PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUST-IN-TIME TEACHING (JITT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA MATERI HUKUM NEWTON.

(1)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ...ii

DAFTAR ISI ... ...v

DAFTAR TABEL ... .vii

DAFTAR GAMBAR ... ..viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ..ix

BAB I PENDAHULUAN ... …1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Asumsi Penelitian ... 6

F. Hipotesis Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 7

BAB II MODEL PEMBELAJARAN JiTT, PENGUASAAN KONSEP, DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ... 11

A. Model Pembelajaran JiTT ... 11

B. Pembelajaran Konvensional ... 18

C. Penguasaan Konsep ... 20

D. Keterampilan Proses Sains ... 25

E. Deskripsi Materi Hukum Newton ... 34

F. Keterkaitan antara Karakteristik Materi Hukum Newton, Model JiTT, Penguasaan Konsep, dan Keterampilan Proses Sains ... 39

G. Penelitian yang Relevan ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46


(2)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi

B. Alur Penelitian ... 49

C. Subyek Penelitian ... 50

D. Instrumen ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 53

G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 65

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(3)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sains, pada hakikatnya, dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Sains sebagai produk berarti sains merupakan produk dari hasil pemikiran terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya sehingga menghasilkan hukum yang ajeg. Sains sebagai proses berarti dibutuhkan kegiatan atau proses dalam menemukan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Carin dan Evans (Rustaman, 2005) yang menyatakan bahwa:

“Sains sebagai produk berarti dalam sains terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya, sedangkan sains sebagai proses berarti seluruh kegiatan dan sikap untuk mendapatkan dan

mengembangkan pengetahuan”.

Oleh karena itu dalam pembelajaran sains, guru hendaknya dapat mengajarkan sains, baik sebagai produk maupun sebagai proses. Berdasarkan hal tersebut, Fisika sebagai bagian dari sains juga memiliki karakteristik yang sama dengan sains, yaitu dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses.

Sejak tahun 2006, kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Dalam KTSP dinyatakan bahwa:

“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.” (Depdiknas, 2006: 377)


(4)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan kutipan tersebut, diketahui bahwa KTSP mengharapkan siswa mengetahui fakta, konsep, dan prinsip dari hasil penemuan mereka sendiri. Dalam proses penemuan itu, siswa membutuhkan berbagai keterampilan khusus seperti yang dimiliki oleh para ilmuwan ketika memahami berbagai fenomena. Keterampilan khusus itu disebut keterampilan proses sains.

Pada kenyataannya, belum semua pesan kurikulum tersebut dapat diwujudkan dalam pembelajaran sains. Penekanan pembelajaran sains di sekolah-sekolah masih terbatas pada penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip. Itu pun tingkat aktualisasinya masih relatif rendah. Rendahnya pencapaian pendidikan sains di Indonesia dapat ditunjukkan oleh berbagai indikator. Hasil The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki urutan ke-35 untuk siswa kelas VIII dari 48 negara (Martin, et all, 2008). Dari hasil ini, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bidang IPA masih rendah pada jajaran internasional.

Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, diketahui bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 63,78 dari nilai KKM 75,00. Terdapat 73% siswa (22 dari 30 siswa) yang mendapat nilai di bawah nilai KKM. Peneliti juga menemukan umumnya pembelajaran Fisika di sekolah menengah masih berpusat pada guru dan belum melatihkan keterampilan proses sains siswa. Guru lebih mengutamakan ketuntasan materi dan kurang mengoptimalkan sarana dan fasilitas yang tersedia. Sebagian besar pembelajaran dilaksanakan dengan metode


(5)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ceramah. Walaupun diselingi dengan diskusi, namun sifatnya hanya satu arah, yaitu antara guru dan siswa saja tanpa adanya interaksi antar siswa. Eksperimen pun kadang dilakukan, namun eksperimen biasanya dilakukan setelah materi selesai sehingga eksperimen tersebut lebih berfungsi sebagai kegiatan untuk memverifikasi konsep daripada untuk membangun konsep. Hasil wawancara terhadap beberapa orang siswa menunjukkan bahwa mereka lebih suka mengerjakan soal Fisika yang bersifat hitungan daripada mengerjakan soal-soal yang bersifat konseptual.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu dan memfasilitasi siswa dalam menguasai Fisika dan melatihkan keterampilan proses sains mereka adalah model Just-in-Time Teaching (JiTT). JiTT merupakan model pembelajaran berbasis inkuiri yang memanfaatkan penggunaan internet dan umpan balik antara siswa dan guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. JiTT mendukung untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Siswa dapat berinteraksi dengan sesama siswa, guru, dan teknologi yang dapat memaksimalkan penggalian keterampilan mereka dalam menemukan konsep. Melalui sintaks pembelajaran yang terdiri dari warm up, adjusting concept, dan applying concept siswa akan dibimbing untuk menemukan konsep itu sendiri dan mengetahui tahapan dalam menemukan konsep tersebut sebagaimana kebiasaan ilmuwan dalam memahami konsep. dengan adanya warm up, guru dapat mengetahui bagaiamana cara berpikir siswa sehingga dapat membuat strategi yang lebih matang agar pembelajaran berjalan dengan efektif. Selain itu dalam pembelajaran, siswa dilatih untuk mengamati suatu peristiwa,


(6)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menafsirkannya, lalu mengaitkannya dengan konsep yang dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan lebih untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasinya karena dalam setiap tahap siswa dituntut untuk menjelaskan konsep dengan bahasanya sendiri.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan bahwa model pembelajaran JiTT mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang sains. Novak (1999) menjelaskan bahwa JiTT dapat menggali kemampuan berpikir kritis dan keterampilan berkomunikasi siswa. Patterson (2003) menyatakan bahwa JiTT dapat digunakan untuk meningkatkan discipline-specific knowledge and skills (kemampuan dan keterampilan khusus), higher-order thinking skills (keterampilan berpikir tingkat tinggi), basic academic success skills (kemampuan dasar untuk keberhasilan akademik), liberal arts and academic values (seni liberal dan nilai akademik), professional and career preparation (professional dan persiapan karier), dan personal growth and development (pertumbuhan dan perkembangan pribadi). Penelitian Kathleen A. Marrs, Robert E. Blake, dan Andrew D. Gavrin (2003) menyatakan bahwa model JiTT dapat meningkatkan retensi siswa, keterampilan proses, dan penguasaan konsep siswa. Formica, dkk. (2010) mengungkapkan bahwa JiTT dapat membantu siswa untuk menguasai konsep Newton. Emily S. J. Rauschert, Joseph Dauer, Jennifer L. Momsen, dan Ariana Sutton-Grier (2011) menyatakan bahwa JiTT dapat melatihkan keterampilan proses sains siswa.

Konsep tentang hukum Newton merupakan konsep yang cukup penting dalam kurikulum pembelajaran Fisika. Konsep ini merupakan konsep yang sangat


(7)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dekat dengan fenomena yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, tidak sedikit siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep hukum Newton dan mengaplikasikannya dalam permasalahan sehari-hari. Hal ini disebabkan siswa mendapatkan konsep ini dengan mendengarkan atau mencatat hukum-hukum yang diberikan oleh guru tanpa benar-benar memahami konsep-konsep yang dipelajari.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Just-in-Time Teaching (JiTT) untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP pada materi hukum Newton.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep dan

keterampilan proses sains siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran JiTT dibandingkan pembelajaran konvensional pada materi hukum Newton?”

Rumusan masalah ini dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana perbandingan peningkatan penguasaan konsep pada materi hukum Newton antara kelas yang mendapatkan pembelajaran JiTT dengan kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

2. Bagaimana perbandingan peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi hukum Newton antara kelas yang mendapatkan


(8)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran JiTT dengan kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model JiTT pada pembelajaran materi hukum Newton?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mengikuti model pembelajaran JiTT dan pembelajaran konvensional pada materi hukum Newton. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran JiTT.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris tentang model JiTT dalam mengembangkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berkepentingan dengan hasil studi ini.

E. Asumsi

Model pembelajaran JiTT merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan mengetahui tahapan dalam menemukan konsep tersebut. Dalam pembelajaran, siswa dilatih untuk mengamati suatu peristiwa, menafsirkannya, lalu mengaitkannya dengan konsep yang dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan lebih untuk mengembangkan


(9)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemampuan berkomunikasinya karena dalam setiap tahap siswa dituntut untuk menjelaskan konsep dengan bahasanya sendiri.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis alternatif satu (H α 1); (µ1 < µ2; α = 0.05)

Penggunaan model pembelajaran JiTT dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

2. Hipotesis alternatif dua (H α 2); (µ3 < µ4; α = 0.05)

Penggunaan model pembelajaran JiTT dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan :

µ1 = Rata-rata nilai peningkatan keterampilan proses sains pada pembelajaran konvensional

µ2 = Rata-rata peningkatan nilai keterampilan proses sains pada pembelajaran JiTT

µ3= Rata-rata peningkatan nilai penguasaan konsep pada pembelajaran konvensional

µ4 = Rata-rata peningkatan nilai penguasaan konsep pada pembelajaran JiTT G. Definisi Operasional

1. JiTT merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan internet dan umpan balik antara siswa dan guru baik di dalam kelas maupun


(10)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di luar kelas. JiTT melibatkan tiga tahap: (1) warm up and puzzle, yaitu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam situs yang telah dibuat oleh guru, (2) adjusting concept, yaitu diskusi kelas berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada tahap pertama, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa mengamati simulasi kemudian mengeksplorasinya dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pengarah oleh guru, dan (3) applying concept, yaitu siswa berkelompok kemudian menganalisis suatu peristiwa yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran JiTT diobservasi melalui lembar keterlaksanaan model JiTT.

2. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial (Rustaman, 2005). Keterampilan proses sains ini mencakup: melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), membuat pertanyaan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan konsep atau prinsip dan mengajukan pertanyaan. Pada penelitian ini, keterampilan proses sains yang diteliti hanya keterampilan proses sains pada aspek menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), memprediksi, berkomunikasi, dan menerapkan konsep atau prinsip. Keterampilan proses sains siswa diukur sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan tes keterampilan


(11)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proses sains berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains.

3. Penguasaan konsep didefinisikan sebagai tingkatan ketika seorang siswa tidak sekadar mengetahui konsep-konsep, tetapi benar-benar memahaminya dengan baik, yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi baru. Penguasaan konsep yang dimaksudkan sebagai kemampuan kognitif, berdasarkan taksonomi Bloom yang meliputi C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5 (evaluasi), dan C6 (sintesis) (Anderson & Krathwohl, 2001). Dalam penelitian ini, hanya ditinjau tiga ranah kognitif yaitu C1 (menghafal), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan). Adanya peningkatan penguasaan konsep Fisika ini diukur dengan menggunakan tes penguasaan konsep, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes yang diberikan berbentuk tes objektif jenis pilihan ganda.

4. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Pada penelitian ini, guru biasanya menggunakan metode ceramah, diskusi satu arah, dan sifat pembelajarannya berpusat pada guru. Pada tahap awal, guru menggali informasi yang telah didapat siswa pada pembelajaran sebelumnya. Pada kegiatan inti, guru memberikan materi melalui ceramah dan diskusi yang bersifat satu arah dan dilanjutkan dengan pemberian latihan soal. Akhir pembelajaran, guru mengonfirmasi konsep dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi yang telah diajarkan dan memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah.


(12)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Tanggapan terhadap suatu kegiatan adalah pendapat atau pandangan terhadap suatu kegiatan sesuai dengan apa yang diterima oleh pancaindra (Poerwadarminta, 1996). Tanggapan ini diukur dengan menggunakan angket berupa pilihan berjenjang yang dilaksanakan setelah pembelajaran.


(13)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model JiTT dan yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang tanggapan terhadap model JiTT yang diterapkan. Desain eksperimen yang digunakan adalah “The randomized Pretest-Posttest control group design” (Fraenkel dan Wallen, 2007) dimana penentuan kelas kontrol dilakukan secara acak per kelas. Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan pembelajaran JiTT pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Eksperimen O1, O2 X1 O1, O2

Kelompok Kontrol O1, O2 X2 O1, O2

Keterangan:

O1 : Pretest-posttest untuk mengukur penguasaan konsep

O2 : Pretest-posttest untuk mengukur keterampilan proses sains siswa X1 : Perlakuan berupa model JiTT


(14)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu X2 : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional

Penjelasan desain penelitian tersebut di atas adalah sebagai berikut.

1. Tes awal (pretest) yang dilakukan sebelum proses pembelajaran, tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang penguasaan konsep Newton dan KPS siswa. Tes ini diberikan pada kedua kelas dalam waktu yang sama di luar pembelajaran.

2. Perlakuan (treatment) terhadap subjek penelitian diberikan dengan menggunakan model JiTT pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Kerangka umum pembelajaran JiTT ini adalah sebagai berikut.

a. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diminta mengunjungi situs tertentu dan membaca wacana sains kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan konseptual yang berkaitan dengan wacana tersebut.

b. Guru kemudian menganalisis jawaban siswa selanjutnya memilih beberapa jawaban siswa untuk dijadikan bahan diskusi di kelas. Selanjutnya, guru dan siswa mendiskusikan konsep yang dibahas dengan menyajikan simulasi yang selanjutnya dieksplorasi.

c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memberikan contoh penerapan konsep yang telah dibahas dalam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka diminta menganalisis peristiwa tersebut kemudian guru memberi beberapa tugas atau pertanyaan yang dapat menggali kemampuan siswa lebih dalam.


(15)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Observasi keterlaksanaan model JiTT dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Setelah seluruh pembelajaran selesai, dilaksanakan tes akhir (postest) untuk mengetahui keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Tes ini diberikan pada kedua kelas dalam waktu yang sama di luar pembelajaran. 5. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan model JiTT dikumpulkan datanya

melalui angket yang diberikan setelah pembelajaran keseluruhan selesai dilakukan.


(16)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.1:

Gambar 3.1. Alur Penelitian Penyusunan Instrumen

1. Soal tes penguasaan

konsep

2. Soal tes keterampilan

proses sains

3. Angket siswa

4. Pedoman observasi

Masalah

Studi Literatur : Model JiTT dan Keterampilan Proses Sains

Penyusunan Perangkat Pembelajaran:

 Rencana pelaksanaan

pembelajaran

 Lembar kerja siswa

Kelas kontrol: Pembelajaran Konvensional

dalam konsep Newton

Analisis Data Tes Akhir (Posttest)

Kelas eksperimen: Model JiTT dalam pembelajaran konsep Hukum

Newton Tes Awal

(Pretest)

Angket

Kesimpulan Observasi

Validasi, Uji coba, Revisi


(17)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap salah satu SMP di Indramayu Provinsi Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara randomized cluster sampling. Sebagai sampel penelitian, dipilih dua kelas secara acak dari tiga kelas yang memiliki kemampuan yang setara tanpa mengacak siswa tiap kelasnya. Pengelompokkan sampel terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

D. Instrumen

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti telah menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu (1) tes keterampilan proses sains, (2) tes penguasaan konsep, (3) lembar observasi keterlaksanaan model JiTT, dan (4) angket siswa. Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrument.

1. Tes Keterampilan Proses Sains

Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa terhadap konsep hukum Newton, butir soal yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Indikator tes untuk melihat keterampilan proses sains siswa dibatasi pada menafsirkan pengamatan, mengelompokkan, meramalkan, mengomunikasikan, dan menerapkan konsep.


(18)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini dibuat dalam bentuk tes objektif model pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Setiap soal dibuat untuk menguji penguasaan siswa terhadap konsep-konsep yang tercakup dalam materi hukum Newton. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest untuk melihat kemampuan awal siswa terhadap konsep dan pada saat posttest dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebagai hasil pembelajaran dengan model JiTT.

3. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Model JiTT

Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model JiTT sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Lembar ini diisi oleh observer dengan daftar checklist.

4. Angket Tanggapan Siswa yang Belajar dengan Model JiTT

Angket ini bertujuan untuk mengungkap persepsi siswa tentang pembelajaran dengan model JiTT, mengungkap ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, dan mengungkap motivasi siswa akibat pembelajaran dengan JiTT. Angket ini menggunakan skala Likert, yakni setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyaan positif akan dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan untuk pernyataan negatif dikaitkan dengan


(19)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai SS = 1, S= 2, TS = 3, dan STS = 4 (Sujana, 1989). Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 14 pernyataan. Dengan demikian, skor maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 56 dan minimal 14. Skor antara 42 (diperoleh dari nilai S x jumlah pernyataan) sampai 56 (diperoleh dari nilai SS x jumlah pernyataan) dinyatakan positif dan skor antara 14 (diperoleh dari nilai STS x jumlah pernyataan) sampai 28 (diperoleh dari nilai TS x jumlah pernyataan) dinyatakan negatif (Sujana, 1989). Skor dari setiap pernyataan untuk seluruh siswa dirata-ratakan dan dinyatakan dalam bentuk persentase capaian dengan menggunakan persamaan:

%S = �

� 100%

Keterangan: � = skor rata-rata Sm = skor maksimum

Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin mengetahui persentase sikap siswa (positif dan negatif) terhadap pembelajaran dengan model JiTT pada konsep hukum Newton di kelas VIII.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu melalui tes, angket, dan observasi. Dalam pengumpulan data ini, peneliti terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan (3.1)


(20)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Teknik Pengumpulan Data

No Sumber Data Jenis Data Teknik

Pengumpulan

Instrumen

1. Siswa Keterampilan

proses sains siswa

sebelum dan

sesudah mendapat perlakuan.

Pretest dan Posttest Butir soal pilihan

ganda yang

memuat kemampuan keterampilan proses sains.

2. Siswa Penguasaan

konsep siswa

sebelum dan

sesudah mendapat perlakuan

Pretest dan Posttest Butir soal pilihan

ganda yang

memuat penguasaan konsep siswa.

3. Siswa Tanggapan siswa

terhadap

penggunaan model kegiatan JiTT

Kuesioner Angket yang

memuat

pernyataan-pernyataan yang

dapat menjaring

tanggapan siswa

terhadap model

JiTT

4. Guru dan

siswa

Keterlaksanaan model JiTT

Observasi/pengamatan Pedoman

observasi aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran

sesuai dengan

RPP.


(21)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini, diperoleh tiga macam data, yaitu angket, observasi, dan data hasil tes yang dianalisis dan dinilai. Pengujian kesahihan tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dengan menggunakan software ANATES.

Adapun rumus-rumus yang akan digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah sebagai berikut.

1. Uji Instrumen Penelitian a. Validitas

Validitas merupakan hal yang sangat penting dalam pengujian instrumen penelitian karena penarikan kesimpulan yang tepat didasarkan pada data yang diperoleh peneliti dengan menggunakan instrumen. Validitas dapat didefinisikan sebagai kesahihan, kelayakan, kebermaknaan, dan kegunaan inferensi spesifik peneliti berdasarkan data yang diperolehnya (Tapilow, 2006). Jadi, validasi instrumen merupakan proses mengumpulkan bukti untuk mendukung penarikan kesimpulan.

Pada penelitian ini untuk membuktikan validitas instrumennya menggunakan pembuktian validitas isi (Content-related evidence of validity), yaitu kevalidan instrumen berdasarkan pertimbangan (judgment) ahli. Untuk mendukung validasi isi, soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi perlu diuji coba kepada sejumlah sampel di luar sampel penelitian kemudian dianalisis (Tapilow, 2006).


(22)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Salah satu cara untuk mendukung validasi isi tersebut adalah dengan meggunakan validitas butir soal. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor tiap butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal memiliki validitas tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment pearson: (Arikunto, 2002)

                                           

2 2 2 2 . i xy Y Y N X X Y X Y X N r Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

X : Skor item Y : Skor total N : Jumlah siswa

Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2002)

Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori


(23)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi (baik)

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup (sedang)

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah (kurang)

rxy ≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau konsistensi dari skor yang diperoleh. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tetap yang dihitung dengan koefesien reliabilitas. Salah satu cara untuk memperoleh koefisien reliabilitas adalah dengan metode ‘test-retest’, metode bentuk ekuivalen, dan metode konsistensi internal (Tapilow, 2006). Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode konsistensi internal.

Dalam metode konsistensi internal, penskoran dilakukan separuh-separuh (butir ganjil dan butir genap) dari suatu tes secara terpisah untuk setiap individu dan kemudian dihitung koefisien korelasi antara dua perangkat skor tersebut. Metode yang banyak digunakan untuk menentukan konsistensi internal adalah metode Kuder-Richardson (Arikunto, 2007).


(24)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu r11 =

1

n

n

   

 

2

1

t

nS n

(3.2) r11 = reliabilitas tes

n = jumlah soal M = rerata skor total St2 = standar deviasi


(25)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan reliabilitas instrumen seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81  r11 1,00 Sangat Tinggi 0,61  r11 0,80 Tinggi 0,41  r11  0,60 Cukup 0,21  r11  0,40 Rendah 0,00  r11  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2007)

c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran berkisar antara 0,0 sampai 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus: (Arikunto, 2002)

JS B


(26)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan:

P : Tingkat kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran suatu tes adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2002)

Tabel 3.5. Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Tingkat kesukaran (%)

Kriteria Tingkat Kesukaran

0 ≤ P ≤ 15 Sangat sukar, sebaiknya dibuang

16 ≤ P ≤ 30 Sukar

31 ≤ P ≤ 70 Sedang

71 ≤ P ≤ 85 Mudah

86 ≤ P ≤100 Sangat mudah, sebaiknya dibuang

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa yang berkemampuan tinggi. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut Indeks Diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: (Arikunto, 2002)


(27)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B A B B A A

P P J B J B

D   

keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda suatu tes adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2002) Tabel 3.6. Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

Negatif Tidak baik, harus dibuang

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali

Selanjutnya pengujian kesahihan tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda menggunakan ANATES V.4, setelah instrumen tes di-judgement terlebih dahulu.

e. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan gain yang dinormalisasi dengan rumus Hake: (Cheng, et.al, 2004)


(28)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pre maks

pre post

S S

S S g

  

Keterangan:

Spost : Skor posttest Spre : Skor pretest

Smaks : Skor maksimum ideal

Tabel 3.7. Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi

Batasan Kategori

<g> > 0,7 Tinggi

0,3

<g>

0,7 Sedang

<g>

<

0,3 Rendah

2. Uji Hipotesis

Uji Kesamaan Dua Rerata

Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan antara dua keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, dan uji kesamaan rata-rata untuk gain yang dinormalisasi. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0 yaitu uji-t sampel independen (Independent-Sample t Test)


(29)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ada dua rumus untuk uji-t dua sampel independen: (Uyanto, 2009)

1. Dengan Asumsi kedua variance sama besar (equal variances assumed) :

           y x p n n S y x t 1 1

dengan derajat kebebasan: nx + ny -2

2 ) 1 ( ) 1

( 2 2

      y x y y x x p n n S n S n S

Keterangan : nx = besar sampel pertama ny = besar sampel kedua

Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not assumed) :

           y y x x n S n S y x t 2 2

Apabila data tidak berdistribusi normal, dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney (Ruseffendi, 1998).

……….(3.8)

……….(3.9)


(30)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis inferensial), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa kedua kelas. Dalam penelitian uji normalitas, data akan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varians kedua kelas. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene test, kemudian dilakukan uji-t. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) dipakai untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata.

3. Menghitung Persentase Hasil Angket Tanggapan Siswa

Menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa menggunakan rumus:

% � = � ℎ � � ℎ � � �

� ℎ � ℎ 100%

(3.11)

4. Menghitung Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran.

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun. Perhitungan tersebut menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

� � � �� = �ℎ � � ℎ � � �


(31)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G. Hasil Uji Coba Instrumen

Pengembangan instrumen penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dilakukan dengan tahap-tahap: (a) menyusun kisi-kisi soal, (b) meminta pertimbangan dosen ahli, (c) melakukan uji coba instrumen, dan (d) melakukan analisis butir soal.

Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Semua bentuk pengujian dilakukan dan dihitung dengan menggunakan software Anates versi 4.0TM kemudian diinterpretasikan dengan kriteria interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007).

Uji coba instrumen tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dilakukan pada siswa kelas IX yang sudah mempelajari materi hukum Newton di salah satu SMP di kabupaten Indramayu. Soal tes penguasaan konsep yang diujicobakan berjumlah 14 butir soal dan soal tes keterampilan proses sains yang diujicobakan berjumlah 24 butir soal masing-masing berbentuk pilihan ganda. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program Anates V4 untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda soal. Hasil uji coba secara terperinci tertera pada lampiran C. Hasil uji coba soal penguasaan konsep hukum Newton dan keterampilan proses sains siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8.


(32)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8. Hasil Ujicoba Soal Tes Penguasaan Konsep Hukum Newton dan Soal Tes Keterampilan Proses Sains

Ujicoba Soal Tes

Daya Pembeda Tingkat

Kemudahan Validitas Reliabilitas Kategori Jumlah Kategori Jumlah Kategori Jumlah Nilai Kategori

Penguasaan Konsep

Baik

sekali 5

Sangat

sukar 3

Sangat

tinggi 1

0,86 Tinggi

Baik 3 Sukar 2 Tinggi 6

Cukup 2 Sedang 9 Cukup 3

Kurang

3 Mudah 0 Rendah 1

Tidak

baik 1

Sangat

mudah 0

Sangat

rendah 3

Keterampilan Proses Sains

Baik

sekali 9

Sangat

sukar 1

Sangat

tinggi 5

0,73 Tinggi

Baik 10 Sukar 3 Tinggi 11

Cukup 3 Sedang 18 Cukup 6

Kurang 1 Mudah 2 Rendah 0

Tidak

baik 1

Sangat

mudah 0

Sangat

rendah 2

Uji coba soal tes penguasaan konsep Hukum Newton terdiri dari 14 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 11 soal valid dan 3 soal yang tidak valid. Selanjutnya 3 soal yang tidak valid (sangat rendah) dan 1 soal yang rendah validitasnya yang juga memiliki daya pembeda kategori kurang dan tidak baik tidak dipakai. Jumlah soal penguasaan konsep yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 10 soal. Hasil uji coba soal tes penguasaan konsep secara rinci tertera pada Lampiran C.


(33)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji coba soal tes keterampilan proses sains terdiri dari 24 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh 22 soal valid (kategori sangat tinggi, tinggi, dan cukup) dan dua soal tidak valid, selanjutnya soal yang tidak valid yang juga memiliki daya pembeda kategori kurang dan tidak baik tidak dipakai. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 22 soal. Hasil uji coba soal tes keterampilan proses sains siswa secara lengkap terdapat pada lampiran C.


(34)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran JiTT untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP pada bahasan hukum Newton dapat disimpulkan bahwa:

1. penerapan model pembelajaran JiTT dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep fisika dibandingkan dengan penerapan model konvensional;

2. penerapan model pembelajaran JiTT dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa fisika dibandingkan dengan penerapan model konvensional; dan

3. hampir seluruh siswa memberikan tanggapan setuju dengan persentase sebesar 88% terhadap penerapan JiTT yang dilaksanakan. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan membantu siswa mengonstruksi sendiri konsep yang dipelajari, melatih keterampilan proses sains, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang implementasi model JiTT untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada pembelajaran hukum Newton, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut.


(35)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pengisian warm up sebaiknya dilaksanakan 1 minggu sebelum pembelajaran agar siswa memiliki waktu yang lebih luas untuk menjawab pertanyaan warm up.

2. Agar keterampilan proses siswa dapat meningkat lebih baik, diusahakan proses pengambilan data dapat dilakukan oleh tiap siswa. 3. Guru hendaknya mengujicobakan JiTT pada kelas selain kelas

penelitian sehingga pada saat pelaksanaannya setiap fase pada model JiTT dapat terlaksana dengan baik.


(36)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aldous, Colleen., Rogan John. (2005). “Relationships between the construct of a theory of curriculum implementation”. Journal of Research In Science Teaching.

Anderson, L. W. and David R. Krathwohl, D. R., et al (Eds..). (2001). “A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives”. [Online]. Tersedia: http://www.uwsp.edu/education/lwilson/curric/newtaxonomy.htm [3 Juli 2011]

Ango, M.L. (2002). “Mastery of science process skills and their effective use in the teaching of science: an educology of science education in the Nigerian context”. International Journal of Educology, 16.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ash, D. (2000). “The Proccess Skill of Inquiry”. Foundation , edisi Agustus :

51-62

Bentley, Michael P., Mueller. (2007). “Beyond the “decorated landscapes” of educational reform: toward landscapes of pluralism in science education”. Wiley Inter Science.

Chiappetta, Eugne L. (1997). “Inquiry-Based science, strategy and techniques for encouraging inquiry in the classroom”. The science teacher.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2004). Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.


(37)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

common-sense beliefs into Newtonian thinking through Just-In-Time Teaching. Physic Education Research 6. The American Physical Society. Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2007). How To Design and Evaluate Research in

Education (sixth ed). New York: Mc Graw Hill.

Gustiana, Eka. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa SMA pada Pokok Bahasan Hukum Newton tentang Gerak. Tesis SPs UPI: tidak diterbitkan.

Hake, R. (1999). “Analyzing Change/Gain Scores”. [Online] tersedia di http://www.google.co.id/search?q=normalized+gain&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a. [24 Juli 2011] Karim, S., dkk (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: tidak diterbitkan.

Longfield, J. (2002). “Science process skills”. Tersedia di http://www.indiana.edu/~deanfac/portfolio/examples/jlongfield/doc/final_ exam.doc[3 Juli 2011]

Marrs, Kathleen A., Blake, Robert E., Gavrin, Andrew D. (2003). “Use of Warm Up Exercises in Just-in-Time Teaching to Determine Students Prior Knowledge and Misconceptions in Biology, Chemistry, and Physics”. [Online]. Tersedia:

http://webphysics.iupui.edu/papers/jcst_warmup_paper.pdf [3 Juli 2011] Martin, M. O., Mullis, I.V.S., Foy, Pierre. (2008). “TIMSS 2007. International

Science Report: Finding from IEA’s Trends in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eight Grades”. International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

McKenzie, Danny L., Padilla, Michael J. (1982).“The construction and validation of the test of graphing in science”. Journal of Research In Science Teaching.

Novak, G. M., Patterson, E. T., Gavrin, A. & Enger, R. C. (1998). Just-in-Time Teaching: Active Learner Pedagogy with WWW. In J. Gil-Mendieta & M. H. Hanza (Eds), Proceedings of the IASTED International Conference on


(38)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Novak, G, M., T. Patterson, A. D. Gavrin, and W. Christian. (1999). Just-In-Time Teaching:Blending Active Learning with Web Technology, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.

Novak, G.M and Middendorf. (2004). What works – a pedagogy Just in Time Teaching. Volume IV: What works, what matters, what lasts. Project Kaleidoscope

Norman, G Lederman. (1989). The Nature of Science and Instructional Practice: Making the Unnatural Natural. The Nature of Science and Instructional Practice.

Padilla, M. J. (1990). “The Science Process Skills”. [Online]. Tersedia: http://www.narst.org/publications/research/skill.cfm. [29 November 2011]. Patterson, E., and G. Novak. (2003). “A JiTT approach to authentic learning: teaching process with content”. In American Association of Physics Teachers Announcer. Vol. 33, No. 4, Winter 2003, p. 123.

Poerwadarminta. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rauschert, Emily S. J. (2011).

Primary literature across the undergraduate curriculum: teaching science process skills and content”. [Online]. Tersedia: http://www.esajournals.org/doi/pdf/10.1890/0012-9623-92.4.396. [3 Juli 2012]

Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997), Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Pusbuk Depdikbud.

Rustaman, dkk .(2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press. Rudford, F.J. & Ahlgren, A., (2002), Science for all Americans. New York:

Oxford University Press.

Ruseffendi, E.T. (2001). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Strawitz, B. M. (1993). “The effects of review on science process skill acquisition”. Journal of Science Teacher Education


(39)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(1)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran JiTT untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP pada bahasan hukum Newton dapat disimpulkan bahwa:

1. penerapan model pembelajaran JiTT dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep fisika dibandingkan dengan penerapan model konvensional;

2. penerapan model pembelajaran JiTT dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa fisika dibandingkan dengan penerapan model konvensional; dan

3. hampir seluruh siswa memberikan tanggapan setuju dengan persentase sebesar 88% terhadap penerapan JiTT yang dilaksanakan. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan membantu siswa mengonstruksi sendiri konsep yang dipelajari, melatih keterampilan proses sains, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang implementasi model JiTT untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada pembelajaran hukum Newton, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut.


(2)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pengisian warm up sebaiknya dilaksanakan 1 minggu sebelum pembelajaran agar siswa memiliki waktu yang lebih luas untuk menjawab pertanyaan warm up.

2. Agar keterampilan proses siswa dapat meningkat lebih baik, diusahakan proses pengambilan data dapat dilakukan oleh tiap siswa. 3. Guru hendaknya mengujicobakan JiTT pada kelas selain kelas

penelitian sehingga pada saat pelaksanaannya setiap fase pada model JiTT dapat terlaksana dengan baik.


(3)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aldous, Colleen., Rogan John. (2005). “Relationships between the construct of a theory of curriculum implementation”. Journal of Research In Science Teaching.

Anderson, L. W. and David R. Krathwohl, D. R., et al (Eds..). (2001). “A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives”. [Online]. Tersedia: http://www.uwsp.edu/education/lwilson/curric/newtaxonomy.htm [3 Juli 2011]

Ango, M.L. (2002). “Mastery of science process skills and their effective use in the teaching of science: an educology of science education in the Nigerian context”. International Journal of Educology, 16.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ash, D. (2000). “The Proccess Skill of Inquiry”. Foundation , edisi Agustus : 51-62

Bentley, Michael P., Mueller. (2007). “Beyond the “decorated landscapes” of educational reform: toward landscapes of pluralism in science education”. Wiley Inter Science.

Chiappetta, Eugne L. (1997). “Inquiry-Based science, strategy and techniques for encouraging inquiry in the classroom”. The science teacher.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2004). Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.


(4)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Formica Sarah P., Easley Jessica L., and Spraker Mark C. (2010). Transforming common-sense beliefs into Newtonian thinking through Just-In-Time Teaching. Physic Education Research 6. The American Physical Society. Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2007). How To Design and Evaluate Research in

Education (sixth ed). New York: Mc Graw Hill.

Gustiana, Eka. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa SMA pada Pokok Bahasan Hukum Newton tentang Gerak. Tesis SPs UPI: tidak diterbitkan.

Hake, R. (1999). “Analyzing Change/Gain Scores”. [Online] tersedia di http://www.google.co.id/search?q=normalized+gain&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a. [24 Juli 2011] Karim, S., dkk (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: tidak diterbitkan.

Longfield, J. (2002). “Science process skills”. Tersedia di http://www.indiana.edu/~deanfac/portfolio/examples/jlongfield/doc/final_ exam.doc[3 Juli 2011]

Marrs, Kathleen A., Blake, Robert E., Gavrin, Andrew D. (2003). “Use of Warm Up Exercises in Just-in-Time Teaching to Determine Students Prior Knowledge and Misconceptions in Biology, Chemistry, and Physics”. [Online]. Tersedia:

http://webphysics.iupui.edu/papers/jcst_warmup_paper.pdf [3 Juli 2011] Martin, M. O., Mullis, I.V.S., Foy, Pierre. (2008). “TIMSS 2007. International

Science Report: Finding from IEA’s Trends in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eight Grades”. International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

McKenzie, Danny L., Padilla, Michael J. (1982). “The construction and validation of the test of graphing in science”. Journal of Research In Science Teaching.

Novak, G. M., Patterson, E. T., Gavrin, A. & Enger, R. C. (1998). Just-in-Time Teaching: Active Learner Pedagogy with WWW. In J. Gil-Mendieta & M. H. Hanza (Eds), Proceedings of the IASTED International Conference on


(5)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Computers and Advanced Technology in Education (CATE '98). Cancun, Mexico. IASTED/ACTA Press: Anaheim, Calgary, Zurich.

Novak, G, M., T. Patterson, A. D. Gavrin, and W. Christian. (1999). Just-In-Time Teaching:Blending Active Learning with Web Technology, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.

Novak, G.M and Middendorf. (2004). What works – a pedagogy Just in Time Teaching. Volume IV: What works, what matters, what lasts. Project Kaleidoscope

Norman, G Lederman. (1989). The Nature of Science and Instructional Practice: Making the Unnatural Natural. The Nature of Science and Instructional Practice.

Padilla, M. J. (1990). “The Science Process Skills”. [Online]. Tersedia: http://www.narst.org/publications/research/skill.cfm. [29 November 2011]. Patterson, E., and G. Novak. (2003). “A JiTT approach to authentic learning: teaching process with content”. In American Association of Physics Teachers Announcer. Vol. 33, No. 4, Winter 2003, p. 123.

Poerwadarminta. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rauschert, Emily S. J. (2011).

Primary literature across the undergraduate curriculum: teaching science process skills and content”. [Online]. Tersedia: http://www.esajournals.org/doi/pdf/10.1890/0012-9623-92.4.396. [3 Juli 2012]

Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997), Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Pusbuk Depdikbud.

Rustaman, dkk .(2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press. Rudford, F.J. & Ahlgren, A., (2002), Science for all Americans. New York:

Oxford University Press.

Ruseffendi, E.T. (2001). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Strawitz, B. M. (1993). “The effects of review on science process skill acquisition”. Journal of Science Teacher Education


(6)

Jayus Riyadi Solikhin, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tapilow, Fransisca S. (2006). Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Berbasis IPA. Bandung: SPs UPI.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

11 78 199

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI HUKUM NEWTON.

3 8 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 5 48

MODEL PEMBELAJARAN JUST IN TIME TEACHING (JITT) BERBANTUAN WEBSITE PADA TOPIK LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA.

0 1 40

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA.

0 0 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

0 0 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP HUKUM NEWTON SISWA.

1 3 65

MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL KOLB UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA MATERI HUKUM NEWTON.

7 10 46

PENERAPAN ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI CAHAYA SISWA SMP.

5 9 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 6 266