PENGARUH KEMAMPUAN AWAL (ENTRY BEHAVIOUR) DAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI SMA NEGERI 6 MEDAN T.A. 2013/2014.
PENGARUH KEMAMPUAN AWAL (ENTRY BEHAVIOR)DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN STADTERHADAP
HASIL BELAJAR SISWADALAM POKOK BAHASAN LAJU REAKSIDIKELASXI SMAN6 MEDANT.A2013/2014
Oleh:
Gorga Dilangit Siregar NIM 409331018
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kemampuan Awal (Entry Behavior) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Laju Reaksi di Kelas XI SMA Negeri 6 Medan T.A 2013/2014”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Alm. Bapak Drs. M.M. Tambunan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan Proposal penelitian sampai dengan selesainya Penelitian. Dan saya ucapkan ribuan terima kasih kepada bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia membimbing penulis untuk menyelesaikan Penulisan skripsi ini sampai skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si,M.Si sebagai dosen penguji, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Eddiyanto, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik
Ucapan terima kasih kepada bapak Drs, Jamalum Purba, M.Si selaku ketua juruasan kimia dan Staf Pegawai Jurusan kimia FMIPA Unimed yang telah banyak membantu penulis selama proses perkuliahan. Ucapan terima kasih juga kepada ibu Dra. Hj. Erlinda selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Medan dan terima kasih juga penulis sampaikan kepadaibu Rygun selaku Guru Kimia Kelas XI IPA 3 danIPA 4, serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
(4)
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dan Ayah atas do’a,Restu, semangat, dan keikhlasan hati untuk setiap langkahku, Terimakasih saya ucapkan Buat seluruh keluarga kepada abang, kakak dan adek-adekku yang telah mendo’akan dan sangat mendukung atas keberhasilan penyelesaian perkuliahan ini, terimakasih juga saya ucapkan kepada Siti Aliah Harahap yang telah banyak mendo’akan dan mendukung keberhasilan skripsi ini. Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih juga kepada sahabat-sahabatku Padlianto (Untung), Fachrul Rozi S, Gaung Atmaja, Jeri Anderson S, Hanafi, Basril Simbarta Tarigan, Novita Lestari, Yenni Wahyuni, Nurbaiti Harahap, Nurhayani Rambe (Caneong) dan seluruh sahabat-sahabatku yang sudah mendo’akan dan memberi dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan gelar sarjana pendidikan Kimia di Unimed.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, 06 Februari 2014 Penulis,
Gorga Dilangit Siregar NIM : 409331018
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ...i
Riwayat Hidup ...ii
Abstrak ...iii
Kata Pengantar ...iv
Daftar Isi...vi
Daftar Gambar………..ix
Daftar Tabel………..x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Identifikasi Masalah ...5
1.3. Batasan Masalah...6
1.4. Rumusan Masalah ...6
1.5. Tujuan Penelitian ...6
1.6. Manfaat Penelitian ...7
1.7. Defenisi Operasional ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...9
2.1. Kerangka Teoritis...9
2.1.1. Pengertian Belajar ...9
2.1.2. Hasil Belajar...9
2.1.3. Aktivitas-Aktivitas Belajar ...10
2.1.4. Faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar ...12
2.2. Entry Behavior ( Kemampuan Awal ) ...17
2.2.1. Pengertian Kemampuan Awal...17
2.2.2. Jenis-Jenis Entry Behavior (Kemampuan Awal) Siswa...21
2.2.3. Pengetahuan Awal Anak ...22
2.3. Pembelajaran Kooperatif...24
2.3.1 Aktivitas-Aktivitas Belajar ...25
2.3.2. Model Pembelajaraan Kooperatif NHT ...25
2.3.3. Langkah-langkah Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT ...26
2.3.4. Keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran NHT ...29
2.3.5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...30
2.3.6. Kelebihan Model Pembelajaran Tipe STAD ...34
2.4. Materi Pokok laju Reaksi ...34
2.4.1. Kemolaran ...34
2.4.2. Laju Reaksi...35
2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ...38
2.4.4. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi...40
2.4.5. Menentukan Persamaan Laju Reaksi ...44
2.5. Kerangka Konseptual...44
(6)
BAB III METODE PENELITIAN……….47
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian………47
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian………47
3.2.1.Populasi ……….…...47
3.2.2. Sampel ………...47
3.3. Variabel Penelitian……….…...47
3.4. Instrumen Penelitia……….. 48
3.4.1. Tes ………....48
3.4.2. Uji Validitas ……….48
3.4.3. Uji Tingkat Kesukaran ……….49
3.4.4. Uji Daya Pembeda ……….………...49
3.4.5. Uji Reliabilitas Tes ………...50
3.5. Rancangan Penelitian………50
3.6. Prosedur Penelitian………51
3.7. Tekhnik analisis Data………54
3.8. Uji Persyaratan Analisis Data ……….. 54
3.8.1. Uji Normalitas Data ………. 54
3.8.2. Uji Homogenitas Data ………. 55
3.8.3. Uji Hipotesis ………...55
3.8.4. Perhitungan (%) Peningkatan Hasil Belajar………..58
3.8.4. Perhitungan Gain ………..59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 60
4.1. Hasil Penelitian… ……….. 60
4.1.1. Hasil Test Kemampuan Awal ..………... 60
4.1.2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian.………...58
4.2. Hasil Uji Persyaratan Analisis...……….…... 62
4.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dan Hasil Uji Hipotesis…………...64
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian………67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………70
5.1. Kesimpulan………...………..70
5.2. Saran……...………...………...…..71
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif...25 Tabel 2.2. Laju Reaksi Larutan Br2dengan Asam Formiat Pada T = 250C...37 Tabel 2.3. Reaksi, Rumus Laju Reaksi, dan Orde Reaksi
Beberapa Senyawa...41 Tabel 3.1. Pengamatan Faktorial 2 x 2 ……….…………....50 Tabel 3.2. Kombinasi perlakuan data nilai hasil belajar siswa ……….………57 Tabel 3.3. Data nilai hasil belajar siswa………....57 Tabel 3.3. Tabulasi Jumlah Desain Penelitian Anava 2x2 ………..…...58 Tabel 4.1. Uji Validitas Tes Berdasarkan Teknik Product Moment…..……... 61 Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Ujian Data Peningkatan Hasil Belajar
Kimia siswa yang Diberi Kombunasi Perlakuan Model
Mengajar Dan Kemampuan Awal……….………...62 Tabel 4.3. Uji HomogenitasDataPeningkatanHasil Belajar KimiaSiswa
YangDiberiKombinasi Perlakuan Model mengajardan
Bentuk KemampuanAwal……….……..….. 63 Tabel 4.4. Data Nilai Hasil Belajar dan Model Pembelajaran…...…..……... 61
(8)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Peran dalam Kelompok Belajar ...32
Gambar 2.2. Grafik laju reaksi perubahan konsentrasi produk dan konsentrasi reaktan………...……...…….35
Gambar 2.3 Grafik reaksi orde nol………...…… 42
Gambar 2.4 Grafik reaksi orde satu……….……….. 43
Gambar 2.5 Grafik reaksi orde dua………….……….…..43
Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian………. 53
Gambar 4.1. Bentuk Interaksi Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Terhadap Peningkatan hasil Belajar Kimia Siswa………. 68
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ...73
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...75
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Test ...95
Lampiran 4 Instrumen Test (Sebelum Divalidasi) ...107
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Test...112
Lampiran 6 Soal Test Kemampuan Awal ...113
Lampiran 7 Data Hasil Test Kemampuan Awal Siswa Pada Kelas Eksperimen I (NHT)……….………… 114
Lampiran 8 Instrumen Tes ( Sesudah Divalidasi)……… 115
Lampiran 9 Kunci Jawaban (Sesudah Divalidasi) ……….….. 118
Lampiran 10 Pembahasan Instrumen Test ( Sesudah Divalidasi) ….……... 119
Lampiran 11 Tabel Validitas Instrumen Test,,,,………...……… 123
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Test………....………... 125
Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran..………...………... 127
Lampiran 14 Tabel Daya Beda Instrumen Test...………...………... 128
Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Test...………...………... 129
Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Test....………...………... 131
Lampiran 17 Rekapitulasi Analisis Instrumen Test………....………... 132
Lampiran 18 Data Hasil Belajar Siswa Pre-Test dan Pos-Test Pada Eksperimen I (NHT) ...………... 133
Lampiran 19 Data Hasil Belajar Siswa Pre-Test dan Pos-Test Pada Eksperimen II (STAD)………...……... 134
(10)
Lampiran 20 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi,
Dan Varians Hasil Belajar (NHT) ………...…………... 135
Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Hasil Belajar (STAD)………....…... 137
Lampiran 22Perhitungan Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Eksperimen I ( NHT )………...…………... 137
Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas………...…………... 141
Lampiran 24 Tabulasi Jumlah Desain Penelitian ANAVA 2x2 Faktorial……. 143
Lampiran 25 Uji Hipotesis…...………...…………... 144
Lampiran 26 Perhitungan Uji Hipotesis Data Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Metode Mengajar NHT dan Mengajar STAD ………..…… 146
Lampiran 27 Pengujian Pengaruh Sederhana Faktor Metodel Mengajar Untuk Taraf B1(NHT) Serta Pengujian Pengaruh Sederhana Fa Mengajar Untuk Taraf B2(STAD)…………... 151
Lampiran 28 Perhitungan Gain Ternomalisasi………...…….……... 155
Lampiran 29 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (χ 2) ……….. 160
Lampiran 30 Tabel Nilai-Nilai Product Moment………..………..…… 159
Lampiran 31 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-T (Tabel T)…...………….. 162
Lampiran 32Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Tabel F)………..……….. 163
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Modal utama peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan manusia-manusia yang tangguh bagi pembangunan nasional. Masalah klasik dan sekarang masih hangatnya dibicarakan adalah mengenai mutu pendidikan nasional yang masih rendah, dunia pendidikan sesungguhnya dipenuhi berbagai keragaman. Sebab, tidak ada siswa yang mempunyai daya tangkap, daya serap, daya berpikir dan daya kecerdasan yang sama antara satu siswa dengan satu siswa lainnya dalam sebuah kelas atau sekolah. Untuk itu, cara mendidik pun sesungguhnya berbeda-beda tergantung tingkat kecerdasan masing-masing siswa. Namun yang terjadi selama ini adalah keseragaman tata cara pendidikan di setiap sekolah, seakan-akan semua siswa mempunyai karakteristik yang sama. Padahal, karakteristik siswa amat berbeda sehingga cara mengajarinya pun menjadi beragam. Pengetahuan awal siswa sangat penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat diketahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran (Silalahi, 2010).
Ilmu kimia sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Namun selama ini banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia. Hal ini di karenakan pelajaran kimia yang bersifat abstrak. Keadaan ini menyebabkan siswa beranggapan bahwa pelajaran kimia itu adalah mata pelajaran yang sulit dan sangat membosankan (Slameto, 2010).
(12)
2
Masalah umum dalam pendidikan nasional adalah rendahnya mutu pendidikan, rendahnya mutu pendidikan ditandai dengan rendahnya prestasi (kompetensi) belajar. Hal ini dilihat dari nilai hasil ujian nasional mata pelajaran Kimia. Nilai ujian nasional pada mata pelajaran Kimia mengalami penurunan, nilai bidang studi Kimia pada tahun ajaran 2003/2004 adalah 4,6 kemudian pada tahun 2007/2008 rata-rata adalah 4.50 dan tahun 2008/2009 menjadi 4,45. Siswa juga lulus jika nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran.
http://ruangpikir.multiply.com (diakses 10 april 2013)
Masalah yang dihadapi guru dalam mengajar kimia di SMA adalah kemampuan awal siswa yang rendah dan seringnya siswa tidak berminat terhadap pelajaran yang diajarkan. Hal ini terlihat dari sikap siswa dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa berbicara dalam kelas pada saat guru menerangkan, siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan didepan kelas dan siswa sering permisi pada saat jam pelajaran belangsung. Salah satu penyebabnya adalah penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk mengatasi masalah ini maka guru dituntut untuk memperbaiki dan memperbaharui cara penyajian materi pelajaran, sehingga setiap guru harus mepersiapkan diri dengan sebaik-baiknya baik penguasaan keterampilannya maupun tentang prosedur yang tepat untuk satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi pembelajaran yang monoton.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari usaha pemerintah dalam melakukan inovasi seperti peubahan kurikulum, penataan guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, penggunaan metode dan pendekatan mengajar juga pendekatan penelitian. Penelitian tentang pembelajaran kimia menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat membuat pembelajaran kimia menjadi menarik dan menghasilkan hasil belajar kimia yang tinggi adalah keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran.
(13)
3
Dalam suatu pengajaran sering kali harus diperlukan lebih dari satu pendekatan pembelajaran. Oleh sebab tujuan-tujuan yang hendak dicapai biasanya juga saling berkaitan satu dengan lainnya dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang lebih umum. Karena kesulitan belajar bagi siswa tidak terlepas dari pendekatan yang diterapkan oleh guru. Oleh kerena itu upaya untuk meningkatkan prestasi (kompetensi) belajar siswa, guru harus mempunyai suatu pendekatan yang cocok disamping dengan yang biasa dipakai guru.
Kemampuan awal (Cognitive Entery Behavior) merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang telah dipelajari atau dikuasai oleh siswa sebagai prasyarat untuk mempelajari tugas-tugas pembelajaran yang baru. Kemampuan awal mungkin saja sesuatu yang perrnah dipelajari siswa, tetapi perlu dikeluarkan untuk mempelajari tes atau memecahkan soal-soal yang sedang dipelajari. Melalui tes Entery Behavior (kemampuan awal) siswa, guru akan mengetahui apa yang akan dibawa atau yang diketahui oleh siswa terhadap suatu pelajaran pada saat pelajaran dimulai (Depdiknas,2009).
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002). Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi hasil kelompok dan pelaporan hasil kerja setiap kelompok belajar siswa (Dwi, 2009).
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000:
(14)
4
28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengetahui pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD model pembelajaran kooperatif, tipe STAD merupakan pendekatan kooperatif yang paling sederhana. Tipe ini menumbuhkan kemampuan siswa untuk bekerja sama, berfikir kritis dan kemampuan membantu teman. Guru yang menggunakan tipe STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik yang baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan presentase verbal atau teks. Peran guru dalam proses belajar mengajar hanya sebagai fasilitator belajar dan mampu membangun pengajaran yang interaktif. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok yang heterogen antara 4-5 orang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Iin Rahmadani (2007) menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan penggunaan pembelajaran kooperatif tife NHT (Numbered Head Together) pada materi struktur atom mengalami ketuntasan belajar 86,75%, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fransisca (2010) menunjukkan hasil belajar kimia siswa meningkat sebesar 62,35% setelah diberikan model pembelajaran kooperatif NHT. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Winta Sinaga menunjukkan kenaikan hasil belajar kimia sebesar 67% dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada materi struktur atom.
Dari hasil observasi di SMA Negeri 6 Medan diketahui bahwa hasil belajar kimia siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa tergolong rendah berkisar 50-65 dibawah KKM yaitu 75. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 6 Medan secara umum menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum optimal karena Pengajaran kimia cenderung menggunakan metode ceramah dan di sekolah ini sudah memiliki fasilitas belajar seperti Laptop dan Infokus tetapi kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah saja.
(15)
5
Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok belajar.
Berdasaran uraian diatas, disini peneliti ingin mengetahui Pengaruh Kemampuan Awal dan Model pembelajaran Koperatif untuk mengajarkan pokok bahasan Laju Reaksi. Jadi peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kemampuan Awal (Entry Behavior) Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Laju Reaksi di Kelas XI SMA Negeri 6 Medan T.A 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pengetahuan awal siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa? 2. Apakah kurang variatifnya guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam PBM akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa?
3. Apakah materi Laju reaksi materi yang bersifat abstrak, mempengaruhi kesulitan belajar siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran?
4. Apakah dengan Kemampuan awal siswa dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dapat membuat siswa tertarik dalam proses belajar mengajar?
5. Apakah pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dapat meningkatkan hasil belajar dengan mengasah Kemampuan awal yang dimiliki siswa?
(16)
6
1.3 Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi maka penelitian ini dibatasi pada :
1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD.
2. Pokok bahasan Laju Reaksi dikelas XI IPA SMA
3. Kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai tes kemampuan awal siswa kelas XI IPA SMA.
4. Hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil evaluasi siswa setelah pemberian perlakuan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa. 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi.
3. Apakah ada interaksi antara kemampuan awal siswa dan model pembelajaran koopertaif tipe NHT dan STAD dalam pengaruh hasil belajar siswa.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kemampuan awal siawa terhadap hasil belajar siswa.
2. Untuk mengetahui Apakah ada perbedaan hasil belajar model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi.
(17)
7
3. Untuk menhetahui apakah ada interaksi antara kemampuan awal siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Data hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi siswa ;
Untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa perlunya kemampuan awal untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Laju reaksi.
2. Manfaat Bagi Guru ;
Memberikan masukan kepada guru mengenai pentingnya kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. 3. Bagi sekolah ;
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran kimia.
4. Bagi peneliti yang lain ;
Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan datang.
1.7 Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan awal Adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan yang inti yang benar-benar harus dikuasai sebelum
(18)
8
pengetahuan inti tersebut dipelajari. Kemampuan prasyarat ini harus mengadap sedini mungkin sebelum pengetahuan inti diberikan. Dan kemampuan awal dapat dilihat dari nillai hasil test soal kemampuan awal. 2. Pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk pendekatan pembelajaran
yang merupakan paham kontruktivisme, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa.
3. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD model pembelajaran kooperatif, tipe STAD merupakan pendekatan kooperatif yang paling sederhana. Tipe ini menumbuhkan kemampuan siswa untuk bekerja sama, berfikir kritis dan kemampuan membantu teman.
5. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki anak/siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan belajar adalah hasil postes.
(19)
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa.
2. Ada perbedaan Hasil belajar model pembelajaran koopeatif tipe NHT yang dikombinasikan dengan kemampuan awal Rendah memberikan rataan peningkatan hasil belajar kimia siswa sebesar 23,66 ± 0,55. Siswa yang dibelajarkan model kooperatif tipe NHT dikombinasikan dengan kemampuan awal Tinggi sebesar24,33 ± 0,79. Siswa yang dibelajarkan model koopeatif tipe STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal rendah sebesar 23,33 ± 0,45. Siswa yang dibelajarkan model kooperatif tipe STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal tinggi sebesar24,33 ± 0,87.
3. Ada interaksi antara kemampuan awal siswa yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
(20)
71
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka disarankan apabila guru menerapkan pembelajaran kimia yang menggunakan model belajar dan bentuk kemampuan awal, sebaiknya guru harus menggunakan model kooperatif tipe NHT dan STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal tinggi, karena pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan rataan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang paling tinggi. Penerapan faktor A (kemampuan awal) atau faktor B (model mengajar) secara terpisah, tetapi akan lebih baik apabila diterapkan secara bersama-sama dalam rangka peningkatan hasil belajar kimia siswa.
(21)
72
DAFTAR PUSTAKA
Devi, P.K., (2009), kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Depdiknas, (2003),Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran Kimia, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Derektorat Pendidikan Menengah dan Umum.
Djamarah, S.,B.,dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Herliyandu, (2009), Pengaruh kemampuan Awal dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Kadiri, Al, Nizar, ( 2009),Kemampuan Awal Siswa,
(http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/22/kemampuan-awal- iswa/Abstract. Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di
Ruang-Ruang kelas, P.T Grasindo, Jakarta.
Puger, I., Gusti, N., (2008), Jurnal Volume 2 No.3, Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model CO-OP CO-OP dan Motivasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Seririt, (Eksperimen Pada Pokok Bahasan Peningkatan Produksi Pangan).Universitas Panji Sakti Singaraja, Jakarta. Prawiradilaga, Salma, Dewi, (2007), Prinsip Desain Pembelajaran, Edisi Pertama
Kencana, Jakarta
Purba, M., (2006),Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta Purwanto, (2008),Evaluasi Hasil Belajar,Surakarta, Pustaka Pelajar.
Sanjaya, W., (2006),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta..
Silalahi, Juli, A.M., (2010), Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Bervariasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pada Pokok Bahasan Partkel Materi,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
(22)
73
Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan
Siregar, E., dan Nara, H., (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R., E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktek Terjemahan, Penerbit : Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2002),Metode Statistik,Penerbit Tarsito, Bandung.
Suharsimi, A.,(2009),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Sutresna, N., (2007), kimia untuk kelas XI ,Penerbit Grafindo Media Pratama,
Bandung.
Tarigan, S., (2010),Pengantar Metode Penelitian Ilmiah,FMIPA, UNIMED, Medan. Yamin, M., H., (2008), Pradigma Pendidikan Kontruktivistik, Penerbit G.P Press.
Jakarta
Pendidikan, (2008), Hasil UN. (http.//www.pustekom.depdiknas.go.id/index.php? pilih=hal&id=81)http://ruangpikir.multiply.com (diakses 10 april 2013)
(1)
3. Untuk menhetahui apakah ada interaksi antara kemampuan awal siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Data hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi siswa ;
Untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa perlunya kemampuan awal untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Laju reaksi.
2. Manfaat Bagi Guru ;
Memberikan masukan kepada guru mengenai pentingnya kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. 3. Bagi sekolah ;
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran kimia.
4. Bagi peneliti yang lain ;
Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan datang.
1.7 Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan awal Adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan yang inti yang benar-benar harus dikuasai sebelum
(2)
pengetahuan inti tersebut dipelajari. Kemampuan prasyarat ini harus mengadap sedini mungkin sebelum pengetahuan inti diberikan. Dan kemampuan awal dapat dilihat dari nillai hasil test soal kemampuan awal. 2. Pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk pendekatan pembelajaran
yang merupakan paham kontruktivisme, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa.
3. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD model pembelajaran kooperatif, tipe STAD merupakan pendekatan kooperatif yang paling sederhana. Tipe ini menumbuhkan kemampuan siswa untuk bekerja sama, berfikir kritis dan kemampuan membantu teman.
5. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki anak/siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan belajar adalah hasil postes.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa.
2. Ada perbedaan Hasil belajar model pembelajaran koopeatif tipe NHT yang dikombinasikan dengan kemampuan awal Rendah memberikan rataan peningkatan hasil belajar kimia siswa sebesar 23,66 ± 0,55. Siswa yang dibelajarkan model kooperatif tipe NHT dikombinasikan dengan kemampuan awal Tinggi sebesar24,33 ± 0,79. Siswa yang dibelajarkan model koopeatif tipe STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal rendah sebesar 23,33 ± 0,45. Siswa yang dibelajarkan model kooperatif tipe STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal tinggi sebesar24,33 ± 0,87.
3. Ada interaksi antara kemampuan awal siswa yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
(4)
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka disarankan apabila guru menerapkan pembelajaran kimia yang menggunakan model belajar dan bentuk kemampuan awal, sebaiknya guru harus menggunakan model kooperatif tipe NHT dan STAD yang dikombinasikan dengan kemampuan awal tinggi, karena pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan rataan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang paling tinggi. Penerapan faktor A (kemampuan awal) atau faktor B (model mengajar) secara terpisah, tetapi akan lebih baik apabila diterapkan secara bersama-sama dalam rangka peningkatan hasil belajar kimia siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Devi, P.K., (2009), kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Depdiknas, (2003),Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran Kimia, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Derektorat Pendidikan Menengah dan Umum.
Djamarah, S.,B.,dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Herliyandu, (2009), Pengaruh kemampuan Awal dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Kadiri, Al, Nizar, ( 2009),Kemampuan Awal Siswa,
(http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/22/kemampuan-awal- iswa/Abstract. Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di
Ruang-Ruang kelas, P.T Grasindo, Jakarta.
Puger, I., Gusti, N., (2008), Jurnal Volume 2 No.3, Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model CO-OP CO-OP dan Motivasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Seririt, (Eksperimen Pada Pokok Bahasan Peningkatan Produksi Pangan).Universitas Panji Sakti Singaraja, Jakarta. Prawiradilaga, Salma, Dewi, (2007), Prinsip Desain Pembelajaran, Edisi Pertama
Kencana, Jakarta
Purba, M., (2006),Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta Purwanto, (2008),Evaluasi Hasil Belajar,Surakarta, Pustaka Pelajar.
Sanjaya, W., (2006),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta..
Silalahi, Juli, A.M., (2010), Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Bervariasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pada Pokok Bahasan Partkel Materi,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
(6)
Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan
Siregar, E., dan Nara, H., (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R., E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktek Terjemahan, Penerbit : Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2002),Metode Statistik,Penerbit Tarsito, Bandung.
Suharsimi, A.,(2009),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Sutresna, N., (2007), kimia untuk kelas XI ,Penerbit Grafindo Media Pratama,
Bandung.
Tarigan, S., (2010),Pengantar Metode Penelitian Ilmiah,FMIPA, UNIMED, Medan. Yamin, M., H., (2008), Pradigma Pendidikan Kontruktivistik, Penerbit G.P Press.
Jakarta
Pendidikan, (2008), Hasil UN. (http.//www.pustekom.depdiknas.go.id/index.php? pilih=hal&id=81)http://ruangpikir.multiply.com (diakses 10 april 2013)