UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas di kelas VII F smp negeri 12 Bandung.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII F SMP NEGERI 12

BANDUNG)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS

oleh Pebriani Rizki Ali

NIM 1006029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII F SMP NEGERI 12

BANDUNG)

Oleh Pebriani Rizki Ali

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

©Pebriani Rizki Ali 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

september 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PEBRIANI RIZKI ALI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII F SMP NEGERI 12

BANDUNG)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing II

Mengetahui


(4)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... vii ix DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Sistematika Penulisan Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9 A. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran

IPS... 1. Pengertian Pembelajaran IPS... 2. Tujuan Pembelajaran IPS... 3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS... B. Komik sebagai Media Pembelajaran IPS... 1. Pengertian Media Pembelajaran IPS... 2. Fungsi Media Pembelajaran IPS... 3. Budaya Lokal sebagai Media Pembelajaran IPS... 4. Pengertian Komik... 5. Komik sebagai Media Pembelajaran... 6. Langkah-Langkah Pembuatan Komik Berbasis Budaya Lokal... C. Kreativitas...

1. Pengertian Kreativitas... 2. Dimensi Kreativitas... 3. Karakteristik Kreativitas... D.Pembelajaran IPS Berbasis Komik dalam Meningkatkan

Kreativitas Siswa... 9 9 17 21 22 22 26 30 41 46 52 62 62 67 73 77 BAB III Metode Penelitian...

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 1. Lokasi Penelitian... 2. Subjek Penelitian... B. Desain Penelitian dan Jenis Penelitian... C. Metode Penelitian... D. Definisi Operasional... E. Instrumen Penelitian...

79 79 79 79 79 84 86 87


(5)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur Pengumpulan Data... G. Teknik Analisis Data... 1. Analisis Data Kualitatif... 2. Analisis Data Kuantitatif...

89 95 95 96 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...

A.Deskripsi Subjek Penelitian... 1. Profil Sekolah... 2. Visi dan Misi SMP Negeri 12 Bandung... 3. Profil Guru Mitra... 4. Prifil Siswa... 5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah... B.Deskripsi Hasil Penelitian... 1. Observasi Awal Pembelajaran IPS... 2. Refleksi dan Rencana Upaya Meningkatkan Kreativitas

Siswa melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Siklus Ke-I... a. Refleksi Observasi Awal Pembelajaran IPS... b. Rencana Tindakan Siklus Pertama... c. Perencanaan Komik Berbasis Budaya Lokal Siklus

Ke-1... 3. Tindakan Siklus Ke-I...

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-1... b. Deskripsi Hasil Aktivitas Pembelajaran IPS di Kelas Siklus I... c. Deskripsi Hasil Angket Siklus I... d. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa dan Guru Siklus I... e. Deskripsi Hasil belajar Siklus I... f. Refleksi Pelaksanaa Tindakan Siklus Ke-I... 4. Rencana Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa melalui

Komik Berbasis Budaya Lokal Siklus Ke-II... a. Rencana Tindakan Siklus Ke-II... b. Perencanaan Komik Berbasis Budaya Lokal Siklus Ke-II... 5. Tindakan Siklus Ke-II... a. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-II... b. Deskripsi Hasil Aktivitas Pembelajaran IPS di Kelas

Siklus II... c. Deskripsi Hasil Angket Siklus II... d. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa dan Guru Siklus II... e. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II... f. Refleksi Tindakan Siklus Ke-II... 6. Rencana Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui

Komik Berbasis Budaya Lokal Siklus Ke-III... a. Rencana Tindakan Siklus Ke-III...

99 99 99 101 102 104 106 108 108 115 115 117 119 125 125 131 141 155 159 174 175 175 176 184 184 193 203 217 221 236 237 237


(6)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perencanaan Komik Berbasis Budaya Lokal Siklus Ke-III... 7. Tindakan Siklus Ke-III... a. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-III... b. Deskripsi Hasil Aktivitas Pembelajaran IPS di Kelas

Siklus III... c. Deskripsi Hasil Angket Siklus Ke-III... d. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa dan Guru Siklus

III... e. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus III... f. Refleksi Tindakan Siklus Ke-III... C. Peningkatan Hasil Penelitian Tindakan Kelas... D. Pembahasan Penggunaan Komik Berbasis Budaya Lokal dalam

Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa...

239 252 252 257 266 277 279 294 295 301

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi... A. Kesimpulan... B. Rekomendasi...

324 324 327 DAFTAR PUSTAKA... 329 LAMPIRAN... 333


(7)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar Nama Siswa Kelas VII F... 105 Tabel 4.2.Sarana dan Prasarana Sekolah... Tabel 4.3.Hasil Wawancara dengan Guru IPS SMP Negeri 12 Bandung.... Siklus I

Tabel 4.4.Pemetaan SK dan KD... Tabel 4.5.Karakter Tokoh Komik Astrajingga... Tabel 4.6.Perencanaan Komik (Narasi)... Tabel 4.7.Observasi Aktivitas Guru... Tabel 4.8.Hasil Observasi Siswa Siklus Ke-I... Tabel 4.9.Angket Berpikir Lancar... Tabel 4.10.Angket Berpikir Orisinal... Tabel 4. 11 Angket Rasa Ingin Tahu... Tabel 4.12.Angket Imajinatif... Tabel 4.13.Angket Berani Mengambil Resiko... Tabel 4.14.Angket Menghargai... Tabel 4.15.Angket Esensi Media Komik Astrajingga... Tabel 4.16.Angket Respon Terhadap Komik... Tabel 4.17.Angket Respon Terhadap Budaya Lokal... Tabel 4.18. Hasil Wawancara Guru... Tabel 4.19.Wawancara Siswa... Tabel 4.20.Kelompok Siswa... Tabel 4.21.Rubrik Penilaian LKS... Tabel 4.22.Jawaban LKS Kelompok Abimanyu... Tabel 4.23.Jawaban LKS Kelompok Rama-Sinta... Tabel 4.24.Jawaban LKS Kelompok Dewi Arimbi... Tabel 4.25.Jawaban LKS kelompok Anoman... Tabel 4.26.Jawaban LKS Kelompok Dewi Srikandi... Tabel 4.27.Jawaban LKS Kelompok Astrajingga... Tabel 4.28.Jawaban LKS Kelompok Arjuna... Tabel 4.29.Jawaban LKS Kelompok Duryodana... Tabel 4.30.Jawaban LKS Kelompok Gatot Kaca... Tabel 4.30.Hasil Belajar Siswa ... Tabel 4.31.Rubrik Penilaian Produk... Tabel 4.32.Rubrik Penilaian Performance Siswa... Tabel 4.33.Penilaian Hasil Belajar Siswa Dimensi Produk... Siklus II

Tabel 4.34.Pemetaan SK, KD dan Materi... Tabel 4.34.Pemetaan Karakter... Tabel 4.35.Nilai Budaya Lokal... Tabel 4.36.Perencanaan Komik... Tabel 4.38.Tabel Obserasi Aktivitas Guru... Tabel 4.39.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus ke-II... Tabel 4.40. Angket Berpikir Lancar... Tabel 4. 41.Angket Berpikir Orisinal...

106 109 118 120 122 132 137 141 143 145 146 147 149 151 152 153 155 157 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 176 177 178 179 193 199 203 206


(8)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.42.Angket Rasa Ingin Tahu... Tabel 4.43 Angket Imajinatif... Tabel 4.44 Angket Berani Mengambil Resiko... Tabel 4.45.Angket Menghargai... Tabel 4.46 Angket Esensi Media Komik Astrajingga... Tabel 4.46 Angket Respon Terhadap Komik... Tabel 4.47 Respon Terhadap Budaya Lokal... Tabel 4.48.Hasil Wawancara Guru... Tabel 4.49.Wawancara Siswa... Tabel 4.50. Kelompok Siswa... Tabel 4.51.Rubrik Penilaian LKS... Tabel 4.52.Hasil Belajar Siswa... Tabel 4. 5. Rubrik Penilaian Produk siklus II... Tabel 4.54.Rubrik Penilaian Performance Siklus II... Tabel 4.55.Hasil Belajar Dimensi Produk Siklus II... Siklus III

Tabel 4.56Pemetaan SK dan KD, Materi, dan Budaya Lokal... Tabel 4.57.Pemetaan Tokoh dan Karakter Komik... Tebel 4.58.Perencanaan Komik ... Tabel 4.59.Tabel Obserasi Aktivitas Guru Siklus III... Tabel 4.60.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus ke-III... Tabel 4.61.Angket Berpikir Lancar... Tabel 4.62.Angket Berpikir Orisinal... Tabel 4.63.Angket Rasa Ingin Tahu... Tabel 4.64.Angket Imajinatif... Tabel 4.65.Angket Berani Mengambil Resiko... Tabel 4.66.Angket Menghargai... Tabel 4.67.Angket Esensi Media Komik Astrajingga... Tabel 4.68.Angket Respon Terhadap Komik... Tabel 4.69.Respon Terhadap Budaya Lokal... Tabel 4.70.Hasil Wawancara Guru... Tabel 4.71.Wawancara Siswa... Tabel 4.72. Kelompok Siswa siklus ke-III... Tabel 4.73. Rubrik penilaian LKS... Tabel 4.75. Hasil Belajar Siswa LKS Siklus III... Tabel 4.76. Rubrik Penilaian Produk Kreativitas Siswa... Tabel 4. 77.Hasil Belajar Siswa Dimensi Produk...

207 208 209 211 213 215 216 218 219 222 222 233 233 234 235 237 240 242 257 263 266 268 269 265 270 272 274 275 276 277 278 280 280 291 292 293


(9)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Siklus I

Grafik 4.1. Angket Positif Berpikir Lancar... Grafik 4.2. Angket Negatif Berpikir Lancar... Grafik 4.3. Angket Berpikir Orisinal... Grafik 4.4. Angket Rasa Ingin Tahu... Grafik 4.5. Angket Imajinatif... Grafik 4.6. Angket Negatif Berani Mengambil Resiko... Grafik 4.7. Angket Positif Berani Mengambil Resiko... Grafik 4.8. Angket Negatif Menghargai ... Grafik. 4.9. Angket Positif Menghargai ... Grafik 4.10.Angket Esensi Media Komik Astrajingga... Grafik 4.11.Angket Respon Terhadap Komik Astrajingga ... Grafik 4.12.Angket Respon Terhadap Budaya Lokal ... Siklus II

Grafik 4.14 .Angket pernyataan negatif berpikir lancar... Grafi 4.13. k angket pernyataan positif berpikir lancar... Grafik 4.15 Angket Berpikir Orisinal... Grafik 4. 16 Angket Rasa Ingin Tahu... Grafik 4.17.Angket Imajinatif ... Grafik 4.18. Angket Positif Berani Mengambil Resiko... Grafik 4.18. Angket Negatif Berani Mengambil Resiko... Grafik 4.19 Angket Positif Menghargai... Grafik 4.20 Angket Negatif Menghargai... Grafik 4.21 Angket Esensi Media Komik... Grafik 4.21 Angket Respon terhadap Komik... Grafik 4.22 Angket Respon terhadap Budaya Lokal... Siklus III

Grafik 4.22. Angket Positif Berpikir Lancar... Grafik 4.23. Angket Negatif Berpikir Lancar... Grafik 4.24. Angket Berpikir Orisinal... Grafik 4.25. Angket Rasa Ingin Tahu... Grafik 4.26. Angket Imajinatif... Grafik 4.27.Angket Negatif Berani Mengambil Resiko ... Grafik 4.28. Angket Positif Berani Mengambil Resiko ... Grafik 4.29. Angket Negatif Menghargai ... Grafik. 4.30. Angket Positif Menghargai ... Grafik 4.31. Angket Esensi Media Kimik Astrajingga... Grafik 4.32. Respon Terhadap Komik Astrajingga ... Grafik 4.33. Respon Terhadap Budaya Lokal ... Grafik 4.34 Aspek Aptitude... Grafik 4.35 Aspek Non Aptitude... Grafik 4.36 Peningkatan Esensi Komik... Grafik 4.37 Respon terhadap komik dan budaya lokal... Grafik 4.38 Peningkatan Hasil Belajar Siswa...

142 143 144 145 146 148 148 150 150 152 153 154 204 205 206 207 208 210 211 212 213 214 216 217 267 267 268 269 270 271 272 273 273 274 276 277 296 297 298 299 300


(10)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Unsur-Unsur Komik... 53

Gambar 2.2. Unsur-Unsur Sampul Komik... 55

Gambar 2.3 Unsur-Unsur Komik Halaman Isi... 56

Gambar 2.4. Sifat Sekuensial dari Komik... 59


(11)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

SK dan Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN II

RPP Siklus I,SiklusII, dan Siklus III LAMPIRAN III

Komik Siklus I,SiklusII, dan Siklus III LAMPIRAN IV

Iinstrumen Lampiran V Dokumentasi


(12)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII F SMPN 12 Bandung)”. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan komik berbasis budaya lokal. Hal ini berdasarkan pada hasil observasi awal penelitian yang menunjukan bahwa pembelajaran IPS kurang mendorong aspek aptitude dan non aptitude kreativitas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) desain Kemmis dan McTaggart yang dilakukan dalam beberapa tahap pada setiap siklusnya, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sementara tenik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, penilaian, angket, wawancara dan rekaman foto. Sementara itu, instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, lembar angket, pedoman wawancara dan rubrik penilaian. Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan media komik berbasis budaya lokal telah berhasil mendorong kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS di Kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung. Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan penelitian selama tiga siklus yang menunjukan peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Pada siklus I aspek aptitude mencapai 11,24%, siklus II mencapai 72,29% dan siklus III mencapai 99,72%. Sementara aspek non aptitude siklus I mencapai 38,82%, siklus II mencapai 83,42% dan siklus III mencapai 99,17%. Kedua aspek tersebut mampu direalisasikan oleh siswa dalam bentuk produk kreatif. Keberhasilan yang dicapai tidak terlepas dari kendala-kendala yaitu kesulitan untuk merancang media komik yang memuat tujuan pembelajaran, khususnya mengintegrasikan kreativitas, materi ajar dan budaya lokal sunda dalam sebuah visualisasi gambar dalam komik. Selain itu, langkah kegiatan pembelajaran yang telah dirancang kadang tidak sesuai dengan proses pelaksanaanya. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu dengan cara melakukan diskusi yang intensif dengan guru mitra dan dosen pembimbing serta merefleksikan hasil pelaksanaan setiap siklus untuk meminimalisir kekurangan yang terjadi sebelumnya. Berdasarkan pencapaian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komik berbasis budaya lokal efektif dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung. Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bagi pihak sekolah dan guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang mampu mengintegrasikan kreativitas, materi ajar dan budaya lokal sunda sehingga pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna dan kontekstual bagi siswa.


(13)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is entitled “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII F SMPN 12 Bandung)”. This research aims at increasing students’ creativities in Social Studies by using comic which is based on local culture. According to the first observation result, Social Studies did not really motivate aptitude and non aptitude aspect of students’ creativities. Social Studies have been still emphasizing student in memorizing and focusing on textbook. Additionally, teacher dominated lesson in class too much. Therefore, students’ opportunity to deliver their opinion is limited. This research applied Kemmis and McTaggart’s classroom action research which contains several steps in each cycle namely, planning, action, observation and reflection. In collecting the data, it was used observation, assessment, questionnaire, interview and picture record. Additionally, research instrument that was used was observation sheet, note taking, questionnaire sheet, interview guidance and assessment rubric. According to the result, using comic based on local culture has been successful in motivating students’ creativity in Social Studies in VII F SMP Negeri 12 Bandung. It can be seen from the result of research action within three cycles that showed significance improvement in each cycle. Students can think from several points of view differently and can express their creative ideas as a solution. At cycle I, aptitude aspect reached 11,24%, cycle II reached 72,29% and cycle III reached 99,72%. Meanwhile, non aptitude aspect in cycle I reached 38,82%, cycle II reached 83,42% and cycle III reached 99,17%. Both of these aspects can be applied by students in creative product. The success that was achieved, of course, faced several problems, for example, difficulty in designing comic that contained lesson purpose. In addition, steps of lesson activity that had already been made were not suitable with the learning process. To solve these problems, it was done several things namely doing intensive discussion with the teacher partner and supervisor then reflecting the result of each cycle to minimize the drawbacks at the last. According to that achievement, it can be concluded that comic which is based in local culture was effective in improving students’ creativities in Social Studies in VII F SMP Negeri 12 Bandung. The result of this research can be recommended for teachers to develop lesson media that can integrate creativity, lesson material and Sundanese local culture lesson material in order to make Social Studies more having meaning and contextual for students.


(14)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi awal pra penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2014 di SMP Negeri 12 Bandung tepatnya di kelas 7F, terdapat beberapa permasalahan berkaitan dengan proses belajar dalam pembelajaran IPS. Salah satunya adalah siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitasnya, pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Pembelajaran cenderung mengarahkan siswa untuk menghapal konsep tanpa meminta pendapat sesuai dengan pemahaman siswa. Hal tersebut dapat menghambat kreativitas siswa dan mungkin dapat mematikan kreativitas siswa.

Pembelajaran juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menampilkan hasil karyanya di depan kelas sehingga siswa cenderung tidak percaya diri. Siswa malu jika harus mengemukakan pendapat atau menampilkan karyanya di depan banyak orang. Hal ini berdampak kepada pemahaman siswa bahwa pembelajaran IPS hanya harus menghapal tanpa mengembangkan potensi kreatifnya. Siswa juga menjadi kurang peka terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya karena pembelajaran di kelas tidak membawa siswa untuk memperhatikan fenomena yang jarang diamati oleh kebanyakan orang.

Pembelajaran juga kurang mengungkapkan aspek imajinasi atau firasat sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Pembelajaran cenderung mengarahkan siswa untuk tahu materi IPS saja tanpa harus memikirkan berbagai tindakan yang berkaitan dengan masa depan. Berbagai permasalahan tersebut menyebabkan siswa kurang memiliki semangat dalam belajar, sehingga memberikan dampak kepada dorongan kreativitas dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran dalam menunjang kreativitas perlu sebuah media yang tentunya dapat menghantarkan siswa pada pengembangan diri. Sebagaimana


(15)

diungkapkan oleh Daryanto (2013,hlm. 5) bahwa peran media dapat menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Media pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Daryanto (2013, hlm.6) juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar IPS.

Kondisi di lapangan menggambarkan bahwa penggunaan media pembelajaran IPS di kelas VII F dirasa masih kurang, guru masih mengandalkan ceramah secara keseluruhan dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran IPS menjadi kurang begitu menarik bagi siswa karena pengalaman siswa dalam menerima materi kurang bervariatif. Keterbatasan media tersebut juga menyebabkan beban guru dalam penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran semakin bertabah. Guru harus mengulang materi ajar pada bagian tertentu dengan cara berulang-ulang, karena media yang digunakan untuk menghantarkan informasi kepada siswa tidak ada.

Penggunaan media pembelajaran di kelas lebih cenderung untuk mengungkapkan materi ajar tanpa menggunakan unsur kreativitas sehingga antara membaca di buku paket dan membaca melalui media tersebut sama saja. Kondisi demikian menyebabkan siswa tidak terdorong untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebagaimana diungkapkan oleh guru bersangkutan menyatakan bahwa siswa cenderung bosan dengan pembelajaran karena media yang digunakan monoton. Hal demikian mengarahkan kepada sikap apatis siswa terhadap pengembangan daya kreativitasnya.

Kreativitas siswa dapat dipupuk melalui penggunaan budaya lokal dalam pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Selo Soemardjan (dalam Munandar (2012,hlm. 126) kemampuan kreatif individu tidak sama sekali lepas dari pengaruh kebudayaan dan masyarakat yang mengelilinginya. Hal demikian didorong oleh suatu pemahaman bahwa budaya lokal merupakan suatu bentuk kreativitas yang telah tercipta sejak masa silam yang senantiasa dipelihara dan dikembangkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Berdasarkan pemahaman


(16)

3

penulis terhadap konsep tersebut menghantarkan pada pemikiran untuk mengembangkan budaya lokal dalam pembelajaran.

Eksistensi budaya lokal di kalangan siswa SMP Negeri 12 juga kurang terlihat, hal tersebut didasarkan pada wawasan siswa terhadap budaya lokal masih minim. Sebagaimana guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas tidak menyinggung budaya lokal, sehingga siswa asing terhadap kebudayaannya sendiri yaitu budaya sunda. Walaupun pada kenyataannya sekolah mewajibkan penggunaan atribut budaya sunda namun hanya beberapa orang saja yang menggunakan sementara yang lainnya terlihat acuh.

Keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran sebagai alat untuk memediasi siswa dalam menerima dan menggunakan pengetahuannya sangat diperlukan. Pada abad 21 ini, pembelajaran tidak lagi bersifat statis hanya mengandalkan buku teks dan sumber informasi dari guru. Pembelajaran harus lebih interaktif, dengan demikian siswa yang harus aktif mencari dan merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Dalam proses pembelajaran, secara alami siswa lebih banyak menggunakan indera penglihatan yaitu mata. Kenyataan ini membuat banyak ahli media berupaya menciptakan berbagai macam media pembelajaran yang lebih bersifat visual. Dalam setiap proses penciptaan media diupayakan agar dapat memenuhi kebutuhan guru maupun siswa. Kebutuhan guru akan adanya media adalah tersampaikannya materi secara utuh kepada siswa dan antara satu siswa dengan yang lainnya, sedangkan siswa membutuhkan media yang dapat mempermudah memahami berbagai macam pelajaran yang mungkin relatif sulit dimengerti jika hanya disampaikan lewat metode ceramah oleh guru. Berbagai pertimbangan membuat peneliti, memilih untuk membuat media yang mampu menarik perhatian siswa untuk menggunakannya baik itu saat pembelajaran di dalam kelas maupun saat ia belajar secara mandiri. Selain itu juga media pembelajaran yang memuat budaya lokal. Salah satu media pembelajaran yang mulai dikembangkan adalah komik pembelajaran. Komik adalah sebuah media yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar. Komik digemari oleh orang-orang yang mempunyai tipe belajar visual karena dalam komik suatu cerita disampaikan dengan dominasi gambar yang sangat menonjol.


(17)

Secara dominan komik bersifat menghibur sehingga banyak orang yang menggemarinya terutama anak-anak dan remaja.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka peneliti berencana merancang sebuah penelitian tindakan dengan menggunakan media pembelajaran berupa komik yang berbasis budaya lokal. Komik akan dirancang dengan menggunakan tokoh utama dari pewayangan sunda, yaitu Astrajingga. Penggunaan tokoh pewayangan tersebut dimaksudkan agar siswa dapat mengenal bentuk kebudayaan lokal, sebab salah satu bentuk pelestarian budaya lokal depat dilakukan melalui penggunaan kebudayaan tersebut sebagai media ajar dalam dunia pendidikan. Sehingga harapannya, melalui penggunaan tokoh wayang tersebut dapat meningkatkan perbendaharaan siswa mengenai wawasan budaya lokal sunda. Dari proses pembelajaran dengan menggunakan media komik berbasis budaya lokal ini pada akhirnya akan menimbulkan hasil, yaitu kesadaran untuk melestarikan budaya lokal pada diri siswa.

Di wilayah Bandung sendiri terdapat suatu anjuran yang diberlakukan oleh walikota mengenai program “Rabu Nyunda”. Program tersebut diberlakukan bahwa sekolah-sekolah di wilayah Bandung harus membudayakan penggunaan kebaya bagi siswa perempuan dan iket bagi siswa laki-laki. Melalui penelitan ini diharapkan dapat saling menguatkan antara program „Rabu Nyunda‟ dengan kegiatan pembelajaran melalui komik berbasis budaya lokal sunda. Pada prakteknya penggunaan budaya lokal sebagai media pembelajaran merupakan salah satu bentuk pelestarian kultural, sebab nilai-nilai dalam budaya lokal tersebut diinternalisasikan kepada siswa melalui proses pembelajaran di sekolah. Adapun penelitian terdahulu mengenai penggunaan media komik pernah dilakukan oleh Suci Sundusiah Tahun 2008 berkaitan dengan respon pembaca anak terhadap cerita klasik yang ditransformasikan ke dalam komik. Melalui media komik ini, respon siswa terhadap cerita klasik menjadi semakin meningkat. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan Prayoga Tahun 2012 berkaitan dengan penggunaan komik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Komik tersebut dapat menjadi media untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.


(18)

5

Selain itu penelitian mengenai penggunaan komik sebagai media pembelajaran sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian mengenai efektivitas penggunaan komik sebagai media pembelajaran keterampilan berbicara materi aisatsu untuk siswa SMP oleh Dimas Tri Adityo Tahun 2010. Dengan media komik, siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam materi aisatsu. Adapun hal yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah lebih memfokuskan pada penggunaan komik yang berbasis budaya lokal, yaitu penggunaan tokoh Astrajingga.

Permasalahan yang diungkapkan di atas merupakan dasar penelitian ini, penggunaan media komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini disusun dengan judul “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa melalui Komik Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran IPS di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran IPS kurang memotivasi siswa untuk kreatif dalam kegiatan belajar di dalam kelas, siswa disibukan dengan menghapal materi dalam buku teks yang disediakan sekolah. Sehingga siswa tidak memiliki keinginan untuk aktif dan kreatif dalam menambah wawasannya secara dinamis.

2. Siswa kurang memiliki wawasan budaya lokal yaitu budaya sunda, padahal wawasan budaya sangat penting bagi generasi muda sebagai bentuk estafeta pelestarian kultural.

3. Informasi yang disampaikan oleh guru kepada siswa belum sampai secara utuh, karena media yang digunakan sangat minim. Sehingga siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar dan mengembangkan kreativitasnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengembangan media komik berbasis budaya lokal dalam meningkatkan


(19)

kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk memperjelas kajian ini penulis menjabarkan masalah pokok penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung?

2. Bagaimana melaksanakan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dan solusi mengatasi masalah-masalah dalam penggunaan media komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung? 4. Bagaimana efektivitas penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam

pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendapatkan gambaran mengenai perencanaan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung.

2. Mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung.

3. Menganalisis kendala dan mengatasi permasalahan dalam penggunaan media komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung.

4. Memberikan gambaran sejauh mana penggunaan media komik dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung.


(20)

7

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan motivasi dan meningkatkan aktivitas belajar terutama dalam pembelajaran IPS yang bermakna bagi siswa 2. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan referensi dalam mengembangkan

media pembelajaran yang menarik

3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan berupa ide dalam rangka mengembangkan proses belajar dan mengajar di lembaga tersebut. 4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung terutama

dalam mengembangkan media pembelajaran komik. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini secara garis besar penulis memaparkan masalah yang dikaji. Adapun sub bab yang ada di dalamnya terdiri dari latar belakang masalah , rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan sistematikan penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Memaparkan kajian teori yang diambil dari literatur, sebagai fondasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian

Memaparkan mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pada pengolahan data dan laporan penelitian.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian dilakukan.


(21)

BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi

Merupakan keputusan yang dihasilkan oleh penulis sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti. Serta memaparkan tindak lanjut berupa rekomendasi atas hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Merupakan urutan sumber yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, terdiri dari buku referensi, jurnal dan artikel dari internet yang sesuai.


(22)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah tempet melakukan penelitian guna memperoleh data berasal dari subjek penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung yang terletak di Jalan Setiabudhi No. 195 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun ajaran 2013/2014, yaitu bulan Februari sampai bulan Mei 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu kepada kalender akademik sekolah, karena (Penelitian Tindakan Kelas) PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII F pada semseter genap Tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 38 orang dengan komposisi 18 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Karakteristik siswa secara keseluruhan sangat heterogen dan memiliki potensi yang berbeda-beda. Alasan peneliti memilih kelas VII F sebagai subjek penelitian ini karena pembelajaran di kelas ini belum mendorong siswa untuk kreatif baik dalam segi aptitude dan nonaptitude, serta dimendsi proses maupun dimensi produk siswa. Siswa juga cenderung kurang bersemangat dalam pembelajaran IPS karena media yang digunakan oleh guru kurang bervariatif.

B. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut Bogdan dan Tylor dalam bukunya Moleong mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini, diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).


(23)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Meolong, 2006,hlm. 4).

Memilih sebuah desain pada kegiatan penelitian harus didasari bahwa desain tersebut memiliki konsekuensi yang harus diikuti secara konsisten dari awal hingga akhir. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran.

Menurut Suyanto dalam bukunya Wahidmurni, mendefinisikan PTK sebagai “penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas guru sehari-hari di kelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan faktual yang benar-benar dihadapi di lapangan, bukan permasalahan yang dicari-cari atau direkayasa (Wahidmurni dan Nur Ali, 2008,hlm. 51).

Oleh karena PTK memiliki tujuan utama untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, maka dalam pelaksanaannya dirasakan sangat penting dan mendesak untuk segera diterapkan. Beberapa alasan terhadap pentingnya pelaksanaan PTK sebagaimana dikemukakan beberapa ahli penelitian sebagai berikut: Suyanto (2002) menyatakan bahwa :

“(1) PTK menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme pengajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas; (2) PTK membuat pengajar dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan dalam kelas; (3) PTK tidak membuat pengajar meninggalkan tugasnya, karena secara integrasi kegiatan penelitian dapat dilakukan; (4) PTK mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek, untuk itu seorang pengajar harus banyak membaca agar memiliki teori yang dapa dengan tepat digunakan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapinya”.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karekteristik penting dilihat dari beberapa segi diantaranya yaitu :


(24)

81

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, yaitu bahwa problem yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehar-hari yang dihadapi oleh guru.

2. Dilihat dari berbagai bentuk nyata kegiatan penelitian itu sendiri, yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk meperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Disamping karekteristik tersebut, ada prinsip PTK yang perlu diperhatikan, Penelitian Tindakan Kelas memiliki ciri pokok (Arikunto, 2008, hlm.110-111), yaitu :

1. Inkuiri reflektif, PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa, yaitu kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Kolaboratif, upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru atau teman sejawat. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. 3. Reflektif, PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan.

Berebda dengan empiris eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ni menggunakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur PTK mencakup: penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dibarengi dengan observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas.

Desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan pada penelitian ini mengacu kepada model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan indakan, melakukan observasi dan mengadakan refleksi, menyusun ulang


(25)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan, melaksanakan tindakan, dan seterusnya. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa putaran siklus dalam empat bulan penelitian di lapangan.

Desain penelitian tindakan kelas yang dikembangankan oleh Kemmis dan Mc. Taggart tidak hanya berlangsung satu kali, namun berlangsung selama beberapa kali siklus sampai tercapai tujuan yang diharapkan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral atau siklus diambil dari Kemmis dan Mc. Taggart sebagai berikut :

Gambar 3.1.Desain penelitian tindakan kelas Kemmis dan McTaggart (Yuliawati, 2012, hlm.24)

Berdasarkan desain penelitian tersebut di atas maka tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap pertama perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari menyusun dan merancang tindakan terlebih dahulu dengan seksama, jenis tindakan seperti apa yang akan dilakukan berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti. Setelah hasil sudah diketahui bahwa kreativitas siswa belum terdorong dalam

Siklus 1

Siklus II

Pelaksanaan

Observasi Refleksi

Pelaksanaan

Observasi Refleksi

Dst Hasil refleksi

Perencanaan II

Identifikasi masalah


(26)

83

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran IPS di kelas maka peneliti merencanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa. Tahap perencanaan juga merancang media pembelajaran berupa komik dengan berbasisikan budaya lokal sunda dengan fokus pewayangan sunda yaitu tokoh astrajingga dan nilai-nilai budaya secara universal.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Setelah menyusun rencana maka peneliti akan melaksanakan tindakan sesuai rencana. Dalam tahap ini peneliti bekerjasama dengan guru mitra dalam pelaksanaan tindakan yakni guru mitra berperan sebgai observer dan peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan.Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu menggunakan tindakan kelas dengan memakai “obat” dalam hal ini penerapan media komik berbasis budaya lokal. Hal ini yang perlu diingat adalah dalam tahap kedua ini pelaksana yaitu guru harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.

3. Tahap pengamatan

Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti juga mengamati proses pelaksanaan tindakan sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Guru mitra mengobserver kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti, juga aktivitas selama pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh guru mitra, kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data berupa data verbal dari proses pembelajaran melalui penggunaan media komik berbasis budaya lokal. Alat bantu yang digunakan dalam kegiatan observasi adalah lembar pedoman observasi. Untuk menguatkan data verbal didukung oleh angket, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi.

4. Tahap refleksi

Tahap ini berdasarkan hasil pengematan tersebut, kemudian peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya rencana tindakan tersebut dilakukan kembali dengan


(27)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperbaiki berdasarkan tindakan sebelumnya agar tidak terjadi pengulangan tindakan dengan hasil yang sama.

C. Metode Penelitian

Penelitian mengenai UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM

PEMBELAJARAN IPS ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebagai metode penelitiannya. Menurut Ebbut (Wiraatmadja, 2005, hlm.11-12) menyatakan bahwa :

Penelitian tindkaan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, sebrdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas dalam pengertiannya memiliki tiga kata yaitu sebagaimana yang dinyatakan oleh Arikunto (2010, hlm.3) dengan menggabungkan batasan pegertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Suhardjono (2010, hlm.57) yaitu :

Penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh pihak guru meupun observer dan peneliti. Hal ini ditujukan untuk adanya tindakan dan upaya dalam memperbaiki proses pembelajaran di kelas agar hasil yang diharapkan tercapai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kulalitatif dan kuantitatif di mana penelitian lebih menekankan pada data yang alamiah yaitu data yang terdapat pada subjek. Menurut Sugiono (2005, hlm.1) mengatakan bahwa


(28)

85

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitiah yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pegumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Pernyataan yang serupa juga dinyatakan oleh Basrowi (2008, hlm.1) mengenai pendekatan kualitatif bahwa :

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan dan bertujuan untuk mengenali dan memahami lebih dalam orang-orang atau yang menjadi subjek dalam penelitian. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah jenis penelitan yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menghasilakn prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif lainnya.

Selain itu pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan statistik” (Sugiono, 2009, hlm.7). Dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif digunakan dalam pengelolaan data kuantitatif seperti angket dengan penskoran. Analisis dtatistik dalam penelitian ini sederhana yaitu mempersentasekan peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui media komik berbasis budaya lokal. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Rochiati dalam Kunandar (2008, hlm.47 bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun datanya yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuanitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode PTK pada penelitian ini. Karena dalam penelitian ini menggunakan ndata kualitatif juga data kuantitatif. Diharapkan setelah penelitian ini adanya perbaikan terhadap pembelajaran yang akan meningkatkan kreativitas siswa melalui penggunaan media komik.


(29)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Untuk memahami ruang lingkup penelitian, dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan serta pemberian makna berdasarkan judul penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengindari adanya kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, istilah-istilah tersebut adalah:

1. “Media adalah alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa)” (Komalasari, 2011, hlm.112). dalam hal ini media sebagai alat bantu yang digunakan guna mencapai adanya suatu maksud dan tujuan tertentu.

2. “Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien” (Komalasari, 2011, hlm.112). menurut pernyataan tersebut bahwa pembelajaran merupaka suatu proses membelajarkan siswa yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

3. “Komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca” (Daryanto,2013, hlm.129). Menurut pernyataan tersebut bahwa komik merupakan media yang dapat digunakan sebagai hiburan sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Namun, komik juga mengandung informasi dan/atau menghasilkan tanggapan estetik di dalam diri pembaca (Darmawan, 2012, hlm.37). Media pembelajaran komik merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara estetis guna meningkatkan minat belajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran.

4. “Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain” Clark Moustakis (dalam Munandar, 2012,hlm.18). Pada dasarnya tidak ada satu definisi mengenai kreativitas


(30)

87

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dapat diterima secara universal. Mengingat kompleksitas dari konsep kreativitas, namun dalam penelitian ini kreativitas merupakan suatu bentuk terpadu antara diri pribadi, dengan alam dan orang lain. Ciri-ciri kreativitas pada penelitian ini mengarah kepada ciri-ciri aptitude dan non aptitude darikreativitas yang diaktualisasikan dalam bentuk produk kreatif pada pembelajaran.

5. “Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan srtistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat” Andreas Eppink (dalam Kuswana, 2011, hlm. 268). Dalam penelitian ini kebudayaan lebih spesifik kepada budaya lokal sunda berkaitan dengan penggunaan wayang purwa yaitu tokoh Astrajingga. 6. “Ilmu pengetahuan sosial, adalah disiplun ilmu yang mengkaji perilaku

manusia dalam beragam bentuknya. Disiplin ilmu ini meliputi cabang disiplin ilmu seperti Psikologi, Geografi, Ekonomi, Politik, Sosiologi, dan Antropologi” (Mulyana, 2011, hlm. 189-192). Kajian dalam IPS sangat luas sehingga pembelajaran dalam IPS mencakup beberapa disiplin ilmu yang ada melalui pengintegrasikan yang dilakukan maka akan menciptakan suatu nilai dalam diri siswa.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran dalam pengumpulan data, maka diperlukan instrumen yang tepat dan sesuai sehingga masalah yang diteliti akan terpecahkan dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar observasi

Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm. 310) menyatakan bahwa, “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Lembar observasi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suayu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun buata. Dengan lembar observasi ini maka peneliti dapat mengukur atau menilai proses pembelajaran yang terjadi di kelas.


(31)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi yang dilakukan bertujuan agar memperoleh informasi yang akurat mengenai proses pembelajaran IPS meggunakan media komik berbasis budaya lokal dalam meningkatkan kreativitas siswa. sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan secara langsung saat proses pembelajaran.

Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kreativitas siswa dan lembar observasi penggunaan meida komik berbasis budaya lokal, hal tersebut untuk melihat tingkat kreativitas yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas dan ketercapaian proses pembelajaran dengan menggunakan media komik berbasis budaya lokal terhadap kreativitas siswa. pelaksanaan observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (√) pada lembar observasi yang muncul perihal observasi yang dilakukan oleh guru dan siswa. kriterianya yakni baik, cukup, dan kurang. Keterangan indikator ketercapaian terlampir dalam lampiran.

Lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran dengan media komik berbasis budaya lokal dilakukan untuk memperoleh tentang kesesuaian antara perencanaan yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar dengan keterlaksanaan di dalam kelas. hasil observasi menunjukan kualitas pembelajaran guru di kelas menggunakan media komik berbasis budaya lokal dalam meningkatkan kreativitas siswa. sedangkan lembar observasi kreativitas siswa diguakan dalam melihat peningkatan yang sudah terjadi selama proses pembelajaran. Kkedua lembar observasi tersebut diobserver oleh guru mitra.

2. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh kolabolator atau teman sejawat peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang belum terekam melalui lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan media pembelajaran komik berbais budaya lokal dan kreativitas siswa. agar terlihat adangan perkembangan terhadap penelitian tersebut.

3. Pedoman wawancara

Wawancara, menurut Hopkins dalam Rochiati (2008, hlm. 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dilihat


(32)

89

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari sudut pandang yang lain. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat dan sikap siswa kelas VII F dan guru mitra mengenai pembelajaran selama ini dilakukan sebelum adanya penelitian dan proses tindakan oleh peneliti. Agar diketahui bagaimana pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Wawancara ini dilakukan pada observasi awal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan pembelajaran dalam melakukan penelitian ini.

4. Angket

Angket digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui keberhasilan tindakan berdasarkan objektifitas siswa. dengan begitu peneliti dapat mengetahu seberapa besar keberhasilan yang telah dicapai. Teknik pengumpulan data diberikan kepada seluruh siswa di kelas yang berjumlah 38 siswa untuk mengisi angket yang sudah disediakan oleh guru. Pengisian anket ini pada setiap siklus yang dilakukan dengan penggunaan analisis data kuantitatif.

F. Prosedur Pengumpulan data

1. Prosedur Penyelesian Administrasi

Sebelum sampai pada tahap tindakan kelas, pengumpulan data dan analisis data maka terlebih dahulu akan menguraikan proses persiapan dari penelitian ini agar berjalan lancar.persiapan tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Tahap persiapan penelitian

Tahap ini dapat juga disebut dengan tahap pra lapangan yakni kegiatan yang dilakukan adalah peneliti mengajukan rancangan proposan penelitian. Selanjutnta proposan penelitian tersebut diseminarkan dihadapan tim dosen penguji untuk mendapatkan koreksi, masukan serta perbaikan hingga mendapatkan pengesahan dan persetujuan dari dosen pembimbing sekripsi satu dan pembimbing skripsi dua yang selanjutnya merekomendasikan untuk memulai bimbingan skripsi.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan (observasi awal) untuk melihat lebih jauh lagi mengenai masalah


(33)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tejadi dalam pembelajaran di kelas serta untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebernarnya, hal pertama yang dilakukan adalah mendatangi bagian kurikulum, lalu kemudian oleh wakil kepala sekolah bagian kurikulum ditujukan untuk menemui Guru IPS untuk memperoleh informasi. Karena penelitian ini dilaksanakan ketika pelaksanaan Program Pengalaman lapangan (PPL) dapat memudahkan penelitain. Ketiga, melakukan pertemuan dengan guru mitra untuk merencanakan mengenai materi yang akan disampaikan oleh peneliti, fokus yang akan diobservasi serta persetujuan mengenai penelitii yang akan menjadi instrumen langsung sedangkan guru sebagai guru mitra. Berdasarkan kesepakatan dengan Guru mitra bahwa beliau hanya berkenan jika sebagai observer.

Berdasarkan kesepakatan tersebut bersama maka yang menjadi pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan Guru IPS sebagai kolabolator/guru mitra. Setelah melakukan observasi awal maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah tahap persiapan penelitian ini adalah :

1) Mengajukan surat permohonan penelitian skripsi kepada rektor UPI melalui prodi dengan tertanggal 9 April 2014 dan ditandatangani oleh ketua prodi Pendidikan IPS.

2) Kemudian permohonan surat izin penelitian skripsi dari prodi diberikan kepada fakultas dengan menyerahkan proposal skripsi yang sudah disahkan oleh pembimbing satu dan pembimbing dua, lembar pengesahan proposal skripsi yang sudah ditandatangan oleh pembimbing satu dan pembimbing dua, kwitansi SPP serta fotocopy KTM pada hari yang sama yaitu tanggal 9 April 2014.

3) Setelah surat ijin penelitian skripsi dari fakultas, maka pada hari itu tanggal 9 April 2014 surat tersebut diserahkan kepada Badan Administrasi dan Keuangan untuk diproses selama dua minggu, sehingga surat permohonan ijin penelitian keluar pada tanggal 23 April 2014.

4) Kemudian surat permohonan tersebut diserahkan kepada bagian administrasi (TU) sekolah SMP Negeri 12 Bandung, setelah itu diminta untuk menunggu


(34)

91

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai penelitian selesai untuk memperoleh surat balasan untuk selanjutnya diadakan diskusi dengan guru IPS.

b. Tahap pelaksanaan 1) Tahap perencanaan

Tahap ini peneliti melakukan pembicaraan non formal dengan Guru mitra yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini dan melakukan wawancara pertama mengenai pembelajaran sebelum nya di kelas serta permasalahan atau kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti mensosialisasikan media komik berbasis budaya lokal untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS. peneliti dan Guru mitra akhirnya sepakat untuk menggunakan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS selanjutnya dan menentukan kelas VII F sebagai subjek penelitian.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini peneliti mengadakan wawancara dengan siswa dan guru tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan serta tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan serta tentang penerapan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS. kemudian kegiatan utama dari penelitian ini adalah penggunaan komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran di kelas.

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas a. Tahap pra penelitian

Menurut Suhardjono (2008, hlm. 70) mengemukakan bahwa prosedur penelitian yang dilakukan dalam tahap pra penelitian, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi ke sekolah untuk mencari masalah pembelajaran yang akan diteliti

2) Merumuskan masalah penelitian

3) Menentukan lokasi dan subjek penelitian 4) Membuat proposal penelitian

5) Pengurusan surat izin penelitian


(35)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7) Membuat pdoman wawancara, angket dan lembar observasi. b. Tahap penelitian

Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas, pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Siklus pertama

Perencanaan pembelajaran:

Identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah

1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas.

2. Menentukan pokok bahasan

3. Mengembangkan skenario pembelajaran. 4. Merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. 5. Menyusul LKM

6. Menyiapkan sumber belajar

7. Mengembangkan format penilaian. 8. Mengembangkan format observasi

pembelajaran

Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan LKM.

Pengamatan 1. Melakukan observasi dengan memakai format observasi.

2. Menilai tindakan dengan menggunakan format yang telah disediakan

Refleksi 1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan

2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, komik dan siklus berikutnya.

3. Evaluasi tindakan pertama Siklus

kedua

Perencanaan 1. Identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah.

2. Pengembangan program tindakan kedua. Tindakan Pelaksanaan program tindakan kedua. Pengamatan Pengumpulan data program tindakan kedua Refleksi Evaluasi tindakan kedua

Siklus-siklus berikutnya

Kesimpulan, saran, rekomendasi (suhardjono, 2010, hlm. 70-71)


(36)

93

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel tersebut prosedur hedaknya dirinci dengan perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang bersifat secara berulang atau bersiklus. Langkah-langkah PTK secara rinci yaitu :

1) Perencanaan

Tahap ini berupa rancangan dan menyusun tindakan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran sesuai dengan kesepakatan antara guru dan peneliti. Jadi dalam hal ini peneliti harus menggunakan perencanaan tindakan seutuhnya dalam proses pembelajaran agar tujuan dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan harapan. Pada tahap ini peneliti membuat RPP beserta sistem penilaian yang akan diberikan, serta menyiapkan instrumen yang diperlukan dalam observasi yaitu lembar observasi penilaian pembelajaran melalui penggunaan komik, lembar observasi kreativitas siswa, catatan lapangan, dan angket siswa selama proses pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan komik berbasis budaya lokal. Perencanaan juga dilakukan pada persiapan komok yaitu perancangan media komik berbasis budaya lokal yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas. 2. Menentukan budaya lokal sunda yang akan diintegrasikan degan meteri

pembelajaran.

3. Menentukan tema pembelajaran yang akan dikembangkan menjadi judul komik

4. Menentukan karakter yang akan digunakan dalam penokohan pada komik. 5. Merancang cerita melalui : membuat premis cerita, plot dan storyboard. 6. Merancang komik secara keseluruhan melalui aplikasi Manga Studio EX4. 7. Pencetakan komik melalui alat pencetak berupa printer.

Perencanaan yang secra bersama dilakukan oleh peneliti dan Guru IPS tentang kajian topik, waktu, dan tempat observasi. Standar kompetensi yang disepakati oleh guru IPS adalah SK 7. Memahami Kegiatan Ekonomi Manusia

2) Tindakan

Tahap ini rencangan yang telah disusun sesuai kesepakatan bersama antara peneliti dan guru mitra akan diterapkan di kelas dengan sekenario yang telah disusun. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran,


(37)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini menggunakan media pembelajaran komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa. peneliti dalam hal ini tidak menentukan siklus harus dilakukan tetapi dilihat dari ketercapaian tujuan yang diharapkan peneliti. Pada saat pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan observasi dengan menggunakan format observasi, angket dan catatan lapangan.

3) Observasi

Tahap ini pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, peneliti melakukan pengumpulan data informasi tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengumpulan data ini menggunakan lembar observasi, angket siswa dan catatan lapangan. Pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan peningkatan kreativitas siswa. data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang menggambrakan hasil dari setiap tindakan dengan media komik berbasis budaya lokal terhadap peningkatan kreativitas siswa.

4) Refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tidanakan yang telah dilkukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Tindakan ini dilakukan berdasarkan hasil observasi kemudian diolah kembali dengan data angket dan lembar observasi jika terdapat kesalahan atau kekurangan maka akan dilakukan tindakan kembali.

Penelitian akan dianggap cukup ketika data menunjukan peningkatan minimal rata-rata baik. Pada indikator kreativitas siswa yaitu pada aspek non aptitude: aktif mengemukakan pertanyaan dan berani mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi, imajinatif, dan menghargai karya individu. Pada aspek aptitude : mampu megungkapkan ide kreatif atas permasalahan pada komik baik secara lisan maupun tulisan, mampu memberikan saran atas permasalahan, dan mampu mengungkapkan pendapat berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Dari aspek produk, memiliki keterampilan membuat produk dan menampilkannya di depan kelas. berdasarkan aspek esensi komik, siswa


(38)

95

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki respon positif dan mampu menemukan informasi yang terdapat dalam komik.

G. Teknik Analisis Data

Menganalisis data adalah bagian terpenting dalam suatu karya ilmiah karena dalam analisis ini data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat membarikan suatu makna yang berguna untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Langkah-langkah dalam menganalisis data kualitatif dan data kuantitatif yaitu :

1. Analisis data kualitataif

Menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah yakni:

a) Katagorisasi dan interpretasi data

Analisis data dalam penelitian ini terlebih dahulu semua data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan indikator. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Beberapa hal yang akan dilakukan peneliti yaitu:

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan 2) Mendeskripsikan pelakasanaan tindakan setiap siklus 3) Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru

4) Menganalisis hasil observasi peningkatan kreativitas siswa 5) Mendeskripsikan data angket siswa dalam setiap siklus.

Kriteria dalam katagorisasi pada lembar observasi siswa dan lembar observasi guru dilakukan dengan analisis kualitataif. Dimana kriteria penilaian telah tercantum dalam lampiran.

b) Reduksi data

Tahap ini peneliti menyeleksi beberapa data yang dihasilkan dari lapangan kemudian ditulis dalam mbentuk uraian yang lebih rinci. Laporan tersebut kemudian disimpulkan, mengambil hal yang pokoknya dan memfokuskan pada masalah yang akan dikaji. Data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran akuran mengenai hasil pengamatan d lapangan.


(39)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang bertumbuk dan laporan yang tebal akan sulit dilihat hubungan detailnya. Sulit juga melihat gambaran serta keseluruhannya untuk dapat menyimpulkannya. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai bentuk data menjadi tabel, bagan, diagram , dan charts agar mudah dipahami. Kemudian dideskripsikan sesuai dengan gambaran tersebut.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa menggunakan media komik berbasis budaya lokal dari angket yang telah diisi oleh siswa, yang kemudian dihitung melalui data kuanitatif berupa persentase. Kemudian data angket dianalisis dan dideskripsikan. Setelah data dianalisis maka untuk selanjutnya dilakukan proses pengolahan data dimulai dengan menelaah seluruh data yakni dari pedoman observasi, catatan lapangan dan angket. Kemudian data yang diperoleh dikatagorikan.

Data kuantitatif didapat melalui hasil angket yang telah diisi oleh siswa setelah tindakan pada setiap sisklus. Analisis data dengan menggunakan instrumen angket yaitu dengan cara frekuensi (F) dibagi dengan jumlah responden (N) dikali 100%, seperti yang dikemukakan Sudjana (2001, hlm. 19) sebagai berikut:

P =

Setelah menjadi persentase dalam sebuah tabel dan diagram kemudian peneliti mendeskripsikan hasil analisisnya dalam bentuk deskriptif. Hal ini dilakukan agar mudah dipahami. Dalam analisis data kuantitatif kriteria yang tersedia dalam angket adalah SS (Sangat Setuju), Setuju (S), KS (Kurang Setuju) dan TS (tidak Setuju). Untuk lebih rinci mengenai penilaian data kuantitatif maka peneliti membuat indikator ketercapaiannya yakni:

Sangat Setuju = Melakukan indikator yang ditentukan selama pembelajaran lebih dari 3 kali

Setuju = Melakukan indikator yang ditentukan selama pembelajaran 2-3 kali


(40)

97

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pemebelajaran 1-2 kali

Tidak Setuju = Tidak melakukan indikator selama pemebelajaran.

Sementara untuk penafsiran data angket peneliti menggunakan klasifikasi sebagai berikut:

Interval porsentase Keterangan

0,00% Tidak seorangpun

01,00%-05,00% Hampir tidak ada 06,00%-25,00% Sebagian kecil 26,00%-49,00% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51,00%-75,00% Lebih dari setengahnya 76,00%-95,00% Sebagian besar

96,00%-99,00% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Sugihartoni (dalam Agnes, 2000, hlm.38).

Melalui tabel penafsiran tersebut, peneliti menafsirkan persentase keberhasilan setiap siklus kemudia melalui penafsiran tersebut data dideskripsikan secara kualitatif. Sementara untuk melihat efektivitas penggunaan media komik dalam penelitian ini melihat kepada peningkatan hasil observasi selama penelitian berlangsung. Dalam memudahkan penilaian maka peneliti membuat kriteria ketercapaian pembelajaran sebagai berikut:

Kriteria Keterangan

1. Tidak memudahkan untuk digunakan 2. Tidak memenuhi kebutuhan

pembelajaran si pembelajar . 3. Tidak terdapat aspek integrasi 4. Tidak memuat aspek estetika

Tidak efektif

1. Memudahkan untuk digunakan

2. Memudahkan kebutuhan pembelajaran si pembelajar.

Kurang efektif

1. Memudahkan untuk digunakan

2. Memudahkan kebutuhan pembelajaran si pembelajar.

3. Terdapat aspek integrasi

Cukup efektif

1. Memudahkan untuk tigunakan

2. Memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar .

3. Terdapat aspek integrasi


(41)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Memuat aspek estetika

diadaptasi dari kriteria efektivitas media pembelajaran Tohrn (dalam Arsyad, 2002).


(42)

Pebriani Rizki Ali, 2014

Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Mulai dari siklus pertama, siklus kedua sampai dengan siklus ketiga pada pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas VII F SMP N 12 Bandug mengenai “Upaya Meningkatkan Kreativitasa Siswa melalui Komik Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII F SMP N 12 Bandung)”. Kesimpulan yang diperoleh yakni : 1. Perencanaan komik berbasis budaya lokal dalam kegiatan pembelajaran IPS

pada setiap siklus sudah baik. Peneliti merancang perencanaan pembelajaran dengan menyesuaikan pada materi ajar dan integrasinya dengan kreativitas serta budaya lokal. Komik berbasis budaya lokal menggunakan karakter tokoh Astrajingga sebagai bentuk interpretasi terhadap budaya lokal sunda. Materi ajar terkait dengan kegiatan ekonomi diilustrasikan ke dalam contoh konkrit kreativitas yang berbasis budaya lokal sunda. Seperti halnya kreativitas pada masyarakat adat sunda yang memenuhi kebutuhan hidupnya melalui potensi lokal wilayahnya. Dalam pelaksanaannya, perencanaan media komik banyak mengalami kendala namun melalui usaha bersama antara peneliti dan guru mitra perencanaan media komik mengalami peningkatan. Komik juga sangat bermakna bagi siswa dalam pembelajaran IPS, karena mengandung nilai budaya lokal yang harus dilestarikan bersama. Disamping produk budaya yang digunakan sebagai media pembelajaran,, di dalamnya juga mengandung nilai-nilai budaya sunda seperti cinta lingkungan, gotongroyong, saling menghargai, dan saling menghormati yang diinternalisasikan dalam suatu pandangan silih asah, silih asih dan silih asuh.

2. Pelaksanaan tindakan penggunaan komik berbasis budaya lokal dalam meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung sudah


(1)

Mengasosisasi

a. Setelah siswa melakukan kegiatan diskusi, siswa dapat menuliskan hasilnya dalam buku tugas.

Mengkomunikasikan

b. Setiap kelompok melakukan kegiatan persentasi mengenai

komik yang telah dibuatnya di depan kelas. Setiap kelompok dalam kelas tersebut dapat menanggapi komik yang dibuat oleh temannya.

Kegiatan penutup :

a. Setiap kelompok dapat mengungkapkan pujian kepada

kelompok yang telah mempresentasikan hasil karyanya. b. Guru juga memberikan apresiasi kepada setiap kelompok

yang telah membuat tugasnya dengan baik. Sementara kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas, guru juga memberikan motivasi agar di kemudian hari siswa dapat mengerjakan tugas.

c. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan

mengungkapkan temuan baru dalam kegiatan

pembelajaran saat itu.

10

2. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Buku BSE (Iwan Setiawan, Ratna Sukmayani) 2. Internet

3. Lingkungan masyarakat (sekolah, keluarga, RT, RW dan sebagainya) 4. Komik Atrajingga bertema “Cinta Lingkungan”

3. Evaluasi

1. TehnikPenilaian b. Penugasan 2. BentukInstumen

a. Non tes b. Tugas Rumah


(2)

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran IPS

(Ema Surtiningsih) NIP.

Bandung, Maret 2014

Peneliti

(Pebriani Rizki Ali) NIP.

Rubrik Penilaian LKS

Aspek Kriteria

3 2 1 0

Rasa ingin tahu

Siswa membuat pertanyaan lebih

dari satu

berkaitan

dengan komik

Astrajingga

Siswa membuat satu pertanyaan berkaitan

dengan komik

Astrajingga

Siswa membuat pertanyaan tetapi tidak berkaitan dengan komik Astrajingga

Siswa tidak

membuat pertanyaan

Berpikir lancar

Siswa

memberikan 3

ide berkaitan

dengan permasalahan lingkungan yang terdapat dalam komik

Siswa

memberikan 2

ide berkaitan

dengan permasalahan lingkungan yang terdapat dalam komik

Siswa memberikan

satu ide

berkaitan dengan permasalahan lingkungan yang terdapat dalam komik

Siswa tidak

memberikan ide berkaitan

dengan permasalahan lingkungan yang terdapat dalam komik

Berpikir orisinal

Siswa dapat

mengemukakan

gagasan baru

mengenai permasalahan lingkungan yang berkaitan

dengan

Siswa dapat

mengemukakan

gagasan yang

sudah biasa

mengenai permasalahan lingkungan yang berkaitan

Siswa dapat mengemukak

an gagasan

yang tidak

sesuai dengan permasalahan lingkungan yang

Siswa tidak

dapat

mengemukakan gagasan apapun


(3)

kehidupannya dengan kehidupannya berkaitan dengan kehidupanny a Berpikir luwes

Siswa dapat

melihat permasalahan lingkungan dari 3 sudut pandang

Siswa dapat

melihat permasalahan lingkungan dari 2 sudut pandang

Siswa dapat melihat permasalahan lingkungan dari 1 sudut pandang

Siswa tidak

dapat melihat

permasalahan

dari berbagai

sudut pandang

Kriteria :

12-9 : Baik

8-5 : Cukup

4-0 : Kurang

Rubrik Penilaian Produk

Aspek 3 2 1 0

Tema Komik sudah

berdasarkan permasalahan lingkungan

Komik cukup sesuai dengan permasalahan lingkungan

Komik belum sesuai dengan permasalahan lingkungan

Komik tidak

sesuai dengan permasalahan lingkungan

Orisinal Komik

memuat

gagasan baru

dalam

menanggulangi permasalahan lingkungan

Komik cukup memuat

gagasan baru

dalam

menanggulangi permasalahan lingkungan

Komik belum memuat

gagasan baru

dalam

menanggulangi permasalahan lingkungan

Komik tidak

memuat

gagasan baru

dalam menanggulangi permasalahan lingkungan Nilai budaya lokal Komik

memuat nilai

budaya (cinta lingkungan, gotong royong dan kerjasama)

Komik cukup

memuat nilai

budaya (cinta lingkungan dan kerjasama )

Komik kurang

memuat nilai

budaya (cinta lingkungan)

Komik tidak

memuat nilai

budaya

Konten Komik

memuat

unsur-unsur komik

sebagaimana mestinya

(balon kata,

percakapan dan tokoh)

komik cukup

memuat

unsur-unsur komik

sebagaimana mestinya

(hanya ada

balon kata dan percakapan)

komik kurang memuat

unsur-unsur komik

sebagaimana mestinya

(hanya ada

percakapan)

Produk tidak

memuat unsur komik


(4)

8-12 : Baik

5-7 : cukup

0-4 : kurang

Rubrik Penilaian Performance Siswa

Aspek Kriteria

3 2 1 0

Berani Siswa berani

manampilkan hasil karyanya di depan kelas dengan

percaya diri

Siswa cukup berani

menampilkan hasil karyanya di depan kelas dengan

percaya diri

Siswa kurang berani

menampilkan hasil

kasryanya di

depan kelas

dengan percaya diri

Siswa tidak

berani

menampilkan hasil karyanya

Menghargai Siswa

menghargai

kritik dan

saran yang

disampaikan

oleh

teman-temannya

Siswa cukup menghargai

kritik dan

saran yang

disampaikan oleh temannya

Siswa kurang menghargai

kritik dan

saran yang

disampaikan temannya

Siswa tidak

menghargai

kritik dan

saran yang

disampaikan temannya Mengemukak

an gagasan

Siswa berani

mengemukaka n pendapat dan mempertahank an

pendapatnya

Siswa cukup berani

mengemukaka n pendapatnya dan

mempertahank an

pendapatnya

Siswa kurang berani

mengemukaka n pendapatnya dan

mempertahank an

pendapatnya

Siswa tidak

berani

mengemukaka n pendapatnya dan

mempertahank an

pendapatnya Kriteria :

7-9 : Bagus

4-6 : cukup


(5)

LEMBAR KERJA SISWA Pertemuan I

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mendeskripsikan kegiatan produksi. 2. Siswa dapat mendeskripsikan nilai guna barang.

3. Siswa dapat mendeskripsikan permasalahan dan mengungkapkan solusi yang terdapat dalam komik.

4. Siswa dapat mengungkapkan solusi permasalahan produksi berbasis lingkungan. A. Setelah kalian membaca komik Astrajingga tersebut, maka isilah

pertanyaan di bawah ini !

1. Buatlah pertanyaan berkaitan isi komik Astrajingga yang akan

ditanyakan kepada kelompok lain

2. Apa permasalahan yang kalian temukan berkaitan dengan kegiatan produksi yang dilakukan oleh Pak Sobar?,

3. Bagaimana cara Pak Sobar menyelesaikan permasalahan tersebut

4. Jika kalian menjadi tokoh Pak Sobar, Ide kreatif apa yang bisa kalian lakukan dalam menyelesaikan permasalahan sampah ?

5. Apa yang akan kalian lakukan apabila dihadapkan pada sebuah

permasalahan, yaitu kemacetan lalu lintas yang bisa menyebabkan kamu terlambat ke sekolah ?

B. Setelah kalian mendiskusikan komik Astrajingga tersebut, maka lakukanlah kegiatan di bawah ini!

1. Temukanlah permasalahan lingkungan yang terdapat di sekitar rumahmu


(6)

2. Buatlah sebuah solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut. 3. Ilustrasikan permasalahan tersebut ke dalam sebuah komik.

4. Tugas dikulmpulkan pada pertemuan selanjutnya

~ ~

LEMBAR KERJA SISWA Pertemuan II

Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat memiliki keterampilan membuat produk yang merepresentasikan kreativitasnya.

Setelah kalian membuat komik, maka lakukanlah kegiatan di bawah ini.

1. Pilihlah salah satu komik yang dibuat oleh teman kelompokmu sebagai bahan diskusi! 2. Lakukanlah kegiatan diskusi, berdasarkan :

a. Apa tema komik yang kalian pilih ?

b. Permasalahan apa yang diilustrasikan dalam komik tersebut ? c. Apa solusi yang diilustrasikan dalam komik tersebur ?


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG: penelitian tindakan kelas di kelas VII-E SMP negeri 12 bandung.

0 0 52

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) : penelitian tindakan kelas di kelas vii f smp negeri 14 bandung.

13 49 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI TUGAS (TASK) PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBAHAN DASAR LIMBAH SAMPAH DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung.

0 1 63

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS BUDAYA :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung.

0 0 54

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS BUDAYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung.

0 0 54

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas di kelas VII F smp negeri 12 Bandung - repository UPI S MPP 1006029 Title

0 0 3