PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

(1)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI

PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh : ROHAENI NIM. 1103635

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI

PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung)

Oleh :

Rohaeni 1103635

diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Rohaeni 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulisan.


(3)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN ROHAENI

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI

PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing 1

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014198601 001

Pembimbing II

Drs. Faqih Samlawi, MA NIP. 19600408 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014198601 00


(4)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

“Peningkatan Kecerdasan Sosial Siswa dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi Melalui Strategi PAILKEM pada Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas

VIII-I SMP Negeri 7 Bandung)”

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi karena permasalahan yang terjadi, yaitu siswa tidak dapat berpartisipasi dengan sesama siswa di kelas. Ketika berdiskusi, siswa hanya ingin dikelompokan dengan teman akrabnya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru menerapkan strategi PAILKEM. Siswa diminta untuk melaksanakan diskusi secara berkelompok. Ketika berdiskusi, disitulah siswa mengembangkan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi untuk berpartisipasi. Setelah itu, siswa mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bandung, dengan subjek penelitian guru IPS dan Siswa kelas VIII-I. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi PAILKEM dalam pembelajaran IPS dikatakan berhasil. Sehingga dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, dengan menggunakan strategi PAILKEM pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi. Peningkatan kecerdasan sosial siswa ditunjukan dengan sangat baik dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Hasil yang dapat dilihat yaitu, siswa yang dapat berinteraksi dengan semua teman di kelas, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sikap siswa yang lebih percaya diri untuk berbicara dan mengemukakan pendapat pada proses pembelajaran. Siswa dapat menjalin kerjasama kreatif didalam kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan tugas, melalui pengorganisasian pembagian tugas yang secara merata pada setiap anggota kelompok.

Kata Kunci: Kecerdasan Sosial, Mengorganisasi Kelompok Diskusi, Strategi PAILKEM, Pembelajaran IPS.


(5)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Improving Students' Social Intelligence in Organizing Group Discussion through PAILKEM Strategy in Learning Social Science (An action research in VIII-I class of

SMP Negeri 7 Bandung) ABSTRACT

This research is based on the problem happened to the students where the students do not actively interact with other students. While discussing, students only want to be grouped with their close friends. In order to solve the problem, teacher tries to implement PAILKEM strategy. Students are asked to discuss in group. During the discussion, students are developing their social intelligence by organizing to participate actively. After that, students present their result of the discussion. The research is conducted in SMP Negeri 7 Bandung where the teacher of social science and students in the VIII-I class were chosen as the subject of the research. Classroom action research method of Kemmis and Taggart was utilized as the research method. Teaching amd learning process using PAILKEM strategy can be said as successful. Therefore, it can be concluded that by the use of PAILKEM strategy in learning social science is able to improve students' social intelligence in organizing group discussion. The improvement of students' social intelligence can be seen from the organizing intelligence of the students in group discussion conducted in VIII-I class of SMP Negeri 7 Bandung that is categorized as very good. The result shows that students are able to interact with all of their friends in the class, students are participate in more active ways in teaching and learning processes, students are more confident to speak and express their opinion during teaching and learning process Students are able to construct creative teamwork in the group to discuss the given task by organizing discussion through distributing tasks equally to each group member.

Keywords: Social Intelligence, Organizing Group Discussion, PAILKEM Strategy, Teaching and Learning Social Science.


(6)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGUJI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Kecerdasan Sosial ... 7

1. Pengertian Kecerdasan Sosial ... 7

2. Kecerdasan Sosial dalam Mengorganisasi Kelompok pada Pembelajaran IPS ... 9

3. Kaitan Kecerdasan Sosial dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi pada Pembelajaran IPS ... 12

B. Strategi PAILKEM ... 14

1. Pengertian Strategi PAILKEM ... 14

2. Manfaat Strategi PAILKEM ... 16

3. Langkah Pembelajaran Strategi PAILKEM ... 16


(7)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

5. Strategi PAILKEM pada Pembelajaran IPS ... 17

C. Kaitan Antara Kecerdasan Sosial dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi dengan Strategi PAILKEM pada Pembelajaran IPS ... 18

D. Pembelajaran IPS ... 19

1. Pengertian IPS ... 19

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 19

3. Dimensi Pembelajaran IPS ... 20

E. Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24

1. Lokasi Penelitian ... 24

2. Subjek Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 25

1. Perencanaan (plan) ... 26

2. Tindakan (act) ... 26

3. Pengamatan (observing) ... 27

4. Refleksi (reflecting) ... 27

C. Metode Penelitian ... 27

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 28

D. Fokus Permasalahan ... 30

1. Kecerdasan Sosial dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi ... 30

2. Strategi PAILKEM ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Pedoman Observasi ... 33

2. Catatan Lapangan ... 34

3. Pedoman Wawancara ... 34

4. Dokumentasi ... 36

G. Analisis Data dan Validasi Data ... 36

1. Analisis Data ... 36


(8)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian ... 40

1. Deskripsi Sekolah ... 40

2. Profil Guru Mitra ... 41

3. Kondisi dan Karakteristik Kelas Penelitian ... 41

B. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ... 43

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ... 44

a. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 1 ... 44

b. Pelaksanaan Tindakan Ke-1 ... 46

c. Pelaksanaan Tindakan Ke-2 ... 49

d. Pelaksanaan Tindakan Ke-3 ... 53

e. Pelaksanaan Tindakan Ke-4 ... 57

f. Observasi Pelaksanaan Siklus 1 ... 60

g. Refleksi Pelaksanaan Siklus I ... 70

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 ... 71

a. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 2 ... 71

b. Pelaksanaan Tindakan Ke-1 ... 72

c. Pelaksanaan Tindakan Ke-2 ... 74

d. Pelaksanaan Tindakan Ke-3 ... 77

e. Observasi Pelaksanaan Siklus 2 ... 80

f. Refleksi Pelaksanaan Siklus 2 ... 90

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3 ... 92

a. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 3 ... 92

b. Pelaksanaan Tindakan Ke-1 ... 93

c. Pelaksanaan Tindakan Ke-2 ... 94

d. Observasi Pelaksanaan Siklus 3 ... 96

e. Refleksi Pelaksanaan Siklus 3 ... 107

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 4 ... 108

a. Perencanaan Pelaksanaan Siklus 4 ... 108

b. Pelaksanaan Tindakan Ke-1 ... 109


(9)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

d. Pelaksanaan Tindakan Ke-3 ... 113

e. Observasi Pelaksanaan Siklus 4 ... 114

f. Refleksi Pelaksanaan Siklus 4 ... 125

C. Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... 126

1. Data Hasil Wawancara ... 126

2. Data Hasil Catatan Lapangan ... 129

3. Data Hasil Observasi ... 130

D. Analisis Hasil Pingkatan Kecerdasan Sosial Siswa dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi Melalui Strategi PAILKEM pada Pembelajaran IPS ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 147

B. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 150 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada mata pelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung ditemukan banyak permasalahan. Pertama, siswa terlihat banyak yang mengobrol ketika guru menjelaskan materi. Kedua, suasana kelas terdengar berisik. Ketiga, ada beberapa siswa yang memainkan ponsel ketika pembelajaran. Keempat, kurangnya kerjasama siswa dalam satu kelompok ketika sedang melakukan diskusi. Hal ini disebabkan oleh siswa yang hanya ingin berdiskusi dengan teman akrabnya. Kelima, siswa kurang percaya diri ketika mempresentasikan hasil diskusi. Keeman, siswa tidak kreatif dalam mengajukan pertanyaan kepada kelompok penyaji materi. Ketujuh, rendahnya daya analisis siswa dalam mengerjakan laporan diskusi. Delapan, siswa tidak peduli kepada teman satu kelas yang bukan teman akrabnya.

Untuk lebih meyakinkan peneliti atas permasalahan yang terjadi tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 7 Bandung. Beliau mengatakan bahwa, kelas tersebut pasif. Ketika guru memberikan pertanyaan, suasana kelas terlihat tidak ada keaktifan siswa. Selain itu, peneliti melakukan wawancara dengan siwa kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Permasalahan yang terjadi diatas disadari oleh anggota kelas. Siswa tersebut menyebutkan beberapa permasalahan diantaranya, siswa kurang bersosialisasi dengan teman satu kelas dan siswa pasif ketika belajar. Selain itu, permasalahan yang paling utama dirasakan adalah ketika ada tugas kelompok, siswa tidak mau dipisahkan dengan teman akrabnya.

Masalah yang telah dijelaskan diatas, harus segera diatasi karena jika dibiarkan berakibat pada rendahnya kecerdasan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Kecerdasan sosial tersebut bermanfaat untuk membawa siswa dalam suatu cara bersosialisasi menjalin hubungan persahabatan. Hal pokok yang menjadi indikator utama dalam kecerdasan sosial ialah


(11)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterkaitan interaksi seseorang dalam kelompok dan masyarakat. Hal ini berhubungan dengan tujuan mata pelajaran IPS yaitu menyiapkan siswa menjadi good citizeship dalam mengembangkan pengetahuan, kreativitas dan peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti akan mengerucutkan pokok permasalahan yang terjadi di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung yaitu rendahnya kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok. Oleh sebab itu, peneliti akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan sistem metode pembelajaran diskusi. Pembelajaran diskusi yang akan digunakan tersebut dapat meningkatkan partisipasi dan hubungan dengan teman. Selain itu, siswa memiliki kreativitas untuk menyelesaikan masalah dengan pembagian tugas secara merata. Kegiatan tersebut, melibatkan komunikasi secara langsung dengan siswa lain. Kaitan antara tujuan kecerdasan sosial dengan mata pelajaran IPS, mengacu pada tujuan pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2013. Keterkaitan tersebut yaitu adanya penanaman karakter untuk membentuk kebiasaan (habit), sehingga sifat siswa akan terbentuk sejak dini.

Pembentukan karakter yang diintegrasikan dalam mata pelajaran IPS diperlukan adanya sebuah strategi. Strategi tersebut, memiliki tujuan memunculkan dan mengembangkan karakter dalam peningkatan kecerdasan sosial siswa. Sehingga, siswa mampu berinteraksi dengan temannya di kelas maupun dengan guru ketika pembelajara IPS.

Penjelasan diatas mendorong peneliti untuk melakukan penerapan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, inovatif, kreatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar mata pelajaran IPS.

Kriteria pemilihan strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah strategi pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik (PAILKEM). Strategi tersebut akan peneliti lakukan pada pembelajaran IPS untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.


(12)

3

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strategi PAILKEM menggabungkan beberapa aspek, yaitu pembelajaran aktif dengan berbagai model. Ciri pembelajaran aktif diantaranya, pembelajaran berpusat pada siswa dan melibatkan kehidupan nyata. Sehingga, mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini memberikan gaya belajar yang berbeda dari sebelumnya kepada siswa. Perbedaan tersebut terletak pada, adanya suatu interaksi pembelajaran antara guru dan siswa, siswa dengan siswa. Kemudian, Strategi PAILKEM memanfaatkan lingkungan sebagai media atau sumber belajar.

Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan teknik pemecahan masalah dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK) untuk memperbaiki pembelajaran dan mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran. Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan ini, melibatkan peran peneliti sebagai guru dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Melalui penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti memfokuskan judul “Peningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi Melalui Strategi PAILKEM Pada Pembelajaran IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, tentang kurangnya kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada mata pelajaran IPS. Peneliti merumuskan secara rinci permasalahan tersebut dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan tahap-tahap strategi PAILKEM untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pemebelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan strategi PAILKEM untuk peningkatan

kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung?

3. Bagaimana kendala yang terjadi dalam proses pelaksanaan strategi PAILKEM untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung?


(13)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang ditemukan dilapangan, terkait permasalahan rendahnya kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS, yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengetahui perencanaan strategi PAILKEM untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

2. Menganalisis dampak pelaksanaan penggunaan strategi PAILKEM untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

3. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi PAILKEM untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya : 1. Manfaat Teoritis bagi keilmuan IPS

a.Peneliti memperoleh pemahaman serta aplikasi dari penggunaan strategi PAILKEM untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS.

b.Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi bagi beberapa pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti:


(14)

5

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. Khususnya mata pelajaran IPS di SMP Negeri 7 Bandung.

2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan strategi PAILKEM pada pembelajaran IPS untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS dengan didukung fasilitas yang memadai. 3) Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme

guru. b. Guru

1) Dapat dijadikan referensi dalam menyelesaikan permasalahan, khususnya berhubungan dengan penggunaan strategi, metode dan model pembelajaran yang berorientasi pada keaktivan siswa.

2) Sebagai salah satu alternatif penggunaan strategi, metode dan model pembelajaran yang dapat diterapkan.

3) Mengembangkan profesionalime guru.

4) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar serta kualitas pembelajaran IPS.

5) Mempermudah proses pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran yang berorientasi pada keaktivan siswa.

c. Siswa

1) Meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS. 2) Dapat merubah paradigma siswa kepada mata pelajaran IPS,

sehingga pembelajaran IPS lebih menyenangkan dan penuh makna. 3) Mampu mengembangkan pemahaman materi pembelajaran,

sehingga mampu menyelesaikan permasalahan secara mandiri. 4) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan baik di kelas, sekolah dan tempat tinggal. 5) Memiliki kecerdasan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. E. Sistematika Penelitian


(15)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat penelitian dan Sistematika Penelitian yang merupakan sistematika skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menggambarkan pemaparan berbagai teori yang mendukung terkait permasalahan dan cara penyelesaiannya dari berbagai literatur yang sesuai, terkait kecerdasan sosial, strategi Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Lingkungan dan pembelajaran IPS.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menggambarkan keseluruhan cara penelitian meliputi persiapan, perencanaan, prosedur, pelaksanaan, penyelesaian penelitian berdasarkan pada teknik penelitian, data dan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan yang digunakan sebagai alat pengumpul data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan terkait data, informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yang sesuai.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini memaparkan kesimpulan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari rumusan masalah. Kemudian, adanya sebuah saran peneliti untuk pihak yang bersangkutan.


(16)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bandung yang beralamat di Jalan Ambon No.23 Bandung. Peneliti merasa di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung, terdapat masalah kurangnya kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi. Hal ini terlihat ketika guru mata pelajaran IPS menginstruksikan untuk berdiskusi, siswa kelas VIII-I menunjukan sikap yang hanya ingin berdiskusi dengan teman dekatnya saja. Sehingga, terjadi situasi ketidak akraban antara sesama teman yang lain. Oleh sebab itu, peneliti merasa terdorong untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung, berjumlah 35 siswa dengan komposisi 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Masalah yang ada di kelas ini mendorong peneliti untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi melalui strategi PAILKEM pada pembelajaran IPS. Cara yang akan dilakukan dengan sistem pemilihan anggota kelompok yang dilakukan oleh guru. Hal ini, dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam berinteraksi, karena berinteraksi dengan sesama siswa merupakan hal yang penting terutama dilingkungan kelas untuk menjalin rasa kebersamaan mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.


(17)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Model Penelitian Kelas oleh Kemmis dan Taggart Sumber: Wiraatmadja (2012, hlm. 66)

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dengan fokus permasalahan peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi melalui strategi PAILKEM menggunakan model spiral dari Kemmis dan Tagart, dapat dijelaskan langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

REFLECT

A C T OBSERVE

RESIVED REFLECT

A C T OBSERVE


(18)

26

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan (plan)

Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan suatu hal yang diinginkan. Perencanaan penelitian tindakan kelas melibatkan banyak pihak. Pihak tersebut harus mengetahui dan memahami peranan masing-masing. Hal ini dilakukan untuk kelancaran penelitian diantaranya yaitu guru sebagai peneliti dalam PTK. Guru mitra dan teman sejawat sebagai observer, serta dosen pembimbing sebagai pakar ahli. Dijelaskan oleh Kunandar (2012, hlm. 92) :

“pada prinsipnya tindakan yang dilaksanakan hendaknya dapat membantu peneliti (guru) untuk mengatasi kendala pembelajaran di kelas, dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran di kelas, membantu peneliti (guru) menyadari potensi baru melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja”.

Rencana tindakan yang dilakukan hendaknya memuat informasi tentang hal-hal diantaranya, menentukan materi, penentuan metode, alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti atau data, merencanakan evaluasi, membuat skenario pembelajaran. Setelah itu, rencana perekaman atau pencatatan data dan pengelolaan.

Tindakan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti tersebut didiskusikan secara rinci bersama dengan guru mitra dan dosen pembimbing sebagai para ahli.

2. Tindakan (act)

Pengertian tindakan pada penelitian tindakan kelas adalah penerapan tindakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Tindakan (act) harus sesuai dengan rencana, berjalan secara alamiyah, sadar dan terkendali. Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilakukan pada proses pembelajaran yang menggunakan strategi PAILKEM dengan model pembelajaran yang beragam. Selain itu, pada kegiatan pelaksanaan ini, mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong siswa lebih mengeksplorasi jawaban atas pertanyaan sendiri. Pelaksanaan


(19)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan penelitian ini menitik beratkan pada kegiatan siswa bersama kelompoknya untuk berdiskusi terkait materi yang telah ditentukan oleh guru. Sementara itu, ketika guru melaksanakan tindakan. Maka, tahapan proses pengumpulan data dilakukan secara bersama. Tahap pengumpulan data meliputi semua yang dilakukan oleh guru maupun siswa pada situasi pelaksanaan tindakan.

3. Pengamatan (observing)

Pengamatan dalam Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan observer, dilaksanakan dalam satu waktu. Dijelaskan oleh Suryadi (2010, hlm. 64) bahwa “pengamat harus merekam setiap peristiwa yang terjadi, membuat catatan-catatan kecil dalam buku harian supaya mempermudah dalam menganalisi data dan mencatat pengaruhnya terhadap perilaku siswa”.

Pada kotak pengamatan (observe) tidak hanya aktivitas siswa yang diamati. Akan tetapi, setiap kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadi bahan pengamatan.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi (reflect) adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh guru (peneliti) melalui pembelajaran di kelas dan aktivitas dalam pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti harus menyadari setiap pelaksanan kegiatan tindakan apakah telah sesuai dan mengetahui mana yang harus diperbaiki. Refleksi mengacu pada tindakan analisis data, yang melibatkan orang luar seperti guru mitra, teman sejawat dan para ahli. Setelah itu, peneliti menarik kesimpulan.

Refleksi memiliki aspek evaluatif, maksudnya adalah peneliti dapat menjadikan pembelajaran di kelas sebagai pengalaman untuk menilai, apakah tindakan yang telah dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap pada kegiatan penelitian selanjutnya.


(20)

28

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah penelitian. Metode penelitian memberikan gambaran bagaiamana penelitian tersebut dilaksanakan. Metode penelitian pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Pemilihan metode penelitian yang tepat dapat membantu keberhasilan suatu penelitian, karena akan memperjelas langkah-langkah, arah dan tujuan dari penelitian.

Merunjuk pada permasalahan yang ditemukan peneliti di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung terkait peningkatan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi dengan penerapan strategi pembelajaran PAILKEM pada pembelajaran IPS. Maka peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kualitatif interaktif.

1. Pengertian penelitian tindakan kelas

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi permasalahan yang dialami didalam kelas. Selain itu, bertujuan untuk melatih praktek mengajar guru untuk menjadi guru profesional. Sehingga, dengan berbagai penerapan model yang dilaksanakan dapat mengaktifkan guru dan siswa dalam pembelajaran.

Menurut Wiraatmadja (2005, hlm. 13) “Metode penelitian tindakan kelas ialah bagaimana seorang guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

Oleh sebab itu, ketika guru melakukan penelitian tindakan kelas. Maka, dapat melakukan atau mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran yang dilakukan. Setelah itu, guru melihat pengaruh nyata dari upaya yang telah dilakukan.

Secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk :

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.


(21)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasaran.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, jujur dalam pembelajaran.

Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif. PTK yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya. Selain memiliki tujuan yang terarah, PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. Manfaat penelitian tindakan kelas antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran. Sehingga, pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru dikalangan peserta didik.

b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.

c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukan. Sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.

Peneliti memandang bahwa penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mendorong interaksi yang kuat antara guru dengan peserta didik. Sehingga, dapat mengatasi masalah dan struktur pelaksanaan pembelajaran efektif. Oleh sebab itu, rancangan penelitian harus disusun dengan baik. PTK digunakan peneliti untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran IPS di kelas. Pada proses penelitian ini, peserta didik akan dilibatkan secara aktif. Adapun


(22)

30

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan bersama dengan kolaborator, supaya proses penelitian berjalan secara objektif.

D. Fokus Permasalahan

Untuk mempermudah menggambarkan penelitian ini mengenai fokus permasalahan yang peneliti pilih. Maka, dibawah ini terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan:

1. Kecerdasan Sosial dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi

Kecerdasan sosial adalah “keterampilan interaksi dan kepedulian kepada orang lain” dalam Goleman (2007, hlm. 411). Indikator kecerdasan sosial pada penelitian ini yaitu mengorganisasi kelompok. Mengorganisasi kelompok diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pribadi dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kecerdasan sosial memiliki keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap orang. Terutama seorang yang masih dalam tahap mencari ilmu yaitu siswa. Kecerdasan sosial siswa tersebut yaitu dalam mengorganisasi kelompok, diaplikasikan melalui pelaksanaan proses pembelajaran diskusi kelompok. Diskusi ini, mengutamakan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dengan cara bertukar pendapat dengan siswa lainnya. Berikut adalah indikator peningkatan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi:

a) Kesadaran sosial dalam berpartisipasi

Meliputi sub indikator bertanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami, berpendapat sesuai fakta yang terjadi dan menjawab pertanyaan menggunakan bahasa sopan.

b) Empati dasar dalam Kerjasama kreatif

Indikator ini meliputi sikap percaya kepada teman kelompok, dan menjalin situasi harmonis antar anggota kelompok.


(23)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada indikator ini, terdapat sub indikator menghormati pendapat orang lain dan menyumbangkan suatu contoh-contoh riil dalam kehidupan.

d) Mengkordinasi upaya menggerakan anggota kelompok

Indikator ini meliputi aspek siswa mampu memimpin kelompok diskusi.

2. Strategi PAILKEM

Pembelajaran merupakan bentuk implementasi kurikulum di sekolah yang sudah dirancang. Kegiatam ini menuntut aktivitas siswa dan kreativitas guru secara efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan serta menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif, menarik atau (PAILKEM). Sehingga, indikator dan capaian kompetensi serta tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai. Penerapan strategi PAILKEM merupakan suatu strategi yang melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan, untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas. Guru hanya sebagai fasilitator. Pelaksanaan strategi PAILKEM dilakukan dengan memilih model-model pembelajaran yang inovatif. Kemudian dikombinasikan dengan objek kajian yang akan dibahas. Dalam hal ini, yaitu suatu permasalahan yang dekat dengan lingkungan siswa, karena siswa mengalami dan merasakan sendiri pengalaman tersebut. Sehingga, dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Hal ini didukung oleh Rusman (2012, hlm. 324).

“pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi”. Pembelajaran kreatif menuntut kreativitas guru dalam melibatkan siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berbicara, berpikir maupun melakukan tindakan. Pembelajaran dikatakan efektif apabila mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa. Kemudian, membentuk kompetensi siswa sesuai tujuan yang direncanakan. Hal utama dari


(24)

32

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kreatif yaitu untuk mengantarkan siswa pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara optimal, dengan melibatkan siswa secara aktif ketika proses pembelajaran. Tugas guru dalam hal ini adalah memperbaiki dan memberikan pengetahuan baru yang siswa dapatkan saat penerapan strategi PAILKEM. Kemudian, strategi pembelajaran menarik adalah proses pembelajaran yang dapat berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa. Stategi PAILKEM pada pelaksanaanya melibatkan media pembelajaran yang dipilih harus menarik perhatian siswa, lingkungan belajar yang disiapkan sesuai dengan objek yang dipelajari dan siswa harus difasilitasi oleh guru secara maksimal.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti memiliki peran ganda yaitu sebagai instrumen dengan guru. Karena dalam PTK peneliti merupakan key instrumen. Menurut Sugiono (2009, hlm. 92) “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat”. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian. Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk itu, peneliti menyusun sendiri instrumen penelitian yang akan dilakukan. Instrumen tersebut, dihasilkan dari mengkaji berbagai terori-teori dan literatur yang mendukung. Selanjutnya, dijabarkan dalam indikator-indikator yang akan diukur. Kedudukan indikator-indikator dalam penelitian dapat membantu menganalisis dan merefleksikan semua tindakan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, berikut ini adalah tabel indikator yang diukur:

Tabel 3.1 Indikator Tingkat Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Mengorganisasi Kelompok Diskusi Melalui Strategi PAILKEM Pada

Pembelajaran IPS

Nilai Indikator


(25)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengorganisasi Kelompok Diskusi

berpartisipasi bahasa yang mudah dipahami

b. Berpendapat sesuai fakta yang terjadi

c. Menjawab pertanyaan menggunakan bahasa sopan

Empati dasar dalam Kerjasama kreatif

a. Sikap percaya kepada teman kelompok

b. Menjalin situasi harmonis antar anggota kelompok

Presentasi diri dalam keterlibatan dan partisipasi

a. Menghormati pendapat orang lain

b. Menyumbangkan suatu contoh-contoh riil dalam kehidupan

Mengkordinasi upaya menggerakan anggota kelompok

a. Mampu memimpin kelompok diskusi

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiono (2009, hlm. 137) “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Oleh sebab itu, peneliti melakukan pengumpulan data dengan beberapa responden yang mendukung pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai pengumpulan data guna menunjang keberhasilan penelitian diantaranya:

1. Pedoman observasi

Alat ukur yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mengukur suatu tindakan yang terjadi. Pedoman observasi pada penelitian ini, diisi oleh guru dan observer yaitu guru mitra serta teman sejawat. Pihak yang


(26)

34

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlibat tersebut melakukan pengamatan secara langsung setiap kejadian yang berlangsung, meliputi:

a) Pedoman observasi kinerja mengajar guru, terdiri dari aspek-aspek yang diamati oleh peneliti terhadap aktivitas praktek mengajar dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi PAILKEM, penjabaran kegiatan yang diamati dapat dilihat di lampiran.

b) Pedoman observasi terhadap siswa mengenai kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi. Secara garis besar meliputi indikator yang menunjukan pengukuran siswa dalam hubungan berkelompok. Instrumen pedoman observasi tersebut dapat dilihat pada lampiran.

2. Catatan lapangan

Menurut Hopkins (2011, hlm. 181) mengartikan “catatan lapangan (Field notes) merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah kelas”. Maka, catatan lapangan ialah catatan pribadi peneliti tentang pengamatan dan catatan mengajar yang tidak hanya melaporkan kejadian secara sistematis sehari-hari. Akan tetapi, peristiwa lain yang terjadi di kelas meliputi perilaku siswa, suasana ruang kelas, peristiwa-peristiwa yang terjadi serta ungkapan perasaan peneliti di dalam penelitian secara berkelanjutan.

3. Pedoman wawancara

Merupakan suatu langkah yang dibuat oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data melalui wawancara. Dalam Kunandar (2008, hlm. 167) dijelaskan sebagai berikut:

“Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas”.

Dalam PTK wawancara digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan penelitian. Dalam hal ini, wawancara dilaksanakan kepada guru, siswa, observer, teman sejawat dan pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan PTK. Wawancara dilaksanakan secara individual


(27)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan beberapa siswa. Dalam wawancara yang dilakukan, akan lebih baik memggunakan alat rekam, supaya hasil wawancara memiliki objektivitas tinggi. Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian maka, peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa melalui pedoman wawancara yang dibuat.

a) Pedoman wawancara untuk guru

Pada pedoman wawancara yang ditujukan untuk guru, peneliti menyusun pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan bagi responden guru ialah garis besar permasalahan mengenai pembelajaran IPS di kelas, penggunaan metode PAILKEM, pelaksanaan guru dalam menggunkana metode PAILKEM untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi.

b) Pedoman wawancara untuk siswa

Peneliti berusaha untuk mendapatkan sebuah data yang valid. Oleh sebab itu, peneliti melakukan wawancara dengan siswa sebagai objek penelitian, khususnya kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Pedoman wawancara yang telah disusun yaitu mengenai pemahaman siswa dalam pelaksanaan peningkatan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi dan pelaksanaan strategi PAILKEM.

Ada beberapa bentuk wawancara yang dapat peneliti lakukan guna menghasilkan data yang objektif. Sehingga, mudah untuk dianalisis kedalam bentuk deskriptif antara lain sebagai berikut :

(1) Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh pewawancara yang sudah mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu. Pertanyaan tersebut yang akan ditanyakan kepada informan (orang yang akan memberikan informasi).

(2) Wawancara setengah terstuktur adalah wawancara yang akan dilakukan kepada informan dengan pertanyaan yang sudah peneliti


(28)

36

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siapkan. Akan tetapi, ketika pelaksanaan wawancara tersebut. penyampian pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti tidak langsung pada fokus pertanyaan. Peneliti memberi keleluasaan terlebih dahulu untuk menerangkan informasi.

Dalam hal ini, peneliti akan melakukan menggunakan pedoman wawancara dan setengah terstruktur. Sehingga informan tidak hanya memberikan data yang terbatas pada pertanyaan yang diberikan. Akan tetapi, jawaban meluas keseluruh unsur, berhubungan data yang yang diinginkan.

4. Dokumentasi

Menurut Wiraatmadja (2005,hlm 122) :

“kamera adalah suatu alat rekaman foto dan video berfungsi sebagai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, untuk menangkap suasana kelas, tentang peristiwa-peristiwa penting/khusus yang terjadi”.

Jadi, adanya kamera dalam teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang dianggap penting. Karena, menjadi salah satu bukti validitas bahwa penelitian telah dilakukan. Selain itu, dokumentasi berfungsi untuk mengingatkan kembali peneliti ketika lupa terhadap situasi yang terjadi.

G. Analisis Data dan Validasi Data 1. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lainnya sehingga mudah dipahami” dalam Sugiono (2009, hlm. 244). Analisis data dapat dikatakan sebagai cara berpikir peneliti yang berkaitan dengan sesuatu hal pengkategorian data dalam beberapa bagian-bagian. Peneliti melakukan teknik analisis data dalam dua aspek yaitu:


(29)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah Nilai

Prosentase Jumlah skor siswa = X 100%

Jumlah nilai maksimal

Tabel 3. 2 Klasifikasi Kegiatan Siswa

Rentang Skor Kategori

85 % - 100 % Sangat Baik

70 % - 84 % Baik

55 % - 69 % Cukup

40 % - 54 % Kurang

Gambar 3.3 Perhitungan Format Observasi Guru Jumlah Nilai

Prosentase Jumlah aktivitas guru = X 100% Jumlah nilai maksimal

Tabel 3.3 Klasifikasi Kegiatan Guru

Rentang Skor Kategori

66,7 % - 100% Baik

33,4% -66,6% Cukup

0 – 33,3 % Kurang

Dalam Komalasari (2011b, hlm. 156)

Data kualitatif tersebut pada penelitian tindakan kelas merupakan sebuah data yang menggambarkan atau deskripsi data yang telah peneliti dapatkan dilapangan. Sedangkan, adanya data kuantitatif diatas tidak


(30)

semata-38

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata semua dituangkan pada penelitian. Akan tetapi, adanya suatu tahapan atau proses pemilihan informasi yang didapatkan untuk dijadikan sebuah gambaran-gambaran yang sesungguhnya terjadi dilapangan. Proses atau tahapan yang dimaksud tersebut dilakukan oleh peneliti. Sehingga, data yang disajikan dapat merepresentatifkan keabsahan penelitian diantaranya:

a. Reduski Data

Reduksi data adalah proses menyelesksi, memfokuskan, mengklasifikasikan dan mentransformasikan data mentah yang muncul pada catatan-catatan lapangan. Dalam mereduksi data, peneliti melakukan kegiatan meringkas, pengkodingan, menelusuri tema, membuat kluster, membuat partisi, menulis memo. Kegiatan pelaksanaan ini berlangsung hingga laporan akhir selesai ditulis.

b. Mendeskripsikan Data

Langkah selanjutnya, setelah proses penyeleksi data yaitu mendeskripsikan data. Sehingga, menjadi sebuah makna yang menggambarkan keadaan penelitian sebenarnya. Setiap peneliti berbeda-beda dalam mendeskripikan data, diantaranya dalam bentuk paragraf terstuktur, tabel maupun grafik.

c. Membuat Kesimpulan Berdasarkan Deskripsi Data

Setelah data dideskripsikan oleh peneliti yang mengacu pada fokus masalah yang telah dipilih. Maka hal yang paling penting dan utama yaitu proses menganalisis dan menginterpretasi data. Proses tersebut diarahkan untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan pada setiap siklus dan tindakan, guna menghasilkan sebuah informasi yang absolut menjawab permasalahan yang ada pada rumusan-rumasan masalah.

2. Validasi Data

Menurut Arikunto (2012, hlm. 28) validasi data adalah “keseluruhan yang menggambarkan kesesuaian dengan indikator”. Keterlibatan peneliti dan observer dalam pengamatan, mengakibatkan proses pengumpulan dan pengolahan validasi data yang sangat tinggi dalam


(31)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap tindakan pada penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah beberapa langkah validasi data:

a) Membercheck

Membercheck adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data” dalam Sugiono (2009, hlm. 276). Adanya membercheck bertujuan untuk mendapatkan informasi data yang ada di lapangan. Kemudian, akan digunakan sebagai penulisan deskripsi data. Sehingga sesuai dengan apa yang dimaksud dengan sumber data atau informan. Pelaksanaan membercheck dilakukan secara individual dengan ditambahkan tanda tangan sehigga lebih otentik. Validasi data melalui membercheck, peneliti lakukan selama proses tindakan berlangsung atau dapat juga dilaksanakan pada saat pelaksanaan kesimpulan tindakan.

b) Triangulasi

Dalam Hopkins (2011, hlm. 228) menyatakan bahwa “triangulasi melibatkan pengumpulan data tentang situasi pengajaran tertentu dari tiga sudut pandang yang berbeda yakni sudat pandang guru, siswa dan observer yang berpartisipasi”. Manfaat triangulasi ini mengumpulkan data. Sehingga, menghasilkan kesimpulan dari ketiga sudut pandang yang berbeda.

c) Expert Opinion

Pengecekan data terakhir yang dilakukan oleh peneliti yaitu kepada pakar profesional yaitu dosen pembimbing. Dalam kegiatan ini, peneliti mengonsultasikan temuan-temuan dilapangan selama pelaksanaan penelitian. Kemudian, pembimbing akan memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan. Setelah itu, diberikan nasehat, pendapat atau saran serta arahan untuk langkah-langkah perbaikan pada tahap berikutnya. Sehingga, validasi data dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.


(32)

40

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS


(33)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

147 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan secara umum bahwa penggunaan strategi PAILKEM dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Berikut, adalah beberapa kesimpulan dalam menjawab rumusan masalah:

1. Perencanaan tahapan pelaksanaan pada penelitian ini, disusun melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan sangat baik. Penyusunan dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan supaya, perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan perjalan dengan lancar, meminimalisir kendala yang dihadapi dan membuat pembelajaran lebih menarik, inovatif dan bermakna bagi siswa.

Sebelum penyusunan RPP, terlebih dahulu melakukan pemetaan materi untuk guru dan bagian untuk diskusi siswa yang kemudian akan dipresentasikan. Setelah itu, melakukan pemilihan model pembelajaran yang cocok untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi dengan cara melakukan inovasi model pembelajaran yaitu games-games yang menarik. Hal ini dilakukan untuk lebih mengeratkan hubungan kerjasama dan interaksi anggota kelompok. kemudian, pembuatan media yang menunjang keberhasilan pembelajaran sehingga terciptanya keaktivan siswa selama proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan strategi PAILKEM untuk meningkatkan kecerdasan sosial dalam memgorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung dikatakan berhasil. Pada tahap siklus I

mendapatkan kategori “cukup” dengan prosentase 55,62%. Siklus 2 masih

dalam tahap kategori “cukup” akan tetapi mengalami sedikit peningkatan pada perolehan prosentase yaitu sebesar 66,25%. Pelaksanaan siklus 3 pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan pembelajaran inovatif dan


(34)

148

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menarik yaitu games. Sehingga mengalami peningkatan kategori yang berbeda dari siklus sebelumnya yaitu, “sangat baik” dengan jumlah prosentase 88,12%. Pada siklus terakhir yaitu, siklus 4 termasuk dalam

kategori “cukup” dengan jumlah prosentase 68,12%. Dari empat siklus

yang dilaksanakan pada penelitian ini, beberapa indikator mengalami peningkatan karena adanya kerjasama efektif. Hal ini dibuktikan dengan, kecerdasan sosial yang sudah tertanam dan tumbuh pada diri masing-masing siswa. Siswa dapat menjalin hubungan interaksi dengan semua teman di kelas, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sikap siswa yang lebih percaya diri untuk berbicara dan mengemukakan pendapat pada proses pembelajaran.

3. Kendala yang dihadapi selama proses pelaksanaan siklus 1 adalah pengorganisasian kelompok yang belum dapat dilakukan dengan baik. Kemudian siswa masih belum dapat menerima pembagian kelompok yang diberikan oleh guru. Pada siklus 2, kendala yang dihadapi adalah setiap kelompok masih mengandalkan siswa yang rajin dan pintar dalam mengerjakan tugas diskusi. Pada siklus 3, tidak ada kendala yang dihadapi. Oleh sebab itu, Perolehan prosentase nilai keseluruhan kelompok pada grafik siklus 3 mendapatkan predikat sangat baik. Pada siklus 4, kendala yang dihadapi yaitu, siswa merasa ketika pelaksanaan games pembelajaran ular tangga ada beberapa siswa yang melakukan bentuk kecurangan. Kecurangan yang dilakukan siswa yaitu ketika mendapatkan kartu pertanyaan tapi siswa tersebut tidak menjawabnya.

B. Saran

Mengacu pada pembahasan mengenai peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi melalui strategi PAILKEM pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Maka, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut, yang ditujukan untuk:

1. Siswa

a. Diharapkan selalu membiasakan diri untuk menerapkan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi dengan baik. Sehingga,


(35)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berinteraksi dan bekerjasama untuk membuat pelajaran IPS lebih menyenangkan dan bermakna.

b. Pada pembelajaran yang dilakukan di kelas, siswa harus membiasakan diri menerapkan kecerdasan sosial. Pada aspek percaya diri dalam mengemukan ide, gagasan, pendapat, pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

2. Guru

a. Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran IPS yang menyenangkan dan bermakna melalui strategi PAILKEM. Sehingga, siswa tidak merasa bosan dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang mengacu pada kecerdasan sosial.

b. Guru hendaknya mempelajari pedoman pelaksanaan metode strategi PAILKEM serta implementasinya didalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, langkah-langkah strategi PAILKEM tersampaikan dan dapat dilaksanakan dengan jelas oleh siswa.

3. Sekolah

a. Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan acuan referensi penerapan strategi PAILKEM bagi guru-guru di sekolah sebagai kegiatan pembelajaran yang lebih variatif. Sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar secara berkelompok.

b. Pihak sekolah dapat memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah guna mendukung keberhasilan pembelajaran.


(36)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

150

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku

Arikunto, S. (2012). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Coopper, K.R dan Sawaf, A. (2002). Execitive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Fitri, Z.A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Goleman. D. (1999). Emotional Inttelligence Kecerdasan Emosional Mengapa El lebih penting dari Pada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Hayness, E.M. (2010). Panduan Praktis Rapat Efektif Keterampilan Menyelenggarakan Rapat bagi para Pemimpin. Jakarta: Indeks. Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kamdhi, J.S. (1995). Diskusi yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Reflika Aditama.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Reflika Aditama.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja wali pers.


(37)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

151

Kunandar. (2012). Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja wali pers.

Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKN FPIP. Bandung.

Suyono, Hadi. (2007). Social Intelegence Cerdas Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan Lingkungan. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.

Sugiono. (2009) . Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryadi. ( 2010). Paduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA pers.

Uno, B. H dan Mohamad, N. (2012). Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiraatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.

B. Skripsi

Amaliah, A. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik) Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda Langit. (Skrisp). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Agustin, Dwi. Lisna. (2014). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode REACT (Relacting, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering). (Skripsi). Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(38)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

152

FI,Verawati. (2014). Penerapan Strategi PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Matematika Materi Dimensi Tiga Siswa Kelas X di MA At Thohiriyah Tahun Pelajaran 2013/2014. Tulung Agung: [Online]. Diakses dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id/364/2/BAB%20I-BAB%20V.pdf. [11 Februari 2015]

D. Sumber Internet

Fauni, T. (2013). Kelemahan Strategi PAILKEM. [Online]. Tersedia http://tikafauni.blogspot.com/2013_05_01_archive.html?m=1.. [Diakses10 Fevruari 2015].


(1)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 147

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan secara umum bahwa penggunaan strategi PAILKEM dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Berikut, adalah beberapa kesimpulan dalam menjawab rumusan masalah:

1. Perencanaan tahapan pelaksanaan pada penelitian ini, disusun melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan sangat baik. Penyusunan dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan supaya, perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan perjalan dengan lancar, meminimalisir kendala yang dihadapi dan membuat pembelajaran lebih menarik, inovatif dan bermakna bagi siswa.

Sebelum penyusunan RPP, terlebih dahulu melakukan pemetaan materi untuk guru dan bagian untuk diskusi siswa yang kemudian akan dipresentasikan. Setelah itu, melakukan pemilihan model pembelajaran yang cocok untuk peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi dengan cara melakukan inovasi model pembelajaran yaitu games-games yang menarik. Hal ini dilakukan untuk lebih mengeratkan hubungan kerjasama dan interaksi anggota kelompok. kemudian, pembuatan media yang menunjang keberhasilan pembelajaran sehingga terciptanya keaktivan siswa selama proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan strategi PAILKEM untuk meningkatkan kecerdasan sosial dalam memgorganisasi kelompok diskusi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung dikatakan berhasil. Pada tahap siklus I mendapatkan kategori “cukup” dengan prosentase 55,62%. Siklus 2 masih

dalam tahap kategori “cukup” akan tetapi mengalami sedikit peningkatan

pada perolehan prosentase yaitu sebesar 66,25%. Pelaksanaan siklus 3 pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan pembelajaran inovatif dan


(2)

148

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menarik yaitu games. Sehingga mengalami peningkatan kategori yang berbeda dari siklus sebelumnya yaitu, “sangat baik” dengan jumlah prosentase 88,12%. Pada siklus terakhir yaitu, siklus 4 termasuk dalam

kategori “cukup” dengan jumlah prosentase 68,12%. Dari empat siklus yang dilaksanakan pada penelitian ini, beberapa indikator mengalami peningkatan karena adanya kerjasama efektif. Hal ini dibuktikan dengan, kecerdasan sosial yang sudah tertanam dan tumbuh pada diri masing-masing siswa. Siswa dapat menjalin hubungan interaksi dengan semua teman di kelas, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sikap siswa yang lebih percaya diri untuk berbicara dan mengemukakan pendapat pada proses pembelajaran.

3. Kendala yang dihadapi selama proses pelaksanaan siklus 1 adalah pengorganisasian kelompok yang belum dapat dilakukan dengan baik. Kemudian siswa masih belum dapat menerima pembagian kelompok yang diberikan oleh guru. Pada siklus 2, kendala yang dihadapi adalah setiap kelompok masih mengandalkan siswa yang rajin dan pintar dalam mengerjakan tugas diskusi. Pada siklus 3, tidak ada kendala yang dihadapi. Oleh sebab itu, Perolehan prosentase nilai keseluruhan kelompok pada grafik siklus 3 mendapatkan predikat sangat baik. Pada siklus 4, kendala yang dihadapi yaitu, siswa merasa ketika pelaksanaan games pembelajaran ular tangga ada beberapa siswa yang melakukan bentuk kecurangan. Kecurangan yang dilakukan siswa yaitu ketika mendapatkan kartu pertanyaan tapi siswa tersebut tidak menjawabnya.

B. Saran

Mengacu pada pembahasan mengenai peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mengorganisasi kelompok diskusi melalui strategi PAILKEM pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung. Maka, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut, yang ditujukan untuk:

1. Siswa

a. Diharapkan selalu membiasakan diri untuk menerapkan kecerdasan sosial dalam mengorganisasi kelompok diskusi dengan baik. Sehingga,


(3)

149

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berinteraksi dan bekerjasama untuk membuat pelajaran IPS lebih menyenangkan dan bermakna.

b. Pada pembelajaran yang dilakukan di kelas, siswa harus membiasakan diri menerapkan kecerdasan sosial. Pada aspek percaya diri dalam mengemukan ide, gagasan, pendapat, pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

2. Guru

a. Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran IPS yang menyenangkan dan bermakna melalui strategi PAILKEM. Sehingga, siswa tidak merasa bosan dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang mengacu pada kecerdasan sosial.

b. Guru hendaknya mempelajari pedoman pelaksanaan metode strategi PAILKEM serta implementasinya didalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, langkah-langkah strategi PAILKEM tersampaikan dan dapat dilaksanakan dengan jelas oleh siswa.

3. Sekolah

a. Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan acuan referensi penerapan strategi PAILKEM bagi guru-guru di sekolah sebagai kegiatan pembelajaran yang lebih variatif. Sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar secara berkelompok.

b. Pihak sekolah dapat memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah guna mendukung keberhasilan pembelajaran.


(4)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 150

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku

Arikunto, S. (2012). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Coopper, K.R dan Sawaf, A. (2002). Execitive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Fitri, Z.A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Goleman. D. (1999). Emotional Inttelligence Kecerdasan Emosional Mengapa El lebih penting dari Pada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Hayness, E.M. (2010). Panduan Praktis Rapat Efektif Keterampilan Menyelenggarakan Rapat bagi para Pemimpin. Jakarta: Indeks. Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kamdhi, J.S. (1995). Diskusi yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Reflika Aditama.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Reflika Aditama.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja wali pers.


(5)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 151

Kunandar. (2012). Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja wali pers.

Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKN FPIP. Bandung.

Suyono, Hadi. (2007). Social Intelegence Cerdas Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan Lingkungan. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.

Sugiono. (2009) . Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryadi. ( 2010). Paduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA pers.

Uno, B. H dan Mohamad, N. (2012). Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiraatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.

B. Skripsi

Amaliah, A. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik) Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda Langit. (Skrisp). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Agustin, Dwi. Lisna. (2014). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode REACT (Relacting, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering). (Skripsi). Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(6)

ROHAENI, 2015

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 152

FI,Verawati. (2014). Penerapan Strategi PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Matematika Materi Dimensi Tiga Siswa Kelas X di MA At Thohiriyah Tahun Pelajaran 2013/2014. Tulung

Agung: [Online]. Diakses dari

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/364/2/BAB%20I-BAB%20V.pdf. [11 Februari 2015]

D. Sumber Internet

Fauni, T. (2013). Kelemahan Strategi PAILKEM. [Online]. Tersedia http://tikafauni.blogspot.com/2013_05_01_archive.html?m=1.. [Diakses10 Fevruari 2015].


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ORAY- ORAYAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 BANDUNG: penelitian tindakan kelas di kelas VII-E SMP negeri 12 bandung.

0 0 52

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-I SMP Negeri 45 Bandung.

0 2 52

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII D SMP NEGERI 45 BANDUNG.

0 0 67

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA TENTANG SAMPAH DI SEKOLAH MELALUI PENGGUNAAN REKA CERITA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII-J SMP NEGERI 7 BANDUNG).

3 19 32

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung.

5 27 44

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK (BUZZ-GROUP) PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 2 KALASAN.

0 4 181

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK (BUZZ GROUP) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 BERBAH.

1 4 186

Peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran ekonomi di kelas melalui metode diskusi kelompok : sebuah penelitian tindakan kelas di SMP Tarakanita I Jakarta - USD Repository

0 0 150

Peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran ekonomi di kelas melalui metode diskusi kelompok : sebuah penelitian tindakan kelas di SMP Tarakanita I Jakarta - USD Repository

0 0 150