PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG: penelitian tindakan kelas di kelas VII-E SMP negeri 12 bandung.
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untukMemenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS.
Disusun Oleh: Agus Hermawan
1106630
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia 2015
(2)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung)
Oleh:
AGUS HERMAWAN 1106630
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Agus Hermawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Okober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN
KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG(Penelitian Tindakan Kelas Di kelas VII-E SMP Negeri 12Bandung)’’ ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
Agus Hermawan 1106630
(4)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
AGUS HERMAWAN (1106630)
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,
Prof . Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP: 195907141986011001
Pembimbing II,
Dra.Neiny Ratmaningsih, M.Pd NIP: 1961125 1986032 003
Mengetahui
KetuaProgram StudiPendidikan IPS
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP: 19611014 198601 1 001
(5)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
STUDENT’ SOCIAL INTELLIGENCE IMPROVEMENT IN SOCIAL
STUDIES LEARNING THROUGH ORAY-ORAYAN TRADITIONAL GAMES AT SMP NEGERI 12 BANDUNG
(CAR in Class of VII E SMP Negeri 12 Bandung in Social Studies Learning)
This study is on the improvement of social intelligence of students through traditional games oray-orayan as a method of learning that aims to explain how the planning, implementation, improvement and obstacles and solutions that arise in social studies learning. The method used in this research is a classroom action research using Kemmis and Taggart model. Data collection is done in SMP Negeri 12 Bandung class VII E using the method of observation, interviews and questionnaires. The theory used is the theory of social intelligence is by Daniel Goleman (2007). The results showed that the use of traditional game oray-orayan as a learning method can be used as an alternative to improve the social intelligence of students. The results showed that the planning should be done before learning to prepare lesson plans, models, methods and teaching strategies; implementation of learning that are adapted to the planning that has been done; Indicators of social intelligence that increases seen in the increase in awareness of the role and duties of students, cooperation, and mutual respect among students, as well as obstacles and solutions encountered in general is the lack of experience of teachers in the use of traditional game oray-orayan, especially in the planning stage in preparing student worksheet. Based on research, the recommendations given is that teachers and schools can take advantage of the community and the school environment as a learning resource better and use of learning resources to improve competence in other aspects.
(6)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI
12 BANDUNG
(PTK di Kelas VII E SMP Negeri 12 Bandung dalam Pembelajaran IPS)
Penelitian ini tentang peningkatan kecerdasan sosial (social intelligence) siswa melalui permainan tradisional oray-orayan sebagai metode belajar yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana perencanaan, pelaksanaan, peningkatan serta kendala dan solusi yang muncul dalam pembelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Pengumpulan data dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung kelas VII E menggunakan metode observasi ,wawancara dan angket. Teori yang digunakan adalah teori kecerdasan sosial dari Daniel Goleman (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan permainan tradisional oray-orayan sebagai metode pemelajaran dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan harus dilakukan sebelum pembelajaran dengan menyusun RPP, model, metode, serta strategi mengajar; pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan perencanaan yang telah dilakukan; Indikator dari kecerdasan sosial yang meningkat terlihat pada peningkatan Kesadaran akan peran dan tugas siswa, kerjasama, serta rasa saling menghargai sesama siswa;serta kendala dan solusi yang dihadapi umumnya adalah kurangnya pengalaman guru dalam memanfaatkan permainan tradisional oray-orayan, khususnya ketika tahap perencanaan dalam menyusun lembar kerja siswa. Berdasarkan penelitian, rekomendasi yang diberikan adalah agar guru dan pihak sekolah dapat memanfaatkan masyarakat dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan lebih baik serta pemanfaatan sumber belajar untuk meningkatkan kompetensi di aspek yang lain.
(7)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. ABSTRAK.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur OrganisasiSkripsi... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Tijauan Belajar dan pembelajaran IPS ... 10
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran IPS ... 10
2. Pengertian Pembelajaran IPS ... 11
3. Tujuan Pelajaran IPS ... 12
B. Kecerdasan Sosial (Social Intelegence)... 13
1. Mengaplikasikan kecerdasan intelektual ke dalam kecerdasan sosial ... 15
(8)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
C. Etnopedagogi ... 17
D. Permainan Tradisional. ... 19
1. Jenis Permainan Tradisional ... 19
2. Manfaat Permainan Tradisional ... 21
3. Tujuan Permainan Tradisional ... 21
4. Fungsi Permainan Tradisional ... 21
E. Permainan Tradisional Oray-orayan ... 21
1. Definisi Permainan Tradisional Oray-orayan ... 21
2. Pelaksanaan Permainan Tradisional Oray-orayan Untuk Siswa SMP... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28
B. Metode Penelitian ... 28
C. Desain Penelitian. ... 29
1. Perencanaan Tindakan ... 30
2. Pelaksanaan Tindakan... 30
3. Pengamatan/observasi ... 31
4. Refleksi ... 31
D. Prosedur Penelitian ... 31
1. Tahap Perencanaan ... 31
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 32
3. Tahap Observasi ... 32
(9)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
E. Definisi Oprasional ... 33
1. Kecerdasan Sosial ... 33
2. Permainan Tradisional ... 33
3. Permainan Tradisional Oray-orayan ... 33
4. Pembelajaran IPS ... 33
F. Intrumen Penelitian ... 34
1. Lembar Observasi. ... 34
2. Catatan Lapanngan. ... 36
3. Wawancara ... 36
4. Angket ... 36
G. Teknik Pengumpulan Data. ... 36
1. Observasi ... 36
2. Wawancara/interview... 37
3. Dokumentasi ... 37
4. Catatan Lapangan (Field Noted) ... 37
5. Angket (Kuesioner)... 38
H. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 38
1. Data Kualitatif... 38
2. Analisis Data Kuantitatif ... 40
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 45
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45
(10)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
2. Struktur Organisasi Sekolah ... 46
3. Denah Lokasi Sekolah . ... 48
4. Keadaan Fasilitas Civitas Akademik Sekolah ... 49
5. Profil SMP Pasundan 4 Bandung... 55
6. Subjek Penelitian ... 56
B. Pra Obsevasi ... 57
C. Studi Pendahuluan ... 60
D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus ke-1 ... 60
1. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ... 60
2. Pelaksanaan Siklus 1 ... 62
3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 1... 69
4. Refleksi ... 84
E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus ke-2 ... 85
1. Perencanaan Siklus 2 ... 85
2. Pelaksanaan Siklus 2 ... 87
3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 2... 94
4. Refleksi ... 109
F. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 110
1. Perencanaan Siklus 3 ... 110
2. Pelaksanaan Siklus 3 ... 111
3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 3 ... 118
(11)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
G. Pembahasan Hasil Penelitiian ... 134
1. Peningkatan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional Oray_orayan Dalam Pembelajaran IPS ... 134
2. Hambatan yang Dihadapi Dalam peningkatan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan dalam Pembelajaran IPS ... 145
3. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Dalam mengkatkan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan Pembelajaran IPS ... 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 150
A. Kesimpulan ... 150
B. Rekomendasi/Saran ... 154
DAFTAR PUSTAKA ... 156
(12)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peranan Permainan Tradisional Oray-orayan dalam Meningkatkan
Keterampilan Sosial Siswa ... 37
Tabel 4.1 Data Tenaga Pengajar.. ... 46
Tabel 4.2. Data Staff Tata Usaha. ... 48
Tabel 4.3. Data Ruang Belajar (Kelas). ... 48
Tabel 4.4. Data Ruang Belajar Lainnya . ... 49
Tabel 4.5. Data Ruang Kantor. ... 49
Tabel 4.6. Data Ruang Penunjang... 50
Tabel 4.7. Lapanngan Olah Raga. ... 50
Tabel 4.8. Daftar Nama Siswa Kelas VII E ... 53
Tabel 4.9.Daftar Nama dan Anggota Kelompok ... 61
Tabel 4.10.Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Siklus 1. ... 66
Tabel 4.11.Temuan Pada Proses Permainan Siklus Pertama. ... 71
Tabel 4.12.Penilaian Indikator Kecerdasan Soisal Siswa Pada Siklus Ke-1. ... 73
Tabel 4.13. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus ke-1. ... 75
Tabel 4.14. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-1. ... 76
Tabel 4.15. Presentase indikator kecerdasan sosialsiswa siklus ke-1. ... 78
Tabel 4.16. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus 2... 91
Tabel 4.17. Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus Ke-2.. ... 91
Tabel 4.18. Hasil Penilaian Presentase Indikator Kecerdasan Soisal Siswa Pada Siklus Ke-2. ... 97
Tabel 4.19.Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus ke-2 ... 100
Tabel 4.20. Presentase Manfaat Penggunaan permainan oray-oryan Siklus ke-2. ... 101
Tabel 4.21. Presentase indikator kecerdasan sosial siswa siklus ke-2. ... 102
Tabel 4.22. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-2 ... 114
Tabel 4.23. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus 3... 116
(13)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
Tabel 4.25. Hasil Penilaian Kecerdasan Sosial Siswa Siklus ketiga. ... 122
Tabel 4.26. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus Ke-3. ... 125
Tabel 4.27. Presentase Manfaat Penggunaan permainan oray-oryan siklus ke-3. .... 126
Tabel 4.28. Presentase Indikator Kecerdasan Sosial Siswa Siklus Ke-3. ... 127
Tabel 4.29. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-2. ... 129
Tabel 4.30. Perbandingan Hasil Kegiatan Guru Pada Siklus ke-1, Siklus ke-2 dan
Siklus ke-3.. ... 134
Tabel 4.31. Perbandingan Hasil Belajar Kecerdasan Sosial Siswa dalam
Pembelajaran IPS Pada Siklus ke-1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke-3... 138
(14)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Gambar Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart. ... 33
Gambar 4.1.Struktur Organisasi SMP Negeri 12 Bandung ... 43
Gambar 4.2. Guru sedang menerangkan aturan permainan oray-orayan. ... 65
Gambar 4.3. Siswa sedang melakukan tradisional permainan oray-orayan ... 65
Gambar 4.4. Siswa sedang memperhatikan guru yang sedang memberikan materi pada siklus ke dua tahap pertama. ... 90
Gambar 4.5. siswa sedang memperhatikan guru yang sedang memberikan materi pada siklus ke dua tahap pertama mengunakan media power point... 90
Gambar 4.6. Guru ketika sedang memberi arahan LKS siklus ke-3. ... 115
Gambar 4.7. Guru ketika sedang memberi arahan sebelum permainan oray-orayan dimulai. ... 115
(15)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Grafik Perbandingan Hasil Kegiatan Guru dalam Tiap Siklus.. ... 136
Grafik 4.2. Grafik Perbadingan Hasil Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Tiap Siklus 139
Grafik 4.63 GrafikPerbandinganHasil Angket Respon Siswa mengenai
Materi Pelajaran IPS Menggunakan Media Komik Siklus ke- 1,
(16)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
LAMPIRAN
Lampiran. SK dan Surat penelitian. ... I
Lampiran. Silabus dan RPP ... II
Lampiran. Intrumen Penelitian. ... II
Lampiran. Hasil Penelitian ... IV
Lampiran. Dokumentasi... VI
(17)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mencapai harapan pendidikan nasional, pembelajaran harus dapat diciptakan dengan inovatif. Hal ini didasarkan pada berbagai harapan terhadap karakter siswa yang akan dicetak oleh pendidikan di Indonesia. Mengenai pembelajaran sendiri telah banyak diatur dalam kurikulum. Sebagai fungsinya kurikulum merupakan alur dalam membentuk wajah pendidikan. Kurikulum harus dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran inovatif. Tentunya pembelajaran yang terus mengarahkan pendidikan untuk dapat seimbang dengan tuntutan zaman.
Dalam proses pembelajaran inovatif sebagai tuntutan kurikulum ini, banyak yang perlu diperhatikan diantaranya terkait materi, metode, model, pendekatan dan permormance guru dalam mengemas pelajaran di kelas. Pembelajaran inovatif perlu dilakukan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Inilah yang menjadi dasar perlunya evaluasi dalam proses pembelajaran saat ini yang dapat dikatakan bersifat klasik atau konvensional.
(18)
2
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran inovatif harus dapat diaplikasikan dalam semua pengajaran mata pelajaran yang ada di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang paling tepat untuk menerapkan pembelajaran inovatif ini adalah mata pelajaran llmu Pendidikan Sosial (IPS). Aspek materi dalam mata pelajaran IPS sangatlah beragam dan luas. Tidak hanya bersifat teoritis, tapi juga bersifat praktis dan kontekstual. Dewasa ini, tidak banyak guru IPS yang memanfaatkan sifat kontekstual IPS secara optimal. Artinya mata pelajaran IPS tetap saja disajikan dalam kerangka berpikir yang berbentuk hafalan atau tekstual, tanpa mengembangkan esensi sosial kemasyarakatan dan lingkungan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar inilah peneliti mencoba melakukan observasi awal dalam melihat proses pembelajaran mata pelajaran IPS di kelas. Melihat secara lebih dekat dan detail bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran IPS di kelas dan menganalisa apa saja yang menjadi kendala guru maupun siswa terhadap mata pelajaran IPS. Tujuan sekolah observasi peneliti adalah SMPN 12 Bandung kelas VII.E.
Dalam kacamata peneliti, berbagai permasalahan yang terlihat ada di kelas saat pembelajaran mata pelajaran IPS diantaranya mengenai masih minimnya keterampilan kerjasama siswa, attitude atau perilaku siswa yang kurang sopan dan kurang saling menghargai sesama siswa, green behaviour atau kesadaran lingkungan yang masih belum tumbuh dalam diri siswa, keterampilan komunikasi atau menganalisa permasalahan secara kritis dalam lingkungan terdekat, motivasi belajar yang masih kurang terlihat dari kondisi kelas yang tidak kondusif maupun siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran dan sulitnya siswa untuk fokus dalam belajar.
Dari sekian permasalahan yang telah disebutkan diatas, peneliti akan lebih memfokuskan pada permasalahan attitude atau perilaku siswa yang kurang sopan dan kurangnya saling menghargai sesama siswa sebagai bagian dari kurangnya kepekaan sosial. Pengembangan kepekaan utama kecerdasan manusia menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelegence
(19)
3
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan keterampilan dasar yang perlu dikembangkan diantaranya (1) mengorganisasi kelompok, (2) merundingkan pemecahan masalah, (3) menjalin hubungan, (4) menganalisis sosial. Pada penjelasan Golemen ini peneliti hanya akan memfokuskan pada proses menganalisis sosial.
Mata pelajaran IPS lekat dengan kata sosial. Artinya bahwa sifat sosial ini tidak tunggal melainkan majemuk dan beragam. Sehingga, perlu adanya kerjasama antar individu dalam menerapkannya melalui aktivitas yang dapat meningkatkan kepekaan sosial siswa.
Menurut Sumaatmadja dalam Komalasari ( 2011, hlm.7) mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. Dengan mempelajari mata pelajaran IPS, para siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta mampu berpikir kritis yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.
Dalam peningkatan kecerdasan sosial terutama pada bagian menganalisa lingkungan sosial, siswa diajak untuk secara aktif mampu memecahkan dan peka terhadap permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Karena kepekaan sosial (social sensitivity) secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap objek atau situasi sosial tertentu yang ada di sekitarnya.
Di SMPN 12 sendiri sudah mulai diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan sosial siswa melalui aktivitas diskusi kelompok dengan berbagai media salah satunya melalui sebuah peta besar dan gambar sederhana, namun media ini masih terlalu mengacu pada materi. Menurut kacamata peneliti, selain siswa ditawarkan pada permasalahan sosial dalam materi, siswa pun harus memiliki keterampilan sosial bekerjasama untuk memperhatikan dan
(20)
4
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menganalisa lingkungan sekitar siswa. Ketika aktivitas belajar siswa di kelas bisa diarahkan agar siswa mempunyai kecerdasa sosial akan membantu interaksi siswa di dalam kelas karena kecerdasaan sosial yang sudah dimiliki oleh setiap individu. “Kecerdasan sosial merupakan kemampuan pribadi yang relatif menetap dalam diri seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang
lain” (Vernon, 2007, hlm. 103).
Dalam pengertian yang diungkapkan oleh Vemon ini menunjukkan bahwa kecerdasan sosial itu sudah menjadi kemampuan pribadi seseorang, namun kecerdasan sosial ini belum terlalu dikembangkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Permbahasan lain mengenai kecerdasan sosial muncul dari Suyono, Hadi dalam Social Intelegence (2007, hlm. 280).
Orang yang mempunyai kecerdasan sosial tinggi adalah orang yang mampu memahami siapakah dirinya, dimana tempatnya, harmonis dalam berinteraksi dengan orang lain dan selaras dengan lingkungannya.
Di sisi lain pentingnya kecerdasan sosial akan sangat mendukung pada hasil-hasil lain dalam proses pembelajaran. Hal ini ditegaskan dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh Tryon, Dkk dalam Reynolds dan Muijs (2008, hlm. 203).
Keterampilan sosial bukan hanya penting, karena keterampilan itu memang penting, tetapi juga dikaitkan dengan hasil-hasil lain yang memang dikehendaki.Sebagai contoh, dikalangan remaja kurangnya keterampilan sosial ditemukan berhubungan dengan depresi dan kecemasan, serta dengan prestasi akademik yang rendah.
Mengenai kecerdasaan sosial sendiri sejalan dengan harapan kurikulum 2013 yang lebih mengorientasikan dalam mengembangkan berbagai ranah pendidikan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Hal ini terangkum dalam bentuk kompetensi dalam diri seorang siswa. Pengertian kompetensi menurut Burke dalam Mulyasa(2013, hlm. 66).
Competence is a knowledge, skills and abilities or capabilities that a person achieves, which became part of his or her being to the exent he or she can
(21)
5
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
satisfactorily perform particular cognitive, affective and psychomotor behaviours.
Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Maka, peneliti mencoba mengembangkan aktivitas belajar kelas untuk mencapai kompetensi yang akan memunculkan kepekaan sosial siswa melalui permaiana.
Hubungan sosialisasi juga dapat mempererat antara hubungan anak dengan guru dan anak dengan anak, melalui bermain dapat menciptakan interaksi akrab dan hangat melalui gaya dan tingkah polos anak sehari-hari. Tentu saja supaya suasana ini tercipta anak perlu diberi kesempatan untuk mencoba, pengalaman demikian sengat penting bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan keterampilannya, membutuhkan otot besar dan kecil menjadi lebih kuat. Bermain tidak hanya diperoleh siswan di sekolah, siswa dapat menemukannya di lingkungan tempat ia tinggal, sehingga dalam melatih kecerdasan sosialnya yang dapat mendidik, guru harus dapat mengetahui dan memahami cara atau metode yang dapat mendidik dan mudah dilakukan sehingga siswa dapat mengerti dan memahami isi dan muatan yang dapat mendidik dari apa yang disampaikan guru (Sugianto dalam Nina, 2013.hlm. 01).
“Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, sehingga
anak tidak perlu dipaksa untuk bermain, bermain berguna bagi anak untuk membantu dalam memahami dan menngungakpakn dunianya baik dalam
taraf berfikir maupun perasaan.”
Aktivitas ini bisa dilaksanakan untuk mengarahkan siswa pada proses pencarian informasi melalui berbagai serangkaian proses secara langsunng. Dengan metode permaianan tradisional oray-orayan, siswa ini dapat dikatakan sesuai dengan esensi atau isi mata pelajaran IPS yang banyak menggunakan metode pembelajaran secara langsung (Direct Instruction). Hal ini tertuang dalam pendapat yang diungkapkan oleh Arends (dalam Ahmadi dan Amri, 2011, hlm. 13).
(22)
6
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran langsung dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa terutama dalam hal memahami sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya secara utuh sesuai pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan secarabertahap. Hildebrand & Moeslihatum dalam Kurniati (2010.hlm. 1)
“Bermain Berarti mengeksplolasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang
dilakukan untuk mentrasformasikan secara imajinatif hal-hal yang sama dengan
orang dewasa.” Pembelajaran berbasis permainan memiliki muatan positif yang
dapat mengembangkan kecerdasan sosial karena dengan bermain anak akan dilatih untuk berinteraksi. Berdasarkan hasil pengamatan terkait permasalahan dan rencana pemecahan untuk penyelesaiannya peneliti memberikan judul pada penelitian ini dengan nama “Peningkatan Kecerdasan Sosial Melalui Permainan Tradisional Oray-Orayan di SMP Negeri 12 Bandung Dalam
Pembelajaran IPS”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut.
1. Guru masih menggunkan metode ceramah dalam pembelajaran IPS 2. Minimnya keterampilan kerjasama siswa, attitude atau perilaku siswa
yang kurang sopan dan kurang saling menghargai sesama siswa. 3. Kurangnya kecerdasan sosial antar teman sebangku.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, untuk mengarahkan pembahasan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana mengembangkan aktivitas belajar metode permainan oray-orayan terhadap siswa dalam pembelajaran IPS untuk menciptakan kecerdassan sosial siswa di kelas VII E SMPN 12 Bandung?” Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :
(23)
7
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana kondisi objektif kecerdasan sosial siswa kelas VII E di SMP N 12 Bandung sebelum penerapan permainan tradisional oray-orayan? 2. Bagaimana menerapkan aktivitas belajar melalui metode permainan
tradisional oray-orayan untuk meningkatkan kecerdasan social siswa di kelas VII E SMP N 12 Bandung?
3. Bagaimana mengatasi kendala-kendala dalam menerapkan metode permainan tradisional oray-orayan untuk meningkatkan kecerdasan sosial di kelas VII E SMP N 12 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui metode pembelajaran permainan tradisional oray-orayan dikelas VII E SMP N 12 Bandung?.Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana guru mendesain tahapan-tahapan pembelajaran IPS dalam upaya peningkatan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan di kelas VII E SMPN 12 Bandung. 2. Mengetahui implementasi pembelajaran IPS dengan mengunakan
metode permainan tradisional oray-orayan dalam upaya meningkatkan kecerdasan sosial siswa di kelas VII.E SMPN 12 Bandung.
3. Mengatasi kendala-kendala metode permainan tradissional oray-orayan dalam meningkatkan kecerdasan sosial dalam menganalisa keadaan sosial siswa di kelas VII.E SMPN 12 Bandung.
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup signifikan sebagai masukan literatur ilmiah yang dapat dijadikan bahan kajian bagi insan akademik yang sedang mempelajari ilmu
(24)
8
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan, khususnya mengenai peningkatan kecerdasan sosial siswa dengan mengunakan metode permainan tradisional oray-orayan di SMPN 12 Bandung.
2. Manfaat Praktis
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai perbaikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam dengan menggunakan metode permainan tradisioanal oray-orayan, selain itu manfaat lainnya diperuntukkan sebagai berikut: a. Untuk sekolah
Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS di sekolah, agar mampu berpartisipasi memperbaiki pendidikan Nasional.
b. Untuk guru
Untuk bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui media permainan tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.
c. Untuk Siswa
Mengembangkan kreatifitas dan kualitas pribadi dan kelompok dalam menguasai kecerdasan sosial terutama dalam menganalisa lingkungan sosial.
d. Untuk peneliti
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri dan dapat dijadikan bekal dalam menghadapi siswa dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui metode permainan tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS, serta demi tercapainya pembelajaran yang baik dan dapat dijadikan pengalaman bermakna bagi siswa.
(25)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F.Struktur Organisasi Penulisan
Struktur organisai skripsi merupakan rincian yang berisi mengenai urutan penulisan dari setiap bab yang terdapat dalam skripsi tersebut, mulai dari bab pertama hingga bab terakhir.
Bab I : PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang pada hakihatnya menjelaskan mengenai gambaran umum penelitian secara menyeluru. Dalam pendahuluan ini terdiri atas, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II : KAJIAN TEORI
Merupakan kajian teori terdiri dari berbagai landasan teori yang
berhubungan dengan judul penelitian ini, yaitu “Peningkatan
Kecerdasan Sosial Melalui Metode Permainan Tradisional Oray-orayan Dalam Pembelajaran IPS.
Bab III : METODE PENELITIAN
Merupakan metode penelitian. Dalam bab ini terdiri atas, lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisi data.
(26)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui dikelas VII E SMP Negeri 12 Bandung, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian yaitu di SMP Negeri 12 Bandung. SMP Negeri 12 Bandung berlokasi di Jalan DR. Setiiabudi No. 195, Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016, dengan waktu pelaksanaan pada bulan maret hingga akhhir bulan april, pelaksanaan penelitian ini mengacu pada kalender akademik yang akan menentukan hari efektif yang sanggat berpengaruh terhadapa kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII E yang berjumlah 36 orang, dengan komposisi perempuan sebanyak 18 orang dan dan laki-laki 18 orang. Alasan peneliti memilih kelas VII E karena dikelas tersebut ditemukan permasalahan kurangnya kecerdasan sosial siswa terlebih ditandai denngan kegiatan belajar yang belum pernah mengunakan metode permainan tradisional oray-orayan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian, karena metode penelitian akan menentukan langkah-lanngkah seperti apa yang harus dilakukan dalam penelitian tersebut dan tenteunya metode penelitian akan menentukan tingkat keberhasilan suatu penelitian. Metode penelitian dapat ditentukan dari permasalahan atau subjek yang akan kita teliti dilapangan.
(27)
29
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meninjau jenis permasalahan yang akan diteliti berupa permasalahan proses pembelajaran didalam kelas, maka metode penelitian yang dipilih dan pergunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Pada dasarnya penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis semua pengaruh dari pelaku tersebut Sanjaya (dalam Elisania, 2010, hlm. 40).
Wiriaatmadja (2007, hlm. 13) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan
kelas dilakukan oleh sekelompok guru yang dapat mengorganisasikan kepada praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”. Menurut Ebbit dkk (dalam Elisania, 2010, hlm. 40) „penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas, merupakan penelitian yang dilaksankan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelas demi menghasilkan mutu dan hasil pembelajaran yang lebih baik.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yakni mengacu pada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Model penelitian ini terdiri rencana (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Desain penelitian yang digunakan berbentuk sprial (siklus) dan tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan beberapa kali hingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan.
Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah, yang akan di ulang dari langkah awal apabila belum tercapainya target yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun desain penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
(28)
30
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2007, hlm. 66)
Secara operasional desain penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rencana (Plan), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana tindakan yang hendak dilaksanakan, tahap perencanaan ini dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan indentifikasi permasalahan pada saat observasi awal, sebelum penelitian ini dilaksanakan. Pada tahap ini semua perangkat dalam melaksanakan penelitian dipersiapkan, termasuk subjek penelitian (instrumen penelitian).
2. Pelaksanaan tindakan (act), yaitu melaksanakan tindakan pada saat pembelajaran IPS berlangsung sebagai upaya peningkatan atau perbaikan seperti yang diinginkan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada saat perencanaan. Pada tahap ini semua rencana yang telah dibuat sebelumnya dilaksanakan.
(29)
31
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Observasi (observe), yaitu kegiatan mengamati hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dibarengi dengan kegiatan untuk mendokumentasikan (mencatat) proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru yang muncul selama pelaksanaan tindakan berlanngsung.
4. Refleksi (reflect), yaitu menganalisis tentang apa saja rencana dan tindakan yang sudah tercapai atau mengkaji mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
D.Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan oleh peneliti yang juga menjadi guru, sehingga pada saat pennggajaran dikelas juga dilaksanakan penelitian. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bersiklus artinya tidak dilakukan hanya sekali tetapi dilakukan hingga data yang diperoleh mencapai titik jenuh. Untuk lebih rinci maka prosedur penelitian ini di uraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencaan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi peserta didik berdasarkan pada pra penelitian yang dilakukan. Agar dapat menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap permasalahan yang muncul. Perencaan ini dilakukan peneliti untuk menentukan tema pembelajaran, yang sesuai dengan metode permainan tradisional oray-orayan guna meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Menentukan waktu dan format observasi yang akan digunakan, merencanakan diskusi antara peneliti dan observer berdasarkan pengamatan yang berkaitan dengan metode permainan tradisional oray-orayan guna meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Kemudian membuat rencana perbaikan, terhadap kekurangan yang ditemukan setelah peneliti berdiskusi dengan observer, dan merencakan untuk mengolah data yang telah diperoleh setelah dilaksanakan penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan tema meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan. Meskipun pada
(30)
32
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dasarnya seluruh standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan tema, namun peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi 2. “Memahami kehidupan sosial manusia”, dan
Kompentensi Dasar 2.1 “Mendeskripsikan interaksi sebahai proses
sosial.
b. Standar Kompentensi 3. “Memahami usaha manusia memenuhi
kebutuhan”, dan Kompentensi Dasar 3.1 “Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam menemui kebutuhan.
c. Standar Kompetensi 4. “Memahami usaha manusia untuk mengenali
perkembangan lingkungnnya”, dan Kompentensi Dasar 4.3 “Mendeskripsikan kondidi geografis dan penduduk.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Tujuan utama dari tindakan ini adalah, untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan peserta didik di kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung.
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua tindakan dalam satu siklus PTK. Adapun tindakan tersebut adalah :
a. Tindakan ke-1 yang meliputi :
1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dirancang.
2) Memberikan semua informasi mengenai materi pelajaran sesuai tema yang telah dipilih peneliti, memberikan pekerjaan kelompok sesuai materi pelajaran, agar siswa dapat bekerjasama dalam menyelasikan tugas yang diberikan guru pada tiap kelompok. 3) Melakukan penilain pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan
oleh siswa.
(31)
33
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Guru menjelaskan tentang peramainan tradisional oray-orayan beserta aturan maenya dan manfaat atau nilai-nilai yang terkandung didalam permainan tradisional oray-orayan itu sendiri. 2) Siswa diajak bermain permainan tradisional oray-orayan yang telah
dirancang dan dikemas agar sesuai dengan materi pelajaran guna dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa, dengan memilih dua kelompok yang akan melakukan permainan ini, seraya memilih dua orang untuk menjadi kepala ular yang terdiri dari dua kelompok, dengan kualifikasi siswa yang tinggi dan dianggap lincah, siswa yang lainya menjadi ekor ular, dengan aturan permainan tradisional oray-orayan yang telah dikemas sedemikian rupa agar dapat senada dengan mater pembelajarn IPS, 2 orang siswa yang bertugas sebagai kepala oray (ular), akan diberikan tugas setiap kali menangkap siswa yang menjadi ekor oray diberikan pertanyaan seputar materi yang telah dibahas sebelumnya jika siswa yang ditanggap menjawab benar akan menjadi anggota kepala oray A dan jika salah akan menjadi anggota kepala oray B, dan pertanyaan yang diberikan oleh kepala oray akan berbeda setiap kali menangkap ekora oray, yang bertugas menjadi ekor oray adalah siswa kelopok 1 dan 2 bertugas membuat barisan panjang seraya menayikan lagu permainan tradisional oray-orayan dengan gerakan berputar masuk kedalam lorong yang telah dibuat oleh tanggan kedua kepala oray.
(Nyayian Lagu Permainan Tradisional Oray-Orayan) Oray-orayan luar leor mapay sawah
Entong kasawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor mapay sawah
Entong ka sawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor mapay kebon
Entong ka kebon loba barudak keur ngangon Mending ge teuleum
(32)
34
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saha anu mandi
Anu mandina pandeuri Hok..hok..hok...
Kepala oray menangkap ekor oray pada kalimat akhir dari nyayian permainan oray-orayan pada saat kata hok..hok..hok..., ketika satu orang siswa tertangkap oleh kepala oray, siswa itu harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kepala oray, yang tidak bisa menjawab akan menjadi anggota kepala A dan yang tidak bisa menjawab menjadi anggota kepala B, begitu sampai ekor oray habis setelah habis dan dua kepala ular mendapatkan anggotanya setelah itu Anak-anak membentuk barisan, umumnya anak disusun berdasarkan tinggi badan anak yang paling tinggi diposisikan didepan sebagai kepala ular, sementara dibagian belakang adalah anak yang paling pendek tetapi mempunyai karakteristik lincah. Pada saat berbaris, semua anggota saling berpegangan dengan pinggang teman yang ada didepannya, pengangan tangan yang tadi harusalah kuat sehingga tidak mudah lepas. Setelah semuanya siap anak-anak mulai dengan menyanyikan lagu permainan oray-orayan. Pada saat kata hok..hok..hok..., anak yang menjadi ekor akan segera ditangkap oleh kepala ular, dan ekor tersebut dapat terus menghindar agar suapaya tidak dapat ditangkap, namun sebaliknya kepala ular akan terus berusaha untuk menangkap ekor tersebut. Jika anak yang paling belakang tersebut tertangkap, maka ia memberikan pertanyaan kepada kepala oray jika kepala oray dapat menjawab pertanyaan itu maka ekor harus keluar dari permainan ini, tetapi jika tidak ekor masih tetap bermain dalam permainan.
3).Setelah permainan selesai guru melakukan evaluasi berupa tanya jawab kepada siswa untuk mengetauhi pendapat siswa mengenai permainan oray-orayan yang baru saja mereka lakukan, seraya beristirhat sejenak untuk menurunkan dahaga siswa diperbolehkan
(33)
35
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk minum, serta melihat sejauh mana materi yang telah diserap oleh siswa yang telah dimasukan kedalam permainan tradisional oray-orayan, guru meminta siswa mengerjakan LKS kelompok yang telah disiapkan oleh guru. Dengan pengawasan guru.
Peneliti berkolaborasi bersama guru kelas selama kegiatan berlangsung, guru memantu penelitian dalam mengarahkan dan memberi semangat dalam meningkatkan kecerdasan sosial melalui permainan tradisional oray-orayan, selain sebagai observer peneliti juga sebagai pelaksana tindakan yang berkolaborasi dengan guru kelas.
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilakukan kegiatan observasi saat proses pembelajaran IPS berlanngsung sebagai sebuah tindakan, observasi dilakukan oleh guru mitra dan teman sejawat. Dalam pelaksanaanya yang menjadi fokus observasi adalah siswa dan guru. Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Mengunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi, untuk melihat, merekam dan mencatat aktivitas siswa ketiak diterapkan metode permainan tradisional oray-orayan dalam proses pembelajaran IPS. b. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan metode permainan
tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.
c. Mengamati peningkatan kecerdasan sosial dengan penerapan metode permainan tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan dilakukan. Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi balikan sebagai evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini meliputi : a. Melakukan diskusi balikan dengan guru mita berdasarkan hasil
pengamatan berkaitan dengan penerapan metode permainan tradisional oray-orayan dalam pembelajaran IPS.
(34)
36
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan gutu mitra. c. Melakukan perbaikan dari tindakan yang telah dilakukan sebagai tindak
lajut hasil diskusi.
E. Definisi Operasional
Untuk mempermudah dalam penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian, istilah-istilah tersebut :
1. Kecerdasan sosial merupakan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara terus-menerus” Moss dan Hunt (dalam gita, 2014, hlm. 8). Dalam definisi yang diungkapkan oleh Moss dan Hunt menjadi jelas bahwa kecerdasan sosial lebih banyak mengarahkan dan menyumbangkan potensinya dalam menjalin hubungan dengan orang lain dalam jangka waktu terus menerus.
2. Permainan tradisional merupakan permainan warisan budaya leluhur kita, yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tersebar diseluruh penjuru nusantara Kurniati (dalam Nina, 2013, hlm. 30).
3. Permianan oray-orayan merupakan permaianan yang dapat diarahkan serta mampu meningkatkan keterampilan sosial, karena dengan permaianan ini dapat meningkatkan antusias dalam kerjasama, saling menghargai, karena di dalam permainan oray-orayan tergandung nilai nilai norma didalamnya (Nina, 2013, hlm. 99).
4. Pembelajaran IPS merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar IPS yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pemelajaran IPS secara efektif dan efisien (komalasari, 2011, hlm. 11)
(35)
37
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen tersebut mencerminkan juga cara pelaksanaanya maka sering disebut juga teknik penelitian (Sanjaya, 2009, hlm. 84). Dalam penelitian ini, instrumen dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini yaitu :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai katifitas siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung dengan penerapan metode permainan tradisional oray-orayan. Dalam penelitian ini lembar observasi yang digunakan adalah model check
list, dengan kriteria baik, cukup dan kurang. Lembar observasi ini digunakan
untuk melihat sejauh mana kesesuaian perencanaan pembelajaran IPS dengan pelaksanaan pembelajaran IPS serta melihat hasil dari penerapan metode permainan tradisional oray-orayan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa.
Untuk instrumen penilaian siswa peneliti mengambil hasil intrumen penelitian dari Kisi-kisi yang terdiri dari variabel, deskripsi dan indikator yang kemudian dijabarkan dalam pernyataan sebagai aspek penilaian, sebagaimana tergambar dalam table dibawah ini.
(36)
38
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Table 3.1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL KELAS VII E
DI SMPN 12 BADNUNG DALAM PEMBELAJARAN IPS
Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan
Teknik Pengump ulan data Instru men Sumber data Kecerdas an sosila
Empati Menunjukan
sikap toleran
1.Mau berbagi kesempatan dalam bermain dengan teman yang lain. 2.Mau menolong
teman dalam bermain
Observasi Daftar cek Siswa Menyesuaikan diri Senang melakukan permainan bersama-sama 3. Menunjukan antusias dalam melakukan permainan Interaksi Bersikap
menyenang-kan
4. Tidak pilih-pilih teman
5. Mau
mengucapkan terima kasih 6. Mau tersenyum
pada teman Percaya diri Menunjukan
rasa percaya diri 7. Menunjukan kemampuan untutuk melakukan kegiatan 8. Berani mengungkapka n pendapat Bekerja sama Bekerja sama
dalam permainan
9. Mau bermain bersama 10.Saling
membantu dalam bermain
(37)
39
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan menjadi salah satu alat yang penting dalam penelitian, karena melalui catatan lapangan dapat mengetahui berbagai aspek, seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, serta perkembangan siswa saat dilakukannya permainan tradisional oray-orayan berlangsunng.
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi sejara jelas mengenai perkembangan kecerdasan sosial siswa dalam penggunaan alat permainan tradisional oray-orayan berlangsung. Menurut Asrori (dalam Nina, 2013, hlm. 37) wawncara adalah salah satu cara pemantauan penelitian dan penggalian data yang diperoleh melalui ungkapan secara lisan oleh sumber yang terkait.
4. Angket
Pengunaan angket sebagai alat pada penelitian ini dimaksutkan untuk melihat dan mengetahui kepuasan siswa dalam pembelajaran IPS berlangsung dengan mengunakan motode permainan tradisional oray-orayan, serta mengetahui terjadinya peningkatan atau tidak. Angket diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran setiap siklusnya yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan kriteria penilaian, sanggat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, catatan lapangan, wawancara dan studi dokumentasi. Kesemua teknik ini diharapkan dapat melenngkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.
1. Observasi
Kunandar (dalam Elisania, 2010, hlm. 51) berpendapat bahwa observasi adalah : kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotert seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasarn. Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilaksanakan dengan pedoman pengamatan.
(38)
40
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka dari itu observasi dalam penelitian ini merupakan upaya /usaha yang dilakukan peneliti untuk merekam atau melihat segala kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Wawancara
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007, hlm. 117) „wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat
dari sudut pandang orang lain‟. Selajutnya menurut Denzin (dalam Wiraatmadja, 2007, hlm. 117) „wawancara merupakan pertanyaan -pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu‟. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada saat penelitian awal kepada guru dan siswa untuk menngetahui kondisi saat melakukan observasi awal agar peneliti mengetahui permasalahan apa saja yang terdapat kegiatan proses pembelajaran IPS.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat perekam kegiatan saat pembelajaran IPS berlangsung dengan mengunakan metode permainan tradisional oray-orayan, yang dapat mengambarkan apa yang terjadi dikelas. Dokumentasi disini lebih ke pengambilan gambar atau foto agar peneliti dapat memonitor aktifitas siswa, sehingga dapat mengetahui aktifitas siswa yang sebenarnya tidak diperlukan didalam kelas dan yang diperlukan didalam kelas, hal ini akan membantu peneliti dalam memperbaiki kegiatan belajar mengajar pada saat dilakukannya tindakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan menurut Wiraatmadja (2007, hlm. 125) merupakan ; Sumber informasi yang saggat penting dalam suatu penelitian yanng dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan penngamatan atau observasi. Format catatan lapangan ini berupa berbagai aspek saat pemelajaran di kelas seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, proses permaianan oray-orayan berlangsung, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lain serta komentar dari mitra saat melakukan pengamatan.
(39)
41
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka dari itu catatan lapangan merupakan kegiatan untuk mencatat semua pristiwa yang terjadi didalam kelas pada saat tindakan dilakukan. Catatan lapangan dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagai pemantau perkembangan siswa pada saat dilaksanakan tindakan didalam kelas dan melihat sejauh mana keberhasilan tindakan yang dilakukan.
5. Angket
Teknik pengumpulan data selamjutnya adalah angket. Dalam penelitian ini agket dipergunakan untuk mengetahui kepuasan-kepuasan siswa selama pembelajaran IPS berlangsunng dengan megunakan metode permainan tradisional oray-orayan, terlebih lagi angket digunakan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan sosial dilihat dari sudut pandang siswa.
H. Analisi Data
Sanjaya (dalam Elisania, 2010, 53) mengungkapakan bahwa analisi data merupakan proses mengelola dan menginterprstasikan data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif yang masing-masing akan di analisis dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Data Kualitatif
Data kuliatitatif dalam peneliian ini akan dianalisis melalui empat aktifitas yaitu, reduksi data, display (penyajian data), verifikasi (menarik kesimpulan) dan validasi data yang akan dijelaskan dibawah ini.:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses analisi data yang telah didapatkan dari lapangan, kemudian data tersebut dirangkum dan di klasifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti supaya terfokuskan pada asepk-aspek yanng inggin dicapai untuk hasil terbaik. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data dari hasil catatan lapangan.
(40)
42
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah direduksi maka data selajutnya disajikan berupa teks naratif, matriks, dan grafik, untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian dilakukan secara singkat, jelas, dan terperinci lebih memudahkan dalam memahami gamabar terhadap aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini penyajian data banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.
c. Menarik kesimpulan (verifikasi)
Langkah ketiga yaitu menarik kesimpulan hal ini dimaksutdkan untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian di verifikasi selama penelitian berlangsung.
d. Validasi data
Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2007, hlm. 168) memberikan beberapa cara untuk melakukan validasi data dalam penelitian tindakan kelas yaitu.:
1) Member check yaitu memeriksa kembali
keterangan-keteranngan atau peroleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapa pun juuga.
2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk,
atau analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan dengan guru dan siswa. Tujuan dari triangulasi ini yaitu untuk melihat kesamaan hasil data yang diperoleh, agar data tersebut dapat diketahui tingkat kebenarnya.
3) Audit trail, yaitu digunakan untuk memeriksa kesalahan dalam
hasil penelitian, metode penngumpulan data dan prosedur yang digunakan dengnan cara menijau ulang data yang diperoleh dan mengecek kebenarannya.
(41)
43
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap
temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional dibidang ini. Agar data dapat dipertangung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini yang menjadi pakar profesional adalah dosen pembimbing. Pada tahap akhir ini dilakukan modifikasi dan penghalusan berdasarkan arahan atau pendapat dari dosen pembimbing.
2. Analisis data kuantitatif
Kegiatan analisis data kuantitatif disini hanya berupa analsis sederhana yaitu mempersentasikan perkembangan kecerdasan sosial siswa dari siklus pertama hingga siklus ketinga, adapun cara perhitungnya adalah:
Setelah dihitung kemudian hasilnya dikalsifikasikan sesuai dengan kriteria sebagi berikut ;
Semua data yang didapatkan dari alat penelitian tersebut kemudian dilakukan kategorisasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk table/sejenisnya. Adapun untuk penilaian angket peneliiti mengunakan penilaian skala dengan pengsekoran sanggat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju
Niterval Nilai Perdikat Konversi Rat-rata
Presentase
3,10 - 4,00 Sangat Baik 76% - 100% 2,10 - 3,00 Baik 51% - 75% 1,10 – 2,00 Cukup 26% - 51% <1,00 Kurang 1% - 25%
Prsentase pencapain kecerdasan sosial siswa
Jumlah skor totala x 100% Jumlah skor total maksimal
(42)
44
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(TS), sangat tidak setuju (ST). Menurut Sudjuana (2001, hlm 19) untuk mengukur data angket digunakan rumus :
Setelah menjadi prsentase dalam sebuah table kemudian peneliti mendeskripsikan dalam bentuk deskripsi. Hal ini dilakukan agar mempermudah table tersebut untuk dipahami.
3. Interpretasi Data
Dalam bukunya penelitian tindakan kelas, Sanjaya (dalam, Elisiani, 2009, hlm. 56) mengemukakan bahwa dari tujuan menginterpretasi data adalah
„untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungfsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas, sesuai dengan tujuan penelitian‟. Pada
tahap ini bertujuan untuk memberikan makna pada data-data yanng diperoleh. Tahapan ini membuat masalah dalam penelitian dapat dipecahkan atau dijawab.
Data yang diperoleh penelitian dalam melakukan tindakan penelitian untuk meningkatkan kecerdasan sosial melalui permainan tradisional oray-orayan, bai dari observasi siswa ataupun guru, catatan lapangan, dan dokumentasi siswa saat berlangsungnya tindakan dalam pembelajaran IPS akan diinterpretasikan secara menyeluruh. Sehingga tidak ada data yang tidak bermakna.
P= F x 100% N
Keterangan ;
P = Jumlah prsentase yang dicari
F= Jumlah frekuensi jawaban untuk tiap aternatif jawaban
(43)
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
150
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan selama proses berjalannya tindakan dari siklus pertama hingga tindakan siklus ketiga di Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung yang telah peneliti jabarkan dalam bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan, peningkatan kecerdasan sosial siswa melalui permainan tradisional oray-orayan dikatakan berhasil dengan peningkatan atau hasil yang mencapai 80.60%. Pengunaan permainan tradisional oray-orayan sebagai metode pembelajaran ini perlu direncanakan secara matang terlebih dahulu khususnya dalam pemilihan materi pembelajaran dan waktu jam sekolah. Guna proses pembelajaran dalam pengunaan metode permainan tradisional oray-orayan dapat maksimal dan kondusif dalam pelaksanaanya. Seperti apa yang akan dijadikan sumber belajar, metode, maupun strategi yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan serta perlu dibuat lembar kerja siswa yang jelas untuk nantinya digunakan dalam metode permainan tradisional oray-orayan. Berikut ini peneliti jabarkan simpulan khusus yang didapatkan:
1. Perencanaan yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS Pengunaan permainan tradisional oray-orayan sebagai metode pembelajaran dilakukan dengan merancang dan merencakan beberapa hal, seperti menyusun RPP, model pembelajaran, strategi pembelajaran, serta media pembelajaran dengan penilaian yang digunakan. Selain itu, perencanaan yang dilakukan pun meliputi kegiatan penyusunan instrumen penelitian yang akan digunakan selama proses pelaksanaan. Perencanaan yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPS sudah mengalami perkembangan dalam setiap siklusnya dan mencapai kategori Sanggat Baik pada siklus ketiga. Pada tindakan siklus pertama hingga tindakan siklus ketiga pada dasarnya adalah menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu permainan tradisional oray-orayan walau secara mendetail terdapat
(44)
151
Agus Hermawan, 2015
PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan pula dari metode pembelajaran yang digunakan ini. Perbedaan dari ketiga siklus terletak pada perbedaan materi dan strategi yang digunakan pada pelaksanaan siklus yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kesesuaian pada Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar dan materi yang digunakan pada siklus tersebut. Tetapi, secara umum dalam hal perencanaan ini guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan apa yang sudah seharusnya guru lakukan pada proses tahapan perencanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan permainan tradisional oray-orayan metode atau cara belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan kegiatan sebagaimana yang telah dirancang pada perencanaan sebelumnya yang telah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun oleh guru. Tahapan pelaksanaan ini terdiri atas tahap kegiatan awal atau pendahuluan seperti pada pemberian motivasi dan pemberian apersepsi yang dilakukan dengan mengaitkan antara kegiatan yang dekat dengan kehidupan siswa dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa dan mereview kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Tahapan berlanjut pada kegiatan inti dimulai dari pembagian kelompok di kelas yang dibagi berdasarkan latar belakang dan karakteristik yang berbeda seperti dari jenis kelamin, tingkat kemampuan menerima informasi serta kemampuan siswa dalam beradaptasi. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk bermain oray-orayan sebagai salah satu bentuk perilaku manusia dalama berkerjasama, seperti perilaku manusia dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sama halnya dengan indikator permainan tradisional oray-orayan terdapat kerjasama dalam (Kurniati, 2010, hlm. 23), jadi jika kita mengutip dari Kurniati permainan oray-orayan ini memerlukan kerjasama untuk tujuan yang dicapai dari kelompok untuk memenangkan permainan. Guru terlebih dahulu menerangkan kembali bagaimana aturan permainan tradisional oray-orayan aturanya adalah 2 orang siswa yang bertugas sebagai kepala oray (ular), akan diberikan tugas setiap kali menangkap siswa yang menjadi ekor oray
(1)
siswa, kerjasama siswa, dan kepemimpinan siswa sebagai beberapa indikator dalam kecerdasan sosial siswa yang terlihat lebih baik.
4. Kendala dan solusi
Selama proses tahapan tindakan siklus mulai dari siklus pertama hingga siklus ketiga dari tahapan perencanaan hingga refleksi, terdapat beberapa kendala yang dialami khususnya oleh guru dalam pembelajaran IPS dengan melalui permainan tradisional oray-oryan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa, beberapa diantaranya adalah kurangnya pengalaman guru dalam menyusun perencanaan dengan menggunakan permainan tradisional oray-oryan sebagai metode pembelajaran, serta kurang kondusifnya siswa dalam pembelajaran IPS di kelas dikarenakan permaianan tradisional oray-orayan memerlukan waktu yang cukup banyak jadi guru dan siswa harus memahami permainan lebih banyak, sehingga metode pembelajaran mengunakan permainan tradisional oray-oryan dapat maksimal sesuai yang diharapkan bersama. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami oleh siswa adalah dengan mengkonsultasikannya dengan guru terkait dan meningkatkan kembali insiatif belajar secara mandiri dengan teman-teman sekelompoknya serta menjadikan lembar kerja siswa sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.
B. Rekomendasi
Berikut ini beberapa rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan setelah melaksanakan kegiatan penelitian untuk dijadikan saran dan masukan kepada pihak-pihak terkait untuk kedepannya yang terdiri dari rekomendasi bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, serta bagi peneliti selanjutnya. Berikut merupakan rekomendasi yang diberikan:
1. Siswa
Pelaksanaan pembelajaran IPS bagi siswa terkadang menjadi suatu pembelajaran yang membosankan dengan berkutat pada teori dan hafalan materi. Setelah pelaksanaan penelitian kali ini, diharapkan siswa dapat merubah mindset dan pemikiran bahwa belajar IPS adalah
(2)
sesuatu yang menyenangkan yang ternyata dekat dengan kehidupan siswa. Dari segi kecerdasan sosial, siswa diharapkan untuk dapat berbaur dan beradaptasi dengan semua siswa yang ada di kelas pada khususnya dan di sekolah pada umumnya. Selain itu, siswa diharapkan dapat lebih peka dan tanggap terhadap lingkungan sekitar dan menghilangkan sifat acuh terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya serta memperbaiki cara berkomunikasi agar menjadi lebih santun dalam berbicara dan berkomunikasi baik dengan yang lebih muda, teman sebaya, maupun orang yang lebih tua darinya seperti berkomunikasi dengan guru.
2. Guru
Pemanfaatan permainan tradisional oray-orayan sebagai cara atau metode pembelajaran hanyalah salah satu contoh dari metode pembelajaran yang berbeda dan jarang digunakan. Diharapkan guru dapat menggali lebih luas lagi mengenai kergaman jenis sumber belajar yang dapat digunakan dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang beragam pula agar tercipta suatu iklim pembelajaran IPS yang menyenangkan dan tidak membosankan dengan metode yang variatif. Selain itu, terciptanya iklim belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa haruslah berasal kesukaan atau kemauan siswa, seperti kenyamanan, kebahagian dalam melakukanya, sama halnya dengan bermain dapat membuat orang bahagia, nyaman, dan bersuka ria.serta dengan dorongan motivasi dari guru untuk belajar lebih dan beradaptasi serta berbaur dengan teman-teman lainnya tanpa memunculkan suatu golongan eksklusif atau kelompok-kelompok yang tidak ingin bergaul selain dengan teman kelompoknya saja. Peran guru pun cukup besar untuk menyadarkan siswa mengenai tugas dan peran fungsinya di dalam masyarakat yang bermula dari kebiasaan dan pergaulan dalam kehidupan di sekolah. 3. Sekolah
Bagi sekolah, peneliti merekomendasikan salah satu ksumber belajar yang dapat digunakan untuk dijadikan sumber belajar dalam kegiatan
(3)
pembelajaran yakni permainan tradisional . Pemanfaatan permainan tradisional ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk menjadikan salah satu inovasi dalam pembelajaran dengan disesuaikan pula dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar maupun dengan tujuan yang akan dicapai serta materi yang akan disampaikan kepada siswa. Serta disamping itu sekolah dapat memperkenalkan kepada siswa tentang permainan tradisional yang masih perlu kita jaga dan lesatarikan.
4. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan dalam pelaksanaan penelitian yang berkaitan dengan apa yang peneliti lakukan dalam penelitian kali ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan permainan tradisional oray-orayan sebagai cara atau metode pembelajaran yang tidak hanya digunakan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa secara umum saja, melainkan secara khusus ditujukan untuk meningkatkan indikator atau aspek tertentu seperti pada kecerdasan sosial kognisi transformasi perilaku atau kognisi implikasi perilaku. Selain itu, pemanfaatan permainan tradisional oray-orayan sebagai metode pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan jamak siswa yang lain, seperti kecerdasan kinestetik, kecerdasan ruang, atau kecerdasan intrapribadi. akan lebih baik jika menggunakan satu metode atau model pembelajaran khusus agar penelitian dilakukan dengan lebih baik dan lebih sempurna dibandingkan penelitian kali ini.
(4)
Daftar Pustaka
Ahmadi, Iif Khiru dan Amri, Sofan. 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta : PT. Prestasi Pustajaraya.
Arends, R. (2008). Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: pustaka pelajar
Elly M. Setiadi, dkk. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada media group
Goleman, Daniel. (2005). Working with Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Goleman, Daniel. (1999). Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional
Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Goleman, Daniel. (2007). Social Intelligence: Ilmu Baru tentang Hubungan
Antar-manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kurniati, Euis (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisional Jawa Barat) Bandung: PGPAUD FIP UPI
Hadi, Ahmad (1991). Pepernian: Geger sunten Bandung
Nugraha, Ali & Rahmawati, Yeni (2014) Penemangan Sosial Emosional.Pusat UT PGTK 2006
Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harmin, M dan Melanie T. (2012). Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi Edisi
Kedua. Jakarta Barat:Indeks
Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama
Komalasari, Kokom. (2011). Media Pembelajaran IPS: Modul Perkuliahan. Bandung: PRODI IPS FPIPS UPI
Lwin, M, Adam Khoo, dkk. (2008). How to Multiply Your Child’s Intelligence:Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks
Mulyasa(2013 Competence is a knowledge). Perpustakaan UPI
Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosda
Mariyana, Rita, dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Maxim, George W. (2010). Dynamic Social Studies for Constructivist
(5)
Poedjiadi, Anna. (2004). Sains Teknologi Masyarakat: Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia dan Remaja Rosdakarya
Resosoedarmo, Soedjiran, dkk. (1985). Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana prenada media
Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: upi press
Semiawan, conny dkk. (1989). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa Belajar. Jakarta: PT gramedia
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang MempengarUhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Somantri, M. Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sternberg, J.R, James C. Kaufman dan Elena L. Grigorenko. (2011). Applied Intelligence: Kecerdasan Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sumaatmadja, Nursid. (1980). Metodologi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni
Supardan, Dadang. (2009). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suyono, Hadi. (2007). Social Intelligence: Cerdas Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan Lingkungan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Syamsuddin, M. A. (2011). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda
Wilis, Ratna. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
(6)
Jurnal:
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). UNIT-3 Pengembangan Materi IPS. Bandung: UPI Bandung
Rahmadonna. (-). Sumber belajar. Yogyakarta: UNY
Riyana, Cepi. – Komponen-komponen Pembelajaran. Bandung: PLB UPI
Shalilah, H. (2012). Kecerdasan Sosial (Social Intelligence). Tersedia http://hanifahsaj.blogspot.com/
Khilstrom, john F. And Nancy Cantor. (2000). Social Intelligence. California: Berkeley
Skripsi dan Tesis
Nina Hernawati. (2013). Meningkatkan Keterampilan Anak Taman Kanak-kanak Melalui Permainan Tradisional Oray-orayan (Penelitian Tindakan Kelas di TK Bakti Asih).Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan
Ni Wyn Candriasih.(2013). Penerapan Bimbingan Sosial Berbantun Media Audio Visual Untuk Mengembangkan Empati Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Sawan. Skripsi Universitas Gajah Pendidikan Ganesha: Tidak diterbitkan.
Nela Amelia. (2014).Penerapan Etnopedagogi Dalam Mata Pelajaran IPS
Melalui “Dogeng Sasangkala Pare” Sebagai Sumber Belajar Untuk
Meningkatan Keterampilan Menjalin Hubungan AntarPribadi
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-3 SMP Negeri 43 Bandng). Skripsi Univesitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan
Lestari, Dewi sri. (2013). Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung). Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan
Gita , Fasya. (2015).Meningkatkan Social Intelegent Siswa Dalam Menganalisis Lingkungan Sosial Melalui Aktivitas BelajarLook, Interview, Write,
Action and Publication (LIWAP) Dalam Pembelajaran IPS”. Skripsi