan bahasa yang tidak kalah pentinggnya dari keterampilan bahasa yang lainnya, terlebih lagi bagi siswa sekolah dasar. Walaupun demikian, keterampilan berbahasa yang satu ini kurang mendapat perhatian secara serius dalam pengajaran bahasa indonesia di sekolah dasar. Jika demikian halnya, wajarlah lulusan sekolah dasar kita belum memiliki bekal yang cukup untuk berbicara dalam kegiatan semacam wawancara, seminar, diskusi, dan kegiatan sejenisnya yang menuntut keterampilan secara lisan.

Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut. Tarigan.(1986:3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan orang


(15)

tersebut. Dari pernyataan berikut berarti seseorang sadar maupun tanpa di sadari haruslah mengucap bunyi-bunyi harus dengan arikulasi yang jelas dan kata-kata yang mudah di pahami.

(Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia 1996:144) berbicara adalah suatu berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat, dengan berbicara manusia dapat mengungkapkan ide, gagasan, perasaan kepada orang lain sehingga dapat melahirkan suatu intraksi. Berdasarkan kamus besar di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan untuk melahirkan intraksi kepada orang lain.

Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak” Tarigan.(1981:15), sedangkan Linguis berkata bahwa “speaking is language” Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan atau suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara. Dari kutipan di atas keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan keterampilan menyimak. Sedangkan menurut Arsjad dan Mukti U.S di dalam tim dosen bahasa Indonesia UPI (2008 :

60) “Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucap untuk mengekpresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan


(16)

perasaan”. Dari pernyataan di atas keterampilan berbicara di tekankan dalam hal menyampaikan informasi pada saat berbicara.

2. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya secara lisan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami.

Dalam pengajaran keterampilan berbicara, Scott dalam Johnson dan Morrow (1981), mengemukakan “A Communicative approach to

speaking emphasises the use of language above the level of the sentence”.

Dari pernyataan di atas dengan demikian, menggunakan pendekatan komunikatif dalam pengajaran keterampilan berbicara, maka level atau tingkatan bahan ataupun bahasa yang disejajarkan di atas tingkatan kalimat.


(17)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metodelogi Penelitian Tindakan Kelas

“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilkukan oleh guru

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”.

Wardani dkk, (2003:14). penelitian tindakan (action research) bertujuan untuk memperbaiki dan peningkatkan pelayanan guru dalam proses belajar.

Dengan melakukan tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan di kelas. Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan peraktek pendidikan jika di sekitarnya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui penelitian tindakan kelas guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran yang lebih aktif, optimal dan fungsional.

Dari uraian tersebut jelas bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yag dilakukan dalam rangka memperbaikipembelajaran secara beberapa kali, dalam hal ini daur penelitian tindakan kelas dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir namun biasanya akan muncul kembali masalah baru kemudian masalah ini akan kembali di pecahkn dengan mengikuti daur penelitian tindakan kelas yang biasa yang disebut siklus.


(18)

1. Model Proses

Proses rancangan penelitian tindakan kelas yang dipilih dalam efektivitas pada pembelajaran bahaa Indonesia konsep keterampilan berbicara adalah model kemmis dan MC. Tanggart.

Seperti yang di ungkapkan Kemmis dan MC. Tanggart (Kasbolah 1993:5) bahwa : “Model terdiri dari empat komponen yaitu : a) Rencana b) Tindakan c) Observasi d) Refleksi. Dengan langkah ini terjadi suatu siklus, rencana, tindakan, observasi, refleksi dan seterusnya. Sehingga tercapai

tujuan yang diinginkan dengan tindakan yang paling efektif”.

Secara garis besar tindakan dalam PTK atau lajimdisebut seklus dibagi menjadi empat langkah, yaitu : (Kasbolah, 1995 : 5)

1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Pemantauan, dan 4) Refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dsn prsdiklus dilakukan untuk mengamati situasi untuk mengmati situasi asli belajar mengajar tentang berbicara. Adapun rangkaian pelaksanaan tindakan dalam penelitian kelas dengan penggunaan metode komunikatif guna meningkatkan keterampilan berbicarapada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :


(19)

Bagan 3.1

Alur PTK model Modifikasi dari Kemmis (2008:23) Observasi

Tindakan Rencana

Refleksi

Dan seterusnya

Refleksi

Observasi

Refleksi Tindakan

Rencana

Tindakan

Observasi Rencana Refleksi

Observasi

Study Penjajakan

SIKLUS III SIKLUS II


(20)

2. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas tentang meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui pendekatan komunikatif di kelas IV adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan guru perlu membuat rencana atau tindakan yang seiring disebut rencana perbaikan. Adapun langkah-langkah dalam menyusun rencana tersebut adalah sebagai berikut : 1) merumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh, 2) menetapkan jenis tindakan, 3) memilih metode sebagai alat pengumpulan data, 4) merencanakan pengolahan data.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah menyakini bahwa rencana perbaikan sudah cukup layak ini guru perlu mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan. Langkah ini disebut sebagai persiapan pelaksanaan, yang sebenarnya dapat merupakan sebagian dari perencanaan. Setelah persiapan mantap, barulah mulai dengan pelaksanaan di kelas. Apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan. c. Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.


(21)

d. Refleksi

Peneliti melakukan kajian, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria.

Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Untuk lebih rinci akan di uraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan dan Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan dan perencanaan ini adalah :

a. Menentukan lokasi dan subjek penelitian sebagai mana telah diurutkan sebelumnya.

b. Permintaan ijin penelitian

Permintaan ijin penelitian disampaikan kepada cabang dinas pendidikan Kecamatan Gunung sari, di teruskan kepada kepala Sekolah SD Negeri Pasirbuah Kecamatan Gunung sari Kabupaten Serang.

c. Mengadakan observasi

Kegiatan observasi ini penting dilakukan untuk mengetahui keadaan awal atau titik tolak dalam penelitian. Ada beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam observasi ini yaitu menyangkut kemampuan berbahasa dalam berbicara sesuai tujuan yang diharapkan pada pembelajaran bahasa indonesia.


(22)

d. Identifikasi masalah

e. Menyusun dan menetapkan teknik mengumpulkan dan mengolah data.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini penelitimelakukan tindakan mengamati persoalan-persoalan yang sedang terjadi. Kemudian peneliti melakukan tindakan dalam rancangan pembelajaran yang telah dibuat untuk dilaksanakan. Bersama dengan tindakan ini, peneliti mengamati peroses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Tujuannya adalah untuk memecahkan praktisi dalam pembelajaran dan untuk menghasikan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Guru dilibatkan dalam penelitian kelas, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap peraktek pembelajaran di kelas. Agar pelaksanaan tindakan ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka ada beberapa langkah yang perlu dilaksanakan yaitu :

a) Memberikan informasi kepada rekan guru yang membantu dalam peelitian ini, untuk mengamati jalannya tindakan ini sesuai dengan instrumen yang ada, untuk menjaga arah dan kelancaran pelaksanaan tindakan.

b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan kelas


(23)

c) Mempersipkan cara-cara melakukan observasi terhadap proses dan hasil pada pelaksanaan tindakan yang berlangsung

d) Mempersipkan cara-cara melakukan observasi terhadap peroses dan hasil terhadap pelaksanaan tindakan yang berlangsung.

Dalam pelaksanaan tindakan ini dibuat beberapa siklus, pras siklus, siklus I,

B. Proses Tindakan

Proses penelitian tindakan ini penelitian awal dengan cara melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran bahasa indonesia tentang berbicara. Hal tersebut penelti melaksanakan pada tahap pra siklus ini :

1. Proses Pra Siklus

Kegiatan pra siklus ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran bahasa indonesia tentang berbicara di kelas V. Data awal yang telah diperoleh dalam pra siklus ini di analisis untuk melakukan tindakan pada siklus I .

a. Observasi awal

Dalam upaya untuk mendapatkan data awal kondisi siswa. Maka dilakukan penjajakan kelas melalui pengamatan langsung ketika proses belajar mengajar. Pengamatan ini meliputi keadaan kelas, sikap, perilaku, dan kemampuan siswa, serta nilai perolehan tes siswa.


(24)

Dalam kegiatan observasi diperoleh gambaran bahwa pembelajaran berbicara di kelas V SDN Pasirbuah Kecamatan Gunungsari perlu ditingkatkan, terutama dalam membimbing siswa dalam mengungkapkan perasaan, gagasan, pikiran, informasi dengan aktif berbicara atau bertanya dan tidak malu-malu dalam berbicara jelas, lantang dalam artikulasi dan bahasa indonesianya. Oleh karena itu, bimbingan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa agar menjadi lebih baik. Disamping itu, guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak jenuh dalam pembelajaran.

b. Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama guru mendiskusika hal-hal yang diperoleh pada saat observasi. Kelemahan-kelemahan yang ada dan tidak sesuai dengan perkembangan siswa harusdicarikan solusi yang lebih tepat. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti bersama-sama dengan guru akan melakukan tindakan dengan mencoba menerapkan pendekatan komunikatif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Tujuan yang ingin dicapai ikatif ini agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Hasil dari refleksi pada pra siklus ini akan direalisasikan pada siklus I.


(25)

2. Siklus I

a. Perencanaan

Setelah diperoleh gambaran tentang kemampuan berbahasa dalam berbicara pada pembelajaran bahasa indonesia rencana yang akan dilakukan penelitian pada siklus ini yaitu :

1) Memberikan penjelasan tentang pengertian dan penggunaan berbahasa dalam berbicara sesuai tujuan yang diharapkan.

2) Memberikan penjelasan berbagai jenis keterampilan berbahasa diantaranya menyimak dan berbicara.

3) Guru memperaktekan atau memberi contoh strategi pembelajaran berbahasa diantaranya menjawab pertanyaan, menyelesaikan cerita, bercerita.

4) Membimbing siswa untuk melakukan sterategi pembelajaran berbahasa dalam berbicara secara lisan dan strategi yang dilakukan diantaranya tanya jawab, menyelesaikan cerita, bercerita.

b. Tindakan

Setelah diperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa pada pembelajaran bahasa indonesia, tindakan yang akan dilakukan peneliti pada siklus I ini yaitu :

1) Menjelaskan tentang pengertian dan penggunaan berbahasa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2) Menjelaskan berbagai jenis keterampilan berbahasa diantaranya menyimak dan berbicara.


(26)

3) Membimbing siswa untuk melakukan strategi pembelajaran berbahasa dan strategi yang di lakukan di antaranya tanya jawab, menyelesaikan cerita, bercerita.

c. Observasi

Kegiatan obervasi ini dilakukan peneliti selama proses kegiatan belajar mengajar bahasa indonesia tentang berbicara. Sasaran yang di amati adalah proses pembelajaran, aktifitas siswa, serta penilaian dan hasilnya dari hasil observasi ini akan diperoleh data-data baru.

d. Refleksi

Pada tahap ini dimaksudkan untuk merefleksikan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I. Kegiatan pada tahap ini meliputi :

1) Menganalisis hasil penilaian dari proses kegiatan belajar mengajar tentang berbicara yang telah dilakukan.

2) Jika menemukan kendala dan kelemahan jika ada, untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

3) Melakukan diskusi dengan pihak sekolah terutama dengan guru kelas yang bersangkutan.

Apabila hasil belajar siswa pada siklus I ini ditemukan adanya kekurangan ata kendala, maka guru dan peneliti perlu mempersiapkan rencana tindakan selanjutnya untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.


(27)

4) Jika kemampuan siswa masih rendah, maka refleksi yang akan dilakukan peneliti dan guru adalah membimbing siswa dalam melakukan strategi pembelajaran berbahasa lisan maupun tertulis dan strategi yang di lakukan diantaranya tanya jawab, menyelesaikan cerita, dan bercerita agar lebih efektif dan aktif di kelas maupun di luar kelas.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang akan peneliti amati dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pasirbuah Kecamatan Gunugsari, Taun Pelajaran 2012-2013 sebanyak 26 orang.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Pasirbuah, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Alasan peneliti melakukan penelitian di SDN Pasirbuah ini adalah untuk memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa indonesia tentang berbicara, dan diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa memiliki sikap yang baik ketika berbicara dan keterampilan berbicara dapat lebih meningkat dan aktif dalam berbicara.


(28)

D. Kedudukan Peneliti

Kedudukan bagi peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dan peneliti yang dilakukan secara berkolaborasi dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan karena terdapat permasalahan dalam proses mengajar dan belajar yang belum tercapainya hasil belajar siswa. Peneliti disini menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dalam kemampuan propesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. Di dalam penelitian ini dianjurkan untuk mempublikasikan apa yang telah diperolah peneliti, dan membahasnya dengan orang lain. Dalamhal itu perlu adanya perbaikan mengajar. Guru sebagai pengamat, mengevaluasi dan memberi masukan pendapat. Mahasiswa yang mempunyai model dalam pendekatan komunikatif dan mahasiswa sebagai yang mengajar dengan pendekatan komunikatif.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang di pergunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik” Arikunto (2002:136). Dari kutipan tersebut dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang merupakan sarana yang dapat di wujudkan dalam benda. Instrumen dalam penelitian ini adalah


(29)

1. Tes dalam berbicara

Dalam tes berbicara ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu tes menyimak dan berbicara diantaranya tanya jawab, menyelesaikan cerita dan bercerita.

a. Tes Tanya jawab

Tes ini untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemahaman materi, kegiatannya siswa ditugaskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita yang sudah dibacanya, pada akhir pemberian materi. Hasil yang dicapai oleh siswa dalam menjawab pertanyaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Penilaian menjawab pertanyaan, yaitu kecepatan dalam menjawab pertanyaan.

b. Tes menyelesaikan cerita

Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan cerita yang belum di selesaikan oleh guru dilanjutkan oleh seseorang siswa atau pencerita kedua, ketiga dan seterusnya, sampai cerita itu tamat. Cara mengajarkan bercerita seperti ini memaksa untuk menyelesaikan jalan cerita yang ditampilkan, sebab pada giliran berikutnya, seseorang siswa ditunjuk untuk melanjutkan cerita itu.

c. Tes bercerita

Tes ini sama bertujuan sama seprti membuat sinopsis, hanya dalam tes ini siswa menceritakan isi bacaan dengan singkat secara lisan dan


(30)

aktif. Kriteria penilaian meliputi 1) kesesuaian isi cerita dengan bacaan 2) intonasi kalimat pada saat berbicara 3) keberanian, aktif dan kreatif. 2. Observasi

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu :

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi systematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Observasi mempunyai keuntungan dan kelemahan antara lain :

1). Keuntungan Observasi

a. Tidak perlu banyak biaya, mudah dilakukan dan digunakan untuk penelitian terhadap berbagai macam gejala.

b. Tidak banyak mengganggu subjek peneltian

c. Gejala-gejala pikis yang penting yang tidak atau sukar diperoleh dengan teknik angket maupun wawancara, tetapi dengan metode ini mudah diperoleh.

d. Dapat secara simulasi melakukan pencatatan kepada observer. 2). Kelemahan Observasi

a. Kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, sehingga membosankan karena tingkah laku / gejala yang diharapkan diamati tidak segera muncul.


(31)

b. Dapat menimbulkan bias, apabila observer mengerti kalau sedang diamati.

c. Kadang-kadang terjadinya subjektifitas dari observer.

3). Aktivitas Siswa dalam Observasi Tabel 3.1

Lembar Observasi untuk mengukur Pembelajaran Berbicara dengan Pendekatan Komunikatif

No. Kegiatan yang di Observasi

Skala Penilaian

Nilai Kualit as A B C D E

1. Ketepatan Tata bunyi

2. Ketepatan dalam Tekanan kalimat, Intonasi kalimat

3. Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca

4. Menyimak cerita

5. Kecekatan dalam berbicara dan Menyelesaikan cerita

6. Kesesuaian isi cerita dengan bacaan

7. Keberanian pengungkapan gagasan dalam cerita

8. Keberanian, aktif, dan interaktif

9. Menghafal jalannya cerita dan Menjawab

pertanyaan teman

Jumlah

Keterangan :

Jika muncul 9 kegiatan yang di Observasi A = Baik sekali Bernilai 85 – 100 Jika muncul 7 kegiatan yang di Observasi B = Baik Bernilai 70 – 84 Jika muncul 5 kegiatan yang di Observasi C = Cukup baik Bernilai 55 – 69 Jika muncul 3 kegiatan yang di Observasi D = Kurang baik Bernilai 40 – 54 Jika muncu 1 kegiatan yang di Observasi E = Amat kurang Bernilai 10 – 39


(32)

Nilai = Jumlah sekor yang diperoleh X 100 Jumlah Aspek

Tabel 3.2

Tes untuk mengukur rumusan proses pembelajaran individu

No Pembelajaran Berbicara Aspek yang di nilai

1. Kemampuan berbicara a. Tata bunyi

b. Tekanan kalimat c. Intonasi kalimat d. Tekanan kata

2. Tes Bercerita a. menyimak cerita

b. Kecekatan dalam berbicara

c. Menyelesaikan cerita

d. Pengungkapan gagasan

3. Pembelajaran berbicara

berdasarkan cerita

a. Kesesuaian isi cerita dengan bacaan

b. Keberanian, aktif, dan kreatif

c. Menghafal jalannya cerita


(33)

Tabel 3.3

Kriteria penilaian individu

No Pembelajaran Hasil Tes Nilai Kualitas

Aspek yang di nilai A B C D

1. Kemampuan berbicara

a. Tata bunyi

b. Tekanan kalimat

c. Intonasi pada saat bercerita

d. Tekanan kata

2. Tes Bercerita

a. Menyimak cerita

b. Kecekatan dalam berbicara

c. Menyelesaikan cerita

d. Pengungkapan gagasan

3. Pembelajaran berbicara berdasarkan cerita

a. Kesesuaian isi cerita dengan bacaan

b. Keberanian, aktif, dan kreatif

c. Menghafal jalannya cerita

d. Menjawab pertanyaan teman

Keterangan :

Jika 4 = Menunjukan adanya deskriptor yang muncul A = ( Baik sekali ) Bernilai 85 – 100

Jika 3 = Menunjukan adanya deskriptor yang muncul B= ( Baik ) Bernilai 70 – 84

Jika 2 = Menunjukan adanya deskriptor yang muncul C= ( Cukup ) Bernilai 55 – 69


(34)

Tabel 3.4

Lembar Nilai hasil tes berbicara dengan pendekatan komunikatif Aspek yang di nilai

No Nama siswa

Nilai

Jumlah Rata-rata Kemampuan Berbicara Berbicara berdasarkan cerita Tes Bercerita T ata bunyi T eka na n ka li mat Intonas i T eka na n ka ta M enyim ak ce rit Ke ce ka tan M nyls aikn ce rit a P engungkpn ga ga sa n Is i ce rit a Ke be ra nian M engha fa l M enjaw a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Jumlah Rata-rata


(35)

Tabel 3.5

Lembar kisi-kisi keaktifan Belajar siswa dalam Berbicara melalui Pendekatan Komunikatif

No Aspek Indikator

Nilai

1 2 3 4

1. Kerja sama a. Saling memberi perhatian

b. Menyimak dengan seksama jalan cerita

c. Bercerita

d. Memperhatikan pelajaran dengan baik

2. Interaksi dan Respon a. Komunikasi terhadap kegitan belajar b. Bertanya kepada teman

c. Bertanya kepada guru d. Pengungkapan gagasan

3. Kesungguhan dan

Keseriusan

a. Semangat dalam belajar

b. Bercerita dengan ceria dalam belajar c. Aktif dalam belajar

d. Menjawab pertanyaan teman dan guru

Keterangan

Skor 1 = Menunjukan adanya 1 deskriptor yang muncul Skor 2 = Menunjukan adanya 2 deskriptor yang muncul Skor 3 = Menunjukan adanya 3 deskriptor yang muncul Skor 4 = Menunjukan adanya 4 deskriptor yang muncul Kriteria penilaian

Nilai = Jumlah sekor diperoleh X 100 Jumlah Aspek

Deskriptor Interval nilai Katagori

Sekor 4 85 – 100 A = Baik sekali

Sekor 3 70 – 84 B = Baik

Sekor 2 55 – 69 C = Cukup


(36)

3. Wawancara

Dalam penelitian ini, jelas wawancara yang digunakan adalah suatu pembicaraan formal yang dilakukan secara langsung. Teknik wawancara dalam penelitian ini ditunjukan kepada seseorang siswa yang dianggap dapat mewakili siswa lainnya untuk mengungkapkan pendapatnya tentang pembelajaran bahasa indonesi berdasarkan tujuan. Berbahasa dalam berbicara memadukan keterampilan (membaca, menyimak, menulis dan berbicara). Dan kegiatan pembelajaran yang mungkin berbeda dari sebelumnya.

Adapun butir-butir wawancara pada siswa penelitian ini meliputi : 1. Apakah kamu menyukai pembelajaran bahasa indonesia ?

a. Ya b. Biasa saja c. Tidak

2. Apakan kamu pernah belajar tentang pembelajaran berbahasa lisan? a. Pernah b. Belum c. Tidak tau

3. Apakah kamu memahami tentang pembelajaran berbahasa lisan ? a. Tidak b. Sedikit c. Ya

4. Pernahkah kamu membantu teman kamu yang kesulitan berbicara ? a. Pernah b. Tidak c. Jarang

5. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran bahasa Indonesia dalam berbicara ?

a. Sukar b. Sangat mudah c. Mudah

6. Bagaimana sebelumnya mengenai hasil belajar kamu tentang bahasa Indonesia ?


(37)

7. Bagaimana menurutmu dalam pembelajaran berbicara apakah cukup menyenangkan?

a. Ya b. Biasa saja c. Kurang menyenangkan 8. Apakah kamu memiliki buku pelajaran atau buku paket tentang

pembelajaran bahasa Indonesia ?

a. Ya b. Tidak c. Pernah

9. Apakah buku bahasa indonesia tentang cerita sering kamu baca di rumah ? a. Tidak b. Sering c. Jarang

10.Apakah kamu sering merasa kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia ? a. Tidak b. Ya c. Kadang-kadang

Selain itu wawancara juga dilakukan pada guru, untuk meminta pendapatnya mengenai pembelajaran indonesia dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun butir-butir wawancara yang akan diberikan ialah ?

a. Apa Ibu membuat persiapan mengajar ?

b. Dalam pembelajaran bahasa indonesia metode atau pendekatan apa yang sering Ibu gunakan ?

c. Apakah Ibu mempunyai tujuan tentang keterampilan berbahasa dalam berbicara ?


(38)

e. Bagaimana sekor yang diperoleh oleh siswa sebagai balikan bagi guru ? f. Bagaimana untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran ? g. Apakah Ibu menciptakan suasana belajar mengajar yang

menyenangkan ?

h. Bagaimana mengarahkan aktifitas siswa kepada tujuan pembelajaran berbicara yang telah diterapkan oleh Ibu ?

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catata tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan diperkirakan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Kejadian-kejadian penting yang dialami pada saat pembelajaran tentang berbicara dicatat sebagai bukti pelaksanaan penelitian yang objektif. Kejadian penting ini yang dialami oleh siswa atau guru.

E. Analisis Data

Setelah data tentang nilai tes kemampuan berbicara, hasil observasi, wawancara di analisis. Dalam pengolahan data perlu ketelitian dengan cara menimbang, mengatur dan menarik kesimpulan.


(39)

1. Penyeleksian data dan pengolahan data a. Observasi

Data yang terkumpul ditulis dan diringkas dalam bentuk table berdasarkan pengamatan dan penelitian, dari tabel tersebut dapat dilihat komponen-komponen yang diobservasikan oleh peneliti.

Untuk itu diperlukan beberapa langkah yaitu : (1) Persiapan

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran berbicara adalah sebagai berikut :

Setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis sebagai berikut :

(2) Tes Lisan

Data dari hasil test Tanya jawab sebagai berikut : Skor Pengolahan

X 100 Sekor Maksimal

Data dari tes menyelesaikan cerita adalah sebagai berikut :

(2). Tes Tulis

Skor Pengolahan

X 100 Sekor Maksimal


(40)

Dari klasifikasi dan prestasi nilai ujian sekolah sebagai berikut : 1. A = Baik sekali Bernilai 85 – 100

2. B = Baik Bernilai 70 – 84 3. C = Cukup baik Bernilai 55 – 69 4. D = Kurang baik Bernilai 40– 54 5. E = Amat kurang Bernilai 10 – 39

Berdasarkan penelitian tersebut membuat acuan predikat penelitian dalam penelitian ini sebagaimana disebutkan diatas.

Kemampuan berbicara tentang tata bunyi, tekanan kalimat, Intonasi pada saat bercerita, tekanan kata bobot nilainya 1 sampai 4. Pembelajaran berbicara berdasarkan cerita, menyimak cerita, kecekatan dalam berbicara, menyelesaikan cerita, pengungkapan gagasan bobot nialinya 1 sampai 4.

Tes Bercerita, kesesuaian isi cerita dengan bacaan, keberanian, aktif, dan kreatif, menghafal jalannya cerita, menjawab pertanyaan teman bobot nilainya 1 sampai 4.

Data dari hasil tes wawancara adalah, jika siswa menjawab dengan benar maka bobot nilainya 10 jumlah soal seluruhnya adalah 10 soal wawancara.

Maka nilai yang akan didapat : = Skor Pengolahan

X 100

Sekor Maksimal


(41)

2. Mentabulasi data

Data yang dikumpulkan ditulis dan diringkas dalam bentuk tabel berdasarkan penelitian dari tabel tersebut dapat dilihat pertanyaan dan jawaban yang diwawancara, oleh peneliti baik dari siswa dan guru pamong.

3. Catatan lapangan

Data yang terkumpul dari hasil catatan lapangan ditulis dan diringkas dalam bentuk tabel berdasarkan pernyataan penelitian. Dari catatan lapangan ini dapat dilihat kejadian-kejadian penting saat proses belajar.

4. Interpretasi data

Interpretasi tindakan merupakan pelaksanaan dari apa yang telah di rencanakan. Adapun tahapan interpretasi dalam tindakan akan di laksanakan di siklus berikutnya.

5. Kesimpulan

Berdasarkan yang telah di uraikan tersebut dapat dilakukan penelitian oleh guru dan peneliti untuk berkolaborasi terhadap siswa, pada saat siswa melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran dan tindakan tersebut dapat diberikan kepada siswa baik secara lisan maupun secara tertulis.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan data yang diperoleh selama penelitian di SDN Pasirbuah, pembelajaran Berbahasa Indonesia tentangberbicara dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Pembelajaran berbicara akan berhasil jika guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Kemampuan guru mengatasi siswa dalam keterampilanberbicara secara berbahasa lisan dalam berbicara sudah dilakukan semaksimal mungkin, hal ini terlihat dari wawancara dengan guru selama penelitian berlangsung mulai dari Pra Siklus, siklus I, siklus II, siklus III menunjukan adanya peningkatan. Guru semakin antusias dalam menyajikan materi berbicara mulai bercerita dengan menerapkan teknik berbahasa lisan dalam berbicara, sedangkan siswa semakin bersemangat mempelajari cara bercerita melalui tampil berbicara.

2) Dengan pembelajaran yang disusun secara sistematis dapat meningkatkan dalam kemampuan secara lisan mengenai isi cerita. Hal ini dapat diketahui dari hasil evaluasi pada Pra Siklus dengan nilai 5,7 masih rendah, siklus I nilai yang diperoleh 6,8 artinya kemampuan siswa dalam berbicara berbahasa lisan cukup baik. Namun setelah


(43)

dilakukan tindakan pada siklus II, siswa memperoleh nilai rata-rata 7,7. Ini berarti siswa mengalami peningkatan. Dan pada siklus III terjadi peningkatan lagi menjadi 8,8. atau 80%. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan membuat perencanaan pembelajaran dan kecakapan guru dalam melaksanakan dan mengelola serta memainkan perannya sebagai guru di depan kelas, dan dapat melakukan evaluasi pengajaran pada pembelajaraan keterampilan berbicara dengan berbahasa lisan atau tertulis dalam berbicara dapat meingkatkan kemampuan berbicara di kelas V.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang diajukan pada akhir laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada Guru-guru agar pembelajaraan keterampian berbicara dalam berbahasa lisan dalam berbicara dapat dipelajari oleh siswa dengan sungguh-sungguh dan penuh keseriusan dalam belajar, maka guru harus dapat menyajikan proses belajar mengajar yang meyenangkan. Dan dalam pengajaran bahasa Indonesia, kemampuan di kelas V hendaknya diberikan secara sistematis, mulai tanya jawab melalui cerita sampai dengan kembali menceritakan isi bacaan (cerita), maka hasil yang diperoleh siswa akan memuaskan.


(44)

2. Kualitas pembelaaran Bahasa Indonesia hendaknya harus di tingkatkan terutama pada siswa dalam pembelajaraan keterampilan berbicara dengan berbahasa lisan atau tertulis melalui bercerita dengan komunikatif. Upaya tersebut antara lain dengan memaksimalkan minat siswa dalam berbicara. Sehingga siswa memahami isi materi yang dijelaskan oleh guru dan diharapkan keterampilan berbicara siswa dalam berbahasa lisan atau tertulis semakin menigkat.

3. Kepada Kepala Sekolah selaku pimpinan yang memegang otoritas kewajiban disekoleh hendaknya selalu mengadakan pembinaan kepada bawahnya untuk selalu mengadakan pembinaan kepada bawahannya untuk selalu meperbaiki secara langsung pembelajaran yang belum maksimal.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dkk. (1998). Pengajaran bahasa komunikatif, teori dan praktek. Bandung : Remaja Rosda karya.

Anthony. (1965). An approach is aset of correlative assumtions dealing with the nature of language. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.

Anthony. (1965). Communicative Approach. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Cooper, robert. (1998). Executive EQ or kecerdasan emosional. Jakarta :

Gramedia Pstakan Utama.

Depdiknas. (2004). Kurikulum berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.

Dita. (2007). Penerapan keterampilan berbicara pada tematik di kelas II. Serang.

Kusumah, Wijaya, dkk. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

M. Hermawan, Kuswandi dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Malik, Abd, dkk. (2007). Bina Bahasa Indonesia SD / MI Kelas 5. Jakarta : Erlangga.

Meleong, J. Lexy. (2003). Teori, Prinsip, Karakter, dan pembelajaran multiple interllingence. Jakarta : PPS UNJ.

Nababan, SUS. (1993). Metodologi pengajaran bahasa. Jakarta : Gramedia. Santosa, Puji. (2010). Materi dan pembelajaran bahasa indonesia di SD.


(46)

(1)

48

Irmayanti, 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Mentabulasi data

Data yang dikumpulkan ditulis dan diringkas dalam bentuk tabel berdasarkan penelitian dari tabel tersebut dapat dilihat pertanyaan dan jawaban yang diwawancara, oleh peneliti baik dari siswa dan guru pamong.

3. Catatan lapangan

Data yang terkumpul dari hasil catatan lapangan ditulis dan diringkas dalam bentuk tabel berdasarkan pernyataan penelitian. Dari catatan lapangan ini dapat dilihat kejadian-kejadian penting saat proses belajar.

4. Interpretasi data

Interpretasi tindakan merupakan pelaksanaan dari apa yang telah di rencanakan. Adapun tahapan interpretasi dalam tindakan akan di laksanakan di siklus berikutnya.

5. Kesimpulan

Berdasarkan yang telah di uraikan tersebut dapat dilakukan penelitian oleh guru dan peneliti untuk berkolaborasi terhadap siswa, pada saat siswa melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran dan tindakan tersebut dapat diberikan kepada siswa baik secara lisan maupun secara tertulis.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan data yang diperoleh selama penelitian di SDN Pasirbuah, pembelajaran Berbahasa Indonesia tentangberbicara dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Pembelajaran berbicara akan berhasil jika guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Kemampuan guru mengatasi siswa dalam keterampilanberbicara secara berbahasa lisan dalam berbicara sudah dilakukan semaksimal mungkin, hal ini terlihat dari wawancara dengan guru selama penelitian berlangsung mulai dari Pra Siklus, siklus I, siklus II, siklus III menunjukan adanya peningkatan. Guru semakin antusias dalam menyajikan materi berbicara mulai bercerita dengan menerapkan teknik berbahasa lisan dalam berbicara, sedangkan siswa semakin bersemangat mempelajari cara bercerita melalui tampil berbicara.

2) Dengan pembelajaran yang disusun secara sistematis dapat meningkatkan dalam kemampuan secara lisan mengenai isi cerita. Hal ini dapat diketahui dari hasil evaluasi pada Pra Siklus dengan nilai 5,7 masih rendah, siklus I nilai yang diperoleh 6,8 artinya kemampuan siswa dalam berbicara berbahasa lisan cukup baik. Namun setelah


(3)

81

Irmayanti, 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan tindakan pada siklus II, siswa memperoleh nilai rata-rata 7,7. Ini berarti siswa mengalami peningkatan. Dan pada siklus III terjadi peningkatan lagi menjadi 8,8. atau 80%. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan membuat perencanaan pembelajaran dan kecakapan guru dalam melaksanakan dan mengelola serta memainkan perannya sebagai guru di depan kelas, dan dapat melakukan evaluasi pengajaran pada pembelajaraan keterampilan berbicara dengan berbahasa lisan atau tertulis dalam berbicara dapat meingkatkan kemampuan berbicara di kelas V.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang diajukan pada akhir laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada Guru-guru agar pembelajaraan keterampian berbicara dalam berbahasa lisan dalam berbicara dapat dipelajari oleh siswa dengan sungguh-sungguh dan penuh keseriusan dalam belajar, maka guru harus dapat menyajikan proses belajar mengajar yang meyenangkan. Dan dalam pengajaran bahasa Indonesia, kemampuan di kelas V hendaknya diberikan secara sistematis, mulai tanya jawab melalui cerita sampai dengan kembali menceritakan isi bacaan (cerita), maka hasil yang diperoleh siswa akan memuaskan.


(4)

82

2. Kualitas pembelaaran Bahasa Indonesia hendaknya harus di tingkatkan terutama pada siswa dalam pembelajaraan keterampilan berbicara dengan berbahasa lisan atau tertulis melalui bercerita dengan komunikatif. Upaya tersebut antara lain dengan memaksimalkan minat siswa dalam berbicara. Sehingga siswa memahami isi materi yang dijelaskan oleh guru dan diharapkan keterampilan berbicara siswa dalam berbahasa lisan atau tertulis semakin menigkat.

3. Kepada Kepala Sekolah selaku pimpinan yang memegang otoritas kewajiban disekoleh hendaknya selalu mengadakan pembinaan kepada bawahnya untuk selalu mengadakan pembinaan kepada bawahannya untuk selalu meperbaiki secara langsung pembelajaran yang belum maksimal.


(5)

Irmayanti, 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dkk. (1998). Pengajaran bahasa komunikatif, teori dan praktek. Bandung : Remaja Rosda karya.

Anthony. (1965). An approach is aset of correlative assumtions dealing with the nature of language. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.

Anthony. (1965). Communicative Approach. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Cooper, robert. (1998). Executive EQ or kecerdasan emosional. Jakarta :

Gramedia Pstakan Utama.

Depdiknas. (2004). Kurikulum berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.

Dita. (2007). Penerapan keterampilan berbicara pada tematik di kelas II. Serang.

Kusumah, Wijaya, dkk. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

M. Hermawan, Kuswandi dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Malik, Abd, dkk. (2007). Bina Bahasa Indonesia SD / MI Kelas 5. Jakarta : Erlangga.

Meleong, J. Lexy. (2003). Teori, Prinsip, Karakter, dan pembelajaran multiple interllingence. Jakarta : PPS UNJ.

Nababan, SUS. (1993). Metodologi pengajaran bahasa. Jakarta : Gramedia. Santosa, Puji. (2010). Materi dan pembelajaran bahasa indonesia di SD.


(6)

Tarigan, D. (1996). Pendekatan Komunikatif dan berbicara. Bandung : Angkasa.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN COMMUNICATION LANGUAGE TEACHING Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Pendekatan Communication Language Teaching (CLT) dan Strategi NHT pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Ngabeyan 3 t

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN COMMUNICATION LANGUAGE TEACHING Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Pendekatan Communication Language Teaching (CLT) dan Strategi NHT pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Ngabeyan 3 t

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA: Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang.

0 1 36

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYIMAK CERITA RAKYAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:PTK Di Kelas V SDN Kebon Kota Serang, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

0 0 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA TERHADAP KONSEP VOLUME BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS V SDN PASIRBUAH KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN SERANG.

0 0 37

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:PTK di Kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

0 1 40

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL VIDEO PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri, Lembang.

0 1 35

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS V(LIMA) SDN GUNUNGSARI MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF

0 0 34