PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SOLO MAGIC CAFE
PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR “SOLO MAGIC CAFE”
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh DECIDERIA NESA A
C0906012
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
(2)
commit to user
ii
PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR “SOLO MAGIC CAFE”
Disusun Oleh
DECIDERIA NESA A C0906012
Telah disetujui oleh dosen pembimbing
Pembimbing
Drs. F. Ari Dartono, M.Sn NIP. 195811201987031002
Mengetahui
Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil
Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn NIP. 195909231986012001
(3)
commit to user
PENGESAHAN
PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR “SOLO MAGIC CAFE”
Disusun Oleh : DECIDERIA NESA A
C0906012
Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal ...
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua : Dra.Tiwi Bina Affanti,M.Sn
NIP.195907091986012001 ... Sekertaris : Ratna Endah Santoso,S.Sn
NIP.197610112003122001 ... Penguji I : Drs. F. Ari Dartono, M.Sn
NIP. 195811201987031002 ... Penguji II : Setyawan,S.Sn.,M.A
NIP.196906162002121001 ...
Dekan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Drs. Sudarno, MA NIP. 195303141985061001
(4)
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Decideria Nesa A NIM : C0906012
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul Perancangan Tekstil
Pelengkap Interior Solo Magic Cafe betul-betul karya saya sendiri, bukan plagiat dan
tidak dibuatkan orang lain. Hal- hal yang bukan karya saya sendiri dalam Tugas Akhir ini diberikan tanda citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan Gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.
Surakarta, Februari 2011 Yang membuat pernyataan
(5)
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada :
. Papa, Mama dan adikku tersayang
. Bakrie’s Family
. Sahabat- sahabat terbaikku
. Teman-teman seperjuanganku tekstil ‘06
(6)
commit to user
vi MOTTO
(7)
commit to user KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan sebaik-baiknya. Banyak hal dan pelajaran yang didapat penulis penulis dari penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Tekstil Pelengkap Interior Solo Magic Cafe. Dalam pembuatan karya ini, penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat bekerja tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. Ari Dartono, M.Sn, selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, petunjuk dan masukan positif kepada penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.
4. Para Dosen penguji yang senantiasa meluangkan waktu untuk menjadi penguji dalam sidang Tugas Akhir.
5. Bapak Abdul Asngadi yang selama ini telah memberikan semangat dan banyak membantu penulis.
6. Tim work Sinar Surya Indah yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir. 7. Karyawan Atria Café yang telah membantu proses Tugas Akhir.
(8)
commit to user
viii
8. Keluarga Besar Bakrie tercinta yang telah memberikan dukungan berupa moril dan meteriil.
9. Benny terimakasih atas kerjasamanya.
10.Sahabat – sahabatku dan teman- teman serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan.
Surakarta, Februari 2011
(9)
commit to user DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
PERNYATAAN...iv
PERSEMBAHAN...v
MOTTO... ...vi
KATA PENGANTAR... ... vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN...xiv
ABSTRAK ...xv
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Permasalahan... 1
B. Studi Pustaka... 3
1.Tinjauan Tentang Sulap... 3
2. Tinjauan Tentang Solo Magic Cafe... 6
3. Tinjauan Tentang Solo ………... 7
C. Fokus Permasalahan... 10
BAB II METODE PERANCANGAN A.Analisis Permasalahan... 11
B.Strategi (Langkah dan Pemecahannya) ... ... .... 11
(10)
commit to user
x
1. Survey... 13
2. Kajian Teori... 18
3. Studi Proses Produksi... 45
D.Gagasan awal dan Alternatifnya ... ... 57
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah ... ...58
B. Konsep Desain ... ... 59
a. Aspek Estetis... 59
b. Aspek Bahan dan Teknik... 60
c. Aspek Fungsi... 60
C. Kriteria Desain ... ... 61
D. Pemecahan Desain ... ... 62
BAB IV VISUALISASI A. Desain ... 67
1. Desain I ... ... 67
2. Desain II ... ... 69
3. Desain III ... ... 70
4. Desain IV ... ... 71
5. Desain V ... ... 72
6. Desain VI ... ...73
B. Visualilasi Desain 1. Desain I ... ... 74
(11)
commit to user
3. Desain III ... ... 76
4. Desain IV ... ... 77
5. Desain V ... ... 78
6. Desain VI ... ... 79
C. Display 1. Denah Solo Magic Café ……….. 81
BAB V KESIMPULAN ... ... 84
DAFTAR PUSTAKA ……… 85 LAMPIRAN
(12)
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gb.1 Peta kota Solo... 9
Gb. 2 Pintu Masuk Magic Café Jakarta………... 27
Gb.3 Bagian depan Magic Café... 28
Gb. 4 Area Bilyard Magic Café... 29
Gb. 5 Magic Café Jakarta………... 31
Gb. 6 Mesin Jigger………... 32
Gb.7 Mesin Pencelupan... 33
Gb. 8 Lay out………... 34
Gb. 9 Proses afdruk... 36
Gb. 10 Plangkan yang sudah jadi... 37
Gb. 11 Pemberian lak merah... 38
Gb. 12 Proses penyablonan...39
Gb. 13 Proses penyablonan... 41
Gb. 14 Mesin Steamer……….... 42
Gb. 15 Proses Finishing... 43
Gb. 17 Desain I... 67
Gb. 23 Visualilasi desain I... 73
Gb. 18 Desain II...68
Gb. 24 Visualilasi desain II...74
(13)
commit to user
Gb. 25 Visualilasi desain III... 75
Gb. 20 Desain IV... 70
Gb. 26 Visualilasi desain IV... 76
Gb. 21 Desain V………. 71
Gb. 27 Visualilasi desain V……… 77
Gb. 22 Desain VI……… 72
Gb. 28 Visualilasi desain VI………... 78
(14)
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Foto Proses Produksi 2. Resep zat warna
(15)
commit to user ABSTRAK
Decideria Nesa A. C0906012. 2010. Perancangan Tekstil Pelengkap Interior Solo Magic Cafe. Tugas Akhir. Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.Life is a magic. Kehidupan manusia selalu penuh dengan misteri. Contohnya, dari mana sebenarnya manusia berasal. Karena itu, bisa dimaklumi bila hampir semua orang menyukai sulap. Sebab, sama halnya dengan kehidupan manusia, sulap pun berbau misteri. Berangkat dari pemikiran tersebut, di samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara memasyarakatkan sulap, sekaligus sebagai wadah berkumpulnya para pesulap di Solo. Sulap merupakan seni yang indah, sehingga layak untuk dikembangkan. Sama halnya, dengan seni-seni lain. Sulap menggunakan ketrampilan kecepatan tangan dan keindahan. Unsur seninya akan terlihat sangat kental, ketika para magician sedang mementaskannya. Permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah bagaimana merancang tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe dan bagaimana visualisasi karya tersebut. Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah, (1) Mewujudkan tekstil pelengkap interior “Solo Magic Cafe” yang mampu mengakomadasi berbagai
kegiatan dan kepentingan yang sesuai dengan fungsinya.(2) Menghadirkan suasana magic dalam “Solo Magic Cafe”, tanpa meninggalkan faktor keamanan, kenyamanan serta nilai
estetika, sebagai ciri utamanya.Teknik yang akan digunakan dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini adalah menggunakan teknik digital print.
(16)
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Life is a magic. Kehidupan manusia selalu penuh dengan misteri. Misteri
dari mana sebenarnya manusia berasal. Bisa dimaklumi bila hampir semua orang menyukai sulap. Sama halnya dengan kehidupan manusia, sulap pun berbau misteri. Berangkat dari pemikiran tersebut, di samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara memasyarakatkan sulap, sekaligus sebagai wadah berkumpulnya para pesulap di Solo. Sulap merupakan seni yang indah, sehingga layak untuk dikembangkan. Sama halnya, dengan seni-seni lain. Sulap menggunakan ketrampilan kecepatan tangan dan keindahan. Unsur seninya akan terlihat sangat kental, ketika para
magician sedang mementaskannya.
Sulap bukan hanya sekedar pertunjukan penipuan mata dan kecepatan tangan yang dulu dipertontonkan pada acara ulang tahun anak – anak saja. Melainkan sudah berkembang menjadi pertunjukan yang menarik dan sangat ditunggu kehadirannya. Dalam perkembangannya, sulap dibagi dalam beberapa kategori yang masing – masing mempunyai kelebihan.
Semakin beragamnya kategori permainan sulap yang semuanya sangat menakjubkan, masyarakat modern saat ini lebih meminati pertunjukan(hiburan)
(17)
yang lebih menegangkan dan membuat mereka terkesan dengan apa yang mereka lihat dan tidak dapat dilakukan semua orang.
Perkembangan sulap yang kian pesat tersebut membuat animo masyarakat semakin tinggi, sehingga banyak bermunculan pesulap – pesulap amatir bertalenta yang tidak mempunyai tempat untuk berunjuk gigi menampilkan kemampuan mereka.
Perancang menawarkan sebuah tema visual yang menarik. Perancang akan membuat suatu rancangan tekstil pelengkap interior pada sebuah cafe, dimana perancang akan mengolah suatu gagasan dari hasil imajinasi perancang, yaitu imajinasi tentang optic art, sehingga tercetuslah ide untuk membuat suatu rancangan tekstil pelengkap interior di “Solo Magic Cafe” yang dapat menjadi
wadah para pesulap berkumpul, beraksi dan saling bertukar ilmu di Kota Solo. Disamping kegiatan utamanya sebagai tempat makan dan minum, bagi para penggemar sulap khususnya dapat menikmati sajian makanan dan minuman sambil menyaksikan pertunjukan sulap yang digelar dengan atmosfer cafe yang
magical dengan suasana yang nyaman dan berbeda karena didukung oleh tekstil
pelengkap interior yang menarik.
(18)
commit to user
3
1. Tinjauan Tentang Sulap a. Pengertian Sulap
Sulap merupakan seni pertunjukan yang mengandalkan kemampuan khusus seseorang (pesulap) dengan menggunakan alat bantu dan trik – trik khusus dalam pertunjukannya yang lebih bersifat misterius (rahasia), serta menampilkan pertunjukan yang ajaib (menakjubkan) karena tidak dapat dilakukan semua orang. (Peterson, Yan. 2005. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris.Karya Agung: Surabaya, hal 224)
b. Sejarah dan Perkembangan Sulap
Bukti-bukti dokumen tertua yang memberi kesan tentang suatu pertunjukan sulap ditemukan pada lembaran papyrus, ditulis pada sekitar 1700 tahun sebelum Masehi, menceritakan suatu kisah yang terjadi pada sekitar 2600 tahun sebelum Masehi. Dedi, seorang pesulap Mesir di panggil untuk menghibur Raja Cheops. Salah satu dari trick yang ditunjukannya adalah memotong kepala seekor hewan dan mengembalikannya dalam keadaan hidup tanpa terluka sama sekali. Oleh Sang Raja, Dedi diminta untuk mengulang tricknya dengan menggunakan narapidana atau tahanan. Dedi menolaknya dan membuat Raja kecewa, namun dia mengulang kembali trick tersebut dengan menggunakan seekor sapi jantan sebagai gantinya. (http://www.tsesarmagic.co.cc/2010/09/sejarah-sulap.html)
Sulit untuk mengetahui kapan sulap pertama kali ada tetapi, ada benda peninggalan sejarah yang berasal dari zaman mesir kuno, yaitu lembaran papyrus
(19)
yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan sulap. Lembaran tersebut tertulis pada sekitar 2700 tahun SM, yang menceritakan suatu kisah yang terjadi pada sekitar 2600 tahun SM. Seseorang bernama Dedy, seorang pesulap Mesir di panggil untuk menghibur RajaCheops. Disitu dia menunjukkan sebuah trick yang sangat mengagumkan, yaitu dengan memotong kepala seekor hewan dan mengembalikannya dalam keadaan hidup.
Di abad ke 18 sulap menjadi suatu pertunjukan yang sangat popular. Isaac Fawkes merupakan seorang yang berjasa dalam membangkitkan minat dan mempopulerkan sulap di Inggris. Dia bermain pada suatu pekan raya yang besar dan menarik kumpulan banyak orang untuk melihat trick -tricknya yang menakjubkan, banyak yang percaya bahwa prinsip dari alat-alatnya yang spektakuler tersebut telah melampaui jamannya pada saat itu. Salah satu dari sulapnya yang ajaib adalah sebuah pohon apel yang tumbuh dan mekar bahkan menghasilkan buah dalam waktu hanya kurang dari satu menit. Dia menjadi sangat terkenal dan menjadi kaya raya hingga kematiannya.
Giuseppe Pinetti (1750 -1800), lahir di Italy, merupakan seseorang yang berpengaruh dalam sejarah sulap. Diinspirasikan oleh kesuksesan Isaac Fawkes, dia juga mempertunjukan sulap yang ajaib dan menakjubkan. Dimanapun ia tampil selalu memperoleh kesuksesan yang luar biasa, Bahkan karena ketenarannya ia sering diminta tampil untuk keluarga kerajaan.
(20)
commit to user
5
Amerika dan Australia, bahkan lebih dahulu dari Harry Houdini, pesulap yang paling terkenal dalam publikasi. Anderson dikenal dengan alat-alatnya yang sangat besar, yang banyak terbuat dari perak solid. Dia sempat menjadi kaya yang pada akhirnya kehilangan kekayaannya setelah beberapa theatre tempat ia melakukan pertunjukan habis terbakar dan menjadikan dia bangkrut.
Sejak saat itu masyarakat telah mengenal sulap sebagai suatu bentuk seni pertunjukan. Kepopuleran dunia sulap berlanjut hingga keabad berikutnya bahkan banyak bermunculan pesulap – pesulap hebat yang mempertunjukan keahliannya di hadapan penonton yang yang lebih banyak jumlahnya. Pada masa tersebut sebelum adanya pertunjukan film dan televisi, sulap merupakan salah satu bentuk pertunjukan hidup yang sangat populer dan membangkitkan antusias masyarakat dimanapun mereka mengadakan pertunjukan.
Sulap adalah merupakan suatu seni pertunjukkan yang diminati sebagian besar masyarakat di dunia, karena pada penyajiannya sulap dapat membuat heran penontonnya akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu gabungan dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni rupa, dll dan merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan lain-lain. Seni Sulap bukanlah suatu keterampilan yang berbau klenik atau supranatural, karena setiap trik sulap dapat dijelaskan. Sulap semata-mata hanyalah permainan "kelihaian" tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perlengkapan/ peralatan ataupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh
(21)
seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap dapat dipelajari oleh semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula dengan baik. (Deddy Corbuzier,. 2010. Book of Magic. Jakarta:Gramedia)
2. Tinjauan Tentang Solo Magic Cafe
Cafe
Istilah “Café” secara etimologi berasal dari kata “Kahve” dalam bahasa turki, yang sama halnya “coffee” dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa Indonesia. Café dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan sebagi tempat makan dan minum.
Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu
terbatas, termasuk jenis minumannya (Ensiklopedia Britanica, 1998:719). Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Cafe, Restoran dan Permasalahnya, café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan
cakes (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas
dan tidak menjual minuman beralkohol.
Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service
(22)
commit to user
7
Perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe adalah suatu proses merancang desain tekstil pelengkap interior dalam suatu bangunan komersial tempat berkumpulnya sebuah komunitas orang yang mempunyai keinginan (tujuan) serta hobi dan kesenangan yang sama di dunia sulap di Solo.
3. Tinjauan Tentang Kota Solo Sejarah Kota Solo
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan pada masa akhir Kesultanan Mataram. Dalam perkembangannya, Solo menjadi kota dagang penting (di Solo berdiri Syarikat Dagang Islam pada tahun 1905), kota wisata (dijuluki "kota pelesir", dengan konotasi agak negatif), dan kota budaya. Bangunan bersejarah, produk kesenian, makanan khas, serta hiburan mudah dijumpai di tempat ini dan di titik-titik di sekitar kota Solo.
Identitas sebagai Kota Budaya sangat akrab dan melekat lama di Kota Solo. Upaya pelestarian tentu saja menjadi kehendak seluruh warga Kota Solo. Pelestarian warisan pusaka sebagai tanda proses perubahan serta perkembangan kota yang terjadi secara alamiah. berurutan tanpa harus kehilangan masa lalu yang dapat dijadikan cermin untuk pembangunan masa depan. Strategi pengelolaan kota yang terarah dan bersinambung dimaksudkan sebagai piranti lunak untuk menjalankan fungsi pengarahan dan fungsi kontrol bagi laju pembangunan cepat tersebut.
Kawasan Ngarsapura di sepanjang Jl. Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk Jl. Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran diharapkan
(23)
mampu menjadi salah satu kawasan wisata, ekonomi, dan seni bagi kota Surakarta. Kawasan ini bisa menjadi pusat kegiatan baru bagi aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya untuk kebutuhan masyarakat Kota Solo. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalain rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. RTBL akan menjadi pedoman perancangan kawasan dan arahan rancangan bangunan serta lingkungan untuk mewujudkan kawasan yang tertata. (www.surakarta.go.id.)
(24)
commit to user
9
Gambar 1 Peta Kota Solo
(Sumber : www.surakarta.go.id.)
Keadaan Demografi Kota Solo
Kota Solo mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduk sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam bidang pendidikan, Kota Solo mempunyai 2 Perguruan Tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.. Keberadaan pendidikan tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Solo telah memiliki lembaga pendidikan tinggi yang
(25)
relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk disebut sebagai kota pendidikan juga. Aset tersebut merupakan sarana dan prasarana yang penting bagi penyediaan sumber daya manusia terdidik di Kota Solo. (www.surakarta.go.id)
C. FOKUS PERMASALAHAN
Dari permasalahan yang ada maka permasalahan lebih difokuskan pada perancangan tekstil pelengkap interior “Solo Magic Cafe” yang merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai wadah berkumpulnya penggemar sulap dan masyarakat Kota Solo. Salah satu hal yang melatar belakangi perancangan ini adalah untuk memberikan sebuah alternatif dalam perancangan desain permukaan tekstil untuk motif tekstil sebagai pelengkap interior Solo Magic Cafe. Optic Art
merupakan tema yang tepat diterapkan dalam perancangan tekstil pelengkap interior “Solo Magic Cafe” ini. Ide gagasan perencanaan dan perancangan interior
“Solo Magic Cafe” ini adalah merancang interior cafe yang beratmosferkan
(26)
commit to user
11 BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Visualisasi perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Café melalui media tekstil yang diterapkan pada backdrop café, dibutuhkan strategi tepat agar bentuk visual yang ditampilkan unik dan menganut trend magic yang sedang berkembang di masyarakat. Menyertakan pesan kepada masyarakat dan pengunjung cafe secara terkonsep baik, serta mempertimbangkan bentuk optic art
yang dikemas secara ekspresif , menjadi suatu wujud visual yang menarik. Maka akan dihasilkan karya yang dapat menjadikan atmosfer cafe yang magical dengan suasana yang nyaman dan berbeda karena didukung oleh tekstil pelengkap interior yang menarik. Visualisasi gagasan tersebut dibutuhkan teknik pengerjaan dan bahan yang dapat menjangkau bentuk visual sesuai dengan karakter dari perancang sendiri.
B. Strategi (Langkah dan Pemecahan)
Langkah awal sebelum pembuatan desain adalah menentukan konsep. Konsep yang diterapkan adalah optic art yaitu gaya yang diterapkan dalam tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe. Karena saat ini sulap bukan hanya sekedar pertunjukan penipuan mata dan kecepatan tangan yang dulu dipertontonkan pada acara ulang tahun anak – anak saja. Melainkan sudah berkembang menjadi pertunjukan yang menarik dan sangat ditunggu kehadirannya. Dalam
(27)
12
perkembangannya, sulap dibagi dalam beberapa kategori yang masing – masing mempunyai kelebihan.
Selain dikarenakan kemisteriusan sulap itu sendiri, juga karena semakin beragamnya kategori permainan sulap yang semuanya sangat menakjubkan. Disamping itu, masyarakat modern saat ini lebih meminati pertunjukan(hiburan) yang lebih menegangkan dan membuat mereka terkesan dengan apa yang mereka lihat dan tidak dapat dilakukan semua orang, maka perlu sebuah wadah bagi para masyarakat Solo dan para pesulap berkumpul, beraksi dan saling bertukar ilmu di Solo Magic Cafe.
Hal ini yang melatarbelakangi pembuatan karya, agar masyarakat kota Solo dapat menikmati sajian makanan dan minuman sambil menyaksikan pertunjukan sulap yang digelar dengan atmosfer cafe yang magical dengan suasana yang nyaman dan berbeda karena didukung oleh tekstil pelengkap interior yang menarik.
Langkah berikutnya adalah pengumpulan data baik berupa referensi – referensi tentang visualisasi desain – desain ilusi dan tentang cafe di beberapa buku dan mendownload dari situs web di internet. Kemudian dilakukan pengamatan dari data – data yang telah terkumpul dijadikan sebuah referensi untuk menggarap sebuah desain visual. Selain itu dibutuhkan pengumpulan data mengenai sejarah café, tujuan café, kegiatan dalam café, pelaku, interior
café,menu, studi proses produksi dan studi pasar sebagai pembanding dalam perancangan sebuah desain karya.
(28)
commit to user
13
C. Pengumpulan Data
Dalam proses perancangan tekstil , untuk mendapatkan produk yang baik maka diperlukan data – data yang dapat mendukungnya. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui :
1. Survei
Untuk mendukung dan melengkapi data tentang desain tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe, dan juga sebagai pembanding dengan desain café
lainnya, penulis melakukan survei dan observasi di beberapa café yang ada di Solo dan Magic Café Jakarta diantaranya:
Rocketz Cafe
Persaingan bisnis kafe di Solo, mendorong para pengelola berlomba memenjakan pengunjung. Ciri-ciri khas yang mereka tampilkan di kafenya membuat pengunjung semakin terseleksi. Eksklusivitas itulah yang konon memang dibutuhkan oleh pengunjung. Mereka memang tak sekedar cuma mau meninkmati makanan. Sebuah penelitian yang dimuat Asian Business, menyebutkan adanya beberapa kesamaan ciri kelas menengah, yang ditemukan di beberapa negara. Ciri itu antara lain, bersikap kosmopolitan, kebarat-baratan, serta senang bepergian. Ketika menyinggung kondisi Kota Solo, hasil riset itu menyebutkan adanya fenomena baru dari kelompok masyarakat tersebut, yaitu kebiasaan datang ke kafe-kafe. Disebutkan, Rocketz Cafe telah menjadi tempat yang selalu ramai dukunjungi. Mengunjungi kafe-kafe yang biasanya berada di dekat pusat kota tampaknya semakin menjadi kebutuhan mereka. Macam-macam alasan mereka datang ke kafe misalnya
(29)
14
mengaku butuh pergi ke kafe atau tempat hiburan lain untuk membantunya keluar dari suasana rutinitas kerja. (Managing Director The Think salah satu EO di Kota Solo) ini menikmati keuntungan dari kebiasaan itu, antara lain bisa saling tukar informasi dan gosip bila bertemu kawan dari biro iklan lain. Planet Espreso
Café yang terletak dikawasan Manahan ini, sangat banyak peminatnya. Kebanyakan para anak muda kota Solo. Café yang bertema modern ini baru satu tahun beroperasi tetapi berhasil menarik peminat. Sementara itu Cynthia Madina, mengaku, "Setiap kali ada kafe baru, rasanya seperti ada kewajiban untuk mencobanya. Meskipun nantinya akan kembali ke kafe favorit saya." kata sekretaris di Today Advertising ini. Frekuensi kedatangan seminggu 2 kali, Cynthia bisa menghabiskan Rp. 80 ribu setiap kali datang. Pengakuan mereka seolah menjelaskan hasil temuan tadi. Perilaku sebagian masyarakat tersebut telah merangsang menjamurnya Cafe, khususnya di Kota Solo. Permintaan terhadap kebutuhan kafe di Solo memang tinggi . Persaingan memang tak terhindarkan, tapi persaingan ini malah membuktikan, cafe yang sebenarnya diinginkan oleh pengunjung, kata Sita. Tapi di sisi lain persaingan ini membuat tak semakin mudah mengelola cafe. "Banyak cafe baru yang buka tapi tiga bulan kemudian hanya tinggal nama,". "Manajemen bagus tak menjamin suatu kafe bisa terus bertahan," tambahnya.
Kondisi tersebut pada akhirnya menantang kreativitas para pengelola cafe
menyuguhkan suasana-suasana eksklusif. Mulai dari program-program acara, interior, makanan dan musik, yang kesemuanya mengacu pada upaya
(30)
commit to user
15
memanajakan pengunjung. Menurut Adiputra, Executive Creative Director
Today Advertising yang kerap berkunjung ke kafe, saat ini sebuah cafe
memang dituntut mampu menciptakan karakter tersendiri untuk dapat memikat pengunjung."Ciri khas atau suasana dari suatu cafe bisa menjadi nilai tambah bagi cafe itu. Karena kalau tidak, apa bedanya dengan makan di Kantin?" kata Adi. Bahkan Cynthia Madina mengatakan, "Suasana di satu
cafe kadang tidak bisa dibeli di cafe lain." Itulah yang membuatnya keranjingan untuk datang ke cafe favoritnya di kawasan Manahan.
Atria Cafe
Café di daerah Mangkunegaran tepatnya Jl.Kartini no.33 Solo ini juga ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Solo, mulai dari anak muda hingga keluarga. Kondisi café yang berada di tengah kota tersebut mendorong pengelola menampilkan keunggulan masing-masing. Terutama suasana yang diciptakan dalam Atria Café adalah suasana modern. Konsep cafe ini mengacu pada suasana kota Solo, selain bisa menikmati interior yang bernuansa modern, Atria Cafe jg menyediakan outdoor area . Dengan konsep ini para masyarakat Kota Solo dapat menikmati ramainya jalan raya mangkunegaran dari lantai 2.
Magic Café Jakarta
Magic Cafe di Artha Gading adalah Cafe terluas dan terlengkap di Indonesia
dengan menyediakan beberapa fasilitas: Restaurant, Bar, Karaoke, Billiard,
Magic Show, Seminar, Gathering, Party / event, DJ School, Clubbing dan
Alat-alat Sulap. Magic Cafe adalah salah satu Cafe unik di Indonesia dengan "Magic" (Sulap) dan sudah berdiri pada tahun 2005. Bar Magic Cafe tersedia
(31)
16
baik minuman ringan sampai dengan minuman beralkohol. Semua jenis minuman lengkap di Bar kami. Magic Cafe mendapatkan "Piagam Muri" dengan kategori Cafe terluas di Indonesia.Photo Paket Spesial bisa diprint.
Magic Show setiap hari Jumat s/d Minggu dari jam 18.00 s/d 20.00. Magic
Cafe juga menyediakan sarana meeting room.
Gambar 2
Pintu Masuk Magic Café Jakarta (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3
Bagian depan Magic Café
(32)
commit to user
17
Gambar 4 Area Bilyard Magic Café
(Dokumentasi Pribadi)
Gambar 5
Magic Café Jakarta
(33)
18
2. Kajian Pustaka a. Definisi Judul
Perancangan : Proses, pembuatan, cara, merencanakan atau merancangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, hal : 741)
Tekstil : Bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. (Poespo,Goet: 2004. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta. Kanisius) Pelengkap : suatu usaha untuk melengkapi hingga menjadi paduan yang baik. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 :734 )
Interior : Ruang dalam suatu bangunan (Ensiklopedia, 1989 :195)
Solo : Salah satu nama Kota/karesidenan di Profinsi Jawa Tengah, Indonesia
Magic(„mædjik) kb : sihir, main sulap, gaya tarik; ks: ghaib (Peterson, Yan.
2005. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris.Karya Agung: Surabaya: 224)
Istilah “Café” secara etimologi berasal dari kata “Kahve” dalam bahasa turki, yang sama halnya “coffee” dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa Indonesia. Café dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan sebagi tempat makan dan minum.
(34)
commit to user
19
Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu terbatas, termasuk jenis minumannya (Ensiklopedia Britanica, 1998: 719). Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Restoran dan Permasalahnya, café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes (kue-kue),
sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas dan tidak menjual
minuman beralkohol.
Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service yang ada ((Soekresno, 2001 :10).
Jadi, “Perancangan Tekstil Pelengkap Interior “Solo Magic Cafe” merupakan suatu proses merancang tekstil pelengkap ruang dalam suatu bangunan komersial yang mempunyai kegiatan utama menjual makanan dan minuman dengan suasana magic yang menempati site di kota Solo.
b. Pengertian Cafe
Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu terbatas, termasuk jenis minumannya (Ensiklopedia Britanica, 1998 : 719). Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Restoran dan Permasalahnya, café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes (kue-kue),
sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas dan tidak menjual
(35)
20
Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service
yang ada ((Soekresno, 2001 :10)
c. Sejarah Cafe
Sejarah cafe dimulai pada 1200 tahun SM ketika suatu suku bangsa Denmark mengunakan dapur besar untuk memasak dan menyediakan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama- sama. Lalu pada 4000 tahun SM pertama kali didirikan kabaret dimana tempat ini dipakai untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Sekitar tahun 1200 di London terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan matang untuk dibawa pulang dan 200 tahun kemudian waurng-warung berkembang menjadi restoran dengan fasilitas pelayanan yang semakin meningkat.
Pada abad 16, ketika Catherine de Meidcis menikah dengan Henry II, ia membawa juru masak dari italia untuk memperbaiki keahlian memasak didalam istana. Begitu juga Oliver de Sarres, dia membawa perubahan dalam seni pengolahan makanan pada para staff ahli masak Raja Louis XIV.
Tahun 1765 Monsier Baulanger membuka cafe soup dikota bertuliskan
“venite adme omnes qui stomaco laboratoratis at ego restaurabo vos” yang
artinya datanglah anda semua kepada saya, bagi anda yang perutnya keroncongan karena lapar saya akan memulihkan kondisi anda. (Soekresno, 2001 :15)
(36)
commit to user
21
d. Tujuan Cafe
Dari penjelasan tentang pengertian cafe, terdapat 4 aspek dasar keberadaan cafe, antara lain :
1. Perdagangan, keperluan yang utama dari bangunan ini adalah penjualan
dan pelayanannya kepada pelanggan dari jenis produknya.
2. Keuangan, kelancaran dari berlangsungnya kegiatan merupakan
perputaran dari biaya penanaman modal.
3. Kedudukan, pengoperasian yang utama adalah menyajikan berbagai jenis
makanan dan penampilan suasana ruang restoran.
4. Kepraktisan, penyusunan menarik perhatian, penyajian dan pelayanan dari
jenis usaha diharapkan dapat memberikan kepuasan.
(Fred Lawsen, 1973:113) e. Kegiatan
Dalam penguraian tentang kegiatan cafe, terlebih dahulu perlu diketahui apa arti kegiatan cafe dan siapa pelaku kegiatan tersebut. Mengenai pengertian disini dapat disamakan dengan aktivitas. Sedangkan siapa yang melakukan kegiatan di dalam cafe adalah pengunjung dan staff cafe. Yang dimaksud pengunjung/ tamu adalah individu-individu yang memanfaatkan barang dan jasa pelayanan cafe disebut pembeli atau pemesan makanan.
Tujuan pengunjung pada intinya adalah membeli makanan dari cafe
tersebut. Sesuai dengan sistem pelayanan pada restorantersebut. Sedangkan yang disebut staff adalah individu-individu yang menjalankan kegiatan sebuah cafe. Kegiatan staff cafe yaitu melayani tamu sesuai dengan sistem pelayanan.
(37)
22
Berorientasi dari kegiatan pokok di dalam cafe yaitu makan dan minum dengan menyaksikan hiburan baik secara langsung maupun tidak, serta menikmati suasana yang diciptakan, maka secara garis besar kegiatan restoranada 3, yaitu : a) Dapur
Mempersiapkan & memproduksi hidangan b) Tempat Makan (Dining Room)
Menawarkan dan menyajikan hidangan yang dimasak di bagian dapur c) Bar
Menjual minuman dan melayani tamu
f. Pelaku kegitan
a) Pengunjung / Tamu
Ada beberapa macam pengunjung /tamu dalam cafe, yaitu:
On a Budget (Budgeting Guest), yaitu tamu dengan uang pas-pasan.
On a Diet (Dieting Guest), yaitu tamu yang terburu-buru dan hanya
mempunyai sedikit waktu untuk makan.
The Guest Who Is Alone, yaitu tamu yang datang sendirian.
The Undecided Guest, yaitu tamu yang segan-segan menentukan
pilihanya, karena tidak yakin apa yang di pesan.
Young Couples Guest, yaitu pasangan tamu yang masih muda.
Fixed Couples Guest, yaitu pasangan campuran dimana umurnya tidak
(38)
commit to user
23
Female Guest, yaitu tamu wanita dan biasanya macam-macam
kesukaanya. Pada dasarnya tamu wanita terbagi menjadi 3 golongan meurut kesukaanya, Slim Girl, Tailored, Frill/ Fancy Girl.
Male Guest, yaitu tamu laki-laki.
Not Ungry Guest, yaitu tamu yang tidak begitu lapar.
The Timed or Unsure Guest, yaitu tamu yang terlalu kefamilian.
The Gruff Guest, yaitu tamu kasar.
The Noisy Trouble Maker, yaitu tamu yang suka membuat keributan.
The Blind Guest, yaitu tamu yang buta.
The Handicaped Guest, yaitu tamu yang cacat.
The Late Customer, yaitu tamu yang terlalu awal datangnya.
Guest With Children, yaitu tamu-tamu bersama anak-anak.
Animal Pets, yaitu binatang kesayangan.
(Marsum WA, 1999:307) b) Pengelola
Café Manager, memimpin kegiatan dan bertanggung jawab atas
kelancaran operasional restoran secara keseluruhan.
Head Waiter, bekerjasama dan membantu pekerjaan Manager apabila
berhalangan hadir.
Captain, mengawasi dan membagi tugas pengoprasian kepada para
waiter serta memimpin para waiter melakukan tugas penyajian makanan dan miuman secara baik, benar dan profesional.
(39)
24
Bartender, pengelola pengoperasian bar mulai dari persiapan, penyajian
minuman, penginventarisan stok dan peralatan sampai dengan pembersihan.
Chasier, mengelola area kasir, menerima pembayaran, pengembalian
uang, mencatat transaksi, meneliti dan membuat laporan.
Greeter, menerima dan mencatat pemesanan tempat serta memasang
tanda pada meja yang telah dipesan. Menyambut kedatangan pelanggan dan membantu memilihkan tempat duduk serta melayani pelanggan, kemudian menginformasikan kepada Captain.
Waiter, mengatur layout dan setting meja makan, melayani pelanggan
serta melakukan tugas operasional yang lain.
Operator, mengelola kegiatan operasional sehubungan dengan sound
system.
Lighting man, mengatur kegiatan operasional pencahayaan, mengganti
dan memperbaiki lampu serta membuat laporan secara berkala.
House Man, menjaga kabersihan area restoran dan area service,
menyimpan meja dan kursi yang tidak dipakai di gudang serta melakukan pengecekan serta apabila ada kerusakan dan mengirimnya kebagian perbaikan, membuat laporan secara berkala.
Chef de Partie, bertanggung jawab pengoperasian dapur restoran kepada
exekutive chef dan bekerjasama dengan head waiter dalam pengawasan
(40)
commit to user
25
Assisten Chef de Partie, membantu tugas chef de partie dan
menggantikan fungsi chef de partie pada saat tidak ada di tempat.
Cook, mengontrol, mengatur, mengolah makanan sesuai dengan pesanan.
Assisten Cook, membantu pekerjaan cook.
Steward Supervisior, memimpin dan bekerjasama dengan dishwasher
dalam melakukan tugas menyediakan, merawat, dan menyimpan peralatan restoran.
Dishwasher, membersihkan dan menjaga area dapur serta menyediakan
peralatan yang diperlukan. (Soekresno, 2001:132)
g. Klasifikasi Cafe
Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, cafe dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1. Formal Cafe.
Cafe formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang
dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif. Ciri-ciri dari cafe formal:
a) Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu. b) Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.
(41)
26
d) Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian service/French Service atau modifikasi dari kedua table service tersebut.
e) Disediakan ruangan cocktail selain ruang jamuan makan. f) Pelayanan untuk makan siang atau makan malam.
g) Menyediakan berbagai merk minuman bar secara lengkap.
h) Menyedikan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana yang romantis dan eksklusif.
i) Harga makanan dan minuman relatif tinggi dibanding harga makanan dan minuman di restoran infomal.
j) Penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang lebih luas untuk dilewati pelayan.
k) Tenaga relatif banyak dengan stadart kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4-8 pelanggan.
2. Informal Cafe
Adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.
Ciri-ciri cafe informal:
a) Harga makanan dan minuman relatif murah. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.
b) Pelanggan tidak terikat oleh pakaian formal.
c) Sistem penyajian makanan dan minuman yaitu american service/ready
(42)
commit to user
27
d) Tidak menyediakan musik hidup. e) Penataan meja dan bangku cukup rapat.
f) Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu atau pelanggan namun dipampang di konter / langsung disetiap meja makan untuk mempercepat proses pelayanan.
g) Menu yang disediakan terbatas dan membatasi pada menu yang relatif cepat selasai dimasak.
h) Jumlah tenaga service relatif sedikit dengan standart kebutuhan, satu orang pramu saji melayani 12-16 orang pelanggan.
3. Specialities Cafe
Adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu daerah tertentu.
Ciri-ciri specialitiescafe:
a) Menyediakan sistem pemesanan tempat.
b) Menyediakan menu khas suatu daerah tertentu, populer, dan disenangi pelanggan secara umum.
c) Sistem penyajian sesuai dengan budaya daerah asal dan dimodifikasi dengan budaya international.
d) Hanya menyediakan makan siang dan makan malam. e) Menu dipresentasikan pelayan kepada pelanggan.
f) Biasanya menghadirkan musik atau hiburan khas negara asal. g) Harga diantara formal dan informal restaurant.
(43)
28
h) Jumalah tenaga service sedang, dengan Standard kebutuhan satu pramu saji untuk melayani 8-12 pelanggan.
i) Contoh : Italy food restauran, japenese food restaurant, indonesian food
restaurant, dll. (Soekresno, 2001 :17)
h. Tata Ruang
Tata ruang cafe sebaiknya memiliki fasilitas ruang yang memadai agar dapat memberikan dukungan pegelola maupun pengunjung dalam melakukan aktivitas atau siklus kegiatan operasional mulai dari penerimaan sampai penyajian.
a. Komponen Utama Cafe Cafe (dining) Area. Kitchen Area. Bar Area. Steward Area. Store Room. Garbage Area. Toilet
Area Ibadah
b. Persyaratan Ruang Cafe
1. Ruang Depan (Front Area )
(44)
commit to user
29
area makan (cafe), bar, cocktail, loungue, ruang parkir, tempat ibadah, dll.
Persaratan ruang cafe meliputi: Luas area memenui standar.
Penyekat ruang antara cafe dan dapur tahan api. Tersedianya pintu dan tangga darurat.
Terpasang alat deteksi kebakaran.
Pintu masuk pelanggan terpisah dengan pintu masuk pegawai. Cukup penerangan
Sirkulasi udara memadai
Bersih, rapi dan memenuhi syarat kesehatan
Lay out ruangan mudah dirubah
Mudah dalam perawatan 2. Ruang Belakang (Back Area )
Adalah ruang yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai aktivitas kerja bagi karyawan cafe dan sebagai daaerah terlarang bagi para pelanggan masuk di dalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah,steward area, dll.
Persyaratan back area meliputi: Cukup penerangan
Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai dengan jenisnya.
(45)
30
Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar.
Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur. Saluran air bersih cukup lancar dan mecukupi.
Dan lain-lain seperti yang terdapat pada persyaratan cafe.
i. Bar
Ruang bar yang terdiri dari bar counter, bar stool dan kursi serta meja
(dining area bar). Perlengkapan yang diperlukan pada bar counter, yaitu :
a) Rak display untuk memajang minuman
b) Drawer atau kabinet untuk menyimpan minuman, barang-barang groceries
dan lain-lain setelah bar ditutup c) Rak tempat menyimpan gelas-gelas
d) Refigator untuk mendinginkan minuman
e) Station atau meja kerja bartender
f) Alat-alat bar yang diperlukan g) Stool bar
h) Meja dan kursi untuk tamu yang dilayani oleh waiter/ waitress
j. Menu
Pada umumnya mempunyai tiga macam pengertian, yaitu: Menu sebagai daftar makanan.
(46)
commit to user
31
Menu dapat berarti sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu, misalnya makan pagi, makan siang, makan malam.
a. Unsur Pembentuk Ruang
Dalam setiap pembahasan desain interior tidak lepas dari pengertian tentang ruang. Adapun yang dimaksud ruang adalah:
”Suatu wadah dari objek-objek yang adanya dirasakan secara subjektf dapat dibatasi oleh elemen-elemen buatan sepeti garis, bidang, dan lain-lain maupun elemen alam” ( Pamudji Suptandar, 1982: 34 )
Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah: 1. Lantai
Lantai merupakan bagian bangunan yang penting, yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati maupun beban hidup atau bergerak.. Lantai harus kuat mendukung beban-beban yang datang dari benda perabot, manusia yang ada didalam ruang dan sebagainya. Sehingga lantai dituntut selalu kuat memikul beban, kaku, dan tidak bergetar. Contoh bahan lantai seperti: kayu, batu alam atau buatan, logam, beton dan sebagainya. Dalam merencanakan lantai ruang pada Solo Magic Cafe perlu diperhatikan beberapa hal antara lain yaitu :
a. Fungsi Lantai
Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya dan sebagai alas dari suatu ruang.
b. Sifat Lantai
Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat/ daerah dalam ruang, yaitu dengan membuat
(47)
32
penaikan atau penurunan dari sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun semi permanen.
c. Karakter Lantai
Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat, ringan, luas, sempit, dan sebagainya.
d. Konstruksi Lantai
Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang. Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang berlebihan,dan sebagainya.
e. Macam Letak Lantai
• Basement
Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung, maka digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah tulangan lebih sedikit dari pada atas.
• Ground Floor
Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul kemungkinan lantai akan bergelombang. Untuk menghindari hal tersebut, maka di bawah lantai diberikan pengerasan. Biasanya digunakan pasir untuk meratakan gaya yang tidak sama.
(48)
commit to user
33
• Upper Floor
Untuk lantai ini yang bagian tanah diberi tulangan. Beban lantai di atasnya disalurkan melalui beban pokok. Semua beban lantai disalurkan melalui kolom-kolom dan diteruskan pada struktur bahannya.
2. Dinding
Dinding adalah bidang datar yang vertikal yang membentuk ruang-ruang di dalam bangunan, sebagai suatu unsur desain bidang dinding dapat bersatu dengan lantai dan langit-langit. Jadi dinding sebagai penghubung yang mempersatukan langit-langit dan lantai sehingga membentuk sebuah ruang.
Sebagai pembatas ruang, dinding dilihat dari segi fisika bangunan memiliki beberapa fungsi atau kombinasi sebagai berikut:
a) Sebagai pemikul beban di atasnya.
b) Sebagai penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik. c) Menghadapi alam luar dan ruangan dalam :
• Radiasi cahaya dan sinar kalor dari matahari.
• Radiasi sumber-sumber kalor dari dalam.
• Isolasi atau penghalang kalor yang datang dari luar
• Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan
• Perlindungan terhadap hempasan hujan dan kelembapan dari luar.
(49)
34
3. Langit-langit (ceiling)
Langit-langit merupakan penutup bagian atas, disamping sebagai pembentuk ruang, juga mempunyai karakter tersendiri yang membeikan kesan ruang, dan mempengaruhi psikis pengguna ruang.
Ditinjau dari fungsinya, langit-langit atau ceiling memiliki berbagai fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan unsur pembentuk ruang lainnya seperti lantai dan dinding.
Menurut pengertian Pamudji Suptandar, fungsi dari ceiling disebutkan sebagai berikut.
Ceilng berfungsi sebagai peredam suara/akustik, dengan ditunjang oleh
lantai dan dinding. Misalnya pada teather, dengan pemasangan bidang-bidang gema dapat meningkatkan pemantulan yang secara langsung.
Ceiling merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagi instalasi,
ducting AC, kabel listrik, gantungan armature, loundspeaker, dan lain-lain. (Pamudji Suptandar, 1982: 59)
b. Organisasi Ruang 1) Terpusat
Organisasi yang bersifat stabil. Merupakan komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan.
(50)
commit to user
35
2) Linier
Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang diorganisisr menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
3) Radial
Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvet yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya. Jadi, organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovet yang mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.
4) Cluster/Mengelompok
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan
(51)
36
suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi.
5) Grid
Organisasi grid dalam arsitektur paling sering terbentuk oleh sistem struktur rangka yang terdiri dari tiang-tiang dan balok-balok di dalam kawasan grid ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai kejadian-kejadian terpisah atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat disposisinya dalam kawasan, jika ruang-ruang ini dipandang sebagai bentuk-bentuk positif akan menciptakan sel kedua berupa ruang-ruang negatif.
(Pamudji Suptandar, 1999: 112)
c. Hubungan Antar Ruang 1) Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar.
(52)
commit to user
37
2) Ruang-ruang yang saling berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.
3) Ruang-ruang yang bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.
4) Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama
Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.
d. Lay-out Furniture
Perencanaan cafe ditentukan oleh lay out atau tata letak furniture, dalam hal ini penataan meja kursi makan. Dalam pengaturannya berhubungan dengan sirkulasi kegiaan dalam ruang, dan tergantung pada sifat pelayanannya. Hal ini ditegaskan oleh Pamudji Suptandar bahwa:
(53)
38
Desain yang baik tergantung pada perancanaan sistim pengaturan perlengkapan yang secara seksama, proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang, layanan terpendek dan perpaduan kegiatan se-erat mungkin, dan penyusunan furniture dalam suatu ruang akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan aktifitas, fungsi maupun segi-segi visual. Semua ini harus diperhatikan dalam kaitannya antara aspek yang satu dengan aspek yang lain yang semuanya ditujukan untuk kebutuhan dan kenyamanan ruang gerak manusia. (J. Pamuji Suptandar, 1982: 53, 88)
e. Sistem Interior
Untuk menciptakan ruang yang diinginkan, maka diperlukan unsur-unsur sistem. Sebuah teori mengatakan bahwa interior sistem adalah “tata cahaya, tata hawa, dan tata suara yang masing-masing bertujauan untuk mencapai kenikmatan bagi para pemakai ruang.
a) Pencahayaan
Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya berlebihan akan memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektivitas dan efisien tinggi.
Sebagai tujuan adanya sumber cahaya didalam ruang, dijelaskan sebagai berikut.
(54)
commit to user
39
Cahaya memungkinkan penghuni bergerak dan berjalan secara mudah dan aman.
Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan tepat
Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik terhadap prestasi.
(Kusudiajo Hadinoto , 1978: 37)
Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami, diperoleh langsung dari sinar matahari dengan memberi lubang cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber penerangan
(Kusudiajo Hadinoto , 1978: 39)
Berdasarkan sumbernya, adapun jenis pencahayaan yaitu: a) Pencahayaan Alam (Natural lighting)
Yang dimaksud penerangan alami disini adalah pencahayaan yang berasal dari alam seperti, sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber lain dari alam (fosfor, dan sebagainya). Namun pada
(55)
40
umumnya sumber cahaya alami yang biasa digunakan dalam pencahayaan ruang adalah sinar matahari.
b) Pencahayaan buatan (Artificial lighting) Yang dimaksud dengan pencahayaan buatan ialah penerangan yang berasal dari cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu
(Kusudiajo Hadinoto , 1978:40)
b) Penghawaan
Penghawaan mempunyai peran penting dalam kebutuhan udara yang optimal dalam ruangan kelembapan ruang. Seperti dijelaskan bahwa ”penanganan sistem ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor kelembapan agar memenui unsur kenamanan dalam ruang”.( Kusudiajo Hadinoto , 1978:48)
1. Penghawaan alami
Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam. Dalam buku pasal –pasal pengantar fisika bangunan, dikatakan bahwa bila harus menggunakan sistem penghawaan alami didalam suatu ruangan maka harus diperhatikan ventilasi silang yang merupaka ventilasi horisotal yang terbuka dari dua arah yang berhadapan. Utuk itu perlu direcanakan secara cermat dan baik agar penghawaan alami yang dipergunakan itu sesuai dengan kebutuhan.( Kusudiajo Hadinoto , 1978:49)
2. Penghawaan alami dengan ventilasi
Yang dimaksud dengan ventilasi adalah suatu usaha pembaharuan udara daam suatu bangunan atau ruang dengan jalan memasukan sejumlah udara segar
(56)
commit to user
41
/bersih dari luar untuk menggantikan udara yang kotor didalam ruang dengan menggatikan faktor-faktor kelembapan agar dapat memenui unsur kenyamanan bagi si pemakai. (Kusudiajo Hadinoto , 1978:52).
3. Penghawaan buatan dengan ventilasi buatan
Pengertian dari ventilasi buatan yaitu”peghawaan yang diperoleh secara buatan atau mengalami proses mekaisme.(Pamuji suptandar, 1982:83)
Vetilasi buatan ini terdiri dari dua macam, seperti dijelaskan oleh Pramuji Suptandar dibawah ini
Mekanisme yaitu Exhoust, dari kipas angin. Dengan sistem penggerak udara dengan tidak mengurangi kelembapan udara alam.
A.C. yaitu sistem mekanisme memasukkan udara segar dengan temperatur maupun kelembapan tertentu. A.C dipakai apabila ventilasi alam tidak memenui persyaratan.
c) Akustik
Pengertian akustik disebutkan dalam ensiklopedi indonesia adalah sebagai berikut ”cabang ilmu fisika yang mempelajari atau berhubungan dengan produksi, perambatan, penerimaan dan penggunaan bunyi. Kata akustik berasal dari bahasa yunani akuostikos yang berarti yang berhubungan dengan pendengaran ”.
(Zainoel Ihksan, 1980: 138) Dijelaskan oleh freed lauwsen didalam cafe seperti ruang masak dan ruang cuci haruslah tertutup atau terpisah dari padangan. Diformulasikan dengan suara dan cahaya yang baik ”( Freed lauwsen, 1979:171)
(57)
42
f. Warna
Intensitas cahaya yang terpantul akan melengkapi dasar penglihatan serta mempengarui kesan tentang gelap terang, sehingga kita dapat membedakan obyek penglihatan dan merasakan pengaruh warna.
Penggunaan warna dalam interior dapat membedakan bagian obyek, memperkuat perhatian atau mengurangi kelelahan mata. Sehingga dapat dikatakan bahwa paduan dan pemilihan warna tergantung dengan tujuan ruang, misalnya untuk rumah sakit, restoran, hotel, dll. ”warna sesungguhnya merupakan seberkas cahaya yang dipantulkan sebuah benda kemata kita, warna apabila digabungkan dengan penerangan akan merupakan persekutuan yang kuat dalam pendekorasian” (Fajar Sidik, 1992:170)
1. Pengertian warna
Warna bisanya dikaitkan dengan kenikmatan mata, pada kenyataanya kebutuhan manusia akan manfaat warna sangatlah besar. Ini dikarenakan masing –masing warna mempunyai karakter tersendiri yang sanggup mempengaruhi rasa atau selera, kesan, ingatan, dan keinginan-keinginan. Dalam ”Desain Elementer” disebutkan bahwa warna menurut ilmu fisika adala kesan yang ditimbukan oleh cahaya pada meta menusia. ( Fajar Sidik, 1992:181)
(58)
commit to user
43
2. Fungsi warna
Fungsi warna mengandung sesuatu yang sifatnya megarahkan, memberikan perintah, peringatan dengan tanda-tanda warna terntu.
Fungsi warna disebutkan dalam ” Desain Warna Susunan Dan Fungsi ”adalah, ”warna dengan fungsi praktis yaitu instruksi terarah dan pelayanan pada umumnya. Warna sebagai fugsi artistik yaitu ungkapan pribadi seniman. Warna sebagai fungsi simbolik yaitu alam magis, adat, agama, dam meta fisis”( Fajar Sidik, 1992:154)
3. Sifat khusus warna
Dari masimg –masing warna, mempunyai sifat yang dijelaskan oleh Coader
Willcox daam Pinting And Decoration adalah sebagai berikut.
Warna panas : yaitu kuning, orange, kuning orange, merah, merah violet.
Wara dingin :yaitu violet, vilet biru, biru, hijau, hijau kuning.
Wara ringan :yaitu hitam, merah violet, vilet, violet biru, hijau.
Warna jauh :yaitu violet, violet biru, hijau, putih. (Fajar Sidik, 1992:194)
4. Pengaruh Psikoogis Warna
Secara psikologis warna memiiki pengaruh terhadap perasaan manusia. Seperti dijelaskan dalam The Use Colour In Iterior adalah.
Warna biru
Pada umuya dinamakan warna menjauh sebab mereka seakan mejauh dari pengamat, dapat mengurangi sifat, ddapat dirangsang. Dan oleh sebab itu membantu seserang berkosentrasi. Warna biru bersifat baik, dingin dan
(59)
44
terang, akan tetapi tidak dapat dipandang secara pandang lalu, karena terlalu banyak warna biru akan mengakibatkan sifat melankolis.
Warna Hijau
Memberikan pengaruh menyejukkan serta dapat mengurangi ketegangan hidup. Apabila diokmbinasikan dengan warna dingin menimbukan kesegaran, dan apabila dikombinasikan dengan warna panas akan lebih menarik.
Warna kuing
Adalah warana yang merangsang dan menarik perhatian, kuning adah warna yang paling bercahaya. Hari-hari akan membosankan apabila tanpa kehadiran warna kuning dari sinar mata hari.
Warna merah
Menyenangkan dan merangsang otak. Warna merah ini sering dinamakan warna mendekat, karena meraka sering mendekati sang pengamat. Selain itu warna merah menimbulkan sifat agresif dan memberi kesan kemewahan dan kebahagiaan.
Warna abu-abu.
Apat memberika efek dingin seperti warna coklat. Apabila diguakan sendiri akan menimbulkan depresi. Dalam penggunaan sebaiknya dikombinasikan dengan warna hidup.
Warna orange
Memiliki efek merangsang dan biasanya digunakan dalam jumlah yang sedikit. Dapat menimbulkan rasa sakit dan kejenuhan.
(60)
commit to user
45
Warna coklat
Warna ini akan memberikan pengaruh segar, tenang dan hangat. Tetapi dalam pemakainya harus dikombinasikan dengan warna orange, kuning atau warna emas.
Warna putih
Warna ini dapat mematikan semangat jika tidak dikominasikan dengan warna emas.
Warna hitam
Cenderung memberi pengaruh seperti menekan apabila digunakan dengan warna lain akan berfungsi menunjang intensitas warna tersebut.
(Fajar Sidik, 1992:180)
3. Studi Proses Produksi
Terkait dengan desain untuk pelengkap interior Solo Magic Cafe, secara teknik menggunakan teknik hand print(printing). Proses hand print menurut perancang adalah media yang tepat untuk memvisualisasikan karya karena teknik
hand print yang nampaknya hanya merupakan penimbulan gambar atau tulisan
dapat memberi efek gambar menjadi lebih hidup dan lebih detail. Selain itu teknik
hand print terkesan modern juga teknik hand print digunakan karena dapat
(61)
46
Proses hand print atau printing :
Proses ini bertujuan untuk memperindah kain dan meningkatkan nilai jual terhadap kain. Kain yang digunakan bisa berupa kain putih atau kain berwarna. Kain yang berwarna diperoleh dari hasil pencelupan warna kain putih.
1. Proses pencelupan ada 2 yaitu : a. Pencelupan dengan mesin jigger
Yaitu pencelupan dengan diputar bergantian terus menerus dari rol yang satu ke rol yang lain dengan dilewatkan pada larutan zat warna dengan suhu ± 60º C
Bahan yang digunakan :
Resep Dyestaff x gr/lt, zat reaktif dengan warna yang diinginkan. Soda ash 10 gr/lt, untuk menghambat penyerapan zat warna sehingga warna lebih merata
Garam 30 gr/lt Air y gr/lt
Cara kerja pencelupan warna dengan mesin jigger : a. Kain putih digulung dan dibasahi dalam roll
b. Bak diberi dyestaff dengan jumlah sesuia yang diinginkan dan dilarutkan dalam air suhu ± 110º C
c. Mesin dijalankan 2x putaran sehingga seluruh permukaan kain tercelup zat warna
(62)
commit to user
47
e. Kemudian bak diberi soda ash dan kain diputar 4x putaran f. Setelah selesai air dibuang dan diganti air untuk mencuci.
g. Pencucian dimulai dari air dingin, air panas, air panas + sabun (echawet), air panas dan air dingin.
h. Kain dikeringkan dengan curing i. Kain distenser
j. Kain warna siap diprinting
Gambar 6 Mesin Jigger (Dokumentasi Pribadi)
b. Pencelupan dengan proses pedding (CPB)
Yaitu pencelupan dengan metode pada roll untuk warna reaktif pada suhu kamar.
Resep yang digunakan adalah sebagai berikut : Resep Dyestaff (zat warna reaktif)
(63)
48
Soda kue Solopol Air
Water glass Coustik Cara kerja proses pedding :
a. Soda kue, solopol dan air dengan perbandingan tertentu dilarutkan, kemudian water glass, coustik dan air dengan perbandingan tertentu juga dilarutkan.
b. Kedua bahan tersebut dicampur pada bak pencelupan mesin pedder. c. Kain putih dimasukkan dalam bak celup melewati pedder.
d. Kain digulung pada batching roll, kemudian diputar secara terus menerus selama 8 jam
e. Kemudian kain dicuci mulai dari air dingin, panas, panas + sabun echowet, panas dan terakhir dengan air dingin.
(64)
commit to user
49
Gambar 7 Mesin Pencelupan (Dokumentasi Pribadi)
2. Proses Printing
Alat yang digunakan antara lain :
Meja digunakan untuk menempatkan kain
Plangkan yaitu kertas screen yang sudah dibuat motif tertentu Rakel yaitu alat yang digunakan sebagai kuas dalam handprint Bahan pembantu antara lain :
a. Lem berfungsi untuk merekatkan kain dalam meja
b. Pati atau bedak ditaburkan pada pinggiran kain agar plangkan tidak rekat
(65)
50
c. Proses Printing
a. Pembuatan desain menggunakan Software An-Series
b. Selanjutnya proses pecah warna secara otomatis dengan Software An-Series, lalu desain di print hitam putih (negatif) menggunakan plastik transparan dengan ukuran A3.
c. Setelah itu membuat layout yang bertujuan untuk mengontrol gambar negatif yang tidak tepat dan cek sanggit. Cek sanggit bertujuan untuk menggabungkan gambar menjadi satu lembar sesuai dengan ukuran plangkan.
Gambar 8
Lay out
(Dokumentasi Pribadi)
d. Proses Afdruk
(66)
commit to user
51
Warna hitam pada gambar akan menjadi putih di plangkan. Setelah itu plangkan dibersihkan dan dikeringkan
Setelah plangkan kering, dilakukan pengecekan dengan memberi lak merah pada plangkan yang berlubang. Hal ini bertujuan agar tidak ada lubang di plangkan pada saat proses produksi.
Gambar 9 Proses afdruk (Dokumentasi Pribadi)
(67)
52
Gambar 10
Plangkan yang sudah jadi (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 11 Pemberian lak merah
(68)
commit to user
53
e. Proses penyablonan
Kain dibentangkan diatas meja dan diratakan agar tidak melipat. Setelah itu, plangkan yang sudah jadi diletakkan diatas kain pada posisi paling ujung.
Lalu warna (reaktif) diletakkan pada pinggitan plangkan bagian dalan kemudian ditekan agar plangkan betul-betul rata pada kain. Warna dari pinggiran plangkan bagian kiri digeser ke plangkan bagian kanan, kemudian plangkan dipindah kesamping melompati satu plangkan agar warna yang masih basah tidak tertindih oleh pinggiran plangkan.
Proses dilakukan hingga warna tercetak
Setelah itu, kain diangkat dari atas meja menggunakan bambu dan di keringkan
(69)
54
Gambar 12 dan 13 Proses penyablonan (Dokumentasi Pribadi)
f. Kontroler
Yaitu meneliti kain yang selesai disablon. Hal yang diteliti antara lain : a. Warna printing sablon
b. Keadaan kain (robek) c. Sambungan kain
g. Steamer
Yaitu proses pemberian uap panas pada kain, tujuan dari steamer antara lain:
a. Mematikan warna
(70)
commit to user
55
Cara kerja proses steamer :
a. Kain dipasang memutar pada alat/ tempat kain, kemudian bagian atas ditutup kain.
b. Kain kemudian dimasukkan ke dalam mesin steamer dan ditutup. c. Lalu uap panas dibuka ± 10 bar selama 7-10 menit.
d. Terakhir, mesin steamer dibuka, kain dikeluarkan dan dilepas dari penjepit.
Gambar 14 Mesin Steamer
(Dokumentasi Pribadi)
h. Washing
Yaitu pencucian kain setelah proses steamer yang bertujuan untuk membersihkan sisa obat dari proses printing dan kotoran lainnya. Alat yang digunakan adalah mesin washing.
(71)
56
Proses pencucian kain :
Kain dimasukkan pada bak I (air dingin) Kain dimasukkan pada bak II (air panas)
Kain dimasukkan pada bak III (air panas dengan sabun) Kain dimasukkan pada bak IV (air panas)
Kain dimasukkan pada bak V (aip dengin)
i. Pengeringan dan finishing
Kain yang telah dicuci dikeringkan menggunakan curing hingga lembab, kemudian baru difinishing. Alat yang digunakan adalah curing. Obat yang digunakan untuk proses finishing antara lain :
a. Silikon
Untuk memperhalus jenis kain katun. b. Dekasof
Untuk memperhalus jenis kain rayon. c. Bersalon
(72)
commit to user
57
Gambar 15 Proses Finishing
(Dokumentasi Pribadi)
D. Gagasan Awal Perancangan
Dalam perancangan ini penulis akan menerapkan desain dengan konsep
optic art, dalam hal ini berdaya guna sebagai tekstil pelengkap interior Solo
Magic Café. Dengan visual bentuk ilusi magic tetapi terkonsep, menyertakan
pesan yang ingin di sampaikan ke masyarakat. Didukung dengan teknik penggarapan teknik printing melalui media berbahan katun dan santung.
(73)
commit to user
BAB III
PROSES PERANCANGAN
A. Bagan Pemecahan Masalah
Magic
Ilusi Mata
Solo Magic Cafe
Bentuk, warna
Aspek Fungsi Pelengkap
Interior Aspek Teknik
Printing Aspek Estetis
Visualisasi karakter ilusi magic
Konsep Desain
Aspek Bahan Kain katun Kain Santung
(74)
commit to user
59
B. Konsep Desain
Perancangan sebuah karya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya konsep desain. Konsep desain harus benar-benar matang agar karya yang dihasilkan dapat maksimal dan tujuan dari perancangan dapat tercapai. Konsep yang diangkat adalah “perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Café”
yang dikemas dengan memakai konsep optic art dengan bentuk desain ilusi mata dengan gaya eklektik. Gaya eklektik terbentuk karena kejenuhan terhadap pola klasik, juga disebabkan semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi dalam pola, konsep dan bentuk baru. Desain yang akan dibuat yaitu perpaduan unsur atau gaya kedalam bentuk sendiri. Artinya pemilihan unsur atau bentuk yang terbaik dari yang sudah ada sebelumnya kemudian digabung atau ditambah dengan unsur dan bentuk-bentuk baru. Desain yang akan dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamik yaitu bentuk desain dimana mata terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk dinamis karena secara visual tidak terlihat monoton dan bentuk terlihat bergerak. Teknik yang digunakan untuk memvisualisasikan desain dalam perancangan tekstil ini adalah teknik hand print atau printing. Konsep desain meliputi beberapa aspek antara lain:
a. Aspek Estetis
Elemen dalam desain salah satunya nilai estetis yang meliputi warna, bentuk, komposisi. Dalam karya ini penulis mengangkat tentang perancangan
(75)
60
tekstil pelengkap interior Solo Magic Café dengan visual perpaduan dan pengulangan bentuk sehingga tercipta desain ilusi mata yang imajinatif serta paduan hitam dan putih yang merupakan penggambaran karakter magic, hanya saja diperlukan pemikiran yang matang agar hasilnya tidak sama dengan desain yang sudah ada agar pesan tersebut dapat tersampaikan.
b. Aspek Bahan dan Teknik
Bahan merupakan komponen yang sangat berpengaruh sesuai dalam fungsi produk. Agar tercapai bentuk visual yang diinginkan dan dapat mendukung aspek estetis, dibutuhkan bahan dan teknik yang tepat dan sesuai dengan perancangan tekstil. Bahan utama yang digunakan adalah kain katun primisima dan kain santung, dengan pertimbangan kain katun primisima merupakan jenis kain katun yang baik dan lembut, sedangkan kain santung lebih ringan dan memberi kesan jatuh.
Teknik yang digunakan untuk mewujudkan bentuk visual adalah teknik
hand print atau printing karena dengan teknik printing dapat menjangkau detail –
detail yang rumit. Teknik tersebut dipilih dengan pertimbangan untuk menghemat waktu dan biaya produksi karena adanya perubahan waktu dalam pemasangan pelengkap interior pada Solo Magic Café.
c. Aspek Fungsi
Arahan fungsi perancangan produk sebagai tekstil pelengkap interior Solo
Magic Café juga sebagai sarana komunikasi kepada orang lain dalam bentuk
(76)
commit to user
61
pelengkap interior Solo Magic Cafe. Karena dalam perkembangannya sekarang,
Café bukan sekedar tempat untuk makan dan minum melainkan sudah menjadi
bagian dari gaya hidup masyarakat yang ingin menghabiskan waktu untuk sekedar bersantai di Cafe. Dan yang tidak kalah penting, kini banyak Cafe yang memiliki kekuatan untuk merepresentasikan berbagai macam identitas dan idiologi tertentu, fakta itulah yang membuat Café banyak diminati orang. Solo Magic Café
menginginkan tampil berbeda dengan yang lain sebagai Café Magic yang akan memulai pencarian jati diri agar eksistensi diakui oleh lingkungan sekitar.
C. Kriteria Desain
Perancangan ini difokuskan pada desain motif tekstil dari karakter magic. Perancangan produk ini lebih mengarah ke desain yang kreatif dan inovatif sehingga akan menghasilkan motif yang unik. Penerapan produk Dalam perancangan ini lebih mengarah kepada tekstil pelengkap interior , karena untuk melengkapi interior sebuah café yaitu Solo Magic Café. Produk yang diciptakan yaitu backdrop café dan tirai. Dengan pertimbangan proses perancangan yang matang, diharapkan produk ini bisa diterima di masyarakat dan menjadi alternatif pilihan dalam membuat suatu tekstil pelengkap interior sebuah cafe, tidak hanya untuk saat ini tapi untuk saat-saat yang akan datang.
(77)
62
D. Pemecahan Desain 1. Bentuk Visual
Visualisasi desain difokuskan pada motif dinamis. Desain yang akan dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamis yaitu bentuk desain dimana mata terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk dinamis karena secara visual tidak terlihat monoton , bentuk terlihat bergerak dan dapat mempengaruhi selera visual sebaai unsur dekoratif bagian dari elemen pemikat perhatian. Sehingga perancangan ini diarahkan pada sarana komunikasi kepada orang lain, dapat memberi pengaruh visual dari bentuk motif dinamis. Penggambaran motif secara visual bentuk perancangan tekstil yang akan dibuat adalah perpaduan dan pengulangan desain geometris dan non geometris yang imajinatif, maksudnya paduan dan pengulangan desain geometris dan non geometris yang diciptakan cenderung kepada desain ilusi mata dengan pemikiran – pemikirannya, agar berbeda dengan desain yang sudah ada dengan berdasarkan tema.
2. Penjelasan Teknik
Teknik yang digunakan dalam perancangan ini adalah teknik printing. Proses hand print atau printing :
Proses ini bertujuan untuk memperindah kain dan meningkatkan nilai jual terhadap kain. Kain yang digunakan bisa berupa kain putih atau kain berwarna. 1. Proses Printing
(78)
commit to user
63
Alat yang digunakan antara lain :
Meja digunakan untuk menempatkan kain
Plangkan yaitu kertas screen yang sudah dibuat motif tertentu Rakel yaitu alat yang digunakan sebagai kuas dalam handprint Bahan pembantu antara lain :
a. Lem berfungsi untuk merekatkan kain dalam meja
b. Pati atau bedak ditaburkan pada pinggiran kain agar plangkan tidak rekat
Proses Printing
a. Pembuatan desain menggunakan Software An-Series
b. Selanjutnya proses pecah warna secara otomatis dengan Software An-Series, lalu desain di print hitam putih (negatif) menggunakan plastik transparan dengan ukuran A3.
c. Setelah itu membuat layout yang bertujuan untuk mengontrol gambar negatif yang tidak tepat dan cek sanggit. Cek sanggit bertujuan untuk menggabungkan gambar menjadi satu lembar sesuai dengan ukuran plangkan.
d. Proses Afdruk
Plangkan diletakkan diatas gambar negatif, kemudian plangkan ditekan dan dilakukan penyinaran ± 5 menit.
Warna hitam pada gambar akan menjadi putih di plangkan. Setelah itu plangkan dibersihkan dan dikeringkan
(79)
64
Setelah plangkan kering, dilakukan pengecekan dengan memberi lak merah pada plangkan yang berlubang. Hal ini bertujuan agar tidak ada lubang di plangkan pada saat proses produksi.
e. Proses penyablonan
Kain dibentangkan diatas meja dan diratakan agar tidak melipat. Setelah itu, plangkan yang sudah jadi diletakkan diatas kain pada posisi paling ujung.
Lalu warna (reaktif) diletakkan pada pinggitan plangkan bagian dalan kemudian ditekan agar plangkan betul-betul rata pada kain. Warna dari pinggiran plangkan bagian kiri digeser ke plangkan bagian kanan, kemudian plangkan dipindah kesamping melompati satu plangkan agar warna yang masih basah tidak tertindih oleh pinggiran plangkan.
Proses dilakukan hingga warna tercetak
Setelah itu, kain diangkat dari atas meja menggunakan bambu dan di keringkan
f. Kontroler
Yaitu meneliti kain yang selesai disablon. Hal yang diteliti antara lain : a. Warna printing sablon
b. Keadaan kain (robek) c. Sambungan kain
(80)
commit to user
65
g. Steamer
Yaitu proses pemberian uap panas pada kain, tujuan dari steamer antara lain:
a. Mematikan warna
b. Agar kain tidak mudah luntur Cara kerja proses steamer :
a. Kain dipasang memutar pada alat/ tempat kain, kemudian bagian atas ditutup kain.
b. Kain kemudian dimasukkan ke dalam mesin steamer dan ditutup. c. Lalu uap panas dibuka ± 10 bar selama 7-10 menit.
d. Terakhir, mesin steamer dibuka, kain dikeluarkan dan dilepas dari penjepit.
h. Washing
Yaitu pencucian kain setelah proses steamer yang bertujuan untuk membersihkan sisa obat dari proses printing dan kotoran lainnya. Alat yang digunakan adalah mesin washing.
Proses pencucian kain :
Kain dimasukkan pada bak I (air dingin) Kain dimasukkan pada bak II (air panas)
Kain dimasukkan pada bak III (air panas dengan sabun) Kain dimasukkan pada bak IV (air panas)
(1)
commit to user 6. Desain VI
Gambar 28
KETERANGAN
Jenis Desain : Desain Repetisi
Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter
Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120
Obat Afdruk : Ulano
Jenis Bahan : Santung
Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6
Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna
(2)
commit to user Resep zat warna
Hitam :
M Black : 50 gram
Yellow FG : 1 gram
Red P 2 R : 2 gram
Air : 347 gram
Alginate : 600 gram
1000 gram / 1kg
Resep Alginate
Sodium alginate : 75 gram
Soda kue : 25 gram
Air : 500 gram
(3)
commit to user
C. DISPLAY
1. Denah Solo Magic Café
Gambar 29 Denah Solo Magic Café
Keterangan
(4)
commit to user B : Display desain 2 untuk wallpaper
C : Display desain 3 untuk backdrop resepsionis
(5)
commit to user E : Display desain 5 untuk karpet
(6)
commit to user
84 BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan perancangan karya tekstil pelengkap interior Solo Magic Café
perancangan tekstil interior pelengkap Solo Magic Café yang mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan serta nilai estetis sebagai ciri khas Solo Magic
Cafe. Solo Magic Café menjadi sebuah sarana hiburan baru yang mampu
dijadikan sebagai wadah untuk berkumpul, menjalin hubungan sesama komunitas, berbagi informasi dan pengalaman di kalangan penggemar sulap serta masyarakat Kota Solo.
Konsep perancangan memakai konsep optic art dengan bentuk desain ilusi mata dengan gaya eklektik. Desain yang dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamis yaitu bentuk desain dimana mata terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk dinamis karena secara visual tidak terlihat monoton dan bentuk terlihat bergerak. Visualisasi desain difokuskan pada motif dinamis. Desain yang akan dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamis yaitu bentuk desain dimana mata terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain.Dalam pembuatan karya ini terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dan dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan karya berikutnya agar lebih baik, yaitu dari aspek teknik yang digunakan untuk mewujudkan bentuk visual adalah teknik hand print atau printing karena dengan teknik
printing dapat menjangkau detail – detail yang rumit. Memperhatikan proses