PERILAKU KOMUNIKASI ORANG TUA DAN KONSEP DIRI ANAK Perilaku Komunikasi Orang Tua Dan Konsep Diri Anak (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Komunikasi Orang Tua dalam pembentuk Konsep Diri Anak Berkebutuhan Khusus di Desa Suruhkalang Rt 03 Rw 06 Jaten Ka

1

PERILAKU KOMUNIKASI ORANG TUA DAN KONSEP DIRI ANAK

(Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Komunikasi Orang Tua dalam pembentuk Konsep Diri
Anak Berkebutuhan Khusus di Desa Suruh kalang Rt 03 Rw 06 Jaten Karanganyar)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar sarjana s-1
Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:
PARADITA PRASETIA
L 100 070 047

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax. 715448 Surakarta 57102

Surat persetujuan artikel publikasi ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi / tugas akhir :
Pembimbing I
Nama : Drs. Joko Sutarso, M.Si
Pembimbing II
Nama : Ika Damayanti, M.Ikom
Telah membaca mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama
Nim
Program studi
Judul Skripsi


: PARADITA PRASETIA
: L 100 070 047
: Ilmu Komunikasi
: Perilaku Komunikasi Orang Tua Dan Konsep Diri Anak

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan
yang dibuat, semoga dapat dipergunakan sepenuhnya.

Pembimbing I

Pembimbing II

( Drs. Joko Sutarso, M.Si)

( Ika Damayanti, M.Ikom)

4

ABSTRAK
Paradita Prasetia. L 100 070 047. PERILAKU KOMUNIKASI ORANG TUA DAN


KONSEP DIRI ANAK
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kenyataannya menunjukkan bahwa
manusia ingin selalu berhubungan dan memerlukan adanya komunikasi dengan sesamanya
atau orang lain dalam lingkungannya, sebab manusia tidak bisa dibangun tanpa adanya orang
lain. Serta proses interaksi yang terjadi tak lepas dari kelompok terkecil yakni keluarga. Dan
keluarga juga tidak lepas dari adanya komunikasi yang berpengaruh pada sistem interaksi
yang ada di sekitarnya yang berlangsung secara bersamaan serta keluarga merupakan bagian
integral dari masyarakat luas.
Perilaku yang dapat digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain inilah yang
disebut sebagai bahasa. Bahasa dapat bersifat verbal maupun nonverbal. Bahasa merupakan
instrumen pikiran yang cukup berharga. Bahasa nonverbal biasa digunakan untuk menegaskan
bahasa verbal ketika berkomunikasi..
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak semua karakteristik konsep diri
negatif dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus akibat dari perilaku komunikasi yang
mereka dapat dari orang tua, namun disisi lain orang tua juga mengajarkan anak supaya anak
ini memiliki kepercayaan diri ketika mereka berada diluar rumah untuk berinteraksi dengan

teman dan masyarakat. Sehingga anak-anaknya memiliki jangkauan luas dalam pergaulan,
dan bisa bersanding dengan anak normal lainnya. Terdapat perbedaan sikap yang terbentuk
karena perbedaan usia, jenis kelamin dan dimana mereka tinggal. Anak perempuan cenderung
menjadi manja dan sangat pemalu tetapi anak laki-laki justru memiliki sikap melawan
terhadap orang tuanya.
Kata kunci: perilaku komunikasi Deskriptif Kualitatif, Konsep diri

1

2

Hambatan utama dari tunarungu

PENDAHULUAN
Hakekat manusia sebagai makhluk

dalam proses komunikasi adalah karena

sosial dalam kenyataannya menunjukkan


miskin kosa kata dan tidak lancar dalam

bahwa manusia ingin selalu berhubungan

proses bicara. Hal ini disebabkan oleh alat-

dan

komunikasi

alat yang penting untuk memahami bahasa,

dengan sesamanya atau orang lain dalam

yaitu indra pendengarannya tidak berfungsi

lingkungannya, sebab manusia tidak bisa

sebagaimana mestinya. Dengan keadaan


dibangun tanpa adanya orang lain. Serta

tersebut menyebabkan anak tunarungu

proses interaksi yang terjadi tak lepas dari

mengalami

kelompok terkecil yakni keluarga. Dan

penyesuaian diri dengan lingkungannya,

keluarga juga tidak lepas dari adanya

seperti

komunikasi yang berpengaruh pada sistem

(1976); Myklebust (1953), dalam Toto


interaksi yang ada di sekitarnya yang

Bintoro(1994:1)

memerlukan

berlangsung

adanya

secara

bersamaan

serta

kesulitan

dikemukakan


dalam

oleh

proses

Meadow,

Anak-anak berkebutuhan khusus

keluarga merupakan bagian integral dari

(tunarungu)

masyarakat luas.

kesulitan dalam melakukan komunikasi.

Anak


banyak

mengalami

khusus

Sumber utama dari adanya kesulitan,

tunarungu mengalami hambatan dalam

kecemasan, kurangnya kepercayaan diri,

proses

yang

dan sifat rendah diri ini adalah karena

disebabkan oleh kelainan pendengarannya.


adanya konsep diri yang negatif. Konsep

Sebagai

terhambatnya

diri adalah gambaran yang dimiliki orang

perkembangan bicara dan bahasanya, anak

tentang dirinya. Williarn D. Brooks (1974:

tunarungu akan mengalami kelambatan

40) mendefinisikan konsep diri sebagai

dan

sebagai


bicara

akibat

kesulitan

berkebutuhan

ini

dan

bahasanya

dari

dalam

hal-hal

berhubungan dengan komunikasi.

yang

“thse

physical,

social,

anda

psychological perceptions of ourselves that

3

we have derived from experiences and our

Persepsi tentang diri ini boleh

interaction with others”. Jadi, konsep diri

bersifat psikologi, sosial, dan fisis. konsep

meliputi apa yang kita pikirkan dan apa

diri ini yang kemudian akan menentukan

yang kita rasakan tentang diri kita. Oleh

bagaimana kepercayaan diri seseorang.

karena

Jika orang lain menganggap baik pada diri

itu,

Anita

Taylor

et

al.mendefinisikan konsep diri sebagai “all

kita

you think and feel about you, the entire

menganggap baik. Begitu pula jika orang

complex of beliefs and attitudes you hold

tua menganggap anaknya sebagai anak

about yourself” Williarn D. Brooks (1977:

yang

98).

membantah maka anak akan menganggap

maka

diri

pandai,

sendiri

penurut,

pun

dan

akan

tidak

Angkie Yudistia merupakan salah

demikian terhadap diri sendiri. Berbeda

satu dari sekian banyak anak penyandang

ketika orang tua telah menobatkan anak

tunarungu yang memiliki prtestasi yang

sebagai anak nakal dan bodoh, maka anak

luar biasa. Wanita ini memulai kariernya

akan merasa bahwa dirinya benar-benar

menjadi

bodoh dan selalu menyusahkan orang tua.

founder

dan

CEO

(Chief

Executive Officer) Thisable Enterprise.

Perusahaan

yang

didirikan

Kepercayaan diri anak tunarungu

bersama

sangat ditentukan oleh bagaimana orang

rekannya itu fokus pada misi sosial,

tua menunjukkan perilaku komunikasinya.

khususnya membantu orang yang memiliki

Orang tua yang bersahabat, dan dekat

keterbatasan fisik alias difable (Different

dengan anak-anak

Ability People). Angkie mulai terlibat

khusus ini akan menimbulkan feedback

dengan kegiatan sosial saat bergabung

yang baik pula dari anak-anaknya. Sikap

dengan Yayasan Tunarungu Sehijara pada

anak pun mungkin berbeda ketika berada

2009

di dalam rumah atau ketika berada di luar

yang

berkebutuhan

rumah ketika bergabung dan berinteraksi

4

dengan orang lain. Apa yang dilihat dan

yang tunarungu. Dapat dilihat pendapat

diterima oleh anak ketika berkomunikasi

George Miller (1974: 4) menuliskan

dengan orang tua akan dibawa dalam sikap

bahwa: bahwa ada seperangkat perilaku

keseharian mereka.

yang dapat mengendalikan pikiran dan
tindakan oranglain secara perkasa. Tekhnik

TINJAUAN TEORI

pengendalian ini dapat menyebabkan anda

Perilaku Komunikasi
Perilaku

komunikasi

melakukan
dapat

diartikan

sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan dan perasaan
yang kita rasakan kepada lawan bicara,
sehingga orang lain mengetahuinya dengan
benar

(Rakhmat, 2011: 265). Dalam

perilaku komunikasi yang memusat, setiap
pelaku

berusaha

menafsirkan

dan

memahami informasi yang diterimanya
dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian
pelaku komunikasi dapat memberi reaksi
atau

menyampaikan

hasil

pikirannya

dengan baik kepada orang lain. Sehingga
perilaku komunikasi memberi tekanan
pada rangsangan (stimuli) yang dibuat oleh
sumber

dan

reaksi

(response)

yang

diberikan oleh penerima ( Hafied Cangara,
2002: 50). Hal inilah yang dilakukan oleh
beberapa orang tua dalam melakukan
komunikasi terhadap anak-anak mereka

terbayangkan.

sesuatu

yang

tidak

Anda

tidak

dapat

melakukannya tanpa adanya tekhnik itu.
Tekhnik itu dapat mengubah pendapat dan
keyakinan, dapat digunakan untuk menipu
anda, dapat membuat anda gembira dan
sedih, dapat memasukkan gagasan-gagasan
baru dalam kepala anda, dapat membuat
anda menginginkan sesuatu yang tidak
anda miliki. Anda pun bahkan dapat
menggunakannya untuk mengendalikan
diri anda sendiri. Tekhnik ini adalah alat
yang luar biasa perkasanya untuk daat
digunakan untuk apa saja. (Rakhmat,
2011:264)
Perilaku yang dapat digunakan
untuk mengendalikan perilaku orang lain
inilah yang disebut sebagai bahasa. Bahasa
dapat bersifat verbal maupun nonverbal.
Bahasa merupakan instrumen pikiran yang
cukup berharga (Tubbs & Moss, 1996:88).

5

Bahasa nonverbal biasa digunakan untuk
menegaskan

bahasa

ketika

: 82) ketunarunguan adalah kondisi dimana

berkomunikasi. Terdapat masing-masing

individu tidak mampu mendengar dan hal

definisi

antara

ini tampak dalam wicara atau bunyi-

komunikasi yang bersifat verbal dan non

bunyian lain, baik dalam derajat frekuensi

yang

verbal

Moores (dalam Mangunsong, 2009

membedakan

verbal.

dan intensitas. Hallan dan Kouffman
(dalam

Pengertian Tunarungu

adalah

mereka

yanhg

pendengarannya tidak berfungsi sehingga
membutuhkan
khusus.

Bagi

pendengaran

pelayanan
anak
atau

pendidikan

yang
tipe

kurang
gangguan

pendengaran yang lebih ringan, dapat
diatasi dengan alat bantu dengar. anak –
anak

ini bukan sasaran yang

harus

dihindari atau dikucilkan dari lingkungan
kehidupan baik didalam keluarga itu
sendiri,

lingkungan

sekolah

dan

lingkungan masyarakat. Karena anak-anak
tersebut masih bisa dibantu secara medis
dan psikologik agar dapat melakukan
wicara

atau

sesamanya.

2009

:

82)

membedakan antara ketulian dan kesulitan

Menurut Mangunsong (2009 : 81)
tunarungu

Mangunsong,

komunikasi

dengan

pendengaran. Tuli adalah mereka yang
ketidakmampuan
menghambat

pendengarannya

keberhasilan

memproses

informasi bahasa melalui pendengaran,
dengan maupun tanpa alat bantu dengar
sedangkan kesulitan pendengaran adalah
gangguan
permanen

pendengaran
maupun

baik

berfluktuasi,

yang
yang

mempengaruhi prestasi akademik anak,
tetapi definisi ini tidak tergolong pada
klasifikasi tuli.
Pengungkapan Diri
Bila

mengungkapkan

informasi

dari daerah tertutup (hidden self) kita, kita
melakukan pengungkapan diri. Dalam
bagian ini kita mengamati sejumlah aspek
pengungkapan

diri

(self

disclosure).

6

Hakekatnya

faktor-faktor

mempengaruhinya,
manfaat

atau

yang

penghindarannya,
kegunaannya

persepsi mengenai diri kita yang disebut
sebagai konsep diri.

dan

kemungkinan bahayanya.

METODE PENELITIAN

Pengungkapan diri adalah jenis

Penelitian

ini

menggunakan

komunikasi dimana kita mengungkapkan

metodologi penelitian kualitatif deskriptif.

informasi tentang diri kita sendiri yang

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

biasanya

Catatan

bermaksud untuk memahami fenomena

khusus perlu diberikan mengenai beberapa

tentang apa yang dialami oleh subjek

aspek dari definisi elementer ini (Joseph

penelitian khususnya perilaku komunikasi

Devito, 70:73).

yang dilakukan oleh orang tua terhadap

Persepsi Interpersonal dan Konsep Diri

anak mereka yang tunarungu. Misalnya

kita

Sebagai

sembunyikan.

komunikator,

akan

perilaku, persepsi, motivasi, dan lainnya

bergantung pada persepsi dalam hampir

secara deskriptif. Pengertian deskriptif

semua aspek kehidupan sehari-hari. Cara

yaitu pembahasan dalam bentuk paparan

kita

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

memahami

orang

kita

lain

akan

menentukan jenis dan kualitas komunikasi

khusus

kita dengan orang tersebut (Tubbs & Moss,

memanfaatkan berbagai metode alamiah

2005:34). Ketika berkomunikasi tidak

(Moleong, 2008: 6).

yang

alamiah

dan

dengan

hanya menanggapi perilaku orang lain,

Dalam pengertian ini, analisis data

mengambil kesimpulan tentang penyebab

kualitatif merupakan upaya yang berlanjut,

perilakunyta

berulang

dan

menentukan

apakah

dan

terus

menerus.Masalah

petunjuk-petunjuknya yang tampak itu

Reduksi data, penyajian data dan penarikan

orisinil atau tidak tetapi juga membentuk

kesimpulan

menjadi

gambaran

7

keberhasilan secara

berurutan sebagai

mereka miliki sehingga terjadi kesenjangan

rangkaian analisis yang susul menyusul.

antara anak yang memiliki keterbatasan

PENENTUAN INFORMAN

fisik dengan anak normal. Dan informan
atau

anak tunarungu diambil karena selain

sampling dalam penelitian ini dengan

dilihat dari konsep diri mereka yang

metode purposive sampling . Purposive

negatif dari perlakuan orangtuanya, disini

sampling ( sampling bertujuan) yaitu

peneliti melihat sisi lain dari si anak ini

pemilihan sampel yang ditetapkan sengaja

dalam

oleh

sehingga layak untuk diteliti.

Pengambilan

peneliti,

tidak

informan

melalui

proses

berbagai

aspek

yang

berbeda

pemilihan sebagaimana yang dilakukan
pada tekhnik random. Anggota sampel

PEMBAHASAN

dipilih secara khusus berdasarkan tujuan

Dapat diketahui seberapa besar

penelitiannya (Husaini Usman & Purnomo

konsep diri negatif yang dimiliki oleh

Setiady, 2003: 186). Dalam penelitian ini

anak-anak berkebutuhan khusus ini oleh

diambil enam responden orang tua dari

cara komunikasi yang orang tua mereka

masing-masing anak tunarungu dan tiga

lakukan.

Tidak

anak tunarungu. Mereka adalah Bapak

dimiliki

meskipun

konsep

dimiliki

negatif.

Namun

Suharso dan Ibu Satiyem orang tua dari
Wahyu Saputro, Bapak Ahmad Subakri
dan Ibu Sutami orang tua dari Endro Riski,

semua

karakteristik
diri

yang

demikian,

dominasi pada sebagian besar karakteristik
menyebabkan dapat dianggap memiliki

kemudian Bapak Marso dan Ibu Suparti
konsep diri negatif.
orang tua dari Ninik Setyowati. Informan
Komunikasi yang dilakukan oleh
diambil karena peneliti tertarik untuk
orang tua kepada anak akan sangat
melihat fenomena dimana kebanyakan dari
memberikan kemajuan atau kemunduran
mereka orang tua memperlakukan salah
satu anaknya yang tunarungu dengan porsi
yang berbeda dari anak normal yang

bagi anak berkebutuhan khusus. Dapat
dilihat dari bagaimana dia sering ikut

8

dan

harus mendidik anak dengan lebih khusus.

keseharian mereka di lingkungan keluarga.

Jika anak dididik lebih baik dengan

Bentuk-bentuk komunikasi verbal maupun

mengajaknya berkomunikasi dengan baik

nonverbal

mungkin

teman-temannya

lah

untuk

yang

bermain

dilakukan

oleh

si

anak

yang

mempunyai

orangtua terhadap anak mereka yang

kekurangan dibandingkan anak normal

berkebutuhan khusus.

lainnya, mungkin mereka akan paham akan

Sebagai kesalahan orang tua dalam

apa yang disampaikan oleh orang tuanya.

anak

Bukan justru dengan membiarkan dan

berkebutuhan khusus inilah yang memiliki

mengikuti apa kemauan orang tua, itulah

sikap tertutup yang menyebabkan kurang

yang disebut

efektifnya komunikasi yang dijalankan.

berkebutuhan khusus itu dapat tercapai.

melakukan

komunikasi

dengan

Timbulnya perasaan atas kualitas rendah
komunikasi

yang

akan

dengan mendidik

anak

Perilaku komunikasi seperti ini

dilakukan

merupakan

efektifnya

justru akan membuat anak ini tidak

komunikasi yang akan berlangsung. Anak-

memiliki kepercayaan diri dan prestasi

anak berkebutuhan khusus inilah merasa

diantara

rendah diri untuk melakukan komunikasi

Bagaimanapun , segala hal yang dilakukan

karena sikap malu yang dimilikinya.

oleh anak meskipun itu kadang merugikan

merupakan penyebab tidak

perilaku

komunikasi

teman-teman

yang

lainnya.

Dalih mendidik anak merupakan

ataupun dalah orang tua seharusnya dapat

hal yang dianggap layak bagi orang tua

mengkomunikasikannya dengan lebih baik,

dalam melakukan perilaku komunikasi

sehingga anak ini dapat menerimanya

kepada anak berkebutuhan khusus. Anak

tanpa harus dengan perasaan tertekan dan

yang susah diatur, ngeyel, nakal, pemalu,

terpaksa. Hal ini hanya akan memberikan

tidak

dampak

percaya

diri

atau

melakukan

kesalahan menjadi alasan orang tua merasa

untuk

ketakutan
menerima

maupun
lingkungan

kesedihan
dimana

9

mereka tinggal dan bergaul. Adanya

anaknya menggunakan kata-kata yang

kesalahan dalam melakukan komunikasi

kasar,

yang kurang benar inilah yang akan

Adapun komunikasi nonverbal dilakukan

mempengaruhi kepribadian dan konsep diri

melalui gerakan tubuh, mata, ekspresi

pada anak kelak hingga mereka mencapai

wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak,

usia dewasa.

kecepatan dan volume bicara. Demikian

Komunikasi verbal maupun non

cemoohan,

ataupun

umpatan.

pula bentuk komunikasi verbal yang

verbal merupakan sifat dari perilaku yang

dialami

dapat mengendalikan perilaku orang lain

penelitian ini, meliputi kata-kata yang

yang lebih dikenal dengan bahsa. Bahasa

merendahkan seperti “goblok”, “bodoh”,

nonverbal

biasa

untuk

“anak kurang ajar”,”kata-kata yang halus”.

memperjelas

bahasa

ketika

Dan komunikasi nonverbal yang dialami

digunakan
verbal

oleh

para

komunikasi berlangsung. Oleh karena itu,

meliputi

jeweran,

komunikasi

pelukan.

Masing

secara

verbal

maupun

informan

guyuran
–masing

dalam

air,

dan

bentuk

nonverbal dapat dikatakan sebagai proses

komunikasi yang salah inilah yang dialami

penyampaian pesan yang dilakukan dengan

dan membawa pengaruh pada kepribadian

bentuk-bentuk komunikasi yang berbeda

anak yang dimiliki.

yang dilakukan oleh orang tua terhadpa
anak berkebutuhan khusus.

Perilaku komunikasi orang tua
yang seperti itu, dianggap oleh informan
orang tua bukan sebagai bentuk yang

KESIMPULAN
Perlaku komunikasi yang dilakukan
oleh orang tua terhadap anak berkebutuhan

melukai perasaan anak melainkan sebagai
proses mendidik pada anak agar tidak akan
melakukan kesalahan. Orang tua tidak mau

khusus meliputi komunikasi verbal dan

dianggap tidak bisa mendidik anak dengan

nonverbal . komunikasi verbal terjadi jika

baik oleh orang lain ketika anak mereka

orang tua dalam mengajak komunikasi

melakukan diluar rumah.

10

Meskipun dalam penelitian ini

perilaku komunikasi orang tua terhadap

tidak semua karakteristik konsep diri

anak tunarungu. Peneliti menyadari bahwa

negatif

anak-anak

penelitian ini jauh dari sempurna dan

berkebutuhan khusus akibat dari perilaku

masih banyak kekurangannya. Maka dari

komunikasi yang mereka dapat dari orang

itu peneliti

tua, namun disisi lain orang tua juga

beberapa kalangan baik untuk orang tua itu

mengajarkan

sendiri dan anak yang berhubungan dengan

dimiliki

oleh

anak

supaya

anak

ini

memiliki kepercayaan diri ketika mereka

memberikan saran untuk

penelitian tersebut diantaranya :

berada diluar rumah untuk berinteraksi
dengan teman dan masyarakat. Sehingga
anak-anaknya memiliki jangkauan luas

1. Orang tua :
-

Orang tua diharapkan lebih cermat

dalam pergaulan, dan bisa bersanding

dalam

dengan anak normal lainnya. Mereka juga

sehingga

menunjukkan sikap peka terhadap kritik,

posisi sikap yang sesuai dengan

menghindari dialog terbuka, cepat marah,

salah satu karakter anak mereka

cenderung tidak disukai oleh orang lain,

yang berkebutuhan khusus dengan

dan pesimis. Terdapat perbedaan sikap

anak

yang terbentuk karena perbedaan usia,

Bagaimanapun , tiap anak memiliki

jenis kelamin dan dimana mereka tinggal.

karakteristik

Anak

menjadi

meskipun dalam satu keluarga.

manja dan sangat pemalu tetapi anak laki-

Dengan karakteristik yang berbeda

laki

ini, orang tua harus menyesuaikan

perempuan

justru

cenderung

memiliki

sikap

melawan

terhadap orang tuanya.

SARAN

melakukan
dapat

komunikasi,
menempatkan

normal

yang

lainnya.

tidak

pola mendidik pada anak.
-

Orang

tua

dapat

menunjukkan

perilaku

komunikasi

sehingga tidak menutup kemungkinan

bersahabat

pada

dalam

sehingga

Penelitian ini bersifat subjektif

memberikan gambaran tentang

sama

anak

yang

anak-anaknya,
merasakan

11

kenyamanan
dengan

ketika

orang

berhadapan

terhadapnya dan berusaha untuk

mereka.

melakukan setiap tindakan sesuai

tua

Bagaimanapun , dengan perilaku
komunikasi

yang

ditunjukkan

-

Anak tetap harus menunjukkan rasa

dengan menggunakan komunikasi

sayang

baik secara verbal dan nonverbal

tuanya dan menghindari rasa benci.

hanya akan membuat anak menjadi

Bagaimanapun , orang tua adalah

takut untuk berhadapan dengan

orang

orang tua mereka dan lingkungan

sehingga harus selalu dihormati.

luar bersama teman-temannya.
-

dengan keinginan orang tua.

-

terhadap

yang

kedua

telah

orang

melahirkan

Melalui proses belajar, anak harus

Orang tua dapat mendorong anak-

berusaha mengurangi konsep diri

anaknya untuk lebih terbuka dalam

negatif yang dimiliki untuk menjadi

menerima kekurangan anak mereka

lebih

dalam segi fisik, dalam menerima

teman

pendapat

orang

lain,

disekitarnya

berdialog

dengan

orang

dalam
ralin,

terbuka

terhadap

sebayanya,

teman-

orang

sehingga

lain
dapat

mengembangkan potensi dirinya

dalam menanggapi pekerjaan orang

meskipun

lain, dalam berhubungan dengan

mereka miliki dengan lebih baik.

teman-temannya sehingga menjadi
anak yang disukai, dan mendorong
anak untuk bersikap lebih optimis
dengan kekurangan yang mereka
miliki.

keterbatasan

yang

PERSANTUNAN
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Drs.

Joko

Sutarso,

M.Si,

selaku

pembimbing I, Ika Damayanti, M.Ikom
selaku dosen pembimbing II yang telah

2. Anak :
memberikan arahan dan bimbingan dengan
-

Anak diharapkan lebih bijak dalam
penuh kesabaran sehingga penyusunan
menerima peilaku komunikasi yang
naskah publikasi dapat diselesaikan.
diberikan

oleh

orang

tua

1

DAFTAR PUSTAKA

Henudin, 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarunggu. Bandung: PT. Luxima
Metro Media.
Hafied Cangara, 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Moleong, 2008. Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahkmat, Jalalludin “Videopolitik: perang lewat televisi” dalam Deddy Mulyana dan Idi
Subandy Ibrahim, ed. Bercinta dengan televisi: Ilusi, Impresi dan Imaji sebuah kota
ajaib Bandung: Remaja Rosdakarya. 1997.
Tubbs, Stewart L dan Sylvia Mooss. Human Communication. Edisi Ke-2. New York:
Random House.1997.
Uden (1971) dan Meadow (1980), Bunawan danYuwati (2000), dalam Murni Winarsih,
M.Pd. (2010:10)
Williams, F. 1989. The New Communications, Edisi ke 2. Belmotn CA: Wadworht.

Sumber lain:
http://hot.detik.com/read/2012/05/08/104526/1911774/1303/2/angkie-yudistia-wanitatunarungu-yang-jadi-ceo