Peningkatan prestasi belajar matematika materi sifat kubus dan balok menggunakan media bangun ruang pada siswa kelas IV SDN Sukorejo 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Slamet, 2012. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT

KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA
KELAS IV SDN SUKOREJO 3.

Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsi S1.Yogyakarta:PGSD,FKIP,USD.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada materi
sifat-sifat kubus dan balok dikarenakan (a) guru kurang sabar dalam menyampaikan
konsep kepada siswa, (b) guru tidak menggunkan media ataupun alat peraga sehingga
materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan
penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkanprestasi belajar pada siswa SDN
Sukorejo 3 tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian dilaksanakan di SDN Sukorejo 3 Kecamatan mertoyudan pada bulan
Maret 2012. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV
SDN Sukorejo 3. Penelitian ini menggunakan media bangun ruang sebagai alat bantu
siswa dalam mengenal sifat-sifat kubus dan balok. Teknik pengumpulan datanya

menggunakan alat ukur tes untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa dalam dua siklus,
yang disusun oleh peneliti sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media bangun ruang dapat
membantu prestasi belajar siswa pada materi sifat kubus dan balok. Nilai rata-rata
prestasi belajar siswa sebelum tindakan adalah 57. Pada siklus I menjadi 78 dan pada
siklus III meningkat menjadi 83. Sedangkan nilai ketuntasan siswa sebelum tindakan
adalah 52%. Pada siklus I 81% dapat tuntas selanjutnya pada siklus II tingkat
ketuntasan meningkat menjadi 100%.

Kata kunci: prestasi belajar, bangun ruang kubus dan balok, media bangun ruang

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
SLAMET,2012. IMPROVED MATERIAL PROPERTIES OF MATHEMATICS
LEARNING ACHIEVEMENT CUBES AND BLOCKS USING THE
GEOMETRICAL MEDIA ON THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN
SUKOREJO 3

Academic year
Counseling,USD.

2011/2012.S1

Thesis,

Yogyakarta:PGSD,

Guidance

and

The background of this problem is the low student achievement on the material
properties of cubes and blocks due to (a) teachers lack patience in presenting concepts
to students, (b) teachers do not use props or media so that the material presented was not
wll received by students, therefore, research conducted this study in order to determine
whether the use of geometrical media can improve student achievement of SDN
Sukorejo 3 in the academic year 2011/2012.
The study was conducted in SDN Sukorejo 3 Mertoyudan districts in March

2012. In this study, the research subjects were fourth grade students of SDN Sukorejo 3.
This research uses the media as a tool geometrical to students in identifying the
properties of cubes and blocks. Data collection technique using a measuring instrument
to determine the value of mastery test students in two cycles composed of researchers
themselves.
Results the studies showed that the use of geometrical media can help student
achievement on the material properties of cubes and blocks. Students achievement
scores before action is 57. In the first cycle to 78 and the cycle increased to 83. While
the value of students mastery before action is 52%. 81% in the first cycle can be
completed later in the second cycle to 100% mastery level.
Keywords: achievement, geometrical cubes and blocks, geometrical media.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT
KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS IV SDN SUKOREJO 3


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH :
SLAMET
101132035

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT

KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS IV SDN SUKOREJO 3

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH :
SLAMET
101132035

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persembahan
Kupersembahkan karya ini untuk:
Allah SWT
Istriku tersayang
Anak-anakku tercinta
Almamaterku : Universitas Sanata Dharma

iv


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil

Berusahalah jangan sampai lengah walaupun sedetik saja,
karena atas kelengahankita tak akan bisa dikembalikan
seperti semula
jadilah seperti karang dilautan yang kuat
dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang
lain, karena hidup hanyalah sekali. ingatlah
hanya pada allah apapun dan di manapun
kita berada kepada dia-lah tempat meminta
dan memohon

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memnuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembat pengesahan adalah asli.
Apabila bukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia untuk
memperbaiki.

Yogyakarta, 19 Nopember 2012
Penulis,

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SLAMET
NIM

: 101132035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT
KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG PADA
SISWA

KELAS

IV

SDN

SUKOREJO

3.


dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universiatas Sanata
Dharma

untuk

menyimpan,

mengalihkan

dengan

bentuk

media

lain,

dan


mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan saya ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Nopember 2012
Yang menyatakan,

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Slamet, 2012. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT

KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA
KELAS IV SDN SUKOREJO 3.

Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsi S1.Yogyakarta:PGSD,FKIP,USD.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada materi
sifat-sifat kubus dan balok dikarenakan (a) guru kurang sabar dalam menyampaikan
konsep kepada siswa, (b) guru tidak menggunkan media ataupun alat peraga sehingga
materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan
penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkanprestasi belajar pada siswa SDN
Sukorejo 3 tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian dilaksanakan di SDN Sukorejo 3 Kecamatan mertoyudan pada bulan
Maret 2012. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV
SDN Sukorejo 3. Penelitian ini menggunakan media bangun ruang sebagai alat bantu
siswa dalam mengenal sifat-sifat kubus dan balok. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan alat ukur tes untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa dalam dua siklus,
yang disusun oleh peneliti sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media bangun ruang dapat
membantu prestasi belajar siswa pada materi sifat kubus dan balok. Nilai rata-rata
prestasi belajar siswa sebelum tindakan adalah 57. Pada siklus I menjadi 78 dan pada
siklus III meningkat menjadi 83. Sedangkan nilai ketuntasan siswa sebelum tindakan
adalah 52%. Pada siklus I 81% dapat tuntas selanjutnya pada siklus II tingkat
ketuntasan meningkat menjadi 100%.

Kata kunci: prestasi belajar, bangun ruang kubus dan balok, media bangun ruang

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
SLAMET,2012. IMPROVED MATERIAL PROPERTIES OF MATHEMATICS
LEARNING ACHIEVEMENT CUBES AND BLOCKS USING THE
GEOMETRICAL MEDIA ON THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN
SUKOREJO 3
Academic year
Counseling,USD.

2011/2012.S1

Thesis,

Yogyakarta:PGSD,

Guidance

and

The background of this problem is the low student achievement on the material
properties of cubes and blocks due to (a) teachers lack patience in presenting concepts
to students, (b) teachers do not use props or media so that the material presented was not
wll received by students, therefore, research conducted this study in order to determine
whether the use of geometrical media can improve student achievement of SDN
Sukorejo 3 in the academic year 2011/2012.
The study was conducted in SDN Sukorejo 3 Mertoyudan districts in March
2012. In this study, the research subjects were fourth grade students of SDN Sukorejo 3.
This research uses the media as a tool geometrical to students in identifying the
properties of cubes and blocks. Data collection technique using a measuring instrument
to determine the value of mastery test students in two cycles composed of researchers
themselves.
Results the studies showed that the use of geometrical media can help student
achievement on the material properties of cubes and blocks. Students achievement
scores before action is 57. In the first cycle to 78 and the cycle increased to 83. While
the value of students mastery before action is 52%. 81% in the first cycle can be
completed later in the second cycle to 100% mastery level.
Keywords: achievement, geometrical cubes and blocks, geometrical media.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan karunia yang
telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar matematika materi Sifat Kubus dan Balok Menggunakan
Media Bangun Ruang Pada Siswa kelas IV SDN Sukorejo 3 Tahun Pelajaran
2011/2012” dapat berjalan lancar. Skipsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi
yang ditempuh.
Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Room G. Ari Nugrahanta,SJ.,SS.,BST.,MA., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, beliau merupakan
inspirator dalam memotivasi penulis sehingga karya ini dapat selesai dengan baik.
4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku dosen pembimbing II yang memberikan dukungan
dan bimbingan selama penulisan skripsi.
5. Seluruh dosen dan karyawan USD yang telah membantu saya dalam memberikan
ilmu, wawasan dan pengalaman yang bermanfaat kepada penulis selama ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Bapak M.Irwanto selaku kepala sekolah SDN Sukorejo 3, dan selaku guru partner
dalam pelaksanaan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
7. Seluruh keluarga besar SDN Sukorejo 3 yang membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini
8. Rekan-rekanku di Prodi PPKHB PGSD universitas Sanata Dharma, terimakasih
atas motivasi dan kerjasamanya.
9. Keluargaku yang telah memberikan dukungan doa dan semangat.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna maka saran dan kritik sangat diperlukan
untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagidan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Yogyakarta, 19 Nopember 2012
Penulis,

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………….

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………..

ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………..

iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………..

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………..

vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK………………………….

vii

ABSTRAK………………………………………………………….

viii

KATA PENGANTAR………………………………………….......

x

DAFTAR ISI……………………………………………………….

xii

DAFTAR BAGAN…………………………………………………

xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………..

xv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….

xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………..

1

B. Pembatasan Masalah……………………………………

5

C. Perumusan Masalah…………………………………….

5

D. Batasan Pengertian……………………………………..

5

E. Tujuan Penelitian………………………………………..

6

F. Manfaat Penelitian………………………………………

7

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar…………………………………………………..

8

B. Pestasi Belajar…………………………………………….

9

C. Belajar matematika………………………………………..

18

D. Media Bangun Ruang……………………………………..

20

E. Belajar Menggunakan Media Bangun Ruang………….....

24

F. Kerangka Berfikir……………………………………….....

26

G. Hipotesis Tindakan………………………………………...

27

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………….

28

B. Setting penelitian………………………………………….

32

C. Waktu Penelitian…………………………………..............

33

D. Rencana Tindakan…………………………………………

34

E. Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen penelitian

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………………..

56

B. Pembahasan…………………………………………………...

73

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….

75

B. Saran…………………………………………………………..

75

DAFTAR PUSTAKA……………………………………… …………

77

LAMPIRAN…………………………………………………………..

79

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rubrik Penelitian Kinerja Kelompok……………………….

47

Tabel 2 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I pertemuan 1………………

50

Tabel 3 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I pertemuan II……………….

50

Tabel 4 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II pertemuan I………………

51

Tabel 5 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II pertemuan II……………..

51

Tabel 6 Rubrik Evaluasi…………………………………………….

51

Tabel 7 Kondisi awal nilai siswa kelas IV SDN Sukorejo 3………

56

Tabel 8 Hasil Tes siklus I siswa kelas IV SDN Sukorejo 3………..

63

Tabel 9 Analisis Data Siklus I………………………………………

64

Tabel 10 Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas IV SDN Sukorejo 3……..

69

Tabel 11 Analisis Data Siklus II……………………………………

70

Tabel 12 Hasil peningkatan prestasi belajar pada tiap siklus……….

71

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………………………

xv

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Silabus ………………………………………………………………

80

Lampiran 2 RPP Siklus I ……………………………………………

81

Lampiran 2 RPP Siklus II…………………………………………..

85

Lampiran 3 Kisi-kisi penulisan soal Siklus I………………………

86

Lampiran 3 Kisi-kisi penulisan soal Siklus II……………………..

87

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa siklus I………………………..

89

Lampiran 4 Kunci Jawaban Siklus I………………………………

91

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa siklus II……………………….

92

Lampiran 4 Kunci Jawaban Siklus II…… ………………………….

94

Lampiran5 Kisi-kisi lembar observasi siswa………………………..

95

Lampiran 6 Lembar Observasi siswa……………………………….

96

Lampiran 7 Kegiatan Guru…………………………………………..

98

Lampiran 8 Daftar nilai siswa ketuntasan pra siklus………………….

99

Lampiran 8 daftar nilai ketuntasan siswa siklus I…………………….

99

Lampiran 8 daftar nilai ketuntasan siswa siklus II…………………….

101

Lampiran 9 jadwal Penelitian………………………………………….

102

Lampiran 10 Foto Kegiatan Pembelajaran…………………………….

103

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia memasuki era globalisasi yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, komunikasi dan teknologi.
Selain itu, di berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, sosial dan
politik juga mengalami perkembangan. Hal tersebut menyebabkan dunia
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Setiap manusia harus bisa
bertahan hidup dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan tersebut
agar tidak tertinggal dengan manusia lainnya.
Pendidikan

merupakan

usaha

sadar

dan

terencana

untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Melalui pendidikan diharapkan mampu mewujudkan manusia
yang cerdas dan terampil dalam menghadapi segala tantangan hidup.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu pendidikan yang
berkualitas dalam segala bidang pendidikan dan harus selalu ditingkatkan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting
diajarkan pada siswa karena matematika memiliki peranan dalam berbagai
bidang kehidupan manusia. Misalnya dalam kegiatan ekonomi, pertanian,

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

teknologi,

komunikasi

da n

sebaginya.

Sehingga

setelah

belajar

matematika, siswa diharapkan tidak hanya mengerti tentang materi yang
diajarkan, akan tetapi mampu menggunakannya dalam kehidupan seharihari. untuk itu kualitas pendidikan matematika harus ditingkatkan. Salah
satunya adalah dengan cara meningkatkan kualitas pembelajarnnya.
Karena proses pembelajarn akan mempengaruhi pencapaian tujuan belajar
siswa, yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Pendapat Sudjana yang dikutip Sugihartono,dkk (2008:88)
pembelajarn merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar. Dengan kata lain guru sebagai pendidik berperan dalam
menciptakan suatu kondisi belajar yang baik, sehingga siswa dapat belajar
dan memperoleh hasil yang optimal. Begitu juga dalam bidang
matematika, dibutuhkan suatu kondisi belajar yang dapat mengaktifkan
siswa. Siswa diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi melakukan dan
mencoba sendiri apa yang sedang dipelajari baik individu maupun
kelompok.
Menurut pendapat Slavin yang diterjemahkan oleh Lita (2009:4)
mengartikan bahwa dalam belajar kelompok siswa belajar bersama, saling
menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil
belajar secara individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif
menekankan kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

tujuan

pembelajarnnya.

Melalui

belajar

secara

kelompok,

siswa

memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan temannya.
Berdasarkan observasi awal peneliti dari kelas I sampai dengan
kelas VI SDN Sukorejo 3 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang
diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas IV masih kurang baik
jika dibandingkan dengan kelas-kelas lain. Selanjutnya dengan melihat
nilai hasil ujian ahir semester 1, rata-rata nilai mata pelajaran matematika
siswa kelas V dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya adalah paling
rendah. Nilai rata-rata ujian ahir semester pada Tahun Ajaran 2010/2012,
satu kelas IV untuk

mata pelajaran Matematika dengan 22 siswa

memperoleh rata-rata sebesar 57,72 dengan KKM 60 mempunyai nilai
ketuntasan 52%.
Setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut, bisa diduga bahwa
ternyata nilai matematika yang rendah disebabkan oleh pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kurang mengaktifkan siswa. Dalam pembelajaran
matematika yang dilakukan oleh guru, komunikasi cenderung berlangsung
satu arah. Guru mendominasi pembelajaran dengan banyak berceramah
dan siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat. Pembelajaran
cenderung monoton dan membuat siswa menjadi jenuh dan tersiksa. Siswa
menjadi pasif dan interaksi siswa dengan siswa yang lain untuk membahas
pelajaran relatif sedikit. Setiap siswa terpaku pada kebosanan masingmasing selama proses pembelajaran. Keadaan seperti itu menyebabkan
siswa kurang dapat menerima dan memahami materi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Penerimaan dan pemahaman materi yang kurang maksimal akan
berdampak pada pencapaian hasil belajar yang kurang maksimal pula.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya suatu pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk

berinteraksi

dengan

siswa

lain

guna

mencapai

tujuan

pembelajarannya. Pendapat Cooper dan Heinich yang dikutip oleh Nur
Asma (2006:11) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif sebagai
metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang
heterogen dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugastugas akademik bersama, sambil bekerjasama belajar ketrampilanketrampilan kolaboratif dan sosial.
B. Pembatasan Masalah
Dengan mengetahui latar belakang diatas dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih monoton,
menggunakan metode ceramah saja
2. Kemungkinan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika masih
rendah disebabkan karena guru belum menggunakan alat peraga
3. Soal-soal sifat kubus dan balok sangat bervariasi baik dari jenis,
kombinasi, dan tingkat kesulitannya.

C. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

1. Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi sifat kubus dan
balok pada siswa kelas IV di SDN Sukorejo 3 Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang?
2. Apakah media bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV SDN Sukorejo 3 kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang?

D. Batasan Pengertian
a. Belajar adalah kegiatan seseorang yang dilalukan secara sadar yang
menghasilkan suatu prubahan baik tingkah laku maupun ilmu
pengetahuan, yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik (ketrampilan) dimana tingkah laku tersebut
bersifat menetap.
b. Media Bangun Ruang adalah merupakan media pembelajaran visual
diam dari bentuk-bentuk bangun ruang yang diwujudkan secara nyata
sehingga dapat dilihat langsung oleh siswa.
c. Materi Sifat kubus dan Balok adalah konsep bangun ruang yang
diajarkan di Sekolah Dasar yang berfokus pada sifat kubus dan balok
yang memiliki unsure titik, garis dan bidang.
d. Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan

dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

penelitian yang dimaksudkan adalah hasil belajar pada materi sifatsifat bangun ruang yaitu kubus dan balok yang ditunjukkan dengan
nilai atau angka setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui penggunaan media bangun ruang dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SDN
Sukorejo 3 Kecamatan Mertoyudan
2. Untuk mengetahui prestasi belajar matematika dengan menggunakan
media bangun ruang pada siswa kelas IV SDN Sukorejo 3 Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten magelang.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Untuk guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika.
2. Untuk peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan
kemampuan mengembangkan media pembelajaran, dalam hal ini
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang dialami semua orang dan
bermanfaat bagi semua orang. Seseorang belajaar untuk mendapatkan
pengetahuan baru dan untuk menyempurnakan pengetahuan yang sudah
dimiliki sebagai bekal kehidupan. Seiring dengan kemajuan IPTEK yang
menimbulkan perubahan pada segala bidang menunjukan bahwa belajar
perlu

bagi

manusia

agar

te ta p

bisa

menyesuaikan

diri

dan

mempertahankan hidup.
Slameto (2003:2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan Sedangkan Winkel (1987) dalam Wens
Tanlain (2007:7) menyatakan belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis, yang berlangsung antara interaksi aktif dengan lingkungannya,
yang

menghasilkan

perubahan-perubahan

dalam

pengetahuan-

pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif
konstan dan berbekas. Menurut Sumadi (1983:5), belajar adalah aktivitas

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar ( dalam arti
behavioral changes), baik aktual maupun potensial.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, belajar adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang secara sadar yang menghasilkan sauatu perubahan
baik tingkah laku maupun ilmu pengetahuan, yang meliputi aspek
kongnitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotori (ketrampilan)
diman tingkah laku tersebut bersifat menetap.

B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi
berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995:787). Sedangkan
pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
(Depdikbud, 1995:114).
Belajar merupakan suatu kegiatan proses yang merupakan unsure
mendasar di setia penyelenggaraan pendidikan. Berhasil tidaknya suatu
pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar
yang dialami oleh siswa. Proses belajar yang dialami siswa baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik ketika siswa berada disekolah,
dilingkungan rumah, maupun dikeluarga sendiri.
Belajar merupakan kegiatan yang dialami semua orang dan
bermanfaat bagi semua orang. Seseorang belajar untuk mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

pengetahuan baru dan untuk menyempurnakan pengetahuan yang sudah
dimiliki sebagai bekal kehidupan. Seiring dengan kemajuan IPTEK
yang menimbulkan perubahan pada segala bidang menunjukan bahwa
belajar perlu bagi manusia agar tetap bisa menyesuaikan diri dan
mempertahankan hidup. Secara umum belajar adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang secara sadar yang menghasilkan suatu perubahan
baik tingkah laku maupun ilmu pengetahuan, yang meliputi aspek
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (keterampilan)
diman tingkah laku tersebut bersifat menetap.
Prestasi belajar dan proses belajar merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Prestasi belajar merupakan hasil balajar
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Hasil proses belajar tersebut
tercapai atau tidak dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau tes
terhadap materi belajar yang telah diajarkan. Seberapa besar siswa
mampu memberikan feed back dari setiap evaluasi atau tes yang
diberikan.
Dalam KBBI (2007:895), prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Menurut Winkel (1984:162), prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan Suratinah (1984:43)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha
kegiatan belajar anakyang dapat dinyatakan dalam bentuk symbol,
angka huruf maupun kalimat.
Prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika
memnuhi tiga aspek, yakni: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
a) Aspek kognitif
`Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan
kegiatan berfikir. Aspek ini sangat erat dengan tingkat intelegensi
(IQ) atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif
selalu menjadi perhatian utama dalam system pendidikan formal.
Hal itu terbukti dengan melihat model pembelajaran penilaian di
sekolah-sekolah. Penilaian disekolah biasanya mengedepankan
kesempurnaan pada aspek kognitif.

b) Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan
sikap. Aspek ini berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (EQ)
siswa. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,
tanggung jawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan
sebaginya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

c) Aspek psikomotorik
`

Aspek psikomotorik menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan
gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih
sederhananya, aspek ini menunjukkan kemampuan atau ketrampilan
(skill) yang dimiliki siswa setelah menerima pengetahuan.
Dalam penelitian ini ditekankan pada aspek kognitif saja, yaitu
yang menyangkut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah yang
berkaitan dengan kegiatan berfikir atau mengedepankan tingkat
intelegensi (IQ).
Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai
atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang
dimaksudkan adalah hasil belajar operasi hitung pada pokok bahasan
penjumlaah bilangan bulat yang ditunjukan melalui angka atau nilai
setelah mengikuti tes nilai yang diberikan oleh guru.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat menjadi baik dan kurang baik. Menurut
Muhibbin (1995:132) ada tiga faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, yaitu factor internal dan factor eksternal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri
anak tersebut. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi
belajar siswa menjadi tinggi.
Faktor internal meliputi :
1) Aspek fisiologis merupakan aspek dalam diri seseorang yang
berhubungan degnan keadaan fisiknya. Aspek ini bersifat
jasmaniah. Aspek fisiologis yang dapat mempengaruhi belajar
anak adalah :
a) Funsi panca indera
Dengan panca indera yang berfungsi dengan baik,
maka dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan
dapat berjalan dengan lancar. Dan sebaliknya, jika
terdapat pcanca indera yang berfungsi kurang baik, maka
dalam mencapai prestasi belajar akan terkendala.
b) Kesehatan
Kesehatan anak akan berpengaruh dalam kegiatan
belajar untuk mecapai prestasi yang diiinginkan. Jika anak
sering sakit-sakitan, secara otomatis anak tersebut tidak
dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Dengan
demikian, prestasi yang diingikan dalam belajar anak
kurang sesuai dengan yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

c) Kondisi tubuh
Kondisi tubuh yang normal akan lebih mudah
mencapai

prestasi

belajar

yang

diharapkan.

Dan

sebaliknya, jika terdapat organ tubuh yang kurang normal
atau sakit, maka dapat mengganggu kegiatan belajar anak
sehingga asil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2) Aspek psikologis
Aspek

psikologis

merupakan

aspek

yang

berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Aspek ini bersifah
rohaniah. Aspek psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar anak antara lain.
a) Kondisi mental
Kondisi ini dapat berupa kemampuan mental dan
taraf kecerdasan anak. Anak yang memiliki taraf
kecerdasan yang tinggi dan mental yang sehat, lebih
mudah mencapai hasil yang diharapkan. Kegiatan belajar
yang dilakukan anak akan berjalan dengan lancar. Dan
sebaliknya, jika mental anak terganggu dan teraf
kecerdasan relatif rendah, maka dalam mencapai hasil
belajar kurang sesuai dengan yang diharapakan.
b) Emosi anak
Emosi anak dapat berupa cara penyesuaian dirinya,
kematangan emosi, perasaan dan sikap terhadap teman
sekelas, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

c) Kebiasaan dan Sikap terhadap pelajaran
Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik,
anak harus memiliki kebiasaan dan sikap yang antusias
terhadap pelajaran. Jika anak kurang perhatian dan kurang
berminat terhadap pelajaran, maka akan menyebabkan
kegiatan belajar menjadi terganggu.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri
anak. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
anak dapat berasal dari :
1) Sekolah
Sekolah adalah tempat anak melakukan kegiatan
belajar. Dari lingkungan sekolah ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar anak antara lain:
a) Sifat kurikulum
b) Interaksi guru dengan murid
c) Media yang digunakan dlam kegiatan belajar mengajar
2) Keluarga
Keluarga adalah tempat pendidikan utama dari
anak. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di keluarga
antara lain:
a) Cara yang digunakan orang tua untuk mendidik anakanaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

b) Suasana atau keharmonisan keluarga.
c) Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.
d) Keadaan sosial ekonomi keluarga
Dari penjelasan di atas, anak dipengaruhi beberapa faktor dalam
mencapai prestasi belajar. Dalam keluarga, orang tua memegang peranan
penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak dari masih dalam
kandungan sampai anak tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Sebelum
sekolah, anak melakukan pendidikan yang pertama di lingkungan keluarga.
Keluarga terutama orang tua mendidik anak-anaknya dengan membina dan
mengarahkan sesuai dengan minat dan bakat anak.
Pendidikan dari orang tua terhadap anak berpengaruh besar terhadap
anak di kemudian harinya. Bila pendidikan yang diterima anak dalam keluara
tidak memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki dalam dirinya, maka hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan dan
tingkah laku anak di kemudian hari. jika anak memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan potensinya, maka anak memiliki modal kehidupan dan
perkembangannya kelak di kemudian harinya.
Jadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal
dan faktor eksternal, faktor internal antara lain fungsi panca indera, kesehatan
dan kondisi tubuh harus stabil. Selain itu faktor eksternal juga mempengaruhi
diantaranya adalah sekolah, keluarga yang kondusif. Jadi antar faktor internal
dan eksternal harus seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

3.

Indikator Prestasi Belajar
Pengungkapan hasil prestasi belajar meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Perubahan hasil belajar bersifat tak dapat diraba. Oleh karena itu
penilaian hasil belajar hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah
laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Kunci pokok untuk
memperoleh ukuan dan data hasil belajar siswa yaitu mengetahui garisgaris besar indicator dikaitkan dengan jenis prestasi belajar yang
hendak diukur.

4.

Batas Minimal Prestasi Belajar
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu
berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Muhibbin Syah
(1995:153)

menyatakan

ada

dua

norma

pengukuran

tingkat

keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar, yaitu:
a) Norma skala angka 0 sampai 10
b) Norma skala angka 0 sampai 100
Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar
(passing grade) skala 0 – 10 adalah 5,5 atau 6 sedangkan untuk skala 0
– 100 adalah 55 atau 60. Siswa dianggap memenuhi target minimal
keberhasilan belajar apabila dapat menyelesaikan lebih dari sepauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi
dengan benar.

C. Belajar Matematika
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar yang
menghasilkan suatu perubahan baik tingkah laku maupun ilmu pengetahuan,
yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik
(keterampilan) diman tingkah laku tersebut bersifat menetap.
Matematika perlu diberikan pada peserta didik mulai dari Sekolah
Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis,

sistematis,

kritis,

dan

kreatif.

Dalam

setiap

kesempatan

pemebelajaran matematikan hendaknya dimulai dengan pengenalan maslah
yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan
masalah kontesktual, peserta didik secara bertahap di bimbing unutk
menguasai

konsep

matematika.

Untuk

meningkatkan

keefektifan

pembelajaran, sekolah diharpakan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya ( Permendiknas
RI No.22, 23, 24 tahun Tujuan Mata Pelajaran Matematika Untuk SD).
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos”
secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak
dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik dari kaidah-kaidah tertentu
melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia). Menurut Sujono (1988:5) dalam
buku Pemahaman Konsep Matematika, matematika merupakan ilmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan
dengan

bilangan.

yangberhubungan

Jadi,
dengan

matematiak
bilangan

adalah
dan

ilmu

pemecahan

pengetahuan
masalahnya

membutuhkan penalaran dan analisis.
Jadi Belajar Matematika adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
secara sadar yang berhubungan dengan bilangan dan dalam pemecahan
masalahnya membutuhkan penalaran dan analisis sehingga mengahasilkan
suatu perubahan. Berdasarkan penelitiannya, Piaget (1896-1980) dalam buku
Episentrum Psikologi mengemukakan ada empat tahap perkembangan
pembelajaran dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu :
a. Tahap Sensor-motor
Tahap ini dicapai anak umur 2 tahun. Karakteristiknya merupakan
gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung. Anak belum mempunyai
kesadaran adanya konsep objek yang tetap. Bila objek tersebut
disembunyikan, maka anak itu tidak akan mencarinya. Karena anak secara
kontinu bertambah pengalaman terhdap lingkungannya,
Pada akhir periode sensori-motor, anak menyadari bahwa objek yang
disembunyikan masih ada dan ia harus berusaha mencarinya.
b. Tahap Pra-Operasional
Tahap ini di capai anak umur 2 – 7 tahun. Operasi adalah suatu proses
perfikir

logis

dan

merupakan

aktivitas

mental

bukan

aktivitas

sensorimotor. Pada tahap pra-opreasional siswa dalam berfikirnya tidak di
dasarkan pada keputusan yang logis, melainkan didasarkan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

keputusan yang logis, melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat
di lihat seketika. Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian
operasi konkret.
c. Tahap Operasi Konkret
Tahap ini kira-kira dicapai pada usia 7 – 11 tahun uatau 12 tahun.
Tahap ini di tandai dengan permulaan berfikir matematik logis. Siswa
dalam periode ini, di dalam berfikirnya dikatakan menjadi operasional.
Tahap ini disebut opersi konkret sebab berfikir logisnya didasarkan atas
manipulasi fisik dari objek-objek. Dengan perkataan lain, pengerjaan –
pengerjaan logis dapat dilakukan dengan berorientasi ke objek-objek atau
peristiwa-peristiwa yang langsung dialami. Secara singkat dapatlah
dikatakan bahwa operasi pada periode ini terikat kepada pengalaman
pribadi. Siswa masih belum mampu menguasai materi abstrak.
d. Tahap Operasi Formal
Periode terakhir adalah tahap berfikir formal atau disebut juga periode
operasi hipotetik deduktif. Dengan perkataan lain, tahap ini adalah tahap
tertinggi dari pengembangan intelektual siswa. Biasanya tahap ini belum
tercapai pada usia

11-12 tahun. Anak pada tahap ini sudah mampu

melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal abstrak. Penggunaan
benda-benda konkret tidak diperlukan lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

D. Media Bangun Ruang
1. Media pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung

secara

optimal.

Media

pembelajaran

adalah

komponen integral dari sistem pembelajaran
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :
a) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
b) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
c) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in
focus dan sejenisnya
d) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya
Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada
(1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima
pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu
diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut
mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan
memberikan hasil yang maksimal.
Tujuan menggunakan media pembelajaran diantaranya yaitu:
a) Mempermudah proses belajar mengajar
b) Meningkatkan efisiensi belajar mengajar
c) Menjaga relevansi engan tujuan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

d) Membantu konsentrasi siswa
Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan
kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain,
media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru
bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,
penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media
pembelajaran tersebut.
2. Media bangun ruang
Media bangun ruang adalah merupakan media pembelajaran visual
diam dari bentuk-bentuk bangun ruang yang diwujudkan secara nyata
sehingga dapat dilihat langsung oleh siswa. Bangun ruang adalah bangun
matematika yang memiliki isi dan volume dengan ukuran tiga dimensi.
Konsep bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang terbentuk dari
unsur panjang, lebar dan tinggi. Dalam geometri bangun ruang
mempunyai definisi sebagai kumpulan titik-titik. Model bangun ruang
banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa benda-benda
konkrit yang persis sama dengan model-model bangun ruang seperti
kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola, maupun bangun ruang
yang bentuknya hasil gabungan dari bentuk-bentuk di atas atau dengan
bentuk yang tidak seperti bantuk-bentuk tersebut. Sehingga untuk
mempelajari

konsep

bangun

ruang

sangatlah

mungkin

untuk

menghadirkan model-model konkritnya. Dengan menggunakan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

bangun ruang diharapkan siswa dapat melihat dan mempunyai
pengalaman secara langsung/konkrit sehingga diharapkan penerimaan
materi dapat lebih maksimal.

E. Belajar Menggunakan Media Bangun Ruang
Geometri khususnya bangun ruang merupakan pengetahuan dasar
yang diajarkan di Sekolah Dasar karena dapat mengembangkan
pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya. Siswa diharapkan mengenal
konsep titik, garis, bidang, kubus, balok, prisma, kerucut, tabung, bola,
dan pengukuran serta konsep bangun ruang lainnya. Pengetahuan bangun
ruang dapat mengembangkan pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya.
Dalam mempelajari konsep bangun ruang anak akan lebih tertarik jika
mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan individu atau
kelompok berkenaan dengan bangun-bangun ruang. Anak hendakanya
diberi kesempatan berintregasi secara individu atau kelompok dengan
bantuan benda-benda konkret atau semi konkret disekitar lingkungan
kehidupan. Berdasarkan realita tersebut maka peneliti menggunakan media
semi konkrit bangun ruang dalam pembelajaran konsep bangun ruang
kubus dan balok.
Bangun ruang memiliki beberapa unsur diantaranya:
1. Titik
Geometri merupakan studi tentang himpunan titik. Pada definisi ini
memuat kata yang tidak didefinisikan (non-defined forms), yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

“titik”. Dalam mempelajari geometri bangun ruang kita akan
menemukan beberapa kata yang tidak dapat didefinisikan, misalnya
titik, garis, bidang, ruang, dan permukaan (surface). Namun walaupun
tidak dapat didefinisikan kita masih bisa mempelajari beberapa
sifatnya. Sebuah titik tidak mempunyai ukuran atau dimensi, namun
kita dapat menggambar sebuah “noktah” pada sehelai kertas atau
papan tulis untuk mewujudkan suatu model dari titik tersebut. Noktah
ini akan memberikan suatu ide tentang lokasi atau letak titik yang
dibicarakan. Untuk mempermudah pemahaman siswa SD kita dapat
member nama bagi setiap titik yang menjadi perhatian kita.
Umpamanya kita menggunakan huruf kapital pada noktah yang
digambar untuk menyatakan titik.

2. Garis
Selain titik unsur-unsur bangun ruang lainnya adalah garis dan
bidang. Konsep ruas garis (segment) dan sinar adalah bagian
pembentuk dari garis. Ruas garis adalah bagian patahan dari sebuah
garis, sedangkan jika ruas garis itu diperpanjang terus menerus ke satu
arah, maka terjadilah sinar. Sinar berangkal namun tak berujung.
Apabila ruas garis diperpanjang kekiri dan kekanan maka terjadilah
garis. Garis tidak berpangkal maupun berujung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

3. Bidang
Secara intuitif dapat kita bayangkan bahwa suatu bidang sebagai
permukaan meja yang sangat rata, atau permukaan lantai, atau
permukaan suatu dinding, atau permukaan rata yang lain. Karena
bidang (bidang datar) meluas terus menerus kesegala arah, maka tidak
mungkinlah kita menggambar bidang itu seluruhnya.
Ada bermacam-macam bangun ruang yang diajarkan di Sekolah Dasar
seperti, balok, kubus, prisma, limas, kerucut, silinder, dan bola. Dalam
penelitian ini penulis menekankan pada sifat-sifat pada kubus dan balok.
F. Kerangka Berfikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang mengarah pada objek
dasar yang abstrak, maka sering dianggap kurang menarik dan juga sukar.
Apalagi bila dalam proses pembelajarannya hanya dengan menggunakan
metode ceramah saja. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran yang
membosankan bagi siswa. Siswa kurang aktif dan kurang maksimal dalam
menangkap konsep-konsep materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa
menjadi

rendah.

menyebabkan

hasil

Jika

proses

belajar

pembelajaran

siswa

rendah

membosankan

maka

yang

da n

bertugas

meningkatkannya adalah guru. Banyak cara yang bisa diterapkan guna
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, salah satunya adalah melalui
penggunakan media pembelajaran yang tepat seperti media bangun ruang
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung
menyenangkan dan prestasi belajar dapat tercapai secara maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

G. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran

dengan

menggunak

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA “KERBAU” (KERANGKA BANGUN RUANG) MATERI SIFAT SIFAT BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

0 3 28

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MELALUI GUIDED NOTE MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MELALUI GUIDED NOTE TAKING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN SIDODADI 2 MASA

0 0 15

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BALOK DAN KUBUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 38

Identifikasi miskonsepsi pembelajaran matematika materi volume bangun ruang (tabung, balok, kubus) pada siswa kelas V di Sekolah Dasar.

8 74 128

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan media lagu

0 2 117

Peningkatan prestasi belajar Matematika menggunakan metode demonstrasi-eksperimen pada materi sifat bangun ruang siswa kelas IV SD Negeri Banyusidi tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 76

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD

0 2 177

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 03 WATES MENGGUNAKAN MODEL CTL MATERI KUBUS DAN BALOK TAHUN 20122013

0 0 21

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG (BALOK DAN KUBUS) MELALUI PENDEKATAN PEDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS IV MI MAHAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 1 149

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV semester genap SDN Banyakan Mertoyudan - USD Repository

0 1 104