PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BAHAN ALAM DALAM KELUARGA :Studi Pada Tiga Keluarga di RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang.

(1)

(Studi Pada Tiga Keluarga di RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh : ELAH SULASTRI

1003214

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DALAM KELUARGA

(Studi Pada Tiga Keluarga di RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang)

Oleh Elah Sulastri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

© Elah Sulastri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BAHAN ALAM DALAM KELUARGA

(Studi Pada Tiga Keluarga di RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd. NIP. 195404021980012001

Pembimbing II

Dr. Asep Saepudin, M. Pd. NIP. 197009302008011004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

i

ABSTRAK Elah Sulastri

(1003214)

Skripsi yang berjudul Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga.(Studi Kasus Pada Tiga Keluarga Di RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang). Penulisan skripsi ini bertitik tolak pada permasalahan bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam.

Tujuan penelitian ini meliputi: 1) untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga. 2) untuk mengetahui bentuk kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga. 3) untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga.

Teori atau konsep yang mendasari penelitian ini adalah konsep peran orang tua dalam pendidikan keluarga, konsep kreativitas dan konsep bermain. Subjek dalam penelitian ini adalah sejumlah tiga keluarga yang memiliki anak usia dini yang berada di RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian diperoleh data mengenai, 1) peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak dengan cara membimbing yaitu mendampingi anak, mengarahkan , membantu anak ketika mengalami kesulitan belajar ataupun bermain, memberikan kasih sayang, memenuhi kebutuhan belajar anak, keteladanan/ memberi contoh yang baik ketika berbicara, bersikap dan bertindak, 2) bentuk kreativitas pada anak bisa dilihat dari gagasan, berani mengemukakan pendapatnya, sikap dan karya yang dihasilkan oleh anak seperti ketika anak bermain playdough, 3) Faktor pendukung dan penghambat dalam kreativitas, sikap orang tua, sarana prasarana, strategi yang dilakukan oleh orang tua.

Kesimpulan penelitian, bahwa orang tua memiliki peranan sangat penting dalam kreativitas anak, hal tersebut dilakukan dengan cara membimbing, memberikan kasih sayang dan keteladanan yang baik.


(5)

iv DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL……… vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Metode danTeknik Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ………. 8

F. Struktur Organisasi Skripsi………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peranan Orang tua dalam Pendidikan Keluarga... 10

1. Pengertian Pendidikan Keluarga ... 10

2. Fungsi Keluarga ... 11

3. Peranan Orang tua dalam Keluarga... 13

B. Konsep Kreativitas ... 20

1. Pengertian Kreativitas ... 20

2. Karakteristik Kreativitas Pada Anak ... 22

3. Ciri-ciri Kreativitas ... 23

4. Bentuk Kreativitas………. 24

5. Komponen Pokok Kreativitas……… 25

6. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Kreativitas……… 27

C. Konsep Bermain………. 28

1. Pengertian Bermain ... 28

2. Tahap Perkembangan Bermain ... 29

3. Enam Aspek Perkembangan Bermain Anak ... 34

4. Jenis-jenis Bermain Bahan Alam ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

B. DesainPenelitian ... 39

1. Tahap Pralapangan ... 39

2. Tahap Kegiatan Lapangan... 41


(6)

v

C. Metode Penelitian dan Justifikasi ... 42

D. Definisi Operasional... 43

1. Peran Orang tua ... 43

2. Kreativitas ... 43

3. Bermain ... 43

4. BahanAlam ... 43

E. InstrumenPenelitian... 43

F. Proses Pengembangan Istrumen ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Pengamatan (Observation)……… 45

2. Wawancara (interview)……… 47

3. Studi Dokumentasi………. 47

4. Studi Kepustakaan………... 48

H. Teknik Analisis Data ………. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 51

B. HasilPenelitian………. 53

1. ProfilKeluarga ... 53

a. Keluarga A………. 53

b. Keluarga B………. 54

c. Keluarga C………. 55

2. Peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain Bahan alam ... 56

a. Keluarga A (KA) ... 56

b. Keluarga B (KB) ... 57

c. Keluarga C (KC) ... 58

3. Bentuk Kreativitas anak melalui bermain bahan alam ... 60

a. Anak Keluarga A... 60

b. Anak Keluarga B ... 61

c. Anak Keluarga C ... 62

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas ... 64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

1. Peran Orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui Bermain bahan alam ... 66

2. Bentuk Kreativitas anak melalui bermain bahan alam……… 68

3. Faktor pendukung dan penghambat kreativitas anak melalui bermain bahan alam ... 69 BAB V SIMPULAN DAN SARAN


(7)

vi

A. Simpulan ... 71 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membina manusia agar menjadi warga negara yang baik dan berkepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan diharapkan mampu mengarahkan peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya. Pengendalian diri dalam kehidupan bermasyarakat, kepribadian yang kokoh, kecerdasan intelegensi, akhlak mulia, dan life skill yang mampu memberi manfaat bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya atau dalam hal ini peserta didik harus memiliki kemampuan yang profesional sesuai bidang ilmu yang mendukung.

Sedangkan Kleis (1974), seperti yang dikutif Djudju Sudjana (2000:25) pendidikan adalah “sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau sekelompok dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Yang dibangun disini adalah manusia dan masyarakat yang berupa mental spiritual, jasmani dan rohani, fisik dan nonfisik secara serasi, seimbang dan selaras. Pendidikan dan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus selaras dengan fungsi dan tanggung jawab nasional.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan


(9)

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. (UUSPN, 2003).

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan memajukan sebuah negara. Pendidikan pada hakikatnya dilakukan sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang amat mendasar dan strategis, karena masa usia dini merupakan masa “Golden Age”dan peletak dasar (pondasi awal) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Keith Osborn dan Benyamin S. Bloom yang meneliti mengenai otak menyebutkan bahwa di usia 0-4 tahun perkembangan intelektual otak mencapai 50%. Di usia4-8 tahun menurun menjadi 30%, dan pada usia 8-18 tahun semakin menurun menjadi 20%. Di usia ini perkembangan otak diiringi oleh kemampuan-kemampuan lainnya. Selain itu penelitian menunjukan bahwa ketika anak dilahirkan sudah dibekali dengan berbagai potensi bawaan(genetis), namun lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam pembentukan sikap, prilaku dan kepribadian seorang anak. Disadari atau tidak pendidikan pada masa ini akan menentukan masa depan anak pada masa dewasanya kelak.

Pada masa ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak. Usia ini merupakan masa terpenting bagi pengembangan berbagai kecerdasan (intelegensi) permanen diri anak karena mereka memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap berbagai informasi. Informasi positif yang diterima anak akan terus berkembang dalam benak dan pikirannya sehingga anak akan menuangkannya dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Selain itu pendidikan anak usia dini merupakan penopang awal bagi


(10)

pendidikan anak selanjutnya, dengan kata lain untuk menyiapkan anak agar mampu melanjutkan tahapan pendidikan yang lebih lanjut. Sebagai yang tertera dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang menegaskan bahwa “ pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan menurut Anwar dan Arsyad Ahmad (2003:2) bahwa pengertian pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, serta perkembangan kejiwaan anak yang dilakukan didalam maupun dilingkungan keluargannya.

Pendidikian dapat dicapai melalui jenjang pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal yang saling melengkapi dan memperkaya. Hal ini termuat dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Pasal 13 Ayat 1. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan nonformal seperti yang dinyatakan dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 12, bahwa : “pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar jalur formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”.

Salah satu program pendidikan nonformal yang memfokuskan terhadap pendidikan anak adalah pendidikan anak usia dini. UUSPN No. 20 tahun 2003 Pasal 28 Ayat 4 menyatakan bahwa : “pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat”.

Dalam penyelenggaran PAUD tentu sangat berpengaruh peran pengelola, pendidik, orang tua dan lingkungan baik biotik maupun abiotik yang ada di sekitar terhadap pembentukan kepribadian anak. Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk PAUD nonformal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini. Sebagaimana dikatakan Ace Suryadi (2005 : 76) bahwa :

Kelompok bermain adalah layanan pendidikan bagi anak 2-6 tahun yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap,


(11)

pengetahuan, keterampilan yang diperlukan bagi anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Peran kelompok bermain menjadi sangat penting posisinya, yaitu menjembatani anak dalam masa transisi dari masa anak-anak ke dalam masa bersekolah. Tugas tutor adalah menyediakan ruang ekspresi bagi anak, mempersiapkan fasilitas bermain, mempersiapkan pembelajaran yanag diarahkan pada pembentukan kepribadian agar anak bisa mandiri, bertanggung jawab, berani mengambil keputusan dan sebagainya.

Lingkungan yang tidak kalah pentingnya dalam pembentukan kepribadian anak adalah lingkungan pendidikan informal/keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Keluarga membantu pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya. Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya masyarakat. Menurut resolusi majelis umum PBB (Megawangi,2004 : 60), tugas utama keluarga adalah:

Sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat melaksanakan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera.

Tidak dapat di pungkiri pada kesempatan pertama bagi anak untuk mengenal dunia sosialnya adalah keluarga. Di dalam keluarga anak untuk pertama kalinya mengenal aturan tentang apa yang baik dan tidak baik. Oleh karena itu orang tua harus bisa memberikan pendidikan dasar yang baik pada anak agar nantinya bisa berkembang dengan baik.

Fakta yang sangat penting dalam perkembangan adalah bahwa dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis, sikap kebiasaan dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun pertama sangat menentukan seberapa jauh individu-individu berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambah tua. Kenyataan tersebut menyiratkan betapa pentingnya dasar-dasar yang diberikan orang tua


(12)

pada anaknya pada masa kanak-kanak. Karena dasar-dasar inilah akan membentuk kepribadian yang di bawa sampai masa tua.

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama, karena pengaruh dari orang tualah yang menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut.

Pendidikan anak usia dini merupakan landasan dasar perkembangan anak. Anak yang mendapat bimbingan, stimulasi sejak dini akan meningkatkan perkembangan fisik dan mental yang berdampak pada kesiapan belajar, anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoftimalkan potensi yang sudah dimilikinya.

Anak adalah makluk sosial dan memiliki potensi sosial yang dibawanya sejak lahir. Dengan potensi itu anak sudah mulai menunjukan keinginanya untuk berhubungan dengan orang lain. Memasuki usia prasekolah anak mulai mengenal lingkungan baru yang keberadaannya jauh lebih kompleks dibandingkan dengan lingkungan keluarga. Ini artinya faktor yang mendasar dalam perkembangan dan pendidikan anak yang terpenting adalah lingkungan keluarga.

Pendidikan yang diberikan pada anak sejak usia dini memiliki kontribusi besar terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia pada saat dewasanya, karena masa ini disebut golden age atau periode emas. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoftimalkan fungsi-fungsi organ tubuh sehingga peran pendidikan anak usia dini merangsang kemampuan tumbuh kembang pada saat yang tepat.

Dalam hal ini akan dipaparkan mengenai bermain, dimana bermain adalah suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak. Utami munandar (1995) dalam buku education games (2006:11).

Untuk itu, salah satu bentuk bermain atau alat bermain semestinya diciptakan dengan tujuan jelas sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak akan dapat dicapai, tumbuh secara fisik dan berkembang secara psikis. Oleh sebab itu


(13)

berbagai bentuk permainan harus berisi kegiatan-kegiatan yang melibatkan aspek fisik dan psikis.

Interaksi yang terjadi pada saat anak melakukan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitas, kemampuan sosial, bahasa dan emosi. Ini mengindikasikan bahwa bermain memiliki peranan dalam mengembangkan kreativitas anak, terlebih lagi jika dalam hal ini orang tua berpartisipasi dalam menanamkan bermain itu sendiri terhadap anak.

Dengan dipilihnya kegiatan bermain sebagai sebuah pendekatan maka orang dewasa di sekitar dan pendidik hendaknya mampu mendukung kegiatan bermain, sehingga kebutuhan anak untuk berkembang dan belajar melalui kegiatan bermain terpenuhi tanpa mengurangi kegembiran dan kecerian anak.

Didalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya sendiri.

Selain itu dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas. Bermain bagi anak berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan kompetensinya dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Fungsi bermain bagi anak usia dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakan dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun tanpa alat akan sangat membantu perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif pada umumnya, dan mengembangkan daya kreativitas anak.

Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki oleh setiap anak, namun pada kenyataannya setiap anak memiliki kreativitas yang berbeda. Salah satu faktor penyebabnya adalah kondisi lingkungan anak tersebut. Oleh karena itu, agar kreativitas anak dapat terwujud atau dikembangkan maka diperlukan bantuan dari lingkungannya, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.


(14)

Mengingat begitu penting peranan orang tua dalam setiap pelaksanaan program lembaga maka perlu adanya suatu kajian peran orang tua dalam pelaksanaan program lembaga. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di deskripsikan mengenai peran orang tua, kreativitas anak, faktor pendukung serta penghambat kreativitas melalui bermain bahan alam dalam keluarga (Studi Kasus Pada Tiga Keluarga RT 03 RW 16 Kp. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, penulis mengidentifikasi beberapa gejala masalah. Adapun hasil identifikasi adalah sebagai berikut :

1. Dari 20 keluarga yang memiliki anak usia dini, yang terlihat menonjol dalam hal kreativitas hanya sebagian anak dari indikator anak kreatif.

2. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam keluarga dapat meningkatkan kreativitas anak.

3. Kesibukan orang tua kurang mampu meningkatkan kemampuan kreativitas anak.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga”.

Mengingat luasnya permasalahan tersebut, maka peneliti membatasi masalah penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui

bermain bahan alam dalam keluarga?

2. Bagaiman bentuk kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga?


(15)

3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan bermain bahan alam dalam keluarga. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan kreativas anak melalui kegiatan bermainbahan alam dalam keluarga.

2. Untuk mengetahuibentuk kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kreativitas anak melalui bermain bahan alam dalam keluarga

D. Metode penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi (pengamatan) adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa adanya alat pertolongan, alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi digunakan untuk mengamati setiap aktivitas yang dilakukan anak terutama dalam kegiatan bermain baik di dalam maupun di luar ruangan dan bentuk kreativitas yang diperoleh anak melalui kegiatan bermain. Observasi dilakukan kepada anak usia 5-7 tahun.

2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara. Wawancara digunakan untuk mengumpilkan data tentang peran orangtua dalam meningkatkan kreativitas


(16)

anak melalui bermain bahan alam. Wawancara dilakukan kepada orangtua anak berupa pertanyaan-pertanyaan.

3. Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Dokumen dalam penelitian ini sesuai dengan fokus masalah.

4. Studi Kepustakaan merupakan proses pengambilan beberapa teori dan konsep untuk dijadikan sumber pustaka diantaranya: konsep pendidikan keluarga, konsep kreativitas dan konsep bermain. Literatur dan buku buku yang dikaji dalam studi kepustakaan terutama berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan dalam pengembangan khasanah keilmuan. Dengan pendidikan yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan baik di lingkungan lembaga maupun lingkungan keluarga dapat membentuk generasi yang memiliki pengetahuan, pemahaman nilai-nilai keimanan, kepribadian, dan meningkatnya kualitas jasmani rohani dalam melaksanakan perannya pada masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Bagi orangtua, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dalam melaksanakan perannya masing-masing sehingga dapat mencapai hasil yang oftimal dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain.


(17)

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi

Bab II Kajian Pustaka yang didalamnya membahas tentang Konsep Peranan Orang tua, Pengertian Pendidikan Keluarga, Fungsi Keluarga, Peranan Orang tua dalam Keluarga. Konsep Kreativitas, Pengertian Kreativitas, karakteristik Kreativitas pada anak, Ciri-ciri kreativitas, Bentuk kreativitas, Komponen Pokok Kreativitas dan Faktor Pendukung serta Faktor Penghambat Kreativitas. Konsep Bermain, Pengertian, Tahap Perkembangan Bermain, Aspek perkembangan dalam bermain dan Jenis-jenis Bermain Bahan Alam.

Bab III Prosedur Penelitian, berisi tentang uraian Pendekatan Penelitian, Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Prosedur Pengolahan dan Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang dipakai untuk mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan di dalam penelitian ini, dengan pembahasannya tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian dan justifikasi, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data. A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Memilih subjek penelitian amatlah penting dalam rancangan penelitian, karena data yang diperoleh selama dilapangan akan dikumpulkan dan diolah serta dianalisis menurut subjek penelitian. Subjek penelitian ini diambil secara purposive, dimana menurut S. Arikunto (2006:145) subjek penelitian adalah :

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita bicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.Dalam penelitian ini, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.

Berdasarkan hal tersebut, subjek dalam penelitian ini yaitu tiga keluarga yang mempunyai anak usia dini, yang berlokasi di Kp. Ampera RT 03 RW 16 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang. Kenapa dalam penelitian ini hanya mengambil tiga keluarga, karena disini peneliti hanya memfokuskan pada anak yang perkembangan kreativitasnya di atas rata rata anak usianya dan ternyata anak tersebut terdapat di keluarga A, B dan C.

Adapun kriteria keluarga yang menjadi subjek penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut :

1. Keluarga yang memiliki anak usia dini 2. Status kedua orang tua

3. Keluarga yang mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan dan kreativitas di atas rata rata anak usianya


(19)

4. Bersedia untuk diwawancara

Keluarga yang menjadi responden adalah ;

1. Identitas responden keluarga A yang berstatus kedua orang tua bekerja Nama Ayah : DK

Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta Nama Ibu : EF

Pekerjaan Ibu : Guru

Alamat : Kp. Ampera RT 03 RW 16 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang

2. Identitas responden keluarga B yang berstatus Ayah bekerja ibu Nama Ayah : S

Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta Nama ibu : L

Pekerjaan ibu : IRT

Alamat : Kp. Ampera RT 03 RW 16 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang

3. Identitas responden keluarga C yang berstatus ayah bekerja ibu tidak Nama Ayah : H

Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta Nama Ibu : N

Pekerjaan ibu : IRT

Alamat : Kp. Ampera RT 03 RW 16 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang

B. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut:


(20)

Tahap pralapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data, ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian lapangan. Adapun enam kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam tahapan ini yaitu :

a. Menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini biasa disebut proposal penelitian. Pada tahapan ini penulis memilih lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan instrumen penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, yang dijadikan dasar dalam fokus penelitian yaitu mencari teori atau konsep yang berkaitan dengan peran orangtua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain sentra bahan alam.

b. Memilih lapangan lokasi penelitian. Pemilihan lokasi penelitian, penulis melakukan kesesuaian antara teori yang didapat oleh penulis dengan kenyataan/praktek di lapangan.

c. Mengurus perizinan. Perizinan ini dibuat kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Penulis terlebih dahulu membaca dari kepustakaan dan mengetahui dari orang tentang objek penelitian sehingga penulis mengenali situasi dan kondisi daerah tempat penelitian yang oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, dintaranya perlengkapan fisik, surat izin melakukan penelitian dari Universitas, kontek dengan daerah yang menjadi latar penelitian yaitu di keluarga yang memiliki anak usia dini yang bersekolah di kober kinanti, dan perlengkapan pendukung lainnyaakan dilakukan serta memiliki gambaran umum tentang keadaan di lapangan. e. Memilih dan memanfaatkan Responden. Responden yang dipilih oleh penulis

sendiri disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh penulis serta responden tersebut dirasakan dapat mewakili keseluruhan.


(21)

g. Persoalan etika penelitian. Dalam hal ini, karena dalam penelitian kualitataif adalah orang sebagai alat yang mengumpulkan data. Penulis berhubungan dengan orang-orang, baik secara perseorangan maupun secara kelompok atau masyarakat, akan bergaul, hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tata cara hidup dalam latar penelitian, sehingga penulis harus menyesuaikan diri dengan orang-orang yang berada di lingkungan yang akan diteliti.

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Tahap kegiatan lapangan merupakan kegiatan peneliti yang dilakukan langsung di tempat penelitian, tahap lapangan ini yaitu :

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini penulis mengklasifikasikan subjek penelitian yang sesuai dengan alat pegumpul data yang digunakan dengan melihat kepada subjek penelitian yang ada pada latar penelitian serta data yang harus dikumpulkan.

b. Memasuki lapangan. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik lapangan penelitian sehingga dapat terjadi keakraban dan tidak adanya dinding pemisah antara penulis dan subjek penelitian, adapun kegiatan yang dilakukan oleh penulis diantaranya :

1) Mengadakan wawancara dengan orang tua yang memiliki anak usia dini sebagai subjek penelitian utama yang difokuskan pada peranan orangtua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam.

2) Melakukan observasi terhadap keluarga yang memiliki anak usia dini.

3. Tahap Analisis Data

Adapun langkah langkah dalam pengolahan data yang dimaksud adalah sebagai berikut :


(22)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan data untuk mendapatkan dan menyesuaikan data terkumpul sesuai dengan karakteristik tujuan penelitian dalam metode studi kasus

b. Mengklasifikasi data

Pada tahap kalsifikasi data penulis mengelompokan berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah disesuaikan dengan pertanyaan penelitian.

c. Menyimpulkan data

Dalam meyimpulkan hasil, penulis menggunakan latar belakang dari data yang terkumpul kemudian disusun setelah melalui analisis dan menghubungkannya dengan teori teori yang berkaitan.

d. Mengumpulkan hasil

Sebagai bahan akhir, penulis menggunakan pola standar komunikasi tertulis dalam penyusunan laporan dimulai dari penjelasan hingga kesimpulan mengenai hal hal yang berhubungan dengan maksud yang tertera dalam tujuan penelitian.

C. Metode Penelitian dan Justifika

Metode penelitian merupakan cara dalam memecahkan suatu permasalahan dalam proses penelitian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2011:3) bahwa “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Artinya metode penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari objek yang sedang diteliti berdasarkan data-data dan dapat diuji kevaliditasannya. Pemilihan metode penelitian dilandaskan pada suatu permasalahan yang akan diteliti, karena penggunaan metode penelitian secara tepat menunjukkan tingkat relevansi dengan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan pada tujuan penelitian yang penulis susun yaitu untuk


(23)

mengungkapkan data tentang peranan orangtua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, serta tertuju kepada masalah yang aktual.

Hal ini didasarkan kepada pernyataan W. Surakhmad (1982:140) tentang

“metode deskriptif yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang

ada pada sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa (karena metode ini sering

disebut metode analitik)”. Jadi penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan masalah dengan penyusunan data, dijelaskan, kemudian dianalisa.

Bertitik tolak dari tujuan yang telah dirumuskan, peneliti dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mengenai peranan orangtua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam. Masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini, yang pertama adalah bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam, kedua bagaimana bentuk kreativitas anak melalui bermain bahan alam, dan ketiga apa faktor pendukung dan penghambat kreativitas anak melalui bermain bahan alam.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memudahkan pembaca dalam menafsirkan beberapa istilah istilahyang dipergunakan dalam penelitian ini maka peneliti menjelaskan definisi operasional sebagai berikut :

1. Peran Orang tua adalah peran tingkah laku, teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai

keagamaan menyeluruh”. (Norcholis Madjid dalam Jeffy,2011:58) dalam

Aprilia, C (2011).

2. Kreativitas merupakan kemampuan anak menciptakan gagasan baru, imajinatif dan juga kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan


(24)

yang sudah dimiliki. (Gordon dan Brown dalam Moeschalitoen,2004:19) dalam Aprilia, C (2011).

3. Kreativitas dalam penelitian ini yaitu sikap, gagasan, dan karya serta perilaku, imajinasi, keterampila sosial, dan perbuatan yang kreatif yang ditimbulkan oleh anak.

4. Bermain adalah suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak. Utami munandar (1995) dalam buku education games (2006:11).

5. Bahan Alam adalah berbagai alat dan bahan seperti cat, krayon, spidol, play dough, air, pasir, lumpur, tanah liatyang dirancang sedemikian rupa untuk mengembangkan aspek perkembangan kemampuan dasar dan aspek pengembangan pembiasaan. (Ari Sulistyo dalam buku Panduan Mengajar Dan Mendidik Anak Usia Dini, 2012 : 60).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Moeleong (2007:121) bahwa : “kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya”. Jadi dalam hal peneliti berperan langsung dalam berinteraksi dengan sumber data (sumber informasi) dalam suatu wawancara bebas dan mengamati situasi sosial dan kegiatan.

Dengan langkah di atas, diharapkan data yang terkumpul dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi yang meyakinkan peneliti, sehingga hasil penelitian yang diperoleh akan memenuhi persyaratan peneliti kualitatif.

F. Proses Pengembangan Istrumen

Dalam proses pengembangan instrumen, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu:


(25)

1. Membuat kisi-kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan observasi

4. Melakukan penelitian lapangan

G. Teknik Pengumpulan Data

Dengan adanya teknik pengumpulan data, diharapkan peneliti dapat mendapatkan hasil penelitian yang oftimal. Teknik pengumpulan data yaitu langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. (Sugiyono, 2011:224). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.Teknik pengumpulan data ini diharapkan dapat mempermudah mencari data atau informasi di lapangan.

1. Pengamatan (Observation)

Observasi ini dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung anak usia dini pada tiga keluarga di RT 03 RW 16 KP. Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang. “pengamatan secara langsung dapat dilaksanakan terhadap subjek sebagaimana adanya dilapangan” (Nazir, 1983:214) dalam Aprilia, C (2011) . Untuk mempermudah penulis dalam melakukan observasi, penulis menggunakan instrumen data berupa pedoman observasi. Observasi menurut Mohamad Ali (1982:91) dalam aprilia, C (2011) adalah suatu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut D. Sudjana, (2004:301) menyatakan: “observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa


(26)

melalui upaya mengamati dan mencatat data atau informasi informasi secara sistematis”.

Observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat di ulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara alamiah, yang menjadi objek observasi dari penelitian ini adalah benda, kondisi, perilaku, sarana prasarana, metode dan objek lain yang mendukung dalam proses bermain berlangsung. Observasi dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Observasi langsung, yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diteliti

b. Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.

Untuk mendapatkan pengamatan yang baik agar memperoleh data yang

representatif (Achmadi, 1997:71) dalam Aprilia, C (2011) memberikan petunjuk sebagai berikut :

a. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan di observasi b. Menyelidiki tujuan umum maupun tujuan khusus penelitian

c. Menentukan cara untuk mencatat data hasil observasi d. Membatasi tingkat kategorisasi secara tegas

e. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan kritis

f. Mencatat setiap gejala secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi

g. Mengetahui sebaik baiknya alat alat pencatatan dan cara pengunaannya sebelum melakukan observasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil observasi langsung untuk mengamati dan melihat secara langsung situasi dan kondisi serta pengamatan dapat menggambarkan situasi situasi yang rumit sehingga dapat memberi pemahaman kepada peneliti sehingga dapat mengetahui kejadian sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lincoln dan Guba (Moeleong, 2007:174) yaitu:


(27)

a. Pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, peneliti dapat mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi sehingga akan memperoleh keyakinan tentang keabsahan data

b. Pengamatan dapat memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data

d. Pengamatan dapat memperkuat hasil wawancara yang kurang dapat diingat oleh peneliti

e. Pengamatan dapat memberi pemahaman kepada peneliti tentang situasi situasi yang rumit dan perilaku perilaku yang kompleks

f. Pengamatan bisa menjadi efektif dan bermanfaat ketika alat lain seperti wawancara tidak bisa dilakukan

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview adalah satu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara ialah suatu percakapan, Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. (Kartini Kartono, 1996:187) dalam Aprilia, C (2011).

Menurut Sugiyono (2011:138) secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut :

a. Pedoman wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci


(28)

b. Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

Pedoman yang harus diperhatikan ketika sedang melakukan wawancara antara lain :

a. Dari segi penampilan dan sikap b. Dari segi penguasaan pertanyaan c. Gunakan terminology yang tepat

d. Harius membuktikan respon yang diberikan intervuiew e. Perlu melakukan latihan kepada interviewer

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada orang tua yang dijadikan responden dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai bagaimana peranan orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak melalui bermain bahan alam di RT 03 RW 16 Kp. Babakan Ampera Desa Jayagiri kecamatan lembang.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi dokumentasi karena studi dokumentasi merupakan suatu usaha penelaahan terhadap beberapa dokumentasi (barang barang tertulis) atau arsip.Sebagaimana dikemukakan oleh S. Arikunto

(2006:158), “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumentasi, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian”.

Tujuan penggunaan studi dokumentasi ini adalah untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen yang menjadi salah satu sumber pengumpulan data yaitu berupa foto dan data para orang tua serta anak anaknya.


(29)

Merupakan proses pengambilan beberapa teori dan konsep untuk dijadikan sumber pustaka diantaranya: konsep pendidikan keluarga, konsep kreativitas dan konsep bermain. Literatur dan buku buku yang dikaji dalam studi kepustakaan terutama berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian.

5. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan informasi dari informan dengan informan atau sumber data lainnya. Seperti hasil observasi atau melalui telaah isi dokumen yang berkaitan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) dalam Sugiyono (2011:245) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.

1. Analisis sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.


(30)

Analisis data dalam penelitia kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakuka analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2011:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction(reduksi data), data display(penyajian data), dan conclusion(tahap kesimpulan).

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan.

Dalam hal ini peneliti telah melakukan langkah pertama, yaitu mencari latar belakang permasalahan, melakukan wawancara serta observasi.

b. Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:249) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono


(31)

(2011:249) dalam melakukan penyajian data disarankan, selain dengan teks yang bersifat naratif juga dapat berupa matriks, grafik.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:252) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan tersebut merupkan jawaban jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diperoleh peneliti sebagai hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara, oleh karena itu kesimpulan senantiasa harus verifikasi selama penelitian berlangsung hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN

Adapun simpulan yang dapat diambil dari pertanyaan penelitian yang penulis dapat ungkapkan adalah sebagai berikut :

1. Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga.

Peran orang tua disini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan perhatian, kasih sayang, kesabaran, bimbingan, adanya interaksi antara orang tua dan anak, hal ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan anak. Dari penelitian kiranya jelas betapa pentingnya pengaruh peranan orang tua dalam keluarga walaupun berupa interaksi bermain sambil belajar, dengan hal tersebut anak dapat berkreasi.

2. Bentuk Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam

Bentuk bentuk kreativitas anak disini adalah dapat terlihat dengan adanya gagasan pada anak yaitu mempunyai kemampuan berinisiatif, mampu dalam mengembangkan ide ide, mampu mengerjakan sesuatu dengan tekun, menyelesaikan bermain sesuai langkah langkah permainan. Selanjutnya memiliki Sikap senang menanyakan sesuatu, sikapnya terbuka terhadap situasi yang baru, senang mencoba hal hal baru, bisa dalam mengambil resiko, berusaha berhasil, berani mempertahankan gagasan, memiliki kebebasan berekspresi. Serta ditunjang oleh karya yang baik, hal ini terlihat pada anak yang mampu dan berani memodifikasi permainan, mampu mengembangkan berbagai inovasi dan menghasilkan berbagai solusi permasalahan sosial yang dihadapi, mampu menyelesaikan langkah langkah dalam permainan, menunggu giliran, serta membereskan alat alat permainan yang telah digunakan.


(33)

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kreativitas Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam

Faktor pendukung seperti memberikan pujian ketika menyelesaikan tugasnya, memotivasi anak, memberikan nasehat, mendukung apa yang dilakukan anak, memberikan semangat, memberikan bimbingan, mengenalkan anak ke dalam lingkungan sosial, memberikan kepercayaan kepada anak, tidak mengekang untuk lebih kreatif, memberikan sarana untuk merangsang kreativitas anak. Faktor penghambat yaitu faktor kesibukan orang tua karena tidak membimbing anak selama 24 jam tetapi anak sendirilah yang lebih kreatif kuhusnya bagi keluarga yang kedua orang tuanya bekerja. Disamping itu kadang harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi anak.

B. SARAN

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.Penulis ingin mengemukakan beberapa hal yang mungkin dapat dijadikan masukan bagi orang tua, dan bagi penulis sendiri untuk bahan perbaikan kearah yang lebih baik.

1. Bagi Orang tua, orang tua mempunyai peran yang sangat besar terutama dalam masa perkembangan anak, karena pendidikan yang utama dan pertama dilakukan di keluarga, diharapkan orang tua dapat menyediakan fasilitas yang wajar bagi perkembangan anak sehingga anak dapat terus menggali potensinya.

2. Bagi Peneliti Lanjutan, disarankan untuk melakuan penelitian lebih lanjut dalam ruang lingkup yang lebih besar, bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak sehingga bakat anak dapat tersalurkan dan diharapkan dapat lebih menggali potensi yang dimiliki para orang tua untuk menunjang peningkatan kreativitas anak sehingga orang tua paham betul


(34)

makna dari kreativitas yang dimilki anak, sehingga penelitian ini dapat bermakna bagi orang tua dan anak.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aprilia, C. (2011). Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Perkembangan Kreativitas Anak Melalui Pendidikan Keluarga. Jurusan PLS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

______(2004). Bermain Dan Anak. Jakarta: Dirjen PLSP. Depdiknas.

Hatimah, I. (2002). Kegiatan Bimbingan Keluarga Untuk Kreativitas Anak Usia Dini Pada Keluarga Ibu Pekerja. Tesis Pada PSS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan Hayat, H. (2010). Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Jurusan PLS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Ismail, A. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak. Jakarta: Rineka Cipta Moeleong, L. (1999). Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Rachmawati, Y dan Kurniati, S. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sadulloh, U. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan dalam keluarga. Bandung: alfabeta

Sudjana S, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, serta Asas). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.


(36)

Sulistyo, A. (2012). Panduan Mengajar Dan Mendidik Anak Usia Dini. Depok: Milenia Pustaka.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

______(2008). Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar. Bandung: UPI.


(1)

(2011:249) dalam melakukan penyajian data disarankan, selain dengan teks yang bersifat naratif juga dapat berupa matriks, grafik.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:252) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan tersebut merupkan jawaban jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diperoleh peneliti sebagai hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara, oleh karena itu kesimpulan senantiasa harus verifikasi selama penelitian berlangsung hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.


(2)

71

Elah Sulastri, 2013

Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga (Studi Kasus Pada Tiga Keluarga Di RT 03 RW 16 KP.Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Adapun simpulan yang dapat diambil dari pertanyaan penelitian yang penulis dapat ungkapkan adalah sebagai berikut :

1. Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui

Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga.

Peran orang tua disini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan perhatian, kasih sayang, kesabaran, bimbingan, adanya interaksi antara orang tua dan anak, hal ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan anak. Dari penelitian kiranya jelas betapa pentingnya pengaruh peranan orang tua dalam keluarga walaupun berupa interaksi bermain sambil belajar, dengan hal tersebut anak dapat berkreasi.

2. Bentuk Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam

Bentuk bentuk kreativitas anak disini adalah dapat terlihat dengan adanya gagasan pada anak yaitu mempunyai kemampuan berinisiatif, mampu dalam mengembangkan ide ide, mampu mengerjakan sesuatu dengan tekun, menyelesaikan bermain sesuai langkah langkah permainan. Selanjutnya memiliki Sikap senang menanyakan sesuatu, sikapnya terbuka terhadap situasi yang baru, senang mencoba hal hal baru, bisa dalam mengambil resiko, berusaha berhasil, berani mempertahankan gagasan, memiliki kebebasan berekspresi. Serta ditunjang oleh karya yang baik, hal ini terlihat pada anak yang mampu dan berani memodifikasi permainan, mampu mengembangkan berbagai inovasi dan menghasilkan berbagai solusi permasalahan sosial yang dihadapi, mampu menyelesaikan langkah langkah dalam permainan, menunggu giliran, serta membereskan alat alat permainan yang telah digunakan.


(3)

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kreativitas Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam

Faktor pendukung seperti memberikan pujian ketika menyelesaikan tugasnya, memotivasi anak, memberikan nasehat, mendukung apa yang dilakukan anak, memberikan semangat, memberikan bimbingan, mengenalkan anak ke dalam lingkungan sosial, memberikan kepercayaan kepada anak, tidak mengekang untuk lebih kreatif, memberikan sarana untuk merangsang kreativitas anak. Faktor penghambat yaitu faktor kesibukan orang tua karena tidak membimbing anak selama 24 jam tetapi anak sendirilah yang lebih kreatif kuhusnya bagi keluarga yang kedua orang tuanya bekerja. Disamping itu kadang harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi anak.

B. SARAN

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.Penulis ingin mengemukakan beberapa hal yang mungkin dapat dijadikan masukan bagi orang tua, dan bagi penulis sendiri untuk bahan perbaikan kearah yang lebih baik.

1. Bagi Orang tua, orang tua mempunyai peran yang sangat besar terutama dalam masa perkembangan anak, karena pendidikan yang utama dan pertama dilakukan di keluarga, diharapkan orang tua dapat menyediakan fasilitas yang wajar bagi perkembangan anak sehingga anak dapat terus menggali potensinya.

2. Bagi Peneliti Lanjutan, disarankan untuk melakuan penelitian lebih lanjut dalam ruang lingkup yang lebih besar, bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak sehingga bakat anak dapat tersalurkan dan diharapkan dapat lebih menggali potensi yang dimiliki para orang tua untuk


(4)

73

Elah Sulastri, 2013

Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga (Studi Kasus Pada Tiga Keluarga Di RT 03 RW 16 KP.Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makna dari kreativitas yang dimilki anak, sehingga penelitian ini dapat bermakna bagi orang tua dan anak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aprilia, C. (2011). Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Perkembangan Kreativitas Anak Melalui Pendidikan Keluarga. Jurusan PLS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

______(2004). Bermain Dan Anak. Jakarta: Dirjen PLSP. Depdiknas.

Hatimah, I. (2002). Kegiatan Bimbingan Keluarga Untuk Kreativitas Anak Usia Dini Pada Keluarga Ibu Pekerja. Tesis Pada PSS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan Hayat, H. (2010). Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Jurusan PLS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Ismail, A. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak. Jakarta: Rineka Cipta Moeleong, L. (1999). Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Rachmawati, Y dan Kurniati, S. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sadulloh, U. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan dalam keluarga. Bandung: alfabeta

Sudjana S, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, serta Asas). Bandung: Falah Production.


(6)

Elah Sulastri, 2013

Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga (Studi Kasus Pada Tiga Keluarga Di RT 03 RW 16 KP.Ampera Desa Jayagiri Kecamatan Lembang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sulistyo, A. (2012). Panduan Mengajar Dan Mendidik Anak Usia Dini. Depok: Milenia Pustaka.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

______(2008). Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar. Bandung: UPI.